Você está na página 1de 16

AFTERCARE PATIENT:

DENGUE SHOCK SYNDROME

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RST dr. Soedjono Tingkat II Magelang

Disusun Oleh :
MUTIARA SUNDASARI
1420221122

Pembimbing :
Letnan Kolonel dr.Roedi Djatmiko. Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERAN
JAKARTA
2016

LEMBAR PENGESAHAN

AFTERCARE PATIENT
DENGUE SHOCK SYNDROME

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Kepanitraan Klinik Departemen Penyakit Anak
RST dr. Soedjono Tingkat II Magelang
Disusun Oleh :
MUTIARA SUNDASARI
1420221122

Telah Disetujui dan Disahkan oleh:


Dokter Pembimbing

Letkol CKM dr. Roedi, Sp.A

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemik
akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa
demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata,
otot dan persendian, hingga perdarahan spontan (WHO, 2010). Penyakit
endemik ini pertama kali didata dan dilaporkan terjadi pada tahun 1953-1954
di Filipina. Sejak itu, penyebaran DBD dengan cepat terjadi ke sebagian besar
negara-negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia (WHO, 2010).
Insidensi demam berdarah dengue meningkat secara dramatis di
seluruh dunia dalam beberapa dekade ini. Diperkirakan, saat ini di seluruh
dunia sekitar 2,5 milyar orang memiliki resiko terkena demam dengue.
Di Indonesia, penyebaran demam berdarah pertama kali terdata pada
tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta (WHO, 2010). Pada tahun 2007,
dilaporkan terdapat 156.000 kasus demam dengue atau 71,4 kasus per 1.000
populasi. Dari total kasus di atas, kasus DBD berjumlah 16.803, dengan
jumlah kematian mencapai 267 jiwa. Pada tahun 2001, distribusi usia
penderita terbanyak adalah di atas 15 tahun (54,5%), sedangkan balita (1-5
tahun) 14,7%, dan anak-anak (6-12 tahun) 30,8% (DepKes RI, 2008).

BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

II.IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA


II.I Identitas Pasien
Nama : An. D
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 8 bulan
Berat Badan : 6,5 Kg
Alamat : Karet RT 01 RW 03 Bulurejo, Magelang
MRS : 16 Februari 2016
II.I.2 Identitas Kepala Keluarga
Nama : Sugiyanto
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karet RT 01 RW 03 Bulurejo, Magelang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

II.2 PROFIL KELUARGA YANG TINGGAL SATU RUMAH

Tabel 1. Daftar anggota keluarga kandung


No Nama Usia Pend Pekerjaan Hubungan Status Keteteranga
. . Keluarga Perkawina n Kesehatan
n
1. Sugiyant 32 SD Wiraswata Kepala KAWIN Gastritis
o thn Keluarga
2. Katimatul 31 SLTP Ibu Rumah Istri KAWIN Sehat
Arifah thn Tangga
3. Indira 8 SD Pelajar Anak BELUM Sehat
Oktavia tahu Kandung KAWIN
n
4 Danendra 8 - - Anak BELUM Sehat
bula Kandung KAWIN
n
5. Solekah 60 SD Ibu Rumah Mertua KAWIN Hipertensi
thn Tangga
6. Rawam 28 SMA Wiraswasta Adik BELUM Sehat
tahu Kandung KAWIN
n

Genogram Keluarga

Keterangan :

Laki-laki
Pasien
Perempuan
Gambar 1. Genogram keluarga pasien

II.3. RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG


DILAKUKAN KEPADA PASIEN
II.3.1 Hasil rekam medis pasien :
Alloanamnesa pada tanggal 16 Februari 2016
Keluhan Utama : pasien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari yang
lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:


Demam berawal sejak 4 hari yang lalu, demam tinggi pada hari pertama
(sabtu pagi), demam naik turun, saat ini demam menurun namun disertai
penurunan kesadaran dan keirngat yang banyak. Mual dan muntah pada hari
pertama, muntah sebanyak 2 kali. Disetai batuk. Tidak pilek. Makan dan
minum ASI kurang baik. BAB normal, belum BAK sejak kemarin. Tidak ada
gusi berdarah. Tidak ada mimisan. Timbul bintik-bintik merah di kulit di
seluruh permukaan tubuh.

Riwayat Dahulu:
Belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat Alergi: tidak terdapat riwayat alergi makanan ataupun obat.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada 16 Februari 2016
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Apatis
Tanda vital :
Nadi = 88 x/menit, Suhu = 36,8 0C, Laju Pernafasan (RR) = 41 x/men
Kepala :
- Normocephal
- Mata : ikterus -/-, konjugtiva anemis -/-
- Mulut : terdapat bibir kering dan pecah-pecah, perdarahan pada bibir (sejak 1
hari SMRS), lidah kotor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1

Thoraks
Pulmo : Suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : BJ I-II reguler murni

Abdomen :
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Turgor kulit < 2 detik, hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani

Ekstremitas
- Akral dingin positif pada kedua ekstremitas (superior maupun inferior)
- Stocking rash pada kedua ekstremitas inferior
- petekie pada seluruh ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang RSU Tidar:
Lab Hasil
Darah Rutin WBC : 5,5 MCV : 73,1
RBC : 5,9 MCH : 25,8
HGB 13,8 MCHC : 35,3
HCT 37,9% PLT 38.000

Diagnosa
Demam Berdarah Dengue Grade III (Preshock)

Terapi
1. Infus D5 1/24 NS 800 cc/24 tpm/jam
2. Tridicef 3x200 mg
3. Norages 75 mg IV kp
4. Sanmol drop 3x0,8 ml
5. Trolit 3x1 sach
6. Anitid 2x1/4 amp
7. Monell 2x1 ml
8. Banyak makan dan minum

LEMBAR FOLLOW UP
Tanggal Integrasi Pasien Pengobatan
17 S: pasien masih merasa lemas, makan 1. Infus D5 1/24 NS
Februari dan minum sudah membaik. BAB 800 cc/24
2016 belum bisa hingga hari ini, BAK tpm/jam
2. Tridicef 3x200 mg
normal. Demam (-), mual muntah
3. Norages 75 mg IV
pada hari ini (-), perdarahan pada
kp
bibir sudah tidak berproduksi lagi. 4. Sanmol drop 3x0,8
O:
ml
KU= CM/ tampak sakit sedang
5. Trolit 3x1 sach
RR 40 x/mnt; Nadi 76 x/mnt; Suhu
6. Anitid 2x1/4 amp
36,5C 7. Monell 2x1 ml
Kepala :
- Normocephal
- Mata : ikterus -/-, konjugtiva anemis
-/-
- Mulut : terdapat bibir kering dan
pecah-pecah, perdarahan pada bibir
sudah mengering, lidah kotor (-),
faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Thoraks :Pulmo : Vesikuler +/+,
Ronkhii -/-, wheezing-/-
Cor : BJ I-II Reguler murni.
Abdomen : Supel, BU (+), Nyeri
tekan (-), Turgor kulit < 2 detik,
hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas :
- Akral hangat positif pada kedua
ekstremitas (superior maupun
inferior)
- Sianosis negatif pada kedua
ekstremitas (superior maupun
inferior)
- Stocking rash pada kedua ekstremitas
inferior.
- petekie pada dorsum pedis

A: DHF Grade III


18 S: pasien masih merasa lemas, makan 1. Infus D5 1/24 NS
Februari dan minum sudah membaik. BAB 800 cc/24
2016 normal, BAK normal. Demam (-), tpm/jam
2. Tridicef 3x200 mg
mual muntah pada hari ini (-),
3. Norages 75 mg IV
perdarahan pada bibir sudah tidak
kp
berproduksi lagi 4. Sanmol drop 3x0,8
ml
O:
5. Trolit 3x1 sach
KU= CM/ tampak sakit sedang
6. Anitid 2x1/4 amp
TV RR 38 x/mnt; Nadi 78 x/mnt;
Monell 2x1 ml
Suhu 36 C
Kepala :
- Normocephal
- Mata : ikterus -/-, konjugtiva anemis
-/-
- Mulut :bibir kering dan pecah-pecah
(-), perdarahan pada bibir (-), lidah
kotor (-), faring hiperemis (-), tonsil
T1-T1
Thoraks :Pulmo : Vesikuler +/+,
Ronkhii -/-, wheezing-/-
Cor : BJ I-II Reguler murni.
Abdomen : Supel, BU (+), Nyeri
tekan (-), Turgor kulit < 2 detik,
hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas :
- Akral hangat positif pada kedua
ekstremitas (superior maupun
inferior)
- Sianosis negatif pada kedua
ekstremitas (superior maupun
inferior)
- Stocking rash pada ekstremitas
inferior
- petekie pada dorsum pedis memudar

A: DHF (direncanakan pulang


apabila lab baik)
19 S: pasien masih merasa lemas, makan 1. Infus D5 1/24 NS
Februari dan minum sudah membaik. BAB 800 cc/24
2016 normal, BAK normal. Demam (-), tpm/jam
2. Tridicef 3x200 mg
mual muntah pada hari ini (-),
3. Norages 75 mg IV
perdarahan (-)
kp
4. Sanmol drop 3x0,8
O:
KU= CM/ tampak sakit sedang ml
TV RR 38 x/mnt; Nadi 88 x/mnt; 5. Trolit 3x1 sach
6. Anitid 2x1/4 amp
Suhu 36 C
Kepala : Monell 2x1 ml
- Normocephal
- Mata : ikterus -/-, konjugtiva anemis
-/-
- Mulut :bibir kering dan pecah-pecah
(-), perdarahan pada bibir (-), lidah
kotor (-), faring hiperemis (-), tonsil
T1-T1
Thoraks :Pulmo : Vesikuler +/+,
Ronkhii -/-, wheezing-/-
Cor : BJ I-II Reguler murni.
Abdomen : Supel, BU (+), Nyeri
tekan (-), Turgor kulit < 2 detik,
hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas :
- Akral hangat positif pada kedua
ekstremitas (superior maupun
inferior)
- Sianosis negatif pada kedua
ekstremitas (superior maupun
inferior)
- Stocking rash pada ekstremitas
inferior
- petekie pada dorsum pedis memudar
Hasil Lab Darah Rutin :
WBC : 6,6 MCV : 72,8
RBC : 4,53 MCH : 26,5
HGB 10,0 MCHC : 34,1
HCT 25,3 PLT 61.000

A: DHF (boleh pulang)

II.3.2 Hasil kunjungan rumah pasien :


Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 24 Februari 2016
1. KeluhanUtama : tidak ada
2. KeluhanTambahan : tidak ada
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Demam Berdarah Dengue
4. Riwayat Penyakit Keluarga: (-)
5. PemeriksaanFisik :
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda Vital
a) Tensi : (tidak diperiksa)
b) RR : 24 x/menit
c) Nadi : 92 x/menit
d) Suhu : 36.5 C
6. Pembinaan
1. Menjelaskan tentang penyakit DBD (definisi,
gejala yang ditimbulkan, tindakan promotif dari DBD, gejala yang
harus diwaspadai oleh orang tua, serta kebersihan lingkungan)
2. Memberikan edukasi mengenai DBD kebersihan
lingkungan.
7. Faktor pendukung
Orang tua pasien memahami dengan baik apa yang dijelaskan mengenai
penyakit DBD beserta edukasi
Orang tua mempunyai keinginan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan
8. Faktor penghambat
Usia pasien masih 8 bulan, dan belum mengerti tentang pentingnya
kesehatan dan kebersihan lingkungan.
9. Indikator keberhasilan
Pasien dan orang tua pasien dapat mengerti tentang penyakit DBD dan
dapat menerapkan tindakan-tindakan preventif DBD (seperti menjaga
kebersihan lingkungan setempat) dan mengerti gejala-gejala DBD
yang harus diwaspadai.

II.4 IDENTIFIKASI FUNGSI FUNGSI KELUARGA


II.4.1 Fungsi Biologis
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit herediter dan
penyakit menular.

II.4.2 Fungsi Psikologi


Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan kakanya, neneknya dan
pamannya hidup secara rukun. Komunikasi antar anggota keluarga pun
terjalin baik. Apabila ada masalah, dibicarakan secara musyawarah.

II.4.3. Fungsi Ekonomi


Ayah bekerja sebagai wiraswasta. Ibu sebagai ibu rumah tangga
Dilihat dari segi ekonomi, keluarga ini tergolong memiliki penghasilan
cukup cenderung menengah kebawah.
II.4.4 Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir bapak adalah SD dan Ibu pasien ialah SLTP.
Pasien saat ini belum bersekolah mengingat usianya masih bayi,.
Dilihat dari pendidikan keluarga pasien, keluarga pasien dapat mengerti
dan memahami dengan baik tentang edukasi DBD yang dijelaskan.

II.4.5 Fungsi Religius


Pasien dan seluruh anggota keluarga memeluk agama Islam,
keluarga menjalankan ibadah agama secara rutin. Ibu pasien mengaku
sering mengikuti pengajian yang diadakan setiap seminggu sekali.

II.4.6.Fungsi Sosial Budaya


Hubungan pasien dan keluarganya sangat baik di lingkungan
dan dikenal baik oleh masyarakat sekitar rumahnnya. Aktif dalam
berbagai kegiatan social yang diselenggarakan di lingkungan rumahnya.
Pasien dan keluarganya juga saling membantu dengan tetangga sekitar.

II.5 POLA KONSUMSI PASIEN


Pola makan pasien 3x/hari dengan lauk pauk (ikan, telur, daging, ayam),
sayur-sayuran, masih diberikan ASI ditambah dengan cerelac.

II.6 IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESEHATAN
1. Faktor Perilaku
Pola makan pasien kadang tidak teratur.
2. Faktor Non-Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup dekat, jarak
dari rumah ke pelayanan kesehatan seperti dokter umum dan apotik
kurang lebih 1 km. Sedangkan jarak dari rumah ke rumah sakit besar
seperti RST Soedjono agak jauh. Perjalanan dari rumah untuk ke
rumah sakit harus memakai kendaraan, karena berjarak cukup jauh.

II.7 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


Pasien tinggal di daerah pedesaan bersama keluarganya. Kawasan
tempat tinggal pasien merupakan kawasan cukup layak untuk ditempati.
Rumah terdiri atas 3 kamar tidur, terdapat 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1
dapur, 1 kamar mandi dan teras. Lantai rumah berupa keramik, dinding
berupa tembok dan atap rumah ditutupi dengan genting. Ventilasi rumah
kurang baik, karena kamar pasien beserta oranguanya yang berada di
paling belakang memiliki ventilasi yang kecil dan 1 kamar diisi berdua
dengan kakanya. Kebersihan dan kerapihan rumah cukup terjaga dengan
baik. Sumber air minum, mandi dan mencuci dari air PAM. Disekitar
rumah terdapat tempat pembuangan sampah akhir yang diangkut setiap
seminggu 3x. Keluarga pasien ini memiliki alat elektonik seperti ; televisi,
kulkas, kompor gas serta memiliki 1 kendaraan motor.

Denah rumah
WC DAPUR
TEMPA
T
MAKA
N
KAMAR KAMA
II R III
KAMAR RUANG
I TAMU
WARUN
G
TERAS

DIAGRAM REALITA PADA KELUARGA


Diagram 1. Diagram realita yang ada pada keluarga

Genetik

Status Kesehatan
Yankes perilaku

lingkungan

- 1 praktek - Proteksi diri terhadap


dokter umum gigitan nyamuk yang
- RST kurang peduli
Magelang - Kebersihan lingkungan
yang kurang terjaga.

II.8.TABEL PERMASALAHAN
Tabel 2. Permasalahan dan Penyelesaian pada Pasien
Permasalahan Penyelesaian
- Kurangnya pengetahuan Menjelaskan mengenai penyakit
orang tua pasien tentang tindakan DBD, penyebab, gejala klinis,
preventif DBD dan gejala-gejala penatalaksanaan dan pencegahan
emergensi DBD DBD

II.9.PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN


Tabel 3. Jadwal pembinaan dan hasil kegiatan
Tanggal Kegiatan yang dilakukan Keluarga Hasil kegiatan
yang
terlibat
24 - Menjelaskan tentang Ayah, ibu, Memahami apa
Februari penyakit demam berdarah dan nenek yang teah dijelaskan
2016 dengue (DBD) (definisi, tentang penyakit
etiologi, gejala klinis) DBD
- Menjelaskan tentang
-Memahami apa
gejala emergensi yang
yang telah
harus diketahui orang tua
dijelaskan dan dapat
di rumah.
mengaplikasikanny
- Memberikan edukasi
a sehingga dapat
kepada pasien dan orang
membawa anak
tua pasien tentang
berobat ke
bagaimana mencegah
pelayanan
penyakit DBD dengan
kesehatan sesegera
cara menjaga kebersihan
mungkin.
rumah ataupun lingkungan
- Memahami apa
sekitar, melakukan
yang telah
proteksi diri (dengan cara
dijelaskan dan
menggunakan lotion anti
menerapkan dalam
nyamuk) dan melakukan
kehidupan seharii-
penyemprotan dengan
hari
obat anti nyamuk terutama
jika musim hujan tiba.
BAB III
KESIMPULAN

III.1 KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA


Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada tanggal 24 Februari 2016. Dari
pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Tingkat pemahaman
Pasien dan orangtuanya dapat memahami penjelasan yang diberikan
tentang demam berdarah dengue, meliputi gejala, etiologi dan
penatalaksanaannya dirumah
b. Faktor pendukung :
Orangtua pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang
diberikan. Sikap orangtua pasien yang kooperatif dan menangkap
penjelasan yang diberikan.
c. Faktor penghambat :
Usia pasien masih 8 bulan, dan belum mengerti tentang pentingnya
kesehatan dan kebersihan makanan.
d. Indikator keberhasilan
Pasien sudah tidak menunjukan gejala dan keadaan membaik.
orang tua dan pasien mengerti tentang edukasi yang diberikan
orangtua pasien dapat menerapkan penatalaksanaan dan
pencegaham dirumah
Kesimpulan dari hasil binaan keluarga ini adalah pemahaman
terhadap pembinaan yang dilakukan cukup baik, serta sikap seluruh
anggota keluarga yang kooperatif sehingga mempunyai keinginan untuk
mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan ditemukannya faktor
penyulit yang dapat menghambat binaan yang diberikan.

III.2. Saran
1. Diharapkan pasien dapat mengatur pola makannya dan tidak jajan
sembarangan di sekitar lingkungannya.
2. Diharapkan orangtua pasien dapat menjaga kebersihan makanan sehari-hari
3. Dapat menerapkan hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan kualitas
kesehatan
4. Melaporkan kejadian tersebut, agar dilakukan pengasapan.

LAMPIRAN FOTO

Você também pode gostar