Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELEMBAGAAN
Oleh :
130215211/ F/ 31
UNIVERSITAS SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
iii
III. Dasar Hukum Perubahan UUD 1945
a) Perubahan pertama yang ditetapkan dalam Sidang Umum MPR 1999 mencakup sembilan
pasal. Dalam sidang yang ditutup pada 19 Oktober 1999 MPR menetapkan sebagai
berikut:
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia,
Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan saksama dan
sungguhsungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan
negara, serta dengan kewenangannya berdasarkan pasal 37 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia mengubah pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2),
Pasal 14, pasal 15, pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan pasal 21.
b) Perubahan kedua dilaksanakan dalam Sidang Tahunan MPR 2000 menyangkut tujuh bab
mendasar. Dalam sidang yang ditutup pada tanggal 18 Agustus 2000 MPR menetapkan
sebagai berikut:
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia, Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan saksama dan
sungguhsungguh .hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan
negara, serta dengan kewenangannya berdasarkan pasal 37 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18 A,Pasal
18B. Pasal 19, Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab. IXA, Pasal 25E,
Bab X, Pasal 26 Ayat (2) dan Ayat (3), Pasal 27 Ayat (3), Bab XA, Pasal 28 A, Pasal 28B,
Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28 E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28 H,Pasal 28 I, Pasal 28
J, Bab XII.
BABvII
4. Prsiden
Presiden Repoblik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945
(Pasal 4 Ayat 1). Presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden dalam melaksanakan
kewajibannya.
Menurut sistem pemerintahan negara berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002,
presiden dipilih oleh rakyat secara langsung. Dengan demikian, presiden memiliki
legitimasi (pengesahan) yang lebih kuat karena didukung secara langsung oleh rakyat.
Terjadi pula pergeseran kekuasaan pemerintahan negara yakni kekuasaan presiden ini
tidak lagi di bawah MPR melainkan setingkat dengan MPR. Namun, presiden bukan
berarti diktator, sebab jika presiden melanggar undang-undang, dalam melaksanakan
tugasnya, maka MPR dapat memberhentikan presiden dalam masa jabatannya.
Presiden merupakan kepala eksekutif, namun juga melaksanakan tugas legislatif bersama
DPR, antara lain dalam hal sebagai berikut :
a. Membentuk undang-undang (Pasal 5 Ayat 1)
b. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang bila keadaan
memaksa (Pasal 22)
c. Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah untuk melaksanakan undang-
undang (Pasal 5 ayat 2).
6. Lembaga Kehakiman
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 Ayat 1). Merdeka yang
dimaksud disini berarti tidak dapat dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah maupun
DPR/MPR.
viii
BAB III
Dari hasil yang sudah tertera dihalaman sebelum-sebelumnya mungkin saya dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
a. Amandemen UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali dan mengarah kepada
kontitusi yang lebih demokratis, Namun dalam praktennya belum mampu merespon
tuntutan reformasi dalam penyelenggaraan negara.
b. Fenomena yang muncul dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah kurang adanya
koordinasi antar daerah sehingga menciptakan disharmoni pembangunan antar
daerah.
c. Muncul ketidakseimbangan kewenangan antara eksekutif dan legislatif yang
disebabkan adanya dominasi kewengan legislatif.
d. Belum tercapainya tujuan pembangunan nasional sperti yang dirumuaskan dalam
pembukaan UUD 1945. Hal tersebut disebabkan adanya pelanggaran etika
penyelenggaran pemerintahan yang melahirkan tingginya angka korupsi.
ix
Saran :
Lembaga Kepresidenan sebagai salah satu lembaga yang memegang kekuasaan
Negara mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan berbagai perubahan yang terjadi terhadap lembaga ini sebagai
implikasi dari perubahan Undang-Undang Dasar yang terjadi seiring perubahan zaman
dan konstelasi bangsa dan Negara. Namun, betapa pun demikian lembaga kepresidenan
harus senantiasa mampu menjalankan peranan dan fungsinya demi mewujudkan tujuan
bangsa dan Negara melalui perwujudan Lembaga Kepresidenan yang aspiratif,
akomodatif dan mementingkan kepentingan Negara diatas segalanya berdasarkan
peraturan perundang undangan yang berlaku. mekanisme check and balances diantara
ketiga kekuasaan Negara ( eksekutif, legislatif, dan yudikatif ) harus diwujudkan demi
tercapainya cita cita bangsa dan Negara.
x
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Denny Indrayana, Ph.D, Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran,
Mizan, Bandung, 2007.
Rohdewohld Rainer; Public Administration in Indonesia; Montech PTY, Australia;
1995. LAN, Sistem Administrasi Negara Buku III, Lembaga Administrasi Negara;
Jakarta; 2004. Inu Kencana Syafiie, Drs, Msi; Sistem Pemerintahan Indonesia;
Rieneka Cipta; Jakarta; 2002
Undang-Undang Dasar 1945 revisi 1 sampai dengan 4
http://fristianhumalanggionline.wordpress.com/2008/05/26/implikasi-perubahan-uud-
negara-republik-indonesia-tahun-1945-terhadap-lembaga-kepresidenan/
Sukadi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X
SMA/MA-SMK Wajib, SEWU, Jakarta, 2013
Budiyanto, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII, Erlangga, Jakarta,
2007
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
ii