Você está na página 1de 17

A.

Pengertian Ajaran Akhlak


Kata akhlak dalam bahasa indonesia berasal dari Bahasa Arab :
akhlaq,bentuk jamak kata khuluq atau al Khuluq, artinya tingkah
laku, perangai, tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah tingkah
laku yang ada sejak lahir yang diperbuat oleh seseorang dengan cara
Spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.
Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada
diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal sehat dan
agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul
karimah. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk atau
akhlakul mazmumah.
Perkataan akhlak sering juga disamakan dengan kesusilaan, budi
pekerti, dan perangai. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari akhlak juga
dipadankan dengan istilah moral dan etika. Secara khusus, moral
bersal dari Bahasa Latin mores yang berati adat kebiasaan. Moral sellalu
dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau
masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam
menentukan baik dan buruknya suatu perbuuatan. Etika adalah suatu
tatanan perilaku berdasarkansuatu sistem tata nilai suatu masyarakat
tertentu. Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu
yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Jika
dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan
moral bersifat praktis.
Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari
dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya.
Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al-Quran dan Sunnnnah
Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau
kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat. Jika masyarakat
menganggap suatu perbuatan itu baik, maka baik pulalah nilai perbuatan
itu. Dengan demikian standar nilai moral dan etikaaa bersifat lokal dan
temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan abadi.
Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada
dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan
dari sehari-hari
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada
dasarnya adalah akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara
utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan
syariat akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak
merupakan perilaku yang tampak apabila syariat Islam telah dilaksanakan
bberdasarkan aqidah.
Lebih rincinya karakteristik akhlak dapat dilihat sebagai berikut :
1. Mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan
menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2. Sumber atau ukuran baik buruknya perbuatan, didasarkan kepada Al-
Quran dan Sunnah Rasulullah saw.
3. Bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan
pedoman oleh seluruh umat manusia disegala waktu dan tempat.
4. Mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur.
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

Kata Tuhan dalam bahasa Arab adalah Al-Ilaah atau Ar-Rabb. Dalam
Kamus Al-Munjid, dikatakan bahwa Tuhan sesuatu yang disembah. Dengan
perkataan lain, sesuatu yang disembah adalah Tuhan. Tak peduli apakah
ia dapat dilihat, diraba atau tidak, apakah ia hidup atau mati, apakah ia
dapat membuat manusia atau dibuat oleh manusia. Pokoknya setiap yang
disembah adalah Tuhan.

Dahulu di negeri kita, ada yang namanya Dinamisme, yaitu kepercayaan


mengkeramatkan benda, seperti pepohonan besar, batu besar dan
sebagainya sebagai Tuhan. Bahkan ada lagi kepercayaan animisme, yaitu
kepercayaan orang-orang terdahulu tentang roh nenek moyang dan para
leluhurnya sebagai Tuhan.

Kesimpulannya sudah jelas, bahwa Tuhan kita, Tuhan orang Islam bahkan
Tuhan seluruh penghuni alam ini adalah Allah Subhanahu Wataala. Tuhan
kita hanya satu, yaitu Allah. Allah melarang kita menyekutukan-Nya. Itu
adalah syirik, berakibat dosa besar yang tak berampun
Keimanan dan implikasi tauhid dalam Islam

Apa itu iman? Iman adalah kepercayaan yang harus dianut oleh setiap
manusia, iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertakwa dan
juga tak dapat dijual beli. Dalam hidup kita juga harus mempercayai
adanya Rukun Iman. Nah apa sih Rukun Iman itu ? Rukun iman adalah hal
hal yang harus dipercaya dan dianut oleh seorang muslim. Rukun iman
ada berapa sih? Rukun iman ada 6, yaitu :

1) Iman kepada Allah

Percaya kalau Allah itu ada dan dia adalah Maha Esa akan segala
sesuatu tentang apa yang ada dalam dunia ini. Karena sesuai dengan
membaca 2 kalimat syahadat yaitu la ila ha ilallah waashaduanna
muhammadurasulullah yang berarti tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Ajaran Islam dalam Keesaan Allah adalah :

a) Allah Maha Esa Dalam Zat-Nya

b) Allah Maha Esa Dalam Sifatnya yaitu Al-Asmaul Husna yang


berjumlah 99, antara lain Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Quddus dan
lain sebagainya.

2) Iman kepada Malaikat

Malaikat adalah hamba Allah yang paling taat dan tidak punya hawa
nafsu. Malaikat terbuat dari Nur (Cahaya) merupakan makhluk ghaib dan
tidak dapat dilihat oleh mata manusia.

Suci Al-Quran merupakan kitab yang paling lengkap isinya dari manusia
dihidupkan, kemudian mengalami kematian sampai datangnya hari akhir
(kiamat) nanti. Al-Quran juga berisi tentang kitab kitab yang sebelumnya
diturunkan kepada nabi sebelumnya yaitu kitab Zabur kepada Nabi
Dawud, Kitab Taurat kepada Nabi Musa, Kitab Injil kepada Nabi Isa dan
terakhir yaitu Kitab Al-Quran kepada baginda Rasul yaitu Nabi
Muhammad saw.

3) Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan


meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menurunkan kitab-
kitab-Nya kepada para Nabi atau

Kitab-kitab Allah

1. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa


2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud as.
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa as4)
4. Kitab al-quran

4) Iman Kepada Nabi dan Rasul


Nabi itu diberikan wahyu untuk menyebarkan agama islam dibumi. Tetapi
nabi tidak diwajibkan untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, tetapi
kalau Rasul diwajibkan untuk menyampaikan wahyu kepada manusia.
Karena nabi belum tentu Rasul dan Rasul sudah pasti Nabi. Jumlah Rasul
yang pernah diutus Allah berjumlah 313 orang sedangkan nabi berjumlah
124.000 orang

5) Iman kepada Hari Akhir (Hari Kiamat)

Percaya pada hari kiamat adalah hal yang penting dalam hidup didunia
ini, karena kalau tidak beriman pada hari akhir berarti orang itu tidak
mempercayai adanya agama islam walaupun orang itu berkata beriman
kepada allzh

Datangnya hari kiamat itu hanya Allah yang tau kapan dan
sebabnya kiamat itu terjadi.

Contoh tanda-tanda hari akhir akan datang :

a) Laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-


laki

b) Mewarnai Warna Rambut.

c) Munculnya Musik

d) Dan lain sebagainya

6) Iman kepada Qada dan Qadar

Iman kepada Qada dan Qadar bisa juga disebut sebagai takdir dalam
hidup dan dunia.

Menurut Al-Quran Qadha berarti :


a).Hukum

b) Perintah

c) Memberitahukan

d) Menghendaki

e) Menjadikan

Qada dan Qadae lazim disebut dengan istilah takdir, artinya ketentuan
Allah SWT. Takdir ada dua macam, yaitu takdir mubram (qada) dan takdir
muallaq. Takdir mubram adalah ketentuan Allah SWT. Sejak zaman
azali, yaitu suatu kejadin yang telah ditetapkan dan tidak bisa dirobah
oleh tangan manusia. Misalnya, hari kiamat, jenis kelamin bayi, jodoh,
usia manusia (kematian), gambar sidik jari manusia dan lain sebagainya.

Takdir Muallaq adalah ketentuan Allah SWT, yang masih dapat


diusahakan atas perobahannya melalui usaha dan ikhtiar. Misalnya,
karena rajin belajar seseorang menjadi lebih pandai dari sebelumnya;
karena giat bekerja serta rajin menabung, seseorang menjadi orang kaya.

Takdir mubram tidak bisa dicampuri karena merupakan rahasia Allah SWT,
yang menjadi hak prerogratif Allah SWT, Walaupun sepertinya tidak
masuk akal, tetapi sebenarnya akal itu sendiri yang tidak mampu
menjangkaunya. Seperti peristiwa Siti Maryam yang mengandung,
padahal tidak pernah berhubungan dengan laki-laki, namun karena
kehendak Allah, maka terjadilah kehamilan pada diri Siti Maryam.

Takdir mubram merupakan cara Allah SWt, menyadarkan umat manusia


agar selalu mau mengakui segala perbuatannya sehingga jauh dari sifat
sombong, angkuh, takabur, dan sebagainya.

Takdir muallaq merupakan cara Allah SWT, memberi keleluasaan kepada


manusia agar berusaha, bekerja, belajar dan berbuat kebaikan serta
mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan memudahkan
hidupnya.

2. Ketaqwaan dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Apa sih taqwa ? Ketaqwaan Dalam Islam / takwa ,yaitu memelihara diri
dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja. Adapun arti
lain dari taqwa adalah:

1. Melaksanakan segala perintah Allah.

2. Menjauhkan diri dari segala yang dilarang Allah (haram).

3. Ridho (menerima dan ikhlas) dengan hukum-hukum dan ketentuan


Allah.

Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara.


memelihara diri dalam menjalani hidup sesuai tuntunan/petunjuk allah
Adapun dari asal bahasa arab quraish taqwa lebih dekat dengan kata
waqa. Waqa bermakna melindungi sesuatu, memelihara dan
melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan.
Itulah maka, ketika seekor kuda melakukan langkahnya dengan sangat
hati-hati, baik karena tidak adanya tapal kuda, atau karena adanya luka-
luka atau adanya rasa sakit atau tanahnya yang sangat kasar, orang-
orang Arab biasa mengatakan Waqal Farso Minul Hafa (Taj). Dari kata
waqa ini taqwa bisa di artikan berusaha memelihara dari ketentuan allah
dan melindungi diri dari dosa/larangan allah. bisa juga diartikan berhati
hati dalam menjalani hidup sesuai petunjuk allah. Ketaqwaan merupakan
paspor jaminan keselamatan untuk mengarungi kehidupan di dunia dan
kehidupan di akhirat kelak. Sehingga diperintah dalam surat Ali Imran
ayat 102 dimana : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam keadaan beragama Islam

Beberapa ciri orang yang bertaqwa

a. beriman dan meyakini tanpa keraguan bahwa Alquran sebagai


pedoman hidupnya.

b. beriman kepada perkara-perkara yang gaib.

c. mendirikan sembahyang.

d. orang yang selalu membelanjakan sebahagian dari rezeki yang


diperolehnya.

e. orang yang selalu mendermakan hartanya baik ketika senang


maupun susah.

f. orang yang bisa menahan amarahnya, dan mudah memberi maaf.

g. mensyukuri nikmat Allah yang telah diterimanya, karena Allah


mengasihani orang-orang yang selalu berbuat kebaikan.

h. takut melanggar perintah Allah.

oleh karena itu, tempat mereka adalah surga sesuai dengan yang
dijanjikan Allah, dan tempatnya tidak jauh dari mereka.

PERNIKAHAN
Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bertemu, berkumpul.
Menurut istilah nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-
laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga
melalui aqad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam. Menurut U U
No : 1 tahun 1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria
dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga
(keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME. Keinginan
untuk menikah adalah fitrah manusia, yang berarti sifat pembawaan
manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa
dan sehat jasmani rokhaninya pasti membutuhkan teman hidup yang
berlainan jenis, teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis
yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi,
yang dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman,
kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga
A. HUKUM NIKAH
Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah, artinya
boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau dari
segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat
berubah menjadi wajib, sunat, makruh dan haram. Adapun penjelasannya
adalah sebagi berikut :
1. Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.
2. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah sedangkan
bila tidak menikah khawatir akan terjerumus ke dalam perzinaan.
3. Sunat, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih
sanggup mengendalikan dirinya dari godaan yang menjurus kepada
perzinaan.
4. Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah
memiliki keinginan atau hasrat tetapi ia belum mempunyai bekal untuk
memberikan nafkah tanggungan-nya.
5. Haram, yaitu orang yang akan melakukan perkawinan tetapi ia
mempunyai niat yang buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat
buruk lainnya.

B. TUJUAN NIKAH
Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk
memenuhi hajat manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya) dalam
rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan pernikahan
dalam Islam dalam diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah).
Ketentraman dan kebahagiaan adalah idaman setiap orang. Nikah
merupakan salah satu cara supaya hidup menjadi bahagia dan tentram.
2. Membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satu
cara untuk membina kasih sayang antara suami, istri dan anak.
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual yang syah dan diridhai Allah
SWT
4. Melaksanakan Perintah Allah swt. Karena melaksanakan perintah
Allah swt maka menikah akan dicatat sebagai ibadah.
5. Mengikuti Sunah Rasulullah saw. Rasulullah saw., mencela orang yang
hidup membujang dan beliau menganjurkan umatnya untuk menikah.
6. Untuk memperoleh keturunan yang syah.

Sebelum pernikahan berlangsung dalam agama Islam tidak mengenal


istilah pacaran akan tetapi dikenal dengan nama khitbah. Khitbah atau
peminangan adalah penyampaian maksud atau permintaan dari seorang
pria terhadap seorang wanita untuk dijadikan istrinya baik secara
langsung oleh si peminang atau oleh orang lain yang mewakilinya. Yang
diperbolehkan selama khitbah, seorang pria hanya boleh melihat muka
dan telapak tangan. Wanita yang dipinang berhak menerima pinangan itu
dan berhak pula menolaknya. Apabila pinangan diterima, berarti antara
yang dipinang dengan yang meminang telah terjadi ikatan janji untuk
melakukan pernikahan. Semenjak diterimanya pinangan sampai dengan
berlangsungnya pernikahan disebut dengan masa pertunangan. Pada
masa pertungan ini biasanya seorang peminang atau calon suami
memberikan suatu barang kepada yang dipinang (calon istri) sebagai
tanda ikatan cinta yang dalam adat istilah Jawa disebut dengan
peningset.
Hal yang perlu disadari oleh pihak-pihak yang bertunangan adalah
selama masa pertunangan, mereka tidak boleh bergaul sebagaimana
suami istri karena mereka belum syah dan belum terikat oleh tali
pernikahan. Larangan-larang agama yang berlaku dalam hubungan pria
dan wanita yang bukan muhrim berlaku pula bagi mereka yang berada
dalam masa pertunangan.
Adapun wanita-wanita yang haram dipinang dibagi menjadi 2
kelolmpok yaitu :
- Yang haram dipinang dengan cara sindiran dan terus terang adalah
wanita yang termasuk muhrim, wanita yang masih bersuami,wanita yang
berada dalam masa iddah talak roji dan wanita yang sudah bertunangan.
- Yang haram dipinang dengan cara terus terang, tetapi dengan cara
sindiran adalah wanita yang berada dalam iddah wafat dan wanita yang
dalam iddah talak bain (talak tiga).

C. RUKUN NIKAH DAN SYARATNYA.


Syah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau
tidaknya rukun serta syarat nikah.

RUKUN SYARATNYA
1. Calon Suami B beragama Islam
A atas kehendak sendiri
Bukan muhrim
Tidak sedang ihrom haji
2. Calon Istri Beragama Islam
Tidak terpaksa
B b ukan Muhrim
Tidak bersuami
Tidak sedang dalam masa
idah
Tidak sedang ihrom haji atau
umroh
3. Adanya Wali a. Mukallaf (Islam, dewasa,
sehat akal)
(Ali Imron : 28)
b. Laki-laki merdeka
c. Adil
d. Tidak sedang ihrom haji atau
umroh
4. Adanya 2 Orang - Syaratnya sama dengan no : 3
Saksi
5. Adanya Ijab dan Dengan kata-kata " nikah "
Qobul atau yang semakna dengan
itu.
Berurutan antara Ijab dan
Qobul

D. KEWAJIBAN SUAMI ISTRI


Agar tujuan pernikahan tercapai, suami istri harus melakukan kewajiban-
kewajiban hidup berumah tangga dengan sebaik-baiknya dengan
landasan niat ikhlas karena Allah SWT semata.

Kewajiban Suami
Kewajiban suami yang terpenting adalah :
a. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri dan anak-
anaknya sesuai dengan kemampuan yang diusahakan secara maksimal.
(lihat At-Thalaq:7)
b. Bergaul dengan istri secara makruf, yaitu dengan cara yang layak
dan patut misalnya dengan kasih sayang, menghargai,
memperhatikan dan sebagainya.
c. Memimpin keluarga, dengan cara membimbing, memelihara semua
anggota keluarga dengan penuh tanggung jawab. (Lihat An-Nisa : 34)
d. Membantu istri dalam tugas sehari-hari, terutama dalam mengasuh
dan mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang shaleh. (At-Tahrim:6)
Kewajiban Istri
a. Patuh dan taat pada suami dalam batas-batas yang sesuai dengan
ajaran Islam. Perintah suami yang bertentangan dengan ajaran Islam tidak
wajib di taati.
b. memelihara dan menjaga kehormatan diri dan keluarga serta harta
benda suami.
c. Mengatur rumah tangga dengan baik sesuai dengan fungsi ibu
sebagai kepala rumah tangga.
d. Memelihara dan mendidik anak terutama pendidikan agama. Allah
swt, berfirman yang Artinya :"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka". (At-Tahrim : 6)

e. Bersikap hemat, cermat, ridha dan syukur serta bijaksana pada


suami.

E. TALAK
1. Pengertian dan Hukum Talak. Menurut bahasa talak berarti
melepaskan ikatan. Menurut istilah talak ialah lepasnya ikatan pernikahan
dengan lafal talak. Asal hukum talak adalah makruh, sebab merupakan
perbuatan halal tetapi sangat dibenci oleh Allah swt
Hal-hal yang harus dipenuhi dalam talak ( rukun talak) ada 3 macam :
a. Yang menjatuhkan talak(suami), syaratnya: baligh, berakal dan
kehendak sendiri.
b. Yang dijatuhi talak adalah istrinya.
c. Ucapan talak, baik dengan cara sharih (tegas) maupun dengan cara
kinayah (sindiran).
Cara sharih: misalnya saya talak engkau! atau saya cerai engkau!.
Ucapan talak dengan cara sharih tidak memerlukan niat. Jadi kalau suami
mentalak istrinya dengan cara sharih, maka jatuhlah talaknya walupun
tidak berniat mentalaknya.
Cara kinayah: misalnya Pulanglah engkau pada orang tuamu!, atau
Kawinlah engkau dengan orang lain, saya sudah tidak butuh lagi
kepadamu!, Ucapan talak cara kinayah memerlukan niat. Jadi kalau
suami mentalak istrinya dengan cara kinayah, padahal sebenarnya tidak
berniat mentalaknya, maka talaknya tidak jatuh.
2. Lafal dan Bilangan Talak.
Lafal talak dapat diucapkan/dituliskan dengan kata-kata yang jelas atau
dengan kata-kata sindiran. Adapun bilangan talak maksimal 3 kali, talak
satu dan talak dua masih boleh rujuk (kembali) sebelum habis masa
idahnya dan apabila masa idahnya telah habis maka harus dengan akad
nikah lagi. (lihat Al-Baqoroh : 229). Pada talak 3 suami tidak boleh rujuk
dan tidak boleh nikah lagi sebelum istrinya itu nikah dengan laki-laki
lain dan sudah digauli serta telah ditalak oleh suami keduanya itu".
3. Macam-Macam Talak. Talak dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Talak Raj'i yaitu talak dimana suami boleh rujuk tanpa harus
dengan akad nikah lagi. Talak rajI ini dijatuhkan suami kepada istrinya
untuk pertama kalinya atau kedua kalinya dan suami boleh rujuk kepada
istri yang telah ditalaknya selam masih dalam masa iddah.
b. Talak Bain. Talak bain dibagi menjadi 2 macam yaitu talak bain sughro
dan talak bain kubra.
v Talak bain sughro yaitu talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum
dicampuri dan talak khuluk (karena permintaan istri). Suami istri boleh
rujuk dengan cara akad nikah lagi baik masih dalam masa idah atau
sudah habis masa idahnya.
v Talak bain kubro yaitu talak yang dijatuhkan suami sebanyak tiga kali
(talak tiga) dalam waktu yang berbeda. Dalam talak ini suami tidak boleh
rujuk atau menikah dengan bekas istri kecuali dengan syarat :
Bekas istri telah menikah lagi dengan laki-laki lain.
Telah dicampuri dengan suami yang baru.
Telah dicerai dengan suami yang baru.
Telah selesai masa idahnya setelah dicerai suami yang baru.
4. Macam-macam Sebab Talak. Talak bisa terjadi karena :
a. Ila' yaitu sumpah seorang suami bahwa ia tidak akan mencampuri
istrinya. Ila' merupakan adat arab jahiliyah. Masa tunggunya adalah 4
bulan. Jika sebelum 4 bulan sudah kembali maka suami harus menbayar
denda sumpah. Bila sampai 4 bulan/lebih hakim berhak memutuskan
untuk memilih membayar sumpah atau mentalaknya.
b. Lian, yaitu sumpah seorang suami yang menuduh istrinya berbuat
zina. sumpah itu diucapkan 4 kali dan yang kelima dinyatakan dengan
kata-kata : "Laknat Allah swt atas diriku jika tuduhanku itu dusta". Istri
juga dapat menolak dengan sumpah 4 kali dan yang kelima dengan kata-
kata: "Murka Allah swt, atas diriku bila tuduhan itu benar".
c. Dzihar, yaitu ucapan suami kepada istrinya yang berisi
penyerupaan istrinya dengan ibunya seperti : "Engkau seperti
punggung ibuku ". Dzihar merupakan adat jahiliyah yang dilarang Islam
sebab dianggap salah satu cara menceraikan istri.
d. Khulu' (talak tebus) yaitu talak yang diucapkan oleh suami dengan
cara istri membayar kepada suami. Talak tebus biasanya atas kemauan
istri. Penyebab talak antara lain :
Istri sangat benci kepada suami.
Suami tidak dapat memberi nafkah.
Suami tidak dapat membahagiakan istri.
e. Fasakh, ialah rusaknya ikatan perkawinan karena sebab-sebab
tertentu yaitu :
o Karena rusaknya akad nikah seperti :
diketahui bahwa istri adalah mahrom suami.
Salah seorang suami / istri keluar dari ajaran Islam.
Semula suami/istri musyrik kemudian salah satunya masuk Islam.
o Karena rusaknya tujuan pernikahan, seperti :
Terdapat unsur penipuan, misalnya mengaku laki-laki baik ternyata
penjahat.
Suami/istri mengidap penyakit yang dapat mengganggu hubungan
rumah tangga.
Suami dinyatakan hilang.
Suami dihukum penjara 5 tahun/lebih.

5. Hadhonah.
Hadhonah artinya mengasuh dan mendidik anak yang masih kecil. Jika
suami/istri bercerai maka yang berhak mengasuh anaknya adalah :
a. Ketika masih kecil adalah ibunya dan biaya tanggungan ayahnya.
b. Jika si ibu telah menikah lagi maka hak mengasuh anak adalah
ayahnya.

F. IDDAH
Secara bahasa iddah berarti ketentuan. Menurut istilah iddah ialah masa
menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai suaminya sebelum ia
menikah dengan laki-laki lain. Masa iddah dimaksudkan untuk memberi
kesempatan kepada bekas suaminya apakah dia akan rujuk atau tidak.
1. Lamanya Masa Iddah.
a. Wanita yang sedang hamil masa idahnya sampai melahirkan anaknya
b. Wanita yang tidak hamil, sedang ia ditinggal mati suaminya maka
masa idahnya 4 bulan 10 hari
c. Wanita yang dicerai suaminya sedang ia dalam keadaan haid maka
masa idahnya 3 kali quru' (tiga kali suci)
d. Wanita yang tidak haid atau belum haid masa idahnya selama tiga
bulan
e. Wanita yang dicerai sebelum dicampuri suaminya maka baginya
tidak ada masa iddah.
2. Hak Perempuan Dalam Masa Iddah.
a. Perempuan yang taat dalam iddah raj'iyyah (dapat rujuk) berhak
mendapat dari suami yang mentalaknya: tempat tinggal, pakaian, uang
belanja. Sedang wanita yang durhaka tidak berhak menerima apa-apa.
b. Wanita dalam iddah bain (iddah talak 3 atau khuluk) hanya berhak
atas tempat tinggal saja. (Lihat QS. At-Talaq : 6)
c. Wanita dalam iddah wafat tidak mempunyai hak apapun, tetapi
mereka dan anaknya berhak mendapat harta waris suaminya.

G. RUJUK.
Rujuk artinya kembali. Maksudnya ialah kembalinya suami istri pada
ikatan perkawinan setelah terjadi talak raj'i dan masih dalam masa iddah.
Dasar hukum rujuk adalah QS. Al-Baqoroh: 229, yang artinya sebagai
berikut: "Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti
itu, jika mereka (para suami) menghendaki rujuk".
1. Hukum Rujuk.
Mubah, adalah asal hukum rujuk.
Haram, apabila si istri dirugikan serta lebih menderita dibanding
sebelum rujuk.
Makruh, bila diketahui meneruskan perceraian lebih bermanfaat.
Sunat, bila diketahui rujuk lebih bermanfaat dibanding meneruskan
perceraian.
Wajib, khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu.
2. Rukun Rujuk.
1. Istri, syaratnya : pernah digauli, talaknya talak raj'i dan masih dalam
masa iddah.
2. Suami, syaratnya : Islam, berakal sehat dan tidak terpaksa.
3. Sighat (lafal rujuk).
4. Saksi, yaitu 2 orang laki-laki yang adil.

H. PERKAWINAN MENURUT UU No: 1 tahun 1974.


1. Garis besar Isi UU No : 1 tahun 1974.
UU No : 1 tahun 1974 tentang Perkawinan terdiri dari 14 Bab dan 67 Pasal.
2. Pencatatan Perkawinan
Dalam pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa : "Tiap-tiap perkawinan dicatat
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku". Ketentuan
tentang pelaksanaan pencatatan perkawinan ini tercantun dalam PP No :
9 Tahun 1975 Bab II pasal 2 sampai 9.
3. Syahnya Perkawinan.
Dalam pasal 2 ayat 1 ditegaskan bahwa : "Perkawinan adalah syah
apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaanya itu".
4. Tujuan Pekawinan.
Dalam Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa tujuan perkawinan adalah
untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
5. Talak.
Dalam Bab VIII pasal 29 ayat 1 dijelaskan bahwa : "Perceraian
hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan
yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua
belah pihak.
6. Batasan Dalam Berpoligami.
- Pengadilan hanya memberi ijin berpoligami apabila :
Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri.
Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.
Istri tidak dapat melahirkan keturunan.
Dalam pengajuan berpoligami harus dipenuhi syarat-syarat :
Adanya persetujuan dari istri.
Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup
istri-istri dan anak-anak mereka.
Adanya jaminan bahwa suami akan belaku adil terhadap istri-istri
dan anak-anak mereka.

RANGKUMAN
1. Nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan
perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad
yang dilakukan menurut hukum syariat Islam.
2. hukum nikah dapat berubah menurut situasi dan kondisi, bisa menjadi
wajib, sunat, makruh dan bisa juga menjadi haram.
3. Agar tercapai kebahagiaan yang sebenarnya yaitu keluarga yang
sakinah, mawaddah dan warahmah, seorang muslim dalam pernikahan
harus memenuhi syarat dan rukun nikah.
4. Talak adalah suatu perbuatan yang halal tapi sangat dibenci oleh
Allah SWT.
5. Iddah ialah masa menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai
suaminya sebelum ia menikah dengan laki-laki lain. Masa iddah
dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada bekas suaminya apakah
dia akan rujuk atau tidak.

Persiapaan Nikah :
Wanita itu dinikahi oleh 4 hal :
- Karena hartanya
- Karena kecantikannya
- Karena keturunannya
- Karena agamanya
Utamakanlah karena agamanya, niscaya kamu akan selamat.(H.R Bokhori
Muslim).

BINTI/BIN MUHAMMAD/ADAM
apabilaa perempuan dihamili Laki (A) tapi menikah dengan lki2 lain
(B) . dan bila dibawah 3 bulan boleh binti/bin si B . tapi apabila diatas 3
bulan haram bin/binti si B .
TALAQ (PERCERAIAN)

Takrif Talak menurut bahasa adalah


melepaskan ikatan

Tujuan Pernikahan

Untuk hidup dalam pergaulan yang sempurna

Suatu jalan yang amat mulia untuk mengatur rumah tangga dan
keturunan

Sebagai suatu tali yang amat teguh guna memperkokoh tali


persaudaraan antara kaum kerabat laki-laki (sumi) dengan kaum kerabat
perempuan (istri) sehingga pertalian itu akan menjadi suatu jalan
membawa satu kaum (golongan) untuk tolong-menolong dengan kaum
yang lainnya.

Apa bila pergaulan kedua suami istri tidak dapat mencapai tujuan-tujuan
tersebut, maka hal itu akan mengakibatkan berpisahnya dua keluarga.

Karena tidak adanya kesepakatan antara suami istri, maka dengan


keadilan Allah SWT. Dibukakan-Nya suatu jalan keluar dari segala
kesukaran itu, yakni pintu perceraian. Nabi Muhammad Saw bersabda :
Dari Ibnu Umar. Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. Telah bersabda :
sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah ialah talak. (HR. Abu Dawud
dan Ibnu Majah).

Hukum Talaq

Menurut asalnya hukum talaq itu makruh

Kalau melihat kemaslahatan atau kemudharatannya maka hukum talak


ada empat:

1. Wajib, apabila terjadi perselisihan antara suami istri, sedangkan dua


hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang perlu supaya
keduanya bercerai

2. 2. sunat, Apabila suami tidak sanggup lagi membayar dan


mencukupi kewajibannya (nafkahnya) atau perempuan tidak menjaga
kehormatan dirinya.
3. 3. Haram (bidah) dalam dua keadaan. Pertama, menjatuhkan talak
sewaktu si istri dalam keadaan haid. Kedua, menjatuhkan talak sewaktu
suci yang telah dicampurinya dalam waktu suci itu.

4. 4. makruh, yaitu hukum asal dari talak yang tersebut diatas.

Lafaz Talak
kalimat yang dipakai untuk mencerai ada dua macam

Sarih (terang), yaitu kalimat yang tidak ragu-ragu lagi bahwa yang
dimaksud adalah memutuskan ikatan perkawinan, seperti si suami,
Engkau tertalak, atau saya ceraikan engkau.

Kinayah (sindiran), yaitu kalimat yang masih ragu-ragu, boleh


diartikan untuk perceraian nikah atau lain, seperti pulanglah engkau ke
rumah keluargamu, atau pergilah dari sini

Bilangan Talak

Tiap-tiap orang yang merdeka berhak menlak istrinya dari talak satu
sampai talak tiga. Talak satu atau dua masih boleh rujuk (kembali)
sebelum habis iddahnya, dan boleh menikah kembali sesudah
Iddah.Firman Allah SWT dalam QS. Albaqarah : 229 yang artinya Talak
(yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik.

Adapun talak tiga tidak boleh rujuk atau kawin kembali, kecuali
apabila si perempuan telah menikah dengan cara lain dan telah ditalak
pula oleh suaminya yang kedua itu. Firman Allah SWT dalam QS. Al-
Baqarah :230 yang artinya : Kemudian jika suami yang lain itu
menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami
oertama dan istri) untuk menikah kembali jika keduanya berpendapat
akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah.

Pendapat-pendapat tentang talak tiga

Talak tiga meliputi beberapa cara, seperti berikut :

1. Menjatuhkan talak tiga kali pada masa yang berlainan.misalnya


seorang suami menalak istrinya dengan talak satu, pada masa iddah
ditalak lagi talak satu, pada masa iddah kedua ditalak lagi talak satu.

2. Seorang suami menalak istrinya dengan talak satu, sesudah habis


iddahnya dinikahi lagi, kemudian ditalak lagi, setelah habis masa
iddahnya dinikahi lagi,kemudian ditalak lagi ketiga kalinya. Cara kedua
tersebut para ulama sepakat bahwa talak itu jatuh menjadi talak tiga, dan
berlaku hukum talak tiga .

3. 3. Suami menalak istrinya dengan ucapan, saya talak tiga,


atausaya talak engkau, saya talak engkau, saya talak engkau, diulang-
ulangnya kalimat talak itu tiga kali berturut-turut.

4. Cara yang ketiga ini ulama berbeda-beda pendapatnya, yaitu :


5. Pendapat pertama, jatuh talak tiga, berlaku segala hukum talak tiga
seperti diatas.

6. Pendapat kedua, tidak jatuh sama sekali, artinya istrinya itu belum
ditalak. Sebagaimana sabda Nabi SAW : Barang siapa mengerjakan suatu
pekerjaan yang tidak sesuai dengan perintah kami, maka pekerjaan itu
ditolak. (Riwayat Muslim).

7. Pendapat ketiga, jatuh talak satu. Dalam hal ini berlaku hukum talak
satu seperti diatas, dan suami masih boleh rujuk kembali kepada istrinya.

Khulu (talak tebus)

Talak tebus artinya talak yang diucapkan oleh suami dengan


pembayaran dari pihak istri kepada suami. perceraian seperti ini
diperbolehkan dalam agama kita dengan disertai beberapa hukum
perbedaan dengan talak biasa.perceraian seperti ini mengakibatkatkan
bekas suami tidak dapat rujuk lagi, dan tidak boleh menambah talak
sewaktu iddah, hanya diperbolehkan menikah kembali dengan akad baru.

Ila

Ila artinya sumpah si suami tidak akan mencampuri istrinya dalam


masa yang lebih dari 4 bulan atau dengan tidak menyebutkan jangka
waktunya. apabila seorang suami bersumpah sebagaimana sumpah
tersebut, hendaklah ditunggu sampai 4 bulan. Kalau dia kembali baik
kepada istrinya sebelum sampai4 bulan, dia diwajibkan membayar denda
sumpah (kafarat) saja.kalau lebih dari 4 bulan ulama sepakat mengatakan
dengan sendirinya jatuh talak bain.

Ila ini di zaman jahiliyah berlaku menjadi talak, kemudian


fiharamkan oleh agama Islam

Zihar

Zihar ialah seorang laki-laki menyerupakan istrinya dengan ibunya


sehingga istrinya itu haram ayasnya. seperti kata suaminya kepada
istrinya, Engkau tampak olehku seperti punggung ibuku.apabila tidak
diteruskan kepada talak, maka suami wajib membayar kafarat, dan haram
bercampur dengan istrinya sebelum membayar kafarat itu.

Zihar ini pada zaman jahiliyah dianggap menjadi talak, kemudian


diharamkan oleh agama Islam serta diwajibkan membayar denda (kafarat)
sebagaimana firman Allah Swt : Al-Mujadalah :2)

orang-orang yang men-zihar istri-istrinya diantara kamu


(menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu
ibu mereka.Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan
mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan
suatu perkataan yang munkar dan dusta.

Denda (kafarat) zihar


1. Memerdekakan hamba sahaya

2. Kalau tidak dapat memerdekakan hamba sahaya, puasa dua bulan


berturut-turut

3. Kalau tidak kuat puasa, memberi makan 60 orang miskin, tiap-tiap


orang sa fitrah (3/4 liter).

Melakukannya usahakan dulu sesuai urutan kafarat nya. Bila tidak mampu
baru mengambil yang termudah dilakukan.

Lian

Lian ialah perkataan suami menuduh istrinya melakukan


zina.seperti sya persaksikan kepada Allah bahwa saya benar terhadap
tudujan saya kepada istri saya bahwa dia telah berzina.perkataan
tersebut hendaklah diulangnya empat kali, kemudian ditambahkan lagi
dengan kalimat, laknat Allah akan menimpaku sekiranya aku dusta
dalam tuduhanku ini.termaktub dalam QS. An-Nur :6-7)

Iddah adalah masa menunggu bagi istri yang dicerai suaminya.

Masa iddah itu berbeda-beda yaitu :

1. Istri yang ditinggal mati suami (cerai mati) masa iddahnya 4 bulan
10 hari

2. stri yang belum pernah dicampuri (belum berhubungan seksual) dan


bukan orang mati tidak punya masa iddah

Artinya :Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu menikahi


perempuan-perempuan mukmin, kemudian kamu ceraikan mereka
sebelum kamu mencampurinya maka tidak ada masa Iddah atas mereka
yang perlu kamu perhitungkan. Namun, berilah mereka mutah dan
lepaskanlah mereka itu dengan cara yng sbaik-baiknya.

3. Istri yang hamil iddahnya sampai melahirkan.

4. Istri yang masih produktif (masih Haid) iddahnya adalah tiga kali suci.

5. Istri yang sudah menopause (sudah tidak haid lagi) iddahnya hanya 3
bulan

Hak-hak istri dalam masa iddah

Istri yang sudah decerai tidak serta merta kehilangan haknya. Berikut
adalah hak-hak istri yang sudah dicerai.

a. Istri yang taat dalam iddah rajiyyah berhak atas tempat tinggal
(rumah), pakaian dan belanja hidup tiap hari selama masa iddah.
b. Istri yang dalam iddah bain dan sedang hamil, berhak atas tempat
tinggal, pakaian dan biaya setiap hari.

c. Bagi istri yang iddah bain tetapi tidak hamil, baik talak
tebus/khulu/talak tiga mereka hanya berhak atas tempat tinggal.

d. Sedang istri yang cerai mati tidak mendapatkan hak iddah karena ia
sekaligus memperoleh harta warisnya.

Rujuk

1. Hukum rujuk

Rujuk ialah kembalinya suami kepada istri yang sudah dicerainya.Hukum


rujuk adalah sbb:

a. Wajib, khusus bagi laki-laki yang memiliki istri lebih dari satu, jika
salah seorang ditalak sebelum gilirannya disempurnakan.

b. Haram, apabila rujuk diniatkan suami untuk menyakiti istrinya.


c. Makruh, apabila perceraian justru lebih baik bagi keduanya.

d. Sunah, apabila suami ingin memperbaiki keadaan mantan istrinya


atau dengan rujuk lebih baik bagi keduanya

Rukun rujuk

Rukun rujuk hampir sama dengan nikah, tetapi dengan syarat yang
berbeda, yaitu :

a. istri ; disyaratkan :

Sudah pernah dicampuri (hubungan seksual)

Keadaan istri yang dirujuk itu tertentu

Talak rajiyyah

Masih dalam masa iddah

b. Suami disyaratkan :

Dengan kehendak sendiri

Ada niat baik melaksanakan kewajiban-kewajibannya

c. Saksi, disyaratkan adil

d. Sigat; ada ikrar yang jelas dan bisa dipahami istri tentang niat
yang baik dan tulus dari suami.

Você também pode gostar