Você está na página 1de 12

ANALISIS SITUASI UPAYA GIZI

2.1 Analisis Situasi Upaya GIZI


Disusun Oleh : Alimmatin Suhartini (12100115128)

Executive Summary

Berdasarkan UU Kesehatan No 36 tahun 2009 tentang fasilitas pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Bab VI bagian kedua mengenai

Upaya Kesehatan Pasal 36 ayat 2 menyatakan bahwa, upaya pelayanan gizi merupakan upaya

kesehatan masyarakat essensial, yang bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi dan

meningkatkan status gizi masyarakat

a. Kegiatan upaya Gizi

Kegiatan upaya gizi di Puskesmas Soreang terdiri dari dua program gizi masyarakat di

puskesmas yaitu:

1. Pemberian makanan tambahan (PMT)


2. Penimbangan rutin setiap bulan di Posyandu

Kedua program diatas dilaksanakan dengan hasil penimbangan setiap bulan di

Posyandu dapat dilihat dari data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Gizi tahun 2016 di

Puskesmas Soreang didapat beberapa cakupan yang tidak mencapai target, seperti:

1. Cakupan balita ditimbang (D/S)

2. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (6-11 bulan)

3. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita (12-59 bulan)

4. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas

5. Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil


6. Cakupan ASI Eksklusif

2.1 Sasaran, Target, dan Hasil/Cakupan Kegiatan Upaya Gizi

Berdasarkan laporan tahunan UPTD Puskesmas Soreang, didapatkan hasil cakupan


kegiatan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Sasaran, Target, dan Hasil/Cakupan Kegiatan Upaya Gizi

No Jenis Sasar Capai Cakup Targe


Kegiatan an an an (%) t
D. UPAYA
PERBAIKAN
GIZI
MASYARAK
AT
1 Cakupan 69,94
Balita 6.237 4.362 43,50
Ditimbang
(D/S)
2 Cakupan 100,00
Distribusi 699 699 85,00
Kapsul
Vitamin A
bagi Bayi (6-
11 bulan)
3 Cakupan 100,00
Distribusi 4.989 4.989 85,00
Kapsul
Vitamin A
Bagi Anak
Balita (12-59
bulan)
4 Cakupan 26,72
Distribusi 1.452 388 42,50
Kapsul
Vitamin A
bagi Ibu
Nifas
5 Cakupan 24,53
Distribusi 1.794 440 42,50
Tablet Fe 90
tablet pada
ibu hamil
6 Cakupan ASI 23,91
Eksklusif 711 170 4590,
00
Sumber : Laporan Semesteran 2016 Puskesmas Soreang

2.2 Identifikasi Masalah dan Penentuan Prioritas Masalah Program Gizi


Puskesmas Soreang
Analisis kuantitatif dianalisis melalui data pencapaian target dan hasil cakupan bulan
Januari-Juni tahun 2016. Identifikasi permasalahan program Gizi Puskesmas Soreang adalah
seperti tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Identifikasi Masalah Upaya Gizi

No Program Cakupan Target Kesenjangan


(%) (%)
1 Cakupan 26,72 -46
Distribusi Kapsul 42,50
Vitamin A bagi
Ibu Nifas
2 Cakupan 24,53 -17,97
Distribusi Tablet 42,50
Fe 90 tablet pada
ibu hamil
3 Cakupan ASI 23,91 -66,09
Eksklusif 4590,0
0
Sumber : Laporan Semesteran 2016 Puskesmas Soreang

e. Penetapan Masalah Prioritas pada Upaya Gizi

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diketahui, maka dilakukan penetapan


prioritas masalah dengan menggunakan metode ReinkePAHO.
Tabel 2.3 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Metode ReinkePAHO

Total skor Urutan


No No. Permasalahan
Daftar Masalah M Kriteria
S V C JumlahPrioritasPeringkat
(MxSxVxC)
1 Cakupan Distribusi
Kapsul Vitamin A bagi 4
M 3 I 4 V 4 C192 M x I x V II
Ibu Nifas
2 Cakupan Distribusi
C
Tablet Fe 90 tablet 3 4 3 4 144 III
pada
1 ibu hamil
Cakupan Distribusi 5 3 2 1 30 3
3 Cakupan ASI Eksklusif
Kapsul Vitamin A 5 4 5 5 500 I
bagi Ibu Nifas
2 Cakupan Distribusi 5 4 3 1 60 2
Tablet Fe 90 tablet
pada ibu hamil
3 Cakupan ASI 5 4 4 1 80 1
Eksklusif
Keterangan :
M : Magnitude (berapa banyak penduduk yang terkena masalah ( luasnya masalah )

S : Severity (besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan dengan case fatality rate masing-
masing)

V : Vulnerability (berapa banyak penduduk yang terkena masalah)

C : Community/Political concern (menunjunkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau
kegusaran masyarakat dan para politisi (Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat)

Keterangan :
a. M (Magnitude) : Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
b. I (Importancy) : Pentingnya dalam mengatasi masalah
c. V (Vulnerability) : Sensitivitas dalam mengatasi masalah
d. C (Cost) : Biaya yang diperlukan dalam mengatasi masalah.

Berdasarkan perhitungan teknik kriteria REINKEPAHO didapatkan masalah dengan

skor yang terbesar adalah 80 yaitu merupakan masalah cakupan asi eksklusif yaitu masalah

dalam indikator pencapaian program.

Penetapan masalah prioritas menggunakan teori REINKE PAHO dengan skor satu

sampai lima. Berdasarkan teori tersebut, didapatkan masalah prioritas utama yaitu cakupan

asi eksklusif yaitu indikator pencapaian program gizi. Identifikasi input penyebab prioritas

masalah pada upaya program gizi memakai metode 7M dan 1I. Berdasarkan metode tersebut,

terletak masalah pada unsur man, material, machine, methode, marketing, dan information.
f. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas pada
Upaya Gizi

Identifikasi input penyebab prioritas masalah pada upaya perbaikan gizi masyarakat

memakai metode 7M dan 1I, yaitu :

1) Man (manusia/SDM)
Cakupan ASI Eksklusif yang sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu

mengenai pentingnya ASI Eksklusif


2) Money (biaya)
Dana yang didapatkan untuk program gizi di dapat dari APBN, APBD, dan BLUD.
3) Material (sarana)
Poster, pamflet dan brosur tentang pentingnya ASI kurang tersedia menyebabkan

informasi mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi tidak terpenuhi

4) Machine (prasarana)

Tersedianya ruang konseling gizi untuk membantu memberikan edukasi mengenai

ASI Eksklusif.

5) Method (metode)

Metode yang seharusnya terlaksana adalah pendataan mengenai jumlah ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif agar di berikan konseling oleh ahli gizi

6) Minute (waktu)

Kegiatan konseling gizi diadakan pada hari selasa dan kamis, namun apabila ada

rujukan di luar jadwal tersebut maka tetap di terima oleh petugas gizi untuk dilakukan

konseling

7) Marketing (pemasaran)
Kurangnya pemberian informasi melalui bidan dan petugas balai pengobatan kepada

masyarakat akan pentingya ASI Eksklusif melalui poster, brosur dan pamflet

8) Information
Kurangnya informasi yang di dapat bagi orang tua baik itu dari bidan desa atau

petugas kesehatan yang lain, menyebabkan masyarakat kurang menerapkan ASI

Eksklusif kepada anaknya.

Tabel 2.3 Analisis SWOT

Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)

- Pemegang program gizi dipegang oleh - Petugas gizi merangkap

nutritionis sebagai jabatan lain.

- Adanya bidan desa membantu dalam

proses posyandu
Peluang (opportunity) Ancaman (threat)

- UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan - Kurangnya kerjasama antara

- Kepmenkes RI no 747 tahun 2007 tentang petugas gizi, bidan desa, dan

keluarga sadar gizi petugas balai pengobatan

- Permendagri no 19 tahun 2011 tentang mengenai informasi ASI

pedoman pengimtegrasian layanan sosial Eksklusif


- Data status pelaksanaan ASI
dasar di pos pelayanan terpadu
Eksklusif di posyandu tidak
- UU no 32 tahun 2004 tentang PEMDA
akurat.
- Adanya kader di setiap posyandu

Identifikasi proses penyebab proritas masalah pada upaya program gizi masyarakat

memakai metode P1, P2, dan P3, yaitu :

P1 (Perencanaan)
1. Rapat koordinasi tentang pemberian informasi mengenai ASI

Eksklusif di setiap desa


2. Membuat rencana kerja kegiatan ASI Eksklusif
3. Mengumpulkan data bayi yang belum menerapkan ASI

Eksklusif
P2 (Penggerakan, Pelaksanaan)

Pada hari H posyandu masih terdapat masyarakat yang belum mementingkan

untuk memberikan dan menerapkan ASI Eksklusif karena kurangnya

pengetahuan mengenai pentingnya ASI Eksklusif.

P3 (Pengawasan, Pengendalian, Penilaian)


1. Bidan desa melaporkan kegiatan posyandu kepada koordinator gizi

puskesmas
2. Koordinator gizi melapor kepada kepala puskesmas
3. Kepala puskesmas melapor kepada dinas kesehatan
4. Kepala puskesmas melakukan evaluasi posyandu bulanan dalam rapat

koordinasi tingkat kecamatan


5. Kepala puskesmas melapor kepada kepala UPTD soreang

Cakupan Asi eksklusif tidak tercapai


g. Penetapan Penyebab Utama dari Masalah Prioritas pada Upaya GiziP2PM

Kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya Asi eksklusif


Kurangnya Informasi pada masyarakat mengenai pentingnya asi ek

Kurangnya
efektif penyuluhan dari koordinasi antara
pihak puskesmas petugas
desa gizi
danketerbatasan
bidan dengan
pamflet, BP dan
brosur, bidandidesa
lefleat puskesmas, posyandu da

Pohon Masalah

Tidak berjalannya komunikasi antara petugas gizi dengan bp dan bidan desa
Frekuensi
de penyuluhan kurang penyuluhan kurang
informatif

Kesibukan dari petugas gizi, petugas bp, dan bidan desa

Petugas gizi mempunyai jabatan yang merangkap


2.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif solusi untuk penyelesaian masalah mengenai cakupan ASI Eksklusif di

puskesmas soreang diantaranya adalah :

I Menambah SDM agar tidak ada petugas yang bekerja merangkap dengan bagian lain
II Penyuluhan pada masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu menyusui mengenai

pentingnya pemberian ASI Eksklusif.


III Peningkatan pemasangan dan penyediaan media informasi seperti brosur, pamflet,

leaflet, poster poster pada dinding puskesmas ataupun brosur yang mengenai

pentingnya ASI Eksklusif.


IV Merancang metode penyuluhan yang lebih informatif sesuai pohon akar masalah
2.4 Analisis Kuantitatif alternatif pemecahan masalah
Berdasarkan analisis secara kuantitatif mengguanakan metode REINKE

Tabel 2.4 Penentuan Prioritas Masalah BerdasarkanAnalisi Kuantitatif Alternatif

Pemecahan Masalah Menggunakan Metode Reinke


Kriteria Jumlah Peringkat
Daftar Alternatif
M I V C MxIxV
No.
Masalah
C

1 Penyuluhan 5 3 5 1 75 I

pada

masyarakat

khususnya ibu

hamil dan ibu

menyusui

mengenai

pentingnya

pemberian ASI

Eksklusif.

2 Peningkatan 5 3 3 1 60 II

pemasangan

media informasi

seperti poster

pada dinding

puskesmas

ataupun brosur

yang mengenai

pentingnya ASI

Eksklusif

3 Merancang 5 3 3Silahka 2 22,5 III

metode n diisi
penyuluhan MIVC
yang lebih
informatif nya

Keterangan :
e. M (Magnitude) : Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
f. I (Importancy) : Pentingnya dalam mengatasi masalah
g. V (Vulnerability) : Sensitivitas dalam mengatasi masalah
h. C (Cost) : Biaya yang diperlukan dalam mengatasi masalah.

Berikan keterangan tentang MIVC tersebut


BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

1 Simpulan dan Saran


1 Simpulan umum
Permasalahan upaya gizi masyarakat dalam puskesmas soreang adalah sebagai

berikut:
1. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas yang belum mencapai target
2. Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil yang belum mencapai

target
3. Cakupan ASI Eksklusif yang belum mencapai target

2 Simpulan khusus
Cakupan ASI Eksklusif dibanding dengan sasaran didapatkan data ASI Eksklusif

23,91% dari target 90%. Hal ini menunjukan adanya masalah dalam pencapaian program.

menjadi prioritas masalah berdasarkan metode ReinkePAHO. Dengan hasil analisis 7M+1I di

dapatkan terjadi masalah pada konten man, material, method, marketing, dan information

2 Saran
Saran untuk puskesmas adalah sebagai berikut:

1 Mengadakan penyuluhan kepada ibu hamil dan menyusui akan

pentingnya pemberian ASI Eksklusif


2 Mengadakan penyuluhan kepada ibu balita akan pentingnya ASI

Eksklusif melalu poster, brosur atau pamflet.


3 Membuat poster, pamflet, dan brosur gizi tentang ASI Eksklusif
4 Sosialisasi tentang ASI Eksklusif di setiap desa dengan

menggunakan PPT, poster dan media informasi lain untuk

penyuluhan.
5 Memberikan motivasi agar ibu mau menerapkan program ASI

Eksklusif

Você também pode gostar