Você está na página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan seperti telah diterangkan, lamanya kehamilan yang normal adalah
280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kadang-kadang
kehamilan berakhir sebelum waktunya dan ada kalanya melebihi waktu yang
normal.
Anak baru mungkin hidup di luar kandungan di dunia luar kalau beratnya
telah mencapai 1000 gr atau umur kehamilan 28 minggu. Ada juga yang
mengambil sebagai batas untuk abortus dengan berat anak kurang dari 500 gr.
Makin tinggi berat badan anak waktu lahir, maka makin besar kemungkinannya
untuk dapat hidup terus. Faktor-faktor penyebab sangat banyak. Pada bulan-bulan
pertama dari kehamilan yang mengalami abortus hampir selain didahului oleh
matinya fetus.
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15%, namun
demikian frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena abortus
buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi. Juga karena
sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga
wanita tidak dapat ke dokter atau rumah sakit. Oleh karena itu bidan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam memberikan pelayanan ANC, dalam
memberikan penyuluhan mengenai tanda bahaya kehamilan secara dini. Dengan
begitu maka kehamilan ibu akan terpantau dan dapat segera ditangani jika ada
komplikasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah asuhan kebidanan dengan abortus adalah
supaya bidan dan mahasisiwa mampu memberikan asuhan kebidanan dengan
pasien abortus

1
2. Tujuan khusus
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan abortus.
2. Menginterpretasi data ibu hamil dengan abortus.
3. Mengantisipasi masalah potensial ibu hamil dengan abortus.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera ibu hamil dengan abortus.
5. Merencanakan tindakan dan rasionalisasi ibu hamil dengan abortus.
6. Melakukan rencana tindakan ibu hamil dengan abortus.
7. Melaksanakan evaluasi ibu dengan abortus.

C. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, maka dapat memberikan manfaat serta
pengetahuan yang berguna bagi mahasiswi, khususnya Mahasiswi Akademi
Kebidanan dalam memahami tentang abortus dan dapat melakukan asuhan
kebidanan kepada pasien preeklamsia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus


1. Pengertian
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu
beratnya antara 400 sampai 1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia
22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
(Sarwono, 2001 : 145)

2. Etiologi
1. Faktor Ovum
Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa
hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti
kelainan kromosom (trisomi & polyploidy). Pada ovum abnormal 6% diantaranya
terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena
kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari
satu bulan. Kelainan pertumbuhan selain oleh kelainan benih dapat juga
disebabkan oleh kelainan lingkungan atau exogen (virus, radiasi, zat kimia).

2. Faktor ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, misalnya :
a) Infeksi akut yang berat : peneumonia, types dan lain-lain, dapat menyebabkan
abortus atau partus prematurus. Janin dapat meninggal oleh toxin-toxin atau
karena penyemburan kuman-kuman sendiri.
b) Kelainan genetalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
- Anomalia congenital (hipoplasia uteri, tumor uterus, uterus bikornis, dan
lain-lain)
- Kelainan letak dari uterus seperti retroflexi uteri fixate

3
- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti esterogen atau
progesterone, endometritis, mioma submoka.
- Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mioma)
- Distosia uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis
c) Gangguan sirkulasi placenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit netritis, hipertensi, toxemia
gravidarum, anomalia placenta, dan endarteritis oleh karena lues.
d) Antagonis resus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui placenta merusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetis yang berakibat meninggalnya fetus.
e) Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi misalnya : sangat
terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparatomi, dan lain-lain, atau
dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus, selaput janin rusak
langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan.

3. Faktor Bapak
Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, dekompensasi, kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, dll), sinar roentgen,
avitaminosis. (Mochtar, R., 2002 : 209)

4. Kekurangan hormon
Corpus luteum dan trophoblast menghasilkan progesteron untuk
mempertahankan decidua. Jika kadar progesteron kurang maka akan
mempengaruhi pemberian makanan kepada foetus dan menyebabkan kematian.
Hormon lain terutama hormon tiroid, kadang-kadang dapat menyebabkan abortus.

5. Kelainan organ-organ reproduksi


Mioma uteri dianggap sebagai faktor etiologik terjadinya abortus jika
pemeriksaan klinik lainnya tidak ada kelainan dan pada histerogram
menunjukkan deformitas cavum uteri.
Retrofleksi uteri gravidi incancerati akan mengganggu sirkulasi yang
menyebabkan perubahan pada decidua dan terjadinya abortus.
Serviks yang pendek, baik kongenital maupun pasca bedah, dan serviks
inkompeten dapat menyebabkan abortus.

6. Trauma

4
Trauma psikis dan trauma fisik jarang menyebabkan abortus. Pada
umumnya trauma yang berat atau trauma yang langsung mengenai uterus
(misalnya terkena tembakan peluru atau trauma tumpul pada perut) dan operasi
abdominal yang besar dapat merangsang terjadinya abortus.

7. Penyakit Autoimun
Terdapat hubungan yang nyata antara abortus berulang dan penyakit
autoimun seperti SLE dan antipofolipid antibody. Kejadian abortus spontan
diantara pasien SLE sekitar 10% disbanding populasi umum.

8. Faktor Lingkungan
Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat paparan obat dan kimia
radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus, misalnya paparan terhadap gas
buangan anastesi dan tembakau

3. Manifestasi Klinis
a. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
b. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
c. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
d. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas sympisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
e. Pemeriksaan ginekologi
Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada/tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva.
Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan
atau jaringan berbau busuk dari ostium.
Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil
dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, kavum donglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

5
4. Penatalaksanaan
1. Abortus kompletus (keguguran lengkap)
Terapi :
Hanya dengan pemberian uterotonika.
2. Abortus inkompletus (keguguran bersisa)
Terapi :
Bila ada tanda-tanda syok atasi dulu dengan pemberian cairan dan transfusi
darah, kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital
dan kuretase. Setelah itu diberi obat-obat uterotonika dan antibiotika.
3. Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)
Terapi :
Sama seperti pada abortus inkompletus.
4. Abortus imminens (keguguran membakat)
Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-
obat hormonal dan anti spasmodika serta istirahat. Kalau perdarahan setelah
beberapa minggu masih ada, maka perlu ditentukan apakah kandungan masih
baik atau tidak kalau reaksi kehamilan 2 kali berturut-turut negatif, maka
sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).
5. Missed abortion
Terapi :
Berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat
dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi atau kuretase. Dapat juga
dilakukan histeretomi anterior. Hendaknya pada penderita juga diberikan
antibiotika.
6. Abortus habitualis (keguguran berulang)
Terapi :
Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih besar
hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi dari pada sesudahnya. Merokok
atau minum alkohol sebaiknya dikurangi atau dihentikan. Pada serviks
incompetent terapinya adalah operatif, shirodkar atau medonald (cervikal
curelage).
7. Abortus infeksiousus dan abortus septik
Terapi :

6
a. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup.
b. Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan pembukaan
dan uji kepekaan obat), berikan suntikan penisillin satu juta satuan tiap 6
jam, berikan suntikan streptomisin 50 mg setiap 12 jam, atau antibiotika
sprektrum luas lainnya.
c. 24 atau 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat
bila terjadi perdarahan banyak, lakukan dilatasi atau kuretase untuk
mengeluarkan hasil konsepsi.
d. Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.
e. Pada abortus septic terapi sama saja, hanya dosis dan jenis antibiotika
ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan
dan uji kepekaan kuman.
f. Tindakan operatif, melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan,
dilakukan bila keadaan umum membaik dan panas mereda.

B. Manajemen Kasus (7 Langkah Varney)


Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap, yaitu:
Riwayat kesehatan
pemeriksaan fisik pada kesehatan
Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil
studi

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang


akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.

7
Langkah II (kedua): Interprestasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman
wanita yang di identifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut
terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat ditunda
lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori nomenklatur standar
diagnosa tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang
membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu
perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.

Langkah III (ketiga): Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah


Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.

Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan


Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

8
Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi.
Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana
bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu
atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah
lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya
bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.

Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa
atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/ data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah
diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau
masalah psikologis.

9
Semua keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori
yg up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau
tidak akan dilakukan oleh klien.

Langkah VI (keenam) : Melaksanaan perencanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.
Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.

Langkah VII (Terakhir) : Evaluasi


Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah
diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang
sebagian belum efektif.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. GAMBARAN UMUM LOKASI TEMPAT PRAKTEK KLINIK


BPS Khairuna, Amd. Keb terletak didesa Punjot Kecamatan Jangka
Kabupaten Bireuen.
Adapun data-data yang terdapat di BPS Khairuna, Amd.Keb adalah
sebagai berikut:
Sasaran pertahun Bumil : 26 Orang
Sasaran Pertahun Bufas : 25 Orang
Sasaran Pertahun Bayi : 24 Orang
Jumlah Bulin bulan ini : 5 Orang
Jumlah Bufas bulan ini : 5 Orang
Jumlah bayi bulan ini : 5 Orang
Jumlah bayi semuanya : 16 Orang
Jumlah balita semuanya : 72 Orang
Jumlah kematian bayi :-
Jumlah kematian bumil :-
Jumlah kematian bufas :-
Jumlah WUS : 280 Orang
Jumlah PUS : 135 Orang
Jumlah Sarana
Jumlah Poskesdes : 1 Unit
Jumlah Mesjid : 1 Unit
Jumlah Sekolah : 1 Unit

Data Geografi
1. Peta Wilayah Daerah Binaan
Terlampir
2. Batas-batas wilayah
a. Utara : Berbatasan dengan selat malaka
b. Selatan : Berbatasan dengan Bugak mesjid/bugeng
c. Timur : Berbatasan dengan Alue Kuta/Ulee Cee
d. Barat : Berbatasan dengan Pulo Pineng/Mns Dua
3. Luas Wilayah : 375 Ha
4. Pembagain administrasi Daerah :
a. Jumlah desa : 1 Desa (Desa Punjot)
b. Jumlah dusun : 4 Dusun
- Kuuk Manok
- Maprang Abu

11
- Ie Rho
- Matang kruma
c. Jumlah RT :-
d. Jumlah RW :-

B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


I. Pengumpulan Data Dasar
A. Identitas / Biodata
Nama ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. Z
Umur : 22 Thn Umur : 25 Thn
Suku/bangasa : Indonesia Suku/bangasa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Desa Punjot Alamat Rumah : Desa Punjot

B. Anamnesa (Data Subjektif )


Anamnesa di : BPS Ruangan : - Tanggal : 13-06-2012 Pukul : 16:00 WIB
Oleh : Bidan Khairuna
1. Alasan kunjungan saat ini : Memeriksa Kehamilan
2. Riwayat kehamilan ini : Pertama
2.1 Riwayat Menstruasi
Hari pertama haid terakhir tanggal (HPHT) : 2-3-2012 pasti, lamanya:
7 hari pasti/tidak, banyaknya : 3 x ganti pembalut, TTP: 9-12-2012
Haid sebelumnya : teratur lamanya : 8 hari Banyaknya: 3 kali
Siklus : teratur konsistensi : kental
TTP : 09-12-2012
UK : 6 Minggu
2.2 Tanda-tanda kehamilan (Trimester I)
Hasil tes kehamilan ( jika dilakukan) : Tidak dilakukan
2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali
Pergerakan fetus dalam 12 jam terakhir 8 kali
2.4 Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan )
Rasa lelah : tidak ada
Mual dan muntah yang lama : tidak ada
Nyeri perut : ada
Panas, menggigil : tidak ada

12
Sakit kepala berat/terus menerus : tidak ada
Penglihatan kabur : tidak ada
Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada
Oedema : tidak ada

2.5 Diet / Makan


Makan sehari-hari : teratur 3 kali sehari dengan porsi sedang, dan
menu nasi, ikan, tempe, tahu, sayur, dengan tambahan susu, nafsu
makan ibu meningkat dan ibu minum sebanyak 2 liter/hari.
Perubahan makanan yang dialami (termasuk ngidam, nafsu makan dan
lain-lain). Tidak ada
Pola eliminasi : BAK : 5 kali, konsistensi: cair
Warna : kuning bau : khas
BAB : 1 kali / hari konsistensi : Lunak Warna : Kuning
Bau : Khas

2.6 Aktivitas sehari-hari


Pola istirahat dan tidur : 8 jam dan 2 siang
Seksualitias : tidak mengalami kendala namun
frekuensinya berkurang.
Pekerjaan : tidak mengalami kendala dalam
melakukan aktivitas ringan seperti
memasak dan menyapu.

2.7 Imunisasi TTI tanggal : - TT2 Tanggal : (Tidak dilakukan)


2.8 Kontrasepsi yang pernah digunakan : ibu belum pernah menggunakan
alat kontrasepsi apapun

3 Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita


3.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Jantung : tidak ada
Tekanan Darah Tinggi : tidak ada
Hepar : tidak ada
Anemia berat : tidak ada
Diabetes melitas : tidak ada
Penyakit hubungan seksual dan HIV/AID : tidak ada
Campak : tidak ada
Malaria : tidak ada
Tuberculosis : tidak ada
Gangguan mental : tidak ada

13
Operasi : tidak ada
Lain-lain : tidak ada

3.2 Perilaku Kesehatan


1. Gangguan alcohol/obat-obatan sejenisnya : tidak ada
2. Obat-obatan/jamu yang sering digunakan : tidak ada
3. Merokok, makan sirih : tidak ada
4. Iritasi vagina/ganti pakaian dalam : 3 x sehari

4 Riwayat social
4.1 Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan? Ya direncanakan
4.2 Jenis Kehamilan yang diharapkan : laki-laki dan perempuan sama saja
4.3 Status perkawinan : Sah
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 1 tahun

5 Riwayat kesehatan keluarga


(tanyakan tentang penyakit-penyakit keturunan)
DM : tidak ada
Jantung : tidak ada
Hipertensi : tidak ada

C. Pemeriksaan
1. Kesadaran umum : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmhg Denyut nadi : 70 x /menit
Suhu tubuh : 37 0C Pernafasan : 24 x/menit
3. Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : Sebelum hamil 50 kg sedang hamil 59 Kg
Kenaikan berat badan selama hamil : 9 Kg
4. Pemeriksaan fisik
4.1 muka tida ada eloasma Kelopak mata : tidak oedema
Sclera : tidak ikterik
Konjungtiva : merah muda

14
4.2 Mulut dan gigi tidak stomatitis lidah dan geraham : mulut bersih, gigi
tidak berlubang, caries : (-)
4.3 Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
4.4 Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan
4.5 Dada :
Jantung : tidak ada mur-mur
Paru :tidak ada wheezing
Payudara : Pembesaran : ada kiri dan kanan
Putting susu : menonjol
Simetris : ya
Benjolan/tumor : tidak ada
Pengeluaran : ada tapi sedikit
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada

4.6 Punggung dan pinggang


Posisi tulang belakang : hiperlordosis gravidarum
Pinggang nyeri : tidak ada

4.7 Ekstremitas atas dan bawah Oedema : tidak ada


Kekuatan sendi : normal
Kemerahan : tidak ada
Varieses : tidak ada
Reflex : kanan dan kiri (+)
4.8 Abdomen :
a. Inspeksi
Bentuk : Bekas luka operasi : tidak ada
Straie gravidarum : ada
Linen nigra : Linea alba : ada
b. Palpasi
Leopold I : Belum teraba

Leopold II : Kanan : Belum teraba

Kiri : Belum teraba

Leopold III : Belum teraba


Leopold IV : Belum teraba
c. Auskultasi :
Puctum maksimum : Tidak ada
Denyut jantung fetus : Tidak ada
Taksiran berat janin : Tidak ada

4.9 Ano-genital
4.9.1 Inpeksi :
Premium : luka Perut : tidak ada

15
Vulva vagina ; warna : Kemerahan luka : tidak ada
Fistula : tidak ada Varises : tidak ada
Pengeluaran pervaginam : tidak ada Warna : tidak ada
Konsistensi : tidak ada Jumlah : tidak ada
Kelenjar bartolini : Pembengkakan : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Anus : normal

D. Pemeriksaan Laboratorium :
Darah :- Hb : - gr% Golongan darah :-
Urine : Protein : Tidak ada Reduksi : Tidak ada

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Diagnosa : Ibu G:1, P:0 A:0 hamil 12 Minggu dengan abortus
Inkompletus
Masalah : - Nyeri diperut
- Keluar darah dari vagina

III. Identifikasi Diagnosa Masalah dan masalah potensial


Ibu merasakan nyeri di bagian perut serta keluarnya darah dari vagina

IV. Tindakan segera /kolaborasi


Bekerja sama dengan perawat, tim medis dan dengan dokter spesialis
kandungan.

16
V. Perencanaan Tindakan
- Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
- Anjurkan makan yang bergizi dan protein
- Jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan
- Anjurkan kepada ibu untuk jangan bekerja yang terlalu berat dan
anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup.
- Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan.
- Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.

VI. Pelaksanaan Tindakan


- Menganjurkan ibu makan makanan yang mengandung protein
- Membina hubungan baik dengan keluarga
- Menanyakan keluhan ibu

VII. Evaluasi
Tanggal 13-6-2012 pukul 16:00 WIB datang ke Klinik untuk
memeriksakan kehamilannya dan setelah diperiksa menunjukkan bahwa
kehamilan ibu dalam keadaan tidak normal dan ibu sudah mengerti
sebagaian dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan.

S : - Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama


- Ibu mengatakan merasa lelah dan lemah.
- HPHT : 2-3-2012
- TT : Belum dilakukan
O : Vital Sign
- TD = 100/70 mmHg
- Pols = 70x/m
- Temp = 370C
- RR = 24 x/m
Memeriksa Leopold
- Leopold I : Belum teraba
- Leopold II : Belum teraba
- Leopold III : Belum teraba
- Leopold IV : Belum teraba
DJJ :
Rumus TBJ :
HPHT : 2-3-2012 TTP : 9-12-2012
A : Ibu dengan G1 P1 A0 umur kehamilan 12 minggu
Janin tunggal, tidak hidup, intra uteri
P : - Bina hubungan baik dengan ibu
- Menganjurkan makan-makanan yang bergizi

17
- Banyak makan sayuran
- Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
- Jelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan pada ibu
- Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
I : - Bina hubungan baik dengan ibu
- Menganjurkan ibu makan makanan yang mengandung protein
- Menanyakan keluhan ibu
E : Tanggal 13-6-2012 pukul 16:00 WIB datang ke klinik untuk memeriksa
kehamilan dan setelah pemeriksaan menunjukkan bahwa kehamilan ibu
dalam keadaan tidak normal dan ibu sudah mengerti dengan penjelasan-
penjelasan yang diberikan bidan.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup di


luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan
kurang dari 28 minggu.
Abortus atau keguguran dibagi menjadi:
1. Berdasarkan kejadiannya
a) Abortus spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan
kekuatan sendiri
b) Abortus buatan sengaja dilakukan sehingga kehamilan diakhiri.
2. Berdasarkan pelaksanaanya
Abortus buatan teraupetik. Dilakukan oleh tenaga medis secara legalitas
berdasarkan indikasi medis
Abortus buatan illegal yang dilakukan tanpa dasar hokum atau melawan
hokum (Abortus Kriminalis).
3. Berdasarkan gambaran klinis
Keguguran lengkap (abortus kompletus), semua hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya.
Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus), sebagian hasil konsepsi
masih tersisa dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
Keguguran mengancam (abortus imminen), abortus ini baru dan masih
ada harapan untuk dipertahankan.
Keguguran tak terhalangi (abortus insipien), abortus ini suadah
berlangsung dan tidak dapat dicegah atau dihalangi lagi.
Keguguran habitualis, abortus yang telah berulang dan berturut-turut
terjadi sekurang-kurangnya 3 kali.
Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiousus), keguguran yang
disertai infeksi sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap dan dilakukan
dengan cara kurang legeartis.
Missed abortion, keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22,
tetapi tertahan dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

19
A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan pada Klien dengan Abortus memerlukan waktu dan
proses perawatan yang cepat dan tepat sehingga setelah dilakukan Asuhan
Kebidanan pada kasus tersebut didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Tahap pengkajian merupakan tahap yang sangat penting dan mendasari
Asuhan Kebidanan pada klien dengan abortus sehingga untuk menggali
dan mengumpulkan data yang lengkap diperlukan komunikasi yang efektif
dari Petugas Kesehatan bidan. Selain itu faktor sikap, tingkah laku,
ketrampilan dan penguasaan ilmu secara teoritis dapat membantu
terlaksananya asuhan kebidanan yang baik.
2. Dari hasil asuhan kebidanan yang dilaksanakan terhadap klien abortus
dapat disimpulkan bahwa dengan mengetahui sebab yang pasti, maka
petugas kesehatan dapat melakukan tindakan yang cepat dan tepat,
sehingga kematian dapat terhindarkan.
3. Pada umumnya klien abortus s dapat terhindarkan dari kematian bila
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat secara administaratif dan
terlaporkan.

B. Saran
a. Bagi klien
Diharapkan melakukan control ulang/apabila sewaktu-waktu ada keluhan
dan melakukan semua anjuran atau nasehat yang diberikan oleh petugas

b. Bagi petugas
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan wewenang, dapat bekerja
sama dengan klien dan dapat meningkatkan peran bidan dalam fungsinya sebagai
pelaksana kebidanan, lebih meningkatkan kerja sama yang baik dengan petugas
kesehatan yang lain, klien, dan keluarga

c. Bagi pendidikan
Agar dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik teori maupun
praktek sehingga mahasiswa dapat dengan mudah dan mandiri

20
mengimplementasikan denagn baik dan sesuai langkah-langkah yang telah
ditentukan

21
DAFTAR PUSTAKA

Mansjor, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapios

Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : BP-SP.

Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Tridarsa Printer. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBPSP : Jakarta

Wiknjosastro, H. (Ed.). (2007). Ilmu Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wiknjosastro, H. (Ed.). 2007. Ilmu Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

22

Você também pode gostar