Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMBAHASAN
Pengelolaan Lahan atau tanah adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik
yang berkaitan dengan daya dukungnyaterhadap perikehidupan dan
kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis meliputi relief (topografi),
iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan,
tumbuhan, dan manusia.Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan
pengolahan lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan
pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan ( struktur
tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan
akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat
perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh cara atau metode
pengolahan tanah. Perubahan sifat tanah akibat pengolahan tanah juga
berhubungan dengan seringnya tanah dalam keadaan terbuka, terutama
antara 2 musim tanam, sehingga menjadi lebih riskan terhadap, erosi, dan
proses iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah. Metode atau
cara pengolahan lahan dibagi menjadi dua yaitu secara tradisional
(konvensional), dan secara modern.
1. Hampir Datar
Pada topografi ini tanah memiliki sifat diantaranya pengairan baik, mudah
diolah ancaman erosi kecil, , tidak terancam banjir. kemampuan menahan air
baik, subur, dan respon terhadap pupuk. Pada lahan seperti ini sangat cocok
untuk dijadikan sebagai lahan pertanian
2. Lereng Landai
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya struktur tanah
kurang baik, ada ancaman erosi, pengolahan harus hati-hati,
3. Lereng Miring
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya baik ditanami
untuk tanaman semusim mudah tererosi bergelombang tanahnya padas,
kemampuan menahan air rendah.
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya lapisan tanah tipis,
kemampuan menahan air rendah sangat mudah tererosi dan, sering banjir.
kandungan garam natrium tinggi
5. Datar
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tidak cocok untuk
pertanian, selalu tergenang air dan tanahnya berbatu-batu
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu-
batu, erosi kuat, tidakcocok untuk pertanian.
7. Lereng Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu,
erosi sangat kuat, perakaran sangat dangkal, hanya untuk padang rumput
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
Hambatan dan ancaman disebabkan oleh salah satu atau kombinasi faktor-
faktor sebagai berikut: lereng miring atau berbukit, kepekaan erosi sangat
besar, lapisan tanahnya dangkal, kapasitas menahan air rendah, sering
mengalami banjir, kandungan natrium tinggi.
e. Kelas V
Terletak pada topografi yang datar dan tergenang air. Biasanya tanah
berbatu-batu. Hambatan dan ancaman tidak sesuai untuk pertanian.
f. Kelas VI
Tidak sesuai untuk pertanian, terletak pada lereng yang agak curam,
ancaman erosi berat, berbatu-batu.
g. Kelas VII
Hanya cocok untuk padang rumput, hutan produksi terbatas tanpa adanya
perlindungan. Sebaiknya dibiarkan secara alami.
h. Kelas VIII
Hanya cocok untuk hutan lindung, tempat rekreasi, cagar alam. Hambatan
terletak pada lereng yang sangat curam, berbatu, kapasitas menahan air
sangat rendah.
Tingkat subkelas merupakan bagian yang rinci dari tingkat kelas. Dasarnya
adalah faktor penghambat yang sama. Faktor penghambat itu
dikelompokkan ke dalam empat jenis yaitu: bahaya erosi (e), genangan air
(w), penghambat perakaran tanaman (s), dan iklim (c). Sub kelas ditulis di
belakang kelas, misalnya IIIe, artinya kelas III dengan faktor penghambat
adalah erosi.
Tingkat unit memberikan keterangan lebih spesifik dan detail dari suatu
subkelas. Dalam tingkat unit, kemampuan lahan diberi simbol dengan
menambah angka arab di belakang subkelas. Misalnya IIIe-1, mengandung
arti kelas III faktor penghambat erosi tingkatnya 1.
Klasifikasi kesesuaian lahan menurut metode FAO (1976) dapat dipakai untuk
klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatif maupun kualitatif, tergantung dari
data yang tersedia.
Ordo : menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk
penggunaan tertentu;
Ordo dan kelas biasanya digunakan dalam pemetaan tanah tinjau, subkelas
untuk pemetaan tanah semi detil, dan unit untuk pemetaan tanah detil. Ordo
juga digunakan dalam pemetaan tanah pada skala yang lebih kasar
(eksplorasi).
Ordo S (sesuai); Lahan yang ternasuk ordo ini adalah lahan yang dapat
digunakan dalam jangka waktu yang tidak terbatas untuk suatu tujuan yang
telah dipertimbangkan. Keuntungan dari hasil pengelolaan lahan itu akan
memuaskan setelah dihitung dengan masukan yang diberikan. Tanpa atau
sedikit resiko kerusakan terhadap sumberdaya lahannya.
Ordo N (tidak sesuai): Lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang
mempunyai kesulitan sedemikian rupa, sehingga mencegah penggunaannya
untuk suatu tujuan yang telah direncanakan. Lahan dapat digolongkan
sebagai tidak sesuai untuk digunakan bagi suatu usaha pertanian karena
berbagai penghambat, balk secara fisik (lereng sangat curam, berbatu-batu,
dan sebagainya) maupun secara ekonomi (keuntungan yang didapat lebih
kecil dari biaya yang dikeluarkan).
Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian lebih lanjut dari ordo dan
menunjukkan tingkat kesesuaian dari ordo tersebut. Kelas diberi nomor urut
yang ditulis dibelakang simbol ordo, di mana nomor ini menunjukkan tingkat
kelas yang makin jelek bila makin tinggi nomornya. Banyaknya kelas dalam
setiap ordo sebetulnya tidak terbatas, tetapi dianjurkan hanya memakai tiga
sampai lima kelas dalam ordo S dan dua kelas dalam ordo N. Jumlah kelas
terse but harus didasarkan kepada keperluan minimum untuk mencapai
tujuan-tujuan penafsiran.
Jika tiga kelas yang dipakai dalam ordo S dan dua kelas yang dipakai dalam
ordo N, maka pembagian serta definisinya secara kualitatif adalah sebagai
berikut:
4. Kelas N 1: tidak sesuai pada saat ini (currently not suitable). Lahan
mempunyai pembatas yang lebih besar, tetapi masih mungkin diperbaiki
dengan tingkat pengelolaan tinggi. Faktor pembatas sedemikian besarnya
sehingga tanpa pengelolaan tinggi, mencegah penggunaan lahan yang
lestari dalam jangka panjang.
Kesesuaian lahan pada tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut dari
subkelas berdasar atas besarnya faktor pembatas. Semua unit yang berada
dalam satu subkelas mempunyai tingkat kesesuaian yang sama dalam kelas
dan mempunyai jenis pembatas yang sama pada tingkat subkelas.
Unit yang satu berbeda dengan unit lainnya karena kemampuan produksi
atau dalam aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan sering
merupakan pembedaan detil dari pembatas pembatasnya. Diketahuinya
pembatas secara detil memudahkan penafsiran dalam mengelola rencana
suatu usaha tani.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat
kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusiadalam tata guna lahan yang buruk,
penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi /
pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk
menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah
dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena
struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman
pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi
erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman
pohon.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan
meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada
akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi
akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi
hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi
kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi,
begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau
batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam
tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga
mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah
bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga
sebaiknya diperhatikan.
Tanah miring tidak dibuat terasteras dan guludan sebagai penyangga air
dan tanah yang lurus;
Pada tanah di kawasan hutan rusak karena pohonpohon ditebang secara liar
sehingga hutan menjadi gundul;
Erosi percik adalah proses pengikisan tanah yang terjadi akibat adanya
percikan air hujan. Percikan tersebut menyebabkan partikel-pertikel tanah
menjadi hancur dan kemudian diendapkan di tempat lain.
Erosi lembar adalah proses pengikisan lapsan tanah paling atas dan tipis
sehingga ketebalan tanahya berkurang. Ciri erosi lembar:
Erosi alur terjadi jika erosi lembar berlangsung terus, pengikisan tanah pada
saat air mengalir mengakibatkan terjadinya alur-alur yang searah dengan
kemiringan lereng daerah tersebut. Ciri-cirinya: alur-alur yang terbentuk oleh
pengikisan amat jelas dan bentuknya relatif lurus di daerah yang berlereng
dan berkelok.
Terbentuknya erosi parit prosesnya sama dengan erosi alur, namun saluran
yang terbentuk pada erosi parit lebih dalam. Erosi ini umumnya terjadi pada
daerah dengan lereng yang terjal. Ciri-ciri: lereng-lereng yang tererosi
membentuk parit-parit yang dalam dengan penampang seperti huruf V atau
U.
1. Iklim
Faktor iklim yang besar pengaruhnya terhadap erosi tanah adalah hujan.
Butir-butir air hujan dapat mengikis permukaan tanah dan dihanyutkan oleh
aliran permukaan.
2. Tanah
Faktor tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur tanah, struktur tanah,
infiltrasi dan kandungan bahan organik.
3. Topogiafi
Pada lahan yang datar, percikan air dapat melebarkan partikel tanah ke
segala arah, sedangkan pada lahan yang miring partikel tanah banyak yang
terlempar ke arah bawah sesuai dengan kimiringan lereng.
4. Vegetasi
Dalam arti yang sempit konservasi tanah diartikan sebagai upaya mencegah
kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke
tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar
tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim
kemarau.Konservasi tanah adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap
tanah secara teratur guna mengurangi dan mencegah tanah dengan cara
pelestarian atau adalah serangkaian strategi pengaturan untuk
mencegaherosi tanah dari permukaan bumi atau terjadi perubahan
secara kimiawi ataubiologi akibat penggunaan yang berlebihan.
Metode konservasi tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai
berikut:
Metode Vegetatif
Metode Mekanik
Adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah dan
pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, serta
meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Metode mekanik dalam
konservasi tanah berfungsi untuk memperlambat aliran permukaan,
menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang
tidak merusak, memperbaiki atau memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah
dan memperbaiki aerasi tanah dan penyediaan air bagi tanaman. Meode
mekanik dalam konservasi tanah mencakup pengolahan tanah, pengolahan
tanah menurut kontur, guludan dan guludan bersaluran menurut kontur.
3. Metode Kimia
Adalah dengan menggunakan preparat kimia sintetis atau alami. Preparat ini
disebut Soil Conditioner atau pemantap struktur tanah. Sesuai dengan
namanya Soil Conditioner ini digunakan untuk membentuk struktur tanah
yang stabil. Senyawa yang terbentuk akan menyebabkan tanah menjadi
stabil.Misalnya salah satu usaha dalam penggunaan senyawa organic
sintetik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengelolaan Lahan atau tanah adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik
yang berkaitan dengan daya dukungnyaterhadap perikehidupan dan
kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis meliputi relief (topografi),
iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan,
tumbuhan, dan manusia.Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan
pengolahan lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan
pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan ( struktur
tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan
akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah.
http://riskyridhaagriculture.blogspot.com/2011/12/klasifikasi-kemampuan-
tanah.html
http://endrymesuji.blogspot.com/2012/12/makalah-macam-macam-
pengolahan-lahan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Erosi
http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?
display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi
%20Pokok/SMA/view&id=77&uniq=2499
Sumber: Sitanala Arsyad (2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
http://www.slideshare.net/cietera/konservasi-tanah-dan-air-15123685
http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi_tanah
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi-tanah-dan-
air.html