Você está na página 1de 3

Artikel Tembakau

Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika,


dimana bangsa pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk
pengobatan. Tembakau digunakan pertama kali di Amerika Utara, tembakau
masuk ke Eropa melalui Spanyol (Basyir, 2006). Pada awalnya hanya digunakan
untuk keperluan dekorasi dan kedokteraan serta medis saja.Setelah masuknya
tembakau ke Eropa tembakau menjadi semakin populer sebagai barang dagangan,
sehingga tanaman tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa,
Afrika, Asia, dan Australia (Matnawi, 1997).
Menurut Cahyono (1998), ada beberapa jenis tembakau yakni :
1. Tembakau Cerutu yang terdiri dari :
a. Tembakau Deli, digunakan sebagai pembungkus dalam industri rokok
cerutu.
b. Tembakau Vorstenlanden, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok
cerutu.
c. Tembakau Besuki, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu
dan daunnya dapat digunakan sebgai pembungkus rokok.
2. Tembakau Pipa. Tembakau ini khusus digunakan untuk rokok pipa dan
bukan pembuatan rokok cerutu dan rokok kretek.
3. Tembakau Sigaret. Tembakau ini digunakan umtuk bahan baku pembuatan
rokok sigaret, baik rokok putih maupu n rokok kretek.
4. Tembakau Asli / Rejangan. Tembakau ini disebut juga tembakau rakyat,
dimana tembakau ini diolah dengan direjang lalu dikeringkan dengan
penjemuran matahari. Tembakau rakyat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan rokok kretek atau lainnya.
5. Tembakau Asepan yakni tembakau yang daunnya diolah dengan cara
pengasapan, tembakau ini digunakan untuk rokok lintingan (tembakau
dilinting dengan kertas rokok halus).
Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang
menyebutkan bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk
cerutu atau bahan lainya yang dihasilkan dari tanamam Nicotiana Tabacum,
Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin
dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. (Hans Tendra, 2003).
Berdasarkan bahan baku atau isinya, rokok dibedakan menjadi rokok putih
dan rokok kretek. Rokok putih adalah rokok yang mengandung bahan baku hanya
berupa tembakau yang ditambah dengan suatu saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu. Sedangkan rokok kretek adalah rokok yang mengandung
bahan baku tidak hanya berupa tembakau namun ditambah dengan cengkeh lalu
diberi suatu saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Jaya, 2009).
Berdasarkan penggunaan filter, rokok dibagi menjadi rokok filter dan non
filter. Rokok filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat suatu
gabus. Sedangkan rokok non filter yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus (Jaya, 2009).
Rokok berdasarkan proses pembuatannya dibagi menjadi 2 yaitu Sigaret
Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). SKT merupakan rokok
yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan
menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana. Sedangkan SKM merupakan
rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material
rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan
mesin pembuat rokok berupa rokok batangan (Basyir, 2006).
Cerutu adalah adalah gulungan utuh daun tembakau yang dikeringkan dan
difermentasikan, yang mirip dengan rokok salah satu ujungnya dibakar dan
asapnya dihisap oleh mulut melalui ujung lainnya. Cerutu terdiri dari 3 jenis
tembakau, variasi ukuran yang akan menentukan ukuran citarasa dan karakteristik
sebuah cerutu. Sebuah cerutu akan terlihat dari balutan daun terluar atau
pembungkus yang berasal dari bagian perkebunan yang luas dan penentuan atas
pembungkus cerutu dapat menjelaskan karakter dan rasa termasuk dengan
warnanya yang sering dipergunakan untuk menggambarkan cerutu secara
keseluruhan (Michel, 2011).

DAFTAR PUSTAKA
Jaya, M. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Sleman: Rizma.
Basyir, Umar. 2006. Mengapa Ragu Tinggalkan Rokok. Bandung: Pustaka At-
Tazkia.
Cahyono, B. 1998. Tembakau Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta:
Kanisius.
Matnawi, H. 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Yogyakarta: Kanisius.
Michel. 2011. Perancangan Ulang Identitas Visual Cerutu Lokal Ramayana.
Jakarta: Bina Nusantara.

Você também pode gostar