Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintah yang ditugaskan oleh
Daniel Nababan, S.E., M.Acc.
Oleh
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelasaikan makalah ini sebagai tugas Akuntansi Pemerintah
dengan baik dan tepat pada waktunya.Kami juga ingin berterima kasih Daniel Nababan,
S.E., M.Acc.selaku dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintah yang sudah membimbing
kami hingga makalah ini selesai.
Di dalam makalah ini kami membahas mengenai kebijakan akuntansi dan sistem
prosedur akuntansi dan bagan akun standar juga struktur pengelolaan keuangan
pemerintah daerah, entitas akuntansi dan pelaporan dan bentuk laporan keuangan
pemerintah daerah.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua yang
membacanya, kami juga menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang.
Mohon maaf apabila terdapat salah kata di dalam penulisan dan kami harap
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca pada umumnya dan
untuk kami sendiri pada khusunya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
d. PSAP 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
e. PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
f. PSAP 12 tentang Laporan Operasional; dan
g. IPSAP dan Buletin Teknis SAP terkait pelaporan keuangan.
3
Penelaahan diatas digunakan untuk:
a. Mengidentifikasi akun-akun yang memerlukan pemilihan metode yang
khusus atas pengakuan atau pengukurannya.
b. Mengidentifikasi akun-akun yang memerlukan pengaturan yang lebih rinci
atas kebijakan pengakuan dan pengukurannya.
c. Mengidentifikasi hal-hal yang belum diatur di dalam SAP namun
dibutuhkan dalam kebijakan akuntansi pemerintah daerah. Dalam
menyusun hal-hal yang belum diatur di dalam SAP, perlu memperhatikan:
1) PSAP yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait.
2) Definisi serta kriteria pengakuan dan kriteria pengukuran atas aset,
kewajiban, pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, dan
penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang ditetapkan dalam Kerangka
Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan dan PSAP.
Hasil pemilihan metode, pengaturan lebih rinci dan pengaturan hal- hal yang
belum diatur itulah yang kemudian dicantumkan dalam dokumen kebijakan akuntansi.
Pemerintah daerah juga dapat melakukan diskusi yang bersifat terbatas dengan
mengundang para ahli akuntansi pemerintahan atau para pemangku kepentingan lainnya
untuk mendapatkan masukan obyektif dan membangun. Tim penyusun juga perlu
melakukan penelaahan bersama-sama SKPD terkait dengan pembahasan akun- akun
tertentu seperti pembahasan kapitalisasi pemeliharaan jalan bersama dinas terkait.
Pemerintah daerah dapat mencantumkan kerangka konseptual SAP berdasarkan
PP No. 71 Tahun 2010 pada bagian awal kebijakan akuntansi pemerintah daerah.
Pencantuman kerangka konseptual SAP dimaksudkan sebagai pemahaman dasar bagi
pemerintah daerah dalam menyusun dan menggunakan kebijakan akuntansi pemerintah
daerah.
4
kebijakan akuntansi akun yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam penyusunan
kebijakan akuntansi pemerintah daerah.
1. Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan
a. Pendahuluan
1) Tujuan
Kebijakan akuntansi pelaporan keuangan ini mengaturpenyajian
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas.
Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang- undangan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, kebijakan akuntansi ini menetapkan seluruh
pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman
struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan
keuangan. Laporan keuangan disusun dengan menerapkan basis
akrual. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi-transaksi
spesifik dan peristiwa-peristiwa yang lain, mempedomani standar
akuntansi pemerintahan.
2) Ruang Lingkup
Kebijakan akuntansi ini berlaku untuk entitas pelaporan dan entitas
akuntansi dalam menyusun laporan keuangan. Entitas pelaporan yaitu
pemerintah daerah, sedangkan entitas akuntansi yaitu SKPD dan
PPKD. Tidak termasuk perusahaan daerah.
3) Basis
Akuntansi Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuanganpemerintah daerah yaitu basis akrual. Namun, dalam hal
anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA
disusun berdasarkan basis kas.
5
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai
posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil
operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya.
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya
yang dikelola, dengan:
Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas pemerintah daerah;
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah daerah;
Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya ekonomi;
Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap
anggaran yang ditetapkan;
Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah daerah untuk
membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; dan
Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
6
Untuk memenuhi tujuan umum ini, laporan keuangan menyediakan informasi
mengenai entitas pelaporan dalam hal-hal:
1) Aset;
2) Kewajiban;
3) Ekuitas;
4) Pendapatan-LRA;
5) Belanja;
6) Transfer;
7) Pembiayaan;
8) Saldo Anggaran Lebih;
9) Pendapatan-LO;
10) Beban; dan
11) Arus Kas.
7
Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap
entitas, kecuali Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih yang hanya disajikan oleh entitas pelaporan.
8
3) Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah
daerahmengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
pemerintah daerah mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar
dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi
kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca.
Sedangkan ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada
tanggal laporan.
4) Laporan Operasional
Laporan operasional menyajikan pos-pos sebagai berikut:
Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
Beban dari kegiatan operasional;
Surplus/defisit dari kegiatan non operasional;
Pos luar biasa; dan
Surplus/defisit-LO.
9
yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang
disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan mendasar, seperti:
a. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang
terjadi pada periode sebelumnya;
b. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset
tetap.
Ekuitas akhir.
10
2.1.3 Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
11
(6) Panduan penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 tercantum dalam Lampiran I sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 6
(1) SAPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) terdiri atas:
a. sistem akuntansi PPKD; dan
b. sistem akuntansi SKPD.
(2) Sistem akuntansi PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yang
berbunyi Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. mencakup teknik pencatatan,
pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-
LRA, belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian
12
dan koreksi, penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan
laporan keuangan konsolidasian pemerintah daerah.
(3) Sistem akuntansi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas
pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, aset, kewajiban,
ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta penyusunan laporan keuangan
SKPD.
(4) SAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
peraturan kepala daerah.
(5) Panduan penyusunan SAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran II sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
13
e. level 5 (lima) menunjukkan kode rincian obyek.
Kode akun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiri atas:
a. akun 1 (satu) menunjukkan aset;
b. akun 2 (dua) menunjukkan kewajiban;
c. akun 3 (tiga) menunjukkan ekuitas;
d. akun 4 (empat) menunjukkan pendapatan-LRA;
e. akun 5 (lima) menunjukkan belanja;
f. akun 6 (enam) menunjukkan transfer;
g. akun 7 (tujuh) menunjukkan pembiayaan;
h. akun 8 (delapan) menunjukkan pendapatan-LO; dan
i. akun 9 (sembilan) menunjukkan beban.
(4) BAS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran III sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
14
e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaandaerah;
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang
daerah;
g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah;
dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkanpembayaran.
Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh:
a. Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku PPKD.
b. Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/barangdaerah.
Dalam pelaksanaan kekuasaan sekretaris daerah bertindak selaku koordinator
pengelolaan keuangandaerah.Pelimpahan kekuasaanditetapkan dengan keputusan kepala
daerah berpedoman pada peraturan perundang- undangan.
15
b. menyusun rancangan APBD dan rancangan PerubahanAPBD;
c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
PeraturanDaerah.
d. melaksanakan fungsi Bendahara UmumDaerah;
e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala
daerah.
PPKD selaku BUDberwenang:
a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaanAPBD;
b. mengesahkanDPA-SKPD;
c. melakukan pengendalian pelaksanaanAPBD;
d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran
kas daerah;
e. melaksanakan pemungutan pajakdaerah;
f. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang telahditunjuk;
g. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaanAPBD;
h. menyimpan uangdaerah;
16
yang telahditetapkan;
h. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
i. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
SKPD yangdipimpinnya;
j. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yangdipimpinnya;
k. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yangdipimpinnya;
l. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepaladaerah;
m. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui
sekretarisdaerah.
17
rentang kendali dan pertimbangan objektiflainnya.PPTK bertanggung jawab kepada
pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
18
2.4.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatandaerah.Penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat
berpedoman kepada RencanaKerja Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan
pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuanbernegara.APBD mempunyai
fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, danstabilisasi.APBD,
Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan
dengan peraturandaerah.
Semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa dianggarkan dalamAPBD.Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam
APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk
setiap sumberpendapatan.Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah dianggarkan secara bruto dalamAPBD.Pendapatan daerah yang dianggarkan
dalam APBD harus berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan
adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yangcukup.Penganggaran untuk
setiap pengeluaran APBD harus didukung dengan dasar hukum
yangmelandasinya.Tahun anggaran APBD meliputi masa 1 (satu) tahun mulai tanggal 1
Januari sampai dengan 31 Desember.
APBD merupakan satu kesatuan yang terdiridari:
a. Pendapatandaerah.
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas
Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah
dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali olehDaerah.
19
a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidakdipisahkan;
b. hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah
yang tidakdipisahkan;
c. jasagiro;
d. pendapatanbunga;
e. tuntutan gantirugi;
f. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;dan
g. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa
olehdaerah.
b. Belanja daerah
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan
wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuanperundang-
undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan
fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminansosial.
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja
dalam pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib
20
pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
c. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaranpembiayaan.
21
f. Kecamatan;
g. Kelurahan.
Kemudian Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu
atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan
umum dalam konteks pemerintah daerah entitas pelaporan, terdiri dari:
1. Pemerintah Daerah; dan
2. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan misalnya BLUD.
22
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL);
c. Neraca;
d. Laporan Arus Kas;
e. Laporan Operasional;
f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
g. Catatan atas Laporan Keuangan.
23
anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama
dimaksudkan untuk penutup deficit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil
divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran
kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan
penyertaan modal pemerintah daerah.
2. Neraca
Negara menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset,
kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca sekurang-kurangnya
mencantumkan pos-pos berikut:
a. Kas dan setara kas;
b. Investasi jangka pendek;
c. Piutang pajak dan bukan pajak;
d. Persediaan;
e. Investasi jangka panjang;
f. Aset tetap;
g. Kewajiban jangka pendek;
h. Kewajiban jangka panjang;
i. Ekuitas dana
24
daerah.
Adapun hal-hal yang diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan adalah
sebagai berikut:
a. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target APBD berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target;
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama satu tahun
pelaporan;
c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian penting lainnya;
d. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang belum disajikan pada lembar muka laporan
keuangan;
e. Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan, belanja dan
rekonsiliasinya dengan basis kas; dan
f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian secara
wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka laporan keuangan.
25
Untuk menyusun laporan keuangan ini, Pemerintah Daerah mengacu pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (PP Nomor 24 Tahun 2004) Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
(1) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan pelaksanaan anggaran
yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam
satu periode pelaporan. Informasi yang terdapat dalam LRA berguna bagi para
pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-
sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas terhadap anggaran.
Dari LRA juga dapat dilihat tingkat penyerapan anggaran entitas yang dapat
menjadi salah satu indikator produktivitas atau kinerja entitas. LRA disusun dan
disajikan dengan menggunakan basis kas.
Format dasar dari sebuah Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut:
26
(2) Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan informasi keuangan terkait dengan kegiatan
operasional entitas. Pengguna laporan keuangan dapat menggunakan Laporan
Operasional untuk memperoleh informasi:
a. Mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh entitas untuk
menjalankan pelayanan;
b. Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja entitas dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan
perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi;
c. Yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan entitas dalam periode mendatang dengan cara menyajikan
laporan secara komparatif; dan
d. Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan
ekuitas (bila surplus operasional).
27
Berikut adalah format LO SKPD, LO PPKD, serta LO Pemerintah Provinsi, dan
LO Pemerintah Kabupaten/Kota yang diberikan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 64 tahun 2013:
28
29
30
31
32
33
(3) Neraca
Sebuah neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca dapat ditampilkan
dalam format T-account atau I-coloum sebagai berikut:
34
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
35
Prosedur akuntansi penyesuaian akhir tahun dimaksudkan untuk
melakukan penyesuaian atas saldo akun-akun tertentu dalam rangka
menyusun laporan keuangan pada akhir tahun.Prosedur akuntansi ini hanya
melibatkan PPK-SKPD berdasarkan data-data yang ada.
Prosedur akuntansi jurnal penutup dimaksudkan untuk menutup saldo nominal
menjadi nol (0) pada akhir periode akuntansi.Prosedur akuntansi ini hanya melibatkan
PPK-SKPD saja berdasarkan data-data yang ada.
36
DAFTAR PUSTAKA
37