Você está na página 1de 28

Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

PENUNTUN PRAKTIKUM
ANALISA KIMIA AIR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


(STIKES) BINA MANDIRI
GORONTALO
1
2015
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

PENUNTUN PRAKTIKUM

ANALISA KIMIA AIR

TIM PENYUSUN

LABORATORIUM KIMIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES BINA MANDIRI GORONTALO
2015
2
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kita
semua sehingga penuntun praktikum ini dapat terselesaikan
penyusunannya.
Penuntun ini disusun dengan menyesuaikan kondisi dan
kemampuan peralatan dan bahan praktek yang tersedia di
laboratorium, sehingga judul-judul yang dipilih untuk menjadi
panduan praktek kemungkinan tidak maksimal akaibat keterbatasan
tersebut di atas. Namun pun demikian kita tetap bertekad untuk
melaksanakan praktek sebagai wujud dari penguasaan IPTEK.
Dengan adanya penuntun praktikum ini diharapkan pula para
mahasiswa dapat melakukan dan mempraktekkan percobaan-
percobaan secara tepat dan benar untuk menghasilkan kesimpulan
dalam menunjang perkembangan ilmunya masing-masing.

Gorontalo, Juli 2015

Penulis

3
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................4
TATA TERTIB.................................................................................5
Percobaan I : Analisis pH, Alkalinity dan DMA sampel..............7
Percobaan II : Kekeruhan, TDS/TSS.............................................9
Percobaan III : Penetapan Kesadahan Air.....................................12
Percobaan IV : Penetapan Kadar Klorida.....................................16
Percobaan V : Analisis senyawa Organik....................................19
Percobaan VI : Pengujian Oksigen Terlarut dalam Air Dengan
Titrimetri................................................................24
Percobaan VII : Penetapan Kadar COD dan BOD dalam Air
Limbah...................................................................26

4
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

TATA TERTIB LABORATORIUM

Mahasiswa yang diperkenankan melakukan praktikum adalah


mereka yang terdaftar secara akademik, yang selanjutnya disebut
sebagai praktikan.
Berikut tata tertib praktikum :
1. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai,
keterlambatan 10 menit sejak praktikum dimulai, praktikan
dianggap tidah hadir
2. Jika berhalangan hadir, praktikan harus dapat memberikan
keterangan tertulis dan resmi terkait dengan alasan
ketidakhadirannya
3. Praktikan yang tidak hadir (poin no. 2), jika akan mengganti
praktikum di hari lain, wajib meminta rekomendasi tertulis lebih
dahulu dari koordinator pengampu praktikum
4. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah
mengenakan jas praktikum dan wajib mempersiapkan
perlengkapan yang dibutuhkan selama praktikum seperti buku
penuntun, kartu kontrol, korek api, lap kasar, lap halus, sikat
tabung, sabun cuci dan lain-lain.
5. Praktikan mengisi daftar absensi
6. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, merokok
membunyikan handphone di dalam laboratorium selama
praktikum berlangsung
7. Praktikan tidak diperbolehkan meminjam alat teman maupun
bersenda gurau yang mengakibatkan terganggunya kelancaran
praktikum
5
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

8. Praktikan membuat laporan sementara berisi laporan hasil


percobaan
9. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib no 6-7 diatas adalah
dikeluarkan dari laboratorium atau tidak diperkenankan
melanjutkan praktikum
10. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya,
kebersihan meja masing-masing, serta lantai di sekitarnya
11. Setelah menggunakan reagen, ptraktikan wajib meletakkan
kembali pada tempatnya semula
12. Praktikan dilarang mengahambur-hamburkan reagen praktikum
dan membuang sisa praktimum dengan tidak memperhatikan
kebersihan dan keamanan
13. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib
meminta izin kepada dosen atau asisten
14. Alat-alat yang dipecahkan atau dirusakkan oleh praktikan wajib
diganti paling lambat 1 minggu kemudian

6
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

PERCOBAAN I
Analisis pH, Asiditas dan Alkalinitas

1. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa dapat menentukan pH sampel dengan
menggunakan indikator universal dan pH Meter
b. Mahasiswa dapat Menentukan asiditas dan alkalinitas
sampel
2. Dasar teori
Air merupakan pelarut senyawa yang bersifat
universal, karena sifatnya tersebut maka tidak air dan
perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat
unsur dan nsenyawa yang lainnya. Dengan terlarutnya
unsur dan senyawa tersebut, terutama hara mineral , maka
air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup.
Nilai pH merupakan salah satu parameter yang
praktis bagi pengukuran kesuburan suatau perairan.
Banyak reaksi kimia penting yang terjadi pada tingkatan
pH yang sulit. Menurut jenis dan aktivitas biologinya
suatu perairan dapat mengubah pH dari unit penanganan
limbahnya, tetapi pada umumnya batas toleransi ikan
adalah berkisar pada pH 4 aerd penth point sampai pH 2
basie date point. Perairan yang memiliki kadar pH 6,5-
8,5 merupakan perairan yang sangat ideal untuk tempat
hidup dan produktifitas organisme air.
Alkalinitas adalah suatu paramter kimia perairan
yang menunjukkan jumlah ion karbonat dan bikarbonat
yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan
tawar.

7
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

3. Alat dan Bahan


3.1. Alat
Peralatan yang digunakan : pH meter, statif, klem,
buret, Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, labu takar, pipet
volume/gondok.
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
sampel air, kertas indicator universal, indicator PP 0,1%,
indicator metal Jingga 0,1 %, larutan standar HCl dan
NaOH 0,1 N, akuadest
4. Prosedur Kerja
A. Analisis pH Sampel
Dalam pengujian pH sampel mahasiswa menggunakan
kertas indicator universal dan pH meter
B. Asiditas
1. Ambil 100 mL contoh air dengan gelas ukur, kemudian
masukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL
2. Tambahkan 5 tetes indicator PP 0,1 %
3. Tittasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N sampai
berwarna Rose, catat pemakaian NaOH
4. Tambahkan 5 tetes indicator metal jingga 0,1%
5. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna jingga
merah catat pemakaian HCl
C. Alkalinitas
1. Ambil 100 mL air contoh (sampel) kemudian masukkan
ke dalam Erlenmeyer 250 mL
2. Tambahkan 5 tetes indicator pp 0,1 %
3. Titrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N sampai
berwarna rose merah, catat larutan titer yang digunakan
4. Tambahkan 2-3 tetes indicator metal jingga 0,1 %,
titrasi kembali dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai
warna jingga merah

8
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

Perhitungan :

Asiditas

CO2 = FP x V Titran (NaOH) x N1 x[Mr CO2]


Atau

HCO3- = FP x [(Vtitran HCl x NHCl) (VtitranNaOH x NNaOH] x 61

PERCOBAAN II
9
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

KEKERUHAN, TDS / TSS

1. Tujuan
a. Untuk mengetahui kandungan lumpur sampel air.
b. Menghitung kadar total solid dan sampel air.
c. Menentukan total zat padat terlarut dalam air

2. Teori
Kekeruhan dalam air disebabkan adanya zat-zat
yang tersuspensi karena partikel yang tersuspensi dapat
menghamburkan sinar yang masuk ke dalam air dan
mengenal partikel yang terdapat dalam air sehingga air
kelihatan keruh.
Metode yang digunakan untuk penetapan kekeruhan
dengan neopelometri turbiditry. Metode ini didasarkan atas
perbandingan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh
larutan standar dengan intensitas cahaya yang dihamburkan
oleh sampel pada kondisi yang sama.
Air limbah rumah tangga adalah air limbah yang
tidak mengandung excrete manusia yang berasal dari
buangan kamar mandi, cuci pakaian, dan lainnya. Buangan
air limbah mengandung 99,9% air dan 0,1% zat padat. Zat
padat dibagi menjadi dua bagian yaitu 70% zat organik, 30%
zat anorganik.
Zat-zat tersuspensi dalam air berassal dari partikel-
partikel yang tersuspensikan. Hal ini menyebabkan tingginya
turbiditas. Zat tersuspensi ini dapat mengakibatkan
terjadinya pengendapan pada water line. Alat-alat proses
boilr akan mengakibatkan terjadinya kekeruhan pada air.
Suspensi solid dihilangkan dengan cara penambahan zat
koagulan.

10
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

3. Alat dan Bahan


1. Gelas piala 7. Oven
2. Kerucut imhoff
3. Pipet gondok
4. Labu erlenmayer
5. Eksikator
6. Corong

4. Prosedur Kerja

A. Volume Lumpur
Masukkan sampel air ke dalam alat kerucut imhoff,
kemudian diamkan selama 2 jam. Catat volume lumpur
yang ada.
B. Total Solid
Volume lumpur, sampel, corong imhoff, diamkan 1-2 jam,
.... ml.
Pipet 50 ml air dan masukkan ke dalam cawan kosong
(25,68) gr. Uapkan di atas kompor sampai kering
selanjutnya masukkan ke dalam oven pada suhu 105 0 C
selama 2 jam. Masukkan ke dalam eksikator hingga
dingin. Timbang untuk mengetahui bobotnya.
C. Suspendid Solid
Lipat kertas saring dan sobek bagian ujung, lalu aliri
aquadest untuk melihat kelancaran aliran air. Letakkan di
atas cawan petridisk lalu masukkan ke dalam oven pada
suhu 1050 C selama 30 menit. Dinginkan dalam eksikator
dan timbang bobotnya.
Pipet 50 ml sampel dan saring menggunakan kertas saring
yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Endapan
yang tersisa pada kertas saring disatukan dengan
menggunakan labu semprot, lipat kertas dan masukkan ke
dalam oven pada suhu 1050 C selama 2 jam. Dinginkan
dalam eksikator dan timbang hingga bobot tetap.
5. Perhitungan
11
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

A. Volume Lumpur
Volume lumpur dapat dilihat langsung, atau dapat diukur
dengan menggunakan ml.
B. Total Solid

Total Solid =

A = Berat cawan kosong


B = Berat cawan + isi
C. Suspended Solid

SS =

A = berat petridisk kosong


B = berat petridisk + isi
D. Total Zat Padat Terlarut
Total zat terlarut adalah penjumlahan dari total solid dan
suspended solid.

PERCOBAAN III
PENETAPAN KESADAHAN AIR

1. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menetapkan kesadahan total pada Air
melalui tetrasi EDTA

12
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

b. Mahasiswa dapat menetapkan kalsium pada air, melalui


titrasi EDTA

2. Teori
Pada awalnya, keadahan air di definisikan sebagai
kemampuan air utuk mengendapkan sabun, sehingg
keaktifan/ daya berih sabun menjadi berkurang atau hilang
sama sekali.sabun adalah zat aktif permukaan yang
berfungsi menurunkan teganggan permukaan air, sehingga
air sabun dapa berbusa. Air sabun akan membentuk emulsi
atau sistem kolid dengan zat pengotor yang melekat dalam
benda yang hendak di berihkan.
Kesadaran terutama di sebabkan oleh keberadaan
ion-ion kalsium (Ca2+) dan maknesium (Mg2+) di dalam air.
Keberadaannya di dalam airmengakibatkan sabun akan
mengandap sebagai garam kalsiaum dan magnesium,
sehingga tidak dapat membentuk emolsi secara efektif.
Kation-kation polivalen lalinya juga dapat mengendapkan
sabun, tetapi karena kotion polivalen umumnya berada
dalam bentuk kompleks yang lebih satabil dengan zat
organik yang ada, maka peran kesadahannya dapat
diabaikan.
Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya dia
ragkan pada penentuan kadar Ca 2+ dan Mg2+. Kesadahan
total di definisikan sebagai jumblah miliekivalen (mak) ion
Ca2+ dan Mg2+ tisp liter sampel air.
Secara sederhana, penentuan tingkat kesadahan air
untuk masing-masing ion dapat di lakukan dengan teknik
tirimetri-kompleksometri. Kation-kation tersebutdititrasi
dengan larutan baku ligan pengompleks Na2EDTA (natrium
etilen diamin tetra-asetat) pada pH tertentu. Dalam
melakukan titrasi, kedalam larutan yang mengandung ion-
ion Ca2+ dan Mg2+ di tambah indikator (warna 1)

13
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

membentuk kompleks dalam larutan buffer pada pH tertenu.


Penembahan EDTA akan memecahkan kompleks kation
indikator tersebut menbebtuk kation EDTA (warna II) yang
lebih stabil. Dengan mengamati perubahan warna, maka
titik akhir titrasi kompleksometri dapat di amati dan di
tentukan.
3. Alat dan Bahan
a. Alat
1. 2 buah gelas erlenmeyer 250 ML
2. 1 buah buret 50 ML
3. 2 buah gelas beaker 200 ML
4. 1 buah gelas ukuran 50 ML
5. 1 buah batang pengaduk
6. 1 buah botol semprot
7. 1 set statif
b. Bahan
1. Larutan standar EDTA 0.01 M
2. Larutan penyangga pH 10
3. Larutan NaOH pH 12
4. Indikator eriocrom black T (EBT)
5. Indikator murexide
6. Sample air

4. Prosedur Kerja
A. Penetapan kesadahan total (CaCO3 /L) SNI 06-
6989.12-2004
1. Sampel air sebanyak 50 ml (di ukur menggunakan
gelas ukur) dimasukan ke dalam gelas Erlenmeyer
250 ml,
2. Tambahkan 5 ML larutan penyangga pH 10 ke
dalamnya
3. Masukan cuplikan ( 5 -10 mg) indikator EBT
dengan menggunakan batang pengaduk gelas ke

14
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

dalam gelas erlenmeyer tersebut sehingga larut


menjadi merah anggur
4. Masukan larutan standar EDTA 0.01 M kedalam
bruret 50 ML, atur sedemikian sehingga tidak ada
udara dalam bruret (termasuk bagian bawah kran).
Lihat petunjuk penggunaan bruret.
5. Titrasilah sampel air tersebut sedikit demi sedikit
dengn larutan EDTA 0.01M sampai larutan ampel
tepat akan berubah warnanya menjadi biru, ulangi
perlakuan yang sama sebanyak 3 kali
6. Catatlah volume larutan EDTA yang di butuhkan ke
dalam lembar pengamatan yang tersedia
7. Perlakuan yang sama dilakukan untuk blanko
B. Kalsium (SNI 06-6989.12-2004)
1. sempel air sebanyak 50 ML (di ukur menggunakan
gelas ukur) di masukan ke dalam gelas erlenmeyer
250 ml
2. bilas lah ukuran gelas tersebut dengan sedikit air
kemudian campurkan air bilasan tersebuts ke dalam
gelas erlenmeyer yang berisi sampel air
3. tambah 1 ml larutan NaOH pH 12 ke dalamnya
4. bubuuhkan cuplikan ( 5 -10 mg) indikator
maurexide dengan menggunakan batang
pengadukgelas ke dalam gelas erlenmeyer tersebut
sehingga larutan berubah warnnya menjadi ungu
5. titrasilah sample air tersebut sedikit demi sedikit
dengan larutan EDTA 0.01 M sampai larutan tempel
tepat akan berubah dari merah muda menjadi ungu
6. catatlah volume larutan EDTA yang di butuhkan ke
dalam lembar pengamatan yang tersedia, ulangi
perlakuan yang sama sebanyak 3 kali

5. Perhitungan
A. Penentuan Kesadahan Total CaCO3

15
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

1000 x ml EDTA x M DTA x 100 =....mg CaCO3/L


V. sampel
B. kesadahan Ca2+ melalui titrasi EDTA

1000 x ml EDTA x M EDTA x 40 = ...mg/L


V. sampel
C. kesadahan Mg 2+

1000 x(ml EDTA Aml EDTA B) x M EDTA x 24,3 =...mg/L


V. sampel

16
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

PERCOBAAN IV
PENENTUAN KADAR KLORIDA

1. Tujuan
a. Menghitung kadar klor sebagai NaCl dalam contoh air
b. Untuk mengetahui kandungan sisa klor yang terdapat dalam
air
c. Untuk mengetahui jumlah klor yang terpakai untuk
mengoksidasi unsur-unsur yang ada dalam air (daya sergap
klor)

2. Teori
Sisa klor yang ada dalam sebuah contoh air akan
mengoksidasi ion iodide menjadi iodium (I2). Dengan
indikator kanji, I2 akan menghasilkan warna biru. I2 yang
terbentuk kemudian dititrasi dengan larutan natrium
thiosulfat (Na2SO3) yang kemudian akan teroksidasi
menjadi Na2S4O6.
Daya sergap klor atau daya pengikat klor adalah klor
yang dipakai untuk mengoksidasi unsur-unsur yang ada
dalam air. Kaporit atau klor yang dimasukkan ke dalam air
mula-mula akan bereaksi dengan unsur-unsur/ senyawa
pereduksi yang biasa terkandung dalam air seperti Fe, Mn,
NO3, NH3, H2S, dan zat-zat organik lainnya.

3. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Erlenmayer 250 ml
2. Pipet volume 25 ml
3. Buret 50 ml
4. Pipet gelas
5. Buret asam
6. Statif + klaim
7. Gelas piala
B. Bahan
17
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

1. AgNO3 0,1 N
2. K2CrO4 1%

4. Prosedur Kerja

A. Penentuan Kadar klorida


1.100 ml contoh air masukkan ke dalam labu
erlenmayer 250 ml, tambahkan HNO3 10%
sampai bersifat asam (lihat perubahan kertas
lakmus)
2.Masukkan CaO sampai netral atau sedikat basa
3.Tambahkan 0,5 ml K2CrO4 1%
4.Titrasi dengan AgNO3 0,1 N sampai berwarna
merah bata. Titrasi dilakukan duplo.
5. Perhitungan

A. Kadar Klor = x A x B x 3,55 mg Cl

Dimana : A = volume AgNO3


B = Konsetrasi AgNO3
3,55 = 1 ml 0,1 N AgNO3
Cat : kalau kadar Cl = 25 mg/L, maka 100 ml
contoh yang telah dinetralkan seperti di atas
diuapkan sampai volume tersisa 75 ml,
selanjutnya dikerjakan seperti di atas.

PERCOBAAN V
ANALISIS SENYAWA ORGANIK

I. Tujuan
Untuk mengetahui berapa besar kandungan zat
organik dalam air.

18
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

II. Teori
Pemeriksaan senyawa organik pada contoh air
dilakukan dengan cara pemanasan, zat organik pada
dasarnya terdiri dari unsur karbon yang dapat dipisah-
pisahkan.
Air sebagai bahan keperluan minum memilii
batas zat orgnik yang diperbolehkan yang diukur
banyaknya dalam mg/L KmnO4 yang diperlukan
untuk mengoksidasi zat contoh dengan pemanasan
kurang lebih 10 menit.
Kelebihan kandungan zat organik dalam air
memungkinkan pertumbuhan bakteri yang dapat
membahayakan kesehatan.
III. Prinsip
Air contoh dioksidasi dengan KmnO4 kemudian
dilakukan pemanasan, sehingga berwarna merah
muda.
IV.Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pipet skala uk. 10 ml (3 buah)
2. Labu erlenmayer uk. 250 ml
3. Buret asam
4. Statif + klem
5. pipet tetes
6. corong
7. penangas air
B. Bahan
1. Asam sulfat (H2SO4) 4 N
2. KmnO4 0,01 N
3. Asam Oksalat (C2H2O4) 0,01 N

V.Prosedur Kerja

1. Pipet 100 ml contoh air ke dalam labu erlenmayer


dan tambahakan 5 ml asam sulfat 4 N

19
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

2. Bubuhi beberapa tetes KMnO4 0,01 N sehingga


berwarna merah muda
3. Panaskan dengan api sedang hingga mendidih
(ukur dengan termometer hingga suhu + 80 oC)
tambahakan 10 ml KMnO4 0,01 N
4. Tambahkan 10 ml asam oksalat 0,01 N sampai
warna semula hilang
5. Dinginkan dan titrasi dengan larutan KMnO4
sampai warna merah muda
6. Titrasi dilakukan duplo

VI.Perhitungan

Nilai permanganat :

20
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

PERCOBAAN VI
PENGUJIAN OKSIGEN TERLARUT DALAM AIR DENGAN
TITRIMETRI

I. Tujuan
A. Dapat menentukan kadar oksigen terlarut dalam
air
B. Dapat menggunakan metode iodometri untuk
pengujian oksigen terlarut
C. Dapat mengetahui dan menggolongkan air yang
baik dikonsumsi dilihat dari oksigen terlarutnya
II. Teori
Oksigen terlarut (dissolvet oksigen, disingkan
DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (oksigen demand) merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO
yang biasanya diukur dalam bentuk konsetrasi ini
menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang tersedia
dalam suatu badan air.
Semakin besar nilai DO pada air
mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang
bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat
diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana
badan air mampu menampung biota air sseperti ikan
dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk
membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh
banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab itu
pengukuran parameterini sangat dianjurkan disamping
parameter lain seperti BOD dan COD.
Di dalam air oksigen memainkan peranan dalam
menguraikan komponen-komponen kimia menjadi
komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki
kemampuan untuk beroksida dengan zat pencemaran
21
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

seperti komponen organik sehingga zat pencemaran


tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga
diperlakukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat
aerob serta anaeorob, dalam proses metabolisme
dengan adanya oksigen dalam air mikroorganisme
semakin giat menguraikan kandunga dalam air.
Pada klimaksnya, oksigen yang tersedia tidak
cukup menguraikan komponen kimia tersebut.
Keadaan yang demikinan merupakan pencemaran
berat pada air. Untuk mengukur kadar DO dalam air,
ada 2 metode yaitu sering dilakukan : metode titrasi
dan metode elektrokimia atau lebih dikenal
pengukuran dengan DO meter.
III.Alat dan Bahan
A. Alat
B. Bahan
1. Air sumur
2. Air ledeng
3. Air selokkan
4. Larutan MnSO4
5. Larutan KOH-KI
6. Larutan Na2S2O3 0,025 N
7. Larutan asam oksalat 0,01 N
8. Larutan H2SO4 pekat
9. Indikator amilum 0,5%
10. Larutan KMnO4 0,01 N

IV.Prosedur Kerja
A. Pengujian Oksigen Terlarut
1. 1 ml larutan MnSO4 dn 1 ml larutan alkali-
iodida-azida dimasukkan berturut-turut ke

22
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

dalam botol KOB yang sebelumnya berisi


sampel.
2. Kemudian botol K OB ditutup kembali
dengan perlakuan hati-hati, kemudian botol K
OB dikocok dengan cara membolak-balik
botol beberapa kali.
3. Endapan akan terbentuk pada botol K OB
setelah dibiarkan selama 10 menit.
4. Setelah endapan terbentuk kira-kira setengah
dari bagian botol, 1 ml H2SO4 pekat
ditambahkan.
5. Botol K OB ditutupkan dan dicocokkan
hingga semua endapan larut.
6. 100 ml sampel air dimassukkan ke dalam labu
erlenmayer yang kemudian pada erlenmayer
yang sama dititrasi oleh larutan baku natrium
thiossulfat yang ebelumnya sudah
distandarisasi hingga warna larutan berubah
menjadi kuning muda.
7. Sebanyak 2 3 tetes larutan indikator amilum
(kanji) ditambahkan ke dalam erlenmayer
tersebut.
8. Larutan dititrasi dengan larutan baku
Na2S2O3 0.025 N hingga warna biru hilang.
9. Titrasi yang dilakukan sebaiknya dilakukan
secara duplo dan dilakukannya titrasi blanko
untuk mengoreksi kesalahan yang terjadi.
B. Prosedur Penentuan Oksigen Demand
1. Sampel air diambil dengan botol sampel dan
bila perlu lakukan pengenceran (tingkat
pengenceran tergantung pada kondisi sampel
air yang akan diteliti, misalnya dapt 0,5%,
0,1% atau bahkan lebih kecil lagi, kasusnya
untuk sampel air dari limbah industri tertentu).
23
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

2. Kemudian ditempatkan ke dalam labu


erlenmayer sebaiknaya sebanyak 100 ml dan
ditambahkan sebanyak 5 ml larutan H2SO4 4
N, dan 10 ml larutan KMnO4 0,01 N.
Didihkan selama 10 menit dan setelah dingin
ditambahakan larutan asam oksalat 0,01 N.
3. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N
sampai terbentuk larutan warna merah muda
(ros).
C. Penentuan Faktor Koreksi
1. Aquadest diambil sebanyak 100 ml dan
ditempatkan dalam labu erlenmayer.
2. Kemudian ditabahkan sebanyak 5 ml larutan
H2SO4 4 N dan 10 ml larutan asam oksalat
0,01 N. Lalu digoyang-goyangkan hingga
merata dan didiamkan selama 10 menit
3. Selanjutnya dititrasi dengan larutan KMnO4
0,01 N sampai terbentuk larutan warna merah
muda (ros).
4. Rumus perhitungannya : faktor koreksi = 10/
(ml KMnO4)

V.Perhitungan

A. OT mg/L = 1000 x v titrasi x N x 8 / Vc x vb / vb


2

B. Kadar OD = 1000/ 100 x {(10 + a) f-10} x 0,01 x


31,6 mg/L

Ket :
24
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

A = ml KMnO4 yang dipakai


F = faktor koreksi KMnO4
31,6 = beraat ekuivalen KMnO4

C. Faktor koreksi = 10/(ml KMnO4)

25
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

PERCOBAAN VII
PENENTUAN KADAR COD DAN BOD
DALAM AIR LIMBAH
I. Tujuan
Menentukan kadar COD dan BOD dalam air
limbah.
II. Teori
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut
di dalam air dapat ditentukan seberapa jauh tingkat
pencemaran air lingkungan yang telah terjadi. Cara
yang ditempuh untuk maksud tersebut dengan uji :
1. COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand,
atau kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi
oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air.
2. BOD, singkatan dari Biological Oxygen Demand,
atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah
bahan buangan di dalam air oleh mikroorganisme.
Melalui kedua cara tersebut dapat ditentukan
tingkat pencemaran air lingkungan. Perbedaan dari
kedua cara uji oksigen yang terlarut di dalam air
tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut ini :
Chemical Oxygen Demand adalah kapasitass air
untuk menggunakan oksigen selama peruraian
senyawa organik terlarut dan mengoksidasi senyawa
anorganik seperti amonia dan nitrit.
Biological (biochemical) Oxygen Demand adalah
kauntitas oksigen yang diperlukan oleh
mikroorganisme aerob dalam menguraikan senyawa
organik terlarut. Jika BOD tinggi maka dissolved
oksigen (DO) menurun karena oksigen yang terlarut
tersbut digunakan oleh bakteri. Akibatnya ikan dan
organisme air hubungan keduanya adalah sama-sama
untuk menentukan kualitas air, tapi BOD lebih

26
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

cenderung ke arah cemaran organik. Dalam proses


penanganan air limbah biologis dengan sistem aerobik,
oksigen menjadi penting untuk penurunan kadar BOD
dan COD yang efektif.
III.Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pipet gondok
2. Erlenmayer 250 ml
3. Erlenmayer tutup asah 250 ml
4. Buret 50 ml
5. Penangas air
6. Pipet tetes
7. Botol semprot
8. Gelas ukur
B. Bahan
1. Sampel limbah air
2. MnSO4 10%
3. H2SO4 pekat
4. Natrium thiosulfat 0,1 N
5. Natrium thiosulfat 0,05 N
6. Larutan aknji 2%
7. KMnO4 0,1 N
8. H2SO4 6 M
9. KI 10%
10. Aquadest
11. Larutan alkali azida (dilarutkan 500 gr NaOH
(700 gr KOH) dan 135 gr Nal (150 gr KI)
dalam aquadest 1 L tambahkan 10 gr NaNO3
yang dilarutkan dalam 40 ml Aquadest.

IV.Prosedur Kerja
A. Pengujian COD
1. Pipet 50 ml larutan sampel ke dalam
erlenmayer 250 ml

27
Penuntun Praktikum Analisa Kimia Air 2015

2. Tambahkan 5 ml KMnO4 0,1N/ K2Cr2O7 dan


panaskan selama 1 jam dalam penangas air.
3. Didinginkan selama 10 menit, tambahkan
larutan KI 10% dan 10 ml H2SO4 6M
4. Titrasi dengan larutan thiosulfat 0,05 N
sampai warna kuning, tambah 1-2 ml indikator
kanji sampai timbul warna biru dan lanjutkan
titrasi sampai warna biru hilang
5. Lakukan hal yang sama terhadap blanko
B. Pengujian BOD
1. Ke dalam sampel yang sudah ada dalam botol
winkler 500 ml.
2. Tutup sampel dan kocok dengan cara
membolak-balikkan botol beberapa kali
3. Biarkan hingga terbentuk endapan atau
gumpalan setengah bagian selama 10 menit.
4. Bagian larutan yang jernih dikeluarkan dari
botol dengan menggunakan pipet sebanyak
100 ml dimasukkan ke dalam erlenmayer uk.
500 ml.
5. Buka tutup sampel dan tambahkan H2SO4
pekat 2 ml melalui dinding botol, kemudian
tutup botol kembali.
6. Kocok kembali sampai semua endapan
melarut.
7. Semua isi botol dituangkan ke dalam
erlenmayer uk 500 ml pada butir 4.

28

Você também pode gostar