Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
TUJUAN
DEFINISI
ETIOLOGI
1
2. Faktor nutrisi, yaitu akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan
(asupan yang kurang) atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang
rendah.
3. Kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa
pertumbuhan, dan kehamilan.
4. Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik, atau
dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi),
polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu). 2
EPIDEMIOLOGI
Prevalens tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-
kanak diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan
tumbuh masa kanak-kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan,
atau karena penggunaan susu formula dengan kadar besi kurang. Selain itu ADB
juga banyak ditemukan pada masa remaja akibat percepatan tumbuh, asupan besi
yang tidak adekuat dan diperberat oleh kehilangan darah akibat menstruasi pada
remaja puteri. Data SKRT tahun 2007 menunjukkan prevalens ADB, angka
kejadian anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-
45%.3
KLASIFIKASI
PATOGENESIS
2
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan zat besi sehingga cadangan
zat besi makin menurun. Jika cadangan kosong maka keadaan ini disebut iron
depleted state. Apabila kekurangan zat besi berlanjut terus maka penyediaan zat
besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk
eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron
deficient erythropoiesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer
sehingga disebut iron deficiency anemia.5
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Khas Defisiensi Besi Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi
besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah:
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
3
4. Feritin serum
Sebagian kecil feritin tubuh bersirkulasi dalam serum,
konsentrasinya sebanding dengan cadangan besi jaringan, khususnya
retikuloendotel.
5. Pemeriksaan lain :
Endoskopi, kolonoskopi, gastroduodenografi, colon in loop,
pemeriksaan ginekologi.6
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
4
Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis
4-6 mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di
antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan
setelah kadar hemoglobin normal.
3. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan
karena diverticulum Meckel.
4. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi tinggi
yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam,
kacang-kacangan).8
TERAPI
Besi per oral : merupakan obat pilihan pertama karena efektif, murah, dan
aman. preparat yang tersedia, yaitu:
C. Besi parenteral.8
Efek samping lebih berbahaya, serta harganya lebih mahal. Indikasi, yaitu :
5
2. Kolitis ulserativa
PROGNOSIS
Prognosis baik bila penyebab anemianya hanya kekurangan besi saja dan
diketahui penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.8
DAFTAR PUSTAKA
6
4. Lanzkowsky P. Classification and diagnosis of anemia in childhood.
Dalam: Lanzkowsky P, penyunting. Manual of pediatric hematology and
oncology. Edisi ke-5. Oxford: El-sevier Saunders; 2010. H.1-14.
5. Hoffbrand, A., Petit, J. & Moss, P. Kapita Selekta Hematologi. 11-18
(EGC: Jakarta, 2005).
6. Corwin, E. Buku Saku Patofisiologi. 410 (Jakarta, 2009).
7. Glader Anemias of Inadequate Production. Textbook of Pediatrics (2004).
8. Windiastuti, E. Anemia Defisiensi Besi Pada Bayi dan Anak. Anemia
Defisiensi Besi Pada Bayi dan Anak (2009).