Você está na página 1de 7

JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2011

TRACHOMA

Arti Lukitasari

Abstrak. Trakhoma adalah keradangan konjungtiva yang akut, sub akut atau kronis yang disebabkan oleh
Chlamidia Trachomatis. Penyebaran trakhoma terjadi secara kontak langsung maupun tidak langsung dan uerat
hubungannya dengan faktor lingkungan dan higiene sanitasi. Karena Trakhoma merupakan penyakit yang dapat
dicegah, maka diperlukan tindakan pemeriksaan dan penanganan lebih cepat terhadap kasus yang dicurigai.
Pengobatan terhadap penyakit trakhoma diberikan sesuai dengan klasifikasi dan penyulit yang timbul.

Kata kunci : Trachoma, Chlamidia Trachomatis, inflamasi konjungtiva.

Abstract. Trachoma is an inflamation of the conjunctiva of acute, sub acute or chronic, caused by Chlamidia
Trachomatis. Trachoma is a chronic disease, usually suffered by communities with poor hygiene sanitation.
Because of its preventable blindndness, communities with Trachoma suspected should always be investigated
early. Immediate and prompt treatment give an excellent prognosis. The spread of trachoma occurs in contact
directly or indirectly and closely assosiated with environmental factors and hygiene sanitation. Treatment of
trachoma disease is given in accordance with the gradation.

Keywords : Trachoma, Chlamidia Trachomatis , inflamation of the conjunctiva

Pendahuluan a. Epitel, yang terdiri atas sel epitel


Trakhoma adalah keradangan konjungtiva superfisial dan sel epitel basal.
yang akut, sub akut atau kronis yang b. Struma konjungtiva, yang terdiri dari
disebabkan oleh Chlamidia Trachomatis. 1 lapisan adenoid dan jaringan ikat.
Trakhoma berkembang di berbagai negara Konjungtiva mendapat vaskularisasi dari
Eropa, Amerika Utara dan Asia, terutama arteria ciliaris anterior dan arteria
di daerah-daerah kering.2 Trakhoma palpebralis, serta diinervasi oleh cabang
biasanya menginfeksi kedua mata, pada nervus trigeminus.4 Konjungtiva juga
semua usia terutama anak-anak, dengan banyak mengandung kelenjar limfe. Pada
masa inkubasi berkisar antara 5 sampai 14 tepi palpebra konjungtiva bergabung
hari dengan rata-rata 7 hari. Pada bayi dan dengan kulit, sedang di limbus
anak dapat sembuh sendiri atau dengan melanjutkan diri menjadi epitel kornea.
penyulit yang minimal, 1pada orang Konjungtiva palpebra melekat erat pada
dewasa biasanya disertai penyulit.3 tarsus, dan pada forniks melekat pada
Penyebaran trakhoma terjadi secara kontak septum orbitale. Epitel superfisial
langsung maupun tidak langsung dan erat mengandung sel sel goblet, sedangkan
hubungannya dengan faktor lingkungan epitel basal berwarna gelap dan kadang
dan higiene sanitasi. mengandung pigmen. Lapisan adenoid
Konjungtiva suatu membrana mukosa struma konjungtiva mengandung jaringan
yang tipis dan transparan yang melapisi limfoid dan follikel follikel. Kelenjar
permukaan belakang kelopak mata Krause dan Wolfring terletak pada tepi
(konjungtiva palpebra) dan permukaan tarsus superior.5
depan sklera (konjungtiva bulbi). Dibagian Konjungtiva selalu berhubungan dengan
nasal konjungtiva menjadi karunkula dan dunia luar, tetapi dalam keadaan normal
semilunar fold. Secara histologis hampir selalu steril, hal ini aleh karena
2
konjungtiva terdiri dari: adanya mekanisme pertahanan
konjungtiva terutama oleh adanya tear film
pada permukaan konjungtiva yang
Arti Lukitasari adalah dosen pada Bagian
berfungsi melarutkan kotoran kotoran dan
Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran
bahan bahan toksis dan kemudian
Universitas Syiah Kuala.
89
Arti Lukitasari, Trachoma

mengalirkannya melalui saluran luas hingga menutup visual axis dan


lakrimalis kedalam meatus nasi inferior. 4 akhirnya terjadi kebutaan.8
Apabila mikro organisme yang patogen Faktor lingkungan yang mempengaruhi
dapat menembus pertahanan tersebut penyebaran penyakit Trachoma, kita
terjadilah infeksi konjungtiva yang disebut kelompokkan menjadi tiga kelompok (3D)
konjungtivitis. Konjungtivitis adalah yaitu:8,9, 10 :
keradangan konjungtiva yang disebabkan a. Lingkungan umum.
oleh bakteri, virus, jamur, chlamidia, Yaitu keadaan lingkungan yang kering
allergi atau iritasi dengan bahan kimia. (dry). Misalnya kurangnya sarana air
Keradangan konjungtiva yang disebabkan bersih, termasuk air untuk berwudhu.
oleh Chlamidia trachomatis disebut
Trakhoma.5 b. Lingkungan rumah (tempat tinggal).
Yaitu lingkungan rumah atau tempat
Patofisiologi tinggal yang kotor (dirty). Keadaan ini
Adanya kontak langsung dengan akan mengundang banyak lalat yang
Chlamydia Trachomatis pada keadaan merupakan salah satu vektor
tertentu akan menyebabkan suatu penyebaran Chlamydia Trachomatis.
keradangan konjungtiva yang disebut c. Lingkungan perorangan (kebersihan
Trakhoma.6 Infeksi pada stadium dini perorangan).
memberikan manifestasi yang sangat Kebersihan perorangan yang jelek,
bervariasi yang biasanya mirip dengan misalnya wajah yang jarang dibersihkan
konjungtivitis kronis pada umum-nya, dengan air bersih akan menyebabkan
yaitu mata merah, gatal, terjadi eksudasi wajah menjadi kotor dan terda-pat
dan sembab pada kelopak mata. Pada sekret (kotoran) yang infeksius pada
tarsus bagian atas didapatkan folikel dan mata dan hidung (discharge).
hipertrofi papiler. Pada perjalanan
penyakit selanjutnya, folikel akan pecah Secara garis besar penyebaran penyakit
(folikel pada Trakhoma mempunyai sifat Trachoma dari individu yang terinfeksi ke
mudah pecah) dan menimbulkan jaringan individu yang lain dapat melaui faktor
parut. Hal ini akan mengakibatkan faktor (3 F) antara lain:8,10
deformitas pada kelopak mata yang berupa
enteropion, trichiasis dan dapat juga a. Lalat (flies).
terjadi simblepharon. Keada-an ini dapat Lalat akan tertarik pada kotoran mata
mengakibatkan terjadinya penyulit- dan hidung sehingga akan hinggap di
penyulit dari yang ringan sampai berat. wajah penederita Trachoma kemudian
Penyulit ringan konjungtiva menyebabkan lalat akan hinggap di wajah individu
degenerasi kis-tik dan atrofi, dan penyulit lain dan terjadilah penyebaran
berat menyebabkan tear defisiensi Chlamydia Trachomatis. Disini
syndrome, entropion dan trichiasis. faktor kepadatan penduduk ikut
entropion ini disebabkan oleh pengerutan mempermudah penyebaran.
sika-trik konjungtiva, sedangkan trichfiasis b. Fomites.
disebabkan oleh sikatrik lokal pada margo
palpebra.7 Yaitu baju, handuk, sapu tangan, dan
Penyulit pada kornea sekunder karena sebagainya yang sering dipergunakan
keratitis sikka, trichiasis serta entropion. secara bersama sama untuk
Adanya erosi kornea yang berulang membersihkan wajah, sehingga
menyebabkan terjadinya ulkus dan kotoran mata dan hidung akan
akhirnya terjadilah sikatrik kornea yang berpindah dari satu induvidu ke
individu yang lain.
90
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2011

c. Jari tangan (finger). telah terkontaminasi, kemudian


Jari tangan yang dipergunakan untuk dipakai untuk menggosok mata
menggosok mata yang ter-infeksi sendiri, sehingga terjadilah
kemudian memegang mata individu penyebaran Chlamydia Trachomatis.
yang lain. Juga bisa jari tangan yang

Tabel 1. Skematik patofisiologi dan epidemiologi trachoma.10

LIES RY
OMITES IRTY
INGRES ISCHARGE

NON ADEQUATE EXCESS


WATER AND
SANITATION FLIES

TF (moderate) IFLAMMATORY CHILDREN AND


TI (severe) TRACHOMA FEMALES

CYCLE OF
RECURRENT
INFECTIONS

TRACHOMA SCARRING

TRICHIASIS
AND
ENTROPION

CORNEAL
OPACITY

Manifestasi Klinis terlihat hipertrofi papil dan folikel folikel


Pada pemeriksaan klinis didapatkan yang belum masak.
folikel dan hipertrofi papiler pada tarsus
Stadium II.
bagian atas, pannus, Herberts pits, Stadium ini disebut stadium established
entropion, trichiasis ataupun sikatrik pada atau stadium nyata. Didapat-kan folikel
tarsus bagian atas. Mac Callan, folikel dan papil pada tarsus superior.
mengklasifikasikan trakhoma berdasar Stadium ini dibagi lagi menjadi dua yaitu
gambaran klinisnya, menjadi 4 stadium IIA dan IIB.
yaitu:1
Stadium IIA.
Stadium I. Pada tarsus superior terdapat hipertrofi
Disebut sebagai stadium insipien atau papil dan folikel folikel yang sudah
stadium permulaaan. Pada tarsus superior mature.
91
Arti Lukitasari, Trachoma

Stadium IIB Diagnosa Trakhoma dapat ditegakkan


Pada tarsus superior terlihat lebih banyak berdasarkan pemeriksaan klinis,
hipertrofi papil dan menu-tupi folikel pemeriksaan mikrobiologis dapat
folikel. menunjang diagnosa klinis, namun
pemeriksaan untuk mendeteksi Chlamydia
Stadium III Trachomatis memerlukan teknik
2,5
Disini mulai terbentuk jaringan parut atau khusus.
sikatrik pada konjungtiva tarsal superior Pemeriksaan khusus untuk mendeteksi
yang berupa garis putih halus. Pada Chlamydia Trachomatis antara lain
stadium ini masih dijum-pai adanya folikel pembiakan bahan pemeriksaan sel jaringan
pada konjungtiva tarsal superior dan hidup, yaitu pada Mac Coy Cell yang
tampak pannus yang masih aktif. diolah dengan Cyclohexamide, ataupun
dengan cara imunofluoresensi langsung.
Stadium IV
Hasil pemeriksaan dengan kultur jaringan
Disebut juga trakhoma sembuh. Pada
baru diperoleh setelah 5 sampai 15 hari.
stadium ini pada konjungtiva tarsal
Cara imunoluoresensi memberikan hasil
superior tidak ditemukan lagi folikel, yang
dalam waktu 1 jam dengan sensitifitas
ada hanya sikatrik dan pannus yang tidak
dan spesifisitas yang tinggi karena
aktif lagi. Pada stadium ini mungkin juga
menggunakan antibodi monoklonal. Suatu
ditemukan penyulit penyulit dari
cara pewarnaan sitologi memakai zat
trakhoma.
warna Giemsa dapat dipergunakan untuk
Klasifikasi lain Trachoma, yaitu dari mende-teksi bahan bahan sitoplasma
World Health Organization (WHO):8, 10 (elementary bodies) dari Chlamydia
1. Trachomatous inflamation follicular Trachomatis didalam sel mukosa
6
(TF) : tampak adanya lima atau lebih konjungtiva.
follikel pada konjungtiva tarsal Cara ini merupakan cara yang lebih
superior. Follikel follikel menonjol sederhana namun juga harus diker-jakan
bulat dan tampak lebih pucat dari oleh tenaga terlatih dan trampil. Dikatakan
konjungtiva sekitarnya. bahwa sensitivitas pemeriksaan ini lebih
rendah daripada kultur jaringan maupun
2. Trachomatous inflamation intense (TI) : imunofluoresensi langsung. Untuk
terjadi penebalan konjungtiva tarsal memperoleh hasil yang optimal perlu
akibat proses keradangan. diperhatikan beberapa hal antara lain
Konjungtiva tarsal tampak lebih faktor pengambilan dan penyimpanan
merah, kasar dan menebal serta spesimen sebelum menca-pai laboratorium
banyak terdapat follikel. yang dituju sangat mempengaruhi hasil
3. Trachomatous scarring (TS) : tampak pemeriksaan. Spesimen pemeriksaan harus
adanya jaringan parut (sikatrik pada mencapai laboratorium secepatnya (kurang
konjungtiva tarsal). dari 24 jam). Bila spesimen pemeriksaan
tidak dapat mencapai laboratorium dalam
4. Trachomatous Trichiasis (TT) : minimal
24 jam maka spesimen harus disimpan
terdapat satu bulu mata yang
pada temperatur 40C (kalau
menggores bola mata.
memungkinkan pada suhu - 700C) agar
5. Corneal opacitiy (CO) : kekeruhan badan badan inklusi tetap utuh dan sediaan
kornea yang sangat jelas sampai tidak mengelupas karena suhu kamar,
mencapai pupil. meskipun sudah difixir dengan methanol.1
"WHO Expert Committe on Trachoma"
Diagnosa. menyatakan bahwa pada survey lapangan

92
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2011

dimana tidak memungkinkan dilakukan


pemeriksaan laboratorium dan Adalah suatu keradangan konjungtiva,
pemeriksaan klinis dilakukan tanpa yang bersifat bilateral, dan seringkali
menggunakan slit lamp biomikroskop, dipengaruhi oleh musim. Penyakit ini
maka diagnosa Trakhoma ditegakkan sering didapat pada anak-anak, terutama
berdasarkan diagnodsa klinis, yaitu apabila laki-laki dan jarang pada orang dewasa.
ditemukan sedikitnya dua tanda dari empat Penyebab pasti belum diketahui, diduga
tanda berikut:1,6,8 faktor alergi. Keluhan yang paling
1. Adanya follikel pada konjungtiva menonjol adalah rasa gatal.3
tarsalis superior, limbal follikel atau Diagnosa ditegakkan berdasar anamnesa,
sikatriknya (Herbert's pits). pemeriksaan klinik dan labora-torium.
2. Adanya keratitis yang sebagian besar Anamnesa adanya keluhan gatal, mata
terdapat pada sepertiga bagian atas merah dan kecoklatan (kotor). Pada
kornea. pemeriksaan klinis, pada palpebra
3. Pannus pada limbus superior. didapatkan hipertrofi papils, couble stone
4. Sikatrik konjungtiva dengan bentuknya dan giants papillae. Pada konjungtiva
yang khas. bulbi terdapat warna merah keco-klatan
Penelitian Wisnujono dan Atasiati pada dan kotor, terutama di daerah fissura
tahun 1993 menyebutkan bahwa kerokan interpalpebralis. Pada limbus dapat kita
konjungtiva penderita dengan diagnosa jumpai horner trantos dots. Pada
klinis Trachoma yang diperiksa secara pemeriksaan laboratorium kerokan
laboratorium dengan teknik konjungtiva atau getah mata didapatkan
immunofluorescensi langsung diperoleh sel-sel eosinophil dan eosinophil granul.2,3
hasil 94 % sediaan positif.1
Diagnosa banding konjungtivitis Vernalis
Diagnosa Banding. dan Trachoma adalah :
Konjungtivitis Vernalis.
C. Vernal C. Trachoma
Anamnesa :
- bilateral - dapat unilateral
- anak-anak (pre pubertas) - semua umur
- ada riwayat alergi - higiene sanitasi yang jelek
Pemeriksaan :
- Giant papil --> superior - hipertrofi papil dan folikuler
- tidak ada sikatrik - dapat terjadi sikatrik

Lokal : Tetrasiklin 1% salep mta atau


Penatalaksanaan sulfonamid 15% tetes mata atau
Pengobatan terhadap penyakit trakhoma salep mata selama 6 minggu.
diberikan sesuai dengan gradasinya,
yaitu:8,9 Sistemik : Tetrasiklin 4 x 250 mg sehari
Pada stadium trachomatous folikularis dan selama 3-4 minggu atau
trachomatous intense kita berikan : Eritromisin 4x250 mg setiap
hari selama 3-4 minggu.

93
Arti Lukitasari, Trachoma

Pada stadium trachomatous trichiasis kita maka dapat kita susun suatu strategi
lakukan epilasi terhadap penyulit pemberantasan.
trichiasis, dan bila terdapat entropion kita
lakukan tarsotomi. Pada program Pertama : menurunkan atau menekan
pemberantasan penyakit trachoma, apabila keradangan (pada stadium trachomatous
komunitas dengan ancaman kebutaan folikularis dan trachomatous intense).
terhadap trakhoma telah kita identifikasi, Kedua : mencegah kebutaan akibat adanya
penyulit trichiasis dan enteropion.

Tabel 2. Skematis program pemberantasan penyakit Trakhoma.4


Methods of trchoma control
Reduce inflammatory disease
environmental changes
provide adequate water supply
improve community sanitation (VIP latrines)
exclude cows, goats from village area
behaviour changes
daily face washing
chemotherapy
tetracycline eye ointment
oral doxycycline or oxytetracycline
(Treatment may be given on a community or individual basis).

prevent blindness from trichiasis/entropion


entropion surgery
ideally a simple, effective procedure that can be performed by
paramedics in the villages

Pencegahan kebutaan akibat trichiasis dan


Penurunan keradangan dengan :
entropion dengan cara epilasi dan operasi
a. Memperbaiki keadaan lingkungan :
tarsotomi.
- menyediakan air bersih
yang cukup
- memperbaiki higiene
sanitasi. Kesimpulan
b.Memperbaiki kebiasaan, sering Trakhoma adalah suatu penyakit mata
membasuh muka dengan air bersih. yang kronis dan diderita dalam waktu yang
c. Khemoterapi : lama. Pada kasus-kasus yang ringan dapat
Lokal: tetrasiklin 1% salep mata, atau sembuh tanpa meninggalkan cacat
sulfonamide 15% tetes atau salep mata. (sembuh tanpa bekas). Pada kasus yang
Sistemik : tetrasiklin 4 x 250 mg, atau berat dapat terjadi sikatrik ataupun
eritromisin 4 x250 mg selama 3-4 penyulit lain yang dapat mengakibatkan
minggu. kebutaan.1,4

Daftar Pustaka

94
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 11 Nomor 2 Agustus 2011

1. Terry JE. Ocular Disease Detection, Diagnosis


and treatment. Butterworths, Boston London
2004, p. 411 - 413 and 673 - 677.
2. Bailey RL, arrulendran P, Whittle HC, Mabey
DCW. Randomised control azitromisin in
treatment of trachoma. Lancet.2001;353:1401-
3
3. Schachter J, west SK, Mabey DH, Dawson
CR, Bobo L, Bailey R. Trachoma. Lancet.
2002;354:630-5.
4. Thyleforts B, Negrel AD, Pararajasegaram R,
Dadzie KY. Global Data on Blindness. Bull
World Health Organization, 2005;73:115-121
5. World health organization. Report of the eighth
meeting of the who alliance for the global
elimination of trachoma. Geneva : World health
organization, 2004.
6. Frick KD, Hanson CL, Jacobson GA. Global
Burden Of Trachoma And Economic Of The
Disease. Am J Trop Med Hyg, 2006; 69:1-10
7. Mecaskey JW, Knirsch CA, Kumaresan JA,
Cook JA. The Possibility Of Eliminating
Blinding Trachoma. Lancet Infect Dis, 2003;
3:728-734.
8. Emerson PM, Lindsay SW, Alexander N, Bah
M, Dibba SM, et al. Role Of Lies And
Provision Of Latrines In Trachoma A Control:
Cluster - Randomised Controlled Trial. Lancet.
2004; 363:1093-1098.
9. Vaughan D, Asbury T. General Ophthalmology
13 th Edition. Lange Medical Publi-cation,
California, 2002: 102 - 106.
10. Foster A. Trachoma Control. Medicine Digest
Asia. 1990 : 8 : 4-9

-0-

95

Você também pode gostar