Você está na página 1de 16

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)

TERESTRIAL DIKEBUN RAYA BATURRADEN


Novi Amelia, Dr. Pudji Widodo, M.Sc., Dra. Sulistyani, M.Si.
Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
1)
Pemrasaran, 2)Pembimbing I, 3)Pembimbing II
Email : amelianovi655@gmail.com

ABSTRACT

Ferns are vascular plants that reproduce and disperse via spores, because they produce neither flowers
nor seeds, they are referred to as cryptogams. Based on the potential benefits of ferns incomplete data,
unidentified species, the inventory of ferns that have not been completed even still many have not been
identified, especially in the area of conservation in Botanical Garden Baturraden. This study was aimed at to
determine the diversity of terrestrial ferns and the relationships amongst the ferns. The research was
conducted with survey method, with exploratory sampling technique randomly. The parameters include air
temperature, humidity, soil pH, light intensity, and altitude. The results of this research showed that there are
43 species of ferns which consist of 30 genera and 18 sukues. The relationships of the terrestrial ferns that
can be observed are of Asplenium, Diplazium, and Adiantum.

Keywords: Biodiversity, Terrestrial Ferns, Baturraden Botanical Garden

I. PENDAHULUAN

I. Tumbuhan paku (Pteridophyta) untuk kepentingan lainnya (Raevan et al.,


tersebar di seluruh bagian dunia, sebagian 1992).
besar tumbuh di daerah tropik lembab. IV. Mempertimbangkan tentang
Menurut Tjitrosoepomo et al. (1983), potensi dan manfaat tumbuhan paku hingga
Pteridophyta hidup tersebar luas dari tropika belum lengkapnya data, inventarisasi
yang lembab sampai melampaui lingkaran terhadap tumbuhan paku yang belum selesai
Arktika. Jumlah yang teramat besar dijumpai dilaksanakan bahkan masih banyak yang
di hutan-hutan hujan tropika juga tumbuh belum teridentifikasi. Oleh karena itu, perlu
dengan subur di daerah beriklim sedang, di dilakukan inventarisasi tumbuhan paku
hutan-hutan, padang rumput yang lembab, sebagai kekayaan alam yang dapat
sepanjang sisi jalan dan sungai. dikembangkan dan dilestarikan khususnya di
II. Menurut Loveless (1989) kawasan konservasi.
tumbuhan paku diwakili oleh kurang dari V. Kebun Raya Baturraden
10.000 jenis yang hidup, tetapi karena terletak di kaki Gunung Slamet bagian
ukurannya dan karakteristiknya yang khas, selatan yang secara administratif terletak di
tumbuhan paku merupakan komponen Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden,
vegetasi yang menonjol. Menurut Winter & Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Amoro (2003) sekitar 4400 jenis Kebun raya ini terletak 14 km dari Kota
diperkirakan berada di wilayah Asia Purokerto, 70 km dari kota Cilacap, 47 km
Tenggara dan di Indonesia sendiri dari kota Purbalingga dan 400 km dari
diperkirakan ada 1300 jenis tumbuhan paku. Jakarta sehingga dapat dicapai dengan
III. Kelompok tumbuhan paku berbagai jenis kendaraan darat. Kawasan
masih kurang mendapat perhatian Kebun Raya Baturraden berada di wilayah
dibandingkan dengan kelompok tumbuhan Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH)
lainnya, karena masyarakat menganggap Gunung Slamet Barat, Kesatuan Pengelolaan
tumbuhan ini kurang memberikan manfaat Hutan (KPH) Banyumas Timur, Perum
yang berarti bagi kehidupan. Meskipun Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Luas
banyak jenisdari kelompok tumbuhan paku kawasan Kebun Raya Baturraden mencapai
ini sebenarnya memiliki fungsi ekologis yang 143, 5 ha berada pada ketinggian 70 - 1076 m
sangat penting serta dapat dimanfaatkan dpl. Kondisi topografi berupa daerah
gunungan yang bergelombang dan berbukit-
bukit dengan kemiringan antara 20% sampai IX. 2. Mengetahui kekerabatan
70%. Kebun raya ini memiliki tipe iklim tumbuhan paku (Pteridophyta) terestrial yang
hujan basah dengan curah hujan rata-rata ditemukan di Kebun Raya Baturraden.
5198,9 mm/ tahun dan 167 hari hujan/ tahun X. Manfaat penelitian ini
(Manalu et al., 2015). diharapkan dapat memberikan informasi
keanekaragaman dan kekerabatan tumbuhan
VI. Berdasarkan uraian latar paku terestrial yang tersebar di Kebun Raya
belakang, maka perumusan masalah dalam Baturraden. Memberikan gambaran data
penelitian ini adalah bagaimana tumbuhan paku untuk penelitian lanjutan,
keanekaragaman jenis tumbuhan paku di aplikasinya pada ilmu murni dan terapan juga
Kebun Raya Baturraden dan bagaimana untuk pengembangan serta konservasi
kekerabatan tumbuhan paku terestrial yang selanjutnya sekaligus menyelamatkan plasma
ada di Kebun Raya Baturraden. nutfah tumbuhan paku.
VII. Tujuan penelitian ini untuk : XI.
VIII. 1. Mengetahui keanekaragaman
tumbuhan paku (Pteridophyta) terestrial di
Kebun Raya Baturraden.

XII.
XIII. II. METODE PENELITIAN
a. Materi, Lokasi dan Waktu 1 Teknik Pengambilan Sampel
XX. Penelitian menggunakan
Penelitian
metode survei dengan teknik
1. Materi penelitian pengambilan sampel secara acak terpilih,
yaitu dengan mengumpulkan sebanyak
XIV. Alat-alat yang digunakan
banyak informasi jenis tumbuhan paku
dalam penelitian ini adalah sasak,
yang dijumpai dalam vak-vak di Kebun
penggaris, alat tulis, kertas duplex, pisau,
Raya Baturraden. Vak-vak yang
gunting, kantong plastik, kertas label,
disesuaikan dengan suku atau tema
buku identifikasi, kamera sebagai alat
tertentu.
dokumentasi spesimen, tali rafia, meteran
XXI.
pita, termohigrometer, soil tester,
2Cara Kerja
altimeter, dan luxmeter.
XV. Bahan yang digunakan dalam XXII. Pengambilan sampel
penelitian adalah berbagai jenis tumbuhan paku dilakukan dengan
tumbuhan paku terestrial yang ditemukan menyusuri kawasan Kebun Raya
di Kebun Raya Baturraden, bahan Baturraden. Sampel tumbuhan paku
pengawet (untuk membuat herbarium) terestrial yang dijumpai diambil.
yaitu larutan alkohol 70% . Parameter pendukung seperti suhu,
XVI. kelembaban udara, pH tanah, intensitas
XVII. 2. Lokasi dan Waktu cahaya dan ketinggian dicatat. Kemudian
Pelaksanaan sampel diidentifikasi berdasarkan buku
Flora of Malaya, Vol II Fern of Malaya
XVIII. Penelitian ini dilakukan di (Holttum, 1966), Jenis Paku Indonesia
Kebun Raya Baturraden. Pengambilan (Sastrapradja, 1980), dan website Ferns
sampel dilaksanakan pada bulan Maret of Thailand, Laos and Cambodia Species
hingga April 2016, dengan tahap Index.htm, dan website taksonomi
pengambilan sampel di lapangan yang tumbuhan theplantlist.org. Lalu sampel
dilanjutkan tahap identifikasi dan yang telah diidentifikasi dibuat
pendeskripsian tumbuhan paku. herbarium.

XIX. b. Metode Penelitian


XXIII. Data yang diperoleh Asplenium, Adiantum, dan Diplazium
dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan dilanjutkan dengan analisis hubungan
menggunakan tabulasi data dan merinci kemiripan dengan metode UPGMA.
berdasarkan karakter masing-masing XXV.
jenis tumbuhan paku terestrial yang XXVI.
diperoleh di lokasi XXVII.
XXIV. penelitian. Setelah XXVIII.
dianalisis secara deskriptif untuk
XXIX.
XXX. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
XXXI. Pteridophyta terestrial
yang ditemukan di Kebun Raya Baturraden
sebanyak 43 jenis, termasuk kedalam 30
XXXII.
Tabel 1. Daftar Pteridophyta terestrial di Kebun Raya Baturraden
XXXIII.
XXXIV.
XXXV.
XXXVI.
XXXVII.
XXXVIII. marga dan 18 suku
(Tabel 1). Suku yang dominan adalah
Pteridaceae sebanyak 4 marga, 7 jenis.
XXXIX.
XL.
XLI. Suku XLII. Marga XLIII. Jenis
No
XLVI. A
sp
le
XLV. Asple ni
XLIV. niacea u XLVII. Asplenium
1 e m apogamum
XLVIII. LI. Asplenium
2 XLIX. L. caudatum
LII. LV. Asplenium
3 LIII. LIV. confusum
LVI.
4 LVII. LVIII. LIX. Asplenium normale
LXII. C
or
no
pt
LX. LXI. Athyr eri
5 iaceae s LXIII. Cornopteris opaca
LXVI. D
ep
LXIV. ari
6 LXV. a LXVII. Deparia confluens
LXX. Di
pl
az
LXVIII. iu LXXI. Diplazium
7 LXIX. m cordifolium
LXXII. LXXV. Diplazium
8 LXXIII. LXXIV. esculentum*
LXXVI. LXXIX. Diplazium
9 LXXVII. LXXVIII. pallidum
LXXX. LXXXIII. Diplazium
10 LXXXI. LXXXII. subserratum
LXXXIV. LXXXVII.Diplazium
11 LXXXV. LXXXVI. xiphophyllum*
XC. Bl
ec
hn
LXXXVIII.
LXXXIX. u XCI. Blechnum
12 Blechnaceae m orientale
XCIV. C
XCIII. Cyath ya
XCII. eacea th XCV. Cyathea
13 e ea contaminans
XCVI.
14 XCVII. XCVIII. XCIX. Cyathea gigantea
CII. Ar
ai
os
CI. Daval te
C. liacea gi CIII. Araiostegia
15 e a hymenophylloides
CIV. CV. Denns CVI. D CVII. Dennstaedtia
en
ns
ta
taedti ed
16 ceae tia scabra
CX. Hi
sti
op
CVIII. ter CXI. Histiopteris
17 CIX. is incisa*
CXIV. B
CXIII. Dryop ol
CXII. terida bit CXV. Bolbitis
18 ceae is heteroclita*
CXVIII. D
id
y
m
oc
hl
CXVI. ae CXIX. Didymochlaena
19 CXVII. na truncatula
CXXII. Di
cr
an
CXXI. Gleic op
CXX. henia ter CXXIII. Dicranopteris
20 ceae is linearis*
CXXVI. S
tic
he
CXXIV. ru CXXVII. Sticherus
21 CXXV. s truncatus*
CXXX. C
ep
ha
CXXIX. Hy lo
meno m
CXXVIII. phylla an CXXXI. Cephalomanes
22 ceae es javanicum
CXXXII.CXXXIII. CXXXIV.
23 Lindsaeaceae Lindsaea CXXXV.Lindsaea repens
CXXXVI.CXXXVII. CXXXIX. Lindsaea
24 CXXXVIII. parasitica
CXLII. O
do
nt
os
CXL. or CXLIII. Odontosoria
25 CXLI. ia chinensis*
CXLIV. CXLV. Loma CXLVI.N CXLVII. Nephrolepis
26 riopsi ep exaltata*
dacea hr
e ol
ep
is
CXLVIII. CLI. Nephrolepis
27 CXLIX. CL. hirsutula
CLIV. Ly
co
po
CLIII. Lycop di
CLII. odiac ell CLV. Lycopodiella
28 eae a cernua
CLVIII. A
ng
io
CLVII. Marat pt
CLVI. tiacea eri
29 e s CLIX. Angiopteris evecta
CLXII. M
ar
CLX. att
30 CLXI. ia CLXIII. Marattia fraxinea
CLXVI. P
ol
yp
CLXV. Polyp od
CLXIV. odiac iu CLXVII. Phymatosorus
31 eae m cuspidatus
CLXX. Sc
he
llo
le
CLXVIII. pi CLXXI. Schellolepis
32 CLXIX. s persicifolia
CLXXIV.A
di
an
CLXXII. CLXXIII. tu CLXXV.Adiantum
33 Pteridaceae m hispidulum
CLXXVI.CLXXVII. CLXXIX. Adiantum
CLXXVIII.
34 raddianum
CLXXX.CLXXXI. CLXXXIII. Adiantu
CLXXXII.
35 m trapeziforme*
CLXXXVI.
Pityrogra
CLXXXIV.
CLXXXV. CLXXXVII. Pityrogr
m
36 amma calomelanos
m
a
CXC. Pt
CLXXXVIII.
CLXXXIX.
eri CXCI. Pteris biaurita*
37
s
CXCII.
CXCIII. CXCIV. CXCV. Pteris venulosa
38
CXCVI. CXCVIII. CXCIX. Taenitis
CXCVII.
39 Taenitis blechnoides
CC. CCI. Selagi CCII. Se CCIII. Selaginella plana
40 nellac la
eae gi
ne
lla
CCVI. Te
CCIV. CCV. Tectar ct CCVII. Tectaria
41 iaceae ari athyriosora
a
CCX. C
yc
CCIX. Thely
CCVIII. lo CCXI. Cyclosorus
pterid
42 so repandus
aceae
ru
s
CCXIV.T
he
CCXII. ly
CCXIII. CCXV. Thelypteris ciliata
43 pt
eri
s
CCXVI. Keterangan: * belum ditemukan spora
CCXVII.
CCXVIII. Tabel 2. Pengukuran kondisi lingkungan yang diamati
CCXIX. CCXX. Paramet CCXXI. Hasil
No er Pengukuran
CCXXII.CCXXIII. CCXXIV.25 oC 28, 2
o
1 Suhu C
CCXXV.CCXXVI. CCXXVII. 79 % -
2 Kelembaban 87 %
CCXXVIII.
CCXXIX. CCXXX. 6,3 6,4
3 pH tanah
CCXXXI.CCXXXII. CCXXXIII. 175 x
4 Intensitas 10 lux 409 x
cahaya 10 lux
CCXXXIV.
CCXXXV. CCXXXVI. 808 m
5 Ketinggian dpl - 836 m dpl
CCXXXVII. Keterangan: iklim mikro diukur pada jam 08.00 13.00 WIB, bulan Maret April
2016.
CCXXXVIII.
CCXXXIX.
CCXXXIX.
CCXXXIX.
CCXXXIX.
BA B
CCXXXIX.
CCXXXIX.
CCXXXIX.
A C A C
CCXXXIX.

CCXL.
CCXLI.
CCXLII.
CCXLIII.
CCXLIV.
CCXLV.
CCXLVI. Gambar 1. Asplenium apogamum Gambar
2. Asplenium caudatum
CCXLVII.
CCXLVII.
CCXLVII.
CCXLVII.
B CCXLVII.
CCXLVII.
CCXLVII.
A B
A C CCXLVII.
CCXLVII.
CCXLVIII.
CCXLIX.
CCL.
CCLI.
CCLII.
CCLIII.
CCLIV.
CCLV. Gambar 3. Asplenium confusum Gambar 4. Asplenium
normale
CCLVI.
B
CCLVII.
CCLVIII. B
CCLIX.
CCLX.
A C
CCLXI. C
A
CCLXII.Gambar 5. Cornopteris opaca
Gambar 6. Deparia confluens
CCLXIII.
CCLXIV.
CCLXV.
CCLXVI.
CCLXVII.
CCLXVIII.
CCLXIX.
B
CCLXX.
CCLXXI.
CCLXXII.
CCLXXIII. A C A B
CCLXXIV. Gambar 7. Diplazium cordifolium Gambar 8. Diplazium
esculentum
CCLXXV.
CCLXXVI.
CCLXXVII.
CCLXXVIII.
CCLXXIX.
B
CCLXXX.
CCLXXXI.
CCLXXXII.
CCLXXXIII.
A cc
CCLXXXIV.
CCLXXXV. Gambar 9. Diplazium pallidum
Gambar 10.
Diplazium subserratu
CCLXXXVI.
B CCLXXXVII.
CCLXXXVIII. B
CCLXXXIX.
CCXC.
CCXCI.
CCXCII.
A A
CC CCXCIII. C
CCXCIV.
CCXCV.
CCXCVI. Gambar 11. Diplazium xiphophyllum Gambar 12.
Blechnum orientale
CCXCVII.

CCXCVIII.
B
CCXCIX.
B D
CCC.

CCCI.
A C D
CCCII. A C
CCCIII. Gambar 13. Cyathea contaminans Gambar 14. Cyathea gigantea
CCCIV.

CCCV.

CCCVI.
B B
CCCVII.

CCCVIII.

CCCIX. A C A C
CCCX. Gambar 15. Araiostegia hymenophylloides Gambar 16. Dennstaedtia
scabra

CCCXI.

CCCXII.

CCCXIII.

CCCXIV.
B
CCCXV.

CCCXVI.
CCCXVII.
CCCXVIII. A C B
A
CCCXIX.
CCCXX. Gambar 17. Histiopteris incise Gambar 18. Bolbitis heteroclite
CCCXXI.
CCCXXII.
CCCXXIII.

CCCXXIV.
B
CCCXXV.

CCCXXVI.
A B
CCCXXVII. A C
CCCXXVIII. Gambar 19. Didymochlaena truncatula Gambar 20.
Dicranopteris linearis
CCCXXIX.
CCCXXX.
CCCXXXI.
CCCXXXII. B
CCCXXXIII.
CCCXXXIV.
CCCXXXV. A B
A C
CCCXXXVI.
CCCXXXVII. Gambar 21. Sticherus truncata Gambar 22.
Cephalomanes javanicum
CCCXXXVIII.
CCCXXXIX.
CCCXL.
CCCXLI.
CCCXLII. B
CCCXLIII.
CCCXLIV.
CCCXLV.
CCCXLVI. A B C A C
CCCXLVII. Gambar 23. Lindsaea parasitica Gambar 24.
Lindsaea repens
CCCXLVIII.
CCCXLIX.
CCCL.
CCCLI.
CCCLII. B

A C A B C
CCCLIII.
CCCLIV.
CCCLV.
CCCLVI.
CCCLVII.
CCCLVIII. Gambar 25. Odontosorusa chinensis Gambar 26. Nephrolepis
exaltata
CCCLIX.
CCCLX.
CCCLXI.
CCCLXII.
CCCLXIII.
CCCLXIV.
CCCLXV.
CCCLXVI.
CCCLXVII.
CCCLXVIII.
CCCLXIX. B
CCCLXX.
CCCLXXI.
CCCLXXII.
CCCLXXIII. A C A B
CCCLXXIV.
CCCLXXV. Gambar 27. Nephrolepis hirsutula Gambar 28. Lycopodiella
cernua
CCCLXXVI.
CCCLXXVII.
CCCLXXVIII.
CCCLXXIX.
CCCLXXX.
CCCLXXXI. B
CCCLXXXII. B
CCCLXXXIII.
CCCLXXXIV.
CCCLXXXV.
A C
CCCLXXXVI.
CCCLXXXVII. A C
CCCLXXXVIII. Gambar 29. Angiopteris evecta Gambar 30.
Marattia fraxinea
CCCLXXXIX.
CCCXC.
CCCXCI.
CCCXCII.
CCCXCIII. B
CCCXCIV. B
CCCXCV.
CCCXCVI.
CCCXCVII.
CCCXCVIII.
CCCXCIX. A C A C
CD. Gambar 31. Phymatosorus cuspidatus Gambar 32. Schellolepis
persicifolia
CDI.
CDII.
CDIII.
CDIV.

CDV. B
B

C
A C A
CDVI.

CDVII.
CDVIII.

CDIX. Gambar 33. Adiantum hispidulum Gambar 34. Adiantum


raddianum
CDX.
CDXI.
CDXII.
CDXIII.
B
CDXIV. B

CDXV.
A C A C
CDXVI.
CDXVII. Gambar 35. Adiantum trapeziforme Gambar 36. Pityrogramma
calomelanos
CDXVIII.
CDXIX.
CDXX.
CDXXI.
CDXXII.
CDXXIII.
CDXXIV.
CDXXV.
CDXXVI.
CDXXVII. A B C A B C
CDXXVIII. Gambar 37. Pteris biaurita Gambar 38. Pteris
venulosa
CDXXIX.
CDXXX.
CDXXXI.

CDXXXII.
B C
CDXXXIII.

CDXXXIV.

CDXXXV. A B
A D
CDXXXVI. Gambar 39. Taenitis blechnoides Gambar 40.
Selaginella plana

CDXXXVII.
B

CDXXXVIII. B

CDXXXIX.

CDXL. A
A C C

CDXLI.
CDXLII. Gambar 41. Tectaria athyriosora Gambar 42. Cyclosorus
repandus
CDXLIII.

CDXLIV.

CDXLV.
B
CDXLVI.

CDXLVII.

CDXLVIII.
A C
CDXLIX.
CDL. Gambar 43. Thelypteris ciliate
CDLI.
CDLII. Kekerabatan Pteridophyta Terestrial di Kebun Raya Baturraden
CDLIII.
CDLIV. Analisis hubungan kekerabatan hanya dilakukam pada marga yang memiliki lebih
dari dua jenis tumbuhan paku, adapun marga tumbuhan paku yang dapat dianalisis yaitu marga
Asplenium, Diplazium, dan Adiantum.
1. Asplenium

CDLV.
CDLVI.
CDLVII.
CDLVIII.
CDLIX.
CDLX.
CDLXI.
CDLXII.
CDLXIII.
CDLXIV.
CDLXV.
CDLXVI.
CDLXVII. Gambar 1. Fenogram Hubungan Kemiripan Marga Asplenium Berdasarkan Analisis
Fenetik Menggunakan Metode UPGMA
CDLXVIII.....................................................................................................................
2. Diplazium
CDLXIX.
CDLXX.
CDLXXI.
CDLXXII.
CDLXXIII.
CDLXXIV.
CDLXXV.
CDLXXVI.
CDLXXVII.
CDLXXVIII.
CDLXXIX.
CDLXXX.
CDLXXXI. Gambar 2. Fenogram Hubungan Kemiripan Marga Diplazium Berdasarkan Analisis
Fenetik Menggunakan Metode UPGMA
3. Adiantum
CDLXXXII.
CDLXXXIII.
CDLXXXIV. Gambar 3. Fenogram Hubungan Kemiripan Marga Adiantum Berdasarkan Analisis
Fenetik Menggunakan Metode UPGMA
CDLXXXV.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
TERESTRIAL DIKEBUN RAYA BATURRADEN
Novi Amelia, Dr. Pudji Widodo, M.Sc., Dra. Sulistyani, M.Si.
Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
1)
Pemrasaran, 2)Pembimbing I, 3)Pembimbing II
Email : amelianovi655@gmail.com

CDLXXXVI. IV. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan J. Lovelles, A. R. 1989. Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan Untuk Daerah
B. Berdasarkan hasil yang didapat, Tropik II. Jakarta: Gramedia Pustaka
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Umum.
1. Pteridophyta terestrial di Kebun K.
Raya Baturraden yang ditemukan L. Manalu, A. R.., Kusumawati, I., &
terdiri dari 18 suku, 30 marga, dan Irawan, D. 2015. Refleksi 11 Tahun
43 jenis. Kebun Raya Baturraden.
2. Hubungan kekerabatan Pteridophyta Purwokerto: Balai Konservasi
terestrial yang dapat dianalisis Tumbuhan Kebun Raya Baturraden.
berdasarkan tingkat jenis ada 3
M. Raven P. H., Evert F., & Eichhorn, S.
marga yaitu Asplenium, Diplazium, E. 2005. Biology of Plants. New
dan Adiantum. York: Worth Publ.
C.
D. Saran N. Royal Botanic Garden Edinburgh.
2016. Ferns of Thailand, Laos and
E. Saran untuk penelitian berikutnya Cambodia. http://rbg-
yaitu perlu dilakukan penelitian lebih web2.rbge.Org
lanjut pemanfaatannya ataupun .uk/thaiferns/factsheets . Diakses
persebarannya. Sebagai usaha konservasi tanggal 29 Agustus 2016.
di kawasan Kebun Raya Baturrdaen,
perlu dilakukan juga pemantauan secara O. Sastrapraja, S., J.J. Afriastini, D.
periodik terhadap perkembangan Darnaedi & E. A. Widjaya. 1980.
Pteridophyta terestrial. Jenis Paku Indonesia. Bogor: LBN-
F. LIPI.
G. DAFTAR REFERENSI
P. Tjitrosoepomo, Sutarmi, S. &
Zakaria, A. 1983. Botani Umum 3.
H. Dinas Kehutanan. 2003. Kebun Raya Bandung: Angkasa.
Baturraden; Kondisi Umum dan
Potensi Flora. Dinas Kehutanan Q. The Plant List. 2016. The
Propinsi Jawa Tengah. Pteridophytes (Ferns and fern
www.dinashut-jateng.go.id. Diakses allies). http://www.theplantlist.org/.
tanggal 24 Oktober 2015. Diakses tanggal 29 Agustus 2016.
I. Holttum, R. E. 1966. Flora of R. Winter, W. P. & Amoroso, V. B.
Malaya: Ferns of Malaya Volume II. 2003. Crpytogams: Ferns And Fern
Singapore: Govemment printing Allies. Leiden: Backhuys Publishers.
Office.
S.

Você também pode gostar