Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Anak Yang Diampu oleh Yuliastati M.Kep
Disusun Oleh:
Kania Dwi Jatnika (P17320314047)
Tingkat 2A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan
Pada Anak dengan Acute Limphoblactic Leukimia dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah ini terdapat sedikit hambatan, namun
berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman dan juga berbagai pihak, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga
tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan,
dukungan, dan doanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya dan dapat mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Pada
Anak dengan Acute Limphoblastic Leukimia lebih dalam. Makalah ini mungkin
kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Leukimia....................................................................................4
B. Anatomi dan Fisiologi Darah.................................................................. 4
C. Klasifikasi dari Acute Limphoblastic Leukimia......................................9
D. Epidemiologi dari Acute Limphoblastic Leukimia................................12
E. Etiologi dari Acute Limphoblastic Leukimia........................................12
F. Patofisiologis dari Acute Limphoblastic Leukimia...............................13
G. Pathway dari Acute Limphoblastic Leukimia........................................15
H. Manifestasi klinis akibat ALL...............................................................16
I. Komplikasi dari ALL.............................................................................16
J. Pemeriksaan penunjang ALL.................................................................17
K. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien dengan ALL...........18
L. Discharge Planning................................................................................20
M. Konsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan ALL..................20
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.............................................................................................37
B. Diagnosa................................................................................................45
C. Intervensi...............................................................................................46
D. Implementasi.........................................................................................49
E. Evaluasi.................................................................................................49
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................59
Daftar Pustaka...................................................................................................60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada
sumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995). Sedangkan menurut
Robbins & Kummar (1995), leukemia adalah neoplasma ganas sel induk
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan leukimia?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi darah normal?
3. Apa saja klasifikasi dari leukimia?
4. Bagaimana epidemiologi dari Acute Limphoblastic Leukimia?
5. Apa etiologi dari Acute Limphoblastic Leukimia?
6. Bagaimana patofisiologis dari Acute Limphoblastic Leukimia?
7. Bagaimana pathway dari Acute Limphoblastic Leukimia?
8. Bagaimana manifestasi klinis dari Acute Limphoblastic Leukimia?
9. Apa saja komplikasi dari Acute Limphoblastic Leukimia?
10. Apa saja pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan oleh klien dengan
Acute Limphoblastic Leukimia?
11. Apa saja penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien dengan Acute
Limphoblastic Leukimia?
12. Bagaiamana discharge planning untuk Acute Limphoblastic Leukimia?
13. Bagaimana konsep asuhan keperawatan untuk anak dengan Acute
Limphoblastic Leukimia?
14. Bagaimana pengaplikasian konsep asuhan keperawatan anak untuk kasus
Acute Limphoblastic Leukimia?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberi pengetahuan mengenai Acute Limphoblastic Leukimia
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi leukimia
b. Menjelaskan anatomi dan fisiologi darah normal
c. Menjelaskan klasifikasi dari leukimia
d. Menjelaskan epidemiologi dari Acute Limphoblastic Leukimia
e. Menjelaskan etiologi dari Acute Limphoblastic Leukimia
f. Menjelaskan patofisiologis dari Acute Acute Limphoblastic
Leukimia
g. Menjelaskan pathway dari Acute Limphoblastic Leukimia
h. Menjelaskan manifestasi klinis akibat Acute Limphoblastic
Leukimia
i. Menjelaskan komplikasi dari Acute Limphoblastic Leukimia
j. Menyebutkan pemeriksaan penunjang pada klien dengan Acute
Limphoblastic Leukimia
k. Menjelaskan penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien
dengan Acute Limphoblastic Leukimia
l. Menjelaskan discharge planning untuk Acute Limphoblastic
Leukimia
3
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Konsep Leukimia
1. Definisi
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur
dalam jaringan pembentukan darah. Menurut (Wong, 1995) leukemia
adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada sumsum
tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995). Sedangkan menurut Robbins &
Kummar (1995), leukemia adalah neoplasma ganas sel induk
hematopoesis yang ditandai oleh penggantian secara merata sumsum
4
tulang oleh sel neoplasi. Leukimia merupakan kanker anak yang paling
sering, mecapai kurang lebih 33% dari keganasan pediatrik.
a. Plasma
Plasma adalah cairan bening kekukingan yang unsur pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma merupakan komponen terbesar dalam darah.
Fungsi plasma darah adalah mengangkut sari makanan ke sel-sel serta
membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan, dan
menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibody.
Plasma darah tersusun dari 91% air, protein plasma 7%, asam amino,
lemak, glukosa, urea, haram 0,9%, hormon dan antobodi 0,1%.
1) Protein plasma
Mencapai 7% dari plasma dan merupakan satu-satunya unsur
pokok plasma yang tidak dapat menembus membran kapilar untuk
mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yang utama :
a) Albumin adalah protein yang terbanyak, sekitar 55%-60%, tetapi
ukurannya paling kecil. Albumin di sintesis dalam hati dan
5
B. Klasifikasi
Klasifikasi leukemia terdiri dari akut dan kronik, Klasifikasi kronik
didasarkan pada ditemukannya sel darah putih matang yang mencolok-
granulosit (leukemia granulositik/mielositik) atau limfosit (leukemia
limfositik).
b. L2, ditandai dengan sel blast yang berukuran lebih besar, heterogen
(tidak seragam), nukleolinya terlihat jelas dan rasio inti-
sitoplasmanya rendah. Biasanya LLA tipe ini terjadi pada orang
dewasa.
10
C. Epidemiologi
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) berjumlah kira-kira 75% dari semua
kasus, dengan insidensi tertinggi pada umur 4 tahun. Insiden ALL terjadi
jauh lebih tinggi pada anak-anak kulit putih daripada kulit hitam. Terjadi
sedikit lebih sering pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Laporan
mengenai kluster geografik leukimia anak memberi kesan peran faktor
lingkungan. Namun, telaah balik secara hati-hati tidak mendukung
kebanyakan dari hubungan yang diajukan. Leukimia linfoid terjadi lebih
sering daripada yang diharapkan pada penderita dengan immunodefisiensi
(hipogamaglobulinemia konginetal, ataksia-telangiekstasia) atau dengan
defek kromosom konstitusional (trisomi 21)
D. Etiologi
Penyebab Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) sampai saat ini belum
jelas, diduga kemungkinan karena virus (virus onkogenik) dan faktor lain
yang mungkin berperan, yaitu:
12
1. Faktor Predisposisi
b. Penyakit defisiensi imun tertentu, misalnya agannaglobulinemia;
kelainan kromosom, misalnya sindrom Down (risikonya 20 kali lipat
populasi umumnya); sindrom Bloom.
c. Virus
Virus sebagai penyebab sampai sekarang masih terus diteliti. Sel
leukemia mempunyai enzim trankriptase (suatu enzim yang
diperkirakan berasal dari virus). Limfoma Burkitt, yang diduga
disebabkan oleh virus EB, dapat berakhir dengan leukemia.
d. Radiasi ionisasi
Terdapat bukti yang menyongkong dugaan bahwa radiasi pada ibu
selama kehamilan dapat meningkatkan risiko pada janinnya. Baik
dilingkungan kerja, maupun pengobatan kanker sebelumnya. Terpapar
zat-zat kimiawi seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan
agen anti neoplastik.
e. Herediter
Faktor herediter lebih sering pada saudara sekandung terutama pada
kembar monozigot.
f. Obat-obatan
Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
2. Faktor Lain
a. Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia
(benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri).
b. Faktor endogen seperti ras
c. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang
dijumpai kasus leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).
E. Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan
tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah,
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan
produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka
terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya.
Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh
13
terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada
sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk
menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai
aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan
kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau
menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk
translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi
ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan
perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya
proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel
darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah
keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali
bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi
kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga
sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini
menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke
dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan
otak.
14
F. Pathway
15
G. Manifestasi Klinis
Kira-kira 66% anak dengan ALL mempunyai gejala dan tanda
penyakitnya kurang dari 4 minggu pada waktu diagnosis. Gejala pertamanya
biasanya non-spesifik meliputi anoreksia, iritabel, dan letargi. Mungkin ada
riwayat infeksi virus yang eksantem dan penderita seperti tidak mengalami
kesembuhan sempurna. Kegagalan sumsum tulang yang progresif sehingga
timbul anemia, perdarahan (trombositopenia), dan demam (neutropenia,
keganasan) gambaran ini biasanya mendorong pemeriksaan ke arah
diagnosis.
Pada pemeriksaan inisial, umumnya penderita, dan lebih kurang 50%
menujukan petekie atau perdarahan mukosa. Sekitar 25% demam, yang
mungkin disebabkan oleh suatu sebab spesifik seperti infeksi saluran nafas
atau otitis media. Limfadenopati biasanya nyata dan splenomegali (biasanya
kurang dari 6 cm dibawah arkus kosta) dijumpai pada lebih kurang 66%.
Hapatomegali kurang lazim. Kira-kira 25% ada nyeri tulang yang nyata dan
artralgia yang disebabkan oleh infiltrasi leukimia pada tulang perikondrial
atau sendi atau oleh ekspansi rongga sumsum tulang akibat sel leukimia.
Jarang ada gejala kenaikan tekanan intrakranial seperti nyeri kepala dan
muntah, yang menunjukkan keterlibatan selaput otak. Anak dengan ALL set-
T umumnya dari kelompok lebih tua dan lelaki lebih banyak.
H. Komplikasi
1 Memar (ekimosis)
1. Petekia (bintik perdarahan kemerahan atau keabuan sebesar ujung jarum
dipermukaan kulit)
Perdarahan berat jika angka trombosit < 20.000 mm3 darah. Demam dan
infeksi dapat memperberat perdarahan
2. Infeksi
Akibat kekurangan granulosit matur dan normal.Meningkat sesuai derajat
netropenia dan disfungsi imun.
3. Pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal.
Akibat penghancuran sel besar-besaran saat kemoterapi meningkatkan
kadar asam urat sehingga perlu asupan cairan yang tinggi.
4. Anemia
5. Masalah gastrointestinal.(mual, muntah, anoreksia, diare, lesi mukosa
mulut) Terjadi akibat infiltrasi lekosit abnormal ke organ abdominal, selain
akibat kemoterapi
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang lazim dilakukan pada anak dengan acut
limphosityc leukemia adalah:
1. Pemeriksaan sumsum tulang (BMP / Bone Marrow Punction):
a. Ditemukan sel blast yang berlebihan
b. Peningkatan protein
2. Pemeriksaan darah tepi
a. Pansitopenia (anemia, leukopenia, trombositopneia)
b. Peningkatan asam urat serum
c. Peningkatan tembaga (Cu) serum
d. Penurunan kadar Zink (Zn)
e. Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000 200.000 / l) tetapi dalam
bentuk sel blast / sel primitif
3. Biopsi hati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan / infiltrasi sel
kanker ke organ tersebut.
17
5. Sitogenik:
50-60% dari pasien ALL dan AML mempunyai kelainan berupa:
a. Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a),
hiperploid (2n+a)
b. Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)
c. Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis
bukan komponen kromosom normal dari bentuk yang sangat besar
sampai yang sangat kecil (Betz, Sowden. (2002).
J. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Transfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 6 g%.
Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan
transfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan
heparin.
b. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya).
Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
c. Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp,
metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih
poten seperti vinkristin (oncovin), rubidomisin (daunorubycine), sitosin,
arabinosid, L-asparaginase, siklofosfamid atau CPA, adriamisin dan
sebagainya. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi
bersama-sama dengan prednison. Pada pemberian obat-obatan ini
sering terdapat akibat samping berupa alopesia, stomatitis, leukopenia,
infeksi sekunder atau kandidiagis. Hendaknya lebih berhziti-hati bila
jumiah leukosit kurang dari 2.000/mm3.
d. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam
kamar yang suci hama).
e. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai
remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105 - 106), imunoterapi
18
K. Discharge Planning
1. Kenali gejala yang ditimbulkan penyakit
2. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam dan batuk
3. Inspeksi kulit, nyeri tekan, area eritematosus; luka terbuka. Bersihkan kulit
dengan larutan antibakterial
4. Tingkatkan kebersihan perianal
5. Istirahat cukup dan makan makanan tinggi protein dan cairan
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Wong, D.L (2004 :596 610) , diagnosa pada anak dengan
leukemia adalah:
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan
tubuh
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
pengeluaran berlebihan seperti muntah, dan penurunan intake
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek
samping kemoterapi dan atau stomatitis
e. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
f. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan
dengan efek samping agen kemoterapi
g. Resiko tinggi cedera : perdarahan yang berhubungan dengan
penurunan jumlah trombosit
h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan
cepat pada penampilan.
j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak
yang menderita leukemia.
k. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan
anak.
l. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
3. Intervensi
Diagnosa 1 : Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem
pertahanan tubuh
Tujuan : Pasien mengalami risiko infeksi yang minimal
Kriteria Hasil :
24
a. Anak t idak berhubungan dengan individu yang terinfeksi atau alat yang
terkontaminasi
b. Anak mengonsumsi diet sesuai usia
c. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Intervensi Rasional
Tempatkan anak pada ruangan tersendiri Melindungi anak dari sumber potensial
patogen / infeksi
Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia Mendukung pertahanan alami tubuh
hari
Menghemat energi untuk aktifitas
Berikan lingkungan tenang dan
dan regenerasi seluler atau
perlu istirahat tanpa gangguan
penyambungan
Jaringan
mengidentifikasi kebutuhan
Kaji kemampuan untuk
individual dan membantu pemilihan
berpartisipasi pada aktifitas yang
intervensi
diinginkan atau dibutuhkan
Intervensi Rasional
Kaji tanda-tanda dehidrasi Untuk mengetahui tindakan ang akan
dilakukan
Kriteria Hasil :
Masukan nutrisi adekuat
Melaporkan tingkat energi yang adekuat
Intervensi Rasional
Izinkan anak untuk terlibat dalam Mendorong anak agar mau makan
konsumsimakanan.
Timbang berat badan setiap hari. Mengawasi penurunan berat badan.
Dapatkan keuntungan dari periode Porsi kecil biasanya di toleransi
penyembuhan.
Kriteria Hasil :
a. Anak beristirahat dengan tenang
b. Tidak melaporkan dan atau menujukkan bukti-bukti ketidaknyamanan
c. Tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman
Intervensi Rasional
Kaji skala nyeri Informasi memberikan data dasar untuk
mengevaluasi kebutuhan atau
keefektifan intervensi
Intervensi Rasional
Inspeksi mulut setiap hari untuk Untuk mendapatkan tindakan yang
adanya ulkus oral segera
infeksi
Hindari penggunaa swab gliserin, Dapat mengiritasi jaringan yang luka
hidrogen peroksida dan susu dan dapat membusukkan gigi,
magnesia memperlambat penyembuhan
dengan memecah protein dan dapat
mengeringkan mukosa
Berikan obat-obat anti infeksi sesuai Untuk mencegah atau mengatasi
ketentuan mukositis
Berikan pencucian mulut yang sering Untuk menuingkatkan penyembuhan
dengan cairan salin normal atau
tanpa larutan bikarbonat
Intervensi Rasional
Gunakan semua tindakan untuk Karena infeksi menyebabkan
mencegah infeksi, khususnya pada kecenderungan perdaraahan
area ekimosis
Batasi aktivitas keras Menghindari cedera yang tidak disengaja
Intervensi Rasional
Berikan perawatan kulit yang Karena area perianal cenderung
cermat, terutama dalam mulut dan mengalami ulserasi
bagian perianal
Ubah posisi dengan sering Untuk merangsang sirkulasi dan
menghilangkan tekanan
Intervensi Rasional
Kenalkan ide menggunakan wig Membantu mengembangkan
sebelum rambut rontok: dorong penyesuaian lanjut terhadap
anak untuk memilih wig yang serupa kerontokan rambut
dengan gaya dan warna rambut anak
sebelum rambut mulai rontok
30
Intervensi Rasional
Jelaskan setiap tes dan prosedur Untuk meminimalkan kekhawatiran
yang tidak perlu
Intervensi Rasional
Kaji tahapan berduka terhadap anak Pengetahuan tentang proses berduka
dan keluarga memperkuat normalitas perasaan
atau reaksi terhadap apa yang
dialami dan dapat membantu
pasien dan keluarga lebih efektif
menghadapi kondisinya.
Intervensi Rasional
Observasi tanda vital Tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien
Anjurkan keluarga untuk memberi Peningkatan suhu tubuh
pasien minum mengakibatkan penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan
yang banyak.
Berikan kompres air hangat Dengan vasodilatasi dapat
meningkatkan penguapan yang
mempercepat penurunan suhu
tubuh.
Kolaborasi dalam pemberian obat Mempercepat penurunan suhu
tubuh
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam
pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan
pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang
diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah
ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
33
5. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut
Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan
leukemia adalah :
a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan,
adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
c. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan
muntah
e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa
tidak nyaman
f. Masukan nutrisi adekuat
g. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau
menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan
perasaan tidak nyaman.
h. Kulit tetap bersih dan utuh
i. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan
rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek
kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak
bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
j. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur,
keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan
tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta
kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.
k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan,
keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan
dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga
mendapat dukungan yang adekuat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ACUTE
LIMPHOBLASTIC LEUKIMIA
34
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama anak : An.F
Tanggal masuk : 17-04-2013
No. RM : 15. 27. 92
Tempat/tgl lahir : Bekasi /03-10-2011
BB/TB : 10,5 Kg/76 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke : 2 (dua) dalam keluarga
b. Identitas Orang Tua
Nama ayah : Tn. R
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
Nama ibu : Ny. G
Pekerjaan : Ibu RT
Alamat : Grama Puri Persada 12/46 RT RW 005/10,
Sukajaya, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat
Diagnosa Medis : Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL).
2. Keluhan saat masuk
Alasan masuk ke RS : An.F kelihatan lesu, lemas dan pucat disertai
flu, batuk dan perut bengkak.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Penyakit yang diderita sebelumnya :
Ibu mengatakan, An.F tidak pernah menderita penyakit yang serius
hanya flu dan batuk
b. Pernah dirawat di RS :
Ibu mengatakan An.F belum pernah di rawat di RS
d. Alergi :
An. F tidak memiliki riwayat alergi.
e. Kecelakaan :
35
9. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
TD :100/70 mmhg
N : 120x/menit
S : 39.90C
RR : 24x/menit
b. Keadaan umum : Sadar/compos mentis
c. Rambut :
1) Kebersihan : (bersih)
2) Warna : (hitam)
3) Tekstur : (kasar)
4) Distribusi rambut : (merata)
5) Kuat/mudah tercabut : ( kuat )
d. Mata :
1) Sklera : Normal/non ikterik
2) Konjungtiva : anemis
e. Telinga :
1) Simetris : Ya
2) Serumen : Tidak ada
3) Pendengaran : Baik
f. Hidung :
1) Simetris : Ya
2) Sekret : Tidak
g. Mulut:
1) Kebersihan (bersih).
2) Warna (merah)
3) Kelembaban (lembab)
h. Lidah :baik
i. Gigi : baik
l. Perut : kembung
m. Punggung :bentuk normal
n. Ekstremitas :Kekuatan dan tonus otot baik
o. Genitalia : baik
p. Kulit : baik
38
1) Tampak pucat
2) Warna :sawo matang
3) Turgor :kering
q. Pemeriksaan Neurologis : an.F dalam kondisi sadar/compos mentis
Aye : 4
Verbal : 5
Motorik : 6
Data Penunjang
Jenis Hasil
Hari / Tanggal Pemeriksaa
n
Kamis / Laboratorium Hematologi
28 April 2013 Hemoglobin : 7,2 gr/dl
Hematokrit : 20,7 %
Eritrosit : 2,64 103/ul
Leukosit : 0,63 103 /ul
Trombosit : 1 103/ul
Therapy
Jenis Therapy
Oral
- Metylprednison 3x8 mg
- Zinkid syrop 1x20 mg s/d 10 hari
- Pediatlit
- Salbutamol 0,5 mg
Parenteral
- Leukokin 1x50 unit (utk 3 hari)
- Leukokin 1x100 unit (IV)
- Cefotaxim 3x500
Infus
- Farmadol 150 mg / 4 jam K/P Demam
- 2A
Analisa Data
Data Etiologi
DS : Leukosit Hipertermi berhubungan
Keluarga klien dengan penurunan
mengatakan badan klien Daya tahan/imunitas jumlah leukosit
teraba panas
DO : Resiko infeksi
Suhu 39,9 C
Akral panas Demam/hipertermi
DO :
Mukosa kering
Kulit kering (+)
DS : Proliferasi sel kanker Resiko gangguan nutrisi
Keluarga mengatakan kurang dari kebutuhan
pasien malas untuk
Sel kanker bersaing tubuh b/d anoreksia
minum air putih
Keluarga mengatakan dengan sel normal dalam
pasien malas makan mendapatkan
Keluarga klien
mengatakan apabila klien
dibrikan makan, klien Infiltrasi
akan muntah
Sel normal digantikan sel
DO :
Makanan tersisa kanker
Perubahan metabolisme
41
Resiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
anoreksia
DS : Leukosit Resiko infeksi
- berhubungan dengan
DO : Daya tahan/imunitas menurunnya sistem
Tempat tidur anak pertahanan tubuh
ditutup dengan tirai Resiko infeksi
Keluarga menggunakan
masker
Hasil lab
Leokosit : 0,63 103/l
Hematopoesis terhambat
Trombosit, leukosit,
eritrosit normal turun
Trombosit <100.000
42
Resiko perdarahan
B. Diagnosa
1. Hipertermi berhubungan dengan penurunan jumlah leukosit
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)
3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
4. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
5. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit
C. Intervensi Keperawatan
penurunan suhu
tubuh
2. Resiko kekurangan Setelah Mandiri
volume cairan melakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan tindakan dehidrasi tindakan yang
kehilangan
keperawatan akan dilakukan
berlebihan melalui
feses dan muntah selama 3 hari 2. Berikan cairan 2. Sebagai upaya
serta intake terbatas Kebutuhan oral dan untuk mengatasi
(mual) yang ditandai cairan akan parinteral cairan yang keluar
dengan : terpenuhi 3. Dapat mengetahui
DS : dengan criteria 3. Pantau intake keseimbangan
- Keluarga klien sebagai dan output cairan
mengatakan klien
berikut : Kolaborasi
diare 2X
- Keluarga klien - tidak ada 4. Kolaborasi 4. Menghentikan diare
mengatakan klien tanda-tanda Pemberian obat anti
BAB cair dehidrasi diare
- Keluarga
mengatakan pasien
malas untuk minum
air putih
- Keluarga
mengatakan pasien
malas makan
- Keluarga klien
mengatakan apabila
klien dibrikan
makan, klien akan
muntah
DO :
- Mukosa kering
- Kulit kering (+)
3. Resiko Setelah Mandiri
ketidakseimbangan melakukan 1. Anjurkan orang 1. Mempertahankan
nutrisi kurang dari tindakan tua untuk tetap asupan nutrisi
keperawatan memberikan asi
kebutuhan tubuh b/d
selama 3 hari 2. Dorong 2. Karena jumlah
anoreksia ditandai perubahan masukan nutrisi yang kecil
dengan : nutrisi kurang dengan jumlah biasanya
DS : dari kebutuhan sedikit tapi ditoleransi dengan
- Keluarga tubuh dapat sering baik
mengatakan pasien teratasi 3. Membantu dalam
malas untuk minum dengan criteria 3. Timbang berat mengidentifikasi
sebagai badan pasien malnutrisi protein
air putih
berikut kalori.
44
D. Implementasi
Catatan Perkembangan
2. 10.00 Tindakan S:
II/1 keperawatan - Keluarga mengatakan
1. Mengakaji tanda- pasien diare 3x
tanda dehidrasi - Keluarga
Hasil : mengatakan pasien
- Mukosa kering 4x muntah
II/2 - Kulit kering O:
2. Memberikan - Mukosa kering
50
- Kolaborasi
dengan tim
kesehatan dalam
pemberian nutrisi
4. 10.00 Tindakan S:
IV/I Keperawatan - Ibu pasien
1. Memantau suhu mengatakan
IV/2 Hasil : Sb 40.2oC badan pasien
2. Memberikan masih teraba
periode istirahat panas
tanpa gangguan O:
IV/3 Hasil : pasien dapat - Ku Lemah
istirahat dengan - TTV
tenang Sb : 40.2oC
Kolaborasi - tempat tidur
3. Melakukan pasien ditutup
kolaborasi dalam rapat dengan tirai
pemberian obat - Hasil Lab
sesuai ketentuan Leukosit : 0,63
Hasil : pemberian A:
leukokin 1x 1000 Masalah resiko
unit infeksi belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
- Pantau suhu
- Berikan periode
istirahat tanpa
gangguan
- Kolaborasi
dalam pemberian
obat
5. 10.00 Tindakan S:
V/1 keperawatan - keluarga pasien
1. Memantau tanda- mengatakan
tanda perdarahan pasien tidak
V/2 Hasil : tanda terlihat tanda-
perdarahan tidak tanda perdarahan.
ada O:
- Hasil Lab
2. Menganjurkan Trombosit :
keluarga untuk 1000dl/gr
52
V/3 memberitaukan
apabila ada tanda - tanda
perdarahan perdarahan tidak
Hasil : keluarga mau ada
berpartisipasi A : masalah Resiko
V/4 memberikan perdarahan
informasi belum teratasi
P : Intervensi
3. Menganjurkan dilanjutkan
keluarga untuk - Pantau tanda-
membatasi tanda perdarahan
pergerakan pasien - Anjurkan
Hasil : keluarga selalu keluarga untuk
memantau memberitaukan
pergerakan klien apabila ada tanda
Kolaborasi perdarahan
4. Melakukan - Anjurkan
kolaborasi dalam keluarga untuk
monitor trombosit membatasi
Trombosit : 1000 ul pergerakan
Dan penanganannya pasien
dengan pemberian - Kolaborasi
PRC pemberian PRC
Hasil : PRC belum
sempat diberikan
karena suhu tubuh
pasien masih
40.2oC
2. 10.00 Tindakan S:
keperawatan - Keluarga
II/I 1. Mengakaji mengatakan
tanda-tanda pasien diare 4x
dehidrasi - Keluarga
Hasil : mengatakan
- Mukosa kering pasien 2x muntah
- Kulit kering O:
II/2 2. Memberikan - Mukosa kering
cairan oral dan - Kulit kering
parinteral - BAB encer, warna
Hasil : kuning, jumlah
- Cairan 2A banyak
- Diberikan asi - Balance cairan :
+ 560
II/3 3. Memantau A : masalah
intake dan output kekurangan
- Balance cairan : volume cairan
Intake : 1500 belum teratasi
Output : 940 P : Intervensi
Balance : + 560 dilanjutkan
- kaji tanda-tanda
Kolaborasi dehidrasi
54
4. 10.00 Tindakan S:
Keperawatan - Ibu pasien
IV/1 1. Memantau suhu mengatakan badan
Hasil : Sb 36.5 oC pasien panasnya
IV/2 2. Memberikan sudah turun
periode istirahat O:
tanpa gangguan - Ku Lemah
Hasil : pasien dapat - TTV
istirahat dengan Sb : 36.5 oC
55
Kolaborasi - Anjurkan
V/4 4. Melakukan keluarga untuk
kolaborasi dalam membatasi
pemberian PRC pergerakan pasien
Hasil : PRC 1x 100
u
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum
tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi
penambahan sel-sel abnormal dalam darah tepi.Penyakit ini perlu mendapatkan
perhatian karena leukemia merupakan keganasan yang terbanyak pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arvin, Behrman Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak NELSON Edisi 15 Vol. 3.
Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action
Publishing
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
http://adiskep-ns.blogspot.co.id/2011/08/lp-akut-limfoblastik-leukimia.html
(diakses pada 12 Maret 2016, pukul 20:21)
http://gedeagha.blogspot.co.id/2013/06/askep-leukimia-limfoblastik-akut.html
(diakses pada 12 Maret 2016, pukul 19:44)