Você está na página 1de 19

Makalah

Kaca

Fathan Aulia Adillah


Fachrul Ihsan Ramadhan
Rifqi Yaradhipa
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, pada akhirnya


dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Bahan Material Kaca ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas ini terdapat
kekurangan baik dari segi materi maupun teknik penulisan. Oleh karena
itu kami mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang
membangun untuk kekurangan yang ada.

Kami tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih dan semoga


Allah SWT memberikan kebaikan dan rakhmat bagi kita semua. Segala
kesalahan, keterbatasan dan kekurangan dalam bentuk apapun yang
mungkin ada dalam laporan tugas ini, kami memohon maaf, kiranya
dapat dimaklumi dengan bijaksana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
i

DAFTAR ISI .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . .. .. .. .. .. .. .. .. ..
1
B. Tujuan . .. .. .. ..
3

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Kaca .. .. .. . . . . . . .. .. ..
4
2. Sifat Kaca .. .. .. .. .. .. .. . . . .. . .
5
3. Proses Pembuatan Kaca .. .. . . .. . . . .
5
4. Model-Model Kaca . .. . . . .. . . . . . . .
11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan . . . .. .. .. .. .. .. .. ..
12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kaca atau gelas adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab
dengan kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi masyarakat luas banyak yang belum
mengerti tentang senyawa unik ini. Kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika
merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-
partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat,
sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur. Dari
segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali
tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas
dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama
dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
Sebagaimana bahan-bahan yang sangat banyak digunakan dalam peradaban
modern, riwayat penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali. Salah satu rujukan yang
paling tua mengenai bahan ini dibuat oleh Pliny, yang menceritakan bagaimana
pedagang-pedangang phoenisia purba menemukan kaca tatkala memasak makanan.
Periuk yang digunakannya secara tidak sengaja diletakkan di atas massa trona di
suatu pantai. Penyatuan yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian dan
orang Mesir telah berusaha menirunya. Sejak tahun 6000 atau 5000 sebelum Masehi,
orang Mesir telah membuat permata tiruan dari kaca dengan ketrampilan yang halus
dan keindahan yang mengesankan. Kaca jendela sudah mulai disebut-sebut sejak
tahun 290. Silinder kaca jendela tiup ditemukan oleh para pendeta pada abad ke-12.
Dalam abad tengah, Venesia memegang monopoli sebagai pusat industi kaca. Di
jerman dan inggris, kaca baru mulai dibuat pada abad ke-16. Secara keseluruhan
sebelum tahun 1900, industri ini merupakan seni yang dilengkapi oleh rumus-rumus
rahasia yang dijaga ketat.
Proses pembuatannyapun bersifat empiris dan hanya berdasarkan pada
pengalaman. Kaca atau gelas merupakan materi bening dan transparan (tembus
pandang) yang biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon
dioksida (SiO2), yang secarakimia sama dengan kuarsa. Dari segi fisika kaca
dipandang sebagai zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur
partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia
sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat
cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak
mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali
dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat
yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini
terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
TUJUAN
Penyusunan makalah ini untuk membuka jendela pengetahuan tentang kaca
yang ada saat ini. Harapan penulis adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat
bagi dirinya sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi meraka yang membutuhkan
untuk referensi ataupun bahan bacaan semata
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama
penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000 C. Kaca atau gelas
merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal
disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan
kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok vitroida atau
termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks. Senyawa
tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat dingin. Kaca atau gelas
ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas yang cukup,
tetapi sangat rapuh. Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa kaca atau
gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin.
Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling
berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat
proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak
sempat menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca atau adalah gabungan
dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari
dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai
penyusun lainnya.
Kaca atau gelas merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan
secara biologi merupakan bahan yang tidak aktif, yang dapat dibentuk menjadi
permukaan yang datar dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca atau gelas sebagai
bahan yang sangat berguna. Kaca atau gelas biasanya dicampur dengan bahan lain
untuk mengubah cirinya. Misalnya seperti kaca atau gelas bertimah hitam yang
menyebabkan kaca atau gelas menjadi lebih berkilauan, hal ini karena adanya
peningkatan index pantulannya, sementara boron ditambahkan untuk mengubah ciri
termal dan elektriknya, seperti Pyrex. Penambahan barium juga dapat meningkatkan
indeks pantulannya, dan seriumditambahkan untuk kaca atau gelas yang menyerap
tenaga infra. Logam oksida juga ditambahkan untuk memberikan warna pada kaca
atau gelas. Peningkatan soda atau potash dapat menurunkan titik lebur,
sementaramangan ditambahkan untuk menghilangkan warna yang tidak dikehendaki.
Kaca atau gelas berwarna diperoleh dengan menambahkan sedikit oksida logam
peralihan. Misalnya, oksida mangan akan menghasilkan warna ungu, oksida kuprum
dan kromium memberikan warna hijau, dan oksida kolbalt memberikan warna biru.
2. SIFAT-SIFAT KACA ATAU GELAS
Kaca atau gelas memiliki sifat-sifat yang sangat khas bila disbanding dengan
keramik. Kehasan sifat kaca ini disebabkan oleh keunikan silika (SiO 2) dan proses
pembentukannya.
Beberapa sifat kaca atau gelas yang sangat umum adalah sebagai berikut :
Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infra
merah, tetapi tidak oleh sinar ultraviolet.
Padatan amorf (short range order).
Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah
kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
Efektif sebagai isolator.
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
Secara umum dan ringkas reaksi pembentukan kaca adalah sebagai berikut :
Na2CO3 + aSiO2 > Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 > CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C Na2O.cSiO2 + SO2 +
SO2 + CO

3. PROSES PEMBUATAN KACA


a. Bahan-Bahan :
Pada dasarnya, bahan baku pembuatan kaca atau gelas terdiri atas 3 jenis bahan
yang masing-masing memiliki peranan pada kualitas dan hasil akhir dari produk gelas
secara keseluruhan. Ketiga jenis tersebut adalah :

1) Bahan pembentuk gelas


i. Pasir kuarsa/silika dengan kemurnian SiO2 99.1 99.7%
Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, silicon (IV)
oksida memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara
atom dalam struktur raksasa. Maka, silicon (IV) oksida mempunyai titik lebur yang
sangat tinggi, yaitu 1710 C. Dalam silicon (IV) oksida, setiap atom silikon diikat
secara kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara
ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan setiap atom oksigen
terikat kepada 2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti
struktur berlian.
ii. sodium karbonat/soda abu (Na2CO3)
iii. asam borat/borax
iv. phosfor pentaoksida
v. dolomit (CaCO3.MgCO3)
Dolomit merupakan variasi batu gamping yang mengandung < 50% karbonat.
Secara geologi dolomit dapat terbentuk karena proses primer maupun sekunder.
Secara sekunder dolomit terjadi karena proses dolomitisasi yaitu proses perubahan
mineral kalsit menjadi dolomit, selain itu dapat juga terbentuk karena diendapkan
secara tersendiri sebagai endapan evaporit. Dolomit primer berbentuk urat, yang
terbentuk bersama-sama dalam jebakan bijih. Dolomit mempunyai struktur kristal
rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau
manganodolomit dan berkomposisi MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit. Umumnya
dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan, kekerasan 3,5 4, berifat
pejal, berat jenis 2,8 2,9, berbutir halus-kasar, mudah menyerap air, mudah
dihancurkan.
vi. feldspar, dengan rumus molekul R2O.Al2O3.6SiO2 di mana R2O
mewakili Na2O atau K2O atau gabungan keduanya.
Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas potasium, sodium
dan kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok ini terbentuk oleh proses
pneumatolitis dan hidrotermal yang membentuk urat pegmatit. Felspar ditemukan
pada batuan beku, batuan erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa.
Felspar mempunyai nilai kekesaran 6 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 2,8, warna
dari putih keabu-abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau. Felspar adalah
mineral alumina anhidrat silikat yang berasosiasi dengan unsur Kalium (K), Natrium
(Na) dan Calsium (Ca) dalam perbandingan yang beragam. Mutu felspar ditentukan
oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi diatas 6%, oksida
Fe2O3 dan TiO2 .
vii. cullet, merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari
produk tak lolos quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh
dari bahan baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.
2) Bahan stabilizer
Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam
air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang
terdapat di atmosfer. Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas
adalah :
i. Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi tidak larut di
dalam air.
ii. Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
iii. Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki
indeks bias yang tinggi.
iv. Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki
sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
v. Aluminium oksida
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,
dengan rumus kimia Al2O3 dan nama mineralnya adalah alumina. Disini alumunium
oksida berfungsi untuk meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan ketahanan
terhadp bahan kimia.
3) Komponen sekunder
i. Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat pelelehan
bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent pada industri
gelas adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida (As2O3).
ii. Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan
oleh kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku. Bahan
penghilang warna yang digunakan adalah mangan dioksida (MnO 2), logam
selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).
iii. Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna
yang dikehendaki.
iv. Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2), kriolit
(Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng phospat
(Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat (Ca3(PO4)2). Opacifiers adalah zat yang
ditambahkan untuk membuat kaca atau gelas bersifat buram atau tidak dapat
ditembus gelombang elektromagnetik, walaupun kacaatau gelas tersebut
transparan.

b. Proses Pembuatan
Secara skematis proses pembuatan kaca atau gelas dapat digambarkan sebagai
berikut:

1) Persiapan bahan baku (batching)


Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta
pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai
komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna atau
zat-zat yang sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran bahan
baku dalam suatu mixer hal ini dilakukan agar campuran menjadi homogen sebelum
dicairkan.
Komposisi dari bahan-bahan penyusunnya adalah sebagai berikut :
Bahan Komposisi (%)
Pasir Silika 72,6
Natrium Karbonat 13,0
Kalsium Karbonat 8,4
Dolomit 4,0
Alumina 1,0
Lain-Lain 1,0

2) Pencairan (melting/fusing)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke dalam
tungku (furnace) bersuhu sekitar 1500oC sehingga campuran akan mencair. Selama
proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk
reaksi-reaksi kimia berikut :
1. Reaksi-reaksi penguraian
2. Na2SO3 Na2O + CO2
3. CaCO3 CaO + CO2
4. Na2SO4 Na2O + SO2
5. Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 780oC
6. Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
7. Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600oC
8. CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2
9. Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC
10. CaCO3 + a2CO3 Na2Ca(CO3)2
11. Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC
12. Na2SO4 + nSiO2 NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2
13. Reaksi utamaaSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO
Leburankaca
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca atau gelas, terbagi
menjadi 3 jenis, yaitu :
i. Pot furnace
Biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special glass) seperti kaca
seni, kaca optik dengan skala produksi yang kecil sekitar 2 ton atau lebih rendah. Pot
terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau platina.

ii. Tank furnace


Digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata refraktori
(bata tahan panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton cairan gelas
yang membentuk kolam di jantung furnace.
iii. Regenerative furnace
3. Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca atau gelas yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat
yang berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa
jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
1) Proses mekanik :
a. Proses Fourcault
Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah bagian yang
dinamakan debiteuse. Bagian ini terapung di permukaan kaca cair dengan celah
sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse terdapat bagian
sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan kaca hingga 650 670 oC. Pada suhu
tersebut kaca berubah menjadi pelat padat dan akan bergerak dengan didukung oleh
roda pemutar (roller) yang menarik kaca tersebut ke atas. Gambar di bawah ini
melukiskan skema proses Fourcault.
b. Proses Colburn (Libbey-Owens)
Jika proses Fourcault , gerakan kaca berlangsung secara vertikal, maka pada
proses Colburn kaca akan bergerak secara vertical kemudian diikuti gerakan
horizontal setelah melewati roda-roda penjepit yang membentuk leburan gelas
menjadi lembaran-lembaran.
c. Proses Pilkington (float process)
Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam berisi cairan timah (Sn) panas.
Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan pengatur tebal tipisnya kaca lembaran
yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan timah karena perbedaan
densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan dengan pasokan panas yang
berasal dari pembakar di bagian atas kolam. Pengendalian temperatur di dalam kolam
dilakukan agar kaca tetap rata di kedua sisinya serta pararel. Bahan yang biaanya
digunakan untuk keperluan ini adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca
melewati daerah pendinginan (masih di dalam kolam) dan keluar dalam bentuk kaca
lembaran bersuhu 600oC.
2) Proses tiup (blow)
Proses ini digunakan untuk membuat botol kaca, gelas kemasan, atau aneka
bentuk kaca seni lainnya.
4. Annealing
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan antar
molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan kepecahan. Proses
annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
a. menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu untuk
menurunkan regangan internal.
b. mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk menahan
regangan sampai titik maksimumnya.
Proses ini berlangsung di dalam annealing lehr. Untuk jenis kaca lembaran,
annealing lehr ini dilewati oleh kaca-kaca yang bergerak di atas roda berjalan.
5. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)
Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri gelas
adalah cleaning and polishing, cutting, enameling, dangrading.
4. MODEL-MODEL KACA
1) Kaca forming adalah kaca yang dicetak dan dilebur atau dicetak kemudian dibentuk
sesuai model yang diinginkan.
2) Kaca es adalah jenis kaca berwarna buram dan semi tembus pandang umumnya
berwarna netral dan putih. tetapi ada juga yang berwarna warni.
3) Kaca raindown adalah satu jenis kaca es tetapi memiliki motif yang berbeda yaitu
menyerupai aliran air.
4) Kaca rayband adalah kaca yang digunakan untuk membatasi pandangan dari salah
satu arah serta mngurangi efek sinar matahari yang masuk.
5) Kaca melton adalah berasal dari kata melt on, yaitu kaca yang diperoleh dari proses
pencetakan. Permukaannya sendiri memiliki banyak tekstur yang kadang mirip
dengan ukiran.
6) Kaca sandblasting adalah kaca yang berfungsi untuk membatasi secara visual dengan
bagian buramnya membentuk motif tertentu, efek transparansi visual yang diperoleh
adalah dari tengah-tengah kaca bening dan kaca es.
7) Kaca patri (stainlass glass) patri adalah bidang kaca yang diperoleh dengan
manggabungkan beberapa bidang kaca motif yang berwarna dengan timah dan
kuningan.
8) Kaca bevel adalah potongan miring pada pinggiran kaca, bagian miring ini akan
menjadi prisma yang nantinya akan memantulkan cahaya yang indah.
9) Kaca inlay adalah kaca dekoratif yang diperoleh dengan cara menyisipkan beberapa
potongan kaca yang berbeda.
10) Moons glass/fusion glass adalah kaca yang diperoleh dari beberapa kaca yang
ditumpuk / disambung lalu dipanaskan.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama penyusunnya
adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000 C yang bersifat transparan dan dingin.
b. Reaksi pembuatan kaca atau gelas secara umum:
Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
c. Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu:
1) Persiapan bahan baku (batching)
2) Pencairan (melting/fusing)
3) Pembentukan (forming/shaping)
4) Annealing
5) Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)
DAFTAR PUSTAKA
http://www.agc.com/english/csr/environment/products/sp01.htmls
http://bahan-membuat.com/search/makalah-pembuatan-kaca

http://www.terindikasi.com/2012/05/contoh-makalah-global-
warming.html#ixzz2W0bEuQaf

Você também pode gostar