Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
dinding pembuluh darah. Peradangan disebabkan karena sel darah putih menyerang atau merusak jaringan
pembuluh darah. Perubahan yang bisa terjadi pada dinding pembuluh darah adalah penebalan, pelemahan,
penyempitan, dan munculnya bekas luka.1
Vaskulitis autoimun merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan pada sistem
imun tubuh. Pada keadaan normal , sistem imun memiliki fungsi untuk melawan mikroorganisme asing yang
masuk ke dalam tubuh seperti bakteri atau pun virus. 1,2 Sistem imun akan mengaktifkan sel sel darah putih
tubuh untuk menyerang mikroorganisme asing yang masuk ke tubuh tersebut dan terjadi lah mekanisme
pembengkakan. Pada penyakit autoimun , sistem imun akan menyerang diri mereka sendiri. Selain itu , pada
penyakit autoimun lainnya , sel darah putih juga dapat menyerang sel lain dan jaringan yang terdapat pada
tubuh. Pada penyakit vasculitis autoimun, sel darah putih akan melakukan kesalahan yaitu menyerang atau
merusak dinding pembuluh darah dan kemudian menyebabkan terjadinya pembengkakan di pembuluh darah
tersebut. 1,2
ANCA Vaskulits
ANCA adalah Anti Neutrophil Cytoplasmic Autoantibody. ANCA vaskulitis adalah pembengkakan
autoimun yang disebabkan oleh autoantibodi. Antibodi secara normal merupakan bagian dari darah yang
diproduksi oleh sistem imun yang berfungsi untuk melawan bakteri , kuman , atau virus yang masuk ke
dalam tubuh.1,2,3 Autoantibodi adalah suatu kondisi tidak normal dimana antibodi menyerang sel atau
jaringan tubuh sendiri yang normal. Antineutrophil cytoplasmic antibodies (ANCA) adalah autoantibodi
yang diproduksi oleh sistem kekebalah tubuh yang keliru menargetkan dan menyerang protein dalam
neutrofil. Ketika ANCAs menyerang neutrofil , hal tersebut menyebabkan sel darah putih menyerang
dinding dari pembuluh darah. Hal tersebut lah yang menyebabkan terjadinya vaskulitis dan disertai dengan
pembengkakan. Vaskulitis dapat terjadi di berbagai jaringan dan organ pada tubuh. 1,2 Contohnya adalah
vaskulitis di kulit menyebabkan terjadinya bintik bintik merah , vaskulitis di paru paru atau hidung
menyebabkan terjadinya pendarahan, pada ginjal , vaskulitis menyebabkan terjadinya kebocoran darah dan
protein ke urin dan juga dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal. 2
Kebanyakan pasien yang menderita ANCA vaskulitis memiliki autoantibodi spesifik untuk
perinuklear (P-ANCA) atau sitoplasmik (C-ANCA) antibodi. C-ANCA biasanya ditujukan untuk proteinase
3 (PR3) dan P-ANCA biasanya ditujukan untuk myeloperoxidase (MPO). Gambar dibawah ini akan
memperlihatkan bagaimana C dan P-ANCA secara mikroskopis dengan pewarnaan kimia. 3
Pada patalogi anatomic secara mikroskopis akan terlihat adanya kerusakan dari dinding pembuluh
darah akibat terjadinya ANCA vaskulitis. 3
ANCA vaskulitis merupakan salah satu penyakit glomerulonephritis. Hal tersebut dikarenakan
ANCA bisa menyebabkan sel darah putih (netrofil) menyerang atau merusak kapiler pada unit filtrasi
( glomeruli ) dari ginjal. Kerusakan kapiler glomerulus menyebabkan adanya darah dan protein di dalam
urin. Hal tersebut juga dapat menyebabkan ginjal tidak dapat menjalani fungsinya.3
Vaskulitis merupakan penyakit yang cukup jarang terjadi , terjadi pada 1 dari 50.000 orang. Rata
rata penderita vaskulitis adalah yang berusia 55 tahun ke atas. Anak kecil dan orang tua juga bisa mengalami
vaskulitis. Vaskulitis menyerang laki laki dan perempuan dengan perbandingan yang sama. Hal yang
menyebabkan terjadinya vaskulitis masih belum diketahui sampai saat ini. Beberapa tipe vaskulitis ada
hubungannya dengan faktor keturunan. Sedangkan vaskulitis jenis lain merupakan akibat kesalahan sistem
kekebalan tubuh sehingga menyerang sel pembuluh darah. 3,4
Beberapa faktor yang bisa memicu reaksi salah dari sistem kekebalan tubuh adalah reaksi tubuh
terhadap obat-obatan tertentu, infeksi, seperti hepatitis B dan hepatitis C dan penyakit autoimun.Pembuluh
darah yang terkena vaskulitis akan melemah sehingga mudah berdarah atau meradang. Bila pembuluh darah
meradang maka dindingnya dapat menebal sehingga rongga pembuluh darah akan menyempit. Akhirnya,
kondisi ini akan mengurangi jumlah darah yang mencapai jaringan serta organ tubuh.3,4
Vaskulitis bisa menjadi penyakit jangka pendek apabila diberikan treatment yang tepat. Namun,
penyakit ini bisa menjadi penyakit jangka panjang yang tidak pernah sembuh. Komplikasi yang dapat timbul
Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Anggi Angelina
akibat vaskulitis adalah terjadinya penggumpalan darah , infeksi dan sepsis , serta terjadinya kerusakan
organ .Pemeriksaan secara rutin sangat dibutuhkan untuk pasien pasien yang didiagnosa dengan vaskulitis
karena terdapat resiko penyakit tersebut dapat kembali. 3,4
Beberapa manifestasi klinis yang dapat terjadi pada ANCA vaskulitis adalah
Terdapat beberapa penyakit yang terkait dengan ANCA vaskulitis yaitu granulomatosis dengan
poliangitis , mikroskopis poliangitis , dan churgh-strauss syndrome .
Granulomatosis dengan polyangiitis merupakan suatu penyakit yang dulunya disebut granulomatosis
Wegener. Penyakit Granulomatosis dengan polyangiitis adalah suatu gangguan sistemik yang melibatkan
kedua hal, yaitu Granulomatosis serta polyangiitis.1 Penyakit ini merupakan bentuk dari vaskulitis atau
peradangan pada pembuluh darah, yang mempengaruhi pembuluh kecil serta pembuluh menengah di
berbagai organ. Vaskulitis yang terjadi pada GPA melibatkan pembuluh darah sedang dan kecil, sering kali
pada organ ginjal, paru-paru dan traktus respiratori bagian atas (dapat pula mengenai organ lain namun
jarang terjadi), peradangan tersebut menyebabkan hambatan aliran darah ke organ organ tersebut sehingga
terjadi kerusakan jaringan yang disebut peradangan granulomatosus yang dapat dilihat melalui hasil biopsy
organ yang terkena.1,2
Granulomatosis Wegener (WG) adalah penyakit yang jarang ditemukan, insidennya juga belum dapat
di tentukan. Angka kejadian penyakit ini di Amerika serikat adalah diperkirakan 3 kasus per 100.000
populasi sedangkan di Inggris diperkirakan antara 10,2 hingga 250 kasus per 1000000
populasi. Granulomatosis Wegener lebih sering terjadi pada individu keturunan Eropa utara (kira-kira 90%)
dan jarang pada ras kulit hitam. Pada populasi orang Eropa penyakit ini lebih sering terjadi pada pria dengan
perbandingan pria: wanita 1,5:1 Granulomatosis Wegener dapat terjadi pada umur berapa saja, kira-kira
15% terjadi pada usia < 19 tahun. Walaupun demikian lebih sering muncul pada umur 35-60 dan jarang pada
anak-anak.5
Tanda-tanda awal dari penyakit granulomatosis dengan polyangiitis sangat bervariasi serta
diagnosisnya bisa tertunda karena sifat-sifat spesifik dari gejala yang muncul. Beberapa gejala yang dapat
muncul antara lain pada ginjal glomerulonefritis progresif yang terjadi dengan cepat dapat menyebabkan
gagal ginjal kronis. Pada hidung timbul gejala seperti nyeri, kekakuan, mimisan, rhinitis, krusta, hidung
menjadi cacat karena septum berlubang. Pada paru-paru gejala nya berupa adanya nodul atau bintil-bintil
Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Anggi Angelina
pada paru, adanya cairan yang sering diartikan dengan pneumonisa, pendarahan pada paru yang
menyebabkan hemoptysis serta stenosis bronkial, dan masih banyak lagi gejala lainnya yang dapat timbul
sesuai dengan lokasi terjadinya penyakit tersebut. 1,5Tanda dan gejala ketika kondisi semakin memburuk,
antara lain meliputi pilek terus-menerus,mimisan, sinusitis , batuk berdarah ( hemoptisis ) , infeksi telinga ,
nyeri dada , sesak nafas , penurunan berat badan , nyeri sendi , adanya darah di dalam urin (hematuria ) ,
demam , dan luka pada kulit.
Penyebab penyakit ini tidak diketahui secara pasti, namun granuloma sebagai lesi patologik awal
dipercaya menyebabkan proses imun seluler. Adanya paparan lingkungan termasuk infeksi saluran
pernafasan, paparan lingkuangan pertanian, paparan bahan allergen (beberapa penelitian melaporkan adanya
keterkaitan antara penyakit ini dengan puncak musim) dan paparan bahan solvents atau silika merupakan
faktor yang memicu pembentukan granuloma, selanjutnya akan terjadi interaksi yang kompleks antara
lingkungan dan faktor host itu sendiri yang menyebabkan terjadinya granulomatosis Wegener. Salah satu
diantara faktor Host adalah genetik, seperti pada pasien pasien dengan defisiensi 1- antitrypsin yang
merupakan inhibitor dari PR3.1,5
Faktor infeksi juga diduga memiliki peran dalam menyebabkan timbulnya granulomatosis Wegener
walaupun patogenesisnya belum dapat dijelaskan secara penuh. Bukti awal yang ditemukan Stegeman dkk.
menunjukkan adanya Staphylococcus aureus pada apusan hidung yang terkait dengan kekambuhan
penyakit granulomatosis Wegener, sejak saat itu telah ditemukan Proteinase 3 antigen (PR3) komplementari
(homolog dengan Derivad peptida S aureus) yang memicu munculnya antibodi PR3. Penelitian pada tikus
juga menunjukkan infeksi bakteri gram negatif dapat membentuk granulomatosis Wegener pada individu
yang sesuai.5
Antibodi sitoplasma anti-neutrophil memiliki reaksi tertentu bila bertemu dengan proteinase 3, enzim
yang banyak ditemukan pada granulosit neutrophil. Dalam studi khusus di laboratorium, telah ditemukan
bahwa Antibodi sitoplasma anti-neutrophil justru meningkatkan neurtofil, meningkatkan reaksi mereka pada
endotel serta mempengaruhi terjadinya degranulasi yang justru akan merusak sel-sel endotel. Hal tersebut
juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan yang meluas pada dinding pembuluh, khususnya dinding
arteriol.5
Patogenesis penyakit ini belum dapat diurai dengan sempurna, namun demikian ditemukannya
antineutrophil cytoplasmic antibody (ANCAs) dengan neutrophils pada sebagian besar pasien memunculkan
dugaan adanya peran Autoimun humoral. Sebuah penelitian in vitro menemukan Adanya bukti keterlibatan
PR3-ANCA dalam aktivasi neutrophils primer yang menyebabkan dihasilkannya oksigen reaktif dan
pelepasan ensim litik seperti elastase yang memicu terjadinya cedera jaringan. 1,5 Selain itu tampak pula
aktivasi sel neutrophil-endothelial dan sitokin proinflamasi lainnya seperti TNF alfa dan INF gamma.
Aktifitas utama dari sitokin pro inflamasi adalah memungkinkan terjadinya pelekatan molekul sel PMN ke
dinding sel endotel dan menyebabkan translokasi intrasitoplasmik PR 3 pada membran sel , dengan adanya
ikatan ANCA dengan PR 3 maka PMN akan aktif dan memulai degranulasi dan mengeluarkan mediator
yang toksin dan bersifat litik pada endotel..Kedua hal tersebut diatas menyebabkan gangguan endotel yang
berakhir pada vaskulitis nekrotikan. 1,5
Gambar A merupakan hasil dari CT scan thorax dari pasien yang menderita granulomatosis dengan
polyangiitis. Gambar tersebut menunjukkan adanya infiltrasi dari nodul nodul di paru paru disertai
dengan kavitasi. Pada gambar B , dapat dilihat adanya inflamasi granuloma dan necrosis pada hasil biopsy
paru dari pasien granulomatosis dengan polyangiitis. Pada gambar C , dapat dilihat adanya vaskulitis
granulamatosa dari arteri pulmonary pada paru paru pasien penderita granulomatosis dengan polyangititis.
Dapat dilihat terjadi penebalan pada dinding pembuluh darah akibat adanya infiltrasi dari sel sel inflamasi.
Gambar D , menunjukkan adanya necrosis segmental pada glomeruli dan disertai dengan adanya
pembentukan crescent. 5
Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Anggi Angelina
Mikroskopis Poliangiitis
Mikroskopis poliangitis tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan granulomatosis dengan
polyangiitis. Mikroskopis poliangiitis merupakan ANCA vaskulitis yang paling sering dijumpai atau
ditemukan . Karakteristik utama dari mikroskopis poliangiitis adalah adanya ANCA dan beberapa atau tidak
ada sama sekali deposit imun yang ada di dalam pembuluh darah. Ginjal merupakan organ yang paling
sering terserang pada 90 persen pasien dengan tipe vaskulitis mikroskopis poliangiitis. Secara klinis , pasien
dengan mikroskopis poliangiitis akan terlihat mirip dengan pasien granulomatosis dengan poliangiitis ,
namun pasien dengan mikroskopis poliangiitis biasanya memiliki penyakit paru paru yang siginifikan dan
sinusitis yang destruktiv.2,6 Perbedaan di antara kedua penyakit ini dapat dilihat melalui proses biopsy.
Vaskulitis pada mikroskopis poliangiitis tidak memiliki granuloma, sedangkan vaskulitis pada pasien
granulomatosis dengan poliangiitis memiliki granuloma. 2,6
Pasien dengan mikroskopis poliangiitis memiliki kombinasi dari manifestasi ginjal , palpable
purpura, nyeri abdominal , batuk , hemoptysis. Pasien dengan mikroskopis poliangiitis memiliki MPO
ANCA ( p-ANCA ) positif , walaupun PR3-ANCAA (c-ANCA) juga bisa positif pada kurang lebih 40 %
pasien. Penyakit ini banyak terjadi pada pasien berusia 40 hingga 60 tahun dan lebih banyak terjadi pada laki
laki dibandingkan dengan wanita. 6
Gambaran mikroskopis pada mikroskopis poliangiitis adalah sebagai berikut
Tahap Alergi merupakan tahap pertama dari sindrom Churg-Strauss. Hal ini ditandai oleh sejumlah
reaksi alergi, termasuk asma. Tanda utama dari sindrom Churg-Strauss, asma berkambang rata-rata tiga
sampai sembilan tahun sebelum tanda-tanda dan gejala lain muncul. Pada orang dengan sindrom Churg-
Strauss yang sudah memiliki asma, gejala biasanya menjadi lebih buruk dan mungkin memerlukan steroid
untuk mengontrol. Reaksi alergi lain nya yang dapat terjadi adalah demam rumput kering (Alergi rhinitis).
Hal ini mempengaruhi selaput lendir hidung, menyebabkan hidung berair, bersin dan gatal-gatal. Sakit Sinus
dan peradangan (sinusitis) juga merupakan reaksi alergi yang dapat terjadi. Hal tersebut akan menimbulkan
nyeri wajah dan mengembangkan polip hidung, yang lunak, pertumbuhan jinak yang berkembang sebagai
akibat dari peradangan kronis.1,7
Tahap kedua adalah tahap Eosinophilic. Eosinophil adalah jenis sel darah putih yang membantu
sistem kekebalan tubuh melawan infeksi tertentu. Biasanya, eosinofil membuat hanya persentase kecil dari
sel darah putih, tapi dalam sindrom Churg-Strauss, jumlah sel-sel ini sangat tinggi dan tidak normal
(hypereosinophilia) ditemukan dalam darah atau jaringan, di mana mereka dapat menyebabkan kerusakan
yang serius.7 Tanda dan gejala hypereosinophilia tergantung pada bagian tubuh yang dipengaruhi. Paru-paru
dan saluran pencernaan termasuk perut dan kerongkongan yang paling sering terlibat dalam gangguan ini.
Secara umum, tanda-tanda dan gejala tahap hypereosinophilia termasuk demam , hilang nafsu makan , batuk
, sakit perut , dan perdarahan gastrointestinal.1,7
1,7
Tahap ketiga adalah tahap vasculitic. Ciri khas dari tahap ini adalah peradangan pembuluh darah
yang parah (vaskulitis). Karena penyempitan pembuluh darah, peradangan mengurangi aliran darah ke
organ-organ vital dan jaringan seluruh tubuh, termasuk kulit, jantung, sistem saraf tepi, otot, tulang, dan
saluran pencernaan. Kadang-kadang, ginjal juga akan terpengaruh.
Penyebab pasti sindrom Churg-Strauss tidak diketahui secara jelas. Ada kemungkinan bahwa respon
sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif yang dipicu oleh kombinasi gen dan faktor lingkungan, seperti
alergen atau obat tertentu. Bukan hanya melindungi terhadap menyerang organisme seperti bakteri dan virus,
sistem kekebalan bereaksi lebih aktif dan menyerang jaringan sehat, yang menyebabkan peradangan.1,7
Sindrom Churg-Strauss adalah gangguan langka, yang mempengaruhi sekitar 1 sampai 3 orang dari
sejuta orang.Faktor-faktor risiko yang mungkin untuk sindrom Churg-Strauss meliputi usia. Rata-rata, orang
dengan sindrom Churg-Strauss didiagnosis pada pertengahan hingga akhir 40-an. Faktor resiko selanjutnya
adalah adanya sejarah asma atau masalah hidung.1 Kebanyakan orang didiagnosis dengan sindrom Churg-
Strauss memiliki riwayat alergi hidung, sinusitis kronis atau asma, yang seringkali parah atau sulit untuk
Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Anggi Angelina
kontrol. Hal ini penting untuk dicatat bahwa meskipun hampir semua orang dengan sindrom Churg-Strauss
memiliki asma atau Alergi, kebanyakan orang dengan kondisi tersebut tidak akan pernah mengembangkan
sindrom Churg-Strauss.1
Sindrom Churg-Strauss dapat mempengaruhi banyak organ, termasuk paru-paru, kulit, sistem
pencernaan, ginjal, otot, sendi dan jantung. Tanpa perawatan, penyakit dapat berakibat fatal. Komplikasi
tergantung pada organ-organ yang terlibat dan mungkin termasuk kerusakan saraf perifer. Saraf tepi yang
memanjang ke seluruh tubuh Anda, yang menghubungkan organ, kelenjar, otot dan kulit dengan sumsum
tulang belakang dan otak Anda.1,7 Sindrom Churg-Strauss dapat merusak saraf perifer (neuropati perifer),
khususnya di tangan dan kaki, menyebabkan mati rasa, pembakaran dan kehilnagna fungsi. Masalah Saraf
perifer sering membaik dengan perawatan. Kulit bekas luka juga merupakan salah satu komplikasi dari
churg-strauss syndrome. Peradangan dapat menyebabkan luka yang bisa meninggalkan bekas luka. 1,7
Komplikasi berikutnya adalah penyakit jantung. Komplikasi yang berhubungan dengan jantung Sindrom
Churg-Strauss termasuk radang selaput sekitar jantung (pericarditis), peradangan pada lapisan otot dinding
jantung (myocarditis), serangan jantung dan gagal jantung. Komplikasi yang terakhir adalah terjadinya
kerusakan ginjal (glomerulonefritis). Jika Churg-Strauss syndrome mempengaruhi ginjal, maka dapat
berkembang dengan cepat menjadi Glomerulonefritis, jenis penyakit ginjal yang menghambat kemampuan
penyaringan ginjal Anda, menyebabkan penumpukan produk-produk limbah di aliran darah Anda (uremia).
Gagal ginjal ini adalah hal yang tidak biasa terjadi.1,7
Onset dari HSP biasanya adalah akut dan terjadi secara tiba tiba. Gambaran klinik yang utama
terdiri atas 4 organ yang terlibat. Pertama yaitu pada kulit dimana akan terlihat adanya perdarahan kulit yang
agak meninggi jika diraba ( palpable purpura ) terjadi pada 95-100% kasus terutama pada bagian bagian
tubuh yang tergantung atau yang mengalami tekanan seperti kaki bagian bawah , pantat , tubuh , dan tangan.
Perdarahan ini berpa bercak bercak kemerahan terang atau merah gelap atau kebiruan yang dapat menyatu.
Kemerahan ini pada umumnya akan menghilang dalam beberapa hari sampai beberapa bulan. Kurang dari
10% kasus dapat berulang dan mungkin menetap selama beberapa tahun. Perdarahan ini juga dapat disertai
dengan pembengkakan ( udem ) . 2
Organ kedua yang terlibat adalah gastrointestinal. Gejala yang muncul pada organ ini adalah sakit
perut hebat ( kolik abdomen ) , mual dan muntah hingga terjadi perdarahan pada saluran cerna ( intusepsi )
yang biasanya muncul 1 minggu setelah terjadinya perdarahan pada kulit. Organ ketiga yang terlibat adalah
sendi. Anak dapat tiba tiba tidak bisa jalan , sendi sangat nyeri (arthralgia) atau sampai terjadi
pembengkakan sendi , nyeri , kemerahan , dan kalau diraba terasa panas ( arthritis ). Sendi yang terserang
lebih banyak sendi lutut atau pergelangan kaki. Organ keempat yang terlibat adalah ginjal. Gejalanya dapat
Cryoglobulinemia
Cryoglobulins adalah protein abnormal dalam darah. Jika menderita cryoglobulinemia, cryoglobulins
ini menumpuk, menyebabkan plasma menjadi tebal seperti sirup maple dan mengendapkan gumpalan dalam
Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Anggi Angelina
pembuluh darah. Kondisi ini dapat menghambat aliran darah, meningkatkan risiko penggumpalan darah,
arteri tersumbat, dan kerusakan kulit, sendi, otot, saraf, ginjal hingga kerusakan hati. Pertumbuhan penyakit
ini bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan. Gejala yang disebabkan pun seringkali hilang timbul. Pada
sebagian penderita, suhu dingin dapat menyebabkan kekambuhan.8
Penyebab cyroglobulinemia tidak diketahui dengan jelas, tetapi hal ini mungkin terkait dengan
penyakit lain, seperti penyakit hati, infeksi, penyakit jaringan ikat, multiple myeloma atau limfoma, atau
infeksi virus hepatisis C. Cryoglobunemia dapat terjadi akibat gangguan autoimun (sistem kekebalan tubuh
yang balik menyerang tubuh dan menyebabkan kondisi kesehatan tertentu).8
Dari berbagai penyakit terkait dengan vaskulitis yang sudah dijelaskan di atas , dapat diketahui
bahwa terdapat ciri khas khusus dari setiap penyakit yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam
diagnosis. Proses diagnosis dalam vaskulitis pembuluh darah kecil dapat dilihat dalam diagram dibawah ini