Você está na página 1de 17

Materi Pendidikan / Pembelajaran

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
.1
A : Pengertian Materi pendidikan
B : Jenis-jenis Materi Pendidikan / Pembelajaran
C : Prinsip-Primsip Pengembangan Materi
D : Cakupan Materi Pembelajaran / Pendidikan
E : Urutan Materi Pendidikan / Pembelajaran
F : Sumber Materi Pembelajaran / Pendidikan
G : Strategi Implementasi Materi Pembelajaran / Pendidikan

PENUTUP
.13

DAFTAR PUSTAKA
........................14

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Pada dasarnya, setiap individu mempunyai kemampuan untuk
belajar. Proses semacam ini dialaminya semenjak ia lahir
sampai tumbuh dewasa. Adanya suatu kegiatan belajar tidak
lepas dari pada tujuan yang hendak dicapai yakni agar mampu
mengadakan perubahan-perubahan dalam setiap
perkembangannya yang ada.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar
mengajar amat banyak sekali, khususnya pada lembaga
pendidikan. Karena diharuskan atau dituntut agar siswa
berhasil dalam studinya tersebut.
Kalau dilihat lebih jauh tentang berbagai upaya yang dilakukan
dalam mengatasi masalah tersebut, seolah-olah masih terjadi
ketidak puasan terhadap siswa dikarnakan tidak sesuai dengan
tujuan belajar itu sendiri. Hal ini merupakan tanggung jawab
kita bersama agar nantinya siswa dapat mengetahui serta
memahami tentang terbagi metode yang harus ia jalani
sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang sangat
memuaskan.
Dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan suatu
metode yang pas yang harus diterapkan dalam kegiatan belajar
agar siswa dapat mencapai suatu keberhasilan.

B. Rumusan-rumusan permasalahan
Bertolak dari permasalahan diatas, maka dalam makalah ini
ada beberapa rumusan masalah yang perlu diangkat :
a. apakah Pengertian materi pendidikan ?
b. Jenis-jenis materi pembelajaran ?
c. Sumber-sumber materi pembelajaran ?

PEMBAHASAN

A. Pengertian Materi Pendidikan

Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap


keberhasilan pendidikan eluruhan adalah kemampuan dan
keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan
proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan
Pembelajaran.

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi


pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting
dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran
tersebut
harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi
yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar,serta tercapainya indikator.

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk


membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis,
cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran tersebut.

Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan


berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik
berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur
pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan
tersebut.

B. Jenis-Jenis Materi Pendidikan / Pembelajaran

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai


berikut

1. Fakta; adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan


kebenaran, meliputi nama nama objek, peristiwa sejarah,
lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh: dalam mata
pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan pembentukan Pemerintahan Panduan Pengembangan
Materi Pembelajaran Indonesia.

2. Konsep; adalah segala yang berwujud pengertian-


pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran,
meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan
sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial adalah suatu
pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau
masyarakat (Horton & Hunt 1987: 191), dsb.

3. Prinsip; adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki


posisi terpenting,meliputi dalil, rumus, adagium, postulat,
paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh: Perilaku
menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau norma yang
dapat ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu
mengikat serta mengendalikan masyarakat (Emile Durkhaim,
1897), dsb.

4. Prosedur; merupakan langkah-langkah sistematis atau


berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi
suatu sistem. Contoh: praktik penelitian sosial, dsb.

5. Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap,


misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong,
semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi
sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap
toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi

Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi


pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan
(konsistensi), dan kecukupan (adequacy).

1. Relevansi atau kesesuaian.


Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian
standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika
kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan
harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis
materi yang lain. Contoh: kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik adalah Menganalisis faktor penyebab
konflik sosial dalam masyarakat (Sosiologi kelas XI semester
1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan
seharusnya Referensi tentang berbagai fenomena sosial yang
mengarah pada timbulnya konflik sosial (materi konsep),
bukan langkah-langkah mengantisipasi dan menanggulangi
konflik (materi prosedur).

2. Konsistensi atau keajegan.


Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada
dua macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus
meliputi dua macam. Contoh: kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik mendeskripsikan terjadinya perilaku
menyimpang dan sikap-sikap anti sosial (Sosiologi Kelas X
semester 2), maka materi yang diajarkan juga harus meliputi
perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial.

3. Adequacy atau kecukupan.


Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh
terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan
Keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum
(pencapaian keseluruhan SK dan KD).

Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu


mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional,


spiritual, sosial, dan potensi vokasional.
2. Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan
sekolah berlokasi bertempat di daerah pantai, maka
pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar
selaras dengan kondisi masyarakat pantai
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial,
dan spritual peserta didik;
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi
pembelajaran diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan
peserta didik dalam waktu yang relatif singkat setelah suatu
materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.
5. Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran
sosiologi
harus didasarkan pada struktur keilmuan sosiologi.
Misalnya: mengembangkan konsep urbanisasi,jangan
dimaknai secara geografis (urbanisasi artinya perpindahan
penduduk dari pedesaan ke perkotaan); seharusnya:
urbanisasi adalah perubahan pola berpikir, bersikap, dan
bertindak dari pola kehidupan masyarakat pedesaan yang
tradisional menjadi pola kehidupan perkotaan yang modern,
disertai dengan perubahan dalam sarana dan prasarana
penunjang kehidupannya. Sebab perpindahan penduduk dari
pedesaan ke perkotaan hanya salah satu cara dalam
urbanisasi Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran
6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
mengembangkan materi pembelajaran hendaknya selalu
mempertimbang-kan potensi peserta didik, tingkat
perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta
didik, alokasi waktu, dan perkembangan peradaban dunia
7. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan;
8. Alokasi waktu.

D. Cakupan Materi Pembelajaran / Pendidikan

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi


pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek berikut
1. Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek
afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah
diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap
jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media
pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis
materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu
digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran
yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.

2. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa


banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi
pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-
konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari
oleh peserta didik.

3. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu


diperhatikan.
Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam
pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan
kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya
mencakup:
a. Penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan
rugi;
b. Rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian
dan penjualan;
c. Penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk
mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak,
terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Panduan
Pengembangan Materi Pembelajaran

E. Urutan Materi Pendidikan /pembelajaran

Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses


pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa
materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat
prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam
mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta
didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika
materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan
mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi
perkalian belum dipelajari.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup


serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan
pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.
1. Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural
menggambarkan langkah-langkah
secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan
suatu tugas. Misalnya langkahlangkah dalam melaksanakan
pen elitian social.
Contoh : Urutan Prosedural (tatacara)
Pada mata pelajaran Sosiologi, peserta didik harus mencapai
standar kompetensi
Mempraktikkan metode penelitian sosial. Agar peserta didik
berhasil mencapainya,
harus melakukan langkah-langkah berurutan mulai dari cara
merancang metode penelitian sosial, melakukan penelitian
sosial, mengkomunikasikan hasil penelitian sosial. Prosedur
penelitian tersebut dapat disajikan dalam materi pembelajaran
sebagai berikut
Materi pembelajaran : Menyusun rancangan penelitian
Urutan materi : - Menentukan topik penelitian
- Perumusan masalah, judul, dan pertanyaan-pertanyaan
penelitian
- Menetapkan tujuan penelitian
- Merumuskan hipotesis
- Memilih subjek penelitian (populasi dan sampel)
- Mengenali jenis data penelitian
- Menentukan metodologi penelitian

2. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan
urutan yang bersifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi
sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.
Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)

Menyusun rancangan penelitian


Agar peserta didik mampu menyusun rancangan penelitian,
peserta didik terlebih
dahulu harus mempelajari konsep-konsep dasar ilmu
pengetahuan yang mencakup: 1)
kenyataan, 2) fakta, 3) fenomena atau gejala, 4) masalah, 5)
data, 6) bukti/evidence, 7)
asumsi, 8) hipotesis, 9) generalisasi, 10) proposisi, 11) potsulat,
12) teori , dan 13) konsep.
Selanjutnya peserta didik menerapkan konsep tersebut dalam
pelaksanaan penelitian.

F. Sumber Materi Pembelajaran /Pendidikan

Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar


dapat digunakan untuk
mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut
harus tetap mengacu pada
setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
Beberapa jenis sumber belajar antara lain:
1. Buku
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4. Majalah ilmiah
5. Kajian pakar bidang studi
6. Karya profesional
7. Buku kurikulum
8. Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9. Situs-situs internet
10. Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri,
ekonomi)
12. Narasumber (orang/manusia)
Perlu diingat bahwa seorang guru tidak boleh hanya
bergantung pada satu jenis
sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar
adalah rujukan, artinya dari
berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus
melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai
untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu,
kegiatan pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan
(menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu
peserta didik mencapai kompetensi. Karena
itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun
Bahan Ajar secara bervariasi,
untuk pengembangan bahan ajar dapat berpedoman dengan
panduan pengembangan bahan
ajar yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA.
G. Strategi Implementasi Materi Pembelajaran / Pendidikan

1. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran


a Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu
perlu di identifikasi aspekaspek keutuhan kompetensi yang
harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi
dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-
beda dalam kegiatan pembelajaran.
Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah
kognitif, psikomotor ataukah afektif.
1) Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi
pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
2) Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi
gerak awal, semirutin,
dan rutin.
3) Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi
pemberian respons,
apresiasi, penilaian, dan internalisasi.

b Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran


Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi
pembelajaran dengan
tingkatan aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai
untuk ranah kognitif
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis
materi yang sesuai untuk
ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif


ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan carav
penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai
untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti
pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang
sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal,
semirutin, dan rutin.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat
agar pencapaian
kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi
yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan
ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis
materi pembelajaran memerlukan strategi, metode,
media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya
metode pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa
menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan
(mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi
prosedur dengan cara demonstrasi.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi
pembelajaran yang akan
dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada
kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang
harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip,prosedur,
aspek sikap, atau keterampilan motorik.

Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi


jenis materi
pembelajaran.
1) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
berupa mengingat nama
suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya
ya maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah
fakta. Contoh: Nama dan bahasa setiap suku bangsa di
Indonesia.
2) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi,
menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu
definisi? Kalau jawabannya ya berarti materi yang harus
diajarkan adalah konsep. Contoh : Seorang guru Sosiologi
menunjukkan beberapa subras manusia di dunia, kemudian
Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran peserta didik
diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana
yang termasuk ras kaukasoid, mongoloid, dan negroid.
3) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau
membuat sesuatu? Bila ya maka materi yang harus diajarkan
adalah prosedur. Contoh : Seorang guru Soiologi
membelajarkan bagaimana proses penyusunan langkah-
langkah untuk mengatasi permasalahan Kenakalan Remaja .0
4) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau
menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila
jawabannya ya, berarti materi pembelajaran yang harus
diajarkan termasuk dalam kategori prinsip. Contoh: Seorang
guru Sosiologi menjelaskan hubungan antara mobilitas sosial
dengan perubahan sosial.
5) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar
pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah?
Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan berupa aspek sikap atau nilai. Contoh: Budi memilih
tidak menaati rambu-rambu lalulintas daripada terlambat ke
sekolah walau telah dibelajarkan pentingnya menaati peraturan
lalu lintas.
6) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya
Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah
aspek motorik. Contoh: Dalam membahas materi tentang
penelitian sosial, peserta didik diharapkan mampu
mengumpulkan data melalui angket atau observasi.
Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi
pembelajaran apakah termasuk aspek kognitif (fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur), aspek afektif dan aspek psikomotorik,
berikut disajikan bagan alur (flowchart) langkah-langkah
penentuan materi
pembelajaran. Selain menggambarkan langkah-langkah yang
menunjukkan cara berpikir,
diagram di bawah ini juga menunjukkan kata-kata kunci untuk
menentukan jenis atau tipe
materi pembelajaran dalam hubungannya dengan perumusan
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.

2. Strategi Urutan Penyampaian


a Strategi urutan penyampaian simultan
Jika guru harus menyampaikan lebih dari satu materi
pembelajaran, maka menurut strategi urutan penyampaian
simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak,
kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Contoh:
seorang guru mata pelajaran Sosiologi akan menyampaikan
materi tentang Nilai dan Norma Sosial, Penyimpangan Sosial,
dan Pengendalian Sosial. Pertama-tama Guru menyajikan
gambaran umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap
jenis ikatan disajikan secara mendalam.
b Strategi urutan penyampaian suksesif
Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih
daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian
suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara
mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi
berikutnya secara mendalam pula. Contoh yang sama, seorang
guru mata pelajaran Sosiologi akan menyampaikan materi
tentang Nilai dan Norma Sosial, Penyimpangan Sosial, dan
Pengendalian Sosial. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran
umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap jenis
ikatan disajikan secara mendalam. Setelah pembahasan
Nilai dan Norma Sosial disajikan secara mendalam, baru
kemudian menyajikan jenis berikutnya yaitu Penyimpangan
Sosial, dan seterusnya.
3. Strategi Penyampaian Jenis-Jenis Materi
Secara garis besar, langkah-langkah menyampaikan materi
pembelajaran sangat
bergantung kepada jenis materi yang akan disajikan. Langkah-
langkah dan strategi yang
dijabarkan dalam panduan ini adalah masih dalam taraf
minimal. Pengembangannya,
diserahkan pada kreativitas guru, sepanjang tidak menyalahi
kaidah-kaidah yang telah
dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.
a Strategi Penyampaian Fakta
Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran jenis fakta
(nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama
orang, nama lambang atau simbol, dsb.).

Langkah-langkah membelajarkan materi pembelajaran jenis


Fakta:
1) Sajikan fakta
2) Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal
3) Berikan soal-soal mengingat kembali (review)
4) Berikan umpan balik
5) Berikan tes.

b Strategi penyampaian konsep


Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi
atau pengertian.Tujuan mempelajari konsep adalah agar
peserta didik paham, dapat menunjukkan ciri-ciri,unsur,
membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi
pembelajaran jenis
Konsep:
1) Sajikan Konsep
2) Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan
bukan contoh)
3) Berikan soal-soal latihan dan tugas
4) Berikan umpanbalik
5) Berikan tes.

c Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip


Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus,
hukum (law),postulat, teorema, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi
pembelajaran jenis
prinsip
1) Berikan prinsip
2) Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip
3) Berikan soal-soal latihan
4) Berikan umpan balik
5) Berikan tes.
d Strategi Penyampaian Prosedur
Tujuan mempelajari prosedur adalah agar peserta didik dapat
melakukan atau
mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau
hafal. Termasuk materi
pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah
mengerjakan suatu tugas secara urut.
Misalnya langkah-langkah menghidupkan televisi,
menghidupkan dan mematikan komputer.Langkah-langkah
mengajarkan prosedur meliputi:
1) Menyajikan prosedur
2) Pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan
bagaimana cara melaksanakan
prosedur
3) Memberikan latihan (praktik)
4) Memberikan umpanbalik
5) Memberikan tes.
e Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif)
Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut
Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu
nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi
mengajarkan materi aspek sikap antara lain: penciptaan
kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi,
penyampaian ajaran atau dogma.
Contoh: pada mata pelajaran Sosiologi kelas X yaitu
memberikan contoh peran nilai dan norma dalam
masyarakat.Strategi Penciptaan Kondisi: Agar memiliki sikap
normatif dalam kehidupan bermasyarakat, di depan loket
dipasang jalur untuk antre berupa pagar besi yang hanya dapat
dilalui seorang demi seorang secara bergiliran. Strategi
Pemodelan atau Contoh: Disajikan contoh atau model
seseorang yang tidak memiliki sikap normatif, yaitu seseorang
yang tidak mau tertib dalam antrean.

4. Strategi Belajar
Ditinjau dari sisi guru, perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran berupa
kegiatan guru menyampaikan atau membelajarkan kepada
peserta didik (teaching activity). Sebaliknya, ditinjau dari sisi
peserta didik, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa
mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran
(learning activity). Secara khusus dalam belajar, kegiatan
peserta didik dapat dikelompokkan menjadimenghafal,
menggunakan, menemukan, dan memilih. Penjelasan dan
contoh berikut adalah minimal. Guru dipersilakan melakukan
pengembangan disesuaikan dengan metode-metode lebih
mutakhir yang dimiliki:

a Menghafal
Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember
verbatim) danv menghafal parafrase (remember paraphrase).
Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya.
Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal
persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat,
nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau
komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi
pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa
adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat
sendiri (hafal parafrase). Yang penting peserta didik paham
atau mengerti, misalnya paham inti isi Mobilitas Sosial, dsb.

b Menggunakan/Mengaplikasi
Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian
digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran
peserta didik perlu memiliki kemampuan
untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasi materi
yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk
dijadikan bukti dalam rangka pengambilan putusan. Contoh:
berdasar hasil penggalian ditemukan fakta bahwa
meningkatnya tindak
criminal disebabkan oleh kemiskinan. Dengan menggunakan
fakta tersebut, pemerintah
menyimpulkan bahwa untuk mengurangi frekuensi dan
intesitas tindak kiminal dapat dilakukan melalui peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi,
dalil, atau rumus.
Seperti diketahui, dalil atau rumus merupakan hubungan
antara beberapa konsep. Misalnya, perkembangan kepribadian
anak Jika seorang selalu disebut pencuri (yang
sebenarnya tidak pernah mencuri, maka ia akan benar menjadi
pencuri. Konsep-konsep
dalam interaksi tersebut meliputi tindakan sosial, pemberian
cap pencuri, perilaku menyimpang, pengendalian sosial.
Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk
menggenerali-sasi dan membedakan. Contoh, seorang anak
yang telah memahami konsep norma adalah alat
pengendalian sosial, akan dapat menggeneralisasi bahwa
bagaimanapun caranya, pada
masyarakat manapun adanya, dapat menyimpulkan bahwa
norma sosial adalah sistem
aturan yang disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya.

Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan


masalah pada kasuskasus lain. Contoh: seorang peserta didik
yang telah mampu membuat instrumen pengumpulan data dan
analisis data, dapat menentukan kesimpulan hasil
penelitiannya. Penggunaan materi prosedur adalah untuk
dikerjakan atau dipraktikkan. Contoh: Seorang peserta didik
yang telah menguasai suatu bahasa, dapat berkomunikasi
dengan suatu komunitas yang menggunakan bahasa tersebut.
Penggunaan prosedur (psikomotorik) adalah untuk
mengerjakan tugas atau Panduan Pengembangan Materi
Pembelajaran
PENUTUP

Dari berbagai pengertian di atas dapatlah ditarik suatu


kesimpulam bahwasanya Pendidikan hal yang sangat bangi
lingkungan kita bentuk, struktur dan fungsi yang lengkap atau
dewasa pada suatu organisasi, baik terhadap satu sifat.
Kematangan membentuk suatu sifat dan kekuatan dalam diri
untuk bereaksi dangan cara tertentu yang disebut Readiness
yang berupa tingkah laku, baik tingkahlaku yang instingtif
maupun tingkah laku yang dipelajari.
Sedangkan definisi daripada belajar itu sendiri adalah suatu
proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan
perubahan terhadap diri manusia yang melakukan atau dangan
maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Semoga Materi ini Dapat bermamfaat bagi kita Semua

DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Drs. Ahmad, Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra),


Usaha Nasional-Surabaya, Tahun Akademik 2009 / 2010.
Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran, Depdiknas,
Dirjen,Manajemen Dikmen, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas dan,odifikasi penulis (Rusman Efendy)

Você também pode gostar