Você está na página 1de 4

Analisis Model Studi

1. Kesimetrisan Lengkung Gigi dalam Arah Sagital dan Transversal

Cara untuk mengetahui kesimetrisan lengkung gigi pada rahang adalah menggunakan

symmetograph. Symmetograph diletakkan di atas permukaan oklusal gigi dengan bidang

orientasi mid palatal raphe lalu kedudukan gigi di kuadran kiri dengan kanan dibandingkan

dalam arah sagital dan transversal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat diketahui gigi geligi di

kuadran mana yang memerlukan ekspansi atau pencabutan untuk kesimetrisan lengkung.

2. Perbedaan Ukuran Lengkung (Arch Length Discrepancy)

Lundstrom memperkenalkan teknik mengukur panjang lengkung rahang dengan

membagi lengkung gigi menjadi enam segmen berupa garis lurus untuk setiap dua gigi termasuk

gigi molar pertama permanen. setelah dilakukan pengukuran dan pencatatan pada keenam

segmen selanjutnya dijumlahkan. Nilai inidibandingkan dengan ukuran mesial distal 12 gigi

mulai molar pertama permanen kiri hingga kanan. Selisih keduanya menunjukkan keadaan

ruangan yang tersisa.

3. Analisis Bolton (T. S. D)

Analisis Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi rahang bawah terhadap gigi

rahang atas dengan keadaan oklusinya. Pada analisis rasio keseluruhan diperoleh dengan cara

menghitung jumlah lebar 12 gigi rahang bawah berbanding jumlah lebar 12 gigi rahang atas

dikalikan 100, gigi molar kedua dan ketiga tidak termasuk. Jika rasio hasilnya lebih besar dari

91,3, artinya kesalahan terdapat pada gigi rahang bawah. Jika rasio kurang, maka kesalahan

terdapat pada gigi rahang atas.


Pada penghitungan rasio anterior, gigi yang dihitung hanya sampai gigi caninus. Rumus

yang digunakan adalah jumlah lebar 6 gigi anterior rahang bawah berbanding jumlah lebar 6 gigi

anterior rahang atas dikalikan 100. Jika rasio hasilnya lebih besar dari 77,2, berarti terdapat

kelebihan ukuran gigi-gigi pada mandibula. Jika hasilnya kurang, maka terdapat kelebihan

jumlah ukuran gigi rahang atas. Hasil yang kurang dari 77,2 ini dapat terjadi pada situasi dimana

gigi insisif rahang bawah labioversi dan/atau adanya abnormalitas lebar labiolingual dari incisal

edge.

Overall ratio
Max 12 : Mand 12 Max 12 : Mand 12 Max 12 : Mand 12

85 77.6 94 85.8 103 94.0

86 78.5 95 86.7 104 95.0

87 79.4 96 87.6 105 95.9

88 80.3 97 88.6 106 96.8

89 81.3 98 89.5 107 97.8

90 82.1 99 90.4 108 98.6

91 83.1 100 91.3 109 99.5

92 84.0 101 92.2 110 100.4

93 84.9 103 93.1

Anterior ratio
Max 12 : Mand 12 Max 12 : Mand 12 Max 12 : Mand 12

40.0 30.9 45.5 35.1 50.5 39.9

40.5 31.3 46.0 35.5 51.0 39.4

41.0 31.7 46.5 35.9 51.5 39.8

41.5 32.0 47.0 36.3 52.0 40.1


42.0 32.4 47.5 36.7 52.5 40.5

42.5 32.8 48.0 37.1 53.0 40.9

43.0 33.2 48.5 37.4 53.5 41.3

43.5 33.6 49.0 37.8 54.0 41.7

44.0 34.0 49.5 38.2 54.5 42.1

44.5 34.4 50.0 38.6 55.0 42.5

45.0 34.7

4. Analisis Howes

Panjang lengkung gigi (Tooth Material) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi dari molar

pertama kiri sampai dengan molar pertama kanan. Lebar lengkung basal premolar atau fosa

kanina merupakan diameter basis apikal dari model gigi pada apeks gigi premolar pertama, yang

diukur menggunakan jangka sorong atau jangka berujung runcing. Rasio diperoleh dari membagi

lebar lengkung basal premolar dengan panjang lengkung gigi dikalikan 100. Dalam keadaan

normal, perbandingan lebar lengkung premolar dengan panjang lengkung gigi kira-kira sama

dengan 44%, perbandingan ini menunjukkan bahwa basisi apikal cukup lebar untuk menampung

semua gigi. Jika perbandingan kurang dari 37% berarti terjadi kekurangan lengkung basal.

5. Analisis Pont

Analisis ini digunakan untuk menentukan lebar lengkung ideal yang didasarkan pada lebar

mesiodistal mahkota keempat insisif rahang atas. Rasio gabungan insisif terhadap lebar lengkung

gigi melintang yang diukur dari pusat permukaan oklusal gigi, idealnya 0,8 pada fosa sentral

premolar pertama dan 0,64 pada fosa sentral molar pertama.


6. Diagnostic Setup

Merupakan teknik untuk menggambarkan bagaimana mengatasi masalah ruang dalam

tiga dimensi, yaitu dengan melepaskan gigi dari tulang basal model dan menempelkannya

kembali ke dalam kedudukan yang lebih baik. Cetakan awal tidak digunakan untuk teknik ini,

tetapi disimpan untuk model studi. Pemotongan dilakukan hingga batas tlang alveolar, lalu

dilakukan pemotongan dalam arah vertikal hingga margin gusi menggunakan gergaji kecil

sehingga memungkinkan pemecahan gips tanpa menimbulkan kerusakan di daerah titik kontak

antara dua gigi. Selanjutnya gigi diatur menggunakan lilin sesua dengan posisi yang diinginkan.

Untuk menjaga agar gigitan tidak berubah, dibuat gigitan lilin dalam keadaan oklusi sentrik dan

pemotongan tidak dilakukan pada seluruh gigi. Analisis sefalometri dibutuhkan untuk

memperkirakan letak dan angulasi gigi insisif.

Você também pode gostar