Você está na página 1de 23

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn. D DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU


KEKERASAN DI RUANG UPIP (JANOKO) RSJD Dr. AMONI
GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusun Oleh:

RETA NOVI ARDIANTI


1208028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2013
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. D DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU
KEKERASAN DI RUANG RIPD RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 15 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Alamat : Desa Poncorejo 1/8 gemuh Kendal
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal dirawat : 23 September 2015
Tanggal pengkajian : 24 September 2015
Ruang Rawat : RIPD
No. CM : RMJ-106778
Diagnosa medis :
Penanggung Jawab : Ibu Kandung (Ny. S)

i. ALASAN MASUK
Klien mengatakan sulit tidur, keluarga klien mengatakan klien tampak
bingung.

II. FAKTOR PREDISPOSISI


Klien mengatakan sering jengkel dan marah-marah karena di sekolah klien
sering di ejek-ejek sama teman sekolahnya. Keluarga klien mengatakan bahwa
klien setelah pulang dari pondok klien tampak bingung,linglung, dan tidak ingat
apa-apa. Keluarga Klien mengatakan klien tidak pernah mengalami aniaya sexual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga baik sebagai pelaku, korban
maupun saksi. Klien juga tidak pernah terlibat dalam tindakan kriminal. Anggota
keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah di ejek-ejek sama teman
sekolahnya. Sejak saat itu klien lebih sering didalam kamar sambil melamun.
Masalah keperawatan: menarik diri
Resiko tinggi kekerasan

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Tandatanda vital : TD : 130/90mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,40 C
b. Ukur : BB : 80 kg, TB: 167` cm
c. Keluhan fisik: Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
d. Kepala: Bentuk mesochepal, kulit kepala kotor, rambur kotor dan tidak mudah
dicabut
e. Mata: Kondisi mata Tn. D baik, tidak mengalami gangguan pengelihatan, mata
simetris kanan kiri, sklera ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
f. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung.
g. Mulut dan tenggorokan: Mukosa bibir kering, tidak terdapat sianosis pada bibir
dan lidah, gigi lengkap dan kotor.
h. Telinga: Bentuk simetris. Pendengaran Tn. D masih normal, tidak menggunakan
alat bantu dengar. Sehingga Tn. D bisa diajak komunikasi dengan mudah.
Terbukti saat dilakukan wawancara, Tn. D langsung mengikuti arahan kita walau
kadang masih tidak nyambung. Telinga klien kotor.
i. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
a. Dada (jantung/paru)
Jantung: Inspeksi: tidak tampak ictus cordis,
Palpasi: tidak teraba ictus cordis,
Perkusi: suara redup, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi: S1, S2, tidak ada suara gallop, tidak ada murmur.
Paru : Inspeksi: tidak ada bekas luka, bentuk simetris, tidak ada retraksi
dinding dada.
Palpasi: tidak ada bejolan patologis, tidak ada rabas kulit
Perkusi: suara sonor, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi: suara napas vesikular, tidak terdapat suara ronkhi dan
wheezing pada paru.
b. Abdomen: Inspeksi: bentuk perut membuncit, tak tampak distensi abdomen
Palpasi: turgor kulit normal, tidak terdapat luka dan bekas luka.
Perkusi: suara perut timpani, tidak ada nyeri tekan.
c. Genitalia : laki-laki, tidak terpasang kateter tetapi klien memakai pampers
d. Integumen : turgor kulit kering
e. Ekstremitas:
Atas : Tidak ada fraktur dan tidak terdapat oedem tangan kanan dan kiri
akral : hangat, ada bekas luka pada pergelangan tangan kiri.
Bawah : Tidak terdapat luka, oedema pada tungkai kaki sebelah kiri, akral
hangat.
Masalah Keperawatan : -

IV. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Tn.D

Keterangan :
: Klien
: Tinggal Serumah
: Wanita
: Laki-laki
: Sudah Meninggal

Dalam keluarga klien tinggal bersama kedua orangtuanya dan kakak


adiknya. Menurut klien, orang tuanya sangat menyanyangi dan mengasuhnya
dengan baik sejak dirinya masih kecil. Pengambil keputusan dalam keluarga
adalah Ayahnya. Komunikasi dalam keluarga dilakukan secara terbuka, siapa
saja boleh mengeluarkan pendapatnya. Klien tidak mempermasalahkan dengan
aturan yang ada di rumahnya.
2. Konsep diri
a. Citra/Gambaran tubuh: Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak
disukainya, karena ini sudah ciptaan tuhan
b. Identitas diri: Klien mengatakan bahwa ia adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Klien adalah seorang laki-laki belum menikah.
c. Peran: Klien mau melakukan aktivitas sebagai seorang anak dan pelajar, klien
juga membantu pekerjaan rumah.
d. Ideal diri: Klien mengatakan ingin sekolah dan belajar dengan baik. Klien
mengatakan mempunyai cita-cita membantu orangtuanya dan klien ingin
menghilangkan kebiasaan melamunnya.
e. Harga diri : Klien merasa masih dihargai di lingkungan rumahnya
Masalah keperawatan : -

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: klien mengatakan bahwa orang yang paling disenangi
dalam keluarga adalah ibu kandungnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien tidak pernah
melakukan aktivitas dalam kegiatan kelompok/masyarakat, karena klien
merasa tidak ada gunanya. Di ruang rawat inapnya, klien tampak kurang
bersosialisasi dengan pasien yang lain.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien tidak bisa
bersosialisasi dengan baik dengan teman di rawat inapnya, klien lebih
cenderung berdiam diri dan malu bila diajak berkomunikasi.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial: menarik diri

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: Klien beragama islam, klien dirumah rajin melakukan
ibadah..
b. Kegiatan beribadah: Klien rajin melakukan ibadah
i. STATUS MENTAL
1. Penampilan: Klien berpenampilan tidak rapi, penggunaan pakaian sesuai
dengan fungsinya, selama di rumah sakit klien selalu memakai seragam rumah
sakit.
2. Pembicaraan: Pembicaraan klien lambat dan tidak mampu memulai
pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik: Klien tampak lesu, mondar-mandir dan tidak begitu aktif
dengan kegiatan di RS seperti terapi aktifitas kelompok dan rehabilitasi.
4. Alam perasaan: Klien mengatakan sedih karena teman-teman di sekolah sering
mengejeknya
5. Afek: tumpul. Klien saat diajak berkomunikasi mau menjawab saat diberikan
stimulus yang keras dan menepuk kaki atau tangannya.
6. Interaksi selama wawancara: Klien tampak tidak kooperatif, karena selama
dilakukan wawancara pembicaraan klien lebih banyak diam dan tidur.
7. Persepsi: Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan perasaan marahnya
sudah tidak ada, dan klien mengatakan tidak mendengar suara atau melihat
sesuatu.
8. Proses pikir : Reeming. Klien saat diajak berkomunikasi pada awal mual
berbicara sedikit keras tetapi lama-kelamaan menjadi pelan dan langsung diam.
9. Isi Pikir: Klien mengatakan ingin pulang.
10. Arus pikir: Arus pikir klien dapat dimengerti dan tidak ada flight of idea serta
pengulangan pembicaraan.
11. Tingkat kesadaran: Klien tidak mengalami gangguan kesadaran, namun klien
tampak bingung, orientasi waktu klien kurang baik seperti klien tidak
mengerti hari saat pengkajian, orientasi tempat baik seperti klien mengetahui
dimana klien berada, dan orientasi orang klien kurang baik, seperti saat
dilakukan wawancara klien mengatakan jika hari ini hari apa? Klien
menjawab hanya menggelengkan kepala, tempat ini adalah di RSJ Semarang,
saat ditanya orang dia juga hanya diam.
12. Memori: Klien juga mampu mengingat tanggal lahirnya yaitu, 8 September
2000 dan kejadian saat, seperti tadi pagi makan dengan lauk apa, seperti klien
mengatakan tadi pagi saya makan dengan sayur sop, lauk daging sapi, dan
tempe juga ada buah pepaya.
13. Tingkat konsentrasi dan berhitung: Klien tidak mampu berkonsentrasi dengan
baik yang dibuktikan dengan klien tidak mampu mengulang atau menjelaskan
kembali apa yang telah dibicarakan dengan perawat. Klien tidak mampu
berhitung angka-angka atau benda nyata dengan baik. Klien lebih dominan
diam, dan mondar-mandir dideket jendela.
14. Kemampuan penilaian: Jika diberi penjelasan, klien tidak mampu mengambil
keputusan dengan tepat. Klien juga tidak mampu memutuskan alternatif
tindakan yang mau dilakukan lebih dulu, misalnya mau makan dulu atau
mandi dulu.
15. Daya tilik diri: Klien menyadari bahwa dirinya sering melamun dan marah-
marah dirumah sehingga dibawa periksa di semarang.
Masalah keperawatan: kerusakan komunikasi

V. KEBUTUHAN PERSIAPAN
PULANG
1. Makan
Klien makan 3 kali sehari, makan sendiri tanpa bantuan tetapi klien tidak
mampu membereskan alat-alat makan setelah selesai makan.
2. BAB/BAK
Klien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK sendiri di kamar mandi,
maupun menjaga kebersihan diri dan pakaian.
3. Mandi
Klien mandi dengan mandiri tanpa di bantu.
4. Berpakaian
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri, ganti pakaian setelah mandi tanpa
dibantu sama perawat.
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan kalau siang tidak bisa tidur, tetapi saat malam bisa tidur.
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan belum tahu cara, dosis dan waktu minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit akan selalu kontrol dan
minum obat secara teratur agar penyakitnya tidak kambuh lagi. Sistem
pendukungnya adalah keluarga yang selalu memperhatikan saat kapan dia
harus kontrol dan minum obat.
8. Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan ingin membantu pekerjaan ibunya dirumah.
9. Aktivitas di luar rumah
Keluarga Klien mengatakan tidak pernah melakukan aktivitas apapun diluar
rumah sejak klien menderita gangguan jiwa.

i. MEKANISME
KOPING : klien mengatakan cenderung pendiam dan tertutup. Keluarga Klien
mengatakan bila mempunyai masalah, klien hanya diam dan tidak bercerita
dengan kedua orangtuanya.

ii. MASALAH
PSIKOSOSIAL
Klien saat dilakukan wawancara cenderung diam dan menjawab bila ingin
menjawab. Klien mengatakan kalau merasa khawatir kalau nantinya setelah klien
pulang dari lingkungan merasa mengucilkan klien.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri: harga diri rendah.

VI. PENGETAHUAN
Klien mengatakan sakitnya ini bisa sembuh dengan bantuan dari orang tuanya
nanti kalau dirumah untuk minum obat.

VII. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik :
Terapi medik : Depakote 250mg 1x1
Risperidon 2 mg 2x1
VIII. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. S : Kurang lebih 1 tahun yang lalu klien pernah Harga diri rendah
suka sama tetangganya tetapi tetangganya
sudah punya tunangan. Setelah kejadian itu
klien lebih sering menghabiskan waktunya
dikamar sambil melamun. Klien mengatakan
pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan adalah ditolak cintanya. Sejak
saat itu klien lebih sering didalam kamar
sambil melamun.
O :-
2. S : klien mengatakan sering jengkel dan marah Resiko perilaku
ketika di sekolah karena sering di ejek-ejek kekerasan
sama teman sekolahnya
O : klien tidak kooperatif.
4. S : Klien tidak bisa bersosialisasi dengan baik Isolasi sendiri :
dengan teman di rawat inapnya, klien lebih menarik diri
cenderung pendiam diri dan malu bila diajak
berkomunikasi.
O :Klien tampak bingung

IX. DAFTAR MASALAH


KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri, harga diri rendah
3. Isolasi sosial: menarik diri

X. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri, orang


lain dan lingkungan

Resiko Perilaku
Kekerasan Core Problem
Gangguan konsep diri, harga diri
rendah

XI. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri, harga diri rendah
3. Isolasi Sosial : Menarik diri
F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. D Nama Mahasiswa : Ester
Ruang : RIPD NIM :
No. RM : RMJ -
No Diagnosa Dan Terapi Keperawatan Diagnosa Dan Terapi Medis
1 Resiko Perilaku Kekerasan Diagnosa:
SP 1P Terapi:
1. Identifikasi penyebab tanda Depakote 250mg 1x1
& gejala, PK yang dilakukan, akibat PK Risperidon 2 mg 2x1
2. Jelaskan cara mengontrol
PK: fisik, obat, verbal, spiritual.
3. Laitohan cara mengontrol
PK fisik 1 & 2
4. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik
SP 2P
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol PK dengan obat ( jelaskan 6
benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
dan minum obat
SP 3P
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat. Beri
pujian
2. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara
yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan
benar)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik,
minum obat, dan verbal
SP 4P
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 & obat & verbal.
Beri pujian
2. Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik,
minum obat, verbal, dan spiritual
F. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. D Nama Mahasiswa : Ester
Ruang : RIPD NIM :
No. RM : RMJ -

No Hari & Implementasi Evaluasi ( SOAP )


Tanggal
XVI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. H Nama Mahasiswa : Purwanto
Ruang Rawat : Ruang madrim
No. CM :
TGL DX RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
21/09/2015 RPK TUM : Klien tidak 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
menciderai diri mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.
sendiri, orang lain 1.1. Setelah 2 x tatap a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
dan lingkungan muka dengan 1 x 15 nonverbal
TUK: menit, ekspresi wajah b. Perkenalkan diri dengan sopan
1. Klien dapat bersahabat, menunjukan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
membina panggilan yang disukai klien
rasa senang, ada kontak
hubungan d. Jelaskan tujuan pertemuan
saling percaya
mata, mau berjabat e. Jujur dan menepati janji
tangan, mau menjawab f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien
salam, klien mau duduk apa adanya
berdampingan dengan g. Beri perhatian pada klien dan perhatikan
perawat kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat 2.1. Setelah 2 x tatap 2.1.1 Bantu klien mengidentifikasi penyebab perilaku
mengidentifika muka dengan 1 x 15 kekerasan
si penyebab menit diharapkan klien a. Beri kesempatan pada klien untuk
perilaku mampu mengungkapkan mengungkapkan perasaannya
kekerasan penyebab perasaan b. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel
/ kesal.
jengkel/marah
c. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan
bermusuhan klien dengan sikap tenang.
3.1.1 Bantu klien mengidentifikasi tanda tanda
3. klien dapat 3.1. Setelah 2 x tatap perilaku kekerasan
mengidentifika muka dengan 1 x 15 a. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami
si tanda tanda menit diharapkan klien dan dirasakan saat jengkel / kesal.
perilaku dapat mengungkapkan b. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
kekerasan perasaan marah atau c. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel /
jengkel dan kesal yang dialami klien.
menyimpulkan tanda
tanda jengkel atau
marah yang dialami 4.1.1 Bantu klien mengidentifikasi perilaku kekerasan
4. klien dapat 4.1. Setelah 2 x tatap yang biasa dilakukan
mengidentifika muka dengan 1x 15 a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan
si perilaku menit diharapkan klien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
kekerasan yang dapat mengungkapkan b. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku
biasa dilakukan perilaku kekerasan yang kekerasan yang biasa dilakukan
biasa dilakukan,bermain c. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan
peran dengan perilaku masalahnya selesai ?"
kekerasan dan
mengetahui cara yang
biasa dilakukan itu bisa
menyelesaikan masalah
atau tidak
5.1.1 Bantu klien mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan
5. klien dapat 5.1. Setelah 2 x tatap
muka dengan 1x 15 a. Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang
mengidentifika
dilakukan.
si akibat dari menit diharapkan Klien
b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara
perilaku dapat menjelaskan yang digunakan.
kekerasan akibat dari perilaku c. Tanyakan pada klien Apakah ingin
kekerasan mempelajari cara baru yang sehat ?

6.1.1 Bantu klien mengidentifikasi cara konstruktif


dalam berespon terhadap kemarahan
6. klien dapat
a. Tanyakan pada klien apakah ingin mempelajari
mengidentifika
cara baru yang sehat?
si cara 6.1. Setelah 2 x tatap
b. Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain
konstruktif muka dengan 1 x 15 yang sehat.
dalam menit diharapkan klien c. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.
berespon dapat melakukan cara Secara fisik : tarik nafas dalam jika
terhadap konstruktif dalam sedang kesal, memukul bantal / kasur
kemarahan atau berolah raga dan melakukan
berespon terhadap
kemarahan. pekerjaan yang memerlukan tenaga
Secara verbal : katakan bahwa anda
sedang marah /kesal / tersinggung /
jengkel( saya kesal anda berkata seperti
itu ; saya marah karena anda tidak
memenuhi keinginan saya
Secara Sosial : lakukan dalam
kelompok cara-cara marah yang sehat ;
latihan asertif, latihan managemen
perilaku kekerasan
Secara spiritual : anjurkan klien
berdo'a, sembahyang, atau ibadah lain ;
memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran, mengadu pada tuhan
kekerasan atau kejengkelan.

7.1.1 Bantu klien mengidentifikasi cara mengontrol


perilaku kekerasan
7. klien dapat a. Bantu klien mengaplikasikan cara mengontrol
mengidentifika 7.1. Setelah 2x tatap PK dengan nafas dalaM
si cara muka dengan 1 x 15 b. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara
mengontrol yang telah dipilih.
menit diharapkan klien
perilaku c. Bantu klien untuk mensimulasikan cara yang
kekerasan I :
mendemonstrasikan cara
mengontrol marah telah dipilih (role play)
nafas dalam d. Beri reinforcement positif atas keberhasilan
dengan nafas dalam
yang dicapai dalam simulasi.
e. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang
telah dipilih / dipelajari saat jengkel / marah.

8.1.1 Diskusikan dengan keluarga


a. Identifikasi kemampuan keluarga dalam
8.1. Setelah 2 x tatap merawat klien dari sikap apa yang telah
8. klien mendapat dilakukan terhadap klien selama ini
dukungan muka dengan 1 x 15
b. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat
keluarga menit diharapkan klien
klien
menerima dirinya c. Jelaskan cara-cara merawat klien :
sendiri dan keadaan Terkait dengan cara mengontrol perilaku
keluarga, Keluarga klien marah secara konstruktif
dapat : menyebutkan Sikap tenang, bicara tenangdan jelas
cara merawat klien yang Membantu klien mengenal penyebab klien
berperilaku marah
kekerasan,Mengungkap d. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara
kan rasa puas dalam merawat klien
merawat klien
9.1.1 Bantu klien agar dapat menggunakan obat dengan
benar
9. klien dapat 9.1. Setelah 2 x tatap a. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien
menggunakan muka dengan 1 x 15 pada klien dan keluarga
obat dengan menit diharapkan klien b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian
benar dapat menyebutkan berhenti minum obat tanpa seijin dokter
c. Jelaskan prinsip benar minum obat ( baca
obat-obat yang diminum
nama yang tertera pada botol obat, dosis obat,
dan kegunaannya ( jenis, waktu dan cara minum)
waktu, dosis dan efek ), d. Anjurkan klien minta obat dan minum tepat
Klien dapat minum obat waktu
sesuai program e. Anjurkan pada klien melaporkan pada perawat
pengobatan atau dokter jika merasakan efek yang tidak
menyenangkan
f. Beri pujian jika klien minum obat dengan
benar

XVII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Nama Pasien : Tn. H Nama Mahasiswa : Purwanto
Ruang Rawat : Ruang Madrim
No. CM :
Tgl/Jam Dx Keperawatan Implementasi Respon Ttd
21 Sept Resiko Perilaku 5. Memberikan S:-
2015 Kekerasan terapi kejang listrik/ECT O : klien masih difiksasi, klien masih
09.00 Menyiapkan klien untuk diberikan bingung, klien makan dan minum
terapi kenjang listrik/ECT obat dengan dibantu oleh perawat.
Menfiksasi klien
Melakukan terapi kejang listrik
11.00
Mengobservasi keadaan umum klien
S : klien mengatakan saya H, suka
6. SP I RPK :
dipanggil H,dari grobogan.iya mau
a. Membina
hubungan saling percaya dengan ngobrol disini saja. saya sudah
mengungkapkan prinsip komunikasi tidak marah,ya, mau diajarkan.
terapeutik. O : klien tampak lebih banyak diam, tidak
b. Membantu klien kooperatif, menjawab harus dengan
mengidentifikasi penyebab perilaku pertanyaan yang diulang. Kadangkala
kekerasan klien mondar-mandir pindah tempat
c. Membantu klien duduk. Klien mau mempraktikkan
mengidentifikasi tanda tanda perilaku ulang cara nafas dalam.
kekerasan
d. Membantu klien
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
e. Membantu klien
mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan
f. Mengajarkan pada
klien cara mengontrol perilaku
kekerasan/kemarahan
g. Melatih klien cara
mengontrol perilaku
kekerasan/kemarahan dengan fisik I :
nafas dalam
h. Membimbing klien
memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
22 Sept Resiko Perilaku 1. SP 1 RPK S : saya lupa kamu siapa, ya saya H.
2015 Kekerasan a. Membina hubungan saling percaya Saya sudah tidak marah, lupa
10.00 dengan menngungkapkan prinsip mbak. ya sekarang mau diajarkan
komunikasi terapeutik lagi. Saat dianjurkan untuk
b. Memvalidasi kemarahan dan latihan memasukan dalam jadwal klien
cara mengontrol kemarahan dengan hanya berespon dengan
nafas dalam menundukkan kepala.
c. Melatih pasien cara mengontrol O : klien sudah bisa diajak berbicara,
kemarahan dengan nafas dalam. kontak mata tidak terjaga, klien
d. Membimbing klien memasukkan sesekali menunduk dan diam. Namun
dalam jadwal kegiatan harian klien sudah bisa diarahkan.
22 Sept Isolasi Sosial : 1. SP 1 isolasi sosial S : iya..saya H. (kemudian klien lebih
2015 menarik diri a. Membina banyak diam tetapi saat diarahkan
11.00 hubungan saling percaya dengan mau mengikuti, misalnya saat
menngungkapkan prinsip komunikasi ditawarkan tempat mengobrol, klien
terapeutik hanya diam tetapi saat diajak ke
b. Mengidentifik ruang tamu klien mau mengikuti).
asi penyebab klien menjadi pendiam (saat berkenalan dengan temannya
c. Mengidentifik klien hanya berjabat tangan dan
asi keuntungan berinteraksi dan diam)
kumpul dengan orang lain O : klien tampak tidak kooperatif, lebih
d. Melatih klien banyak diam, klien mau berjabat
untuk berkenalan dan mengobrol tangan dengan temannya.
dengan satu temannya.
e. Membimbing
klien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
23 Sept Resiko Perilaku 1. SP 1 RPK S : saya lupa kamu siapa, ya saya H.
2015 Kekerasan a. Membina hubungan saling percaya Saya sudah tidak marah, lupa
10.00 dengan menngungkapkan prinsip mbak. ya sekarang mau diajarkan
komunikasi terapeutik lagi. Saat dianjurkan untuk
b. Memvalidasi kemarahan dan latihan memasukan dalam jadwal klien
cara mengontrol kemarahan dengan hanya berespon dengan
nafas dalam menundukkan kepala.
c. Melatih pasien cara mengontrol O : klien sudah bisa diajak berbicara,
kemarahan dengan nafas dalam. kontak mata tidak terjaga, klien
d. Membimbing klien memasukkan sesekali menunduk dan diam. Namun
dalam jadwal kegiatan harian klien sudah bisa diarahkan.
23 Sept Isolasi Sosial : 1. SP 1 isolasi sosial S : H, disini saja mbak. (kemudian
2015 menarik diri a. Membina hubungan saling percaya klien lebih banyak diam tetapi saat
10.00 dengan menngungkapkan prinsip diarahkan mau mengikuti). Saat
komunikasi terapeutik ditanya nama teman yang diajak
b. Memvalidasi masalah dan latihan perkenalan klien mengatakan : lupa
berkenalan dengan satu temannya mbak (sambil menunduk). Saat
c. Membimbing klien memasukkan perkenalan lagi klien hanya
dalam jadwal kegiatan harian. mengucapkan nama : saya didik.
O : klien tampak sudah bisa kooperatif,
lebih banyak diam, klien mau
berjabat tangan dengan temannya.

XVIII. EVALUASI
Tgl/ jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi Ttd
23 Sept 2015 Resiko Perilaku Kekerasan S: saya lupa kamu siapa, ya saya H. Saya sudah tidak marah,
11.00 WIB lupa mbak. ya sekarang mau diajarkan lagi. Saat
dianjurkan untuk memasukan dalam jadwal klien hanya
berespon dengan menundukkan kepala.
O : klien sudah bisa diajak berbicara, kontak mata tidak terjaga,
klien sesekali menunduk dan diam. Namun klien sudah bisa
diarahkan.
A:masalah belum teratasi
P:lanjutkan SP2
23 Sept 2015 Isolasi Sosial : menarik diri S: Tn. H mengatakan saya H, dari grobogan. (selama
11.00 WIB dilakukan strategi pelaksanaan klien lebih banyak diam).
Klien mengatakan saya belum kenal. saya H (sambil
berjabat tangan dan menunduk).
O: Klien mau berjabat tangan, klien tidak mau berinteraksi
dengan perawat atau temannya. Klien saat diajak berbincang-
bincang lebih banyak diam dan ingin masuk kamar terus. KU
klien baik, Klien tampak tidak kooperatif, kontak mata klien
tidak terjaga, klien tidak mendominasi pembicaraan karena
klien sukanya menunduk dan mau menjawab bila diulang-
ulang pertanyaannya. TD: 120/70mmHg, N: 86x/menit, RR:
22x/menit, S: 36,20C.
A: masalah belum teratasi
P: Delegasikan kepada keluarga untuk membantu klien
bersosialisasi dan membantu minum obat.

Você também pode gostar