Você está na página 1de 7

JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 4, NO.

1, APRIL 2015: 46-52

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER


DAN SENAM JANTUNG SEHAT

Imam Subekti, Budi Susatia, Yusrizal


Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77C Malang
e-mail: jurnal@poltekkes-malang.ac.id

Abstract: The risk of CHD is a possibility of someone affected by CHD are based on factors that influence
CHD. The purpose of this study was to determine the risk of CHD in Healthy Heart Exercise group
Sawojajar Velodrome. The design used is descriptive survey. The respondents are members of Healthy
Heart . With the number of 50 people. Sampling was purposive sampling, data collection using question-
naires and observation of blood pressure and BMI. By using instruments adopted from Jakarta Cardio-
vascular Score. The results showed that the overall picture of the risk of CHD in Healthy Heart Exercise
group Sawojajar Velodrome is a low risk. Result of study showed the gender factor a low-risk sex
because 72% of women, The factor of ages a low risk because 58% were under 50 years old, the factor
of smoking behavior a low risk because 86% of non-smokers, the factor of disease of DMs low risk
because 92% do not have DM, the factor of physical activity due to 62% lower risk of physical activity
are, the factor of blood pressure due to 72% of normal blood pressure, the factor of (BMI lower risk
because 76% of the normal BMI, and seen from the analysis descriptive have Cardiovascular risk
scores.

Keywords: coronary heart disease, risk factor, healthy hearth exercise

Abstrak: Resiko PJK merupakan suatu kemungkinan seseorang terkena PJK yang didasarkan pada
faktor yang mempengaruhi PJK. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran resiko PJK pada kelompok
Senam Jantung Sehat. Desain yang digunakan diskriptif survey. Responden penelitian yaitu anggota
Senam Jantung Sehat Velodrom Sawojajar Malang dengan jumlah 50 orang. Sampel menggunakan
purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan observasi tekanan darah dan
IMT, berdasarkan instrumen yang diadopsi dari Skor Kardiovaskular Jakarta. Hasil penelitian
menunjukkan faktor jenis kelamin mempunyai resiko rendah karena 72% perempuan, faktor umur
beresiko rendah karena 58% berumur dibawah 50 tahun, faktor perilaku merokok beresiko rendah
karena 86% bukan perokok, faktor riwayat penyakit DM beresiko rendah karena 92% tidak memiliki
penyakit tersebut, faktor aktivitas fisik beresiko rendah karena 62% aktivitasnya sedang, faktor tekanan
darah beresiko rendah karena 72% tekanan darahnya normal, dan dari faktor indeks masa tubuh
(IMT) beresiko rendah karena 76% IMTnya normal. Berdasarkan analisis resiko 23 responden (46%)
memiiliki resiko PJK sedang, dan 6 responden (12%) memiliki resiko PJK tinggi.

Kata Kunci: penyakit jantung koroner, faktor resiko, senam jantung sehat

PENDAHULUAN
dapat dikurangi dengan menjalankan berbagai tahap
Penyakit jantung dan pembuluh darah untuk mencegah dan mengontrol faktor risiko yang
merupakan suatu kelainan yang terjadi pada memperburuk terjadinya penyakit jantung atau
organ jantung dengan akibat terjadinya gangguan serangan jantung (The State Gooverment of
fungsional, anatomis serta sistem hemodinamis Victoria, 2004).
(Depkes RI, 2007). Sumber lain mendefinisikan Berdasarkan data World Health Organiza-
bahwa penyakit jantung adalah penyakit yang tion (WHO) tahun 2005, dari 58 juta kematian di
terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh dunia 17,5 juta (30%) diantaranya disebabkan oleh
darah jantung. Risiko terjadinya penyakit jantung
46 penyakit jantung dan pembuluh darah,ISSN 23014024
terutama oleh

46
Subekti, Faktor resiko PJK dan senam jantung sehat

serangan jantung (7,6 juta) dan stroke (5,7 juta). bermanfaat karena dapat memperbaiki fungsi paru
Pada tahun 2015, diperkirakan kematian akibat dan pemberian O2 ke miokard, menurunkan BB
penyakit jantung dan pembuluh darah di dunia sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang
meningkat menjadi 20 juta (Depkes, 2009) bersama-sama, dengan menurunnya LDL
Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan kolesterol, menurunkan kolesterol, trigliserid dan
masyarakat yang sedang dihadapi saat ini dalam kadar gula darah pada penderita DM, menurunkan
pembangunan kesehatan adalah beban ganda tekanan darah, meningkatkan kesegaran jasmani
penyakit infeksi yang harus ditangani, dilain pihak (Anwar, 2004).
selain meningkatnya penyakit yang tidak menular Dari hasil penelitian Salim & Nurrohmah
terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. (2013), tentang hubungan olahraga dengan
Angka kematian penyakit tidak menular dari Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr Moewardi
41,7% pada tahun 1995 meningkat menjadi 59,5% yaitu tidak ada hubungan antara olahraga dengan
pada tahun 2007 (Depkes, 2009). penyakit jantung koroner. Responden yang tidak
Hasil Riskesdas tahun 2007 memperlihatkan rutin melakukan olahraga berisiko mengalami
bahwa prevalensi beberapa penyakit jantung dan kejadian PJK 2.250 lebih besar dibandingkan
pembuluh darah seperti hipertensi di Indonesia dengan responden yang rutin melakukan olahraga.
(berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat Jadi olahraga bukan merupakan penyebab utama
tinggi, yaitu 31,7% sedangkan penyakit jantung terjadinya PJK, akan tetapi olahraga merupakan
7,2% dan stroke 8,3 per 1000 penduduk. Stroke salah satu faktor resiko yang pada kejadian PJK.
merupakan penyebab utama kematian pada semua Salah satu olahraga yang dapat dilakukan
umur, jumlahnya mencapai 15,4%, sedangkan adalah senam. Salah satu senam adalah senam
hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik aerobik, Senam aerobik merupakan senam
mencapai 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. kelenturan yang ditingkatkan dengan memacu
Angka kematian pada kelompok usia 4564 tahun jantung dan paru-paru, dimana gerak kaki sebagai
di daerah perkotaan akibat stroke 15,9% yang penunjang selalu ada, baik dalam gerakan
merupakan penyebab utama kematian, penyakit senamnya maupun dalam bentuk jalan atau lari
jantung iskemik 8,7%, hipertensi dan penyakit ditempat, yang bertujuan memacu jantung
jantung lainnya masing-masing 7,1%, sedangkan (Kusmana, 2000).
di pedesaan akibat sroke 11,5% yang menempati Senam jantung sehat adalah olahraga yang
peringkat kedua setelah TB, hipertensi 9,2%, dan disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan
penyakit jantung iskemik 8,8% (Depkes, 2007). jantung, gerakan otot besar dan kelenturan sendi,
Olahraga dapat melindungi penderita penyakit agar dapat memasukkan oksigen sebanyak
jantung dengan jalan membuka saluran pembuluh mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat
darah baru sekitar pembuluh darah koroner yang bertujuan merawat jantung dan pembuluh darah.
tersumbat, bahkan bukti menunjukkan bahwa Pembuluh darah yang sehat, membuat kerja
olahraga dapat menghindarkan penyumbatan bagi jantung menjadi optimal, karena kedua organ
mereka yang belum mengalami penyumbatan tersebut bekerja saling berhubungan (Sarvasty,
pembuluh darah. Hal ini disebabkan oleh karena 2012). Senam jantung sehat menjadi salah satu
orang berolahraga akan melarutkan satu macam olahraga atau aktivatas fisik yang dapat bisa
protein yang disebut fibrin. Yayasan Jantung menurunkan resiko terjadinya penyakit
Indonesia juga menganjurkan beberapa hal agar kardiovaskular.
jantung tetap terpelihara dengan baik yaitu dengan Semakin banyak faktor resiko yang dimiliki
banyak bergerak, bekerja secara fisik, olahraga, seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan
lari dan lainnya (Kuntaraf, 2003). orang itu mendapat serangan jantung. Faktor resiko
Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL utama (mayor) yang tidak dapat diubah adalah
kolesterol dan memperbaiki kolateral koroner Hereditas/ keturunan, usia dan jenis kelamin.
sehingga risiko PJK dapat dikurangi. Olahraga Sedangkan faktor resiko utama (minor) yang dapat

ISSN 23014024 47
JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 4, NO. 1, APRIL 2015: 46-52

diubah adalah kebiasaan merokok, kadar lemak diinterpretasidengan menggunakan kategori : Skor
darah yang tinggi (hiperlipidemia), hipertensi, -7 sampai 1 termasuk risiko rendah, Skor 1 sampai
diabetes mellitus, obesitas, stres dan kurang aktif 4 termasuk risiko sedang dan Skor 5 termasuk
bergerak atau berolahraga (Kusmana, 2007) risiko tinggi
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
gambaran resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) HASIL PENELITIAN
pada kelompok Senam Jantung Sehat Velodrom
Data umum penelitian meliputi jenis kelamin,
Sawojajar Kota Malang.
umur, tekanan darah, indeks masa tubuh, perilaku
merokok, diabetes dan aktivitas fisik. Dari hasil
METODE PENELITIAN
penelitian didapatkan bahwa sebagian besar
Desain penelitian yang digunakan dalam responden adalah perempuan yaitu 36 orang
penelitian ini adalah deskriptif survey, yaitu untuk (72%), sedangkan laki-laki sebanyak 14 orang
mengetahui gambaran resiko penyakit jantung (28%). Hal ini bisa dimengerti karena perempuan
koroner pada kelompok Senam Jantung Sehat seringkali banyak memikirkan kesehatan tubuhnya
Velodrom Malang dengan mengikuti senam daripada laki-laki.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini Dilihat dari segi umur didapatkan sebagian
komunitas Senam Jantung Sehat yang berjumlah besar pada interval umur 2549 tahun yaitu 29
51 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah responden (58%) dan 21 orang (42%) berumur
anggota Senam Jantung Sehat Velodrom dengan 50 tahun. Bila dikaitkan dengan jenis kelamin
jumlah 50 orang Adapun kriteria inklusi dalam dapat diketahui bahwa responden laki-laki dengan
penelitian ini yaitu tercatat sebagai anggota Senam umur 2549 tahun sebanyak 10 orang dan
Jantung Sehat Velodrom Sawojajar Kota Malang, perempuan dengan umur yang sama sebanyak 19
mengikuti Senam Jantung Sehat satu kali dalam orang. Dari 21 orang responden yang berumur 50
seminggu dan bersedia menjadi responden. tahun dapat dibagi sebanyak 4 orang laik-laki dan
Teknik pengambilan sampel menggunakan 17 perempuan.
teknik porposive sampling Berdasarkan status merokok dapat diketahui
Variabel dalam penelitian ini adalah resiko bahwa sebanyak 43 responden (86%) bukan
penyakit jantung koroner pada kelompok Senam perokok, status perokok sebanyak 4 responden
Jantung Sehat Velodrom dan Sub variabel antara (8%), dan sebanyak 3 orang (6%) yang mengaku
lain jenis kelamin, umur, tekanan darah, indeks bekas perokok. Kaitanya dengan jenis kelamin
masa tubuh, perilaku merokok, diabetes dan dapat ditunjukkan pada Tabel 1.
aktivitas fisik. Pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa
Metode pengumpulan data pada penelitian ini responden yang memiliki penyakit diabetes melli-
dengan kuisioner dan observasi pengukuran tus hanya sebagian kecil saja yaitu 4 responden
tekanan darah, indeks masa tubuh (IMT) dari (8%), dan tidak menderita penyakit diabetes mel-
responden. Kuisioner meliputi : biodata responden, litus yaitu 46 responden (92%). Perbandingan jenis
jenis kelamin, umur, merokok atau tidak, memiliki kelamin pengidap diabetes mellitus antara
penyakit diabetes atau tidak, tingkat aktifitas fisik. perempuan dan laki-laki adalah sama, masing-
Observasi tekanan darah dilakukan dengan cara masing 2 orang (4%).
mengukur tekanan darah dan observasi indeks Dari 50 responden pada kelompok Senam
masa tubuh (IMT) dilakukan dengan cara Jantung Sehat Velodrom, sebagian besar aktivitas
menimbang berat badan dan mengukur tinggi fisiknya sedang yaitu 31 responden (62%), dan
badan setiap responden sebagian kecil aktivitas fisiknya berat yaitu 8
Data yang terkumpul dari hasil pengukuran responden (16%), sedangkan yang mempunyai
diolah dengan menguunakan skoring. Setelah aktifitas ringan hanya 1 orang (22%), hal ini dapat
semua data dari hasil skoring dihitung selanjutnya dilihat pada Tabel 3.

48 ISSN 23014024
Subekti, Faktor resiko PJK dan senam jantung sehat

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku merokok dan jenis kelamin
Frekuensi
Perilaku merokok Jumlah %
Laki-laki % Perempuan %
Perokok 4 8 - - 4 8
Bekas perokok 3 6 - - 3 6
Bukan perokok 7 14 36 72 43 86
Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan penyakit diabetes militus dan jenis kelamin

Frekuensi
Diabetes Jumlah %
Laki-laki % Perempuan %
Ada 2 4 2 4 4 8
Tidak 12 24 34 68 3 92
Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan aktifitas fisik dan jenis kelamin

Frekuensi
Aktifitas Fisik Jumlah %
Laki-laki % Perempuan %
Ringan 3 6 8 16 11 22
Sedang 7 14 24 48 31 62
Berat 4 8 4 8 8 16
Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah dan jenis kelamin

Frekuensi
Tekanan darah Jumlah %
Laki-laki % Perempuan %
Normal 11 22 25 50 36 72
Normal Tinggi 1 2 4 8 5 10
Hipertensi Tingkat I 2 4 7 14 9 18
Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan indeks masa tubuh dan jenis kelamin

Indeks massa Frekuensi Jumlah %


tubuh (IMT) Laki-laki % Perempuan %
Normal 10 20 28 56 38 76
Lebih 4 8 7 14 11 22
Obesitas - - 1 2 1 2
Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 5. Analisis resiko penyakit jantung koroner dan jenis kelamin

Frekuensi
Resiko PJK Jumlah %
Laki-laki % Perempuan %
Rendah 4 8 17 34 21 42
Sedang 5 10 18 36 23 46
Tinggi 5 10 1 2 6 12
Total 14 28 36 72 50 100

ISSN 23014024 49
JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 4, NO. 1, APRIL 2015: 46-52

Berdasarkan status tekanan darah didapatkan memiliki kemampuan fisik yang relatif masih kuat
sebagian besar memiliki tekanan darah normal untuk mengikuti kegiatan senam.
yaitu 36 responden (72%) dan sebagian kecil Dari hasil penelitian didapatkan hampir
memiliki Hipertensi tingkat l yaitu 9 responden seluruhnya bukan perokok yaitu 43 responden atau
(18%), sebanyak 5 responden (10%) di 86%, dan sebagian kecil perokok yaitu 4 responden
kategorikan sebagai tekanan darah normal tinggi atau 8%. Sebagian besar yang mengikuti senam
(Tabel 4). jantung sehat adalah orang yang bukan perokok,
Indeks massa tubuh responden dikategorikan sehingga memiliki faktor yang rendah untuk
sebagai Normal, Lebih dan Obesitas dan hasil yang terjadinya penyakit jantung. Hal ini dikarenakan
didapatkan adalah sebanyak 38 responden (76%) kebanyakan yang mengikuti senam adalah
IMTnya Normal, sedangkan 11 responden (22%) perempuan dan kebanyakan sadar akan bahaya
dikategorikan Lebih dan hanya 1 responden (2%) merokok untuk kesehatan.
saja yang mempunyai kategori Obesitas. Sebagian besar responden tidak menderita
Responden dengan kategori Obesitas didapatkan penyakit diabetes mellitus (92%), sehingga
pada 1 orang perempuan (Tabel 5). memiliki resiko rendah terjadinya penyakit jantung.
Analisis deskriptif antara resiko penyakit Namun dalam penelitian ini, responden tidak diukur
jantung koroner dan jenis kelamin pada kelompok kadar gula darahnya pada saat penelitian. Data
Senam Jantung Sehat didapatkan dapat diketahui hanya berdasarkan riwayat penyakit yang
bahwa sebanyak 6 orang dari responden yang ditanyakan melalui wawancara dengan responden.
diketahui beresiko tinggi terkena penyakit jantung Pada faktor aktifitas fisik, didapatkan aktifitas
koroner, kemudian hampir setengah responden sedang terdapat pada 62% responden, dan
memiliki resiko penyakit jantung koroner (PJK) sebagian kecil aktifitas fisiknya berat yaitu 8
sedang yaitu 23 responden (46%) dan memiliki responden (16%). Dengan demikian, kelompok ini
resiko PJK rendah yaitu 34 responden (21%). Dari memiliki resiko yang rendah terhadap terjadinya
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden dengan penyakit jantung. Aktifitas fisik sedang yang
jenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang mereka lakukan adalah senam jantung sehat setiap
mempunyai resiko tinggi terjadinya penyakit satu minggu sekali, jalan kaki, mengangkat beban
jantung koroner. yang lebih dari 10kg, mencuci dan melakukan
pekerjaan rumah tangga. Aktifitas tersebut dapat
PEMBAHASAN digolongkan pada aktivitas fisik sedang.
Sebagian besar responden memiliki tekanan
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok darah normal yaitu 72%. Sehingga kelompok
Senam Jantung Sehat Velodrom, didapatkan hasil senam ini memiliki resiko rendah untuk penyakit
sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu jantung. Sebagian besar yang memiliki tekanan
36 responden atau 72% dan hampir setengahnya darah normal dimungkinkan karena gaya hidup
berjenis kelamin laki-laki yaitu 14 responden atau yang sehat seperti kebiasaan olahraga yang cukup,
28%. Hal ini dimungkinkan minat dari permpuan pola makan yang baik, pola istirahat tidur cukup
lebih besar dari pada laki-laki dan laki-laki dan kopping dalam menghadapi stres.
beranggapan bahwa sudah melakukan kerja Responden memiliki indeks masa tubuh
sehingga tidak perlu melakukan senam. normal yaitu 76%, sehingga kelompok ini memiliki
Pada faktor usia didapatkan hasil sebagian resiko rendah untuk penyakit jantung. Responden
besar pada interval umur 2549 tahun yaitu 29 dengan indeks masa tubuhnya normal dikarenakan
responden (58%) dan hampir setengahnya sebagian besar responden melakukan olahraga
berumur 50 tahun yaitu 21 responden (42%). cukup dan asupan nutrisi yang baik.
Sebagian besar responden yang mengikuti senam Berdasarkan analisis faktor resiko, kelompok
jantung sehat ini adalah responden yang berusia Senam Jantung Sehat Velodrom Malang, 23
dibawah 50 tahun dimungkinkan karena masih

50 ISSN 23014024
Subekti, Faktor resiko PJK dan senam jantung sehat

responden (46%) memiiliki resiko PJK sedang, dan dan kadar kolesterol darah juga diabetes militus.
6 responden (12%)meiliki resiko PJK tinggi. Kegemukan (kelebihan berat badan) mungkin
Kelompok Responden dengan resiko sedang, bukan faktor resiko yang berdiri sendiri, karena
memiliki 23 faktor resiko dari 5 faktor resiko yang pada umumnya bahaya aterosklerosis menjadi
ada yaitu: usia diatas 50 tahun, jenis kelamin laki- lebih besar kalau ada kombinasi 2 atau 3 faktor
laki dan memiliki riwayat hipertensi dan penyakit lainnya (Kusmana, 2007).
diabetes Mellitus, serta faktor kegemukan. Berdasarkan resiko tersebut setiap orang
Sedangkan yang beresiko tinggi karena memiliki dapat melakukan upaya pencegahan secara aktif
lebih dari tiga faktor resiko tersebut. dengan meminimalkan skor yang saat ini
Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur dimilikinya. Kemungkinan berkembangnya
60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan penyakit kardiovaskular bergantung pada skor yang
dari 17 perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki dimilikinya. Skor resiko rendah mempunyai
mempunyai resiko PJK 23 kali lebih besar dari presentase kemungkinan sebesar <10%. Skor
pada perempuan (Karson, 2012). Morbiditas akibat risiko sedang dengan presentase sebesar 1020%
PJK pada laki-laki dua kali lebih besar dan skor resiko tinggi mempunyai presentase risiko
dibandingkan pada perempuan dan kondisi ini kemungkinan sebesar 20% (Kusmana, 2007)
terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki
dari pada perempuan. Estrogen endogen bersifat PENUTUP
protektif pada perempuan, namun setelah meno-
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pause insiden PJK meningkat dengan cepat dan
kelompok senam jantung sehat memiliki faktor
sebanding dengan insidensi pada laki-laki (Gray
resiko yang bervariasi terhadap kejadian penyakit
dkk., 2005).
jantung koroner, dimana semakin banyak faktor
Mereka yang berusia di atas 40 tahun
resiko yang dimiliki seseorang, maka semakin
mempunyai resiko terkena penyakit jantung.
besar pula kemungkinan orang itu mendapat
Berdasarkan penelitian di Amerika, sekitar empat
serangan jantung. Melalui senam jantung sehat
dari 5 orang yang mati karena serangan jantung
diharapkan resiko terjadinya penyakit jantung
berusia 65 tahun. Dapat di pahami bahwa semakin
koroner dapat dikurangi. Tujuan utama senam
tua umur makin besar kemungkinan meninggal.
jantung untuk menjaga kesehatan jantung.
Karena makin berlanjut proses aterosklerosis,
Sedangkanmanfaat senam jantung khususnya
makin banyak penyakit yang diderita serta proes
bagi usia lanjut adalah memperlancar aliran darah
menua menyebabkan kemampuan berbagai organ
dari jantung keseluruh tubuh, mampu membakar
makin menurun (Kusmana, 2007).
sumbatan kolesterol dan lemak dalam tubuh yang
Kusmana 2007 mengatakan bahwa semakin
cenderung membawa penyakit seperti stroke dan
tinggi tekanan darah semakin besar kemungkinan
jantung koroner. Senam jantung juga dapat
meninggal karena jantung dan sroke, penelitian
menghilangkan trigliserida yang menjadi penyebab
menunjukkan resiko kematian jantung jantung
kegemukandan memperbaiki denyut nadi agar
koroner atau stroke sudah meningkat (1,6 kali)
selalu dalam kondisi normal dan stabil
manakala tekanan darah justru pada tingkat
tekanan darah relatif rendah dan tergolong
DAFTAR PUSTAKA
normal tinggi (130139/8589 mmHg), untuk
hipertensi tingkat 1 (140159/9099) 2,3 kali lipat Anwar, T. Bahri. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor
Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan: FK
(Kusmana, 2007).
USU Medan.
Gemuk tidak sehat karena kelebihan berat Depkes RI. 2007. Pedoman Surveilans Penyakit
badan sehingga meningkatkan beban jantung. Ini Jantung dan Pembuluh Darah.Departemen
berhubungan dengan penyakit jantung koroner Kesehatan RI: Jakarta.
terutama karena pengaruhnya pada tekanan darah

ISSN 23014024 51
JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 4, NO. 1, APRIL 2015: 46-52

Depkes RI. 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit Kusmana, D. 2007. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung
Jantung dan Pembuluh Darah. Departemen edisi 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Kesehatan RI: Jakarta. Indonesia.
Gray, H. 2005. Lecture Notes Kardiologi Edisi 4. Jakarta: Salim, A.Y dan Anjar Nurrohmah.2013. Hubungan
Erlangga. olahraga dengan Penyakit Jantung Koroner di
Karson. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung RSUD Dr Moewardi. Jurnal GASTER Stikes
Pencegahan Serta Pengobatannya. Yogyakarta: Aisyiyah Surakarta. ISSN 1858-3385. Vol.10 No.
Nuha Medika. 01.
Kuntaraf, L K & Kuntaraf J.2003.Olahraga Sumber Sarvasty, D. 2012. Rawat Jantung Yuk dengan Senam
Kesehatan. Jakarta: Indonesia Publishing House. Jantung Sehat. (online). (http://www.husada-
Kusmana, D. 2000. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. utamahospital.com/artikel_82.php), diakses pada
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indo- tanggal 21 September 2013
nesia The State Gooverment of Victoria. 2004. Planning for
Healthy Communities.Victorian Government of
Human Services.

52 ISSN 23014024

Você também pode gostar