Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh
Ali Audah
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
nurulkariem@yahoo.com
Cetakan pertama
Litera AntarNusa
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Haekal, Muhammad Husain
Usman bin Affan : "umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman"
(hadis syarif) / antara kekhalifahan dengan kerajaan / Haekal, Muhammad
Husain ; diterjemahkan oleh Ali Audah. Cet.l Bogor: Pustaka Litera
AntarNusa, 2002.
170 hlm. ; 15x23,5 cm.
v
vi USMAN BIN AFFAN
atas Muhajirin tanpa Ansar dan diwakili oleh anggota kabilah terbesar
dan berpengaruh dari kalangan Kuraisy. Langkah ini kemudian berakhir
dengan terpilihnya Usman.
Barangkali langkah ini sudah merupakan bentuk demokrasi ter-
sendiri atau demokrasi represntatif terbatas, yang untuk selanjutnya dapat
dikembangkan lebih luas lagi sebagai sistem demokrasi alternatif. Tetapi
ini jelas berbeda dengan demokrasi Barat yang kita kenal selama ini.
Demokrasi Barat yang bersumber pada tradisi Yunani sekitar dua puluh
empat abad silam dalam bentuk demokrasi langsung atau demokrasi
perwakilan. Hal ini dimungkinkan karena jumlah penduduk yang sangat
terbatas dan dalam bentuk negara-negara-kota (city-states), yang juga
kemudian pada abad pertama Masehi muncul di Roma. Demokrasi Abad
Pertengahan Eropa punya corak sendiri pula, berlanjut dengan lahirnya
revolusi dan deklarasi kemerdekaan Amerika dan revolusi Prancis tentang
hak-hak penduduk laki-laki dalam abad ke-18, dengan beberapa macam
diskriminasi, seperti perempuan dan kaum budak yang tak punya hak
pilih, sampai lahirnya demokrasi yang kita kenal sekarang dan demokrasi
semu di negara-negara totaliter dan bukan totaliter dalam abad ke-20
ini.
Memang, buah sejarah yang menimpa Usman dan pemerintahannya
bukan akibat sistem musyawarah atau sistem demokrasi. Semua ini tentu
tak ada hubungannya dengan kejatuhan Usman. Menjelang akhir masa
pemerintahannya itu timbul kegelisahan dan ketidakpuasan masyarakat
terhadap politiknya tanpa ada kejelasan apa benar alasannya. Suasana
yang mulai memanas ini kemudian diperburuk oleh kedatangan manusia
misterius bernama Abdullah bin Saba' orang Yahudi ibu Abisinia
dari Yaman yang masuk Islam di masa Usman, dan ia leluasa berpindah-
pindah dari kota ke kota, menyebarkan jaringan fitnah yang berakibat
timbulnya pemberontakan di sana sini anti Khalifah Usman sampai ber-
akhir dengan kematian tragis Khalifah tua yang cinta damai itu.
* Dr. Ahmad Muhammad Husain Haekal adalah putra bungsu almarhum Dr. Haekal.
Pnj.
viii
CATATAN SEKITAR BUKU INI ix
ubah keyakinan Dr. Haekal bahwa hak untuk memilih kepala negara
adalah bebas dan tak terikat oleh apa pun. Artinya kedaulatan ada di
tangan kaum Muslimin atau karena keyakinannya, bahwa pertentangan
itu sendiri bagi Muslimin jauh lebih banyak ruginya daripada untung-
nya, kalaupun yang disebut keuntungan demikian itu ada.
Orang yang mengikuti apa yang sudah menjadi prinsip Dr. Haekal
ketika menulis biografi Rasulullah dan kedua khalifahnya yang mula-
mula, serta kecenderungannya menempuh metode analisis, akan melihat
bahwa dalam buku ini pun ia tidak membedakannya, bahkan ia lebih
kuat berpegang pada cara itu dan lebih yakin.
Dalam bab pertama ia membahas gejala-gejala pemilihan khalifah
ketiga untuk memikul tanggung jawab pemerintahan, sementara orang
belum lagi sadar dari kebingungan atas musibah terbunuhnya Amirul-
mukminin Umar bin Khattab. Dalam bab ini, untuk memastikan ia tidak
membatasi apa yang terjadi dengan pertemuan keenam orang yang oleh
Umar sudah ditentukan pencalonannya untuk khalifah sesudahnya serta
bagaimana perdebatan yang timbul di sekitar itu. Bahkan ia juga me-
nyinggung soal lahirnya konsep musyawarah oleh Umar dan bagaimana
ia masih merasa ragu, membiarkan soal penunjukan khalifah sesudah-
nya itu dimusyawarahkan oleh sahabat-sahabat sendiri mengikuti jejak
RasuluUah sallallahu 'alaihi wasallam, atau mengikuti jejak Abu Bakr
dengan menentukan penggantinya ketika ia mengumpulkan pendapat
para sahabat.
Perkembangan yang dialami oleh Kedaulatan Islam sejak masa
RasuluUah dan masa Abu Bakr seharusnya tidak boleh dibiarkan begitu
saja. Karenanya Umar segera menempuh sistem syura sebagai titik
tolak sistem legislasi yang lentur untuk pemilihan khalifah, yang akan
berkembang sejalan dengan perkembangan keadaan negara dan pola po-
litik yang berlaku. Kelenturan yang menjadi ciri khas sistem ini dapat
menjangkau permusyawarahan yang lebih luas, tidak terbatas hanya
pada enam orang yang sudah ditentukan oleh Umar itu.
Dengan demikian adanya beberapa aliran yang saling berlawanan
itu dapat dipertemukan, suatu hal yang memang sudah menjadi suatu
keharusan guna menjamin majelis syura itu dapat melantik orang yang
sudah terpilih di antara mereka. Bab ini memberikan gambaran yang
hidup mengenai musyawarah-musyawarah itu, sikap orang terhadapnya
dan kegelisahan mereka yang ingin mengetahui hasilnya, seolah kita
ikut menyaksikan segala peristiwa besar yang terjadi waktu itu.
Ketika sudah ada kesepakatan mengenai pelantikan Usman,
Dr. Haekal membahas sosok dan watak Khalifah yang baru ini, dan
CATATAN SEKITAR BUKU INI xi
sampai berapa jauh watak itu akan mempengaruhi politik negara pada
masanya. Pada setiap zaman kepribadian seorang penguasa memang
besar sekali pengaruhnya dalam politik dan administrasi negara. Ke-
adilan dan kebijakan Umar yang begitu baik, yang telah disaksikan sendiri
kaum Muslimin, sering terpantul dari wataknya itu. Mungkinkah pengaruh
Usman dalam mengemudikan negara juga sama dengan Umar? Inilah
kelak yang akan terangkap dari sela-sela kebijakannya dan dari bab-bab
berikutnya dalam buku ini.
Pada permulaan pemerintahannya Usman telah berusaha sedapat
mungkin mengikuti kebijakan Rasulullah dan kedua penggantinya, se-
suai dengan janji yang sudah diikrarkannya tatkala dilantik bahwa ia
akan meneruskan kebijakan itu. Hal ini tampak jelas dalam politik per-
luasan yang terjadi pada masanya. Politik ini merupakan lanjutan dari
politik Umar, walaupun pembangkangan dan pemberontakan yang ber-
kecamuk di beberapa daerah telah mengharuskan Usman mengerahkan
sejumlah pasukan untuk memadamkan dan menumpasnya. Begitu juga
ia haras cepat-cepat mempersiapkan armada Muslimin di Syam dan di
Mesir untuk memukul mundur pihak penyerang, kendati Umar telah
melarang yang demikian, sebab orang Arab tak biasa di laut. Apa yang
dilakukan Usman itu, dan yang serupa itu, tidak bertentangan dengan
janjinya, tetapi ia dipaksa oleh keadaan. Sekiranya Umar mengalami
hal yang sama, niscaya ia pun akan sependapat dengan Usman. Dalam
bab tiga buku ini Dr. Haekal menguraikan politik Usman itu dengan
segala yang dialaminya dan itu memang mendukungnya.
Sebenarnya tindakan Usman yang berlawanan dengan Umar itu
tidak akan menimbulkan gejolak kalau saja ia m'au membatasi pada hal-
hal yang sangat dararat saja. Tetapi dia juga pejabat-pejabatnya
untuk memperluas daerah kedaulatan dan memperbanyak rampasan
perang dan hasil pajak telah menempuh suatu cara yang tidak biasa
dilakukan orang. Begitu juga dalam mengangkat dan memberhentikan
pejabat-pejabat ia menempuh cara yang tidak disenangi oleh mayoritas
umat. Dalam hal ini akan lebih baik jika Usman mempertahankan pe-
jabat-pejabat Umar di tempat mereka bertugas pada tahun pertama itu,
sesuai dengan pesan pendahulunya. Selanjutnya ia mengganti mereka
dengan pejabat-pejabat lain, yang kebanyakan masih para kerabatnya,
untuk menjamin kesetiaan mereka, kendati cara ini samasekali tak pernah
dilakukan oleh Umar. Malah Umar menghindari pengangkatan para ke-
rabatnya itu untuk menjaga ia tetap bersih.
Sampai pada batas ini ia membah'as biografi Usman bin Affan, ajal
datang menjemputnya. Tak sempat lagi ia menyelesaikan studinya yang
xii USMAN BIN AFFAN
Catatan Penerjemah v
Catatan Sekitar Buku Ini viii
1. KISAH TENTANG MAJELIS SYURA DAN
PELANTIKAN USMAN 1
Umar terkena tikam dan penunjukan Majelis Syura 1; Sikap
Ansar terhadap Majelis Syura 4; Pertemuan dan perdebatan
sengit 6; Sebab-sebab timbulnya perselisihan 6; Persaingan
antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah; sikap orang-orang
Arab terhadap kekhalifahan 9; Abu Sufyan 11; Memperebut-
kan pengaruh 11; Persaingan Banu Hasyim dan Banu Umay-
yah 13; Hak dan batil 13; Ali bin Abi Talib 14; Zubair bin
Awwam 16; Usman bin Affan 17; Sa'd bin Abi Waqqas
18; Abdur-Rahman bin Auf 19; Talhah bin Ubaidillah 20;
Pertimbangan Umar memilih anggota-anggota Majelis Syura
21; Abbas bersemangat, Ali tenang dan berpandangan jauh 22;
Ambisi untuk kedudukan khalifah 23; Usaha Abdur-Rahman
bin Auf 24
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 33
Perawakannya 33; Sifat dan perangainya 33; Tahun lahir
dan sebabnya ia masuk Islam 35; Cerita Ibn Asakir 35;
Menikah dengan Ruqayyah 36; Mengapa Usman cepat-cepat
hijrah ke Abisinia? 37; Ruqayyah wafat 38; Mendapat ju-
lukan 38; Surat-surat Usman kepada para pejabat 50; Me-
neruskan kebijakan pendahulunya 53; Rumawi dan Persia
selalu mengancam 54
xiii
xiv USMAN BIN AFFAN
3. LANGKAH-LANGKAH PEMBEBASAN DI MASA
USMAN
Anasir-anasir fitnah di kawasan Kedaulatan 57; Pembebasan
Azerbaijan 58; Armenia 61; Persia dan Rumawi di bela-
kang pemberontakan Azerbaijan dan Armenia 62; Perselisihan
Kufah dengan Syam sekitar rampasan perang 65; Orang-orang
Rumawi di Iskandariah meminta bantuan Bizantium 65; Upaya
Rumawi merebut kembali kota Iskandariah dan Mesir 68; Pa-
sukan Rumawi mendarat di Iskandariah 69; Peranan Amr
70; Haumal, syahid membawa kemenangan 72; Amr dan Sa'd
75; Muslimin mempersiapkan armada lautnya82; Armada
yang pertama dalam sejarah Islam 83; Perang dengan Rumawi
di Siprus.85; Abdullah bin Qais, Laksamana pertama dalam
Islam 86; Kematian Abdullah bin Qais 87; Pertempuran
Laut 88; Konstantin dibunuh orang-orang Sisilia 90; Perang
Sawarl 91; Beberapa wilayah Persia memberontak 91; Irak,
Syam dan Mesir stabil 92; Rumawi tak berhasil kembali ke
daerah-daerah jajahannya 93; Kabilah-kabilah di Basrah dan
Kufah 94; Pelanggaran Khurasan, Jurjan dan Tabaristan 98;
Pembangkangan Istakhr dan Khurasan 101; Yazdigird berusaha
merebut kembali mahkotanya 101; Kegigihan Yazdigird 102;
Pelarian dan matinya Yazdigird 105; Hari-hari terakhir Yazdi-
gird 106; Berakhirnya Perlawanan Persia109; Kalah dan
menang serta sebab-sebabnya110; Jasa terbesar berdirinya
Kedaulatan Islam karena kuatnya iman 112
4. PEMERINTAHAN USMAN
Beberapa gerakan tersembunyi di masa Usman 114; Ketidak-
puasan Banu Hasyim atas kekhalifahan Usman 114; Ketidak-
puasan orang-orang Arab atas dominasi Kuraisy 115; Perasaan
adanya superioritas dan dominasi Arab terhadap yang lain 116;
Perhatian Umar pada pembebasan, bukan pada pengikisan bibit-
bibit fitnah dari akarnya117; Kelonggaran yang diberikan
Usman untuk hidup lebih senang 118; Membangun kembali
Masjid Nabawi di Medinah dengan bentuk baru 121; Usaha
penyeragaman dalam bacaan Qur'an 124; Mushaf Usman
125; Beberapa reaksi 127; Kehidupan madani adalah suatu
keharusan 128
5. BERAKHIRNYA USMAN
Tersebarnya fitnah 130; Kemarahan penduduk Kufah kepada
para pejabat 130; Usman menukar rampasan perang 131;
Abdullah bin Saba' 131; Abu Zar al-Gifari 132; Usman ber-
DAFTAR ISI xv
musyawarah132; Kedatangan sebuah delegasi ke Medinah
dan pembelaan Usman134; Surat misterius137; Penge-
pungan 139; Dengan berani Ali tetap membela Usman 142;
Usman dibunuh secara kejam 143
Transliterasi 145
Indeks
xvi USMAN BIN AFFAN
a
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
nurulkariem@yahoo.com
MR. Collection's
1
Tindakan ini untuk membebaskan Irak dari penjajahan Persia dan Syam dari penjajahan
Rumawi. Pnj.
1
2 USMAN BIN AFFAN
Syam dan Mesir. Dengan demikian kedaulatan Arab itu telah merangkul
bangsa-bangsa dengan segala unsur budayanya yang sangat beragam,
karena setiap golongan, dari segi bahasa, ras, keyakinan, peradaban,
lingkungan sosial dan ekonominya satu sama lain tidak sama. Tetapi
begitu Islam tersebar ke tengah-tengah mereka, agama baru ini telah
menjadi perekat yang mempersatukan mereka. Juga kabilah-kabilah
Arab itu telah berhasil dalam mewarnai negeri-negeri yang dibebaskan
itu dengan warna Arab.
Berdirinya Kedaulatan Islam di masa Umar itu selesai dengan ter-
bunuhnya Umar. Di masa hidupnya ada dua orang Persia berkompiot
dan seorang lagi dari Nasrani Hirah. Kedua orang Persia itu adalah
Hormuzan, dan seorang lagi Abu Lu'lu'ah budak Mugirah, sedang yang
dari Hirah orang Nasrani bernama Jufainah. Hormuzan adalah salah
seorang dari angkatan bersenjata Persia yang ikut dalam perang besar
Kadisiah yang mengalami kekalahan. Kemudian ia lari ke Ahwaz dan
dari sana ia menyerang angkatan bersenjata Muslimin di Irak-Arab yang
masih berdekatan.
Sementara dalam keadaan demikian Umar memerintahkan pasukan-
nya menyebar di wilayah Persia, dan pasukan Muslimin berhasil menge-
pung Hormuzan di Tustar dan ia dibawa ke Medinah sebagai tawanan.
Di sinilah terjadi dialog dia dengan Umar, yang kemudian pemimpin Per-
sia itu yakin bahwa tak mungkin ia selamat kecuali jika masuk Islam.
Sesudah menjadi Muslim oleh Umar ia ditempatkan di Medinah dengan
mendapat tunjangan dua ribu dinar setahun.
Adapun Fairuz (Abu Lu'lu'ah), orang Persia yang berperang me-
lawan Muslimin dalam perang Nahawand, kemudian tertawan dan men-
jadi milik Mugirah bin Syu'bah. Pekerjaannya sebagai pemahat, tukang
kayu dan pandai besi. Barangkali mata pisau yang digunakan untuk
membunuh Umar dari hasil pekerjaannya sendiri. Mengingat pekerjaan-
nya dalam pasukan Persia maka ia dipilih oleh komplotan itu untuk me-
laksanakan rencana tersebut.
Jufainah adalah seorang Nasrani dari Hirah, istrinya ibu susuan
Sa'd bin Abi Waqqas. Ia dibawa ke Medinah karena adanya pertalian
susuan tadi.1 Oleh karena itu Sa'd marah sekali ketika ia dibunuh oleh
Ubaidillah bin Umar sesudah ayahnya terbunuh. Antara keduanya hampir
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.2
1
At-Tabari, 3/33 (al-Maktabah at-Tijariyah, 1939).
2
Lebih lanjut lihat Umar bin Khattab, hal. 797-798. Pnj.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 3
1
Wuzara' jamak wazir 'yang memberi dukungan' (N), yakni 'para menteri. 'Umara'
jamak amir, harfiah 'yang memerintah, pemimpin, pangeran', dapat diartikan juga
kepala negara. Pnj.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 5
Ada beberapa sumber menyebutkan bahwa Sa'id bin Zaid bin Amr
berkata kepada Umar: "Kalau Anda menunjuk seseorang dari kalangan
Muslimin, orang sudah percaya kepada Anda," dijawab oleh Umar:
"Saya sudah melihat sahabat-sahabat saya mempunyai ambisi yang
buruk!" Jawaban ini menunjukkan bahwa dia khawatir, kalau dia
menunjuk nama tertentu, hal ini akan mendorong ambisi yang lain
untuk bersaing. Jika terjadi demikian maka tak akan ada kesepakatan di
kalangan Muslimin, malah akan timbul pertentangan dengan akibat
yang tidak diharapkan.
Ada yang berpendapat bahwa Umar memang tidak melihat dari
keenam mereka itu yang seorang lebih baik dari yang lain. la tidak
ingin menanggung dosa musyawarah yang tidak benar-benar memuas-
kan hatinya di hadapan Tuhan. Ataukah ketika terkena tikam itu ia
khawatir akan cepat menemui ajalnya sebelum kaum Muslimin men-
capai kesepakatan memilih salah seorang dari mereka lalu penyelesai-
annya diserahkan kepada Majelis Syura karena sudah tak ada waktu
lagi buat dia menyelesaikan? Semua ini adalah soal yang tidak mudah
bagi seorang sejarawan untuk menentukan pilihannya, sekalipun harus
juga ditambahkan apa yang dikutip orang tentang Umar yang mengata-
kan: "Sekiranya Abu Ubaidah masih hidup, tentu akan saya tunjuk dia
sebagai pengganti saya, dan kalau saya ditanya oleh Tuhan akan saya
jawab: Aku mendengar Nabi-Mu berkata bahwa dia 'kepercayaan
umat.' Sekiranya Salim bekas budak Abu Huzaifah masih hidup akan
saya tunjuk dia sebagai pengganti saya, dan kalau saya ditanya oleh
Tuhan akan saya katakan: Kudengar Nabi-Mu berkata bahwa Salim
sangat mencintai Allah Ta'ala." Adakah ungkapan itu berarti bahwa dia
lebih mengutamakan Abu Ubaidah dan Salim daripada keenam orang
anggota Majelis Syura itu, dan bahwa keenam orang itu baginya semua
sama...?
Tetapi kita masih mendapatkan penafsiran lain atas sikap Umar itu,
yakni ia tidak ingin memikulkan tanggung jawab kekhalifahan itu ke
atas pundak keenam orang tersebut, yang sudah dialaminya sendiri
begitu berat dan sangat melelahkan. Ada sumber yang menyebutkan
bahwa begitu sadar akibat penikaman itu ia berkata kepada Abdur-
Rahman bin Auf: "Saya akan mempercayakan kepada Anda." Abdur-
Rahman menjawab: "Amirulmukminin, kalau saran Anda ditujukan ke-
pada saya, akan saya terima." Lalu ia ditanya oleh Umar: "Apa maksud
Anda?"
"Amirulmukminin, demi Allah, benarkah Anda menyarankan itu
ditujukan kepada saya?" tanya Abdur-Rahman lagi.
6 USMAN BIN AFFAN
1
Suhaib adalah seorang budak asal Rumawi yang oleh Rasulullah ditebus dengan uang-
nya sendiri.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 7
Malah oleh Sa'd bin Abi Waqqas mereka dilempari kerikil dan disuruh
pergi sambil mengatakan: "Kalian akan mengaku: 'Kami telah ikut hadir
dan termasuk anggota Majelis Syura!"'
Begitu musyawarah sudah dimulai, terjadi perdebatan sengit di
antara mereka, dan ada yang dengan suara keras demikian rupa, se-
hingga terkesan oleh Abu Talhah al-Ansari bahwa perselisihan mereka
sudah makin memuncak. la masuk dan berkata: "Saya lebih ngeri
melihat kalian saling dorong daripada saling bersaing. Saya tidak akan
memperpanjang lebih dari tiga hari yang sudah diperintahkan kepada
kalian. Setelah itu saya akan tinggal di rumah dan akan melihat apa
yang kalian kerjakan!"
Bagaimana mereka sampai berselisih begitu sengit padahal mereka
sahabat-sahabat besar Rasulullah dan dari kalangan Muslimin yang
sudah beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya begitu baik?
Kita sudah pernah menyaksikan perselisihan sengit antara kaum
Muhajirin dan Ansar di Saqifah Banu Sa'idah dan kaum Ansar pun
segera mengakui hak Kuraisy untuk memangku kekhalifahan. Ketika
Abu Bakr duduk di antara Umar dengan Abu Ubaidah, ia memegang
tangan keduanya dan berkata kepada orang-orang di sekitarnya: "Ini
Umar dan ini Abu Ubaidah, baiatlah siapa di antara keduanya yang
kalian kehendaki." Mendengar ucapan itu Umar berkata: "Abu Bakr,
bentangkan tangan Anda!" Abu Bakr membentangkan tangannya lalu
dibaiat oleh Umar, dibaiat oleh Abu Ubaidah dan yang hadir juga semua
membaiatnya, selain Sa'd bin Ubadah pemuka Ansar. Dengan demikian
Abu Bakr telah menjadi pengganti Rasulullah dalam pemerintahan Is-
lam. Sampai ajal tiba ia tidak menemui kesulitan yang berarti untuk
memperoleh kesepakatan Muslimin dengan pergantian Umar.
Bukankah kedudukan Majelis Syura dalam kedua peristiwa ini me-
rupakan contoh yang akan melepaskan mereka dari perselisihan dan
mengajak bersepakat atas orang yang akan dibaiat oleh Muslimin men-
jadi khalifah?
Sebenarnya situasi yang dialami Majelis Syura berbeda sekali de-
ngan situasi yang dialami oleh Muhajirin dan Ansar di Saqifah, dan
yang dialami oleh Muslimin ketika Abu Bakr menunjuk Umar menjadi
penggantinya. Ketika Rasulullah wafat persatuan di Semenanjung Arab
belum lagi terpadu. Berita-berita mereka yang mendakwakan diri nabi
dari Banu Asad, Banu Hanifah, begitu juga di Yaman sudah meluas dan
sudah diketahui oleh pihak Muhajirin dan Ansar. Kekhawatiran bahwa
kabilah-kabilah itu akan memberontak terhadap agama baru ini dan ter-
hadap kekuasaan Medinah sangat mengganggu pikiran.
8 USMAN BIN AFFAN
1
Siqayah, persediaan air, dan rifadah persediaan makanan untuk para peziarah di
Ka'bah.
2
Masing-masing berarti: 'juru kunci,' 'pemegang panji (komandan)' dan 'pimpinan
rapat setiap tahun musim.' Pnj.
3
Lihat al-Maqrizi, an-Niza' wat-Takhasum baina Bani Umayyah wa Bani Hasyim, h.
22-23.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 11
"Yang saya dengar?!" jawab Abu Jahl. "Kami sudah saling mem-
perebutkan kehormatan dengan Banu Abdu-Manaf. Mereka memberi
makan, kami pun memberi makan, mereka menanggung, kami pun be-
gitu, mereka memberi, kami juga memberi, sehingga kami dapat sejajar
dan sama tangkas dalam perlombaan itu dan kami seperti dua ekor
kuda pacuan." Tetapi tiba-tiba kata mereka: "Di kalangan kami ada
seorang nabi yang menerima wahyu dari langit. Kapan kita akan meng-
alami yang semacam itu? Tidak! Kami samasekali tidak akan beriman
kepadanya dan tidak akan mempercayainya!"
Abu Sufyan
Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah adalah pemuka mereka yang
memusuhi Muhammad. Sejak Muhammad masih di Mekah sampai kemu-
dian hijrah ke Medinah ia tetap selalu memusuhinya. Cukup kita ingat
bahwa dialah yang memimpin Kuraisy dalam Perang Uhud. Setelah
Kuraisy mendapat kemenangan dia yang berteriak: "Hari ini sebagai
pembalasan Perang Badr. Sampai jumpa lagi tahun depan!" Dia juga
lagi yang memimpin Ahzab dalam Perang Khandaq. Sebelum Uhud dan
sesudah Khandaq dia yang menghasut orang untuk memusuhi Muhammad
dan berusaha membunuhnya. Sesudah Nabi berangkat hendak mem-
bebaskan Mekah dan Abu Sufyan juga keluar dan melihat bahwa tak
mungkin pihak Mekah dapat melawan Muslimin, dia meminta perlin-
dungan kepada Abbas bin Abdul-Muttalib, dan sesudah Abbas memberi
perlindungan dibawanya ia kepada kemenakannya itu. Ketika itu Ra-
sulullah menanya kepada Abu Sufyan: "Belum waktunyakah Anda me-
ngetahui bahwa saya Rasulullah?" Abu Sufyan menjawab: "Demi ibu-
bapaku! Sungguh bijaksana Anda, sungguh pemurah. Tetapi mengenai
soal ini, masih ada sesuatu dalam hati saya."1
Sesudah jawaban itu ia melihat bahwa ia akan mati kalau tidak
masuk Islam. Karenanya ia masuk Islam untuk menyelamatkan diri dari
maut, bukan karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesudah
pembebasan itu penduduk Mekah semua menerima Islam, termasuk
Banu Umayyah, yang jumlah kabilah dan anggotanya terbanyak.
Memperebutkan pengaruh
Setelah Abu Sufyan dan Banu Umayyah masuk Islam fanatisme
kesukuan masih tetap merasuk dalam hatinya walaupun untuk meng-
ungkap isi hatinya itu kekuatan Rasulullah dan kekuatan Islam sudah
1
At-Tabari, Tarikh, 2/221 (cetakan at-Tijariyah, 1939).
12 USMAN BIN AFFAN
1
Sebutan untuk orang-orang Rumawi di Asia Kecil, Konstantinopel dan sekitarnya,
kemudian menjadi sebutan bagi semua ras kulit putih. Pnj.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 13
1
Harfiah, 'pembawa kayu bakar,' arti kiasan dalam Qur'an, yakni sering membawa kayu-
kayu berduri yang diikat lalu diletakkan di jalan yang biasa dilalui Nabi; atau tukang
memanas-manasi hati orang untuk memusuhi Nabi. Pnj.
14 USMAN BIN AFFAN
mendapat cahaya ilahi, mereka yang oleh Allah sudah diberi hidayah,
diberi petunjuk kepada kebenaran dengan bukti yang nyata. Mereka
tidak akan bersikap fanatik terhadap kebatilan bilamana kebenaran itu
sudah jelas dan sudah menerangi cita-citanya dengan cahaya-Nya.
Mereka ini tidak akan terpengaruh oleh fanatisme pada suatu kabilah,
ras atau kepercayaan untuk menerima kebenaran yang telah disampai-
kan kepada mereka. Kalau mereka yakin, mereka akan mempercayainya
dan akan menjadi orang-orang beriman dan akan menjadi penganjurnya
yang tangguh.
Itulah yang telah terjadi dengan Usman bin Affan, Abdur-Rahman
bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Sa'd bin Abi Waqqas dan Zubair bin
Awwam. Tak seorang pun dari sahabat-sahabat itu yang termasuk Banu
Hasyim. Usman dari Banu Umayyah, yakni Usman bin Affan bin Abi
al-As bin Umayyah bin Abdu-Syams. Abu Bakr laki-laki pertama yang
masuk Islam ketika diajak oleh Rasulullah setelah diutus membawa
risalah Islam. Secara terbuka dakwah kebenaran itu disampaikan oleh
Abu Bakr kepada sahabat-sahabatnya, lalu diikuti oleh kelima orang
itu, dengan dipelopori oleh Usman. Mereka masuk ke dalam agama Allah
serta beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kelima orang itulah yang
mula-mula masuk Islam dan berpegang teguh, dan demi agama itu pula
mereka berjuang mati-matian. Rasulullah wafat pun sudah merasa lega
terhadap mereka. Mereka itulah yang didudukkan dalam Majelis Syura
oleh Umar bin Khattab, termasuk Ali bin Abi Talib, sepupu dan me-
nantu Rasulullah dari pernikahannya dengan putrinya Fatimah. Soalnya
Ali adalah Muslim pertama dari Banu Hasyim dan dalam semua per-
tempuran ia bersama Rasulullah.
Silsilah
16 USMAN BIN AFFAN
baiknya. Kedudukan Ali dengan sepupunya itu, itu pula yang membuat-
nya orang pertama masuk Islam dari kalangan anak muda, yang ketika
itu umurnya belum mencapai akil balig. Sesudah memasuki usia muda
remaja oleh Rasulullah ia dinikahkan dengan putrinya Fatimah, yang
terus bersamanya sampai ia meninggal enam bulan sesudah kematian
ayahnya. Fatimah ini ibunda Hasan dan Husain putra-putra Ali.
1
Hijrah pertama terdiri dari 11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan ke Abisinia
ketika gangguan Kuraisy makin meningkat terhadap Muslimin. Setelah terbetik berita
bahwa Kuraisy Mekah sudah tidak lagi mengganggu, mereka kembali. Tetapi ternyata
sikap Kuraisy terhadap Muslimin tidak berubah. Terpaksa mereka kembali lagi ke
Abisinia dengan 80 orang bersama istri dan anak-anak mereka. Ini yang disebut hijrah
kedua. Mereka tinggal di sana sampai kemudian Nabi hijrah ke Medinah dan mereka
pun kembali langsung ke Medinah. Pnj.
2
Hawari (jamak hawariyun), 'yang murni, tersaring dari segalanya, banyak dipakai
untuk pengikut-pengikut para nabi' (MAQ). Pnj.
3
Ketiga orang Muhajirin itu ialah Khalid bin Walid, Abu Ubaidah bin Jarrah dan Zubair
bin Awwam. Pnj.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 17
Abu Bakr dan Umar juga sangat mencintainya. Abu Bakr memberinya
sebidang tanah di Jauf dan Umar memberinya di Aqiq.
1
Sehubungan dengan ikrar ini Allah berfirman: "Allah telah meridai orang-orang beriman
ketika mereka memberikan ikrar setia kepadamu di bawah pohon..." (Qur'an 48:18).
2
Lihat Sejarah Hidup Muhammad, h. 398. Pnj.
3
Lihat Umar bin Khattab, h. 213-9. Pnj.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 19
1 At-Tabari, 2/4.
2 Op. cit 2/29.
20 USMAN BIN AFFAN
saya!? Kalau saya bertemu Tuhan dan saya ditanya akan saya katakan,
bahwa untuk memimpin hamba-hamba-Mu aku telah menunjuk seorang
hamba-Mu yang terbaik."1
Pandangan Talhah tentang Umar tidak berubah dalam kedudukan-
nya mendampingi Umar sesudah ia menjadi Khalifah. la tetap tinggal
di Medinah dan sebagai penasihat Umar seperti terhadap Abu Bakr
sebelum itu. Sesudah Umar terkena tikam ia menunjuk Talhah menjadi
salah seorang anggota Majelis Syura kendati ia sedang tak ada di Medi-
nah. Kepada anggota-anggota Majelis ia berpesan: "Tunggulah Sau-
daramu Talhah selama tiga hari sampai dia datang. Kalau belum datang
juga ambillah keputusan oleh kalian."
1
Semua kata 'Masjid' berarti Masjid Nabawi di Medinah. Pnj.
2
Ini menurut sumber Ibn Sa'd dalam at-Tabaqat. Menurut sumber at-Tabari, Abdur-
Rahman bin Auf berkata: Besar sekali ambisi kalian untuk memegang pimpinan. Tidak-
kah kalian tahu bahwa Amirulmukminin berkata: Suruh Suhaib memimpin salat. Maka
Suhaib maju dan memimpin salat dengan empat kali takbir (at-Tabari 3/295).
24 USMAN BIN AFFAN
Dengan mengacu pada kedua sumber at-Tabari ini Ibn Kasir me-
ngatakan: "Orang-orang yang sering disebutkan oleh para sejarawan
seperti Ibn Jarir (Tabari) dan yang lain tidak tahu bahwa Ali berkata
kepada Abdur-Rahman: 'Anda telah menipu saya, dan Anda meng-
angkatnya hanya karena dia semenda Anda, agar dapat berunding de-
ngan Anda setiap hari.' Tetapi karena dia masih maju mundur Abdur-
Rahman berkata kepadanya: Barang siapa melanggar janji, sebenarnya
ia telah melanggar janjinya sendiri.... sampai akhir ayat, dan berita-
berita lain yang bertentangan dengan yang terdapat dalam kitab-kitab
yang sahih, tertolak kembali kepada yang mengatakannya dan yang
melakukannya. Wallahualam."
Untuk memastikan mana salah satu sumber ini yang lebih kuat
memang tidak mudah. Besar sekali dugaan kita bahwa semua ini di-
rekayasa sesudah adanya propaganda untuk tujuan-tujuan politik, di
antaranya apa yang ditafsirkan oleh Tabari kata-kata Ali bin Abi Talib:
Suatu tipu muslihat yang luar biasa, yakni ketika ia dipanggil oleh
Abdur-Rahman bin Auf untuk membaiat Usman supaya ia tidak me-
langgar janjinya sendiri. Ibn Jarir juga menyebutkan bahwa Amr bin As
bertemu dengan Ali pada malam-malam selama berlangsung Majelis
Syura dan mengatakan kepadanya: "Abdur-Rahman orang yang mau
berusaha dan suka bekerja keras dan bila dihadapkan pada tanggung
jawab, ia akan sangat berhati-hati. Tapi dia mampu dan lebih berhasrat
daripada Anda." Setelah itu ia menemui Usman dan berkata kepadanya:
"Abdur-Rahman orang yang mau berusaha dan suka bekerja keras, dan
akan membaiat Anda dengan penuh kepastian dan tanggung jawab,
maka terimalah." Saya yakin ini adalah cerita yang dikarang-karang se-
telah terjadi perselisihan antara Ali dengan Amr mengenai Mu'awiyah.
Sebenarnya Amr bin As tidak menyimpan dendam kepada Usman
ketika Umar terbunuh. Beberapa sumber melangsir bahwa Usman me-
mecat Amr dari Mesir tak lama setelah pengangkatannya itu. Suara
mayoritas menyebutkan bahwa Usman meminta bantuan Amr saat Ru-
mawi menyerang Iskandariah. Sesudah Amr memperoleh kemenangan
Usman bermaksud akan mengangkat Amr sebagai komandan angkatan
bersenjata Mesir dengan membiarkan Abdullah bin Abi Sarh tetap se-
bagai wakilnya di Mesir dan kepala urusan pajak. Tetapi Amr menolak
dengan mengatakan: "Jadi saya seperti orang yang memegang kedua
tanduk sapi betina, orang lain yang memerah susunya!"
Setelah itu ia kembali ke Mekah dan bergabung dengan Mu'awiyah
dalam perselisihannya dengan Ali. Semua ini membuktikan bahwa ketika
dalam Majelis Syura itu Amr dan Usman sudah sepakat mendorong
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 31
Amr untuk menipu Ali. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa sumber
yang dikutip oleh Tabari sebagai pembenaran atas kata-kata Ali: "Suatu
tipu muslihat yang luar biasa" itu samasekali tak punya dasar.
Juga saya yakin bahwa kata-kata yang dikutip dari Ali atau dari
Abdur-Rahman bin Auf ataupun dari yang lain lebih menyerupai pe-
malsuan yang dibuat untuk memuaskan sebagian orang bahwa seolah-
olah hal itu memang terjadi, dan yang sebagian lagi tujuannya propa-
ganda politik semata. Saya tidak ingin menjelaskan secara panjang
lebar mengenai alasan saya berkeyakinan demikian. Cukup kalau saya
menunjuk saja pada para penghimpun hadis Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam, bahwa menurut mereka, sepersepuluh dari yang diriwayatkan
itu tidak sahih. Penyampaian beberapa ungkapan dengan kata-katanya
dari Ali bin Abi Talib atau dari Abdur-Rahman bin Auf, ataupun dari
yang lain masih perlu disaring. Para sejarawan itu mencatatnya sesudah
berlalu puluhan tahun dari peristiwa-peristiwa yang diceritakan itu dan
sesudah berbagai propaganda politik memegang peranan amat penting
dalam sejarah Kedaulatan Islam. Dalam keadaan semacam itu tidak
heran jika mereka mencatat kata-kata yang mengungkapkan perasaan
pihak-pihak yang bersangkutan, kendati kata-kata itu tidak bersumber
dari mereka sendiri.
Tetapi masih ada dua masalah yang menurut hemat saya tidak
diragukan kebenarannya. Pertama, Ali dan Banu Hasyim tidak puas
atas pembaiatan Usman dengan alasan karena mereka masih keluarga
Nabi. Kalau sekali pimpinan kekhalifahan diserahkan kepada Banu
Umayyah, maka tidak akan pernah keluar lagi dari mereka.
Kedua, mayoritas Muslimin sudah merasa lega dengan pembaiatan
Usman dan mereka menerima dengan senang hati dan puas. Ketika
dibaiat, tak ada dari mereka yang menyebutkan bahwa Usman dari Banu
Umayyah, atau menyebut-nyebut adanya permusuhan Banu Umayyah
kepada Rasulullah atau adanya persaingan lama terhadap Banu Hasyim
dan mereka masuk Islam sudah ketinggalan, baru sesudah Mekah mem-
buka pintu karena sudah tidak mampu lagi mengadakan perlawanan
terhadap Muslimin. Tetapi semua mereka mengatakan, bahwa Khalifah
tua itu sudah lebih dulu masuk Islam, serta pembelaannya di samping
Rasulullah dan hubungannya yang baik dengan kedua istrinya, Ruqay-
yah dan Um Kulsum. Kemudian hijrahnya ke Abisinia dan ke Medinah
dengan mengorbankan harta kekayaannya demi membela agama Allah
dan kaum Muslimin.
Sejarah menyebutkan bahwa Talhah bin Ubaidillah sampai di Me-
dinah pagi hari saat pelantikan Usman itu. Ketika dia diundang untuk
32 USMAN BIN AFFAN
MR. Collection's
Perawakannya
33
34 USMAN BIN AFFAN
Abu Bakr dan Umar masuk dengan keadaan Anda tetap begitu, tetapi
sesudah Usman yang meminta izin Anda menurunkan pakaian Anda."
Kata Rasulullah kepada Aisyah:
bersuamikan laki-laki lain," kata Usman. "Lalu kata saya, 'Apa kata
Bibi?" Dia menjawab: "Usman, Anda akan mendapat kehormatan, akan
menjadi orang penting. Dia seorang nabi yang membawa bukti, diutus
dengan sebenarnya sebagai orang yang saleh, ia akan mendapat wahyu,
yang dapat membedakan yang hak dengan yang batil. Ikutlah dia, Anda
tak akan tertipu oleh berhala." Kata Usman: "Anda mengatakan suatu
masalah yang tak pernah terjadi di negeri kita." Perempuan itu berkata
lagi: "Muhammad bin Abdullah, utusan Allah, dengan membawa wahyu
dari Allah, mengajak orang beribadah hanya kepada Allah." Seterusnya
kata perempuan itu lagi: "Pelitanya adalah pelita, agama kemenangan,
perkaranya berjaya, sasarannya jitu, seluruh negeri ini tunduk kepada-
nya, tak ada gunanya berteriak, jika terjadi pembantaian dan panah
sudah direntang."1 Kata Usman: "Aku pergi sambil berpikir-pikir dan
ketika bertemu dengan Abu Bakr kuberitahukan. "Celaka Anda ini, Usman.
Anda adalah orang yang tegas. Anda sudah tahu benar mana yang hak
dan mana yang batil. Apa gunanya berhala-berhala yang disembah
kaummu itu. Bukankah itu hanya batu, tidak mendengar, tidak melihat,
tidak mengganggu, juga tidak bermanfaat." "Memang, memang begitu,"
kata Usman. Kemudian kata Abu Bakr: "Bibimu sudah meyakinkan
Anda. Rasulullah itu Muhammad bin Abdullah, diutus oleh Allah kepada
hamba-Nya dengan membawa sebuah ajaran. Bersediakah Anda men-
datanginya?" Kemudian kami bertemu dengan Rasulullah, dan dia ber-
kata: "Usman, penuhilah seruan Allah, saya utusan Allah kepada Anda
dan kepada segenap hamba-Nya." Ia berkata: "Setelah saya mendengar
kata-kata Rasulullah (saw), itu, saya tak dapat menguasai diri. Saya
menerima Islam dan saya membaca kalimat syahadat bahwa tiada tuhan
selain Allah Yang Mahatunggal, tiada bersekutu. Tak lama sesudah itu
saya menikah dengan Ruqayyah putri Rasulullah (saw). Sementara itu ia
berkata:
Pasangan terbaik
yang pernah dilihat orang
Ruqayyah dan suaminya, Usman
1
Kata-kata perempuan itu bersajak dan nadanya seperti membacakan mantra. Pnj.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 37
Ruqayyah wafat
Usman tinggal di Medinah dengan merasakan kasih sayang Nabi dan
menikmati kemudahan hidup dari kekayaannya. Oleh Rasulullah ia dijadi-
kan sekretarisnya dan kadang sebagai penulis wahyu. Tetapi Rasulullah
tidak melibatkannya dalam ekspedisinya yang terjadi sebelum Perang Badr.
Tatkala Rasulullah berangkat memimpin Muslimin menghadapi Kuraisy
dalam Perang Badr, Ruqayyah sedang dalam sakit berat. Rasulullah meng-
izinkan Usman tinggal di rumah untuk merawat istrinya. Tetapi ia tak
dapat juga menolongnya; Ruqayyah meninggal dan dimakamkan ketika
datang berita tentang kemenangan Muslimin. Rasulullah membagikan
hasil rampasan Perang Badr itu dan Usman mendapat bagian seperti
bagian mereka yang ikut berperang. Oleh karena itu Usman dipandang
sebagai salah seorang veteran Badr.
Mendapat julukan
Usman merasa sedih sekali dengan kematian Ruqayyah itu. Menge-
tahui hubungan baik Usman dengan keluarganya, Rasulullah mengawin-
kannya dengan Um Kulsum, adik Ruqayyah. Tetapi Um Kulsum juga
meninggal ketika ayahnya masih hidup dan alangkah beratnya kesedihan
yang harus diderita oleh Usman. Rasulullah menghiburnya dengan me-
ngatakan, antaranya: "Andaikata ada putri kami yang ketiga, niscaya
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 39
1
Harfiah, 'orang yang memiliki dua cahaya.' Pnj.
40 USMAN BIN AFFAN
dengan membunuh utusan mereka di bulan suci itu. Mereka gelisah, ter-
utama Rasulullah lebih gelisah dari sahabat-sahabatnya yang lain. "Kita
tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum kita menghadapi mereka,"
katanya. la memanggil sahabat-sahabatnya dan mereka segera menyata-
kan ikrar kepadanya dengan Ikrar Ridwan (Bai'atur-Ridwan) bahwa
mereka akan menghadapi Kuraisy dan tidak akan lari biar sampai mereka
mati. Sesudah ikrar selesai, Rasulullah menepukkan sebelah tangannya
ke tangan yang sebelah lagi untuk ikrar Usman seolah ia ikut hadir ber-
sama-sama mereka.
Sementara mereka sedang bersiap-siap menghadapi perang itu ter-
betik berita bahwa Usman tidak dibunuh. Usman pun kemudian muncul
dan melaporkan kepada Rasulullah hasil pembicaraannya dengan pihak
Kuraisy. Sudah jelas buat Rasulullah, Kuraisy sekarang yakin bahwa ke-
datangannya itu untuk melakukan umrah, dan tak ada maksud hendak
berperang. Tetapi mereka khawatir akan kehilangan wibawa di kalangan
orang-orang Arab kalau pihak Muslimin memasuki Mekah tahun ini juga
dengan cara paksa. Lalu perdamaian diadakan atas hasil perundingan Usman
dengan utusan Kuraisy yang berakhir dengan Perjanjian Hudaibiyah.
Dengan demikian tercapai persetujuan antara kedua pihak. Tahun ini
Muhammad dan sahabat-sahabatnya meninggalkan Mekah dan akan
kembali pada tahun berikutnya, dapat tinggal di sana selama tiga hari
berziarah ke Baitullah dan memuliakan kesuciannya.
Usman orang yang begitu cinta damai, juga sangat pemurah, me-
ngeluarkan hartanya demi kebaikan kaum Muslimin. Sesudah Rasulullah
mengambil keputusan akan menghadapi Rumawi di Tabuk dan sudah
menyiapkan 'Pasukan 'Usrah,' Usman menyediakan 300 ekor unta leng-
kap dengan isinya dan 1000 dinar1 di tangan Rasulullah untuk diperguna-
kan dalam persiapan perang itu. Melihat segala yang dilakukan Usman
itu Rasulullah berkata:
1
Mata uang Rumawi-Yunani, denarius, yang juga berlaku di beberapa kawasan Arab
sejak sebelum Islam. Satu dinar = 4,25 gram emas (Da'iratul Ma 'arif al-Islamiyyah).
Pnj.
42 USMAN BIN AFFAN
1
Mata uang yang lebih kecil nilainya dari dinar. Pnj.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 43
akan membayar jizyah." Tetapi Ali bin Abi Talib tidak sependapat dengan
Usman. la menyarankan lebih baik Umar berangkat ke Baitulmukadas.
Pasukan Muslimin sudah bersusah payah menghadapi udara dingin dan
perang serta sudah lama meninggalkan kampung halaman... Umar lebih
cenderung pada pendapat Ali, dan itu yang diterimanya, dan ia menye-
rahkan urusan Medinah kepada Ali. Ia berangkat bersama rombongannya
dan mengadakan perjanjian damai di Baitulmukadas.
Dalam soal pembebasan Mesir Usman juga menjadi pemimpin kaum
oposisi dan berbeda pendapat dengan Amr bin As dan menentang pikiran
itu bersama-sama yang lain. Begitu keras oposisi Usman itu sehingga ia
berkata kepada Umar: "Dengan semangat tinggi didorong oleh keberani-
an dan ingin memegang pimpinan, saya khawatir Amr yang berangkat
tanpa didukung staf ahli dan dukungan bersama, akan menjerumuskan
pasukan Muslimin ke dalam bencana, dengan mengharapkan kesempatan
yang tidak diketahuinya ada atau tidak!"
Untuk menentang Amr bin As membebaskan Mesir itu Usman sudah
mengumpulkan suatu kekuatan untuk mempengaruhi pendapat umum di
Medinah. Kendati Umar sudah yakin dan puas dengan pendapat Amr bin
As dan ikut mendukungnya, tetapi segala yang dikemukakan Usman dan
mereka yang sama-sama menentangnya, juga diperhitungkannya matang-
matang. Malah dalam menghadapi oposisi mereka itu ia masih berdalih
supaya diberikan kesempatan Amr memasuki Mesir dan memerangi
Rumawi di sana untuk menolong Mesir lepas dari tangan mereka demi
kepentingan Muslimin semata. Inilah dua masalah besar yang dihadapi
sejarah Islam, dan yang berlawanan dengan pendapat Usman.
Tetapi dalam banyak hal, Umar dan Usman sering sependapat. Juga
tidak kurang dari sahabat-sahabat besar lainnya ia sering menentang atau
sejalan dengan pendapat Umar. Kita sudah melihat banyak orang yang
menentang pembebasan Mesir, seperti yang dilakukan oleh Usman itu.
Mereka yang mendukung Usman dalam oposisinya itu, dalam hal-hal
lain mereka menentangnya, sebab mereka yang pernah mendampingi
Rasulullah semua sama-sama menginginkan kejayaan Islam dan umat-
nya. Tujuan mereka ikhlas demi Allah, mereka hanya mengharapkan rida
Allah dan menjauhi kemurkaan-Nya.
Keimanan mereka sudah meyakinkan, bahwa mereka berpegang pada
kebenaran yang sudah diyakininya itu adalah kewajiban pertama sebagai
Muslim yang baik. Kembali kepada kebenaran yang memang sudah di-
ketahuinya, tidak seharusnya dirintangi oleh fanatisme atau rasa sombong.
Kalau orang bersikeras dengan kebatilannya sesudah diyakinkan bahwa
itu batil, dia sudah melakukan perbuatan mungkar yang akan mendapat
46 USMAN BIN AFFAN
kutukan dan kemurkaan Tuhan. Bagaimana orang yang beriman dan per-
caya kepada kebenaran akan menyimpang dan menyembunyikan kebenaran.
Orang yang menyembunyikan atau menutup mata dari kebenaran adalah
setan bisu.
Umar sepanjang kekhalifahannya sangat menghargai dan mencintai
Usman. Sesudah Umar terkena tikam, Majelis Syura telah memilih Usman,
kemudian orang banyak membaiatnya. Selesai dibaiat konon ia naik ke
mimbar menyampaikan khutbahnya dan dia mencak-mencak marah sekali.
"Saudara-saudara," katanya, "perjalanan pertama ini sulit, dan sesudah
hari ini masih akan ada hari-hari panjang. Kalau saya masih akan hidup
khutbah ini akan kalian terima seperti apa adanya. Kita memang bukan
ahli khutbah, tetapi Allah akan memberikan pelajaran kepada kita."
Bahkan, selesai dilantik konon ia berkhutbah di depan orang banyak de-
ngan mengatakan: "Saudara-saudara, kalian di suatu negeri yang gelisah
dan berada dalam sisa-sisa umur. Maka pergunakanlah segera dalam
waktu yang masih ada pada kalian ini dengan perbuatan yang baik.
Kalian sudah datang, waktu pagi atau sore. Ya, dunia ini penuh tipu mus-
lihat, maka tentang Allah, janganlah kalian tertipu oleh kekuatan setan.
Bercerminlah kepada mereka yang sudah lalu. Kemudian bersungguh-
sungguhlah dan jangan lalai. Di manakah penduduk dunia ini dan sau-
dara-saudaranya yang telah mengolahnya, lalu memakmurkannya dan
yang telah lama menikmatinya? Tidakkah kalian lemparkan mereka?
Jauhilah dunia yang sudah dijauhkan oleh Allah, dan tuntutlah akhirat
yang lebih baik, sebab Allah sudah memberikan perumpamaan mengenai
itu. Allah Yang Mahaagung berfirman:
Saya cenderung untuk memperkuat sumber Ibn Sa'd ini dan meragukan
khutbah mimbar yang dikutip Ibn Kasir, at-Tabari dan yang lain.
Wajar sekali tentunya selama hari-hari Majelis Syura itu Usman
menjadi sibuk sekali untuk menyiapkan pidato yang akan disampaikan
menyusul hari pelantikannya. Juga wajar sekali jika dia mengatakan ke-
pada mereka bahwa setelah itu hari-hari masih panjang, dan bahwa
khutbahnya itu akan mereka terima seperti apa adanya. At-Tabari dan Ibn
Kasir mencatat bahwa langkah pertama yang diambil Usman sesudah
pelantikannya itu menambah dana bantuan yang diberikan kepada umat
melebihi pemberian di masa Umar. Menambah pemberian dana bantuan
demikian tentu tidak sesuai dengan khutbahnya yang kesemuanya berisi
zuhud, mengingkari kesenangan hidup di dunia!
Apa pun yang terjadi, kedua khutbah itu tidak menggambarkan politik
yang terpikir akan dijalankan oleh Usman di kemudian hari. Besar sekali
dugaan bahwa ia belum lagi merencanakan suatu kebijakan yang batas-
batasnya sudah jelas, seperti yang dilakukan oleh Abu Bakr ketika hen-
dak memerangi kaum murtad, dan seperti yang dilakukan Umar ketika
memerintahkan pengembalian para tawanan perang orang-orang Arab
kepada keluarga masing-masing, dan ketika memerintahkan pengosongan
orang-orang Nasrani Najran dari perkampungan mereka, atau ketika
mengadakan mobilisasi untuk diberangkatkan ke Irak sebagai bala bantu-
an kepada Musanna. Mungkin juga perbedaan watak antara Umar dengan
Usman, antara yang keras dengan yang lemah-lembut, yang telah memaksa
Usman tidak segera membuat rencana kebijakannya itu.
Hanya saja, begitu ia dilantik, ada satu hal yang dihadapi oleh Usman
yang perlu diuraikah lebih terinci, yaitu soal Ubaidillah bin Umar bin
Khattab. Ubaidillah yakin bahwa pembunuhan terhadap ayahnya bukanlah
suatu kejahatan perorangan yang dilakukan oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz,
budak Mugirah bin Syu'bah atas kemauannya sendiri, melainkan sudah
merupakan hasil sebuah komplotan yang melibatkan juga Hormuzan, orang
Persia dan Jufainah, orang Nasrani dari Hirah. Keyakinannya itu setelah
didukung oleh adanya bukti.
Abdur-Rahman bin Auf dapat menjadi saksi, bahwa ketika terjadi
peristiwa yang telah menggemparkan kaum Muslimin itu, sorenya ia
melihat pisau yang dipakai menikam Umar itu di tangan Hormuzan dan
Jufainah. Abdur-Rahman bin Abu Bakr juga bersaksi dengan mengata-
kan: "Waktu saya lewat saya melihat Abu Lu'lu'ah pembunuh Umar itu
bersama-sama dengan Jufainah dan Hormuzan; rupanya mereka sedang
mengadakan pertemuan rahasia. Setelah merasakan kedatangan saya,
tiba-tiba mereka berdiri, dan sebilah pisau berkepala dua dengan gagang
48 USMAN BIN AFFAN
1
Paragraf yang dikutip tanpa komentar dari Tabari ini terasa rancu. Pnj.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 49
1
Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa Usman memecat Mugirah bin Syu'bah begitu
ia dibaiat, dan menggantikannya dengan Sa'd bin Abi Waqqas. Sumber lain menyebut-
kan bahwa Umar bin Khattab berpesan kepada khalifah yang sesudahnya supaya
pejabat-pejabat itu dibiarkan selama setahun. Oleh karena itu Usman membiarkan
Mugirah itu selama setahun, kemudian menggantikannya dengan Sa'd bin Abi Waqqas.
Sumber ini lebih cermat daripada yang pertama dan lebih cocok dengan bawaan dan
politik Usman pada permulaan pemerintahannya.
54 USMAN BIN AFFAN
1
Daerah Rusia sekarang. Pnj.
2. USMAN, DULU DAN SEKARANG 55
perang reguler atau yang semacam perang urat saraf. Usman sendiri tidak
akan lalai mengenai hal ini. Sebagian besar perhatiannya harus ditujukan
ke sana. Soalnya, peristiwa-peristiwa itu tidak mengharuskan Umar de-
ngan politik pembebasannya di perbatasan-perbatasan yang sudah berada
dalam perjanjian perdamaian dengan musuh-musuhnya itu Persia dan
Rumawi untuk menghormatinya. Maka terpaksa ia meneruskan politik
itu, yang sampai pada waktu ia terbunuh, pasukannya masih bertahan di
ujung perbatasan-perbatasan Persia dan Mesir. Dan Khalifah tidak se-
harusnya akan merombak itu, kalau tidak, seluruh Kedaulatan akan ter-
ancam runtuh. Berjaga-jaga terhadap keadaan demikian merupakan beban
yang luar biasa beratnya yang harus dihadapi oleh Khalifah ketiga, begitu
ia dibaiat.
Pihak Persia dan Rumawi tahu keadaan pihak Arab yang akan
membuat beban itu terasa makin berat. Begitu terdengar berita-berita
tentang terbunuhnya Umar dan dilantiknya Usman, sudah terpikir oleh
mereka hendak mengadakan pemberontakan. Beberapa daerah yang
sudah di bawah kekuasaan Arab dan sudah terikat perjanjian, perjanjian
itu mereka langgar dan mereka menolak membayar jizyah yang sudah
sama-sama disetujui. Maka tak ada jalan lain buat Khalifah, daerah-
daerah itu harus tunduk kembali. Mereka harus mendapat sanksi, se-
kurang-kurangnya apa yang sudah disetujui di masa Umar, sebab dikha-
watirkan daerah-daerah yang lain juga akan ikut membatalkan perjanjian
demikian dan akan menyatakan pembangkangannya. Jika terjadi demi-
kian, maka keadaan sudah akan sangat berbahaya dan tidak mudah akan
dapat diperbaiki lagi.
***