Você está na página 1de 3

APKLIKASI KLINIK

1. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang terjadi karena bermacam
penyebab, termasuk infeksi virus atau pajanan ke bahan toksik, seperti alkohol,
karbon tetraklorida, dan obat penenang tertentu. Keparahan hepatitis berkisar dari
ringan dengan gejala reversibel hingga kerusakan hati akut masif dengan
kemungkinan kematian dini akibat gagal hati akut. Peradangan hati yang berulang
atau berkepanjangan, biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat
menyebabkan sirosis, suatu keadaan di mana hepatosit yang rusak diganti secara
permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati memiliki kemampuan untuk melakukan
regenerasi, dalam keadaan normal mengalami pertukaran sel secara gradual. Jika
sebagian jaringan hati rusak maka jaringan yang hilang dapat diganti dengan
meningkatkan laju pembelahan sel. Namun seberapa cepat hepatosit dapat diganti
memiliki batas. Selain hepatosit, sejumlah kecil fibroblas (sel jaringan ikat)
tersebar di antara lempeng-lempeng hati dan membentuk rangka penunjang hati.
Jika hati terpajan ke bahan toksik misalnya alkohol sedemikian sering sehingga
hepatosit baru tidak dapat dibentuk cukup cepat untuk mengganti sel yang rusak
maka fibroblas yang lebih kuat merngambil alih dan berkembang berlebihan.
Jaringan ikat ekstra ini tidak banyak memberi ruang bagi pertumbuhan kembali
hepatosit. Karena itu, sewaktu sirosis terjadi secara perlahan, jaringan hati aktif
secara bertahap berkurang yang akhirnya menyebabkan gagal hari
kronik(Sherwood, 2012).
2 Batu empedu
Batu empedu adalah penyakit dengan keadaan dimana terdapat atau
terbentuk batu empedu, bisa terdapat dalam kandung empedu (cholecystolithiasis)
atau dalam duktus choledochus (choledocholithiasis)(Gagola,Timban, & ali,2015).
Batu empedu bisa terbentuk karena beberapa sebab:
1.batu kolesterol: karena ketidakseimbangan dalam empedu antara
kolesterol,garam empedu, dan fosfolipid, menghasilkan empedu litogenik.
Keadaan ini berhubungan dengan penyakit inflamasi usus.
2. batu bilirubiunal: hemolisis kronis, infeksi dengan bakteri yang
memproduksi alfa glukoronidase.
3. batu campuran: berhubungan dengan kelainan
anatomi,statis,pembedahan sebelumnya,infeksi sebelumnya
Gambaran klinis batu empedu
1. 90% batu empedu kemungkina bersifat asimtomatik
2. kolik bilier: nyeri kolik yang berat pada perut bagian atas yang menjalar
ke sekitar batas iga kanan dengan atau tnapa muntah. Terdapat perioditas waktu,
seringkali uncul pada malam hari yang spontan setelah beberapa jam. Diagnosis
banding meliputi infark miokard,eksaserbasi ulkus peptikum, GERD
3. kolesistitis kronis. Diagnosis yang pasti yang di tunjukan oleh nyeri
abdomen bagian atas yang samar-samar dan hilang timbul,kembung,flatulens,dan
intoleransi makanan berlemak. Dapat mengidentifikasikan adanya episodde ringan
kolesistisisberulang.
4. kolesistisis obstruktif akut: nyeri hipokondrial kanan yang
menetap,pireksia,mual dengan atau tanpa ikterus. Nyeri tekan pada kuadran kanan
atas dengan tanpa murphy positif. Leukositosis. Kasus yang tidak sembuh dapat
menyebabkan empiema pada kandung kemih.
5. kolangitis: nyeri abdomen,demam tinggi/menggigil, ikterus
obstruktif(trias charcot), nyeri tekan hebat pada kuadran kanan atas. Diagnosis
banding meliputi infark miokard,pneumonia basal,pankreatitis,hepatitis akut.
(Grace & Borley, 2006)
3. Sirosis
Sirosis adalah satu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang bergantung progresif yang ditandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis
hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat,
distorsi jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis perenkim hati (Nurdjanah,
2009).
Sirosis hati secara klinis dibahagi menjadi sirosis hati kompensata yang
bererti belum adanya gejala klinis yang nyata dan sirosis hati dekompensata yang
ditandai dengan gejala dan tanda klinis yang nyata. Sirosis hati kompenseta
merupakan kelanjutan dari proses hepatitis kronik dan pada satu tingkat tidak
terdapat perbedaan secara klinis. Hal ini hanya boleh dibedakan dengan
pemeriksaan biopsi (Nurdjanah, 2009).

Dapus:
Sherwood lauralee.2012.Fisiologi manusia: dari sel ke sistem.jakarta:EGC
Grace pierce A,Borley neil R. At a Glanse Ilmu Bedah.jakarta:Erlangga
Gagola Patrick C,Timban Joan F,Ali Ramli H.2015.GAMBARAN
ULTRASONOGRAFI BATU EMPEDU PADA PRIA & WANITA
DI BAGIAN RADIOLOGI FK UNSRAT BLU RSUP
PROF.DR.R.KANDOU MANADO PERIODE OKTOBER 2012-
OKTOBER 2014.Jurnal e-Clinic(sCI).vol 3(1) hal.428-433.
Nurdjanah, S., 2009. Sirosis Hati. In Sudoyo, A.W. et al., ed. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing, 668 673

Você também pode gostar