Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2. Sastra bersifat otonom, tidak mengacu kepada sesuatu yang lain; sastra
tidak bersifat komunikatif. Sang penyair hanya mencari keselarasan di dalam
karyanya sendiri. Karya sastra yang otonom bercirikan suatu koherensi
yang dapat ditafsirkan sebagai suatu keselarasan yang mendalam antara
bentuk dan isi. Setiap isi berkaitan dengan suatu bentuk dan ungkapan
tertentu. Dalam pandangan ini puisi dan bentuk sastra lainnya
menggambarkan isi. Bahasanya bersifat plastis.
1. Yang dikaitkan dengan pengertian sastra ialah teks-teks yang tidak disusun
atau dipakai untuk tujuan komunikatif yang praktis dan hanya
berlangsung sementara waktu saja. Ini berlaku bagi karya-karya pentas,
novel-novel, dan kumpulan sajak. Masuk juga ke dalam kategori ini karya
sastra picisan yang ditawarkan sebagai hiburan.
2. Puisi lirik tidak begitu saja dinamakan rekaan, dalam kategori ini ada jarak
atau konvensi distansi bahwa tidak setiap sajak yang menampilkan seorang
Aku dengan begitu kita anggap sebagai sebuah pengakuan pribadi penyair.
3. Dalam sastra bahannya diolah secara istimewa. Ini berlaku bagi puisi
maupun prosa, tetapi cara pengolahannya berbeda-beda. Ada yang
menekankan ekuivalensi ada yang menekankan penyimpangan dari tradisi
atau tata bahasa, sebagai contoh yang diperlihatkan oleh Angkatan 45. Yang
disebut sebagai ciri bahasa sastra ialah unsur ambiguitas. Pengolahan
bahan ini juga diterapkan dalam teknik-teknik tertentu yang dipakai dalam
penulisan teks-teks naratif dan drama.
5. Karya yang bersifat naratif, seperti biografi atau karya lain yang menonjol
karena bentuk dan gayanya.
6. Ada beberapa karya yang awalnya tidak dikategorikan dalam karya sastra,
tetapi kemudian dimasukkan ke dalam jenis sastra, yaitu teks-teks sejarah
yang pada awalnya dinilai sebagai sebuah penulisan sejarah, tetapi karena
sifatnya dan gaya bahasa dekat dengan sastra maka dimasukkan ke dalam
karya sastra, sebagai contoh Epos Ramayana.