Você está na página 1de 183

ANC

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi. Lamanya hamil
normal adalah 280

hari 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terahir.

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada
alat genitalia

eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormon
somatomammotropin,

estrogen, dan progesterone, mempunyai peranan penting.

Ibu hamil sebaiknya di anjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia

merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah hal yang fisiologis yang dialami oleh wanita dalam usia
reproduksi yang

normal, selama kehamilan itu tidak menyebabkan terjadinya kematian maupun


kesakitan pada ibu akan

janin yang dikandungnya namun penyebabnya suatu komplikasi maka


penanganan secara cepat dan

tepat sangat diperlukan guna menyemalatkan ibu dan janin yang dikandungnya.

Kehamilan membutuhkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu, serta


perubahan sosial

didalam keluarga. Jarang seorang ahli medik ter;atih yang begitu terlibat dalam
kondisi biasanya sehat

dan normal. Maka kehamilan ini merupakan suatu tugas yang tidak biasa bagi
keluarga.
Dalam memberikan dukungan pada ibu serta memantau perubahan fisik yang
dialami oleh ibu serta

menatalaksanakan setiap kondisi yang dialami oleh ibu.

Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah maka


pemikiran tidak dapat

memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh


karena itu pelayanan

dan asuhan antenatal merupakan cara sangar penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu

hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil dan
mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal, ibu hamil mungkin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat
dan optimal asuhan

antenatal.

1.1

Latar Belakang

Kehamilan pada wanita merupakan proses yang alamiah yang mana lamanya
hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung hari pertama
haid terakhir

kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta


perubahan sosial dalam

keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan


menghasilkan kelahiran bayi

serta cukup bulan melalui jalan lahir. Namun kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang diharapkan

dimana masih banyak kemungkinan terjadi resiko kematian pada ibu dan janin
seperti : infeksi,

perdarahan, gastasi, dan lain-lain.

Memperlihatkan angka kematian Ibu dan perinatal dapat dikemukakan bahwa


sebagian

besar terjadi pada saat pertolongan jadi kita sebagai tenaga kesehatan (bidan)
untuk dapat
melakukan perhatian khusus tentang pendidikan kesehatan terhadap klien yang
merupakan indikator

yang dapat digunakan untuk menilai pencapaian hasil oleh karena itu pelajaran /
asuhan antenatal

merupakan cara yang penting untuk memonitor serta mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal agar

nantinya dapat mencegah dan penurunan angka kematian ibu dan bayi.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil


normal.

b. Tujuan Khusus

- Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil normal

- Mahasiswa mampu melalakukan analisa data untuk menentukan diagnosa

- Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial

- Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera

- Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa

- Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat

- Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan

Tujuan Penulisan

1.2

Tujuan umum

1.2.1

Setelah memeriksakan pembelajaran praktek klinik mahasiswa dapat


menerapkan dan

mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam proses asuhan kebidanan pada
ibu hamil

fisiologis dengan manajement kebidanan penulis dapat menghubungkan antara


teori dan
praktek untuk memberikan pelayanan yang tepat dan optimal, terhadap pasien
mengenai

pemeriksaan kehamilan sesuai dengan petugas dan tugas wewenang bidan

Tujuan khusus

1.2.2

Setelah melaksanakan praktek klinik mahasiswa diharapkan mampu :

a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis

b. Menganalisa data /diagnosa pada ibu hamil fisiologis

c. Menguidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada ibu hamil fisiologis

d. Mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis

1.2

Tujuan

1.2.1

Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan

pada ibu hamil dari data S dan O, analisa data / assement, data membuat
perancang.

1.2.2 Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa dapat / mampu :

1.

Melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis.

2. Mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan ibu hamil fisiologis.

3. Melaksanakan antisipasi dan identifikasi masalah potensial pada ibu hamil

fisiologis.

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil fisiologis.

5. Melakukan intervensi pada ibu hamil fisiologis.

6. Melakukan implementasi pada ibu hamil fisiologis.

7. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis.


1.3 Ruang Lingkup

Asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dari tempat


pendidikan dan tempat

praktek yang ditujukan adalah puskesmas kedurus.

1.4 Metode Penulisan

a. Study pustaka dengan implementasi ilmu kebidanan, synopsis obstetri,


pelayanan kesehatan

maternal dan neonatal, serta menejemen asuhan kebidanan.

b. Study kasus pustaka dengan mempelajari ilmu kebidanan, synopsis obstetric,


pelayanan kesehatan

maternal dan neonatal serta manejemen asuhan kebidanan.

c. Pemecahan masalah dengan menggunakan 7 langkah.

1.3 Metode Penulisan

Penulis dalam menyusun karya tulis ini menggunakan metode yang dibuat
berdasarkan keadaan yang

sebenarnya. Serta studi kepustakaan yang diperoleh dari berbagai buku yang
terkait dalam masalah-

masalah kehamilan maupun data-data yang diperoleh dari praktek langsung


pada ibu bersalin

1.3

Metode Penulisan

Studi kepustakaan, prektek langsung, bimbingan dan konsultasi.

1.4.

Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam asuhan kebidanan ini adalah :

1.4.1. Study pustaka mempelajari ilmu kebidanan fisiologi dan patologi serta
manajemen

asuhan kebidanan.
Study kasus, data yang ada pada klien baik subyektif maupun objektif.

Pemecahan masalah dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah


Hellen

Varney 1996.

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dan
pendidikan

tempat praktek klinik yang ditujukan adalah BPS Nina Amd,Keb.

1.4.2.

1.4.3.

1.4

Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.2.1

Tujuan Umum

1.2.2

Tujuan Khusus

1.3 Metode Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian

2.2 Tanda-tanda Kehamilan Pasti

2.3 Perubahan Atau Perkembangan Janin Selama 9 Bulan

2.4 Asuhan Antenatal

2.5 Keadaan Ibu Dan Janin Yang Perlu Diperhatikan

2.6 Konsep Asuhan Kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

1.5.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam asuhan kebidanan terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Penulisan

1.3. Ruang lingkup

1.4. Metode penulisan

1.5. Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

2.2 Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan

2.3 Tanda-tanda permulaan persalinan

2.4 Tanda-tanda inpartu

2.5 Faktor-faktor penting dalam persalinan

2.6 Kala persalinan

2.7 Konsep dasar asuhan kebidanan


BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.2 analisa data dan diagnosa masalah

3.3 diagnosa potensial

3.4 Identifikasi kebutuhan segera

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah

280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir.

Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu : triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai

3(tiga) bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke empat sampai 6(enam) bulan,
triwulan ke tiga

dari bulan ke tujuh sampai 9(sembilan) bulan.

2.1 Kehamilan

2.1.1 Pengertian kehamilan

Kehamilan ini adalah mulai dari konsep (bertemunya sel telur dengan sperma)
berakhir

permulaan persalinan.
(Sastrowinata, Sulaiman 1983 :3)

Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila terdapat 4 askep penting yang
terpenuhi

yaitu : ovum, spermatozoa terjadi konsepsi dan nidasi

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak

kontrasepsi dan berakhir sempai persalinan

(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 :4)

Proses kehamilan

Setiap wanita yang subur setiap 1 bulan mengalami ovulasi (proses pelepasan
ovum dari

ovarium yang diperngaruhi sistem hormon yang komplek). Kemudian di tangkap


oleh fimbriae

dan masuk ke tuba fallopi. Waktu coitus air mani terpancar ke dalam ujung atas
dari vagina

sebanyak 100-200 juta tiap cc.

Sperma begerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba fallopi ovum yang
telah

dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh : silia tuba) menuju
kavum uteri dan

terjadilah nidasi masuknya / tertanamnya hasil konsepsi (zigot) ke dalam


endometrium untuk

menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin di persiapkan ari-
ari (plasenta) dan

terjadilah tumbuh kembang janin sampai aterm.

(Mocthar, Rustam, 1998 :17

2.1.2

2.1.1 Tujuan Asuhan Antenatal

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang
bayi.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social ibu


dan bayi.

Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan aatu komplikasi yang mungkin


terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan


pembedahan.

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan


bayinya

dengan trauma seminimal mungkin

Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat

tumbuh kembang secara normal

2.1.2 Kunjungan Antenatal

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x selama kehamilan

a. Satu kali pada triwulan pertama

b. Satu kali pada triwulan kedua

c. Satu kali pada triwulan ketiga

2.1.3 Pelayanan / Asuhan Standart minimal termasuk 7T

1. Timbang berat badan

2. Ukur (tekanan) darah

3. Ukur (tinggi) fundus uteri

4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap

5. Pemberian tablet zat bezi, menimal 90 tablet selama kehamilan

6. Tes terhadap penyakit menular seksual

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan


2.1.4 Perubahan fisiologik wanita hamil

a. Perubahan pada system reproduksi.

1. Uterus

Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin rahim membesar akibat

hipertrifi otot polos rahim. Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30x25x20 cm

dengan kapasitas lebih dari 400cc.

Berat : berat uterus naik secara lar biasa, dari 30 g menjadi 1000g pada akhir

kehamilan (40 pekan)

Posisi rahim dalam kehamilan

o Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau rotro fleksi

o Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetp berada dalam rongga pelvis setelah

itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat

mencapai batas hati.

o Vaskularisasi : pembuluh darah balik (vena) mengembang dan

bertambah

o Cervik uteri : servik bertambah vaskuarisasinya dan menjadi lunak

(soft) disebut tanda Godell.

2. Indung Telur (ovarium)

Ovulasi berhenti

Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya cirri yang

mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone.

3. Vagina dan Vulva

Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat
hiper

vaskualrisasi vagina dan vulva lebih merah / kebiruan warna livid pada vagina
dan

portio servik disebut tanda Chadwick.

4. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan & menyebabkan robeknya serabut

elastis di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea
alba

bertambah pigmentasinya disebut linia nigra.

b. Perubahan pada organ dan system lainnya

1. System sirkulasi darah

Volume

Protein darah

Hitung jenis dan hemoglobin

Nadi dan tekanan darah

Jantung

Saluran pernafasan

2.

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Hal ini

disebabkan oleh unsur yang tertekan kea rah diafragma dapat pembesaran
rahim.

3. Saluran pencernaan

Salvias meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah tonus

otot-otot saluran pencernaan melamah sehingga motilitas dan makanan akan


lebih

lama berada dalam saluran makanan resorbsi makanan baik, namun


menimbulakan

obstipasi.

4. Tulang dan gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligament-legamen

melunak (softening). Apabila pemberian maknan tidak dapat memenuhi


kebutuhan

kalsium janin, maka kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan


memenuhi
kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.

5. Kulit

Muka

: cloasma gravidarum

Payudara

: putting susu & areoal payudara

Perut

: linia nigra dan strie

Vulva

6. Kelanjar endokrin

Kelenjar steroid

: dapat membesar sedikit

Kelenjar hipofise

: dapat membesar terutama lobus anterior

Kelenjar adrenal

: tidak begitu berpengaruh

c. Metabolisme

1. Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada wanita hamil

meninggi hingga 15%-20%, terutama pada trimester akhir.

2. Keseimbangan asam alkali (acid bace balance) sedikit mengalami perubahan.

3. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan,

payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.

4. Hindari arang, seorang wanit hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat,

sering kencing dan kadang kala dijumpai glukosa suria yang mengingatkan kita

pada diabetes militus.

5. Metabolisme lemah juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai 350mg/

lebih per 100 cc.


6. Metabolisme mineral

Kalsium

: dibutuhkan rata-rata 1,5 g sehari

Fosfat

: dibutuhkan rata-rata 2 g/hari

Zat bezi : dibutuhkan tambahan zat bezi kurang lebih

800 mg/

30- 50 per hari

Air

: wanita hamil cenderung mengalami ratensi air

7. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg

8. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi

9. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung

banyak protein

Payudara (mammae).

d.

Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba

nodus- nodus akibat hipertrofi kelanjar alveoli bayangan vena-vena lebih


membiru

hiper pigmentasi pada putting susu dan areola payudara.

2.1.5 Tanda dan gejala kehamilan.

1. Tanda-tanda presumtif.

a. Amenorhea (tidak dapat haid)

b. Mual dan muntah

c. Mengidam

d. Tidak tahan bau-bauan

e. Pingsan

f. Tidak ada selera makan (anoreksia)


g. Lelah (fatigue)

h. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri

i. Miksi sering

j. Konstipasi/obstipasi

k. Hiperpigmentasi

l. Epulsi gusi

m. Varises

2. Tanda-tanda kemungkinan hamil

a. Perut membesar

b. Uterus membesar

c. Tanda hegar

d. Tanda Chadwick

e. Tanda piscaseck

f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks)

g. Teraba ballottement

h. Reaksi kehamilan positif

3. Tanda pasti (tanda positif).

a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau diraba

b. Denyut jantung janin : stetoskop, dopler, ECG, USG.

c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rotgent

(Synopsis obstetric, 2002 :35-45)

Letak Janin Dalam Rahim

Situs (letak)

2.1.6.1

Adalah hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga

dijumpai kedudukan membujur atau melintang

Habitus (sikap)
2.1.6.2

Adalah letak bagian janin satu terhadap lainnya.

Posisi

2.1.6.3

Adalah letak salah satu bagian janin terhadap jalan lahir

Presentasi

2.1.6.4

Adalah apa yang terjadi menjadi bagian terendah janin dalam rahim

(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 : 154)

Perubahan psikologis ibu hamil pada trimester III (7-9 bulan)

Pada trimester ini disebut periode penungguan yang waspada, karena wanita
tersebut

sadar terhadap kehadiran bayinya, pada trimester ini mungkin dia takut akan
kehidupannya

sendiri dan bayinya, takut akan memiliki bayi, yang tidak normal, persalinan dan
kelahiran

(nyeri hilangnya kontrol, dan ketidaktahuan)

- Kadang mengalami proses kesedihan lain sementara ia mengantisipasi


hilangnya

terhadap kehamilannya, perpisahan yang tidak terelakkan dengan bayinya dari


tubuhnya

dan merasa kehilangan sementara uterus yang penuh menjadi tempat yang
kosong-

depresi ringan merupakan hal yang lumrah dan bisa terdapat ketergantungan
yang

meningkat melalui trimister III seksualitas akan meningkat sedangkan perut


menjadi

kendala.

- Posisi merupakan suatu alternatif dan dapat membantu atau meciptakan


apabila ia merasa

tidak nyaman.

Ketidak nyamanan yang umum terjadi selama kehamilan.


1. Rasa mual dengan tanpa muntah-muntah dikenal dengan istilah mual di pagi
hari akan

tetapi sering juga di siang hari atau di malam hari.

2. Hipersaliva (air liur yang berlebihan)

Air liur yang berlebihan merupakan suatu kondisi yang tidak lumrah yang
mungkin

disebabkan oleh keasaman yang meningkat di dalam mulut oleh zat tepung yang
dapat

merangsang kelenjar ludah pada wanita yang rentan terhadap sekresi


berlebihan,

biasanya wanita mengalami ptyalsim sering pula mengalami rasa mual

Rasa letih

3.

Rasa lebih terjadi selama trimester I yang tidak diketahui penyebabnya salah
satu

sangkaan adalah akibat penusukan awal dalam laju metabolik dasar dan awal-

awal kehamilan dan biasanya akan menghilang pada akhir kehamilan dan
biasanya

menghilang pada akhir trimester I.

Leokorhea

4.

Adalah sekresi vagina yang berlebihan encer, kental, mulai keluar pada trimester
I

5. Sering kencing bukan karena penyakit

6. Panas dalam

Merupakan ketidak nyamanan yang bisa dimulai timbul menjelang akhir


trimester II dan

berlanjut hingga trimester II, regurgitasi / tekanan balik dari kandungan asam
perut ke

dalam esofagus bagian bawah oleh gerak peristatik.

7. Konstipasi
Disebabkan oleh ralaksasi otot halus dan usus besar dengan adanya jumlah
progesteron

yang meningkat

8. Kram kaki

Disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya makan kalsium / ketidak


seimbangan

dalam perbandingan kalsium dan fosfor dalam tubuh.

9. Oedem tungkai

Disebabkan oleh tekanan vena yang membengkak di dalam tungkai bagian


bawah,

tekanan uterus yang membesar, pembuluh vena panggul

(WHU, Warney. 1997 :3-33,3, 58)

2.2 Primigravida

Pengertian Primigravida

2.2.1

- Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya

(Mochtar, Rustam, 1998 : 92)

- Primigravida adalah wanita yang hamil pertama kali

(Prof.dr. Ida Gede Manuaba, SPOG, 1998 : 158)

- Primigravida adalah seorang wanita pertama kali hamil

(Fisiologis, Obstetri, 1983, 156)

Tanda-Tanda Primigravida

2.2.2

1. Payudara tegang

2. Puting susu runcing

3. Perut tegang dan menonjol kedepan

4. Strie lividae

5. Perenium utuh

6. Vulva tertutup
7. Vagina sempit dan teraba rugae

8. Porsio runcing dan tertutup

2.3 Pemeriksaan Kehamilan

Pengertian

2.3.1

Pemeriksaan kehamilan adalah ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya


pada

dokter, obgin, dokter umum, bidan, perawat atau dukun terlatih dalam suatu
komunikasi

seperti di Indonesia da pusat-pusat kesehatan seperti Puskesmas dan BKIA di


mana seorang

ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya

(Mochtar, Rustam, 1998 : 470)

Pengertian ANC (Antenatal Care)

2.3.2

ANC adalah pengawasan sebelum peralinan terutama ditujukan pada


pertumbuhan dan

perkembangan janin dan rahim

(Manuaba, Ida Bagus, 1998 : 129)

Tujuan ANC

2.3.2.1

1. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu


dan

bayi.

Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin

3.

terjadi selama hamil, termasuk riwayat, penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.

4. Persiapan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun

bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifasnya berjalan normal dan pemberian ASI

ekslusif

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

6.

dapat tumbuh kembang secara normal

Kebijakan program ANC

2.3.2.2

Kunjungan sebaiknya dilakukan paling sedikitnya 4 kali selama kehamilan

1. 1x pada triwulan I

2. 1x pada triwulan II

3. 2x pada triwulan III

Pelayangan / Asuhan Standar Minimal 7T

1. Timbang BB

2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi fundus uteri

4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap

5. Pemberian tablet FE minimum 90 tablet selama kehamilan

6. Tes terhadap PMS

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

2.3.2.3 Cara pemeriksaan kehamilan

2.3.2.3.1 Anamnesa meliputi :

Identitas diri dan keluarga

a.

Riwayat kehamilan yang sekarang


b.

Riwayat obstetri yang lalu

c.

Riwaya penyakit yang pernah diderita ibu dan keluarga

d.

Riwayat sosial ekonomi

e.

Pemeriksaan kehamilan meliputi :

2.3.2.3.2

1. Pemeriksaan umum

2. Pemeriksaan fisik

- Palpasi

- Auskultasi

- Perkusi

3. Pemeriksaan dalam

- Pemeriksaan vulva

- Pemeriksaan dengan spekulum

4. Pemeriksaan labolatorium

- Darah

- Urine

2.3.2.3.3 Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan meliputi :

1. Hamil atau tidak hamil

2. Primi atau multi

3. Tuanya kehamilan

4. Anak hidup atau mati

5. Anak tunggal atau kembar

6. Letak atau posisi janin


7. Intra uterin atau ekstra uterin

8. Keadaan jalan lahir

9. Keadaan umum penderita

2.3.2.3.4 Prognosa atau ramalan meliputi :

- Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan kita

harus bisa daoat membuat prognosa kehamilan, artinya petugas

berusaha meramalkan apakah persalinan di perkirakan akan

berjalan dengan biasa, sulit atau berbahaya

- Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah penderita harus

bersalin di RSUD (persalinan ), rumah bersalin, atau dirumah saja

apakah proses persalinan harus dipimpin oleh dokter ahli atau

oleh seoramg bidan dan apa saja yang harus disediakan supaya

persalinan dapat berlangsung dengan selamat bagi sang ibu /sang

anak.

(Sastrowinoto Sulaiman, 1986;153:200)

2.4 Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis primigravida

Mengumpulkan data / pengkajian

2.4.1

A. data subyektif

Identitas

1.

Nama klien :

Nama klien :

Umur :

Umur :

Bangsa / suku :
Bangsa / suku :

Pendidikan :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pekerjaan :

Penghasilan :

Penghasilan :

Alamat :

Alamat :

Kawin :

Kawin :

Lama kawin :

Lama kawin :

Statistik kesehatan

2.

- Alasan kunjugnan saat ini / keluhan utama

- Keadaan kesehatan yang lalu

- Penyakit yang pernah diderita klien

- Direncanakan

- Senang

- Menerima

- Menimbulkan masalah

- Harapan terhadap jenis kelamin

Jenis kelamin

Penolong

Tempat pertolongan

2.5 Latar Belakang Budaya


Melakukan pantangan

Mengikuti aden

2.6 Keadaan umum sekarang

Despirasi

a.

Cardiovaskuler

b.

Eliminasi

c.

Satuan

d.

Aktivitas

e.

Istirahat / tidur

Pekerjaan sehari-hari

Rekreasi

2.7 Nutrisi

Bagaimana nutrisi sebelum hamil

a.

Bagaimana nutrisi sewaktu hamil

b.
Apakah ada perubaan pada

Nafsu makan menurun/meningkat

Pantangan

Penyakit keluarga / keturunan

Riwayat kehamilan dan kebidanan

3.

3.1 Haid

Minarche

- Flour albus

Siklus

- Waktu

Teratur / tidak

- Jahitan

Disminore / tidak

- Warna

Jumlah jalan darah

- HPHT

Warna

- TP
-

Bau

3.2 Riwayat kehamilan, persalinandan nifas yang lalu

3.3 Riwayat kehamilan ini ANC / TT

- Hamil ke

- Uka

- Gerakan janin yang dirasakan

- Mendapat imunisasi TT

- Periksa kehamilan

3.4 Keadaan psikologis

Kehamilan yang diharapkan

Dianjurkan

2.4.1.2 data obyektif

1. Tanda-tanda vital

Tensi :

mmHg

Nadi :

x/mnt

oC

Suhu :

RR

x/mnt

2. Keadaan umum

- Postur tubuh
- Cara berjalan

- TB

- BB

Inspensi

- Telinga

- Kulit kapala

- Leher

- Rambut

- Dada

- Muka

Mata

- Perut

- Vulva

- Hidung

- Anus

- Mulut

Gigi

- Ekstriminatas bawah

3. Pemeriksaan khusus

- Muka

- Buah dada

- Puting susu

- Perut

Palpasi
: Leopold I

Leopold II

Leopold III

Leopold IV

Auskultasi : DJJ

DJJ

: Reflek Patella

Pemeriksaan panggul luar

cm

- Distribusi spinorum

cm

- Distansia cristorum

cm

- Boudelouge

Lingkar panggul

cm

4.1.3 data pengunjung

Pemeriksaan laboratorium

HB

WN : urine - al bumin

- reduksi

Pemeriksaan lain foto USG


-

2.4.2 Analaisa data / menilai data yang telah dikaji sehingga meliputi menjadi
rumusan diagnosa

yang menjadi asuhan dalam membawa kerencanaan

2.4.3 Intervensi / perencanaan

Membuat rencana asuhan yang sesuai rumusan diagnosa atau kebutuhan klien

2.4.4 Implementasi

Melaksanakan rencana asuhan

2.4.5 Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan dengan SOAP.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan
kepada

klien yang mempunyai kebutuhan / permasalahan khususnya dalam bidang


persalinan.

2.2.1 Pengumpulan data yang dibutuhkan

2.2.1.1 Data subyektif.

1. Identitas.

2. Alasan kunjungan saat ini / keluhan utama ingin mendapatkan TT pranikah.

3. Riwayat kebidanan

3.1 Riwayat menstruasi

4. Riwayat kesehatan sekarang

5. Riwayat kesehatan keluarga

6. Riwayat kesehatan yang lalu

7. Riwayat menstruasi

8. Pola kehidupan sehari-hari

9. Riwayat psikologis dan spiritual


2.2.1.2 Data objektif

1. Pemeriksaan umum

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan khusus

4. Pemeriksaan penunjang

2.2.2 Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi

diagnosa/masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa / masalah berdasarkan


interpretasi yang

benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

2.2.3 Mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial

/ masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini menimbulkan antisipasi bila

dimungkinkan dilakukan pencegahan.

2.2.4 Menetapkan kebutuhan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan


dikonsultasikan

atau ditanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
kondisi

klien.

2.2.5 Menyusun asuhan yang menyeluruh

Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh


langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan menejemen terhadap


masalah atau

diagnosa yang telah diidentifikasi & diantisipasi.

2.2.6 Implementasi

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
ke-5
dilaksanakn secara efisien dan aman.

2.2.7 Evaluasi

Keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan


akan

bantuan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa & masalah.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu masih tinggi, kematian tersebut masih dapat di hindari

dengan ANTENATAL CARE karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan
pertama yang

sangat diperlukan, penyebab kematian ibu masih tetap merupakan trias klasik
yaitu perdarahan,

infeksi, dan trauma lahir, sedangkan sebab kematian perinatal yaitu perdarahan,
infeksi dan trauma

persalinan.

Adapun angka kematian bayi perinatal di perkirakan sangat tinggi mungkin lebih
dari 50 per

1000. Persalinan angka kematian maternal dan angka kematian bayi perinatal
yang masih sedemikian

tingginya menunjukkan betapa masih penyelenggaraan pelayanan kesehatan


suatu bangsa di ukur

dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian hidup (pelayanan ibu di


puskesmas).

Lebih dari 80% penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan pelayanan


kebidanan masih

banyak bersifat tradisional. Lebih dari 75% persalinan masih di tolong oleh dukun
bayi. Para dukun

bayi dalam memberi pertolongan persalinan tidak jarang melakukan tindakan-


tindakan yang tidak tepat

dan melakukan kesalahan-kesalahan yang membahayakan dan berakibat


kematian penderita, segera
melahirkan plasenta terjadi perdarhan pasca persalinan dan juga karena
keadaan tuberkulosa, anemis,

gangguan gizi, penyakit-penyakit yang berhubungan erat dengan keadaan sosio


ekonomi dan taraf

pendidikan masyarakat yang masih rendah.

Di harapkan para dukum memiliki kemampuan mengenal komplikasi kehamilan


dan persalinan

sedini mungkin mereka pada waktu menghadapi keadaan yang luas biasa atau
menghadapi kesulitan

dalam menolong peraslinan secepat mungkin atau minta pertolongan.

(Manuaba, Ida Bagus Gde 1998, 3-5)

Gambaran diatas menunjukkan penyebab kematian maternal tersebut sebagian


dapat dideteksi dan

dicegah pada masa kehamilan yaitu ANC dengan ANC yang baik diharapkan
dapat dicegah pada masa

kehamilan dan atau pada persalinan nantinya. Disini bidan sebagai ujung tombak
dalam pelaksanaan

pelayanan kebidanan dan harus mampu merencanakan masalah-masalah yang


dihadapi menggunakan

manajemen kebidanan.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kematian ibu sering terjadi
pada masa kehamilan

maka dari itu pemeriksaan antenatal dilakukan guna memeriksa keadaan ibu
secara berskala untuk

mengetahui secara dini bila ada penyimpangan atau kelainan yang ditemukan
dengan tujuan agar ibu

hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan
selamat serta bayi sehat.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

1.2.1

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori-teori dalam


memberikan
asuhan kebidanan ANTENATAL CARE selama proses belajar mengajar sehingga
dapat

menerapkan secara nyata dan untuk menambah pengetahuan serta


meningkatkan pemahaman

tentang ANTENATAL CARE

1.2.2

Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis

Mambuat diagnosa kebidanan yang berdasarkan analisa data yang didapatkan


dari ibu

hamil fisiologis

Mengidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada ibu hamil fisiologis

Menentukan tindakan segera pada ibu hamil fisiologis

Menentukan rencana tindakan yagn akan dilakukan pada ibu hamil fisiologis

Mengimplementasikan rencana yang telah disusun ibu hamil fisiologis

Mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

1.3 Metode Penulisan


Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan masalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :

Halaman judul

Kata pengantar

Lembar pengesahan

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Metode Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TUJUAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1

Definisi

Persalinan ( partus ) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari

dalam uterus melalu vagina ke dunia luar.

( sarwono P, hal : 180 )

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah
cukup bulan

atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan
atau tanpa bantuan

( manuaba IBG,hal : 157 )

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi


yang cukup

bulan atau hampir cukup bulan, di susul dengan pengeluara placenta dan
selaput janin dari tubuh

ibu.

Persalinan spontan adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan


kekuatan ibu sendiri.

Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

Persalinan anjuran adalah yaitu hubungan dengan tuanya umur kehamilan dan
berat badan bayi

yang dilahirkan dikenal beberapa istilah.

Abortus

: Pengeluaran buah kehamilan sebelum

kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.

Partus immaturus : Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28

minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gr dan 1000 gr.

Partus prematurus : Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37

minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gr dan 2500 gr.

Partus maturus atau partus aterm : Pengeluaran buah kehamilan antara 37

minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gr dan lebih.

Partus postmaturus atau partus serotinus : Pengeluaran buah kehamilan setelah

kehamilan 42 minggu.

Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan

Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar yang ada
hanyalah

merupakan teori-teori yang kompleks, antara lain :

1. Teori penurunan hormon : selama kehamilan terdapat keseimbangan antara


progesteren dan
estrogen di dalam darah, tetapi 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar,

hormon estrogen, dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-


otot polos

rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar

progesteron turun,

2. Teori placenta menjadi tua : Placenta yang menjadi tua akan menyebabkan
turunnya kadar

estrogen dan progerteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal


ini akan

menimbulkan kontraksi rahim.

Teori distensi rahim

: Semakin tuanya kehamilan, rahim akan menjadi besar dan

3.

merenggang sehingga menyebabkan istemia otot-otot rahim yang mengganggu


sirkulasi

utero placenta.

: Di belakang servik terletak ganglion servikale ( fleksus franker

4. Teori iritasi mekanik

hauses ). Bila ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin, akan
timbul

kontraksi uterus.

: Kadar prostaggladin dalam kehamilan dari minggu ke 15 h9ngga ater

5. Teori prostagladin

meningkat, lebih-lebih sewaktu partus.

: Partus dapat pula di timbulkan dengan jalan :

6. Induksi partus

Ganglion laminaria : Beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis

dengan tujuan merangsang Fleksus Frankemhauser.

Amniotomi
: Pemecahan ketuban.

Oksitosin drip

: Pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

Dalam pengadakan induksi persalinan perlu di perhatikan bahwa servik sudah


matang ( servik sudah

pendek dan lembek ) dan kanalis servikalis terbuka untuk satu jari.

Tanda-tanda Permulaan persalinan

Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa mingu sebelumnya wanita


memasuki

bulannya atau minggunya atau harinya yang di sebut kala pendahuluan


(preparatomy stage of labor ).

Ini memberikan tanda sebagai berikut :

1. Ligtening atau settinga atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama

pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara.

Perut kelihatan lebih tebal, fundus uteri turun.

2.

Perasaan sering kencing atau susah kencing ( polisuria ) karena kandung kencing
tertekan

3.

oleh bagian terbawah janin.

4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah


dari uterus, kadang-

kadang di sebut false labor pains

5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa


bercampur darah ( bloody

show ).

Tanda-tanda inpartu

Gejala persalinan sebagai berikut :

1. Kekuatan his makin lama makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang
semakin pendek.

2. Dapat terjadi pengeluaran :

Pengeluaran lendir

Lendir bercampur darah

3. Dapat di sertai ketuban pecah

4. Pada pemeriksaan dalam di jumpai perubahan serviks :

Perlunakan serviks

Pendataran serviks

Terjadi pembukaan serviks

Fakror-faktor penting dalam persalinan

2.2

2.3

2.4

2.5

1. Power

His ( kontraksi oto rahim )

Kontraksi oto dinding

Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum

2. Passanger

Janin dan placenta

3. Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang

4. Penolong

2.6 Kala persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

Kala I ( kala pembukaan )

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap.

Inpartu ( partus dimulai ) di tandai dengan keluarnya lendir bercampur darah

(bloody

show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effiment). Darah
beasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler sekiter servikalis karena servik mendatar dan terbuka.

Kala pembukaan di bagi atas 2 fase, yaitu :

: Dimana pembukaan serviks, berlangsung lambat, sampai pembukaan 3

1. Fase laten

cm, berlangsung 7-8 jam.

: Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase :

2. Fase aktif

Periode akselerasi

: Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi

4 cm.

Periode dilatasi maksimal (steady): Selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat

menjadi 9 cm.

Periode deselerasi

: Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

Perbedaan Primigravida dan Multigravida

Primigravida

Multigravida

Serviks mendatar (efficement) dulu baru


Mendatar dan membuka bisa bersamaan

dilatasi

Berlangsung 6-7 jam

Berlangsung 13-14 jam

Kala II ( kala pengeluaran janin )

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali.
Karena biasanya dalan hal ini

kepala janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his di rasakan tekanan
pada otot-otot dasar panggul,

yang secara reflekturus menimbulkan rasa mengedan.wanita merasa pula


tekanan pada rektum dan hendak

buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan
anus membuka, labia mulai

membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva pada waktu
his. Bila dasar panggul

sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar hisdan kekuatan
mengedan maksimal kepala

janin di lahirkan dengan suboksipito di bawah sympisis dan dahi, muka,dan dagu
melewati perineum.

Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan
anggota bayi. Pada Primigravida

kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multigravida rata-rata 0,5 jam.

Kala III ( kala pengeluaran uri )

Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uteri

setinggi pusat, dan berisi placenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa
saat kemudian, timbul his

pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-15 menit, seluruh placenta
terlepas, terdorong ke dalam

vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri. Seluruh
placenta di sertai dengan pengeluaran darah, kira-kira 200 cc.

Kala IV ( mulai lahirnya uri selama 1-2 jam

adalah kala pengawasan selama 1jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama

terhadap bahaya perdarahan postpartum.

Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :

Kala I

Kala II

Kala III

Primi

13 jam

1 jam

jam

Multi

7 jam

jam

jam

2.7 Konsep dasar asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang di berikan oleh bidan kepada individu
pasien atau

klein yang pelaksanaannya di lakukan dengan cara :

Bertahap dan sistematis

Melalui suatu proses yang di sebut manajement kebidanan menurut Varney,1997

1. Pengertian

Proses pendekatan masalah


Di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran

dan tindakan berdasarkan teori ilmiah

Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau

tahapan yang logis

Untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.

2. Langkah-langkah

I. Mengumpulkan semua data yang di butuhkan untuk memulai keadaan klien


secara

keseluruhaan.

Menginterpretasikan data untuk menaidentifikasikan diagnosa atau masalah

II.

III. Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi


penanganan

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi


dengan tenaga

kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional


berdasarkan

asuhan yang di buat pada langkah-langkah sebelumnya

VI. Pelaksaan langsung asuhan yang efektif dan efisien

VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang di lakukan, mengulang


kembali

manajement proses untuk aspek-aspek asuhan ysng tidak efektif

: Tahap pengumpulan data

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data obyektif dan
subyektif. Data

subyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan


data klien melalui
anamnesa. Yamg termasuk data subyektif antara lain biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan,

riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biospikososial spiritual, pengetahuan


klien.

Data obyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil


pemeriksaan fisik

klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang di rumuskan dalam data
fokus obyektif terdiri

dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital, pemeriksaan

khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) pemeriksaan penunjang


( laboratorium ), catatan baru

dan sebelumnya.

Langkah II

: Interpretasi data

Pada langkah ini di lakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah


berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah di kumpulkan

Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan


mengantisipasi penanganannya.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini


membutuhkan antisipasi,

bila memungkinkan di lakukan pencegahan. Bidan di harapkan dapat waspada


dan bersiap-siap

diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan


konsultasi,

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan di tangani bersama dengan


anggota

tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien.

Langkah V
: Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang di tentukan oleh langkah


sebelumnya. Langkah ini

Langkah I

merupakan kelanjutan manajement terhadap masalah atau diagnosa yang telah


di identifikasikan atau

di antisipasi.

Langkah VI

: Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan efektif

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang di uraikan.
Pada

langkah kelima di laksanakan secara efisien dan aman. Perencaan ini bisa di
lakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau
bidan tidak melakukan

sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksaan.

Langkah VII

: Evaluasi

Pada langkah ini di lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di
berikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap


terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana telah di identifikasikan di dalam diagnosa dan


masalah.Rencana tersebut di

anggap efektif jika memang benar dalan pelaksanaannya.

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahir janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari

(40 minggu / 9 bulan 7 hari) hitung dari hari pertama haid terakhir penghamilan
terjadi kalau ada

pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma)
(Obstetri Fisiologi. FK

UNPAD Bandung).

Kehamilan dibagi atas 3 trimester

Trimester I

: antara 0-12 minggu

1.

Trimester II

: antara 12-28 minggu

2.

Trimester III

: antara 28-40 minggu

3.

Tanda dan gejala kehamilan

Tanda persumtif

1.

Amenorea (tidak dapat haid)

Mual dan muntah (terjadi pada trimester pertama)

Mengidam

Tidak tahan suatu bau-bauan

Pingsan

Anoreksio (tidak ada nafsu makan)

Lelah
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan estrogen dan
progesteron

Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar

Konstipasi / obstipasi

Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta

Epulis : hipertrofi dari papil gusi

Pemekaran vena-vena (varises)

Tanda-tanda kemungkinan hamil

2.

Perut membesar

Uterus membesar

Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak)

Tanda chadulck

Tanda piscaseak (pembesaran dan perlunakan unilateral pada tempat


implantasi)

Kontraksi kecil uterus bila dirangsang braxron hikes

Teraba balotement

Reakis kehamilan postif

Tanda pasti

3.

Gerakan janin yanfg dapat dilihat / dirasa / diraba juga bagian bagian janin

Deyut jantung janin (+)

Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

Perubahan-perubahan dan organi ogenesis yang terjadi pada berbagai periode


kehamilan

Umur Kehamilan

Panjang Fundus

Pembentukan Tulang
4 minggu

8 minggu

12 minggu

7,5-10 mm

2,5 cm

9 cm

16 minggu

20 minggu

24 minggu

16-18 cm

25 cm

30-32 cm

28 minggu

35 cm

32 minggu
36 minggu

40 minggu

40-43 cm

46 cm

50-55 cm

Rudimental mata, telinga dan hidung

Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk

kepala menkur ke bawah

Dua kuping lebih jelas, kelopak mata melekat,

leher mulai terbentuk, alat kandungan luar

terbentuk

Genetalia esterna terbentuk dan dapat dikenal,

kulit tipis dan merah

Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh dikepala

dan rambut halus (lainnya) tumbuh di kulit

Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata

serta teliti keriput, kepala besar, bila lahir dapat

bernafas tapi hanya bertahan hidup beberapa jam

saja

Kulit warna merah ditutupi verniks koseosa bila

lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah,

bayi matur

Kulit merah dan keriput bila bayi lahir seperti

orang tua kecil


Muka bersih tidak keriput bayi prematur

Bayi cukup bulan, kulit licin, verniks koseosa

banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ

baik, pada testis sudah dalam skortum, labia

mayor berkembang baik, tulang-tulang kepala

menolong pada 80% kasus telah terjadi center

asifikasi pada epifisis libia proximal

2.2 Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil (ANC)

Tujuan umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama kehamilan,
persalinan dan

nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

Tujuan khusus

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang janin

atau bayinya

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi

2.

3. mengenali dan menangani secara dini penyulit-penyulit yang mungkin


dijumpai dalam

kehamilan, persalinan termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan


pembedahan

4. mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin

5. mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat itu


maupun banyinya

dengan trauma seminimal mungkin.

6. mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif
7. memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana,

kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi

8. mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelairan bayi agar
dapat tumbuh

kembang secara normal

2.3 Kunjungan Antenatal

Sebaiknya dilakukan paling sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 x selama


kehamilan

1. 1 x pada trimester I

2. 1 x pada trimester II

3. 1 x pada trimester III

2.4 Pelayanan Asuhan Standart ANC Minimal Termasuk TT

1. Timbang berat badan

2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi badan

4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) lengkap

5. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan

6. Tes terhadap PMS

7. Temuwicara dalam persiapan rujukan

Perubahan Fisiologis Wanita Hamil

a. Perubahan pada sistem reproduksi

Uterus

1.

Ukuran

Panjang (32 cm), lebar (24 cm), muka belakang (22 cm)
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim. Pembesaran ini
juga

terjadi walaupun kehamilan terjadi diluar kandungan

Berat

Berat uterus naik dari 30 gr menjadi 1000 gram sampai umur kehamilan 40 mg

Posisi rahim dalam kehamilan

Pada permulaan kehamilan terletak pada antifleksi / retrofleksi, tetapi pada bulan

keempat mulai memasukai rongga perut yang membesar sampai batas hati.

Peredaran darah rahim

Bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim

Perubahan pada serviks

Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi lunaknya
serviks.

Hal ini disebabkan

Vagina

2.

Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya


membiru

(tanda chadwick). Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya diregang


bertambah, sebagai

persiapan persalinan.

Ovarium

3.

Pada saat hamil proses ovulasi berhenti. Tapi masih terdapat korpus luetum
gravidarum

sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan


progesteron

Dinding perut

4.

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya


selapit elastis
dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum, kulit perut pada linea alba
bertambah

pigmentasinya dan disebut linea nigra.

Pada seorang primigravida warnanya membiru disebut striae lividae, pada


seorang

multigravida selain strie livida tapi terpadat juga garis-garis putih ahak
mengkilap (parut /

cictiix) dan disebut striae albicans.

Kulit

5.

Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula hiperpigmentasi antara lain
pada

areolamamae, papilla mammae dan linea alba. Terkadang juga terdapat pada
muka (pipi)

disebut chliasma gravidarum.

Buah dada

6.

Biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertropi dan oliveoli, hal ini
dapat

menyebabkan pada m ammoe. Puting susu biasanya membesar dan lebih tua
warnanya dan

kadang pengeluaran cairan kuning yang lengket disebut coloctrum.

Pertukaran zat

7.

Orang yang hamil bertambah berat :

: 1 kg

- Trimester I

: 5 kg

- Trimester II

- Trimester III : 5,5 kg

Saluran nafas
8.

Orang hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas, hal ini
disebabkan oleh unsur

yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim.

Saluran pencernaan

Salivasi meningkatkan dan pada trimester pertama mengeluh mual muntah


tonus otot melepas

sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan
resorbsi

makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.

Tulang dan gigi

Persediaan panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak


apabila

makanan tidak memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kebutuhan kalsium


akan mengambil

dari ibu yang menyebabkan gigi karies.

9.

2.5 Nasehat-Nasehat Untuk Ibu Hamil

a. Makanan diet diambil

Bumil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian tentang makanannya


terutama

mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu.

b. Merokok

Jelas bahwa bayi dan ibu-ibu perokoknya mempunyai BB kurang karena itu ibu
hamil dilarang

merokok.

c. Obat-obatan
Jika mungkin, dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama
trimester I

d. Lingkungan

Penyelidikan tentang bahaya polusi udara, air dan udara dan makanan terhadap
ibu dan anak

seperti halnya merokok

e. Gerak badan

Sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik
dan lebih nyenyak,

gerak badan di tempat

Berdiri jongkok

Terlentang kaki diangkat

Terlentang perut diangkat

Melatih pernafasan

Kerja

- Boleh bekerja seperti biasa

- Cukup istirahat dan makan teratur

- Pemeriksaan hamil yang teratur

Bepergian

- Jangan terlalu lama dan melelahkan

- Duduk lama, statis vena menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak

Pakaian

- Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah
perut

- Pakaian hutang (BH) yang menyokong payudara


- Memakai sepatu dan tumit yang tidak terlalu tinggi

- Pakaian dalam yang selalu bersih

Istirahat dan rekreasi

Mandi

Untuk kebersihan / hygiene perawatan kulit

Cotus

Tidak dilangi, kecuali bila ada sejarah abortus, prematur, perdarahan


pervaginam, ketuban

sudah pecah, pada mingu terakhir harus hati-hati dalam berkoltus

2.6 Konsep Asuhan Kebidanan

1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan

Merupakan langkah awal dalam memberikan asuhan kebidanan. Kegiatan ini


adalah

mengumpulkan data dari anamnesa, pemeriksaan fisi, dan pemeriksaan


penunjang. Hasil proses

ini dalam bentuk:

Data Subyektif

Adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan klien / dan
keluarga dan tim

keluarga berupa keluhan-keluhan tentang masalah kesehatan.

- Biodata klien

- Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien /


klien

datang pada bidan

- Riwayat menstruasi

- Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

- Riwayat kesejahteraan yang lalu, ditanyakan untuk mengetahui apakah adalah

hubungannya dengan masalah yang dihadapi klien


- Riwayat kesehatan keluar, data ii diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
padanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehtan klien.

Riwayat sosial / budaya, ditanyakan untuk mengetahui apakah kehamilan ibu


saat itu

diharapkan atau tidak dan untuk mengetahui apakah ibu ada pantangan
makanan.

- Pola kehidupan sehari-hari

Pola nutrisi

- Pola eliminasi

Pola istirahat

- Pola aktifitas

Data subyektif

b.

Pada data obyektif meliputi :

Keadaan umum

TTV

Pemeriksaan fisik (palpasi, auskultasi, perkusi)

Data pemeriksaan penunjang

2. Menginterprestasikan diagnosa / masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial / diagnosa potensial


berdasarkan ini

kita mengindentifikasi langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan


dilakukan

pencegahan

3. Mengindentifikasi diagnosa / masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial / diagnosa potensial


berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi langkah ini membutuhkan
antisipasi bila

dilakukan pencegahan.

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter untuk


dikonsultasikan / ditangani

bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

a.

5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang mengeluh ditemukan oleh langkah-
langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah


atau diagnosa yang

telah di identifikasi / di antisipasi.

6. Implementasi

Pada langkah ke enam ini asuhan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada

langkah ke 5 dilaksanakan efisien dan aman

7. Evaluasi

Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai


dengan kebutuhan

sebagaimana telah di identifikasi di dalam diagnosa / masalah.

BAB II

TINJAUAN KASUS

2.1 Kehamilan
Pengertian kehamilan

2.1.1

Kehamilan ini adalah mulai dari konsep (bertemunya sel telur dengan sperma)
berakhir

permulaan persalinan.

(Sastrowinata, Sulaiman 1983 :3)

Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila terdapat 4 askeb penting yang
terpenuhi

yaitu : ovum, spermatozoa terjadi konsepsi dan nidasi

(Mochtar, Rustam, 1998 :17)

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
kontrasepsi

dan berakhir sempai persalinan

(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 :4)

Proses kehamilan

Setiap warna yang subur setiap 1 bulan mengalami ovulasi (proses pelepasan
ovum

dari ovarium yang diperngaruhi sistem hormon yang komplek). Kemudian di


tangkap oleh

fimbriae dan masuk ke tuba fallopi. Waktu coitus air mani terpancar ke dalam
ujung atas dari

vagina sebanyak 100-200 juta tiap cc.

Sperma begerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba fallopi ovum yang
telah

dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh : silia tuba) menuju
kavum uteri dan

terjadilah nidasi masuknya / tertanamnya hasil konsepsi (zigot) ke dalam


endometrium untuk

menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin di persiapkan ari-
ari (plasenta)
dan terjadilah tumbuh kembang janin sampai aterm.

(Mocthar, Rustam, 1998 :17)

2.1.2

Tanda-tanda kehamilan

Tanda-tanda tidak pasti kehamilan

2.1.3.1

a. Amenorea (tidak datang haid)

b. Mual

c. Mengidam

d. tidak tahan suatu bau-bauan

e. Pingsan (berada ditempat-tempat ramai yang sesak dan padat)

f. Anoreksia

g. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri

h. Lelah

i. Sering miksi

j. Obstipasi karena tonos otot usus menurun, karena pengeruh hormon steroid

k. Pigmentasi kulit seperti di muka, areola payudara dinding perut

l. Varises (pemekaran vena)

Tanda-tanda mungkin

2.1.3.2

a. Perut membesar

b. Uterus membesar

c. Tanda heggar (kontraksi rahim) dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak

d. Tanda chadwick (warna selaput lendir vagina menjadi kebiru-biruan

e. Tanda piscaseck (pembesaran perut tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi

lebih cepat tumbuhnya)


Tanda braxton hicks

f.

Waktu palpasi / waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong menjadi

keras karena berkontraksi

2.1.3

g. Teraba balotement

Lentingnya pada rahim akibat dari rahim di dorong ke konyong-konyong anak

melenting di dalam rahim

Reaksi kehamilan positif

h.

Tanda-tanda pasti

2.1.3.3

a. Dengan di palpasi, gerakan janin dapat dirasa

b. Mendengar DJJ

- Di dengar dengan stetoskop monoral laenners

- Di cacat dan didengar dengan alat dopler

- Dicacat dengan foto-ECG (elektro cardiogram)

- Dilihat pada USG

c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

(Muctar, Rustam, 1998, 43-45)

Perubahan psikologis pada saat kehamilan

Uterus

2.1.4.1

- Berat

Uterus betambah besar dari alat yang beratnya 30 gr menjadi 1000 gr


- Ukuran : ukurannya panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang 22

cm

- Tinggi fundus uteri

28 minggu : 3 jari atas pusat / seperti jarak antara pusat dan prosesus xypoideus

32 minggu : setengan jarak pusat dan prosesus xypoideus

36 minggu : 3 jari dibawah prosesus xypoideus

40 minggu : fundus uteri turun 3 jari dibawah px oleh karena saat ini kepala

janin masuk pintu atas panggul

2.1.4

2.1.4.2

2.1.4.3

2.1.4.4

2.1.4.5

2.1.4.6

Vagina

Vagina dan vulva mengalami pengikatan pembuluh darah karena pengaruh


estrogen

sehingga tampak makin merah kebiru-biruan (tanda chadwik)

Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korvus luteum

gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang

sempurna pada umur 16 minggu tetapi setelah bulan ke IV kospus loteum ini
mengisut

Payudara

Payudara biasanya membesar dalam kehamilan di sebabkan hypertrofi dan


alvedi,

dan sebagai persiapan memberi ASI pada saat laktasi perkembangan payudara
tidak

dapat dipisahkan, dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu


estrogen

progesteron

Kulit

Karena pengaruh hormon sehingga hyperpigmentasi, hiperpigmentasi terjadi


pada

striae gravidarum lividae atau alba aerola mamae, papila mamae , linia nigra,
pipi

chloasma gravidarum setelah persalinan hiperpigmentasi akan hitam

Sirkulasi darah ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

- Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darat sehingga dapat memenuhi kebutuhan

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim

- Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada saat sirkulasi netro

plasenta

- Pengaruh hormon estrogen dan progesteron maka meningkat

Adapun perubahan psikologis pada ibu hamil

Perubahan fisiologis adalah hal-hal yang biasanya terjadi pada kehamilan,


seluruh

sistem tubuh wanita mengalami perubahan sehingga dapat menunjang


perkembangan dan

pertumbuhan janin dalam kovum uteri.

2.1.5
Adapun perubahan sistem tubuh pada wanita hamil meliputi :

Sistem aspirasi

1.

Dengan perkembagannya usia kehamilan yang menyebabkan diesakan pada

diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada kehamilan 32 minggu

sebagai konpensasi terjadinya desakan rahim oleh kebutuhan O2 yang menigkat,

maka ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25 x dari biasanya

Kardio vaskuler

2.

Peredaran darah dipengaruhi oleh

a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebtuhan

dan perkembangan janin

b. Hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi netro plasenta.

c. Pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang meningkat

Sistem urinaria

a. Pengaruh desakan rahim pada hamil muda dan turunnya kepala pada hamil
tua

menyebabkan terjadinya gangguan dalam bentuk sering kencing

b. Terjadinya hemo dikesi menyebaban metabolisme air makin lancar sehingga

pembentukan air seni semakin bertambah

Sistem pencernaan

a. Karena pengaruh estrogen yang meningkat maka pengeluaran asam lambung

meningkat pula dan dapat meyebabkan :

- Hipersaliva

- Daerah lambung terasa panas sehingga terjadi mual dan muntah di pagi hari

- Hiperemises gravidarum

b. Pengaruh hormon progesteron yang meningkat akan menimbulkan gerak usus


yang
berkurang dan menyebabkan obstipasi (Sulit BAB)

Sistem intelegent

Pada kulit terjadi perubahan diposit pigmen dan hiper pigmentasi karena
pengaruh

suprakenalis, pada kulit tertetu terjadi hiperpigmentasi

: terdapat kloasma grafidarum

a. Muka

Payudara

: areola mamae dan puting susu menjadi hipepigmentasi

b.

: terdapat linea nigra dan strie lividae

c. Perut

Sistem metabolisme

Pada kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar,


dimana

kebutuhan janin dipersiapkan pemberian asi

Sistem muskulus skeletal

a. Pada tulang

Pada ibu hamil sering terjadi kekurangan kaslsium dikarenakan kebutuhan janin

diambil dari ibu sehingga dapat menyebabkan caries pada gigi dan rasa linu-linu

pada ibu dan biasanya di pangkal paha.

b. Pada tungkai

Pada kehamilan tua sering terjadi Oedem karena tekanan janin pada daerah
panggul

sehingga menghambat sistem peredaran darah pada anggota gerak bawah.

c. Sikap londose

Terjadi pada kehamilan tuadikarenakan pembesaran perut uterus sehigga


mengikuti

pembesaran uterus
4.

5.

6.

7.

8.

9. Sistem produksi

Setiap kehamilan akan mempengaruhi seluruh sistem genetalia wanita

a. Uterus

b. Vagina dan vulva

c. Ovarium

d. Endometrium

Merupakan lapisan dalam uterus/lapisan permukaan kavum uteri merupakan

bagian sasaran utama dari estrogen yang diproduksi oleh korpus luteum

Pengaruh kormon estrogen menjadikan endometrium dalam keadaan prodiferasi

dalam keadan sekresi, bila terjadi konsepsi maka endometrium tidak akan
sekresi

tetapi akan terus menerus tumbuh dan bertambah tebal yangbiasa disebut
copus

luteum grafidarum

e. Payudara

Letak Janin Dalam Rahim

2.1.7

2.1.7.1 Situs (letak)


Adalah hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga
dijumpai

kedudukan membujur atau melintang

2.1.7.2 Habitus (sikap)

Adalah letak bagian janin satu terhadap lainnya.

2.1.7.3 Posisi

Adalah letak salah satu bagian janin terhadap jalan lahir

2.1.7.4 Presentasi

Adalah apa yang terjadi menjadi bagian terendah janin dalam rahim

Perubahan psikologis ibu hamil pada trimester III (7-9 bulan)

2.1.8

- Pada trimester ini disebut periode penungguan yang waspada, karena wanita
tersebut

sadar terhadap kehadiran bayinya, pada trimester ini mungkin dia takut akan

kehidupannya sendiri dan bayinya, takut akan memiliki bayi, yang tidak normal,

persalinan dan kelahiran (nyeri hilangnya kontrol, dan ketidaktahuan)

Kadang mengalami proses kesedihan lain sementara ia mengantisipasi hilangnya

terhadap kehamilannya, perpisahan yang tidak terelakkan dengan bayinya dari


tubuhnya

dan merasa kehilangan sementara uterus yang penuh menjadi tempat yang
kosong-

depresi ringan merupakan hal yang lumrah dan bisa terdapat ketergantungan
yang

meningkat dengan perasaan tidak berdaya.

- Wanita mengalami ketidaknyamanan fisik yang meningkat. Mendekati trimester


akhir

kehamilan. Ia mungkin merasa canggung, berulah dan memerlukan dukungan-


dukungan

yang sering, pada pertengahan trimester III seksualitas akan meningkat


sedangkan perut
menjadi kendala.

Posisi merupakan suatu alternatif dan dapat membantu atau meciptakan apabila
ia merasa

tidak nyaman.

Ketidak nyamanan yang umum terjadi selama kehamilan.

2.1.9

10.Rasa mual dengan tanpa muntah-muntah dikenal dengan istilah mual di pagi
hari akan

tetapi sering juga di siang hari atau di malam hari.

11. Hipersaliva (air liur yang berlebihan)

Air liur yang berlebihan merupakan suatu kondisi yang tidak lumrah yang
mungkin

disebabkan oleh keasaman yang meningkat di dalam mulut oleh zat tepung yang
dapat

merangsang kelenjar ludah pada wanita yang rentan terhadap sekresi


berlebihan,

biasanya wanita mengalami ptyalsim sering pula mengalami rasa mual

12. Rasa lebih

Rasa lebih terjadi selama trimester I yang tidak diketahui penyebabnya salah
satu

sangkaan adalah akibat pemasukan awal dalam laju metabolik dasar dan awal-
awal

kehamilan dan hiasanya akan menghilang pada akhir trimester I. Punggung


bagian atas

bisa terjadi selama trimester I penyebabnya karena pertambahan ukuran dan


beratnya

payudara.

13. Leokorhea

Adalah sekresi vagina yang berlebihan encer, kental, mulai keluar pada trimester
I

14. Sering kencing bukan karena penyakit


15. Panas dalam

Merupakan ketidak nyamanan yang bisa dimulai timbul menjelang akhir


trimester II

dan berlanjut hingga trimester II, regurgitasi/tekanan blus dari kandungan asam
perut ke

dalam esofagus bagian bawah oleh gerak peristatik.

16. Konstipasi

Disebabkan oleh ralaksasi otot halus dan usus besar dengan adanya jumlah
progesteron

yang meningkat

17. Kram kaki

Disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya makan kalsium / ketidak


seimbangn

perbandingan kalsium dan fosfor dalam tubuh.

18. Oedem tungkai

Disebabkan oleh tekanan vena yang membengkak di dalam tungkai bagian


bawah,

tekanan uterus yang membesar ada pembuluh vena panggul

Primigravida

Pengertian Primigravida

2.2.3

- Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya

(Mochtar, Rustam, 1998 : 92)

- Primigravida adalah wanita yang hamil pertama kali

(Prof.dr. Ida Gede Manuaba, SPOG, 1998 : 158)

- Primigravida adalah seorang wanita pertama kali hamil

(Fisiologis, Obstetri, 1983, 156)

Tanda-Tanda Primigravida
2.2.4

9. Payudara tegang

10. Puting susu runcing

11. Perut tegang dan menonjol kedepan

12. Strie lividae

13. Perenium utuh

14. Vulva tertutup

15. Vagina sempit dan teraba rugae

16. Portio runcing dan tertutup

2.2.3 Pemeriksaan Kehamilan

2.2.3.1 Pengertian

Pemeriksaan kehamilan adalah ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya


pada dokter,

obygyn, dokter umum, bidan, perawat atau dukun terlatih dalam suatu
komunikasi seperti

di indonesia da pusat-pusat kesehatan seperti Puskesmas dan BKIA di mana


seorang ibu

hamil dapat memeriksakan kehamilannya

(Mochtar, Rustam, 1998 : 470)

2.2

2.3 Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III

- Obstipasi

Susah buang air besar biasanya

- Penyebab

Karena gangguan relaksasi otot halus dan adanya progesteron yang


meningkatkan

pergeseran dan penekanan terhadap perut oleh uterus yangmembesar sehingga

memungkinkan pergerakan bekerjanya pencernaan itu menurun


- Cara mengatasinya

1. Minum yang banyak dengan ketentuan sedikitnya 8 gelas/hari.

2. Istirahat yang cukup 1 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari

3. Makan-makanan yang banyak mengandung serat seperti bayam, kangkung,


seledri,

dll.

4. Menekan jadwal kebiasaan buang air besar.

5. Senam umum seperti jalan kaki

2.3.1 Flour Albus

Cairan di dalam vagina bertambah di dalam kehamilan tanpa sebab yang


ptologis

: produksi sel darh putih meningkat

- Penyebab

Cara mengatasi

Dengan P1 seprti cuci tanga, sering ganti CD, vulva tidak boleh lembab

1.

2. Tidak boleh menggunakan semprotan air pada waktu membersihkan

Punggung atas sakit

Biasanya karena ada pembesaran peyudara sehingga dada seolah-olah tertarik


ke depan

dan punggung bagian atas tanpa disadari mengimbangi tertarik kebelakang


sehingga lama

kelamaan timbul rsa sakit pada punggung bagian atas.

Cara mengatasinya :

Kenakan BH yang cocok ukurannya yang dapat menopang payudara yang


semakin

membesar.

Sering BAK
Disebabkan oleh bagian bawah janin menyudur berongga panggul dan
menimbulkan tekanan

pada kandung kemih

Cara mengatasinya :

1. Jelaskan pada ibu tentang kejadian

2. Mengurangi makan danminum waktu sebelum tidur

Rasa sakit pada pinggang

Terjadi pada lumbral sakral

- Penyebab : adanya pergeseran titik gaya berat perubahan postur tubuh akibat
bobot

kehamilan yang semakin membesar postur tubuh yang tampak lordosis akan

mempertegang otot punggung dan menyebabkan rasa nyeri dan sakit pada
wanita hamil,

sehingga kurang dapat memberikan topangan pada uterus yang membesar dan
uterus

akan terkulai sehingga rasa sakit pada pinggang akan terasa

- Cara mengatasinya :

1. Berusaha berdiri/berjalan dengan lurus sehingga postur tubuh bertemu 1


kriteria

dengan gravitasi bumi.

2. Apabila akan mengambil sesuatu ditandai dengan cara merendahkan tubuh


(kaki

jongkok) tidak boleh dengan membungkukan diri.

3. Ketika akan berdiri dari posisi merunduk rentangkan kaki dan salah satu kaki
agak

ke depan sehingga adal landasan luas bagi keseimbangan.

Kram pada kaki

Biasanya disebabkan oleh tidak ada keseimbangan Ca dalam tubuh

- Penyebab : adanya uterus yang membesar memberikan pada pembuluh


penggul dengan

demikian akan mempengaruhi sirkulasi pada syaraf melelui foramen opturatirus


dalam
perjalanannya ke tungkai bawah.

Cara mengatasinya :

1. Ibu hamil harus meluruskan kakinya yang kram dan meruncingkan telapak
kainya

bila sedang diatas ia tidur sehingga memerlukan peneanannya yang kuat


terhadap

dasar telapak kaki bisa ditekan pada lantai dengan tujuan akan memperbaiki

sirkulasi

2. senam umum untuk memperbaiki sirkulasi darah

3. mengangat kaki lebih tinggi secara periodik sepanjang hari

4. diit banyak yang mengandung kalsium maupun fosfor

2.3.2

2.3.3

2.3.4

2.3.5

Oedema

Pada umumnya oedema akan terliaht pada tungkai dan kaki oedema tungkai
adalah akibat

dari sirkulasi vena meningkat di dalam tungkai bawah.

- Penyebabnya :

1. Tekanan dari uterus yang makin membesar


2. Pakaian yang ketat sehingga menghambat alairan darah balik dari tungkai
bawah

- Cara mengatasinya

1. Hindari pakaian yang ketat

2.3.6

Senam umum (hamil)

Naikkan kaki secara periodik sepanjang hari

Memposisikan diri dalam keadaan miring pada saat berdiri

Kenakan korset / penopang abdomain yang bisa meringankan tekanan pada


vena-

vena penggul

Varices

Timbul dari sirkulasi vena yang terganggu pada vena yang mengalami tekanan
yang pada

tungkai bagian bawah.

- Penyebab :

1. Karena tekanan dari uterus yang membesar pada vena panggul karena ibu
hamil

tersebut sedang duduk / berdiri dan pada vena cava inferior ketika wanita
sedang

berbaring atau berdiri.

2. Dengan pakaian uyang sempit akan menghambat aliran baik vena dari
tungkai

bagian bawah dan akan membuat masalah apabila lebih parah

- Cara mengatasinya :

1. Hindari berdiri yang terlalu lama

2. Hindari pakaian yang terlalu ketat

3. Saat istirahat kaki dinaikkan secara periodik

4. Berbaring dalam posisi tegak lurus bisa beberapa /hari


2.

3.

4.

5.

2.3.7

2.3.8

Sesak nafas

Terjadi karena perubahan sistem pernafasan tulang rusuk mengembang


sehingga kapasitas

paru tidak mengembang

- Penyebab :

1. Pembesaran rahim dan adanya tekanan diafragma

2. Kegiatan paru bertambah selain untuk menyuplai kebutuhan ibu guna untuk

mencukupi kebutuhan janin akan O2

- Cara mengatasinya :

1. Jelaskan tentang fisiologisnya

2. Atur laju pernafasannydan ambil nafas dalam

3. Anjurkan untuk jalan-jalan berdiri dan rentnagkan tangan di atas kepala serta

menarik nafas panjang

4. Kalau tidur anjurkan pakai bantal yang lebih tinggi

ANC (antnatal care)

Tujuan ANC

2.4.1
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan

perkembangan janin dan rahim.

(Manuaba, Ide Bagus, 1998 : 129)

Kebijakan program ANC

2.4.2

2. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang

janin

3. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu


dan bayi.

4. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi

selama hamil, termasuk riwayat, penyakit secara umum, kebidanan dan


pembedahan.

Persiapan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun


bayinya

5.

dengan trauma seminimal mungkin

6. Mempersiapkan ibu agar masa nifasnya berjalan normal dan pemberian asi
ekslusif

7. Mempersiapkan peran ibu dan keluarganya dalam menerima kelahiran bayi


agar dapat

tumbuh kembang secara normal

Cara pemeriksaan kehamilan

2.4.3

Kunjungan sebaiknya dilakukan paling sedikitnya 4 kali selama kehamilan

2.4

1. 1x pada triwulan I
2. 1x pada triwulan II

3. 2x pada triwulan III

Pelayangan/asuhan

8. Timbang BB

9. Ukur tekanan darah

10. Ukur tinggi fundus uteri

11. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap

12. Pemberian tablet Fe minimum 90 tablet selama kehamilan

13. Tes terhadap pras

14. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Cara pemeriksaan lochea meliputi

Anamnesa meliputi :

2.4.4.1

a. Identitas diri dan keluarga

b. Riwayat kehamilan yang sekarang

c. Riwayat obstetri yang lalu

d. Riwaya penyakit yang pernah diderita ibu dan keluarga

e. Riwayat sosial ekonomi

Pemeriksaan kehamilan meliputi :

2.4.4.2

1. Pemeriksaan umum

2. Pemeriksaan umum

- Palpasi

- Auskultasi

- Perkusi

3. Pemeriksaan dalam

- Pemeriksaan vulva

- Pemeriksaan dengan spekulum


4. Pemeriksaan labolatorium

- Darah

- Urine

Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan meliputi :

2.4.4.3

1. Hamil atau tidak hamil

2. Primi atau multi

3. Tuanya kehamilan

4. Anak hidup atau mati

5. Amak tunggal atau kembar

6. Letak atau posisi janin

7. Intra uterin atau ekstra uterin

8. Keadaan jalan lahir

9. Keadaan umum penderita

Prognosa atau ramalan meliputi :

2.4.4.4

- Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan kita harus bisa
daoat

membuat orognosa kehamilan, artinya petugas berusaha meramalkan apakah

persalinan di perkirakan akan berjalan dengan biasa, sulit atau berbahaya

Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah penderita harus bersalin di RSUD

(persalinan ), rumah bersalin, atau dirumah saja apakah proses persalinan harus

dipimpin oleh dokter ahli atau oleh seoramg bidan dan apa saja yang harus

disediakan supaya persalinan dapat berlangsung dengan selamat bagi sang ibu /

sang anak.

2.4.4
(Sastrowinoto sulaiman, 1986;153:200)

Konsep Asuhan Kebidanan

* Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu
pasien atau klien yang

pelaksanaannya dilakukan dengan cara:

- Bertahap dan sistematis

- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

* Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997

1. Pengertian

Proses pemecahan masalah

Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan


berdasarkan

teori ilmiah.

Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.

Untuk pengambilan suatu keputusan

Yang berfokus pada klien.

2. Langkah-langkah

I.Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien


secara

keseluruhan.

II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.

III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi


penanganannya.

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi


dengan

tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional


berdasarkan

keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.


VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali
manajemen

proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

* Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi

yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien. Yang terdiri dari

data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan


pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara
lain biodata, riwayat

menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,


biopsikologi, spiritual,

pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil


pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus.
Data objektif

terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital,

pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan


penunjang

(laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

* Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah


berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi

penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan


bersiap-siap

diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk


melakukan konsultasi,

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan

atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.

* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah


sebelumnya.

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa


yang telah

2.5

diidentifikasi atau diantisipasi.

* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada

langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walau

bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk


mengarahkan

pelaksanaannya.

* Langkah VII: Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai


dengan

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.


Rencana tersebut

dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

INC

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian yang normal. Kelahiran seorang


bayi juga

merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga yang menantikannya selama 9
bulan. Ketika

persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk mendeteksi dini adanya komplikasi
disamping itu

bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan ibu bersalin.

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi


yang cukup bulan

/ hampir cukup bulan. Disusul dengan pengeluaran plasenta dengan selaput


janin dari tubuh ibu.

Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan
lahir. Persalinan

dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-

42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung


dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun janinnya. (Sinopsis Obstetri, 1998 : 91 dan
Obstetri Patologi : 154)
Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama
persalinan dalam

upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan


memperhatikan aspek sayang

ibu dan bayi serta bagian tersebut dimasukkan dalam persalinan bersih dan
aman termasuk hadirnya

keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan pada ibu.

Selama kala II petugas harus terus memantau tenaga atau usaha mengadan dan
kontraksi uterus,

janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak jantung
bayi selama kontraksi.

Masa post partum adalah saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu,
terutama kematian

disebabkan karena perdarahan.

Kala III merupakan saat dimana plasenta dilahirkan yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.

Penatalaksanaan aktif kala III yang meliputi pemberian oksitosin dengan segera,
pengendalian tarikan

pada tali pusat dan pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir merupakan
langkah-langkah yang

harus dilaksanakan agar plasenta dapat segera dilahirkan.

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : N19)

Kala IV merupkan waktu yang paling kritis ibu dan bayi. Keduanya baru saja
mengalami

perubahan fisik yang luar biasa, itu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi
sedang menyesuaikan diri

dari dalam perut ke dunia luar. Selama 2 jam post partum petugas/bidan harus
tinggal bersama ibu dan

bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat

untuk melakukan stabilisasi.

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : N19)

Untuk itu manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu rangkaian yang


sangat penting yang
harus dikatakan oleh petugas kesehatan atau bidan. Dengan asuhan kebidanan
benar dan tepat klien

akan dapat melalui persalinan dengan normal. Evaluasi terhadap asuhan yang
telah diberikan bertujuan

agar supaya apabila ada tindakan atau asuhan yang diberikan kurang tepat
maka bisa dilakukan

pengkajian dan perbaikan.

1.1 Latar Belakang

Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan dan nifas.
Tujuan dari

obstetric ialah membawa ibu dan anak dengan selamat melalui, masa
kehamilan, persalinan dan nifas

dengan kerusakan yang sedikit-dikitnya secara lebih luas. Tujuan dari obstetri
ialah pengeluaran dan

optimalisasi dari reproduksi manusia.

Betapa berat dan luasnya dan betapa pentingnya tugas ini baru dapat kita insafi
kalau kita

mengtahui berapa banyak orang bersalin setiap tahun dan berapa karena
persalinan.

1.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan praktek di lapangan dilakukan di RB Soegiarti mulai tanggal 10


Desember - 29

Desember.

1.3 Manfaat penulisan

Bagi penulis

1.3.1

Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi secara dini permasalahan pada


klien serta
melakukan pemeriksaan atau pencegahan dan tindakan dengan memberikan
penyuluhan

perawatan dan rujukan

Bagi klien

1.3.2

Agar klien mengetahui dan memahami perubahan dan masalah dan proses
persalinan

yang akan dialami pada ibu bersalin sehingga klien mengerti dan memahami
keadaannya

Bagi institusi pendidikan

1.3.3

Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa akademi kebidanan dalam hal


yang

berhubungan dengan ibu hamil, persalinan, dan nifas.

1.4 Sistematika penulisan

Halaman judul

Lembar pengesahan

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

Tujuan

Pelaksanaan

Sistematika penulisan

Bab II Landasan Teori

Bab III Tinjauan Kasus

Bab IV Penutup

Daftar Pustaka

1.2 Metode Penulisian

Wawancra klien untuk memperoleh data dan masalah yang dirasakan


1.3 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan makalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, tujuan umum, tujuan


khsus, metode

penulisan dan sistematika penulisan

Bab II : Tinjauan pustaka menguraikan pengertian persalinan, tanda-tanda


persalinan, faktor-faktor

yang berperan dalam persalinan, proses persalinan dan kebutuhan pada saat
intrapartum

Bab III : Tinjauan kasus yang menguraikan pengkajian data subyektif dan
obyektif, intepretasi data

dasar, diagnosa dan masalah, diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan


tindakan segera,

intervensi, pelaksanaan dan evaluasi

Bab IV : Kesimpulan dari semua materi dan data yang ditulis

Bab V : Daftar pustaka yang mencatat seluruh buku yang dijadikan panduan dari
materi yang ditulis.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan

2.1.1 Pengertian

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan perngeluaran bayi


yang

cukup bulan / hampir cukup bulan. Disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari

tubuh itu. (Obstetri Fisiologi, 1993 : 221)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus

melalui vagina kedunia luar. (Ilmu Kebidanan, 2002 : 180)


Persalinan adalah persalinan dengan presentase belakang kepala yang
berlangsung

spontan dalam 24 jam, tanpa menimbulkan kerusakan yang berlebih pada ibu
dan anak. (Obstetri

Patologi, 1984 : 154)

Definisi Persalinan menurut tuanya kehamilan

Persalinan imatur adalah persalinan saat kehamilan 20-28 minggu dengan berat
janin

antara 500-1000 gram (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001)

Persalinan prematur adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan


berat janin

1000-2500 gram. (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001)

Persalinan aterm adalah persalinan saat kehamilan 36-40 minggu dengan berat
janin

2500-4000 gram. (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001)

2.1.2 Tanda-tanda persalinan

1. Terjadinya HIS persalinan

HIS persalinan mempunyai sifat :

Pinggang terasa sakit

Sifatnya teratur

Interval makin pendek

Kekuatannya makin besar

Makin beraktivitas (janin) kekuatannya makin besar

Pengeluaran lendir dan darah

2.

Dengan HIS persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan

- Pendataran dan pembukaan serviks

- Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas

- Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

3. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan sehinga

sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan


pecahnya ketuban

diharapkan persalinan berlangsung dalm 24 jam. (Manuaba 1998 : hal 165)

Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan

Power (tenaga)

a.

- His (kontraksi otot rahim)

- Kontraksi otot dinding perut

- Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan

- Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum

Passanger

b.

- Janin dan placenta

Passage

c.

- Jalan lahir

Proses Persalinan

Mempunyai beberapa tahap antara lain :

1. Kala I

Adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 sampai lengkap


10 cm kala

satu lamanya pada primigravida 12 jam pada multigravida 8 jam.

Fase laten : pembukaan 0-3 cm lamanya 7-8 jam

2.1.3
2.1.4

Fase selerasi : pembukaan menjadi 4 cm lamanya 2 jam

- Fase dilatasi maksimal : pembukaan 4-9 cm lamanya 2 jam

- Fase diselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali 9-10 cm

Fase-fase tersebut diatas berbeda antara primigravida dan multigravida

Primigravida

Multigravida

Serviks mendatar baru dilatasi

Servik mendatar dan membuka secara

bersamaan

Berlangsung 13-14 jam

Berlangsung 6-7 jam

Fase aktif : -

2. Kala II

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan lengkap 10 cm dan berakhir dengan


lahirnya

bayi. Kala II dikenal sebagai kala pengeluaran

a. Tanda dan gejala kala II

Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

Ibu merasakn makin meningkatkan tekanan pada anus dan atau vaginanya

-
Perinium menonjol

Vulva vagina dan spingater ani terlihat membuka

b. Diagnosa kala II dapat ditegakkan

Adanya pembukaan serviks lengkap 10 cm

Terlihat bagian-bagian kepala bayi pada introitas vagina

c. Lamanya kala II persalinan

Pada primigravida : 1,5 jam

Pada multigravida : 30 menit

3. Kala III

Kala III dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya placenta yang berlangsung
tidak lebih

dari 30 menit.

a. Fisiologi kala III persalinan

Pada kala III persalinan otot uterus berkontraksi dengan mengikuti

berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi,


penyusutan

ukuran rongga ini menyebabkan berkurangnya tempat implantasi placenta.


Karena

tempat implantasinya semakin kecil placenta tidak berubah, maka placenta akan

menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus.

b. Tanda-tanda lepasnya placenta

Perubahan pada fundus uteri


-

Tali pusat memanjang

Pengeluaran darah tiba-tiba

c. Cara-cara pelepasan plasenta

Cara Scultze

Pelepasan plasenta mulai dari pertenganhan sehingga plasenta lahir diikuti oleh

pengeluaran darah.

Cara Dunan

Pelepasan plasenta daridarah tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh

pelepasan plasenta

Bentuk kombinasi pelepasan plasenta

Terjadinya kontraksi rahim sehingga membulat, keras dan terdorong keatas

Placenta di dorong segmen bawah rahim

Tali pusat menjadi panjang

Terjadi perdarahan mendadak

Tanda-tanda placenta telah lepas

d.

Prasat krustner

- Tali pusat dikencangkan

- Tangan ditekan diatas symphisis, bila tali pusat masuk kembali berarti

placent abelum lepas

Prasat klien
- Ibu dusuruh mengejan sehingga tali pusat ikut turun/memanjang bila

mengejan dihentikandapat terjadi

Tali pusat tertarik kembali berarti placenta belum lepas

Tali psuat tetap di tempat berarti plasenta sudah lepas

Prasat stessman

Tali pusat dikencangkan dan rahim diketok-ketok, bila getarannya sampai pada
tali

pusat berarti placenta belum lepas

Prasat manuaba

Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim sedangkan tangan
kanan

memegang dan mengencangkan tali pusat, kedua tangan ditarik berlawanan


dapat

terjadi :

- Tarikan tersa berat dan tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta

belum lepas

- Tarikan terasa ringan (mudah) dan tali psuat memanjang, berarti

placent sudah lepas. (Manuaba 1998 : 183)

4. Kala IV

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam


setelahnya.

Dalam kala IV klien masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena


perdarahan yang

disebabkan atonia uteri masih mengancam maka dalam kala IV klien belum
boleh

dipindahkan ke kamar dan tidak boleh ditinggalkan oleh bidan

Hal-hal yang harus ditinggalkan oleh bidan dalam kala IV :

1. Pengawasan perdarahan post partum


2. Menjahit robekan perenium

3. Memeriksa bayi

2.1.5 Kebutuhan Pada Saat Intra Partum

1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan

- Mendampingi ibu agar merasa nyaman

- Menawakan minum, mengipasi dan memijat ibu

2. Menjaga kebersihan diri

- Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi

- Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan

3. Mengipasi dan mesase untuk menambah kenyamanan

4. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kesemasan atau ketakutan


ibu, dengan

cara :

- Menjaga privasi ibu

- Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan

- Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu

5. Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing mengedan dapat dipilih posisi


berikut :

- Jongkok

- Menungging

- Tidur miring

- Setengah duduk

Posisi tegak ada aitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan,
kurangnya

trauma vagina dan perenium dari infeksi

6. Menjaga kandung kemih tetap kosong dan dianjurkan berkemih sesering


mungkin

7. Memberikan cukup minum : memberi tenaga dan mencegah dehidrasi

2.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


2.2.1 Pengertian

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu
pasien kepada

individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan
sistematis melalui

suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

2.2.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Digunakan sebagai metode utnuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan


berdasarkan

teori ilmiah

Digunakan untuk memantau keadaan kesehatan ibu dan janin serta memastikan
kondisi

ibu dan janin sehat sehingga persalinan berjalan dengan nomal

Untuk pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang berfokus pada


klien

Langkah-Langkah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

2.2.3

2.2.3.1 Pengumpulan semua dada yang dibutuhkan utnuk menilai keadaan klien
secara

keseluruhan

2.2.3.2 Mengintepretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah

2.2.3.3 Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengatasi


penanganannya.

2.2.3.4 Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi


degan tenaga

kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

2.2.3.5 Menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional


berdasarkan keputusan

yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.

2.2.3.6 Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

2.2.3.7 Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali


manajemen proses
untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif

Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari semua data

subyektif dan data obyektif. Data subyektif adalah yang menggambarkan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa, yang


termasuk data

subyektif antara lain :

Biodata, riwayat mendstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persaliann


dan nifas

yang lalu, biopsikologis dan pengetahuan klien.

Data obyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil labolatorium dan test diagnostik lain yang
dirumuskan

dalam data fokus. Data obyektif terdiri dari pemeriksaan fisik sesuai dengan
kebutuhan

dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemerksaan khusus (inspeksi, palpasi,


perkusi dan

auskultasi) pemeriksaan penunjang (labolatorium, catatan baru dan


sebelumnya).

Langkah II :

Intepretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau maslah

berdasrkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Langkah III :

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial adan mengantisipasi

penanganannya.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi aslah potensial atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan


diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap jika diagnosa atau masalah
potensial

ini benar-benar terjadi.

Langkah IV :

Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi degan

tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan utnuk

dikonsultasikan atau ditanganoi bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai

dengan kondisi klien

Langkah V :

Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-l;angkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah

atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi

Langkah VI :

Langkah VII :

Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada

langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa

dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim

kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya

Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benat

tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di


dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang

benar dalam pelaksanaannya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Persalinan ialah serangkaian kegiatan yang berakhir dengan pengeluaran baik


yang cukup bulan

atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin
dari tubuh ibu.

Persalinan spontan ialah persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
melalui jalan lahir.

Persalinan buatan ialah persalinan di bantu dengan tenaga dari luar. Missal
ekstrasi dengan

forceps, atau dilakukan operasi section cesarea.

Persalinan anjuran ialah persalinan terjadi bila bayi sedah cukup besar untuk
hidp di luar, tetapi tidak

sedemikian besarnya menimbulkan kesulitan dalam persalinan

2.2 Pelaksanaan proses persalinan normal

Proses persalinan dibagi 4 kala :

Kala I

: kala pembukaan serviks

Kala II

: kala pengeluaran

Kala III

: kala uri

Kala IV

: hingga 2 jam setelah placenta lahir

Kala I : kala pebukaan serviks


2.2.1

Proses pembukaan servik pada ultigravida terdiri dari 2 fase :

- Kala I fase latent

Berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 4 cm his masih lama dengan


frekwensi

his jarang

Kala I fase aktif

Fase akselerasi : lamanya 2 jam dengan 2-3 cm

: lamanya 2 jam dari 4-9 cm

Fase dilatasi maksimal

Fase deselerasi : lamanya 2 jam pembukaan

Lebih dari 9 cm, sampai pembukaan lengkap pada multigravida proses ini akan

berlangsung lebih cepat.

Memimpin persalinan kala I

Menilai kondisi ibu

1. Nilai keadaan umum dan kesadaran ibu

2. Nilai tanda-tanda vital

3. Lakukan pemeriksaan tubuh secara sistematis

Melakukan pemeriksaan luar

1. Melakukan pemeriksaan leopold I-IV

2. Lakukan pemeriksaan DJJ

3. Tentukan kondisi janin, presentasi janin, menilai turunnya kepala janin, janin di
dalam

atau di luar rahim, jumlah janin, letak janin, menapsir berat janin

Tentukan His, laa kontraksi (detik), semetris, dominasi fundus, reaksi optimal,
interval

4.

dan intensitas kontraksi


Melakukan pemeriksaan dalam

1. Lakukan pemeriksaan vulva

2. Lakukan pemeriksaan VT

3. Nilai kondisi panggul dalam (promontorium, conjungtiva, diagnosis, konjugata


vera,

linea inominata, tulang sacrum dinding panggul samping spina iscidica, artus
pubis, os

cogxigis panggul patol, kesimpulan panggul dalam)

Menilai adanya tumor

Tentukan lambing foto polvik

Tetapkan diagnosa inpartu dan rencana persalinan, pantau kemajuan persalinan

normal, konsdisi ibu dan janin sesuai petunjuk patograf. Hasil pemeriksaan di

lembar patograf.

Bila kemajuan persalinan tidak normal, tentukan tindakan yang perlu dilakukan
atau rujuk

ibu ke sarana medis yang memadai.

Kala II : kala pengeluaran

1. Ibu di pimpin mengejan saat ibu terus-menerus ingin mengejan, perineum


tegang, anus

terbuka dan kepala bayi mulai kroning (kepala tampak dari luar 3-4 cm)

- Saat his ibu di minta untuk meneran dengan kekuatan penuh

- Lahirkan kepala bayi dengan cara menahan perineum dengan menggunakan


ibu jari

dengan dan 4 jari lain tangan kanan yang ditutupi kain kain duk steril dan tangan

kiri menahan kepala bayi agar tidak terjadi dilatasi maksimal, berturut-turut akan

lahir dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Bersihkan lendir di mulut dan hidung

bayi.

- Biarkan kepala bayi melakukan putar paksi luar.


- Pegang kepala bayi dengan biparietal bila ada lilitan tali pusat (tali pusat
kendor,

longgarkan dengan jari penolong. Jika tali pusat erat, klem di dua tepat lalu
potong).

- Lahirkan bahu dengan tarik curam kebawah untuk mengeluarkan bahu depan,
tarik

curam keatas untuk melahirkan bahu belakang

- Kemudian apabila bahu keluar sanggah bayi dan selusuri dengan jempol di
dada

sampai mata kaki

- Keringkan bayi dengan kain (bayi sudah keluar seluruhnya)

- Tentukan nilai apgar score

- Jepit tali pusat dengan klem 5 cm dari umbilicus, klem ke 2-3 cm dari klem 1

kemudian di lindungi dengan tangan kiri dan di potong

- Ganti kain pembungkus bayi dengan kain kering

- Susukan bayi pada ibu

Kala III : kala uri (kala pengeluaran placenta)

Berlangsung 5-15 menit setelah bayi keluar

Kosongkan kendung kemih, beri tahu ibu akan di suntik oksitosin 10 unit IM,
kemudian

lakukan PTT

Cara pengeluaran placenta sama dengan pengeluaran bayi sesuai dengan jalan
lahir, setelah

placenta tampak di depan vulva tangkap placenta dengan cermat apakah ada
selaput yang

tertinggal atau placenta yang lepas. Periksa ukuran dan berat placenta.

Periksa kontraksi uterus apabila baik akan terlihat fundus uteri keras seperti
batu.

Kala IV : hingga 2 jam setelah placenta lahir

Pemantauan 2 jam post partum meliputi kondisi umum ibu

TTV
Patologi

Ketuban pecah dini

Adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.

Manifestasi klinik

- Keluar air ketuban warna putih, keruh, kuning, hijau, atau coklat, sedikit atau
banyak.

- Dapat disertai demam bila ada infeksi

2.2.2

2.2.3

2.2.4

- Janin mudah diraba

- Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering

- Inspikulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada

Pemeriksaan penunjang

- Periksa leukosit darah > 15.000 / bila terjadi infeksi

- Tes lakmus merah berubah menjadi biru

- Amniosentesis

- USG menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang

Koplikasi

Infeksi partus, preterm, prolaps tali pusat, distosia bahu.

2.3 Penatalaksanaan

Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dan preterem dengan atau tanpa
komplikasi harus rujuk

ke rumah sakit. Pada kehamilan 33-35 minggu lakukan terapi konservatif selama
24 jam lalu induksi
persalinan. Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan. Pada kehaimlan lebih dari 36
minggu. Bila ada

his pimpin meneran dan lakkan akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada
his, lakukan induksi

persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam .

PNC

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. SDR P30003 POST PARTUM

HARI KE-1 DENGAN NIFAS FISIOLOGIS

DI BPS WINARNI MANYAR GRESIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang

dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan asuhan kebidanan


selama praktik klinik di BPS

WINARNI Manyar-Gresik.

Penyusunan asuhan kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Akademi


Kebidanan STIKES

ABI Surabaya untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.Tidak lupa kami
mengucapkan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini,terutama:

1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP. dr. DTM selaku ketua STIKES ABI Surabaya.

2. Lia Hartantai, SST selaku KAJUR Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.

Hj. Sri Mekar, SST selaku wali kelas semester V DIII Kebidanan STIKES ABI
Surabaya.
3.

4.

5.

6.

Bid. Winarni selaku pembimbing praktik di BPS WINARNI Manyar-Gresik.

Sukarnik, SST selaku pembimbing akademik Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI
Surabaya.

Dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian asuhan


kebidanan ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam


penyusunan asuhan

kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para

pembaca demi peningkatan penyusunan asuhan kebidanan selanjutnya.

Gresik,

Desember 2000

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut
puerperium. Masa

nifas (puerpurium) ada dan di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir kira-kira
6

minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum
hamil)

dalam waktu kurang lebih 3 bulan.

Di mulai dengan kehamilan, persalinan, dan di lanjutkan dengan masa nifas yang
merupakan masa

kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan akan timbul masalah dan penyulit
selama masa nifas.

Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan,


bahkan bisa

menyebabkan kematian. Dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama.

Untuk itu, pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat
perlu dilakukan

yang bertujuan untuk mencegah kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi
dini adanya komplikasi

dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan


kesehatan pada ibu dan

bayi.

Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang
terjadi pada

masa nifas tidak hanya terjadi secara fisik saja, melainkan juga psikologis atau
kejiwaan. Sehingga

pemberian edukasi tentang informasi yang berkaitan dengan masa nifas sangat
perlu diberikan pada

ibu dalam masa nifas. Setiap masa nifas dapat berkembang menjadi masalah
atau komplikasi.

Oleh karena itu, pelayanan/asuhan merupakan cara penting untuk memonitor


dan mendukung

kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan
yang ditemukan dengan
tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayinya pun
sehat.

1.2 TUJUAN

A. Tujuan umum

Agar mahasiswa mampu memahami tentang perubahan-perubahan yang terjadi


pada masa nifas dan

mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

B. Tujuan khusus

Mahasiswa mampu :

Melaksanakan pengkajian data pada ibu nifas.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

1.3 METODE PENULISAN

- Studi pustaka.

- Praktik langsung.

- Bimbingan dan konsultasi.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Halaman judul

Lembar pengesahan
Kata pengantar

Daftar isi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

1.2 Tujuan

A. Tujuan umum

B. Tujuan khusus

1.3 Metode penulisan

1.4 Sistematika penulisan

Menginterpretasi data pada ibu nifas.

Mengantisipasi masalah potensial pada ibu nifas.

Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu nifas.

Merencanakan tindakan dan rasionalisasi pada ibu nifas

Melakukan rencana tindakan pada ibu nifas.

Melaksanakan evaluasi pada ibu nifas.

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

2.2 Perubahan fisiologis pada ibu nifas

2.3 Perubahan system tubuh lainnya

2.4 Perubahan psikologis ibu nifas

2.5 Program dan kebijakan ibu nifas


2.6 Tanda-tanda bahaya ibu nifas

2.7 Kebutuhan dasar ibu masa nifas

2.8 Pengawasan akhir kala masa nifas

2.9 Konsep asuhan kebidanan

BAB III

TINJAUN PUSTAKA

3.1 Pemgkajian

3.2 Analisa masalah/Diagnosa

3.3 Diagnosa masalah potensial

3.4 Identifikasi kebutuhan segera

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IV

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

LANDASAN TEORI

BAB II

2.1 PENGERTIAN

Masa nifas adalah waktu yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.


(Prawirohardjo, 2002: 122)

Masa nifas (puerpurium) adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat
selesai

persalinan sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan .

(Depkes, RI, 2004: 176)

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat

kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu.

(Muchtar, 1998: 115)

Masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu.

(Kapita selekta jilid I, 2001: 316)

2.2 PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU NIFAS

a. Involusi uterus

Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan
relaksasi

otot-otot. Fundus uteri 3 jari di bawah pusat, selama 2 hari berikutnya besarnya
tidak seberapa

berkurang, tetapi sesudah 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada
hari ke-10 tidak

teraba lagi dari luar. Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih
kecil, cytoplasmanya

yang berlebihan di buang. Involusi di sebabkan oleh proses autoksis, zat protein
dinding rahim di

pecah, di absorbsi, dan di buang dengan air kencing.

b. Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan


besar, tidak

rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Pada permulaan nifas plasenta
mengandung pembuluh

darah besar yang yang tersumbat oleh trombos. Biasanya luka yang demikian
sembuh dengan
menjadi parut. Tetapi luka bekas plasentanya tidak meninggalkan parut. Hal ini di
sebabkan

karena luka di lepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru


di tambah

permukaan luka.

c. Perubahan pembuluh darah

Dalam kehamilan,uterus banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi


karena

setelah persalinan tidak di perlukan lagi peredaran darah yang banyak maka
arteri harus mengecil

lagi dalam masa nifas.

d. Perubahan pada servik dan vagina

Beberapa hari setelah persalian, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari,
pinggir-

pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. pada
servik terbentuk

sel-sel otot baru hipersalifasiini dan karena terakhir retraksi dari serviks, robekan
serviks manjadi

sembuh. Walaupun begitu setelah involusi selesai ostium eksternum tidak serupa
dengan

keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan
ada retak-retak dan

robekan-robakan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Vagina


yang sangat regang

waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada


minggu ke-3 pada

masa nifas rugae mulai tampak kembali.

e. Dinding perut dan peritoneum

Setelah persalinan dinding perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi
pulih

kembali dalam 6 minggu.

f. Laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobus yang terletak terpisah satu
sama

lain oleh jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini.
Acini ini

menghasilkan air susu. Tiap lobus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan
air susu, saluran

ini disebut duktus laktiferus yang memusat menuju puting susu, dimana masing-
masing bermuara.

Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan. Pada waktu

itu buah dada belum mengandung susu melainkan colostrums ysng di keluarkan
dengan memijat

areola mamae.

g. Lochea

Adalah cairan yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Lochea rubra

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik kaseosa,
lanugo, dan

mekonium selama 2 hari pasca persalinan.

Lochea sanguinolenta

Berisi darah berwarna merah kuning dan lender, hari ke 3-7 persalinan.

Lochea serosa

Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

Lochea alba

Cairan putih selama 2 minggu.

2.3 PERUBAHAN SISTEM TUBUH LAINNYA


a. Suhu badan

Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5C dari keadaan normal.
Tetapi

tidak lebih dari 39C sesudah 12 jam pertama setelah melahirkan. Umumnya
suhu badan kembali

normal, bila lebih dari 38C kemungkinan terjadi infeksi.

b. Nadi

Nadi umumnya 60-80 x/menit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi.
Bila

terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan /
penyakit jantung.

Pada nifas umumnya denyut nadi lebih labil di banding suhu badan.

c. Sistem perkemihan dan buang air besar

Miksi harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Bila kandung kemih penuh dapat

dilakukan kateterisasi untuk mengistirahatkan kandung kencing sehingga


kelancaran kedua sistem

tersebut berlangsung dengan baik, BAB harus dilakukan setelah 2 hari PP.

d. Sistem musculoskeletal

Terjadi penuruna tonus otot secara bertahap.

Kelainan bayi sering menimbulkan trauma musculo pubococygealdan sfingter


mayor

pubis.

Pada 24 jam PP terjadi nyeri, lemah pada kaki karena ketegangan otot dan
penggunan

tenaga.

e. Sistem karsiovaskuler
Secara bertahap akan kembali normal karena cardiac output setelah 2-9 hari
akan kembali

seperti sebelum hamil.

Setelah 1 minggu PP volume darah akan kembali stabil.

2.4 PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU NIFAS

Peran sebagai ibu

Teori Reva Rubin

Penekanan teori Rubin pada pencapain peran ibu. Seorang ibu / wanita
membutuhkan proses

belajar melalui serangkaian aktivitas berupa latihan-latihan. Pencapain peran ibu


di mulai

selama hamil sampai 6 bulan setelah persalinan.

Teori Ramonat T Marcer

Penekanan pada stress ante partum dan pencapaian peran ibu. Menjadi seorang
ibu berarti

memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan pengenalan yang


lengkap

tentang diri sendiri. Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan peran ibu:

1. Antisipatori

Yaitu masa sebelum menjadi ibu, penyesuaian social dan psikologi terhadap
peran
barunya dengan mempelajari apa yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.

2. Formal

Yaitu dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu.

3. Informal

Yaitu ibu mampu menemukan jalan yang baik untuk melaksanakan peran
seorang ibu.

4. Personal

Yaitu wanita yang telah mahir dalam melaksanakan perannya.

Teori Jean Ball

Penekanan pada agar ibu mampu melaksanakan tugas sebagai ibu baik fisik dan
psikologis.

Factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan teori ini terbentuk 3 element:

1. Pelayanan maternitas.

2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga.

3. support terhadap kepribadian wanita.

Bounding dan Attachment

1. Menurut Nelson

Bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik, fisik antara orang tua dan bayi

segera setelah lahir.

Attachment : ikatan efektif yang terjadi diantara individu (pencurahan perhatian,

hubungan emosi, dan fisik yang akrab).

2. Benner dan Brown (1989)

Bounding : terjadinya hubungan orang tua dan bayi sejak awal kehidupan.

Attachment : pencurahan kasih sayang diantara individu.


2.5 PROGRAM KEBIJAKAN TEKNIS

Paling sedikit 4x kunjngan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi
dan

untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah.

Kunjungan

Waktu

Tujuan

6-8 jam setelah

Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

1.

persalinan

Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk

2.

bila perdarahan berlanjut.

3. Memberikan konseling pada ibu / salah satu anggota

keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri.

6 hari setelah

persalinan

4
2 minggu setelah

persalinan

6 minggu setelah

persalinan

4. Pemberian ASI awal.

5. Melakukan hubungan antara ibu dan BBL

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermi.

Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada

perdarahan abnormall, dan tidak ada bau.

Mwnilai adanya tanda-tanda demam, infeksi,

perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.

Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan,

dan istirahat.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan

pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap

hangat, dan merawat bayi sehari-hari.

Sama seperti kunjungan ke-2

1.
2.

3.

4.

5.

1.

2. Menenyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu

dan bayi alami.

1. Memberikan konseling untuk program KB secara dini.

2.6 TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS

a. Perdarahan pervaginam banyak dan menggumpal

Kurang dari 24 jam PP, penyebabnya:

1. Sisa uri.

2. Kontraksi lemah / inertia uteri.

3. Perdarahan karena luka jalan lahir.

Lebih dari 24 jam PP, penyebabnya adalh sisa uri.

b. Loche berbau

Kemungkinan penyebabnya adalah : koprostatis (lochea yang tertimbun pada


vagina).

c. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, and terasa nyeri


Bendungan payudara

1. Suhu tidak lebih dari 38C.

2. Terjadi dalam minggu-minggu pertama PP.

Mastitis

1. Suhu lebih dari 385C.

2. Terjadi pada minggu ke-2 PP

3. Bengkak, keras, kemerahan, nyeri tekan.

d. Kaki teras sakit, merah, dan bengkak

Kemungkinan penyebabnya adalah tromboplebitis femuralis.

e. Demam

Kemungkinan penyebabnya adalah :

Febris puerpuralis.

Mastitis.

Flegmasia Alba Dollens.

Rasa sakit waktu BAK, kemungkinan penyebabnya adalah sistitis

f.

Gejala : - Waktu BAK terasa sakit.

- Pada daerah atas symphisis ada nyeri tekan.

g. Rasa sangat sedih atau tidak mampu mengsuh sendiri bayinya.

h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.


i. Nyeri kepala yang terus-menerus.

2.7 KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS

a. Istirahat.

Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang


berlebihan.

Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan.

Menyarankan ibu untuk tidur siang.

Kurang istirahat dapat mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :

1. Mengurangi jumlah ASI yang di produksi.

2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.

3. Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.

b. Personal hygiene.

Menganjurkan ibu menjaga kebersihan seluruh tubuh.

Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan


air.

Menyarankan ibu untuk ganti pembalut minimal 2 x/hari.

Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah

-
membersihkan daerah genetalia.

Nasehati ibu untuk dari setiap kali BAB atau BAK.

Jika ibu mempunyai luka episiotomi / laserasi sarankan ibu untuk menghindari

menyentuh daerah luka.

c. Nutrisi.

Konsumsi 500 kalori / hari.

Makan dengan gizi seimbang untuk dapat protein, vitamin, dan mineral yang
cukup.

Minum air putih 3 liter/hari.

Minum pil penambah darah selama 40 hari pasca persalinan.

Perawatan payudara.

d.

- Menjaga payudara tetap bersih dan kering.

- Memakai BH yang menopang.

- Bila puting susu lecet, oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu

setiap kali selesai menyusui.

- Bila lecet berat istirahat 24 jam, ASI dikeluarkan dan di minumkan

dengan memakai sendok.

- Bila payudara bengkak akibat bendungan ASI, kompres payudara dengan

basah dan hangat 5-10 menit.

e. Hubungan seksual.

Secara fisik aman untuk berhubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu
dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti

dan tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk melakukan hubungan


suami istri kapan

saja ibu siap.

f. Keluarga berencana.

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu


hamil

kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana


mereka ingin

merencanakan kehamilannya. Namun petugas kesehatan dapat membantu


merencanakan dengan

mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak


diinginkann biasanya

wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi


haidnya selama

meneteki. Oleh karena itu, metode amenorhea laktasi dapat dipakai sebelum
haid pertama kembali

untuk mencegah terjadinya kehamilan baru.

2.8 PENGAWASAN AKHIR KALA NIFAS

Pemeriksaan akhir kala nifas (post partum) sangat penting karena dapat
digunakan untuk melakukan

pmeriksaan khusus sebagai berikut :

a. Melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencari kemungkinan kelainan


sitologi sel servik / sel

endometrium.

Menilai seberapa jauh involusi uteri.

b.

c. Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai perlukaan post


partum.

d. Mempersiapkan untuk menggunakan metode KB.


2.9 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

Asuhan kebidanan adalah bahan yang diberikan oleh bidan kepada klien yang

penatalaksanaannya dilakukan dengan cara :

a. Bertahap dan sistematis.

b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY 1997

1. Pengertian

Proses pemecahan masalah.

Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan


berdasarkan

teori ilmiah.

Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkain atau tahapan yang logis.

Untuk pengambilan suatu keputusan.

Yang berfokus pada klien.

Langkah-langkah

2.

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien


secara

keseluruhan.

Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.

II.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.

III.

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi


dengan tenaga

kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.

Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional


berdasarkan

V.

keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.

VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali


manajemen proses

untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

I.

BBL

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi dalam
periode

neonatal. Oleh karena itu upaya penelitian kesehatan bayi dimulai dari
pemenuhan primer sejak

dalam kandungan, kurang baiknya penanganan BBL akan menyebabkan


kelainan-kelainan yang
dapat berakibat fatal bagi bayi misalnya hipotermi pada BBL yang selanjutnya
menyebabkan

hipotisemia dan hipoglikemia. Dan yang tak kurang pentingnya adalah


pencegahan terhadap infeksi

yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu memotong tali pusat.

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal adalah


periode yang

paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya,
terutama pada bayi yang

beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI yang
mencukupi untuk

membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan angka kematian bayi
manajemen yang baik

pada waktu masih dalam kandungan selama persalinan, segera sesudah


melahirkan dan

pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan


bayi yang sehat.

Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah penulis mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan bayi


penulis

melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan menerapkan


manajemen

kebidanan Varney selama praktek di lapangan.

2. Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian (pengumpulan data)

2. Mengidentifikasi masalah/diagnosa

3. Mengantisipasi masalah potensial

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

B.
5. Intervensi dan rasionalisasi

6. Implementasi

7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang dilakukan

C.

Metode Penulisan

Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi.

Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan masalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

C. Metode Penulisan

D. Sistematika Penulisan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

B. Ciri-ciri bayi normal

C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir

D. Pemberian Nutrisi Pada Bayi

E. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir

F. Konsep Asuhan Kebidanan


BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengumpulan Data

II. Identifikasi Masalah/Diagnosa

III. Masalah Potensial

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

V. Intervensi

VI. Evaluasi

BAB IV

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

D.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan
berat lahir

2.500 gram sampai 4000 gram.

(Sinopsis Obstetri, EGC. Jakarta)

A.

B.

Ciri-ciri Bayi Normal

1. BB 2500-4000 gram
2. PB 48-52 cm

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

C.

1.

2.

3.

b.

c.
4.

5.

Lingkar dada 30-38 cm

Lingkar kepala 23-35 cm

Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian menurun


sampai 120-140

x/menit

Pernapasan pada menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian menurun setelah


tenang 40x/

menit

Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan
diliputi

vernik caseosa.

Rambut kepala biasanya telah sempurna

Kuku agak panjang atau melewati jari-jari

Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan),
testis sudah

turun (pada anak laki-laki).

Reflek hisap dan menelan baik

Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
memeluk.

Reflek menggenggam sudah baik.

Eliminasi baik urine dan meconium akan keluar 24 jam pertama, meconium
berwarna hitam

kecoklatan.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir

Perubahan metabolisme karbohidrat

Perubahan suhu tubuh


Ketika bayi lahir berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim
ibu. Apabila

bayi dibiarkan dalam suhu 25C, maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi

dan evaporasi sebanyak 200 kkal/kg BB/menit, sedangkan produksi panas yang
dihasilkan

tubuh bayi hanya 1/10nya, sehingga menyebabkan suhu tubuh turun, akibat
suhu yang rendah

metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat.

Perubahan Pernapasan

- Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pernapasan gas melalui placenta.
Setelah

bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.

Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah :

a. Tekanan metabolime dan torak sewaktu melalui jalan lahir.

Penurunan O2 dan kenaikan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak


disinus karotis.

Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan pernapasan.

Perubahan sirkulasi

Dengan perkembangan paru mengakibatkan tekanan O2 naik dan tekanan CO2


menurun,

sehingga menurunkan resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah


meningkat. Hal

ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus
arteriosus

menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilicalis kemudian tali pusat
dipotong aliran

darah dari placenta melalui vena cava inferior dan foramen ovale atrium kiri
terhenti, sirkulasi

janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.

Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal, alat lainnya mulai berfungsi

Setelah anak lahir harus segera mendapat perawatan dan pengawasan agar
tidak terjadi
kelainan-kelainan. Adapun perawatan dan pengawasan bayi meliputi :

a. menghisap lendir

b. Memotong tali pusat

c. Menetesi / memberi salep mata

d. Memberi injeksi Vit K.

e. Mengukur panjang badan dan menimbang berat badan bayi

f. Mengukur lila (lingkar lengan atas), LD (lingkar dada), LK (lingkar kepala)

g. Mengukur suhu tubuh

h. Memandikan setelah 6 jam PP.

Hal-hal yang diwaspadai pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan metode
APGAR. Aspek-

aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan dicatat ialah :

Skor

Tanda

1. Appereance/ warna

kulit

2. Pulse /

bunyi jantung

3. Grimace / refleks

4. Activity / aktivitas

5. Respiratory effart

Seluruh tubuh biru/

putih
Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Badan merah, kaki dan Seluruh tubuh

tangan biru

kemerah-merahan

< 100

> 100

Perubahan mimik

Bersin, batuk menangis

kuat

Ekstremitas sedikit

Gerakan aktif

fleksi

ekstremitas fleksi

Lambat, tidak teratur

Menangis keras atau

atau lambat

kuat
(Obstetri Fisiologi, UNPAD, 1983)

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

D.

1.

2.

E.

1.

2.

3.

4.
5.

6.

7.

Dalam merawat bayi kebutuhan yang harus dipenuhi antara lain:

Kebutuhan rasa hangat

Makanan pokok yaitu ASI

Cairan

Istirahat dan tidur

Udara yang bersih

Latihan gerak badan

Kasih sayang ibu

Perlindungan

Kebersihan dan sterilisasi

Kebutuhan diatas bersifat terus menerus selama pertumbuhan dan


perkembangan bayi.

Pemberian Nutrisi Pada Bayi

Kebutuhan energi (kalori)

110-120 kkal/kg BB selama beberapa bulan pertama kehidupan.

100 kkal/kg BB pada waktu ia mencapai usia 1 tahun.

Kebutuhan cairan

Hari I : 60 cc/kg BB/hari

Hari II : 90 cc/kg BB/hari

Hari III : 120 cc/kg BB/hari

Hari IV : 150 cc/kg BB/hari

Frekuensi pemberian cairan tergantung pada berat badan bayi :


Berat badan < 1.250 gr : 24 x/hari tiap 1 jam

Berat badan 1.250 gr - < 2.000 gr : 12 x/hari tiap 2 jam

Berat badan > 2000 gr = 8x/hari tiap 3 jam

Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir

Membersihkan jalan nafas sekaligus menilai APGAR score menit pertama dengan
cara

menghisap lendir bayi dari mulut dan hidung dengan memutar, jangan lakukan
terus menerus

tetapi beri kesempatan pada bayi untuk bernafas. Lakukan penghisapan hingga
bayi menangis

keras.

Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain halus.

Memotong dan mengikat tali pusat dengan dibungkus kasa steril (perhatikan
teknik aseptik

dan antiseptik)

Memperhatikan suhu tubuh bayi dengan dibungkus kain hangat dan tidak
memandikan bayi

terlebih dahulu.

Mendekatkan bayi ke ibu dan menetekkan segera setelah lahir

Membersihkan daerah muka, tangan, lipatan, ketiak, dada, punggung, kaki


dengan kapas yang

diberi baby oil (setiap kali usapan kapas harus diganti).

Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan
menggunakan

salep eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%. Untuk pencegahan penyakit mata
karena

klamedia (penyakit menular seksual).

Memberikan injeksi Vit. K.


8.

F.

Konsep Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu
pasien atau

klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:

Bertahap dan sistematis

Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

* Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997

1. Pengertian

Proses pemecahan masalah

Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan


berdasarkan

teori ilmiah

Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis

Untuk pengambilan suatu keputusan

Yang berfokus pada klien

2. Langkah-langkah

I. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara


keseluruhan

II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah.

III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi


penanganannya

IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi


dengan tenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.

V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional


berdasarkan keputusan

yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.

VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.

VII.

Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali


manajemen proses

untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

ANAK SAKIT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Panas tinggi atau demamdapat terjadi pada semua tingkatan umur,dari yang
bayi hingga orang lanjut usia

sekalipun.Hal ini tidak lepas dari berbagai kemungkinan masuknya bibit penyakit

kedalam tubuh.Sebab demam pada dasarnya merupakan proses alamiah yang


timbul

akibat perlawanan tubuh terhadap masuknya bibit penyakit.Namun demam pada


bayi

atau anak balita merupakan kasus yang tidak dapat diabaikan begitu
saja,dibutuhkan

perlawanan dan penanganan tersendiri yang sangat jauh berbeda bila


dibandingkan

dengan orang dewasa.

Perlakuan dan penanganan yang salah,lambat,dan tidak tepat akan


mengakibatkan

terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita,bahkan dapat


membahayakan
jiwanya.Karena itu,pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan demam pada
balita wajib dikuasai

dengan baik oleh para orang tua.

1.2 TUJUAN

A. Tujuan umum

Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada anak sakit demam yang
menggunakan

pendekatan manajemen Heler Varney,serta mendapatkan pelayanan yang nyata.

B. Tujuan khusus

Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada anak demam

1.

Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada anak demam

Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak demam

Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada anak demam

Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi


dan

intervensi pada anak demam

Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien anak


demam

6.

Mahasiswa mampu mengevaluasi pada anak demam

7.

2.

3.

4.
5.

1.3 RUANG LINGKUP

Asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dari tempat


pendidikan,dan

tempat praktik yang ditujukan adalah BPS WINARNI Manyar-Gresik.

1.4 METODE PENULISAN

1. Sesuai kepustakaan

Penulis mempelajari dan memahami KB IUD dengan membaca literature

2. Praktik langsung

Memberikan asuhan kebidanan pada klien dan melakukan pendekatan pada klien

3. Bimbingan dan asuhan kebidanan

Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing, baik pembimbing praktik


maupun pembimbing

pendidikan

1.1 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistemetika penulisan ini adlah sebagai berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang dalam penulisan,
serta

sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang anak dengan demam dan
tindakan yang

dilakukan.

BAB III : TINJAUN KASUS


Dalam bab ini dilakukan asuhan kebidanan pada anak dengan demam.

BAB II

TINAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR DEMAM

Pengertian

A.

Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari
pada

biasanya atau diatas suhu normal.

(Widjaja,2001:1)

Demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan
perlawanan terhadap

beragam penyakit yang masuk atau berada di dalam tubuh.

(Widjaja,2001:1)

Demam adalah panas badan (suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya karena
sakit).

(Ahmad,2003:43)

Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik ambang
regulasi

panas hipotalamus.

(IKA Nelson,1999)

B.

Etiologi
Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak balita mengalami
demam.

Biasanya setiap penyebab demam menimbulkan gejala yang berbeda-


beda,namun pada

umumnya demam yang di derita anak balita diikuti dengan perubahan sifat dan
sikap:

Menurunnya gairah bermain

Lesu

Pandangan mata meredup

Rewel

Cengeng atau sering menangis

Cenderung bermalas-malasan

Kategori demam

C.

Secara garis besar ada 2 kategori demam yang seringkali diderita oleh anak
balita:

Demam non infeksi

a.

Demam non infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masuknya bibit
penyakit

kedalam tubuh.

Dmeam ini timbul karena adanya kelainan pada tubuh yang dibawa sejak lahir
dan tidak

ditangani dengan baik.

Contoh:

Demam yang disebabkan oleh adanya kelainan degeneratif atau kelainan


bawaan pada
jantung.

Demam karena stress

Demam yang disebabkan oleh adanya penyakit berat,misalnya:leukemia atau


kanker

darah.

Demam infeksi

b.

Demam infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masuknya

pathogen,misalnya:kuman,bakteri,virus,atau barang kecil lainnya kedalam


tubuh.

Bakteri,kuman,atau virus dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui:

Melalui makanan

Udara

Sentuhan tubuh

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan infeksi dan akhirnya


mengakibatkan demam

pada anak balita,antara lain:

Tetanus

Mumps atau parotitis epidemic

Morbili atau Measles atau Rubella

Demam berdarah

TBC

Batuk rejan

Kejang-kejang karena demam

D.
Kejang demam/stuip/step adalah suatu kondisi saat tubuh anak sudah tidak
dapat menahan

serangan demam pada suhu tertentu.

Tanda kejang demam:

Wajah membiru

Lengan dan kaki tersentak-sentak

Akibat yang timbul:

Gerakan mulut dan lidah yang tidak terkontrol dan dapat menyumbat saluran
pernapasan.

Penundaan pertumbuhan jaringan otak dapat menyumbat saluran pernapasan.

Penundaan pertumbuhan jaringan otak dapat menjadikan anak balita menjadi


idiot atau

memiliki tingkat kecerdasan jauh dibawah rata-rata.

Penanganan kejang demam pada balita dibawah usia 6 bulan:

Telungkupkan dan palingkan wajahnya ke samping.

Ganjal perutnya dengan bantal agar tidak teersedak.

Lepaskan seluruh pakaiannya dan basahi tubuhnya dengan air hangat.

Bila anak balita muntah,bersihkanlah mulutnya dengan jari.

Walaupun anak balita telah pulih kondisinya,sebaiknya tetap dibawa ke dokter


agar dapat

ditangani lebih lanjut.

Jangan mengabaikan gejala demam dengan tidak membawanya ke dokter.

Penanganan kejang demam pada balita usia lebih dari 6 bulan:

Tindakan dan prosedur yang harus dilakukan pada dasarnya sama dengan anak
balita yang

berusia dibawah 6 bulan.Perbedaannya pada tindakan yang ditujukan pada


mulut anak balita

yaitu harus di ganjal dengan sendok yang sudah di bungkus perban,tujuannya


agar lidah tidak

tergigit atau saluran pernapasannya tidak tersumbat.


Merawat balita yang menderita demam

E.

Mengompres.

Pemberian obat penurun panas.

Memberikan minum lebih banyak dari pada biasanya.

Istirahat yang cukup

Jagalah kesegaran udara di kamarnya.

Pakaikan balita dengan pakaian yang mudah menyerap keringat.

2.2 KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

A. Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh


bidan kepada klien

yang mempunyai kebutuhan/permasalahan,khususnya dalam bidang BKIA/KB.

B. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakakn


sebagai metode

untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori


ilmiah,penemuan-

penemuan,keterampilan,dan rangkain atau tahapan yang logis untuk


pengambilan keputusan yang

berfokus pada klien.

C. Langkah-langkah asuhan kebidanan.

1.

Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah


berikutnya,sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menetukan proses
interpretasi yang

benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus
meliputi data

subyektif,obyektif,dan hasil pemeriksaan.

a. Data Subyektif

Identitas: nama,anak,umur,tanggal lahir,jenis kelamin,status anak,serta identitas

ibu dan ayah.

Alas an kunjungan / keluhan utama.

Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu.

Riwayat kesehatan: riwayat kesehatan sekarang dan riwayat penyakit keluarga.

Pola kebiasaan anak

Pola nutrisi,pola eliminasi,aktivitas,pola tidur,pola hubungan,dan peran pola

kepercayaan

b. Data Obyektif

Pemeriksaan umum:keadan umum,kesadaran,TTV,BB,TB,lingkar kepala.

Pemeriksaan

fisik:kepala,muka,mata,hidung,telinga,mulut,leher,dada,perut,lipatan

paha,genitalia,punggung,anus,ekstrimitas atas dan bawah.

Menginterpretasikan data untuk meningkatkan diagnosa atau masalah.

2.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Mengidentifikasikan diagnosa/masalah potensial.

3.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan

diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan


antisipasi,bila

memungkinkan dilakukan pencegahan.

Menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk di
konsultasikan

4.

atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.

Menyusun rencana asuhan menyeluruh.

5.

Mengumpulkan data.

Dalam langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh oleh langkah-langkah

sebelumnya,langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah


atau diagnosa

yang telah diidentifikasi / diantisipasi.

Implementasi.

6.

Pada langkah ke enam ini asuhan rebcana menyeluruh seperti yang telah di
uraikan pada

langkah ke lima dilaksanakan secara efisien dan aman.


Evaluasi.

7.

Pada langkah ke tujuh ini dilaksanakan evaluasi keefektifan darei asuhan yang
sudah

diberikan,meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah yang benar-


benar terpenuhi.

Sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasikan di dalam


diagnosa dan

masalah.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan
perlawanan

terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada didalam tubuh. Panas
tinggi atau demam adalah

suatu kondisi suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya atau diatas suhu
normal. Banyak sekali faktor

yang dapat menyebabkan demam,biasanya setiap penyebab demam dapat


menimbulkan gajala yang

berbeda-beda. Namun pada umumnya demam yang diderita anak balita di ikuti
perubahan sikap dan

sifat.

Perlakuan dan penanganan yang salah,lambat,dan tidak tepat akan


mengakibatkan

terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita,bahkan dapat


membahayakan keselamatan

jiwanya. Karena itu,pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan demam pada


balita wajib di awasi

dengan baik oleh para orang tua.

4.2 SARAN
Bagi klien

a.

Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada anak sakit,maka


diperlukan

kerjasama yang baik dengan ibu dan klien untuk memecahkan masalah.

Bagi petugas

b.

Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran


bidan dalam

tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan kebidanan pada anak sakit.

Bagi pendidikan

c.

Untuk memperhatikan penulisan,agar tersusun sebuah tugas atau makalah yang


baik dan benar.

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI A UMUR 10 BULAN DENGAN DIARE

DI PUSKESMAS KEDURUS

SURABAYA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada
bayi dan anak di

Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu


penduduk setahunnya. Dengan

upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di rumah sakit dapat
ditekan menjadi kurang dari

3%.

(Ika, 1998 hal


283)

Diare merupakan plesetan dan bahasa kedokteran, diarrhoe. Hingga kini diare
menjadi child

killer (pembunuh anak-anak) peringkat pertama di Indonesia. Menurut survei


kesehatan Rumah Tangga,

Departemen Kesehatan RI tahun 1996, 12% penyebab kematian adalah diare.


Disebutkan, akibat diare, dari

1.000 bayi, 70 bayi meninggal dunia sebelum merayakan ulang tahunnya yang
pertama. Statistik

menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk Indonesia,


dan dari 2/3 nya adalah

balita dengan korban sekitar 600.000 jiwa.

(MC Widjaja, 2002, hal 1)

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek lapangan di puskesmas diharapkan mahasiswa


dapat

memberikan asuhan kebidanan pada anak dengan diare.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data

2. Memberikan analisa data untuk menentukan diagnosa

3. Mengidentifikasi diagnosa potensial

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa

6. Melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat

7. Mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Diare

2.1.1.

2.1.2.

Pengertian Diare

Diare adalah buang air encer lebih dari empat kali sehari, baik disertai lendir dan
darah

maupun tidak

(MC Widjaja, 2002, hal 1)

Menurut Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak


normal

dan cair. Di bagian ilmu kesehatan anak FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai
buang air

besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang
air besar

sudah lebih dari 4 kali, perhari, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan
dan anak,

bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.

(Ika, 1998, hal 283)

Penyebab

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral yaitu infekti saluran pencernaan yang merupakan penyebab


utama

diare pada anak.

Infeksi enteral ini meliputi :

- Infeksi bakteri : E coli, salmonella, shigella, vibria cholerae

- Infeksi virus : entervirus dan adenovirus


- Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (trichomonas hominis), jamur

(candida algicans)

Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti
:

b.

Tonsilofaringitis (radang tonsil), radang tenggorokan. Keadaan ini terutama

terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat (disakarida, monosakarida)

Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan

diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah

perut.

b. Malabsorbsi lemak

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan


kelenjar

lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorbsi usus. Jika tidak
ada

lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah

tinja mengandung lemak.

2.1.3.

2.1.4.

2.1.5.

c. Metabolisme protein

3. Faktor makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,


beracun,
mentah (sayuran), dan kurang matang.

4. Faktor psikologis

Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat

menyebabkan diare kronis.

Jenis Diare

1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu. Penyebabnya sebagai


berikut :

a. gangguan jasad renik / bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah
melewati

berbagai rintangan asam lambung.

b. Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus.

c. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri.

d. Kelebihan cairan usus akibat racun.

2. Diare kronis atau menahun atau presisten.

Pada diare kronis kejadiannya lebih kompleks. Diare kronis atau menetap yang

berakhir 14 hari atau lebih lama karena :

a. Gangguan bakteri jamur dan parasit

b. Malabsorbsi kalori dan lemak

c. Gejala-gejala sisa karena cedera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi
akut.

Patofisiologis

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya


gangguan

keseimbangan asam basa.

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan.

3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah.

Gejala

1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan pun meninggi.

2. Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.

3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.

4. Anus lecet

5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.

6. Muntah sebelum dan sesudah diare.

7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

8. Dehidrasi (kekurangan cairan)

2.2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan
kepada klien yang

mempunyai kebutuhan / permasalahan khususnya dalam bidang persalinan.

2.2.1.

Mengumpulkan Data yang Dibutuhkan

2.2.1.1. Data subyektif

1. Identitas

2. Keluhan utama / alasan kunjungan

Anak buang air benar berapa kali perhari dan encer ya atau tidak

3. Riwayat penyakit sekarang atau yang pernah diderita

4. Riwayat penyakit keluarga

5. Pola aktivitas sehari-hari


2.2.1.2. Dara obyektif

1. Pemeriksaan umur

Keadaan umum, TTV, BB

2. Pemeriksaan fisik

2.2.2.

2.2.3.

2.2.4.

2.2.5.

2.2.6.

2.2.7.

Menginterpretasikan Data yang Mengidentifikasi Diagnosa / Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa / masalah berdasarkan


interpretasi yang

benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Mengidetifikasi Diagnosa / Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini


membutuhkan

antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

Menetapkan Kebutuhan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau

ditanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi
klien.

Menyusun Asuhan yang Menyeluruh

Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh


langkah-langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah


atau

diagnosa yang telah diidentifikasikan dan diantisipasi.

Implementasi

Pada langkah ini rencanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada ke-5

dilaksanakan secara efisien dan aman.

Evaluasi

Keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan


akan

bantuan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian

A. Data Subyetif

1. Identitas

Nama anak

Umur anak

Jenis kelamin
No. Reg

Nama Ibu

Umur

Suku / bangsa

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

: By A

: 10 bulan

: Perempuan

: Ny. M

: 24 tahun

: Jawa / Indonesia

: Islam

: SMA

: Swasta

: Kebraon

RTII/RW10 Sby

Nama ayah

Umur

Suku / Bangsa

Agama

Pendidikan
Pekerjaan

Alamat

: Tn. S

: 23 tahun

: Jawa / Indonesia

: Islam

: SMA

: swasta

: Kebraon

RTII/RW10 Sby

2. Keluhan utama / Alasan kunjungan

Ibu mengatakan anak berak encer lebih dari 4 kali dalam sehari sudah
berlangsung selama

1 hari.

3. Riwayat penyakit sekarang atau yang pernah diderita

Ibu mengatakan anak tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit
diabetes, asma,

jantung.

4. Riwayat Penyakit keluarga

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
seperti

diabetes, asma, jantung, hipertensi dan tidak ada keturunan kembar.

5. Pola aktivitas sehari-hari

a. Pola nutrisi

Ibu klien mengatakan anak makan 3 kali / hari, dengan porsi sedang (nasi, lauk,
sayur)

dan masih minum ASI serta minum susu formula.


b. Pola aktivitas

Ibu klien mengatakan aktivitas anaknya sedang belajar berdiri

c. Pola eliminasi

Ibu mengatakan bahwa sebelum sakit anak BAB 1-2 x / hari konsistensi lunak
dan

BAK 4-5 x / hari.

Pada saat sakit anak BAB 4 x / hari konsistensi encer dan BAK 4-5x / hari.

d. Pola istirahat

Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang + 1-2 jam / hari dan tidur malam +
8-9 jam

/ hari.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umur

a. Keadaan umm : baik

365 0C

b. Suhu

32 x / menit

c. Pernafasan

BB

9 kg

d.

2. Pemeriksaan fisik

: Bersih

a. Kepala

Mata

:
Simetris, tidak incterus

b.

Simetris

c. Telinga

tidak ada stomatitis

d. Mulut

Hidung

Bersih

e.

Tidak ada pembesaran vena jugularis

f. Leher

Dada

Simetris

g.

Ekstrimitas

Normal, Simetris, lengkap

h.

Normal

i. Genetalia

Interpretasi Data / Diagnosa

3.2.
DX

: Bayi umur 10 bulan dengan diare

DS

: Ibu mengatakan anaknya berak encer 4 kali dalam sehari dan sudah
berlangsung

selama 1 hari

DO

: Keadaan umum : baik

S : 365 0C

HR : 32X / menit

BB : 9 kg

3.3. Antisipasi Masalah Potensial

Potensial terjadi dehidrasi

3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera

Tidak ada

3.5. Intervensi

Hari / Tanggal : Senin, 12 Maret 2007

1. Lakukan pendekatan teraupetik pada klien dan ibu

R : Menjalin kerjasama antara klien dengan petugas kesehatan

2. Observasi KU dan TTV

R : deteksi dini adanya komplikasi


3. Berikan HE tentang

Kebersihan lingkungan

- Personal Hygiene

Nutrisi

- Istirahat

R : Diharapkan anak mendapatkan nutrisi, yang baik serta dapat terhindar dari
diare

4. Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan therapy

R : Untuk mendapatkan hasil yang optimal.

5. Anjurkan kepada ibu untuk memberi minum yang banyak

R : diharapkan terhindar dari dehidrasi

Implementasi

3.6.

1. Melakukan pendekatan teraupetik pada ibu

2. Obervasi KU dan TTV

BB : 9 kg

3. S : 365 0C

HR : 32 x / menit

4. Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan therapy

- Oralit 2 x bungkus

- Cotrim 450 mg / hari (2 x 225 mg)

5. Menganjurkan kepada ibu untuk memberi minum yang banyak.

3.7. Evaluasi

O
Jam : 08.00

: Ibu mengatakan sudah mengerti apa yang dijelaskan oleh petugas

: Ku bayi : baik

TTV : S : 365 0C

HR : 32 x / menit

BB : 9 kg

: Bayi umur 10 bulan dengan diare

: Rencana dilanjutkan

ANAK SEHAT

ASUHAN KEBIDANAN

PADA An. N UMUR 25 HARI

DENGAN IMUNISASI BCG

DI BPS WINARNI MANYA - GRESIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di indonesia program imunisasi sudah terorganisasi sejak tahun 1956 yang di


laksanakan di pulau jawa

untuk mencegah penyakit cacar, dewasa ini angka kesakitan dan kematian bayi
dan
anak-anak cukup tinggi akibat serangan menular padahal penyakit-penyakit ini
dapat

di cegah dengan pemberian imunisasi, maka bayi akan mendapat kekebalan dan
daya

tahan tubuh yang meningkat. Kekebalan di bagi menjadi 2, yaitu kekebalan aktif

dan kekebalan pasif.kekebalan aktif adalah kekebalan yang oleh bayi yang
pernah

mendapat serangan penyakit dan secara alamiah tubuh memebentuk antibody.

Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang di dapat oleh bayi / anak
yang di beri zat, dan pada

saat masih di dalam kandungan ia juga mendapat zat antibody dari ibunya
melalui

plasenta.

1.1 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah penulis mempelajari tentang asuhan kebidanan untuk imunisasi BCG,


maka

diharapkan penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan tersebut selama


praktik di lapangan.

1.2.2 Tujuan Khusus

8. Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada klien akseptor KB.

9. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada akseptor KB.

Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada akseptor KB.

10.

Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada akseptor KB.

11.

Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi


dan

12.

intervensi pada klien akseptor KB.

Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien akseptor


KB.
13.

Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien akseptor KB.

14.

1.3 MANFAAT PENELITIAN

1.3.1 Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi secara dini permasalahan serta


melakukan

pemeriksaan / pencegahan dan tindakan dengan memberikan perawatan dan


rujukan.

1.3.2 Bagi Klien

Agar klien mengetahui dan memahami perubahan dan masalah yang akan
terjadi.

1.3.3 Bagi Pendidikan

Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa Akademi Kebidanan dalam hal


yang

berhubungan dengan imunisasi.

1.4 PELAKSANAAN

Pelaksanaan praktik lapangan dilakukan pada tanggal 10 Desember 29


Desember 2007 di BPS

WINARNI Manyar Gresik.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR IMUNISASI

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit.

Imunisasi adalah sengaja memasukkan vaksin dan mikroba hidup yang sudah
dilemahkan.

(Mencegah dan Mengatasi Demam pada balita : 25)


2.2 TUJUAN

- Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat
membahayakan bagi ibu dan

anak.

- Memberikan kekebalan pada tubuh bayi dan anak terhadap penyakit seperti :
Dipteri, Polio, TBC,

Tetanus, Pertusis, Campak, dll.

2.3 MACAM-MACAM IMUNISASI

Kekebalan aktif

a.

Alamiah : kekebalan yang terbentuk secara aktif oleh tubuh sendiri setelah
sembuh dari sakit

Buatan : tubuh akan membuat kekebalan setelah memperoleh vaksin

Imunisasi pasif terjadi melalui perpindahan antibody transplasenta pada janin,


yang

b.

memberikan proteksi terhadap beberapa penyakit selama 3-6 bulan pertama


kehidupan

Kekebalan pasif

Alamiah : kekebalan yang terbentuk sejak lahir yang diperoleh dari ibunya
semenjak dalam

kandungan secara transparan

(kekebalan ini tidak belangsung lama selama < 5 bulan setelah anak lahir)

Buatan : kekebalan yang diperoleh setelah mendapatkan zat kebal berasal dari
sinum, ATS /

ADS
Prinsip dasar imunisai

1. Pada dasarnya tubuh akan menolaj antigen (kuman, bakteri, virus, parasit,
racun).

Jika memasuki tubuh, tubuh akan menolak dan membuat antibody atau
antitoksin)

2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah,
sehingga

tidak cukup kuat melawan antigen

3. Pada reaksi nerikutnya tubuh sudah mengenali jenis antigen tersebut

4. Imunisasi diberikan dalam rangka memperkenalkan berbagai antigen agar


cepat

direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul zat antigen yang
harus di

lawan

5. Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk melawan


antiegen akan

menurun atau hilang

6. Zat antigen dibuat di hati, limfe, kelenjar getah bening.

(Widjaja, 2002)

2.4 KEADAAN TUBUH SEWAKTU IMUNISASI

Sewaktu imunisasi hendaknya tubuh tidak boleh dalam keadaan sakit, karena hal
ini akan

mengakibatkan daya untuk membuat zat antibody rendah.

2.5 CARA DAN TEKNIK VAKSINASI

1. BCG

- Cara penyuntikan : Intracutan (IC).

- Lokasi : 1/3 lengan atas sebelah kanan.

- Dosis : - 0,05 ml, untuk usia kurang dari 14 bulan.


- 0,1 ml, untuk usia lebih dari 14 bulan.

- Pemberian : 1x

2. DPT

Cara pemberian : Intracutan (IC).

Dosis : 0,5 ml.

Lokasi : 1/3 paha tas bagian luar.

Pemberian : 3x.

Polio

3.

Cara pemnerian : diteteskan di bawah lidah.

Dosis : 2 tetes.

Pemberian : 3x.

4. Morbili

Cara pemberian : Subcutan (SC), atau Intracutan (IC).

Dosis : 0,5 ml.

Lokasi : 1/3 lengan bagian atas.

5. Typhus
-

Cara pemberian : Subcutan (SC).

Dosis : 0,5 ml.

Lokasi : 1/3 lengan bagian atas.

6. Hepatitis

2.6 KONTRA INDIKASI, EFEK SAMPING, DAN JADWAL PEMBERIAN

1. Kontra indikasi

a.

b.

c.

a.

b.

c.

d.

a.

b.
c.

d.

e.

2.7 VAKSIN BCG (Bacillus Coolmit Guanine)

Vaksin BCG diberikan untuk mencegah penyakit TBC, dan di Indonesia vaksinasi
BCG

di anjurkan agar di berikan pada usia 0-11 bulan cukup 1 dosis 0,05 ml secara
Intracutan atau di bawah

kulit. Biasanya 1 minggu setelah penyuntikan akan timbul bisul kecil, anjurkan
pada orang tua bayi

untuk tidak mengobati bisul tersebut karena merupakan efek samping dan tanda
bahwa imunisasi BCG

tersebut telah berhasil.

2.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN IMUNISASI

1. Sistem pendingin

Yaitu system penyimpanan dan distribusi vaksin sebagai potensi vaksin dapat
memenuhi syarat

secara continue dari produsen sampai tempat pelaksanaan imunisasi / vaksinasi.

2. Penyimpanan vaksin

Dalam lemari es dan kamar pendingin yang harus di perhatikan jika vaksin di
simpan dalam

lemari es adalah :

- Vaksin di letakkan pada rak paling dalam sehingga pengaruh udara luar dapat
di minimalkan.

- Vaksin jangan di letakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi.

- Termometer harus tetap di letakkan pada lemari es untuk mengoreksi suhunya.

3. Pengiriman vaksin
Yang lazim di gunakan pada waktu pengiriman vaksin adalah termos cold box
dan pengangkutan

dalam jumlah besar pada cold truck dengan volume paling sedikit 1/3 dari
volumenya.

Cara pemberian : Subcutan (SC).

Dosis : 0,5 ml

Sedang sakit.

Dalam masa tunas suatu penyakit.

Defisiensi imunologi.

2. Efek samping

Nyeri pada bekas suntikan.

Suhu badan naik (pada DPT).

Diare pada vaksin Polio.

Timbul bisul kecil (pada BCG).

3. Jadwal pemberian

BCG

DPT

Polio :

Campak :

Hepatitis B:

1x, usia 0-11 bulan.

3x, Interval 4 minggu, usia 2-11 bulan.


4x, Interval 4 minggu, usia 0-11 bulan.

1x, usia 9-11 bulan.

3x, Interval 4 minggu, usia 0-11 bulan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Imunisasi

Imunisasi adalah sengaja memasukkan vaksin yang mikro hidup yang sudah
dilemahkan

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit

Vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme hidup yang dilemahkan atau mati
atau bagian

antigenic agen ini yang diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi

imunitas dan mencegah penyakit

2.2. Tujuan

1. Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat
membahayakan bagi ibu dan

anak

2. Memberikan kekebalan pada tubuh bayi dana nak terhadap penyakit seperti :
dipteri, polio, TBC,

tetanus, pertusi, campak dan lain-lain

Prinsip Dasar Imunisasi

2.3.

1. Pada dasarnya tubuh akan menolak antiogen (kuman, bakteri, virus, parasit,
racun) jika

memasuki tubuh, tubuh akan menolak dan membuat antibody atau antitoksin
2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah
sehingga tidak cukup

kuat melawan antigen

Pada reaksi berikutnya tubuh sudah mengenai jenis antigen tersebut

3.

4. Imunisasi diberikan dalam rangka meperkenalkan berbagai antigen, agar


cepat direspon oleh

tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul zat antigen yang harus dilawan

Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk melawan antigen
akan menurun atau

5.

hilang

6. Zat anti dibuat dihati, limfa, kelenjar timus dan kelenjar getah bening

2.4. Macam-macam Imunisasi

1. Imunisasi aktif

Adalah kekebalan yang dibentuk tubuh anak secara aktif dimana tubuh itu
sendiri ikut

menyelenggarakna pembentukan anti body. Imunisasi aktif dibagi dua yaitu :

kekebalan yang terbentuk setelah tubuh mengalami penyakit menular tertentu

a. Alami

misalnya campak

kekebalan yang terbentuk setelah dengan sengaja memasukkan vaksin ke

b. Buatan :

dalam tubuh, misalnya DPT, Polio, BCG

Imunisasi Pasif

2.

Adalah kekeblan yang terbentuk setelah tubuh menerima zat antibody dari luar.
Imunisasi pasif

dibagi 2 macam :
:

kekebalan yang terbentuk setelah tubuh mengalami penyakit menular tertentu

a. Alami

misalnya campak

Buatan :

kekebalan yang terbentuk setelah dengan sengaja memasukkan vaksin ke

b.

dalam tubuh, misalnya DPT, Polio, BCG

2.5. Tujuan Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

1. Poliomyelitis (kelumpuhan)

2. Campak (measles)

3. Difteri (indrak)

4. Pertusis (batuk kejan 1 batuk seratus hari)

5. Tetanus

6. Tubercolusis (TBC)

7. Hepatitis B

2.6. Cara dan Teknik Vaksinasi

1. BCG

Cara penyuntikan intra cutan

Lokasi : lengan atas kanan

* Dosis : - 0,05 ml untuk usia kurang dari 14 bulan

- 0,1 ml untuk usia lebih dari 14 tahun

- 0,05 ml untuk usia 0 2 bulan

pemberian 1 kali

2. DPT

Cara pemberian IM
Dosis 0,5 ml

Lokasi : paha atas

Lokasi pemberian 3 kali

3. Polio

4. Morbili

Cara pemberian diteteskan dibawah lidah

Dosis : 2 tetes

Banyak pemberian 4 kali

Cara pemberian : sub cutan (SC) atau intra cutan (IC)

Dosis : 0,5 ml

Banyak penyuntikan : lengan atas

5. Thypus

Cara pemberian : sub cutan (SC)

Dosis : 0,5 ml

Lokasi : lengan atas

6. Hepatitis

Tempat penyuntikan lateral paha

Dosis : 0,5 ml

2.7. Bahan-bahan untuk Membuat Vaksin

Vaksin dibuat dilaboratorium berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat
menimbulkan penyakit tetapi
kemudian bibit penyakit ini dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak berbahaya
bagi

manusia

- Ada yang dapat dibuat dari bibit penyakit yang sudah dimatikan

Contohnya : bacteri pertusis dalam vaksin DPT

- Ada yang dibuat dari bibit penyakit hidup yang sudah dilemahkan

Contoh :

* virus campak dalam vaksin campak

* virus polio dalam vaksin polio

* virus calmette guerin dalam vaksin BCG

- Ada yang dibuat dari toxin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri kemudian
diubah menjadi toxoid

sehingga tidak berbahaya bagi manusia

Contohnya :

* Tetanus toxid dalam vaksin TT

* Difteri tetanus dalam vaksin DPT atau DT

- Ada yang dibuat dari hasil bateknologi rekayasa genetika

Contohnya : vaksin hepatitis B recombinan (rekayasa genetika)

2.8. Kontra Indikasi dan Efek Samping

1. Kontra indikasi

Sedang sakit

a.

Dalam masa tunas suatu penyakit

b.

Defisiensi imunologi

c.

2. Efek samping

Nyeri pada tempat penyuntikan


a.

Suhu badan naik pada DPT

b.

Diare pada vaksin polio

c.

2.9. Vaksin Polio Melitis

1. Penjelasan penyakit

Poliomelitis ialah menyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh virus polio yaitu
tipe I,

II, III, IV, virus polio akan merusak bagian anterior (bagian muka) susunan saraf
pusat tulang

belakang, penyakit ini banyak ditemukan di negara berkembang.

Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul
kelumpuhan,

bahkan mungkin kematian. Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak
mendadak menjadi

lumpuh pada salah satu anggota gerakannya setelah ia menderita demam


selama 2 5 hari.

Mungkin anak akan meninggal, penyakit ini dapat menular langsung lewat
makanan

2. Vaksin dan Jenis Vaksin

Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit


poliomeilitis,

terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran yang masing-masing mengandung virus


polio tipe I, II,

III yaitu :

a. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang sudah dimatikan (vaksin
salk),

cara pemberian dengan penyuntikan


Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang masih hidup tetapi
telah

b.

dilemahkan (vaksin sabin), cara pemberian melalui mulut dalam bentuk pil atau
cairan

Cara pemberian diteteskan dibawah lidah / mulut oleh karena itu dikenal dengan
istilah

TOPV (trivalent oral polio vaksin), dosisi pemberian 2 tetes

Pemberian vaksin polio sabin ini dapat dilakukan bersama-sama dengan


imunisasi

BCG, DPT, atau campak. Di Indonesia yang paling lazim digunakan ialah polio
sabin

3. Cara imunisasi

Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan
selanjutnya setiap 4-6

minggu pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin
hepatitis B, dan DPT

bagi bayi yang sedang menetek Asi tidak berpengaruh terhadap vaksin polio.

4. Kekebalan

Daya proteksi vaksi polio sangat baik yaitu 95%-100%

5. Reaksi Imunisasi

Biasanya tidak ada mungkin pada bayi akan terdapat bercak-bercak ringan

6. Efeks Samping

Tidak ada bila mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak apda penyakit polio

sebenarnya.

7. Kontra Indikasi

Pada anak dengan diare berat atua yang sedang sakit parah

Gangguan kekebalan (definisi umum)

Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam, diare ringan imunissai polio

dapatdiberikan seperti biasanya.


2.10. Persyaratan pemberian Vaksin

1. Pada bayi dan anak yang sehat, tidak boleh diberikan pada mereka yang

Sakit keras

Dalam masa tunas suatu penyakit

Keadaan fisik yang lemah

Mendapat pengobatan dengan kortikastreroid

2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa
kadaluwarsa

3. Dengan tekhnik pemberian yang tepat

4. Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis uminisasi yang
tepat

5. Jenis vaksin yang dimaksud

6. Mempertahankan dosis yang harus diberikan

2.11. Konsep Dasar BCG, Hepatitis B, DPT dan Campak

BCG

2.11.1.

1. Pengertian

BCG merupakan vaksin untuk inokulasi secara profilaksis anak-anak terhadap

tuberculosis, diperoleh dari bacil tuberculosis lembuh yang hidup setelah


ditandur

ulang beberap tahun dalam biakan empedu lembu giserin sehingga viruslensinya
sangat

berkurang

2. Tujuan

Tujuan diberikan imunisasi untuk memberikan kekebalan atau melindungi anak

Hepatitis B

terhadap penyakit tuberculosis (TBC)


3. Dosis, jumlah suntikan dan waktu pemberian serta efek samping BCG

Dosis

Umur

: 0 11 bulan

Dosis

: 0,05 cc

Cara

Suntikan

intrakutan,

tepatnya di insertio

musculus deitodeus kanan

Jumlah suntikan : 1 kali

Efek Samping

Reaksi normal

Bacteri BCG ditubuh bekerja dengan sanagt lambat. Setelah 2 minggu akan

terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah

10 mm. Setelah 2-3 minggu kemudian pembengkakanmenjadi abseds kecil

yang kemudian menjdi luka dengan garis tengan 10 mm

Reaksi berat

Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang

lebih dalam

Kadang-kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher atau

ketiak ini mungkin disebabkan keselahan penyuntikan yang terlalu dalam

dibawah kulit, mungkin juga disebabkan dosisi yang diberikan terlalu tinggi

Reaksi yang lebih cepat

Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap tuberculosis, proses


pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu. Ini berarti aank

sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah

terinfeksi TBC

1. Pengertian

Hepatitis B merupakan bibit penyakit yang disebabkan oleh virus. Hepatitis B ini

penularan penyakitnya dapat terjadi meliputi mendapat tranfusi darah yang


tidak

diskrin untuk HbaHG (N)

2. Tujuan

Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk menghindarkan balita terkena penyakit

lever

3. Gejala dari hepatitis B

Demam

Mata kekuningan

Badan lemah

Mual muntah

Dan tidak ada nafsu makan

Biasanya penderita akan meninggal dalam beberapa bulan atau beberapa tahun

kemudian

4. Dosis, selang waktu pemberian dan efek samping dari vaksin Hepatitis B

Umur

Mulai 0 bulan untuk bayi yang dilahirkan

dirumah sakit

Mulai 2 bulan untuk bayi yang dating ke posyandu /

puskesmas

Dosisi

:
0,5 cc / pemberian

Cara

Suntikan intramuskuler pada paha bagian

luar

Csuntikan:

3 kali

Selang waktu pemberian : tiga dosis, dengan jarak antar suntikan 1 bulan dan

5 bulan

Efek samping : umumnya tidak ada

2.11.2.

DPT

Pengertian

1.

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, pertusis

merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Hemophilus pertusis.

Sedangkan tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani.

2. Tujuan

Bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap serangan tiga jenis

penyakit yaitu difteria, pertusis dan tetanus

3. Dosis jumlah suntikan dan selang waktu pemberian serta efek samping vaksin

DPT

- Dosis

Umur

: 2 11 bulan
Dosis

: 0,5 cc

Cara

: intra muskuler / sub kutan dalam jumlah

suntikan 3 kali

- Selang waktu pemberian

Minimal 4 minggu (sama seperti pemberian polio) tunggu paling cepat 4

minggu antara dua suntikan, kalau tida kkekebalan yang dihasilkan kurang

baik

Tidak perlu mengulang DPT 1 bila ada kelambatan pemberian DPT 2

- Efek samping vaksin DPT

Panas

Kebanyakan anak menderita panas pada sore hari setelah mendapat

imunisasi DPT, tetapi panas ini akan sembuh dalam 1 2 hari

Bila panas yang timbul lebih dari 1 hari sesudah pemberian DPT

bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang

perlu diteliti lebih lanjut

Berikan 1 tablet antipiretik dan bila anak panas tinggi (lebih dari 39oC)

beri tablet yang dihancurkan dengan sedikit air

Rasa sakit didaerah suntikan

Sebagain anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak di tempat

suntikan. Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu sesudah imunisasi serta

meyakinkan ibu bahwa keadaan itu tidak berbahaya dan tidak perlu

pengobatan

Peradangan

Bila pembengkakan sakit terjadi seminggu atau lebih sesudah imunisasi

maka hal ini mungkin disebabkan peradangan

Hal ini mungkin sebagai akibat dari :


Jarum suntik tidak steril karena

Jarum tersentuh tangan

Sebelum dipakai menyuntik jarus diletakkan diatas tempat yang

tidak steril

Sterilisasi kurang lama

Lain-lain pencemaran oleh kuman

Reaksi yang jarang terjadi, reaksi ini disebabkan oleh komponen dari

vaksin DPT

Karena cukup berat maka anak yang pernah mendapat reaksi ini tidak

boleh vaksin DPT lagi dan sebagai gantinya diberi DT saja dosisi Dt

sama dengan DPT yaitu 0,5 cc setiap kali pemberian

2.1.1.2 Polio

1. Pengertian

Polio ialah penyakit kelumpuhan yang sering menyerang anak dan disebabkna

oleh infeksi virus.

2. Tujuan diberikan Polio

Imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap virus polio

3. Dosis, selang waktu pemberian dan efek samping dari polio

Dosis

Umur

: 0 11 bulan

Dosisi

: 2 tetes setiap kali pemberian (lihat petunjuk)

Cara
: meneteskan kedalam mulut

Selang waktu pemberian

Berikan 4x dengan jarak minimal 4 minggu, tunggu paling cepat 4 minggu

jarak antara pemberian 1 dan berikutnya

Kalau tidak kekebalan yang dihasilkan kurang baik

Efek samping vaksin polio : umumnya tidak ada

Bila anak diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena

ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat. Vaksin

akan tetap diberikan, kemudian dicoba mengulangi lagi 4 minggu setelah

pemberian polio

2.11.3.

Pengertian

Campak

Campak ialah penyakit dengan akut disebabkan virus, dimulai dengan demam,

radang kataral selaput lendir, kemudian timbul erupsi makulopapula yang

berwarna merah diikuti dekuamasi.

Tujuan

Pemberian imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap

serangan tiga jenis penyakit yaitu morbili, mumps dan rubella

Dosis, jumlah suntikan dan waktu pemberian serta efek samping dari vaksinasi
campak

Umur

: 9 bulan
Pada umunya imunisasi pada bayi yang berumur kurang

dari 9 bulan tidak menghasilkan kekebalan yang baik akrena

gangguan dari antibody

(kekebalan) yang dibawah sejak lahir diperoleh dari ibunya

sewaktu bayi dalam kendungan.

Dosis

: 0,5 cc

Cara

: suntikan secara subkutan baisanya dilengan

kiri bagian atas

suntikan

: 1 kali

Dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin yang

lain, tetapi tidak dicampung dalam satu semprit

Efek samping vaksim campak : penas dan kemaran.

Anak-anak mungkin panas selama 1 3 hari setelah satu minggu

penyuntikan. Kadang-kadang disertai kemerahan seperti penderita campak

ringan.

2.12. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi

1. Sistem pendingin

Yaitu system penyimpangan dan distribusi vaksin sehingga potensi vaksin dapat
memenuhi

syarat secara kontinyu dari produsen sampai tempat pelaksanaan imunisasi


vaksin

2. Penyimpanan vaksin

Dalam lemari es dan kamar pendeingin, yang harus diperhatiakn jika vaksin
disimpan dalam

lemari es adalah sebagai sebagai berikut :


Vaksin diletakkan pada rak paling dalam, sehingga pengaruh udara luas dapat
diminimalkan

Vaksin jangan diletakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi

Termometer harus tetap diletakkan pada lemari es untuk mengoreksi suhunya

3. Pengiriman vaksin

Yang lazim digunakan pada waktu pengiriman vaksinm adalah termos cold box
dan

pengangkatan dalam jumlah besar cold truk dengan volume es paling sedikit 1/3
dari volumenya.

Você também pode gostar