Você está na página 1de 28

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.

"Y" P 2 0 0 0 2
CALON AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROGESTIN
D I B P S N y. S A P TAR U M M .
PLOSO KEREP SUMOBITO
JOMBANG

Oleh :

SUSILOWATI
NIM : 03.039.B

AKADEMI KEBIDANAN HUSADA


JOMBANG
2006
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan pembangunan
sumber daya manusia. Sejalan dengan ini tujuan pembangunan kesehatan telah
ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
telah diatur oleh pemerintah dan masyarakat melalui pembatasan pertumbuhan
penduduk supaya tidak berlebihan. Tanpa adanya usaha-usaha penekanan laju
peningkatan jumlah penduduk yang terlalu cepat. Pembangunan di segala bidang
yang telah dilaksanakan kurang dapat dinikmati oleh setiap penduduk.
Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain melalui
program Keluarga Berencana (KB), karena salah satu tujuan melakukan Keluarga
Berencana adalah ingin mengatur jarak anak dan mengurangi jumlah kehamilan.
Untuk dapat mewujudkan, maka diperlukan penggunaan alat kontrasepsi yang
rasional, efektif dan yang sifatnya sesuai tujuan.
Berdasarkan komposisinya, kontrasepsi pil, suntik dan implan tergolong
kontrasepsi hormonal, dimana alat kontrasepsi suntik yang beredar di Indonesia
ada 2 (dua) macam, yaitu kontrasepsi suntik yang mengandung Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) yang lazim disebut Depo Provera dan Norsiteron
Enantat (Noristrat) cyclogeston dan noriteret hanya berisi progesteron, tidak
mengandung estrogen seperti pil KB.
Berdasarkan data kependudukan dan KB di Indonesia pada tahun 2002,
yang menggunakan kontrasepsi suntik 9.743.550 akseptor, daerah Jawa Timur
950.719 akseptor, sedangkan di jumlah akseptor KB secara umum 822.126
akseptor, yang terdiri dari KB suntik 64.636 akseptor, IUD 27.287 akseptor,
MOP 1.596 akseptor, MOW 14.372 akseptor, implant 16.890 akseptor, pil 39.345
akseptor dan kondom 658 akseptor (IBKKBN, 2002).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menerapkan dan menyeimbangkan pola
pikir ke dalam Askeb nyata serta memberikan pelayanan secara paripurna,
sehingga mendapatkan pengalaman dan memecahkan masalah pada
Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo Progestin.
1.2.2 Tujuan Khusus
Penerapan managemen kebidanan Helen Varney ke dalam
Asuhan Kebidanan pada Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo
Progestin yang meliputi :
1. Melakukan pengkajian data
2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Merencanakan suatu tindakan
6. Melaksanakan tindakan sesuai rencana
7. mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan Asuhan
Kebidanan pada Akseptor KB Suntik Depo Progestin.
1.3.2 Bagi Lahan Praktek
Sebagai bahan perbandingan antara teori yang ada dengan
praktek di lapangan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada Calon
Akseptor KB Suntik Depo Progestin.
1.3.3 Bagi Klien
Mendapatkan pengetahuan tentang KB dan mendapatkan
pelayanan KB sesuai yang diinginkan.
1.3.4 Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta menerapkan apa yang telah
didapatkan di bangku kuliah dengan kasus nyata dalam mata kuliah
Asuhan Kebidanan.

1.4 Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data


1.4.1 Metode Penulisan
Asuhan Kebidanan ini disusun secara deskriptif yaitu
menjabarkan setiap tindakan yang dilakukan pada klien / dalam bentuk
studi kasus yang dibuat berdasarkan keadaan dan dalam kasus nyata.
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan melihat konsep teori pada buku-buku yang
terkait dengan KB terutama mengenai kontrasepsi suntik.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada akseptor
tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan asuhan kebidanan
ini.
c. Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi.
d. Pemeriksaan Penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosa seperti laboratorium, foto rontgen dan USG.
e. Dokumentasi
Yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang
sudah ada dalam status klien, catatan medik dan data penunjang
lainnya.

1.5 Waktu Penulisan


Penulisan Asuhan Kebidanan ini dilakukan saat praktek klinik dan
lapangan pada tanggal 2 Januari 2006 di BPS Ny. Saptarum M. Ploso Kerep
Sumobito Jombang.

1.6 Sistematika Penulisan


Secara garis besar penulisan Asuhan Kebidanan ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III : TINJAUAN KASUS
BAB IV : PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori KB Suntik Depo Progestin


2.1.1 Definisi
Suntikan Depo Progestin (DMPA) adalah suatu sintesa progestin
yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita
(UNPAD, Tehnik Keluarga Berencana, 1980 : 65)
KB suntik adalah cara kontrasepsi yang menyuntikan suatu sintesa
progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh
wanita (Manuaba, 1999).
2.1.2 Macam KB Suntik
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin,
yaitu :
a. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap 12 minggu dengan cara disuntik IM
dalam.
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo noristerat) yang mengandung
200 mg noretindrone enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik intra muskular.
2.1.3 Cara Kerja
1. Mencegah ovulasi.
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
3. Menjadikan selaput lendir tipis dan atropi.
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
2.1.4 Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan / tahun, asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2.1.5 Keuntungan
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f. Sedikit efek samping
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
premenopause
h. Membantu mencegah kanker endometrium dan KET
i. Menurunkan terjadinya penyakit jinak payudara
j. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
2.1.6 Keterbatasan / Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid seperti
Siklus haid yang memendek atau memanjang
Perdarahan yang banyak
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
Tidak haid sama sekali
b. Klien sangat tergantung pada tempat sarana kesehatan
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS dan infeksi
virus HIV
e. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
f. Pada gangguan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas)
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
jerawat
2.1.7 Yang dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a. Usia reproduksi
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah abortus atau keguguran
g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
h. Perokok
i. Tekanan darah < 80 / 110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit
j. Menggunakan obat untuk epilepsi (finitdin dan barbiturat) atau obat
tuberculosis (rimkamisisi)
k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
m. Anemia defisiensi besi
n. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
2.1.8 Yang tidak boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat 7 per 100.000 kelahiran)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorhe
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes melitus disertai komplikasi
2.1.9 Waktu mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Dan selama 7 hari setelah
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah
menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar
dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat
diberikan segera, asal ibu tidak hamil. Bila ibu disuntik setelah hari ke
7 haid, ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari
setelah penyuntikan
f. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil
dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
2.1.10 Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan Progestine
a. Diberikan setiap 12 minggu dengan cara disuntik IM dalam
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi
alkohol 60 90 % biarkan kering, setelah kering disuntik
c. Kocok dengan baik dan hindarkan gelembung-gelembung udara, bila
terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkan
2.1.11 Informasi yang perlu Disampaikan
a. Kontrasepsi suntik dapat menimbulkan gangguan (emenorhe), bersifat
sementara dan sedikit mengganggu kesehatan
b. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit
kepala, nyeir payudara dan efek tersebut tidak berbahaya dan cepat
hilang
c. Kembalinya kesuburan terlambat, perlu untuk ibu muda yang ingin
menunda kehamilan
d. Bila klien ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain,
maka injeksi diberikan sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi
hormonal sebelumnya
e. Setelah suntikan dihentikan, hamil tidak segera datang dan kembali
umumnya setelah 6 bulan. Tapi bila setelah 3 6 bulan tidak haid, klien
harus ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebabnya
f. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil
2.1.12 Peringatan bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestine
a. Setiap terlambat harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
b. Nyeri abdomen bagian bawah yang berat mungkin gejala kehamilan
ektopik terganggu
c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
d. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau kaburnya
penglihatan
e. Perdarahan berat yang 2 x lebih panjang di masa haid atau 2 x lebih
banyak dalam satu periode masa haid
2.1.13 Penanganan Gangguan Haid
1. Amenorhea
Tidak perlu penanganan / tindakan apapun, cukup konseling saja
Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, anjurkan
klien memakai jenis kontrasepsi lain
2. Perdarahan
Perdarahan ringan / spotting sering dijumpai, tapi tidak berbahaya
Bila perdarahan / spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid
terjadi perdarahan maka perlu dicari penyebabnya. Obatilah
dengan cara yang sesuai
Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat
hubungan seksual
Perdarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari atau 2 x
lebih banyak dari perdarahan yang biasanya dialami pada siklus
haid normal)
Jelaskan hal ini biasa ditemukan pada bulan pertama suntikan.
Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila
ditemukan kelainan ginekologik, klien perlu diobati dan dirujuk
Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau
klien tidak dapat menerima perdarahan yang terjadi, suntikan
jangan dilanjutkan. Untuk cegah anemia beri klien preparat besi
2.1.14 Keadaan yang Memerlukan Perhatian Khusus
1. Penyakit hati akut (virus)
2. Penyakit jantung
3. Stroke
2.1.15 Intruksi bagi Klien
Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
suntikan kembali setiap 12 mg.
2.1.16 Tatalaksana Efek Samping
a. Amenorrhea
Pastikan hamil atau tidak, bila hami dirujuk. Bila tidak hamil tidak
perlu pengobatan. Bila KET dirujuk.
Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan
karena tidak akan berhasil. Tunggu 3 6 bulan kemudian bila tidak
terjadi perdarahan juga, dirujuk ke klinik.
b. Perdarahan bercak (spotting)
KIE : Perdarahan ringan sering dijumpai, bulan masalah serius,
tidak perlu penanganan.
Klien tidak bisa menerima, dapat diberikan 2 pilihan pengobatan :
1) Satu siklus pil kombinasi (30 35 mg etinilestradiol),
ibuprofen (sampai 800 mg 3 x / hari untuk 5 hari).
2) Bila terjadi perdarahan banyak pil kombinasi diberikan 2
tablet / hari selama 3 7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kontrasepsi hormonal atau diberi 50 mg etinilestradiol atau
1,25 mg estrogen equir konjugasi untuk 14 21 hari.
c. Perubahan berat badan
KIE : diet
Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan
metode kontrasepsi lain.
d. Depresi
KIE : Progesteron menyebabkan kurangnya vit BG dalam tubuh
dan adanya retensi garam natrium dalam tubuh.
Berikan BG 50 mg / hari.
Bila berlanjut, suntikan dihentikan.
e. Leucorrhea
Penyebab : Progesteron merubah flora dan PH vagina sehingga
jamur mudan tumbuh dalam vagina dan
menimbulkan keputihan.
Penanganan : - Kebersihan daerah vagina.
- Diberi preparat antimycolic melalui oral / vagina
Misal : albotyl, bila tidak menolong hentikan
f. Acne / jerawat
KIE : - Kurangi makanan berlemak
- Kebersihan wajah dijaga
- Bila tidak hilang atau makin bertambah ganti kontrasepsi
lain.
g. Rambut rontok
KIE : Kembali normal tanpa pengobatan setelah penghentian
suntikan.
h. Keluhan subyektif (pusing, mual, muntah, gelisah)
KIE : Keluhan bersifat sementara akan hilang dalam waktu 3
bulan, bila keluhan tidak hilang, diberikan pengobatan
symtomatik / menghilangkan gejala.
i. Perubahan libido
KIE : Dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi lain.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Suntik


Varney (1997) menjelaskan bahwa proses managemen merupakan
proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat bidan pada awal
tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan
pengorganisasian, pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang
logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.
Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi
asuhan. Proses managemen ini bukan hanya terdiri dari 7 langkah yang
berurutan, dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Ke-7
langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat
diaplikasikan dalam situasi apapun. Ke-7 langkah tersebut adalah sebagai
berikut :
2.2.1 Pengkajian
Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data tentang
keadaan ibu melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
dan data-data tersebut diklasifikasikan sebagai data subyektif, obyektif
dan data penunjang.
A. Data Subyektif
Adalah data yang didapat dari hasil wawancara langsung kepada klien
dan keluarga dan tim kesehatan lain.
Data ini dapat berupa :
1. Biodata
Berisi tentang identitas klien dan suami yang meliputi nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, status nikah
(nikah ke, umur nikah, lama nikah). Dari biodata yang dikaji
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko.
Keadaan sosial ekonomi dan pendidikan klien atau keluarga yang
mempengaruhi kondisi klien.
2. Keluhan utama
Ditanyakan apa yang dirasakan sekarang sehingga klien datang ke
klinik atau petugas kesehatan.

3. Riwayat kebidanan / obstetri


a. Riwayat haid
Terdiri dari menarche, siklus haid, haid teratur / tidak, lama
haid, keluhan haid, HPHT adakah flour albus, bagaimana
warna, bau, konsistensinya, kapan keputihan muncul, gatal /
tidak.
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Nikah ke berapa, hamil ke berapa, pernah melakukan
persalinan jenis apa (normal / tidak), adakah penyulit
persalinan, penolong siapa, BBL, PB, jenis kelaminnya apa,
adakah kelainan nifas, perdarahan, laktasi, bayi sekarang umur
berapa, hidup / tidak.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien sedang menderita struma, gangguan hati,
hipertensi, jantung, tumor, asma, migrain, DM, haid terlalu
lama / berlebihan.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit berat apa yang pernah diderita klien (struma,
gangguan hati, HT, jantung, DM, asma, migrain
menometrorogia).
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada dalam keluarganya yang menderita penyakit
menular, menurun, maupun berpenyakit menahun.
5. Riwayat KB
Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, berapa lama, efek
samping yang dialami, alasan ganti atau berhenti.
6. Riwayat ginekologi
Pengalaman yang berhubungan dengan penyakit kandungan,
infentilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker, sistem
reproduksi, operasi ginekologis.
7. Riwayat psikososial
Bagaimana keadaan psikis klien atau akseptor KB saat ini,
bagaimana hubungan antara klien dengan suami, keluarga dan
tetangganya, bagaimana respon klien terhadap petugas, keyakinan
apa yang dianut klien.
8. Latar belakang sosial budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan klien dan keluarga baik
yang bersifat menunjang maupun menghambat. Jumlah anggota
keluarga, siapa penentu keputusan dalam keluarga, dukungan moril
dan materiil keluarga, pandangan dan penerimaan keluarga
terhadap KB.
9. Pola kehidupan sehari-hari
Berisi tentang :
a. Pola nutrisi
Hal yang ditanyakan : bagaimana nafsu makan, berapa kali
makannya dalam sehari, bagaimana komposisinya, berapa
banyak jumlah minumnya, apa saja menunya.
b. Pola aktivitas
Apa saja kegiatan klien sehari-hari. Bila klien bekerja mulai
jam berapa, dimana, berapa lama.
c. Pola istirahat
Bagaimana pola tidurnya, berapa lama tidur tiap hari, waktu,
tidur apakah ada gangguan tidur.
d. Pola eliminasi
Bagaimana BAK dan BAB, ada keluhan apa tidak, ada
perubahan atau tidak, lancar / tidak, berapa frekuensi dalam
sehari, bagaimana warna urine, warna tinja, konsistensi, ada
darah / tidak.
e. Pola personal hygiene
Berapa lama ibu mandi, gosok gigi, cuci rambut, ganti pakaian
dalam dan luar / hari.
f. Pola seksualitas
Hal yang perlu ditanyakan adalah sebatas frekuensi hubungan
seksual.

B. Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari
inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terdiri dari :
1. Keadaan umum
Bagaimana kesadarannya, berapa berat badannya dan tinggi
badannya.
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 - < 140/90 mmHg (normal)
Nadi : 76 92 x/mnt.
Pernafasan : 16 24 x/mnt.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : Proses observasi pandang dengan
menggunakan mata untuk mendeteksi
tanda-tanda fisik yang berhubungan
dengan status fisik.
Kepala : Kulit kepala rambut bersih / tidak.
Muka : Pucat / tidak, oedem / tidak.
Mata : Bentuk, conjuntiva pucat / tidak, sklera
ikterus / tidak.
Hidung : Kebersihan, adakah pernafasan cuping
hidung, ada polip / tidak.
Mulut : Bentuk, ada stomatitis / tidak, caries gigi /
tidak.
Telinga : Bentuk ada serumen / tidak.
Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis / tidak.
Ketiak : Adakah benjolan.
Dada : Keadaan mamae, adakah ronchi /
wheezing.
Perut : Bentuk, adakah bekas operasi, adakah
pembesaran.
Genetalia Ekstrena : Kebersihan, pengeluaran pervaginam,
adakah varises, kandiloma akuminata,
kandiloma matalata.
Ekstremitas : Simetris / tidak, adakah varises, oedem.
b. Palpasi : Pemeriksaan raba atau sentuhan untuk
mendeterninasi ciri-ciri jaringan atau
organ.
Kepala : Adakah benjolan karena adanya tumor
atau benjolan karena trauma.
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis.
Ketiak : Adakah pembesaran kelenjar limfe.
Payudara : Benjolan, adakah nyeri tekan.
Perut : Benjolan, nyeri tekan.
Ekstremitas : Adakah oedem.
c. Pemeriksaan auskultasi / pemeriksaan dengar
d. Pemeriksaan perkusi
Reflek patela.

2.2.2 Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan


Langkah kedua merupakan pengembangan mengenai masalah
dari interprestasi data besar ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai
masalah atau diagnosa. Beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi
sebagai diagnosa, akan tetapi membutuhkan suatu rencana yang
komprehensif untuk klien dari diagnosa yang telah ditetapkan dengan
berfokus pada apa yang dikemukakan oleh klien secara individu.
2.2.3 Identifikasi Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin terjadi berdasar pada data yang
menunjang.
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Kebutuhan yang benar-benar harus segera dipenuhi yang dapat
mengancam jiwa.
2.2.5 Intervensi
Dx : Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo Progestin.
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada akseptor
kontrasepsi suntik depo progestin dalam waktu 20 menit,
diharapkan ibu merasa puas dan lega, dengan kriteria hasil.
KU baik
TTV dalam batas normal
Penyuntikan berjalan lancar
Tidak terjadi komplikasi setelah dilakukan penyuntikan
Intervensi :
1. Lakukan komunikasi terapeutik dengan klien
R/ : Menciptakan suasana yang harmonis dan ibu lebih kooperatif
dalam setiap tindakan yang akan dilakukan.
2. Lakukan pemeriksaan TTV
R/ : Merupakan parameter adanya kelainan pada tubuh.
3. Persiapan alat-alat yang diperlukan dalam memberikan pelayanan
kontrasepsi
R/ : Memperlancar proses pemasangan.
4. Persiapan lingkungan
R/ : Persiapan lingkungan yang tepat diharapkan privacy pasien
dapat terjadi.
5. Persiapan pasien
R/ : Memudahkan petugas dalam melakukan tindakan.
6. Persiapan petugas
R/ : Menunjang kelancaran penyuntikan.
7. Lakukan penyuntikan sesuai dengan teknik penyuntikan
R/ : Kontrasepsi suntikan dapat segera bekerja dengan efektif.
8. Bereskan alat-alat yang sudah dipakai sesuai dengan teknik PI
R/ : Membunuh microorganisme sehingga mencegah terjadinya
penularan penyakit.
9. Lakukan pencatatan
R/ : Pencatatan sebagai alat komunikasi antara px dan petugas.

2.2.6 Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan pengeluaran dan
perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap-tahap
perencanaan. Pelaksanaan dapat terealisasi dengan baik apabila diterapkan
berdasarkan hakikat masalah jenis tindakan atau pelaksanaan, bisa
dikerjakan oleh bidan sendiri, klien, kolaborasi sesama tim atau kesehatan
lain dan rujukan dan profesi lain.

2.2.7 Evaluasi
Adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk
mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria guna
mengevaluasi dan menilai kemampuan dalam memberi asuhan kebidanan,
menilai efektivitas dari Asuhan Kebidanan. Dalam mengevaluasi
menggunakan format SOAP, yaitu :
S : Data yang diperoleh dari wawancara langsung.
O : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan obyektif.
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal : 2 1 2006
Jam : 16.00 WIB
Tempat : BPS Ny. Saptarum M. Ploso Kerep Sumobito Jombang

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. Yunanik Nam Suami : Tn. Sudarso
Umur : 30 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir
Suku bangsa : Jawa Indonesia Suku bangsa : Jawa Indonesia
Status : Kawin Status : Kawin
Lama kawin : 10 tahun Lama kawin : 10 tahun
Alamat : Mojokuripan Alamat : Mojokuripan
Sumobito Sumobito

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang ke 3 dengan umur 5 bulan
dan saat ini ingin ikut KB.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus / lama : 28 hari / 7 hari
Haid teratur / tidak : teratur
Banyaknya : hari 1 3 ganti kotek 3 x (penuh) dan
hari 4 7 hari ganti 2 x/hari.
Warna : merah
Keluhan : mules-mules pada hari ke 2 & 3 ment
Warna : -
Banyaknya : -

4. Riwayat KB
Setelah melahirkan anak pertama klien mengikuti KB suntik selama
9 tahun.
Rencana KB yang akan datang : suntik.
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kawin Kehamilan Persalinan Anak Nifas
ke
ke UK Penylt Jenis Pnl Tempat Penylt BBL JK Umur Penylt ASI

I I 9 bl - Spt BD Polindes - 3100 10 th - 2 th


II 9 bl - Spt BD Polindes - 3200 5 bl -

6. Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang ke 2 dengan umur 5 bulan
dan sampai saat ini belum ikut KB karena belum menstruasi dan belum
melakukan hubungan suami istri.
7. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC,
hepatitis, typus, atau penyakit menurun seperti DM, HT, asma.
8. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular dan menurun.
Keturunan kembar tidak ada.
9. Keadaan psikologis
Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang ke 2, saat ini telah
berumur 5 bulan tetapi belum ikut KB.
Hubungan klien dan suami baik, dan suami sangat mendukung
keinginan istrinya untuk segera ikut KB.
10. Latar belakang sosial budaya dan spiritual
Klien dan keluarga agam Islam dan taat beribadah.
Bila anggota keluarga sakit biasa berobat ke dokter / nakes.
Mengadakan selametan pada kelahiran bayi atau selametan orang
meninggal masih merupakan tradisi dalam keluarga ini.
Klien tidak suka minum jamu-jamu tradisional.
11. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan : 3 x/hari, porsi banyak, dengan menu nasi, lauk, sayur dan
kadang-kadang buah.
Minum : 4 5 gelas/hari (teh dan air putih).
b. Pola aktivitas
Ibu masih tetap mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan-ringan
seperti menyapu, memasak, merawat bayinya, sedangkan pekerjaan
yang lain dikerjakan oleh suami.
c. Pola istirahat
Siang : 1 jam (kadang-kadang tidak tidur).
Malam : Jam 20.00 04.30 WIB (tapi sering terbangun untuk
meneteki).
d. Pola eliminasi
BAK : 5 6 x/hari konsistensi cair, warna kuning jernih, bau khas.
BAB : 1 x/hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
e. Pola personal hygiene
Mandi 3 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 3 x/minggu, ganti
pakaian dalam 2 x/hari, ganti pakaian 2 x/hari.
f. Pola seksualitas
Sehabis melahirkan sampai saat ini (5 bln) klien belum melakukan
hubungan suami istri, karena klien takut belum ikut KB.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : tegak
Tinggi badan : 152 cm
BB : 68 kg
2. Tanda-tanda vital
Tensi : 120/70 mmHg Suhu : 24 x/mnt
Nadi : 80 x/mnt RR : 36,5 oC
3. Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
Kepala : bentuk kepala bulat, rambut hitam, lurus sebahu,
bersih, tidak berketombe.
Muka : tampak segar dan tidak pucat.
Mata : simetris, konjungtiva putih, sklera tidak pucat,
palpebra tidak oedema.
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : bibir lembab, stomatitis tidak ada, gigi bersih,
tidak ada caries, tidak ada gigi palsu.
Telinga : simetris, tidak ada cerumen, tidak ada gangguan
pendengaran.
Leher : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada/payudara : tidak ada pernafasan intercostae, pembesaran
payudara simetris dan menggantung, puting susu
menonjol.
Perut : tampak strie livida dan albican, tampak linie alba
dan nigra, tidak ada bekas operasi.
Genetalia : bersih, tidak ada varices, tidak ada condiloma
acuminata, tidak oedema.
Anus : bersih, tidak ada haemorrid.
Ekstremitas atas dan bawah : simetris, tidak ada gangguan
pergerakan.
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan,
ASI keluar ka/ki.
Perut : tidak teraba benjolan abnormal.
c. Auscultasi
Dada : tidak terdengar wheezing / ronchi.
Abdomen : peristaltik usus normal.
d. Perkusi : reflek patella /

4. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 2 1 2006 Jam : 16.10 WIB PP tes (negatif).

3.2 Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa : Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo Progestin.
DS : - Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang ke 2 dengan umur 5
bulan dan belum ikut KB.
- Ibu mengatakan sampai saat ini masih meneteki anaknya.
DO : - KU ibu baik
- TTV : Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/mnt.
Suhu : 36,5 oC
RR : 24 x/mnt.
- Pada pemeriksaan abdomen tidak ada tanda-tanda kehamilan.
- Hasil PP test (negatif).

3.3 Antisipasi Masalah Potensial


3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


3.5 Intervensi / Rencana Tindakan


Diagnosa : Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo Progestin.
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama 1 x 20 menit ibu
mengerti dan ibu mendapatkan pelayanan KB sesuai keinginan dan
prosedur yang ada.
Kriteria : - Keadaan umum ibu baik
- TTV normal :
Tensi : 90/60 - < 140 mmHg
Nadi : 70 - < 100 x/mnt.
Suhu : 36o 37,5 oC
RR : 16 24 x/mnt.
- Pemberian suntikan sesuai dengan prosedur (IM).
- Tidak terjadi komplikasi setelah dilakukan penyuntikan depo progestin.
- Ibu mengerti dan siap menerima efek samping dari suntik KB depo
progestin.

Intervensi :
1. Lakukan komunikasi terapeutik dengan klien
R/ : Membina hubungan yang baik dengan klien, sehingga membantu
kelancaran dalam pelaksanaan.
2. Anjurkan klien untuk menentukan kontrasepsi suntik yang diinginkan yaitu
depo provera atau depo progestin
R/ : Klien merasa puas akan pilihannya.
3. Persiapan alat dan obat yang diperlukan untuk memberikan pelayanan
kontrasepsi suntik.
R/ : Memperlancar prosedur penyuntikan.
4. Persiapan klien dan lingkungan
R/ : Mengurangi rasa takut / cemas terhadap efek samping KB suntuk depo
progestin serta menjadi privacy klien.
5. Lakukan penyuntikan sesuai prosedur
R/ : Menghindari terjadinya komplikasi.
6. Anjurkan klien untuk kontrol sewaktu-waktu jika ada kelainan / efek
samping.
R/ : Mengetahui secara dini kemungkinan terjadi efek samping dan
komplikasi.
7. Bereskan alat yang sudah dipakai sebagai teknik PI
R/ : Menghilangkan serta membunuh kuman sebagai sumber penyakit.
8. Lakukan pencatatan
R/ : Pendokumentasian serta evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan.

3.6 Implementasi
Tanggal : 2 1 2006 Jam : 16.20 WIB.
Diagnosa : Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo Progestin.

Implementasi :
Jam : 16.20 1. Menyapa dan memberi salam pada ibu dengan sopan serta
menanyakan maksud kedatangannya.
Jam : 16.22 2. Menganjurkan / menawarkan pada ibu untuk memilih
suntikan depo provera / depo progestin 1 bulan atau 3
bulanan. Klien memilih suntik KB depo progestin 3 bulanan.
Jam : 16.25 3. Mempersiapkan klien dan lingkungan
Memberikan penjelasan tentang kontrasepsi depo
progestin, baik kerugian atau keuntungan.
Mempersilakan ibu untuk ke ruang suntik.
Menutup pintu ruangan yang akan digunakan untuk
menyuntik.
Jam : 16.30 4. Mempersiapkan alat dan obat yang diperlukan untuk
menyuntik.
Obat yang diperlukan yaitu depo progestin
Spuit 5 cc
Kapas alkohol
Jam : 16.32 5. Melakukan penyuntikan sesuai prosedur
Mencuci tangan
Membuka tutup botol dan menghisapnya dalam spuit
Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas
alkohol 70 % ditunggu kering.
Menyuntikan depo progestin secara IM pada 1/3 SIAS
Cocsigiss tanpa memijat setelah penyuntikan.
Observasi reaksi / respon pasien.
Jam : 16.35 6. Menganjurkan klien untuk kontrol sewaktu-waktu bila ada
kelainan / efek samping.
Misalnya : pusing, mual, spotting.
Jam : 16.37 7. Membereskan alat yang sudah dipakai untuk menyuntik.
Membilas spuit bekas suntikan dengan larutan klorin 0,5 %
dan membuangnya ke tempat sampah medis dengan
memisahkan antara tabung dan jarum.
Membuang botol dan kapas alkohol ke tempat sampah medis.
Jam : 16.40 8. Melakukan pencatatan.
Membuat kartu akseptor KB.
Memasukkan dalam regester KB.
Memberitahu tanggal 4 bulan untuk kembali.

3.7 Evaluasi
Tanggal : 2 1 2006 Jam : 16.40 WIB
Diagnosa : Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo Progestin.
S : - Ibu mengatakan telah senang dan puas karena telah mengikuti KB sesuai
dengan keinginannya.
- Ibu dapat memahami dan dapat mengerti penjelasan petugas.
O : - K/U ibu baik
- Ibu telah diberikan injeksi KB depo progestin sesuai prosedur.
- Tidak tampak adanya reaksi negatif dari hasil penyuntikan,
seperti : mual, muntah, pusing.
A : Akseptor KB baru suntik depo progestin.
P : Anjurkan pada klien untuk kembali kontrol (suntik ulang) sesuai tanggal
yang telah dicantumkan, yaitu tanggal 25 3 2006.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. Y P 20002 Calon
Akseptor KB Suntik Depo Progestin, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengkajian dapat dilakukan dengan baik karena klien kooperatif dengan petugas,
sehingga diagnosa dan masalah pada Ny. Y P 20002 Calon Akseptor KB Suntik
Depo Progestin dapat ditegakkan dari hasil pengkajian dan ditunjang dari hasil
pemeriksaan laboratorium.
Dari hasil pengkajian yang kemudian ditegakkan diagnosa, kemudian
dilakukan intervensi / perencanaan tindakan sesuai dengan prosedur pemberian
suntik KB depo progestin. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. Y P 20002
Calon Akseptor KB Suntik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi
yang harus dilakukan pada Ny. Y adalah reaksi penyuntikan (efek samping)
dan tanggal klien harus kembali suntik ulang.

4.2 Saran
1. Bagi Klien
Hendaknya menepati tanggal kunjungan ulang yang telah ditetapkan.
Segera kontrol ulang apabila terjadi komplikasi.
2. Bagi Lahan Praktek
Menjaga mutu pelayanan yang telah dilakukan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan Asuhan kebidanan
sebagai perbandingan penanganan pada kasus Calon Akseptor KB Suntik
Depo Progestin.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Hartanto. KB dan Kontrasepsi. Jakarta.

Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta.

Speroff, Leon, 2005. Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi 2, EGC : Jakarta.

Tehnik Keluarga Berencana, Bag. Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran


UNPAD. Bandung.
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo


Progestin di BPS. Ny. Saptarum M. Desa Ploso Kerep Kec. Sumobito Jombang.
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal : ........ Januari 2006.

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Praktek,

TINA DARMASTUTI, Amd.Keb SAPTARUM M.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmad dan
hidayah-Nya, sehingga laporan praktek klinik berupa Asuhan Kebidanan pada
Ny. Y P20002 Calon Akseptor KB Suntik Depo Progestin yang kami lakukan di BPS
Ny. Saptarum M. Dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini kami selaku penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Dra. Soelijah Hadi, M.Kes selaku Direktur Akbid Husada Jombang.
2. Ibu Saptarum Maslaha selaku pembimbing praktek.
3. Ibu Tina Darmastuti, Amd.Keb selaku pembimbing Akademik.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka
dengan kerendahan hati kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan asuhan kebidanan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jombang, Januari 2006

Penulis
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmad dan
hidayah-Nya, sehingga laporan praktek klinik berupa Asuhan Kebidanan pada
Anak Ms dengan Demam Berdarah Dengue dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini kami selaku penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Dr. Bambang Dwi Hayunanto, Sp.KK selaku Direktur Bapelkes RSD Jombang.
2. Dra. Soelijah Hadi, M.Kes selaku Direktur Akbid Husada Jombang.
3. Ibu Wisnujati selaku Kepala Ruangan pav. Seruni Bapelkes RSD Jombang.
4. Ibu Munasih, AMK selaku Pembimbing Ruangan Seruni.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Dengan terselesaikannya laporan ini sebagai penulis mengharapkan saran


dan kritik yang membangun untuk terselesainya laporan ini.

Jombang, Januari 2006

Penulis

Você também pode gostar