Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Gandum, barley dan rye adalah daftar teratas sebagai bahan makanan yang tinggi
mengandung gluten. Tepung gandum yang paling sering digunakan untuk hampir
semua produk makanan seperti pasta, biskuit dan sereal mungkin mengandung zat
kenyal tersebut. Namun saat ini sudah banyak tersedia roti atau produk baru yang
bebas gluten, jadi anda perlu memeriksa label kemasan untuk mengetahui cantuman
bebas gluten.
1 . Biji-bijian
Biji-bijian tertentu harus dihindari untuk mencegah reaksi alergi gluten, sesuai seperti
pedoman yang diberikan oleh Rush University Medical Center. Semua makanan yang
mengandung biji-bijian seperti yang disebutkan di atas, termasuk dan tidak terbatas
pada roti, pasta, sereal, muffin, bagel, kue, gravies, crouton, remah-remah roti, biskuit,
makanan adonan goreng, mie, tortilla berbasis gandum, es krim, campuran pancake,
pumpernickel dan roti rye, roti jagung, bihun, donat, pretzel, spaghetti, wafel dan kue-
kue lain, kecuali diberikan label dengan jelas jika bebas gluten. Banyak dari makanan
ini dapat digantikan dengan produk sejenis yang bebas gluten yang sudah tersedia di
sebagian besar toko makanan.
2 . Bumbu
Banyak bumbu umum mengandung gluten, dan harus dihilangkan dari diet kecuali
sudah diberikan label yang jelas bebas gluten: saus Worcestershire, MSG, pati
makanan, produk malt, kaldu, barley malt, kecap dan setiap dressing salad atau gravies
dengan gandum atau tepung yang berbasis gluten lainnya.
3 . Minuman Beralk*hol
Hilangkan minuman beralkohol tertentu seperti bir, ale, bir ringan dan minuman yang
dibuat dengan fermentasi biji-bijian yang mengandung gluten. Siapapun yang baru
didiagnosis dengan intoleransi gluten, sebaiknya hati-hati untuk menentukan apakah
Anda dapat mentolerir minuman yang beralk*hol yang disuling dari biji-bijian
mengandung gluten.
4 . Daging olahan
Association Celiac merekomendasikan untuk tidak mengkonsumsi semua daging
olahan(daging merah). Sariawan merupakan salah satu dari bentuk arthritis yang
disertai dengan banyak gejala pencernaan dan disebabkan oleh makan gluten. Selain
mengandung bahan kimia penyebab kanker, hampir semua daging olahan termasuk
potongan daging yang didinginkan, liverwurst, hot dog, sosis, bologna, pepperoni, dan
pate tinggi gluten, karena berbagai macam biji-bijian digunakan dalam pembuatannya.
6. Kontaminasi silang
Menurut Mayo Clinic, pada saat berbagai produk bebas gluten kontak dengan produk
seperti biji-bijian yang mengandung gluten maka akan terjadi kontaminasi silang. Hal ini
biasa terjadi jika di pabrik-pabrik pengolahan menggunakan mesin yang sama untuk
mengolah dua jenis makanan yang bebas gluten dan yang mengandung. Tempat
lainnya yang bisa menyebabkan kontaminasi silang adalah di dapur. Hal ini paling
sering terjadi ketika menyiapkan makanan dan menggunakan alat-alat dapur yang
sama. Gunakan dengan sangat hati-hati , misalnya gunakan papan pemotongan hanya
untuk mempersiapkan barang-barang bebas gluten untuk menghindari kontaminasi
silang.
Masih banyak makanan yang secara alami rendah gluten. Makanan tersebut adalah
kacang-kacangan, beberapa sereal, jagung, buah-buahan, sayuran, daging lokal,
unggas, ikan, makanan berbasis susu, kentang dan nasi. Selain itu, beberapa biji-bijian
bebas gluten dapat digunakan sebagai pengganti, termasuk jagung, rami, quinoa,
beras, sorgum, tepung tapioka dan nasi. Dan juga banyak produk juga khusus dibuat
dan diberi label bebas gluten .
Jenis Makanan yang Mengandung Gluten
KOMPAS.com - Seperti telah disebutkan pada artikel sebelumnya (Awet Muda Berkat
Diet Gluten), gluten adalah sejenis protein yang terdapat pada gandum dan tepung.
Gluten mengandung komponen protein yang disebut peptida. Kebanyakan orang
menghindari gluten karena alasan kesehatan, terutama para penderita celiac
disease (alergi terhadap protein gluten yang menyebabkan gangguan kekebalan).
Memahami mana makanan yang mengandung gluten, dan mana yang tidak, adalah
syarat utama kalau kita ingin diet gluten. Kita sudah tahu kalau gandum mengandung
peptida. Begitu juga dengan tepung terigu. Lalu, apa saja makanan yang terbuat dari
kedua bahan tersebut? Inilah beberapa di antaranya:
Roti
Kebanyakan roti terbuat dari tepung gandum dan jelai. Termasukmuffin,
bagel, croissant, burger, bahkan pizza. Penggantinya? Pilih roti yang terbuat dari
kentang dan tepung beras yang kini banyak dijual di pasaran. Jangan lupa perhatikan
label kemasan. Pastikan roti yang Anda beli mencantumkan label bebas gluten.
Mie
Rata-rata mie yang ada di pasaran terbuat dari tepung terigu. Tingkatan gluten dalam
tepung terbagi dalam tiga jenis. Yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penggunaan tepung
terigu yang berbeda kadar glutennya untuk satu resep yang sama, akan memberikan
hasil yang berbeda. Semakin tinggi gluten, tekstur yang dihasilkan akan lebih keras.
Sereal
Banyak sereal terbuat dari gandum. Sementara hampir semua jenis gandum
mengandung gluten, termasuk malt (biji gandum) dan oat. Sebagai pengganti, cobalah
sereal yang terbuat dari beras atau jagung.
Pasta
Apa pun jenis olahannya, semua makanan yang terbuat dari pasta pasti terbuat dari
gandum. Makanan Italia seperti makaroni, spageti, danfettucine adalah jenis makanan
yang berbahan dasar pasta.
Melihat daftar terlarang di atas, sepertinya hampir semua makanan harus disingkirkan.
Sebenarnya tidak juga. Ada banyak pilihan makanan sehat yang aman gluten. Misalnya
kacang-kacangan, beras atau nasi, kedelai, kentang, ikan, daging, singkong, dan
tepung tapioka. Dan pasti, sayur dan buah-buahan.
Diet GFCF atau yang sering disebut Gluten Free and Casein Free kerap diterapkan
untuk anak-anak penyandang autisme. Pada dasarnya diet ini tidak mengubah pola
makan, melainkan hanya mengganti bahan makanan. Anak-anak harus bebas dari
makanan yang mengandung gluten atau protein tinggi dan susu sapi (casein) berserta
produk sampingannya.
Untuk menjalankan diet ini, anak penyandang autisme harus diperiksa dulu oleh dokter
apakah dia memiliki alergi terhadap bahan makanan tertentu. "Sebaiknya saat tes, anak
didampingi psikolog dan terapis," ujar Ketua Yayasan Autisme Indonesia dokter Melly
Budhiman Sp.KJ di Jakarta kepada Liputan6.com, Selasa (2/4/2013).
Usai tes alergi, jika orangtua si anak bersedia menerapkan diet GFCF ini, maka yang
perlu dilakukan hanya mengganti bahan makanan. Kalau biasanya menggunakan
bahan terigu yang mengandung protein tinggi, para ibu hanya perlu menggantinya
dengan jenis tepung lain seperti tepung sagu, beras atau tapioka.
"Selain protein pada tepung terigu, protein pada ikan sebenarnya juga dapat
merangsang anak autis menjadi makin hiperaktif karena air laut sudah tercemar.
Makanya diet ini juga tidak menyarankan makanan laut untuk anak autis," ujar Melly.
Karena itu menurut Melly, orangtua bisa menggantinya dengan ikan-ikan dari air tawar
seperti lele dan lain-lain.
Sementara untuk bahan makanan seperti susu sapi bisa diganti dengan bahan
makanan lain seperti susu kedelai kalau tidak alergi dan susu-susu lain yang tidak
mengandung gluten seperti misalnya susu kentang, susu beras atau susu almond.
Jenis makanan lain yang wajib dihindari adalah junk food dan yang mengandung
pemanis buatan. "Karena itu, makanan seperti cokelat, es krim, minuman bersoda,
berpewarna dan berpemanis sebaiknya dihindari. Lebih baik minum air putih," ujar
Melly. Kata Melly, bila anak tidak alergi buah, orangtua bisa membuatkan jus buah apa
saja.
Pada dasarnya makanan bergluten dan bercasein mesti dihindari karena menimbulkan
efek seperti psikotoprika yang kurang baik bagi anak autis. Anak akan menjadi lebih
aktif dan sulit diatur akibat makanan seperti ini, kata Melly.
"Mungkin tidak masalah bagi anak lain tapi berisiko bagi anak autis karena jika bahan
makan seperti casein dan gluten masuk ke tubuhnya akan menyebabkan aliran darah
ke otak menjadi racun yang bisa membuat anak autis kebal terhadap rasa sakit, nggak
bisa tenang, cuek, ketawa sendri, dan lainnya," kata Melly.
Untuk itu, Melly menyarankan agar para orangtua yang memiliki anak autis membawa
anaknya untuk mengikuti terapi dan menjaga makanan.
Anda yang ingin membeli bahan-bahan makanan untuk diet GFCF bisa
mendapatkannya di Gedung Jakata Design Center, Lantai 4, SR 25, Jalan Gatot
Subroto No. 53, Slipi, Jakarta. Atau bisa menghubungi nomr telepon (021)
5720545. (Fit/Abd)
Makanan yang terbuat dari biji-bijian, yang tidak mengandung gluten, seperti:
Beberapa jenis tepung, seperti tepung kentang, tepung tapioka, tepung jagung
Bumbu masak alami (gula, garam, lada, ketumbar, cuka, dan cabai)
Varian produk gandum (misalnya roti, kue, bir, permen, sereal, biskuit, pasta)
Bumbu penyedap dan perisa : biasanya gluten free, tetapi dapat mengandung
gluten, gandum, atau barley.
Oats : dapat dikategorikan mengandung gluten, kecuali oat alami yang dilabel
aman untuk penderita celiac karena bebas gluten
Seputar AUTISME : Aneka Buah untuk anak autistik
Buah untuk anak autistik
Rendah fenol
Seputar AUTISME : Aneka Buah untuk anak autistik
Setelah sayur,,,yuk kita data kembali buah yang boleh dicobakan kepada anak
autistik (rendah fenol), jangan lupa ROTASI dan ELIMINASI yaaa
1. Pepaya.
2. Sirsak
3. Leci
4. Rambutan
5. Salak
6. Bengkoang
7. Buah naga
8. Anggur hijau
9. Melon
10. Cerme
11. Buah menteng (Kapunduang, rumbai)
12. Sawo
13. Kedondong
14. Alpukat
15. Jambu air
16. Jambu biji
17. Jambu bol (jambak dalam bahasa Padang)
18. Manggis
19. Markisa
20. Kesemek
21. Blewah
22. Timun suri
23. Lengkeng
Pencernaan juga bertanggungjawab pada proses masuk dan keluarnya makanan dan
diharapkan dapat berfungsi dengan baik. Dalam memberi gizi anak autis, orangtua juga
perlu memperhatikan beberapa macam gangguan sistem pencernaan anak autis agar
makanan yang dikonsumsi tidak memperparah keadaan sistem pencernaannya.
Misalnya adalah gangguan hiperpermeabilitas usus, malabsorbsi, enterocolitis atau
peradangan usus serta ganggugan detoksifikasi.
Jika anda diberi makanan yang tidak cocok, maka gangguan tersebut dapat
menghambat kerja alat pencernaan dan pada gilirannya dapat membuat anak menjadi
kekurangan gizi. Selain itu, anak autis cenderung menyukai satu jenis makanan saja
dan enggan mengkonsumsi sayur dan buah. Untuk itu, penggantian pola makan pada
anak autis sangat memerlukan kegigihan dan ketekunan yang luar biasa besar dan
harus dijalankan secara konsisten.
Selain itu, hindari juga biskuit yang dibuat dari bahan susu, terigu, dan zat adiktif dan
menggantinya dengan tepung beras. Menu selanjutnya yang dapat dipilih adalah
makanan yang berbahan susu soya, makanan dari singkong, ubi atau kentang, dan
hindari makan roti dan dari susu sapi.
Selanjutnya, hindari juga makanan yang banyak mengandung gula seperti permen, soft
drink, dan sirup. Dan untuk menggantinya, anda dapat memakai gulai merah atau
pengganti gula. Dalam urusan buah, hindari juga buah apel, anggur, melon, stroberi,
tomat, dan jeruk. Anda dapat memilih buah nanas, sirsak, kiwi, dan pepaya untuk
mendukung gizi anak autis.
Kondisi umum yang sering terjadi pada anak autis adalah terjadinya gangguan
pencernaan dan penyimpangan metabolisme, belum lagi kecenderungan anak yang
pilih-pilih makanan (picky eater) dan juga pola diet yang ketat seringkali menyebabkan
terjadinya defisiensi vitamin pada anak. Karenanya peran serta orangtua dalam
memberikan nutrisi yang tepat pada anak autis harus dilakukan agar tumbuh kembang
anak dapat tetap berlangsung secara optimal.
Sebaiknya segera lakukan deteksi dini autisme pada anak Anda. Semakin cepat
autisme didiagnosis, semakin cepat pula penanganan dan terapi dapat dilakukan untuk
menolong buah hati Anda.
Sebagian besar penderita autis memiliki reaksi negatif terhadap casein (protein yang
terdapat pada produk susu dan keju) dan gluten (protein yang terkandung dalam
gandum, barley, dan tepung terigu) sehingga sebaiknya Anda menghindari makanan
yang mengandung zat tersebut.
Sebaiknya juga Anda tidak terlalu sering memberikan makanan manis, karena justru
dapat mempersubur perkembangan jamur dan mikroba usus.
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita autisme. Komplikasi
tersebut terutama berimbas pada gangguan tumbuh kembang dari penderita autisme.
Beberapa komplikasi tersebut adalah :
a. Gangguan Nutrisi (Gizi)
Nutrisi yang kurang atau yang lebih dikenal dengan malnutrisi adalah salah satu
komplikasi yang dapat terjadi pada penderita autism. Hal ini disebabkan karena
penderita autis tidak dapat makan makanan tertentu yang mengandung gluten seperti :
biscuit, mie, roti dan segala bentuk kemasan lain dari terigu. Penderita autis juga tidak
dapat memakan makanan atau minuman dengan kandungan casein seperti : susu sapi,
keju, mozzarella, butter ataupun permen. Anak autis juga cenderung malas makan
sehingga asupan makanan yang masuk tidak adekuat. Untuk itu diperlukan diet yang
tepat bagi penderita autis.
g. Gangguan sosial
Isolasi sosial merupakan salah satu komplikasi yang terjadi akibat dari gejala klinis
pada gangguan interaksi sosial yang tidak ditindak lanjuti. Penderita akan mengalami
keterbatasan dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan aktualisasi diri.
Anak-anak autis tampaknya menderita masalah pencernaan dan alergi lebih dari anak-
anak yang tidak memiliki autisme. Suatu fakta yang telah mendorong penelitian tentang
diet yang berkaitan dengan autisme dan dalam hal mengeksplorasi penggunaan terapi
gizi untuk mengobati gangguan pada anak autis.
Namun demikian, para ahli gizi juga mengemukakan bahwa tidak ada suatu pola diet
yang tepat bagi semua anak dengan autisme. Karena itu sebelum menentukan pola diet
yang tepat, seorang anak autis dianjurkan untuk melakukantes alergi terlebih dahulu
untuk mengetahui makanan apa yang dapat atau tidak dapat dikonsumsinya.
h. Suplemen makanan
Penderita autis umumnya mengalami defisiensi vitamin dan mineral akibat perlakuan
diet yang cukup ketat. Dengan demikian, dibutuhkan suplemen makanan seperti :
- Kalsium (calcium citrate)
- Magnesium (magnesium glycinate)
- Zinc
- Selenium
- Vitamin A
- Vitamin B kompleks
- Vitamin B6 dosis tinggi atau dalam bentuk jadi P5P
- Vitamin C dosis tinggi (bentuk esters) dan vitamin E
- Multimineral yang tidak mengandung copper dan manganese
- asam lemak esensial yang mengandung omega 3 & 6 dan asam amino
- kolostrum dan enzim probiotik
- methylsulfonylmethane dan ubiquinone
- yeast control, biotin, taurin, dan reduced L-glutathione.
Bagaimana HD Menolong?
HD dapat digunakan sebagai salah satu terapi biomedik, dimana melalui nutrisi lengkap
yang terdapat di dalam produk HD, dapat diharapkan terjadinya kemajuan
menggembirakan dari anak yang menderita autis.
Produk HD yang dapat digunakan untuk membantu penderita autis:
1) Honey Bee Pollens
- Memiliki kandungan 18 asam amino termasuk asam amino esensial, termasuk omega
3 dan omega 6, yang merupakan zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan.
- Vitamin dengan sprektrum lengkap, terutama Vitamin B12 dan E. Juga vitamin B1, B2,
B3, B5, C, dan vitamin D dengan jumlah yang signifikan yang diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan, perbaikan, dan pemeliharaan sel tubuh, serta
meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah sakit.
- Sejumlah mineral penting, termasuk kalsium, fosfor, zat besi, sodium, potassium,
aluminium, dan magnesium.
- Antioksidan, enzim, dan co-enzim yang diperlukan untuk proses pencernaan makanan
serta proses sintesa dalam tubuh.
- Karbohidrat dan asam lemak.
High Desert memiliki surat keterangan yang berisi hasil evaluasi Yayasan Pendidikan
Lasipala Bina Wicara, Bogor, yang menyatakan bahwa 95% anak penyandang autisme
yang mengonsumsi HDI Honeybee PollenS dan HDI Clover Honey menunjukkan
perkembangan positif berupa nafsu makan bertambah, konsentrasi belajar meningkat,
hiperaktivitas berkurang, mimisan dan ingus berhenti, serta daya tahan tubuh
meningkat.
2) Clover Honey
Merupakan madu asli tanpa pemrosesan sehingga amat baik dikonsumsi baik oleh
anak maupun dewasa.
Pada kasus autisme, Clover Honey akan berperan sebagai prebiotik yang
meningkatkan kinerja bakteri baik dalam usus sehingga dapat membantu memperbaiki
proses pencernaan.
4) Dt. Enzymemineral
Dengan enzim bromelain, enzim papain, dan berbagai mineral membantu menguraikan
zat makanan agar mudah diserap tubuh, membantu proses penyembuhan luka, serta
mengurangi pembengkakan atau peradangan di lambung, seperti yang kerap dialami
penderita gastritis, dan terbukti aktif membantu melancarkan pencernaan, serta
mencegah rasa panas dalam lambung.
Penanganan Masalah Belajar Anak Autisme Melalui Pendidikan Integrasi
Latar Belakang
Masalah Pada tahun 2005 terjadi peningkatan jumlah anak berkesulitan belajar,
terutama penyandang autisme. Mengingat di Negara kita belum ada upaya yang
sistimatis untuk menanggulangi kesulitan belajar anak autisme, maka diperlukan upaya
untuk meningkatkan pelayanan pendidikan secara umum. Peningkatan pelayanan
pendidikan itu diharapkan dapat menampung anak autisme lebih banyak serta
meminimalkan problem belajar terutama pada anak-anak autisme (learning problem).
Salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dan pendidikan anak
autisme diperlukan pendidikan integrasi dan implementasinya dalam bentuk
group/kelas (sekolah), individu (one on one) serta pembelajaran individual melalui
modifikasi perilaku.
Pendidikan Integratif
Konsep pendidikan integratif memiliki penafsiran yang bermacam-macam antara lain:
Menempatkan anak autisme dengan anak normal secara penuh
Pendidikan yang berupaya mengoptimalkan perkembangan fungsi kognitif,
efektif, fisik, intuitif secara integrasi
Menurut pandangan penulis, yang di maksud dengan pendidikan integratif adalah :
Mengintegrasikan anak autisme dengan anak normal sepenuhnya
Mengintegrasikan pendidikan anak autisme dengan pendidikan pada umumnya
Mengintegrasikan dan mengoptimalkan perkembangan kognisi, emosi, jasmani,
intuisi, pada autisme
Mengintegrasikan apa yang dipelajari disekolah dengan tugas masa depan
Mengintegrasikan manusia sebagai mahluk individual sekaligus mahluk sosial
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak autisme yang belajar
bersama anak normal, tetapi mereka tidak memperoleh pelayanan pendidikan secara
memadai atau mereka tidak mendapatkan sekolah dengan alasan yang tidak jelas.
Penyebabnya adalah kurangnya sumber daya manusia dan banyak tenaga ahli yang
belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang anak autisme atau rasio
penyelenggaraan yang sangat mahal, sehingga masih sedikit sekolah yang mau
menerima anak autisme karena berbagai alasan diatas. Menyelenggarakan pendidikan
integrasi disekolah merupakan kemajuan yang baik, tetapi tidak semudah membalikkan
tangan. Namun kita harus berani memulai supaya anak autisme mendapat tempat dan
penanganan yang terbaik.
Beberapa lembaga pendidikan (sekolah) yang selama ini menerima anak autis adalah
sebagai berikut;
Anak Autis di sekolah Normal dengan Integrasi penuh
Anak Autis di sekolah Khusus
Anak Autis di SLB
Anak Autis hanya menjalani terapi.
Biasanya sebelum sekolah anak-anak ini sudah mendapatkan penanganan dari
berbagai ahli seperti : dokter syaraf, dokter specialis anak (Pediatri), Psikologi, Terapi
wicara, OT, Fisioterapi,Orthopedagog (Guru khusus). dengan perkembangan dan
perubahan sendirisendiri, ada yang maju pesat tapi ada yang sebaliknya. Menurut saya,
kebanyakan orang tua penyandang autisme menginginkan sekolah sebagai status
anak, tetapi jangan bersikap tidak realistis dengan tidak berbuat apa-apa karena
mengintegrasikan anak autisme dengan anak normal secara penuh harus dengan suatu
konsep, perhitungan yang matang dan kerja keras.
Kebanyakan sekolah juga belum memiliki jawaban yang baik untuk saat ini. Yang ada
orang tua dan guru-guru sekolah harus bekerja sama, bersikap terbuka, selalu
komunikasi untuk membuat perencanaan penanganan dengan tehnik terbaik. Langkah-
langkah penerimaan oleh sekolah:
Tentukan jumlah anak autisme yang akan diterima misal, dua anak dalam satu
kelas dan lain-lain.
Lakukan tes untuk melihat kemampuan serta menyaring anak
Setelah tes, wawancara orang tua untuk melihat pola pikirnya, apa tujuan
memasukkan anak ke sekolah.
Buatlah kerangka kerja dan hasil observasi awal.
Susun bagaimana mengatur evaluasi anak dalam hal: siapa yang
bertanggung jawab mengawasi, menerima complain, periode laporan perkembangan
dan lain-lain.
Buatlah kesepakatan antara orang tua dan sekolah bahwa hasil yang dicapai
adalah paling optimal.
Parameter Apakah Yang Dapat Membantu
NO EVALUASI A B C
Akademis
1 Berhitung 1-10, 1-20 baik dengan atau tanpa papan, irama dan dan
ketukan wajar, maju dan mundur
2 Mampu mengidentifikasi dan menulis angka
3 Mengenal semua bentuk dengan cepat
4 Mengenal warna dengan cepat
5 Mampu mengenal semua bentuk huruf dengan cepat
6 Mampu mendeskripsikan suatu topik tunggal / sederhana
7 Mampu menggambarkan sederhana
8 Mampu mengingat 2-3 digit, membedakan benda yang sejenis
9 Mampu memilih obyek dan gambar yang hampir sama
10 Mampu mengenal simbol-simbol sederhana
11 Bahasa yang dia pakai dapat kita mengerti atau sebaliknya
12 Mampu membedakan arak kiri, kanan, atas, dan bawah
13 Memberikan jumlah yang kita minta antara 1-9
Ketrampilan sosial dan tingkah laku
1 Prilaku kontrol diri dalam lingkungan
2 Kontak mata
3 Perhatian dan Konsentrasi
4 Kemampuan Mendengarkan
5 Diam dan Menunggu
6 Berbagi giliran dengan teman
7 Berkunjung ( Visiting)
8 Mengirim Pesan sederhana
9 Menjawab Pertanyaan sederhana yang berhubungan dengan
identitas dirinya
10 Merespon perintah sederhana yang familiar dan sering digunakan
dalam aktivitas sehari- hari
11 Mengenal orang dan tempat yang familiar
Keterampilan Berkomunikasi
1 Kemampuan dasar berinisiatif
2 Mampu mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan dasar anak
3 Menyatakan ya atau tidak yang berhubungan dengan pribadi anak
4 Kemampuan memilih
Pelaksanaan Aktivitas sehari-hari
1 Toilet raining
2 Makan dengan sendok dan garpu
3 Mampu memakai celana, jaket, baju, sepatu tanpa bantuan
4 Mengancingkan baju
5 Merawat dan memperhatikan barang sendiri
6 Mandi dan menggosok gigi
Keterangan:
A: Mampu / Mandiri/ excellent
B: di arahkan/ dibantu minimal
C: di bantu penuh
Dengan parameter diatas kita akan mampu mengidentifikasi anak-anak dengan lebih
akurat, bukan menitik beratkan pada berat dan ringan kondisi anak, akan tetapi untuk
memudahkan pihak-pihak yang bersangkutan dan orang tua agar mengerti apa yang
harus dilakukan, guru mampu membuat program dengan akurat untuk anak, lembaga
dapat menyeleksi anak sesuai kapasitas dan kebutuhan. Anak-anak autis ringan
seperti: asperger, ADHD, ADD, memungkinkan untuk di intergrasikan penuh dengan
anak normal karena biasanya anak- anak ini memiliki kecerdasan dan kemampuan
yang cukup.
Untuk mengintegrasikan anak ini ada hal-hal lain yang dapat dijadikan pertimbangan:
Seberapa besar gangguan/kekacauan yang dapat timbul karena anak autis ini.
Berapa persentase dari kurikulum yang dapat digunakan dan dijangkau oleh
anak autis.
Seberapa siap tenaga ahli/guru menangani dan mengelola kelas yang di
dalamnya terdapat anak autis
11. Sampai umur berapa tahun anak autis mendapat pendidikan khusus?
Semua itu sekali lagi tergantung pada kemampuan anak, gaya belajar anak, serta
sejauh mana kerjasama antara orangtua atau pengasuh dengan pendidik atau terapis.
12. Umur berapa anak sudah dapat dilepas masuk ke sekolah umum?
Lagi-lagi hal ini tergantung pada kemampuan anak.
13. Berapa besar kemungkinan anak autis berbaur dengan murid lain di sekolah
biasa?
Kemungkinan selalu ada. Akan tetapi semua itu tergantung pada kemampuan anak
autis tersebut dan apakah sistem pendidikan atau fasilitas di sekolah biasa itu
mendukung berbaurnya anak autis dengan murid-murid lain dalam kelar reguler.
14. Apakah pada akhirnya anak autis dapat hidup di lingkungan umum tanpa
perlakuan khusus?
Untuk beberapa kasus yang amat jarang terjadi (sampai saat ini), ada individu dengan
autisma dengan kemampuan berkomunikasi yang memadai, tingkat inteligensi yang
memadai, serta pendidikan dapat mendukung dirinya un
Bagi mereka yang mengalami autis terjadi karena adanya gangguan sistem saraf yang
dialami oleh anak anda sejak lahir atau pada masa perkembangan balitanya. Autisme
adalah bagian dari kelainan Autism Spectrum Disorders (ASD) yang berada pada ruang
lingkup gangguan perkembangan pervavif yang menyebabkan terjadinya gangguan
pada otak yang tidak berfungsi normal layaknya perkembangan diusianya. Banyak yang
menyebutkan terjadinya anak autis dikarenakan adanya kombinasi faktor genitik dan
faktor lingkungan. Penyebab autisme diyakini karena adanya perubahan gen,
perubahan korteks dan carebellium yang berperan dalam perkembangan otak sehingga
keseimbangan tersebut dikaitkan dengan autisme. Banyak pula yang berpendapat
bahwa autis disebabkan karena adanya faktor lingkungan penggunaan pestisida yang
dapat merusak gen kemudian obat-obatan yang dikonsumsi saat kehamilan akan
mempengaruhi perkembangan janin dan memicu terjadinya autisme.
Pada sebuah penelitian mengatakan bahwa ciri anak autisme dapat dideteksi dini pada
bayi mulai berusia 6 bulan yang menunjukan ciri-ciri tidak mau tersenyum, kesulitan
dalam bereaksi ketika dipanggil namanya bahkan lebih temperamen pada usia yang
dibilang masih bayi. Interaksi yang kurang dengan lingkungannya sehingga ekpresi
muka kurang ditunjukan memasuki usia 12 bulan. Perkembangannya semakin terasa
memasuki usia satu tahun yaitu gangguan berbahasa dan berkomunikasi, kemampuan
bahasa tubuhnya sanga terbatas bahkan kurang. Pencegahan dini bisa anda lakukan
untuk segera memberikan pengobatan terbaik dengan cara berkonsultasi dengan
dokter. Meskipun anak autis mempunyai perilaku yang tertutup dan cenderung tidak
ingin berinteraksi dengan sosial bukan berarti anda tidak memberikan pendidikan dan
pengawasan, justru banyak mereka yang memiliki kekurangan seperti halnya autis
memiliki prestasi yang membanggakan tentu saja dengan peranan dari anda dan
lingkungannya.
Bukan suatu hal yang mustahil dalam menemukan cara mendidik anak autis agar
berprestasi, berikut adalah langkah-langkahnya :
Memberikan lingkungan yang terbaik untuk anak autis memang hal yang terpenting
selain dapat menempatkannya dengan cara yang terbaik, lingkungan sangat
berpengaruh untuk meningkatakan kepercayaan diri dalam meraih kemampuannya.
Bekali dengan faktor penting seperti halnya keagamaan yang ditanamkan semenjak dini
kemudian juga faktor keluarga yang sangat dominan karena anak autis sangat
membutuhkan pengawasan dan perhatian yang lebih dalam pola mendidiknya. Dengan
membangun komunikasi yang baik sehingga anda dapat bersikap tegas dan disiplin
untuk anak anda.Faktor sekolah adalah faktor selanjutnya yang menjadi penentu
perkembangan anak anda. Pemilihan sekolah yang sesuai dengan kualitas yang terbaik
akan membuka peluan terbesar untuk anda berprestasi lebih besar. Meskipun
demikiann lingkungan keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah adalah
motivasi terbesar untuk anda anda dalam berprestasi.
2. Mengembangkan bakat
Bakat anak autis bukan datang sendirinya melainkan anda sebagai orang tua dapat
memberikan pilihan dan mengenalkanya kepada anak anda. Mengikut sertakannya
dalam test minat dan bakat sebagai upaya dalam menemukan bakat anak anda.
Setelah ditemukan bakatnya anda dapat mengarahkannya ke sanggar atau sekolah
yang dapat mengembangkan bakatnya.
Apapun karakteristik yang dimiliki oleh anak kita, sebagai orang tua kita harus
bersyukur karena anak adalah anugerah terindah yang diberikan oleh tuhan untuk kita,
disini anda akan mendapatkan info mengenai cara mendidik anak autis. Anak autis atau
yang disebut dengan anak hyperaktif memang terkadang membuat anda kerepotan,
terutama apabila anda baru saja menjadi orang tua dan memiliki anak pertama, untuk
mencegah anda melakukan hal yang salah, ikutilah langkah-langkah cerdas mendididk
mereka berikut ini.
Pertama, berikanlah pendidikan khusus bagi mereka. Cara ini cukup ampuh untuk
mengembangkan potensi yang mereka miliki dan membuatnya menjadi orang yang
berguna di masyarakat kelak jika sudah dewasa. Beberapa anak autis yang telah
dididik dengan khusus oleh orang tuanya ternyata terbukti memiliki kelebihan khusus
dibandingkan anak lainnya. Alhasil, mereka malah bisa menjadi lebih hebat prestasinya
dibandingkan dengan anak normal.
Ketiga, ikutkan anak anda ke kegiatan ekstrakulikuler yang positif di sekolah mereka.
Jangan membiarkan anak anda berdiam diri dan menghabiskan banyak waktu dirumah.
Meskipun anda tahu kalau dia autis, bukan berarti anda harus membiarkannya begitu
saja tanpa aktivitas yang berguna bukan? Coba ikutkan dia ke les privat di malam hari,
renang di sore hari, atau mungkin basket jika anak anda tersebut menyukai olahraga
bola. Bukannya malah sedih, namun anak anda akan semakin bahagia karena di
tempat tersebut dia bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya dan memiliki banyak
teman baru untuk dimiliki. Autis bukanlah penghalang kebahagiaan bagi anak untuk
memperoleh teman. Bagaimanapun juga teman adalah semangat utama bagi mereka,
terutama jika mereka adalah tipikal anak yang supel dan mudah bergaul dengan orang
lain.
Dengan mengikuti tiga langkah mendidik anak autis diatas, anda akan bisa memiliki
buah hati yang istimewa dan malah lebih hebat dibandingkan anak normal. Sekali lagi
ditekankan bahwa jangan salah memilihkan tempat pergaulan untuk mereka, kalau
perlu sekolahkan anak anda di sekolah internasional jika anda memiliki banyak uang
Cara Mendidik Anak Autis Agar Berprestasi
Cara Mendidik Anak Autis Agar Berprestasi
BisaMandiri 12/11/2014
Autis dapat terjadi pada anak sejak lahir atau pada masa tumbuh kembang balita yang
disebabkan karena adanya gangguan pada sistem saraf anak. Berdasarkan sebuah
penelitian menyatakan bahwa anak autisme bisa dideteksi sejak dini, yaitu sejak bayi
berusia 6 bulan dengan menunjukkan ciri-ciri seperti tidak mau tersenyum, kesulitan
dalam bereaksi saat dipanggil namanya, bahkan anak cenderung lebih temperamen di
usia yang masih bayi.
Perkembangan anak yang mengalami autis juga akan semakin terasa pada saat usia
anak memasuki satu tahun dimana anak mengalami gangguan berbahasa dan juga
berkomunikasi . Kemampuan dalam bahasa tubuhnya juga sangat terbatas bahkan
kurang jika dibandingkan dengan anak normal pada umumnya.
Namun, meskipun demikian bukan berarti orangtua tidak memberikan pendidikan serta
pengawasan terhadapa anak autis. Justru anak yang memiliki kekurangan seperti autis
perlu mempunyai sebuah prestasi yang membanggakan untuk meningkatkan rasa
percaya dirinya, tentunya tanpa terlepas dari peran orangtua dan juga lingkungan.
Jadi bukan hal yang mustahil menjadikan anak autis sebagai anak yang memiliki
prestasi membanggakan. Berikut ini adalah beberapa cara mendidik anak autis agar
berprestasi.
Untuk bisa menjalankan proses belajar dengan baik, anak harus sedang dalam
keadaan yang sehat. Perhatikan kesehatan anak dengan baik agar semua aktifitas
belajar mereka tidak terganggu dengan sakit yang diderita oleh anak. Secara psikologis
orangtua akan merasa lebih tenang jika anak kita dalam kondisi sehat sehingga secara
tidak langsung suasana dan kondisi lingkungan keluarga juga turut mendukung
keberhasilan anak dalam belajar.
Memberikan lingkungan tempat tinggal yang terbaik bagi anak autis merupakan salah
satu hal terpenting dalam meningkatkan kepercayaan diri anak dalam meraih sebuah
kemampuannya. Bekali juga anak dengan faktor penting seperti dalam hal keagamaan
yang ditanamkan sejak dini, serta faktor keluarga yang sangat berperan karena anak
autis sangat membutuhkan pengawasan serta perhatian yang lebih dalam mendidiknya
dibandingkan dengan anak normal biasanya.
Bangun komunikasi yang baik dengan anak sehingga Anda bisa bersikap tegas dan
disiplin terhadapnya. Setelah itu barulah faktor sekolah dimana sekolah merupakan
salah satu tempat yang menjadi penentu bagi perkembangan anak. Memilih sekolah
sesuai dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan anak akan
membuka peluang yang sangat besar untuk menjadikan anak lebih berprestasi.
Meskipun demikian, lingkungan keluarga, sosial dan lingkungan sekolah merupakan
motivasi untuk anak autis berprestasi.
Bakat yang terdapat pada anak autis tidak datang dengan sendirinya melainkan
orangtualah yang bisa memberikan pilihan kemudian mengenalkannya kepada anak.
Ikubt sertakan anak dalam tes inat dan bakat sebagai salah satu cara dalam
menemukan bakat anak. Setelah orangtua menemukan bakat anak, maka tugas
orangtua tinggallah mengarahkan anak ke sekolah atau sanggar yang bisa
mengembangkan bakat anak.
Bagi anak autis, pendidikan dapat dipilihkan oleh orangtua antara pendidikan yang
bersifat vocation yaitu pendidikan tidak ideal bagi anak berkebutuhan khusus. Biasanya
anak autis mempunyai IQ dan EQ yang tidak seimbang sehingga mereka
membutuhkan dukungan dalam pendidikannya. Baik pendidikan formal ataupun autis
dapat diberikan secara bersama-sama.
Itulah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan para orangtua agar anak autis
mampu menjadi anak yang berprestasi seperti halnya anak-anka lainnya. Semoga
bermanfaat.