Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, tata cara pemungutan pajak dilakukan dengan : a. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan kepala daerah dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan (official assessement). b. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT (self assessement). Wajiib pajak melakukan pembayaran pajak pada bank persepsi atau kantor pos yang telah ditunjuk dan ditujukan kepada Rekening Kas Daerah. Dana Perimbangan 1. Dana Bagi Hasil a. DBH Pajak (PBB, BPHTB, PPh WPOPDN, dan PPh pasal 21) DBH PBB dan BPHTB disalurkan dengan cara pemindahbukukan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah secara mingguan. Penyaluran tersebut dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan. b. DBH Sumber Daya Alam Penyaluran DBH SDA dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan SDA tahun anggaran berjalan. Penyaluran tersebut dilaksanakan secara triwulanan dengan cara pemindahbukukan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. 2. Dana Alokasi Umum DAU disalurkan dengan cara pemindahbukukan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah secara bulanan sebesar 1/12 dari alokasi DAU daerah yang bersangkutan. 3. Dana Alokasi Khusus DAK disalurkan dengan cara pemindahbukukan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. Berdasarkan PMK No 21 tahun 2009 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah, penyaluran DAK adalah : a. Tahap 1 sebesar 30% dari alokasi DAK, paling cepat pada bulan Februari, setelah peraturan daerah mengenai APBD, laporan penyerapan penggunaan DAK tahun sebelumnya, dan surat pernyataan penyediaan dana pendamping diterima DJPK. b. Tahap 2 sebesar 45% dari alokasi DAK, dilaksanakan selambatnya 15 hari setelah laporan penyerapan penggunaan DAK tahap 1 diterima oleh DJPK. c. Tahap sebesar 25% dari alokasi DAK, dilaksanakan selambatnya 15 hari setelah laporan penyerapan penggunaan DAK tahap 2 diterima oleh DJPK. Lain-lain Pendapatan yang Sah 1. Hibah Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat yang dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara pemerintah daerah dan pemberi hibah dan digunakan sesuai dengan naskah perjanjian tersebut. 2. Dana Darurat Dana darurat merupakan dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan APBD. Pemerintah juga dapat mengalokasikan dana darurat pada daerah yang dinyatakan mengalami krisis solvabilitas. C. PEMERIKSAAN SIKLUS PENDAPATAN DAERAH Tujuan Audit Siklus Pendapatan Tujuan adanya audit siklus pendapatan adalah mengungkapkan ada atau tidaknya salah saji material dalam Pos Pendapatan Daerah, Dana Perimbangan, dan lain-lain Pendapatan yang sah. Pemahaman Atas Pengendalian Internal Pendapatan Pemahaman atas struktur pengendalian siklus pendapatan daerah meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian,system akuntansi,dan prosedur pengendalian. Pemahaman atas komponen-komponen ini diperlukan baik menurut strategi audit substantive yang utama maupun pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah. Pemahaman atas aspek-aspek yang berlaku pada pengendalian internal diperoleh melalui review pengalaman sebelumnya dengan klien,mengajukan pertanyaan kepada manajemen atau personil lainnya, memeriksa bagian yang releva dari buku pedoman, catatan, dan dokumen lainnya, serta mengobservasi aktivitas siklus pendapatan. Pemahaman ini didokumentasikan dalam formulir kuesioner yang lengkap,bagan arus,dan atau memorandum naratif. Lingkungan Pengendalian Dalam lingkungan pengendalian ,auditor harus memahami struktur Organisasi klien (pemerintah daerah) atas kegiatan penerimaan. Pengajuan pertanyaan mengenai dan penelaahan terhadap bagan Organisasi sangat membantu pemahaman terhadap struktur pengendalian internal. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah metode pengolahan data dokumen dan catatan. Sistem akuntansi pendapatan daerah yang terdiri atas pendapatan asli daerah dan penerimaan pembiayaan harus dapat menyediakan adanya jejak audit yang lengkap atas setiap transaksi. Pemahaman atas system akuntansi diperoleh dengan menelaah manual akuntanasi dan diagram alur system. Di samping itu auditor dapat mengajukan pertanyaan atau melakukan wawancara pada pihak- pihak yang terkait diantaranya PPKD dan PA selaku BUD. Apabila suatu penugasan audit merupakan penugasan dari klien lama,maka auditor dapat menlaah kembali pengalaman terdahulu dengan klien tersebut,yaitu dengan melihat kembali kertas kerja tahun sebelumnya. Pemahaman system akuntasni juga dapat diperoleh dengan menilik pengalaman terdahulu dengan klien. Prosedur Pengendalian Prosedur pengendalian terdiri atas : 1. Otorisasi yang memadai 2. Adanya pemisahan tugas 3. Dokumen dan catatan Proses Pemeriksaan Proses pemeriksaan atas siklus pendapatan mencakup pemeriksaan atas: 1. Pendapatan Daerah, meliputi : pos pajak daerah, retribusi laba, bagian laba usaha daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah. 2. Dana Perimbangan, mencakup : bagi hasil pajak, bukan pajak, DAU, DAK, dana perimbangan dari pusat. 3. Lain-lain pendapatan yang sah Materialitas Dan Risiko Audit Transaksi-transaksi dalam siklus pendapatan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan. Kesalahan dalam membedakan antara pendapatan yang diterima secara tunai dengan pendapatan yang diterima secara kredit (piutang) akan menimbulkan salah saji dalam laporan keuangan. Risiko bawaan dari sikus bawaan dapat disebabkan oleh tingkat volume transaksi. Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Semakin tinggi volume transaksi maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan transaksi tersebut. Jenis Koreksi Atas Pembukuan Pendapatan 1. Kesalahan pembukuan/penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa perhitungan anggaran tahun lalu. 2. Kesalahan pembukuan/ penyajian pendapatan daerah. 3. Kesalahan pembukuan/penyajian saldo akhir tahun anggaran/sisa perhitungan anggaran tahun anggaran perhitungan. 4. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran Tahun Anggaran Perhitungan. 5. Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang terdiri atas: a. Kesalahan pembukuan. b. Kesalahan pembebanan. c. Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Koreksi Pembukuan Pendapatan 1. Bahwa system pembukuan keuangan daerah sebagai mana diatur dalam Kepmendagri No 29 Tahun 2003 (yang belum mengikuti perubahan sesuai dengan Permendagri No 13 Tahun 2006) adalah pembukuan yang menggunakan system pencatatan tunggal. 2. Perbedaan antara perkiraan dengan penerimaan yang sebenarnya, serta perbedaan antara perkiraan dengan pengeluaran yang sebenarnya, dengan menyebutkan selisih kurang atau lebih. Petunjuk Pemeriksaan Pos Per Pos 1. Pemeriksaan atas pos pendapatan asli daerah. . Lakukan pengujian untuk menentukan apakah nilai realisasi pos pendapatan pajak daerah dan pos retribusi daerah yang dibukukan telah mencakup seluruh hak daerah yang telah diterima oleh kas daerah pada tahun anggaran perhitungan. Untuk itu, salinan rekening Koran kas daerah yang diperoleh kemudian diteliti untuk menentukan apakah terdapat setoran melalui transfer atas pajak dan retribusi daerah yang dilakukan pada tahun anggaran perhitungan dan telah diterima oleh kas daerah, tercantum pada sisi kredit rekening Koran kas daerah dan telah dibukukan pada sisi debit, tetapi belum dibukukan pada ayat bersangkutan dan belum disajikan dalam lampiran perhitungan anggaran pendapatan. Apabila terjadi hal demikian, lakukan koreksi tambah sejumlah storan yang belum dibukukan dan belum disajikan dalam lampiran tersebut. Lakukan koreksi kurang apabila terjadi hal yang sebaliknya. b. Lakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan berupa surat tanda setoran untuk menentukan apakah posting atas penerimaan pajak dan retribusi daerah telah sesuai dengan ayat pendapatan yang bersangkutan dan telah disajikan sesuai dengan ayat tersebut. Apabila terjadi kesalahan pembebanan, lakukan koreksi tambah dan koreksi kurang pada masing-masing ayat jurnal tersebut. c. Lakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak daerah, seperti PT. PLN atas pemungutan PPJU. d. Dari hasil konfirmasi tersebut, apabila terjadi kesalahan, lakukan koreksi tambah/kurang e. Lakukan pengujian untuk menentukan apakah pengembalian pajak daerah kepada wajib pajak yang dilakukan dengan penerbitan SPMU pada tahun anggaran perhitungan telah diperhitungkan dengan mengurangi nilai realisasi penerimaan pajak daerah yang disajikan dalam lampiran pada ayat yang bersangkutan. Bila belum dikurangkan, lakukan koreksi kurang sebesar pengembalian pajak tersebut. 2. Pemeriksaan atas pos dana perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. a. Lakukan pengujian untuk menentukan apakah neilai realisasi pendapatan pos bagi hasil pajak telah mencakup seluruh hak daerah yang telah diterima oleh kas daerah pada tahun anggaran perhitungan. Untuk itu, salinan rekening Koran kas daerah yang diperoleh kemudian diteliti untuk menentukan apakah terdapat transfer atas bagi hasil, DAU, DAK, dan Dana darurat yang dilakukan pada tahun anggaran perhitungan dan telah diterima kas daerah, tercantum pada sisi kredit rekening Koran kas daerah, serta telah dibukukan pada sisi debit, tetapi belum dibukukan pada ayat bersangkutan dan belum disajikan dalam lampiran perhitungan anggaran pendapatan. Apbila terjadi hal demikian, lakukan koreksi tambah sejumlah transfer yang belum dibukukan dan belum disajikan dalam lampiran tersebut. Lakukan koreksi kurang apabila terjadi hal yang sebaliknya. . Lakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan bagi hasil, DAU, DAK, dan Dana Darurat berupa bukti transfer untuk menentukan apakah posting atas penerimaan transfer tersebut telah sesuai dengan ayat pendapatan yang bersangkutan. Apabila terjadi kesalahan pembebanan, lakukan koreksi tambah dan koreksi kurang pada masing-masing ayat dimaksud. c. Lakukan konfirmasi pada instansi yang terkait dengan penyaluran bagi hasil PBB, seperti KPP, dan kantor cabang BI setempat, untuk menentukan apakah jumlah bagi hasil PBB yang diterima oleh kas daerah dan dibukukan pada ayat pendapatan bagi hasil PBB yang adalah pendapatan bruto, termasuk upah pungut PBB yang menjadi hak daerah. Apabila pendapatan tersebut disajikan neto, maka lakukan koreksi tambah pada ayat pendapatan bagi hasil PBB sebesar upah pungut PBB sekaligus lakukan juga koreksi tambah pada pasal belanja lain-lain biaya upah pungut PBB. d. Apabila terjadi penyaluran bagi hasil PBB yang bukan haknya, dan apabila sampai akhir tahuan anggaran bagi hasil tersebut belum dikembalikan dan tidak disajikan sebagai pendapatan dalam perhitungan UKP tahun anggaran perhitungan pemerintah daerah yang bersangkutan, lakukan koreksi kurang pada lampiran ayat pendapatan bagi hasil PBB sebesar pendapatan bagi hasil PBB yang bukan haknya dan lakukan pula koreksi tambah pada pendapatan UKP sebesar bagi hasil PBB yang bukan haknya. e. Berdasarkan kasus pada poin D, dan oleh pemerintah penerima bagi hasil PBB yang tidak semestinya, pada tahun anggaran perhitungan bagi hasil PBB tersebut telah dikembalikan kepada pemda yang seharusnya, tetapi nilainya lebih dari jumlah yang menjadi haknya, dan ternyata kelebihan pengeluaran tersebut tidak dimuat dalam belanja, maka lakukan koreksi tambah sebesar kelebihan tersebut atas belanja dan lakukan pula koreksi pada sisi pendapatan sejumlah bagi hasil PBB yang menjadi hak pemda yang semestinya dan pada sisi belanja sejumlah yang dikembalikan (termasuk kelebihannya). 3. Pemeriksaan piutang pajak dan retribusi a. Meminta atau membuat daftar umur piutang pada akhir tahun berjalan. b. Memeriksa kebenaran penjumlahan dan menelusuri ke neraca saldo. c. Menelusuri saldo piutang individual ke kartu piutang. d. Melakukan pengujian terhadap umur piutang. e. Melakukan konfirmasi positif untuk semua piutang yang bersaldo diatas 10.000.000 dan mengirimkan konfirmasi negative untuk semua piutang yang bersaldo 10.000.000 ke bawah. f. Memeriksa surat konfirmasi yang dikembalikan oleh kantor pos. g. Memeriksa semua pengecualian yang dilaporkan dalam jawaban konfirmasi. h. Jika terdapat konfirmasi positif yang tidak dijawab, tempuhlah prosedur alternative. i. Periksalah transaksi penjualan dan pengiriman barang untuk beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca untuk menentukan ketepatan batas waktu penjualan j. Tentukan apakah terdapat penjaminan dan penjualan piutang untuk memenuhi kebutuhan kas k. Periksalah apakah tercatat piutang kepada pejabat, karyawan atau pihak lain. Jika ada, hatus diungkapkan dalam laporan keuangan l. Periksa apakah terdapat piutang bersaldi kredit untuk mempertimbangkan perlu atau tidaknya reklasifikasi 4. Pemeriksaan cadangan kerugian piutang a. Minta atau buatkan suatu analisis tentang beban kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang untuk tahun berjalan b. Temukan apakah penghapusan piutang telah dilakukan dengan tepat c. Periksalah persetujuan penghapusan piutang d. Periksalah jumlah penghapusan piutang e. Tentukan kelayakan saldo cadangan kerugian piutang pada akhir tahun berjalan http://dokumen.tips/documents/makalah-audit-pendapatan-sektor-publik.html