Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
RUPTUR ACL
(Anterior Ligament Cruciate)
Oleh:
Octavia Ukhti Prakarsi, S.Ked 04084821618192
M. Tata Suharta, S.Ked 04084821618193
Pembimbing:
dr. Ismail Bastomi, SpOT
1
HALAMAN PENGESAHAN
Referat
Disusun oleh :
Octavia Ukhti Prakarsi 04084821618192
M. Tata Suharta 04084821618193
Telah diterima sebagai salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
2
KATA PENGANTAR
Pujian syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul Ruptur
ACL (Anterior Cruciate Ligaement) untuk memenuhi tugas referat yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya
Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dr.
Ismail Bastomi, SpOT selaku pembimbing yang telah membantu memberikan
ajaran dan masukan sehingga referat ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan telaah
kasus ini disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan di masa yang akan datang. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
2.1 Definisi............................................................................................6
2.2 Anatomi...........................................................................................6
2.3 Fisiologi............................................................................................13
2.4 Epidemiologi....................................................................................14
2.5 Etiologi............................................................................................14
2.6 Mekanisme Ruptur...........................................................................15
2.7 Klasifikasi........................................................................................16
2.8 Manifestasi Klinis...........................................................................16
2.9 Diagnosis Banding..........................................................................17
2.10 Diagnosis.......................................................................................17
2.11 Penatalaksaan..................................................................................19
2.12 Komplikasi......................................................................................22
BAB III PENUTUP..........................................................................................24
3.1. Kesimpulan.....................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................25
4
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Cedera ACL (anterior cruciate ligament) atau ACL rupture adalah
robekan di salah satu ligamen lutut yang menghubungkan tulang kaki atas dengan
tulang kaki bagian bawah. ACL berfungsi menjaga kestabilan lutut.
2.2 Anatomi
Secara anatomis knee joint dibentuk oleh tibia bagian proximal, femur
bagian distal dan patella. Knee joint terdiri dari tiga bagian persendian; medial dan
lateral antara condyle femur dan tibia serta persendian intermediate antara patela
dan femur. Femur distal terdiri dari medial condyle dan lateral condyle, femoral
trochlear groove dan intercondylar notcth. Ligamen tersebut melewati anterior,
medial dan distal sendi dari femur ke tibia. Ligamen berputar membentuk spiral
yang sedikit mengarah ke luar (lateral), melewati bawah ligamentum transverse
meniscal di ujung tibialisnya. Beberapa fasikula mungkin menyatu dengan
perlekatan anterior dengan meniskus lateral. Ikatan tibialis lebih lebar dan lebih
kuat dari perlekatan femoralis.1
6
2.2.1 Ligamentum Intra Capsular
Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang
sangat kuat, saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri
dari dua bagian yaitu posterior dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada
tibia. Ligamentum ini penting karena merupakan pengikat utama antara femur
dan tibiae. 1
7
ACL istilah cruciate berasal dari kata crux yang artinya (menyilang)
dan crucial (sangat penting). Cruciate ligament saling bersilangan satu sama
yang lain. Menyerupai huruf X. ACL adalah stabilizer untuk knee joint pada
aktivitas pivot. ACL berkembang pada minggu ke 14 usia gestasi, berukuran
sebesar jari kita dan panjangnya rata-rata 38 mm dan lebar rata-rata 10 mm,
dan dapat menahan tekanan seberat 500 pon sekitar 226 kg.
Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan
berjalan ke arah atas, ke belakang dan lateral untuk melekat pada bagian
posterior permukaan medial condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan
mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut diluruskan
sempurna. Ini tidak hanya mencegah anterior translasi dari tibia pada femur
tetapi juga memungkinkan untuk helicoid biasa tindakan lutut, sehingga
mencegah kemungkinan terjadinya patologi meniscal. Ligamen ini terdiri
dari dua bundel, sebuah bundel anteromedial yang ketat di fleksi, dan bundel
posterolateral, yang lebih cembung dan ketat dalam ekstensi.
Suplai vaskuler ACL berasal dari arteri geniculate middle, serta dari
difusi melalui sheath sinovial nya. Persarafan dari ACL terdiri dari
mechanoreceptors yang berasal dari saraf tibialis dan memberikan
kontribusi untuk proprioseptifnya, serabut rasa nyeri dalam ACL hampir
tidak ada, ini menjelaskan mengapa ada rasa sakit yang minimal setelah
ruptur ACL akut sebelum terjadinya hemarthrosis yang menyakitkan.
8
dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum posterior akan mencegah
tibiae tertarik ke posterior.
9
fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m.
semimembranosus.
Bentuknya hampir semi sirkular dan bagian belakang jauh lebih lebar
daripada bagian depannya. Cornu anterior melekat pada area intercondylaris
anterior tibiae dan berhubungan dengan cartilago semilunaris lateralis
melalui beberapa serat yang disebut ligamentum transversum. Cornu
posterior melekat pada area intercondylaris posterior tibiae. Batas bagian
perifernya melekat pada simpai dan ligamentum collaterale sendi. Dan
karena perlekatan inilah cartilago semilunaris relatif tetap.
10
biasanya keluar dari cornu posterior dan mengikuti ligamentum cruciatum
posterior ke condylus medialis femoris. Batas perifer cartilago dipisahkan
dari ligamentum collaterale laterale oleh tendon m. popliteus, sebagian kecil
dari tendon melekat pada cartilago ini. Akibat susunan yang demikian ini
cartilago semilunaris lateralis kurang terfiksasi pada tempatnya bila di
bandingkan dengan cartilago semilunaris medialis.
11
Bursa Anterior
1. Bursa supra patellaris terletak di bawah m. quadriceps femoris dan
berhubungan erat dengan rongga sendi.
2. Bursa Prepatellaris terletak pada jaringan subcutan diantara kulit
dan bagian depan belahan bawah patella dan bagian atas
ligamentum patellae.
3. Bursa infrapatellaris superficialis terletak pada jaringan subcutan
diantara kulit dan bagian depan belahan bawah ligamentum patellae
4. Bursa Infapatellaris Profunda terletak di antara permukaan posterior
dari ligamentum patellae dan permukaan anterior tibiae. Bursa ini
terpisah dari cavum sendi melalui jaringan lemak dan hubungan
antara keduanya ini jarang terjadi.
Bursa Posterior
1. Recessus Subpopliteus ditemukan berhubungan dengan tendon m.
popliteus dan berhubungan dengan rongga sendi.
2. Bursa M. Semimembranosus ditemukan berhubungan dengan
insertio m. semimembranosus dan sering berhubungan dengan rongga
sendi.
3. Empat bursa lainnya ditemukan berhubungan dengan:
a) tendon insertio m. biceps femoris.
12
2.2.5 Persarafan Sendi Lutut3
Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang - cabang dari
nervus yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk
mengatur pergerakan pada sendi lutut. Sehingga sendi lutut disarafi oleh :
a. N. Femoralis
b. N. Obturatorius
c. N. Peroneus communis
d. N. Tibialis
2.3 Fisiologi2,3
Dari ligamen lutut, cruciates adalah yang paling penting dalam
menyediakan pengekangan pasif untuk anterior / posterior gerakan lutut. Jika
salah satu atau kedua cruciates terganggu, biomekanik selama kegiatan jalan
mungkin terganggu. Fungsi utama dari ACL adalah untuk mencegah
translasi anterior dari tibia, dalam ekstensi penuh, ACL menyerap 75%
muatan anterior dan 85% antara 30 dan 90 fleksi. Selain itu, fungsi
13
lain ACL termasuk melawan rotasi internal tibia dan varus / valgus angulasi
dari tibia dengan adanya cedera ligamen kolateral, hilangnya ACL
menyebabkan penurunan magnitude pada coupled rotasi selama fleksi,
dan lutut yang tidak stabil. Kekuatan tarik ACL sekitar 2200 N tetapi berubah
dengan usia dan beban berulang.
2.4 Epidemiologi
Prevalensi kejadian cedera ACL yang lebih besar ditemukan pada
wanita dibandingkan dengan laki-laki. Sekitar 50% pasien dengan cedera
ACL juga didapati ruptur pada meniskus. Pada cedera ACL akut, meniscus
lateralis lebih sering robek; pada ACL kronis, meniscus medial lebih sering robek.
Pada penelitian prevalensi mengenai cedera ACL pada populasi umum, didapati
bahwa 1 kasus dijumpai dalam 3500 orang, memperkirakan 95.000 ruptur ACL
per tahun.
Sekitar 200.000 ACL terkait cedera terjadi setiap tahun di Amerika Serikat,
dengan sekitar 95.000 ruptur ACL. Sekitar 100.000 ACL rekonstruksi dilakukan
setiap tahun. Insiden cedera ACL lebih tinggi pada orang yang berpartisipasi
dalam olahraga yang berisiko tinggi seperti basket, bola sepak, ski. Pada
tanggapan frekuensi partisipasi, prevalensi cedera ACL yang lebih
tinggi diamati lebih pada wanita dari laki-laki, pada tingkat 2,4-9,7 kali lebih
besar pada wanita.4
14
kontrol neuromuskular. Penyebab lain dari hipotesis ini adalah perbedaan kelamin
yang berkaitan dengan tingkat cedera acl yang termasuk keselarasan pelvis
dan ekstremitas bawah (kaki), peningkatan kelemahan ligamen, dan efek estrogen
pada sifat ligamen.
Jatuh dari tangga atau hilang satu langkah di tangga adalah
kemungkinan penyebab lainnya. Seperti bagian tubuh lain, ACL menjadi
lemah dengan usia. Jadi robekan terjadi lebih mudah pada orang tua dari usia 40.
15
ACL pecah, haemarthrosis biasanya berkembang dengan cepat. Namun,
meskipun lokasinya di intra-artikular, ACL sebenarnya di berada extrasynovial.7
2.6 Klasifikasi
16
Kebanyakan cedera pada ACL dapat didiagnosis melalui anamnesis yang
cermat menekankan mekanisme kejadian cedera ditambah dengan
pemeriksaan fisik yang sesuai. Pastikan anamnesis mencakup mekanisme
kejadian cedera sekarang dan kejadian sebelumnya jika ada.4,5
a. Dislokasi patellar
c. Fraktur osteochondral.
2.9 Diagnosis
Ketika seorang pasien datang dengan cedera ACL pada awalnya untuk
evaluasi di klinik, yang harus ditanyakan adalah proses kejadiannya. Dua pertiga
dari cedera adalah hasil dari cedera non kontak (deselerasi atau berputar) dan
sering dikaitkan dengan bunyi "pop" dan bengkak, yang biasanya terlihat dalam
waktu cedera 4-12 jam. (Cedera lutut lain yang terkait dengan hemarthrosis yang
meliputi robekan cruciatum posterior, robekan meniskus perifer, fraktur
osteochondral, cedera kapsuler, dan dislokasi patella. 6,7
Cedera kontak langsung sering menimbulkan stres hiperekstensi atau
valgus pada lutut yang mengarah ke cedera cruciatum. Pertanyaan lainnya
termasuk kemampuan untuk menanggung berat badan. Apakah pasien terus
bermain apakah ada gejala ketidakstabilan pada persendian lutut? faktor lain yang
perlu dipertimbangkan termasuk sebelum cedera yaitu tingkat aktivitas, kegiatan
kerja, dan rencana masa depan, karena informasi ini akan membantu dalam
pengambilan keputusan. Pasien harus ditanya jika ada riwayat trauma di tempat
yang sama sebelumya. Dokter harus melakukan rontgen untuk mencari
setiap fraktur yang mungkin terjadi.
Pemeriksaan fisik harus segera dilakukan setelah cedera. Hasilnya
biasanya lebih akurat dibandingkan setelah timbulnya pembengkakan, rasa sakit,
17
dan selanjutnya. Dari observasi, ketidakselarasan dapat dianggap suatu fraktur.
Pembengkakan biasanya muncul dalam 4 jam.7
Tes khusus yang sering dilakukan adalah tes lachman untuk melihat
apakah ACL masih utuh. Pada tes lachman, pasien pada posisi supine, lutut
difleksikan 30 derajat. Femur distabilasikan dengan satu tangan dan satu tangan
mengerakkan tibia ke anterior. Positif jika end point dari translasi anterior tibia
tidak jelas dan infrapatellar slope menghilang, yaitu
jika ACL robek, pemeriksa akan merasakan gerakan ke depan dari tibia
meningkat (ke atas atau anterior) dengan hubungannya dengan tulang paha (jika
dibandingkan dengan kaki normal) dan gerakan lembut pada end point,
(karena ACL robek) saat ini gerakan berakhir.
Tes lain untuk cedera ACL adalah pivot shift test. Pada pivot shift test
pasien pada posisi supine, lutut difleksi 5 derajat dan valgus stres diberikan sambil
memberi gaya internal rotasi pada tibia, lutut kemudian difleksi 30 - 40 derajat,
tes positif jika lutut tereduksi ke posterior. Jika acl robek, tibia akan
mulai maju ketika lutut sepenuhnya lurus dan kemudian akan bergeser kembali ke
posisi yang benar dalam hubungannya dengan tulang paha ketika
lutut dibengkokkan lebih 30 derajat.9,10
Selain itu, ada juga tes drawer, dimana pasien dalam posisi supine, lutut
fleksi 90 derajat, kaki distabilasikan oleh pemeriksa dan tibia ditarik kearah
anterior. Tes positif apabila terdapat translasi lebih dari 6mm atau apabila tibia
didorong ke posterior akan terjadi translasi jauh ke posterior berarti positif.
Arthroscopi juga dapat dilakukan. Selama artroskopi, alat
bedah akan dimasukkan melalui satu atau lebih potongan kecil (sayatan) pada
lutut untuk melihat bagian dalam lutut. Ini adalah prosedur yang digunakan untuk
memeriksa bagian dalam sendi dengan memasukkan tabung tipis (arthroscope)
yang berisi kamera dan cahaya melalui sayatan kecil di
dekat sendi. Kamera mengirimkan gambar close-up video dari sendi ke monitor,
di mana dokter dapat melihat bagian dalam sendi.9,10
Arthroscopi dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit sendi dan
cedera sendi dan untuk mengobati beberapa masalah bersama. Instrumen bedah
18
juga dapat dimasukkan melalui arthroscope untuk mengambil sampel jaringan
atau untuk memperbaiki luka atau kerusakan pada sendi. Secara
umum, pemulihan setelah operasi arthroscopic lebih cepat dan lebih mudah
daripada setelah operasi tradisional yang menggunakan sayatan yang lebih besar.
Kebanyakan orang bisa pulang dari rumah sakit hari yang sama.
Magnetic resonance imaging (MRI) scan juga bisa dilakukan untuk
mengevaluasi ACL dan untuk memeriksa tanda cedera pada ligamen lutut
yang lain, serta meniskus tulang rawan, atau tulang rawan artikular.9,10
2.10 Penatalaksanaan
Tatalaksana ruptur ACL tergantung pada keperluan pasien. Sebagai
contoh, atlet muda yang terlibat dalam aktivitas olahraga perlu dioperasi supaya
fungsi dapat kembali normal. Bagi individu yang lebih tua, dengan aktivitas yang
lebih sederhana biasanya tidak perlu dioperasi.11
Setelah 1-2 hari setelah cedera, pasien dapat berjalan seperti biasa.
Keadaan ini bukan berarti ACL sudah sembuh.Pada perkembangannya pasien
akan merasakan lututnya tidak stabil, gampang 'goyang' dan sering timbul nyeri.
Dengan cedera ACL pasien akan sulit sekali untuk melakukan aktifitas high-
impact sports, seperti main bola, futsal, basket atau badminton. Sebagian besar
cedera ACL memerlukan tindakkan operasi Arthroscopy agar pasien dapat pulih
seperti sedia kala. Standar operasi Arthroscopy ACL Reconstruction yang dipakai
adalah Arthroscopic ACL Double Bundle Reconstruction. Tehnik ini telah
dilakukan lebih dari 200 kali sejak tahun 2007. Tehnik operasi ini sangat populer
di USA, Eropa dan Jepang karena dengan tehnik ini, hasilnya sangat memuaskan
pasien.11
Setelah luka bedah sembuh, selanjutnya dilakukan fisioterapi. Tujuan
awal utamanya adalah untuk mengurangi pembengkakan dan untuk mencegah
pembentukan jaringan parut. Tujuan berikutnya adalah untuk mengembalikan
fungsi gerak, sekaligus memperkuat otot-otot yang mendukung sendi lutut.
Dengan berbagai peningkatan gerak dan kekuatan. Rehabilitasi dilakukan dengan
19
control grekan neuromuskular fungsional yang sesuai dengan kebutuhan sehari-
hari pasien.12,13
Keberhasilan rekonstruksi ACL dipengaruhi oleh beberapa faktor,
termasuk di dalamnya adalah teknik operasi, rehabilitasi pasca bedah dan
ketidakstabilan sekunder pada saat menghubungkan ligamen. Rekonstruksi ACL
biasanya dilakukan dengan bantuan arthroscopic. Graft mungkin diambil dari
bagian lain dari ekstremitas pasien (autograft), dari mayat (allograft) atau
mungkin sintetis.8
Prosedur rekonstruksi ACL biasanya tidak dilakukan saat luka belum pulih
Selama prosedur, pasien dibius dengan anestesi umum atau tulang
belakang/epidural .11 Pada proses penyembuhan, pasien disarankan untuk
beristirahat selama 3 atau 4 hari pertama, usaha ini ditunjukan untuk
meminimalisasi pembengkakan dan mengembalikan kembali fungsi quadriceps.
Dilakukan elevasi lutut serta penekanan pada kaki dan pergelangan kaki utuk
menambah aliran darah balik dari ekstremitas (e.g. pompa pergelangan kaki).
Dibiasakan berjalan dengan menggunakan tongkat. Menggunakan sepatu yang
nyaman.
International Knee Documentation Committee:
Level I : loncatan, berputar, dan lompat tinggi
Level II : kerja berat, olahraga berat
Level III : perkerjaan keras, olahraga ringan
Level IV : aktivitas yang tak banyak bergerak dan tanpa olahraga4
Pengobatan tanpa operasi mungkin dapat dipertimbangkan bagi pasien
yang memiliki aktivitas pada level III & IV. Atlet muda harus dipertimbangkan
untuk operasi untuk mencegah ketidakstabilan yang berulang..
20
graft jaringan ligament. Graft tersebut akan menjadi dasar untuk ligament yang
baru yang akan tumbuh.
Graft diambil dari beberapa sumber. Biasanya dari tendon patella, yang
merupakan sambungan kneecap dan shinbone. Tendon hamstring pada
posterior juga sering digunakan. Kadang tendon kuadrisep yang insersinya dari
kneecap ke paha dapat digunakan. Graft dari kadever (allograft) juga dapat
digunakan. Setelah terjadi penyembuhan dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya 6
bulan sebelum atlet dapat berolahraga.
Tindakan operasi untuk rekonstruktif ACL dapat dilakukan menggunakan
artroscopi dengan insisi yang kecil. Kelebihan dari artroskopi adalah
tindakkannya yang kurang invasif, minimal nyeri, masa rawat inap lebih pendek
dan penyembuhan lebih cepat.
Rekonstruktif ACL adalah terapi tidak selalu harus dilakukan segera. Hal
ini tujuannya adalah untuk memberi waktu pada proses inflamasi yang berjalan,
dan memberi kelonggaran bagi pergerakan sebelum dilakukan operasi.
Rekonstruktif ACL yang terlalu dini dapat meningkatkan resiko artofibrosis atau
pembentukan jaringan parut pada sendi dan bisa meningkatkan resiko kehilangan
fungsi gerak.
21
a. Memulai fisioterapi satu atau dua minggu setelah operasi. Proses
rehabilitasi akan disesuaikan dengan kerusakan yang dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah usia pasien, besarnya
kerusakan serta tipe operasi, etos kerja selama rehabilitasi, seni terapis
dan perhatian terhadap detail, dan secara keseluruhan kesehatan dan
kondisi pasien.
b. Jogging ringan sekitar empat bulan setelah operasi dengan kekuatan
dan mobilitas yang belum sepenuhnya pulih sampai sekitar enam
sampai sembilan bulan setelah operasi. Kebanyakan dokter
menyarankan pasien tidak kembali ke aktivitas fisik sebelum
setidaknya 90% kekuatan kakinya kembali. 13
2.10.3 Rehabilitasi
Penggunaan olahraga closed-chain ditunjukkan untuk membantu
mengembalikan fungsi pergerakan dan mempertahankan dalam jangka waktu
yang lama. Protokol terapi dibagi empat menurut Shelbourne and Nitz.14
a. Fase I : titik sebelum operasi sampai memenuhi
ROM yang maksimal.
b. Fase II (0-2 minggu) : targetnya adalah mencapai ektensi penuh,
kontrol tendon kuadrisep dan mengurangi bengkak dan target flexi
hingga 90 derajat.
c. Fase III (3-5 minggu) : mempertahankan ektensi penuh dan
meninggkatkan flexi ROM yang maksimal. Menaiki tangga dan
sepeda bisa digunakan.
d. Fase IV (6 minggu) : menambah kekuatan dan kelincahan,
progresif sampai kembali berolahraga.
Kembali berolahrag mungkin dapat dilakukan dalam waktu 6-9 bulan dan
sebaiknya dipantau oleh ahli bedah dan terapis fisik.14
2.11 Komplikasi
22
Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah resiko kegagalan graft
karena luka yang kambuh, hematom, serta risiko terjadinya infeksi pada luka.
Operasi dapat menyebabkan terjadinya radang sendi, lemah otot dan penurunan
fungsi gerakan (ROM). Jika nyeri bertambah karena inflamasi, drainase atau
peningkatan pendarahan pada lutut, segera konsul dengan spesialis.7,15
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Cedera ACL (anterior cruciate ligament) atau ACL rupture adalah
robekan di salah satu ligamen lutut yang menghubungkan tulang kaki
atas dengan tulang kaki bagian bawah dengan 70% angka kejadiannya
dipengaruhi oleh mekanisme non-kontak.
Ruptur ACL dapat didiagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
(tes lachman, pivot shift test, dan drawer test) serta pemeriksaan dengan
menggunakan arthroscopi, dan penunjang radiologi berupa rongent dan
MRI.
Berdasarkan tingkat keparahannya, rupture ACL dapat diklasifikasikan
menjadi grade I, II, dan III.
Penatalaksaan pada kasus dapat dilakukan dengan tindakan operatif dan
non-operatif yang disesuaikan dengan usia dan derajat aktivitas pasien.
Dengan perawatan yang tepat dan rehabilitasi, prognosis ruptur ACL baik
(ad bonam).
24
DAFTAR PUSTAKA
2. Smith BA, Livesay GA, Woo SL. Biology and biomechanics of the
anterior
3. Kennedy JC, Alexander IJ, Hayes KC. Nerve supply of the human knee
and its functional importance. Am J Sports Med 1982; 10:329335.
8. Souryal T.O. ACL Injury, ACL Tear, ACL Surgery. Texas Sports Medicine
And Orthopaedic Group. Available from:
http://www.txsportsmed.com/emedicineacl.php
25
Surgeons. Available from: http://www.orthopaedia.com/display/
Main/Anterior+cruciate+ligament+injuries+of+the+knee
10. DeLee, Jesse C., David Drez Jr., and Mark D. Miller, eds. DeLee & Drez's,
2010.orthopaedic sports medicine principles and practice. 3rd ed. Vol. 2.
Philadelphia: Saunders/Elsevier.Available from:
http://www.orthopaedia.com/display/Main/Anterior+cruciate+ligament+inj
uries+of+the+knee
26