Você está na página 1de 8

Apakah internal auditing sebuah profesi

Dalam perusahaan yang berskala besar seringkali kita mengenal adanya peran seorang internal
auditor atau dengan kata lain sebuah divisi yang bertugas untuk mencegah kecurangan,
pendeteksian kecurangan, penginvestigasian kecurangan. Sejak tahun 1998 ataupun tahun-tahun
setelah itu peran internal auditor makin crusial dibicarakan. Apalagi sejak adanya banyak kasus
penggelapan yang terjadi pada waktu tahun 1997-1998 dimana perpindahan politik dari era orde
baru ke masa reformasi. Internal auditor dianggap sebuah profesi yang pada saat itu menjadi pilar
terakhir dalam mengawasi kinerja manajemen dan menjadi penjaga atas setiap transaksi-transaksi
mencurigakan. Puncak penghargaan terhadap internal auditor adalah ketika lembaga Bapepam dan
Lembaga Keuangan mengeluarkan keputusan KEP-496/BL/2008 mengenai pembentukan dan
pedoman penyusunan piagam unit auditor internal. Peraturan tersebut didukung oleh penerapan
Good Corporate Governance yang melihat internal auditor dari sudut pandang pelaksanaan kinerja
perusahaan yang baik dengan penempatan internal auditor sebagai petugas yang mensuport
adanya pelaksanaan praktik bisnis yang sehat dengan cara mengawasi operasional perusahaan
agar mampu bersaing dengan perusahaan yang lain namun dilakukan secara sehat. Sebetulnya apa
tugas seorang internal auditor apabila ditinjau dari beberapa keputusan atau undang-undang di
atas ? Tahun 1997 1998 adalah tahun dimana masyarakat secara umum tidak percaya lagi kepada
praktek ataupun pelaksanaan kinerja perusahaan terutama BUMN dan perusahaan swasta pada
umumnya. Internal auditor dibentuk dengan alasan tersebut. Tapi apakah paradigma internal auditor
masih mengikuti tahun 1997 1998 tersebut ? banyak alasan yang mendasari perusahaan untuk
membentuk suatu divisi pengawasan yang biasa disebut internal auditor ini. Apakah perusahaan
ataupun dewan komisaris sebagai pemilik hanya mempekerjakan divisi internal audit hanya sebagai
pengawas atau penjaga asset mereka ? gambaran seperti apakah yang akan penulis berikan untuk
membedakan fungsi internal auditor dalam perusahaan yang berskala kecil dan perusahaan
berskala besar ? contoh seperti pengalaman penulis selama bekerja di banyak PT baik skala kecil
maupun besar. Dalam perusahaan kecil internal audit dipekerjakan untuk mengawasi kinerja
operasional yang dilakukan oleh manajemen selama satu periode tertentu dan lebih difokuskan
bagaimana cara menjaga asset pemilik agar tidak dicuri ataupun dimanfaatkan oleh para karyawan
untuk kepentingan pribadi mereka. Cara berpikir pemilik dalam perusahaan kecil, mereka tidak mau
harta mereka dicuri oleh sekelompok orang yang mengambil keuntungan pribadi, oleh karena itu
mereka membayar polisi yang disebut internal auditor. Benar-benar cara berpikir konvensional.
Berbeda dengan cara pemikiran pemilik-pemilik perusahaan besar. Mereka lebih cenderung
membayar internal auditor sebagai pengawas sekaligus menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja
manajemen mereka yang selama ini berlangsung dalam setiap operasional perusahaan. Penilaian
yang dimaksud adalah bagaimana ketika internal auditor menemukan adanya kesalahan baik sistem
dan prosedur maupun tata cara pelaksanaan operasional manajemen dan kesalahan praktek
dilapangan itu menjadi dasar penilaian untuk perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Jadi
seperti judul tulisan yang diungkapkan diatas bahwa internal auditor dapat menjadi profesi apabila
internal auditor hanya dianggap sebagai pelengkap dalam pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG), namun dapat dianggap sebagai professional ketika internal auditor hadir
sebagai sosok yang mampu menghasilkan added value atau nilai tambah dalam menghasilkan
suatu sistem dan prosedur yang baik, maupun menghasilkan nilai tambah dalam membantu
manajemen menemukan performa terbaiknya untuk menjadi lebih baik dimasan yang akan datang.
Jadi apakah yang anda pilih apabila anda membayar seorang internal auditor ? apakah seorang
profesi ataukah professional ?

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/davidlin/internal-auditor-profesi-atau-
profesional_54ff8fb7a33311ea4a510979

Ciri-ciri Profesi

Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini


dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi


harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

Izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka
untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Syarat suatu profesi

Melibatkan kegiatan intelektual.

Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.

Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.

Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.


Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

Menentukan standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup berarti pada awal abad 21,
sejak munculnya kasus Enron & Worldcom yang menghebohkan kalangan dunia
usaha. Meskipun reputasi audit internal sempat terpuruk oleh berbagai kasus
kolapsnya beberapa perusahaan tersebut yang melibatkan peran auditor, namun
profesi auditor internal ternyata semakin hari semakin dihargai dalam organisasi.
Saat ini profesi auditor internal turut berperan dalam implementasi Good Corporate
Governance (GCG) di perusahaan maupun Good Government Governance(GGG) di
pemerintahan.

Perkembangan minat internal audit juga terjadi di Indonesia, beberapa kasus


kecurang yang terjadi baik dipemerintah/BUMN maupun di swasta selama ini
semakin menuntut peningkatan peran internal auditor dalam mengawasi jalannya
roda operasional perusahaan.

Kebutuhan tenaga Internal Auditor

Profesi auditor internal sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi apapun, baik
perusahaan swasta, BUMN/BUMD, perusahaan multinasional, perusahaan asing,
pemerintahan, lembaga pendidikan dan Organisasi Nir Laba. Dalam melakukan
rekrutmen terhadap tenaga auditor internal untuk suatu organisasi, selain dapat
diambil dari karyawan / staf dari bagian / Divisi lain, juga diperoleh dari pihak luar
organisasi, baik yang telah berpengalaman maupun yang baru lulus dari perguruan
tinggi (fresh graduate). Persaingan untuk memperebutkan posisi auditor internal
ternyata lebih ketat dibandingkan posisi tenaga staf akuntansi (accounting staf)
atau auditor untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), sebab auditor internal dapat
diperebutkan oleh lulusan dari berbagai disiplin ilmu serta berbagai pengalaman
kerja.

Berikut beberapa organisasi yang memerlukan tenaga auditor internal di Indonesia:

NO. ORGANISASI UNIT KERJA

1 BUMN / BUMD Satuan Pengawasan Intern (SPI)


2 Departemen / Lembaga Inspektorat Jenderal
Pemerintah Departemen.

Unit Pengawasan Lembaga

Badan Pengawasan Keuangan


& Pembangunan (BPKP)

3 Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Daerah


(PEMDA) (Bawasda)

4 Lembaga Pendidikan / Badan Audit Internal


Universitas
Dewan Audit

5 Perusahaan (Swasta, Multi Dept. Audit Internal


Nasional, Asing)

6 Lembaga Swadaya Unit Audit Internal


Masyarakat (LSM)

Standar Profesi

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal pada tanggal 12 Mei 2004 telah
menetapkan Standar Profesi Audit Internal (SPAI) dan wajib diterapkan semua
anggota organisasi profesi yang tergabung dalam konsorsium dan mulai berlaku
tanggal 1 Januari 2005. Konsorsium merekomendasikan anggota IIA Indonesia
Chapter, Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK SPI) BUMN/BUMD,
Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Dewan Sertifikasi Qualified Internal
Auditor (QIA) dan Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) agar segera
memasukkan (mengadopsi) jiwa yang terdapat dalam butir-butir standar ini
kedalam Audit Charter, pedoman, kebijakan serta prosedur audit internal yang ada
pada organisasi masing-masing.

Kode Etik
Profesi audit internal memiliki kode etik profesi yang harus ditaati dan dijalankan
oleh segenap auditor internal. Kode etik tersebut memuat standar perilaku sebagai
pedoman bagi seluruh auditor internal.

Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal (2004) telah menetapkan kode etik
bagi para auditor internal yang terdiri dari 10 hal sebagai berikut :

1. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, obyektivitas dan kesanggupan


dalam melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya.

2. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya atau


terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak boleh
secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau
melanggar hukum.

3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau
kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau
mendiskreditkan organisasinya.

4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat


menibulkan konflik dengan kepentingan organisasinya atau kegiatan-kegiatan
yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk
dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggungjawab profesinya secara
obyektif.

5. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun dari
karyawan, klien, pelanggan, pemasok ataupun mitra bisnis organisasinya,
yang dapat atau patut diduga dapat mempengaruhi pertimbangan
profesionalnya.

6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesikan dengan


menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.

7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa


memenuhi Standar Profesi Audit Internal.

8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan


informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak
boleh menggunakan informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan
pribadi, (ii) secara melanggar hukum, (iii) yang dapat menimbulkan kerugian
terhadap organisasinya.

9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus


mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta-
fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas kegiatan
yang direview, atau (ii) menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar
hukum.
10.Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta efektivitas
dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti
pendidikan profesional berkelanjutan.

Organisasi Profesi

Saat ini di Indonesia sudah ada tiga organisasi profesi yang berkaitan dengan
internal audit. Banyaknya organisasi ini menunjukkan bahwa minat masyarakat
terhadap profesi ini sudah sangat besar. Organisasi profesi tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK SPI)

Forum ini awalnya bernama FKSPI BUMN/BUMD karena anggotanya para auditor
internal yang bekerja pada Satuan Pengawasan Intern (SPI) di BUMN/BUMD.
Sehubungan dengan keanggotaan yang terbuka bagi auditor intern yang bekerja di
sektor perusahaan swasta, multi nasional maupun asing maka berubah menjadi FK
SPI.

b. Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)

Organisasi ini menghimpun para auditor internal yang telah memiliki gelar Qualified
Internal Auditor (QIA).

c. Asosiasi Auditor Internal (AAI)

Anggota AAI tersebar di seluruh Indonesia baik yang berasal dari


BUMN/BUMD/Swasta. AAI juga membuka keanggotaan dengan auditor internal dari
perguruan tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara dan perusahaan baik
BUMN/BUMD maupun privat.

Visi AAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan sebagai agen perubahan di
bidang audit intern. Sedangkan misi AAI yaitu :

1). Menyediakan wadah untuk meningkatkan kompetensi dan integritas anggota


secara berkesinambungan;

2). Mendorong pemberdayakan fungsi dan peran auditor internal;

3). Meningkatkan kualitas auditor internal sesuai tuntutan perkembangan


lingkungan dan standar profesi;

4). Membangun komitmen anggota dalam pengembangan profesionalisme audit


intern.

AAI akan menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Auditor Internal untuk meningkatkan


penguasaan auditor atas pengetahuan dan komptensi teknis dibidang pelaporan
keuangan (financial reporting), Corporate Governance, dan pengawasan
perusahaan (corporate control). Juga dalam hal Pencegahan Kecurangan (Fraud
Prevention), Pendeteksian Kecurangan (Fraud Detection), dan Penginvestigasian
Kecurangan (Fraud Investigation). Ke depan AAI akan menjadi Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSF) untuk profesi auditor internal.

Sertifikasi

Demikian juga hal nya dengan sertifikasi profesi. Saat ini saja di Indonesia sudah
ada dua jenis sertifikasi selain sertifikasi internasional yang juga dilakukan di
Indonesia yaitu CIA (certified internal auditor).

a. Qualified Internal Auditor (QIA)

QIA adalah gelar kualifikasi dalam bidang internal auditing, yang merupakan simbol
profesionalisme dari individu yang menyandang gelar tersebut. Gelar QIA juga
merupakan pengakuan bahwa penyandang gelar telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang sejajar dengan kualifikasi internal auditor kelas dunia. QIA
diberikan oleh Dewan Sertifikasi yang terdiri dari unsur-unsur organisasi profesi
internal audit terkemuka di Indonesia yaitu unsur Badan Pengawasan Keuangan &
Pembangunan (BPKP), Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern , The Institute
of Internal Auditor (IIA) Indonesia Chapter, Perhimpunan Auditor Internal Indonesia
(PAII), YPIA dan akademisi serta praktisi bisnis yang memiliki kompetensi dan
komitmen terhadap internal auditing. Sampai saat ini, YPIA adalah satu-satunya
lembaga yang diberi wewenang oleh Dewan Sertifikasi untuk menyelenggarakan
pendidikan dan Ujian Sertifikasi QIA.

Gelar QIA dapat diperoleh oleh seorang auditor setelah menjalani serangkaian
pelatihan / ujian sertifikasi dan dinyatakan lulus yang dilaksanakan oleh Institut
Pendidikan Audit Manajemen / Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) yang terdiri
dari 5 (lima) jenjang, sebagai berikut :

Pelatihan Audit Intern Tingkat Dasar I.

Pelatihan Audit Intern Tingkat Dasar II

Pelatihan Audit Intern Tingkat Lanjutan I

Pelatihan Audit Intern Tingkat Lanjutan II

Pelatihan Audit Intern Tingkat Manajerial.

b. Professional Internal Auditor (PIA)

Pusat Pengembangan Akuntansi & Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PPAK
STAN) memberikan pengakuan berupa pemberian sertifikat Professional Internal
Auditor (PIA) terhadap peserta Pendidikan & Pelatihan (diklat) auditor internal yang
telah menyelesaikan 5 tahapan diklat auditor internal yaitu :
1). Diklat Dasar-dasar Audit.

2). Diklat Audit Operasional.

3). Diklat Psikologi dan Komunikasi Audit.

4). Diklat Audit Kecurangan.

5). Diklat Pengelolaan Tugas-tugas Audit.

Selain kepada peserta diklat yang telah mengikuti kelima tahapan diklat tersebut,
sertifikat Professional Internal Auditor juga diberikan bagi para Kepala Satuan
Pengawas Intern dan Kepala Badan Pengawas Daerah yang telah mengikuti Diklat
Khusus yang diselenggarakan oleh PPAK STAN.

Pendidikan Profesi berkelanjutan (Continued Profession Education)

Sebagai sebuah profesi, organisasi profesi internal auditor mensyaratkan para


anggotanya untuk selalu meningkatkan pengetahuan & ketrampilan melalui
Pendidikan Profesi berkelanjutan (PPL). Pemegang gelar QIA yang dikeluarkan oleh
Dewan sertifikasi QIA harus menjalani PPL.

Você também pode gostar