Você está na página 1de 3

Nama: Ezra Hans Soputra

NIM: 04011281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A2
Analisis Masalah
Skenario:
Sabrina usia 20 bulan dibawa ke puskesmas karena belum bisa duduk.
Sabrina baru bisa tengkurap pada usia 12 bulan. Saat ini bisa merayap,kepala bisa berdiri tegak
selama beberapa detik, dan belum bisa duduk. Sabrina belum bisa bicara, baru mengoceh ya-ya
dan ma-ma, sering tidak menoleh bila dipanggil. Sabrina belum bisa memegang benda,belum
bisa memasukkan makanan ke mulut dan bertepuk tangan.
Sabrina anak kedua dari ibu usia 28 tahun.Selama hamil ibu sehat,periksa ketuban 3 kali. Lahir
spontan pada usia kehamilan 36 minggu, ditolong bidan, pecah ketuban beberapa saat sebelum
dilahirkan. Setelah lahir tidak langsung menangis, menangis setelah lebih kurang 10 menit. Berat
badan lahir 2.100 gram, panjang badan tidak diukur. Dirujuk di ruang Perinatal RSMH karena
susah bernafas dan dirawat selama seminggu. Saat dirawat anak mengalami kuning dan diterapi
sinar,tidak pernah kejang.
Riwayat imunisasi sudah mendapat imunisasi BCG,Polio 4x, DPT,Hepatitis B dan HiB 4x, dan
Campak 1x pada usia 10 bulan.
Sabrina masih mendapat ASI, diberi sus formula sejak usia 2 bulan selang-seling dengan ASI.
Sekarang makan nasi tim,belum bisa makan nasi biasa.
Pada pemeriksaan ditemukan BB 7,7 kg, PB 78 cm, Lingkaran kepala 42 cm.Tidak ada
gambaran dismorfik,anak sadar,kontak mata ada, tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.
Anak tidak bisa bicara, bisa mengucapkan ya -ya dan ma -ma, dan menoleh ketika dipanggil
dengan suara keras. Anak bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa detik. Belum bisa
mengambil dan memegang kubus. Keempat anggota gerak kaku dan susah ditekuk, gerakan
kurang, dengan kekuatan 3. Tonus meningkat,reflex fisiologis meningkat, reflex Babinsky (+),
tidak ada reflex Moro dan reflex menggengam. Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol. Tidak
ada kelainan anatomi pada anggota gerak. Hasil pemeriksaan KPSP usia 18 bulan didapatkan
tidak ada yang bisa dilakukan Sabrina
2. Sabrina belum bisa bicara,baru mengoceh ya-ya dan ma-ma, sering tidak menoleh bila
dipanggil.
2.2. Bagaimana penyebab dan mekanisme keterlambatan komunikasi pada anak?
Adanya keterlambatan komunikasi (bicara dan berbahasa) pada kasus dapat dicurigai
dari riwayat anak belum bisa bicara, hanya mengoceh ya-ya dan ma-ma, serta
seringnya Sabrina tidak menoleh ketika dipanggil walaupun usianya sudah mencapai
20 bulan. Pada kasus, kemungkinan yang menyebabkan komunikasi pada anak adalah
Cerebral Palsy yang dideritanya. Pada anak-anak dengan Cerebral palsy dapat terjadi
kekakuan pada otot-otot motoric bicara mereka sehingga mereka tidak dapat
mengucapkan kata-kata dengan baik dan benar. Selain itu juga ada kemungkinan pada
anak ini terjadi gangguan pendengaran yang dapat menyebabkan terganggunya
perkembangan bicara Sabrina.
Nama: Ezra Hans Soputra
NIM: 04011281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A2
Sumber: Azizah Nur. 2005. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Anak
Cerebral Palsy. Jurnal Pendidikan Khusus Vol. 1 No. 2. ISSN: 1858 0998.
6. Riwayat imunisasi sudah mendapat imunisasi BCG,Polio 4x, DPT,Hepatitis B dan HiB
4x, dan Campak 1x pada usia 10 bulan.
6.1. Bagaimana jadwal imunisasi pada bayi?

7. Sabrina masih mendapat ASI, diberi susu formula sejak usia 2 bulan selang-seling dengan
ASI. Sekarang makan nasi tim,belum bisa makan nasi biasa.
7.4. bagaimana hubungan belum bisa makan nasi biasa dengan kasus?
10. Keempat anggota gerak kaku dan susah ditekuk, gerakan kurang, dengan kekuatan 3.
Tonus meningkat, reflex fisiologis meningkat, reflex Babinsky (+), tidak ada reflex Moro
dan reflex menggengam. Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol. Tidak ada kelainan
anatomi pada anggota gerak.
10.1. Bagaimana interpretasi dan makna dari pemeriksaan neurologis?
Tonus otot meningkat: tidak normal, cerebral palsy menyebabkan adanya kekakuan
otot pada bayi yang mengakibatkan tonus dari otot meningkat.
Moro reflex dan reflex menggenggam tidak ada: Normal. Pada usia 6 bulan moro
reflex sudah hilang.

Hipotesis: Sabrina,20 bulan diduga mengalami Global Developmental Delayed ec Cerebral Palsy
quadriplegi tipe spastik dengan mikrosefali dan gangguan pendengaran.
2. Bagaimana cara mendiagnosis dan working diagnosis?
Infant has risks for CP?

Yes No

Infant has abnormal Motor development?

Yes No

Infant has abnormal Neuroimaging?

Yes No

Cerebral palsyNot Cerebral palsy


Risk Factor
Nama: Ezra Hans Soputra
NIM: 04011281419137
Kelas: Alpha 2014 Kelompok: A2
Maternal risk: Thyroid, pre-eclampsia, perdarahan, infeksi, IUGR, Abnormalitas plasenta,
kehamilan ganda.
Born Premature: <28 minggu 10.0%, 28-31 minggu 5.0%, 31-37 minggu 0.7%.
Term born: Kelainan kongenital pada SSP, infeksi intrauterine, radiasi intrauterine,
asfiksia intrauterine, toksemia gravidarum, Encephalopathy 12.0%, sehat dan tidak ada
resiko yang diketahui 0.1%
Abnormal Neuroimaging: periventricular white matter injury, cerebrl malformation,
CVA, Grey matter injury, intracranial hemorrhage, Infection, nonspesifik, Normal.
Sumber:
McIntyre, S., Morgan, C., Walker, K. & Novak, I. (2011). Cerebral palsy-dont delay,
Developmental Disabilities Research Reviews, Volume 17, Issue 2, pages
9. Bagaimana tatalaksana pada kasus?
13. Apa SKDI kasus?
3B

Você também pode gostar