Você está na página 1de 40

I.

PETROGRAFI BATUAN BEKU

1. PERIDOTITE

Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Ultramafic


Lamprofir

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna kuning kecoklatan, kuning
kehijauan, hijau kekuningan, dengan tekstur holokristalin , phaneric, tekstur
khusus Interlocking, didominasi oleh kehadiran mineral Olivine dan Pyroxene.
tetapi olivine tetap lebih dominan. Jumlah kehadiran keduanyalah yang
menentukan penamaan lebih detailnya. Sisanya pengotor seperti mineral opak.

Pemerian Mineralogi :
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- Pyroxene : berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, terbagi jadi ortho
dan clino pyroxe tergantung sudut pemadamannya.
- Mineral Opak : Warna hitam pekat, bersifat kedap cahaya, bentuk
anhedral, relief tinggi.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Karena komposisinya dominan olivine dan pyroxene, serta warna yang kehijauan,
dapat dipastikan magma yang membentuknya adalah magma yang bersifat
Ultrabasa.

1 | Page
2. DUNITE

Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Ultramafic


Lamprofir

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna ungu, ungu kehijauan, hijau
kekuningan, dengan tekstur holokristalin , phaneric, tekstur khusus Interlocking,
didominasi oleh kehadiran mineral Olivine yang sangat banyak yaitu lebih dari
90% sisanya pengotor seperti mineral opak.

Pemerian Mineralogi :
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- Mineral Opak : Warna hitam pekat, bersifat kedap cahaya, bentuk
anhedral, relief tinggi.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Karena komposisinya dominan olivine, serta warna yang kehijauan, dapat
dipastikan magma yang membentuknya adalah magma yang bersifat Ultrabasa.

2 | Page
3. GABBRO

Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Gabbro


Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu-abu kehitaman tektur
holokristalin phaneric, tektur khusus interlocking. Terdiri dari mineral olivine,
pyroxene, plagioclase, hornblane.

Pemerian Mineralogi :
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Pyroxene : Berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, terbagi jadi ortho
dan clino pyroxe tergantung sudut pemadamannya.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Dari komposisinya, dapat disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah
magma basa.

3 | Page
4. ANORTHOSITE

Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Gabbro

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu-abu kehitaman tektur
holokristalin phaneric, tektur khusus interlocking. Terdiri dari mineral Plagioclase
(labradorite) yang sangat dominan lebih dari 90%. Sisanya bisa pyroxene,
honblande dan mineral opak.

Pemerian Mineralogi :
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring. Jenis labradorite
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Pyroxene : Berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, terbagi jadi ortho
dan clino pyroxe tergantung sudut pemadamannya.
- Mineral Opak : Warna hitam pekat, bersifat kedap cahaya, bentuk
anhedral, relief tinggi.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Dari komposisinya, dapat disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah
magma basa.

5. DIABAS

4 | Page
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Gabbro

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu-abu kehitaman tektur
holokristalin phaneric, tektur khusus diabasik. Terdiri dari mineral plagioklas yang
prismatik , olivine, serta mineral gelap pyroxene yang mengeilinginya.

Pemerian Mineralogi :
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring. Jenis labradorite
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- Pyroxene : Berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, terbagi jadi ortho
dan clino pyroxe tergantung sudut pemadamannya.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Dari komposisinya, dapat disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah
magma basa.

6. WEHRLITE

5 | Page
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Ultramafic
Lamprofir

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna ungu, ungu kehijauan, hijau
kekuningan, dengan tekstur holokristalin , phaneric, tekstur khusus Interlocking,
didominasi oleh kehadiran mineral Olivine dan Pyroxene jenis Clinopyroxene
seperti Augit. tetapi olivine tetap lebih dominan.

Pemerian Mineralogi :
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuk tur mesh, sudut pemadaman parallel.
- ClinoPyroxene : berwarna kuning kecoklatan, putih keruh,
bentuk anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, sudut
pemadaman miring.
- Mineral Opak : Warna hitam pekat, bersifat kedap cahaya, bentuk
anhedral, relief tinggi.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Karena komposisinya dominan olivine dan pyroxene, serta warna yang kehijauan,
dapat dipastikan magma yang membentuknya adalah magma yang bersifat
Ultrabasa.

7. HAZBURGITE

6 | Page
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Ultramafic
Lamprofir

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :

Dalam sayatan tipis menunjukkan warna ungu, ungu kehijauan, hijau


kekuningan, dengan tekstur holokristalin , phaneric, tekstur khusus Interlocking,
didominasi oleh kehadiran mineral Olivine dan Pyroxene jenis Orthopyroxene
seperti Enstatite dan Hypersten, tetapi olivine tetap lebih dominan.

Pemerian Mineralogi :
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- OrthoPyroxene : berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, sudut pemadaman
Paralel.
- Mineral Opak : Warna hitam pekat, bersifat kedap cahaya, bentuk
anhedral, relief tinggi.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Karena komposisinya dominan olivine dan pyroxene, serta warna yang kehijauan,
dapat dipastikan magma yang membentuknya adalah magma yang bersifat
Ultrabasa.

8. LHERZOLITE

7 | Page
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Ultramafic
Lamprofir

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna ungu, ungu kehijauan, hijau
kekuningan, dengan tekstur holokristalin , phaneric, tekstur khusus Interlocking,
didominasi oleh kehadiran mineral Olivine dan Pyroxene jenis Orthopyroxene
seperti Enstatite dan Hypersten, dan juga Pyroxene jenis Clinopyoxene tetapi
olivine tetap lebih dominan.

Pemerian Mineralogi :
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- OrthoPyroxene : berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, sudut pemadaman
Paralel.
- Mineral Opak : Warna hitam pekat, bersifat kedap cahaya, bentuk
anhedral, relief tinggi.
- ClinoPyroxene : berwarna kuning kecoklatan, putih keruh,
bentuk anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, sudut
pemadaman miring.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Karena komposisinya dominan olivine dan pyroxene, serta warna yang kehijauan,
dapat dipastikan magma yang membentuknya adalah magma yang bersifat
Ultrabasa.

9. DIORITE

8 | Page
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Diorit Monzonit
Syenit

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu-abu kecoklatan tektur
holokristalin phaneric, tektur khusus Interlocking. Terdiri dari mineral Plagioklas
dan hornblende dengan mineral lain yang lebih sedikit seperti biotit, ortoklas dan
kuarsa.

Pemerian Mineralogi :
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut
miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring jenis oligoklas dan andesine.
- Biotite : coklat kehitaman, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah tegas, relief tinggi, penggelapan sejajar.
- Ortoklas :colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak ada
belahan, tidak ada sudut pemadaman.
- Kuarsa : colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Dari komposisinya, dapat disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah
magma intermediate.

10. MONZONITE

9 | Page
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Diorit Monzonit
Syenit

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu-abu cerah tektur
holokristalin phaneric, tektur khusus Interlocking equigranular. Terdiri dari
mineral kuarsa, Ortoklas, plagioklas, biotit, hornblende dan piroksin.

Pemerian Mineralogi :
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring jenis oligoklas dan andesine.
- Biotite : coklat kehitaman, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah tegas, relief tinggi, penggelapan sejajar.
- Ortoklas :colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak ada
belahan, tidak ada sudut pemadaman.
- Kuarsa : colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
- Pyroxene : Berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, terbagi jadi ortho
dan clino pyroxe tergantung sudut pemadamannya.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Dari komposisinya, dapat disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah
magma intermediate.

11. SYENITE

10 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Diorit Monzonit
Syenit
Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu-abu cerah kemerahan
tektur holokristalin phaneric, tektur khusus Interlocking equigranular. Terdiri dari
mineral mineral Alkali feldspar dalam hal ini ortoklas yang sangat banyak.
Sisanya kuarsa dan plagioklas kurang dari 10%.

Pemerian Mineralogi :
- Ortoklas :colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak ada
belahan, tidak ada sudut pemadaman.
- Kuarsa : colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring .

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Dari komposisinya, dapat disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah
magma intermediate.

12. ANDESITE

11 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Diorit Monzonit
Syenit

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu-abu kecoklatan tektur
Hipokristalin dan tekstur khusus vitrofirik. Terdiri dari mineral Plagioklas dan
hornblende dengan mineral lain yang lebih sedikit seperti biotit, ortoklas dan
kuarsa.

Pemerian Mineralogi :
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring jenis oligoklas dan andesine.
- Biotite : coklat kehitaman, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah tegas, relief tinggi, penggelapan sejajar.
- Kuarsa : colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
- Masa dasar Gelas : Warna abu-abu, isotropis, dengan keeping gips
berwarna violet.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang afanitik, batuan tersebut terbentuk dari proses pendinginan
magma yang cepat di permukaan bumi, sehingga terbentuk kristal-kristal yang
ukurannya relative kecil dan hipokristalin. Dari komposisinya, dapat disimpulkan
bahwa magma yang membentukkan adalah magma intermediate.

13. GRANITE

12 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Granodiorit Adamelit
Granit

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna kemerahan. tektur holokristalin
phaneric, tektur khusus Interlocking. Terdiri dari mineral Kuarsa dan Ortoklas
yang banyak dengan mineral lain yang lebih sedikit seperti Plagioklas,
hornblende, muscovite dan biotite.

Pemerian Mineralogi :
- Ortoklas :colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak ada
belahan, tidak ada sudut pemadaman.
- Kuarsa : colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring jenis oligoklas dan andesine.
- Biotite : coklat kehitaman, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah tegas, relief tinggi, penggelapan sejajar.
- Muscovite : coklat kehijauan, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah putus-putus, relief rendah, penggelapan sejajar.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Dari komposisinya, dapat disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah
magma Asam.

14. GRANODIORIT

13 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Plutonik Klan Granodiorit Adamelit
Granit
Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu abu terang. tektur
holokristalin phaneric, tektur khusus Interlocking. Terdiri dari mineral Kuarsa dan
Plagioklas yang banyak dengan mineral lain yang lebih sedikit seperti orthoklas,
hornblende, muscovite dan biotite.
Pemerian Mineralogi :
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring jenis oligoklas dan andesine.
- Kuarsa : colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
- Ortoklas :colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak ada
belahan, tidak ada sudut pemadaman.
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Biotite : coklat kehitaman, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah tegas, relief tinggi, penggelapan sejajar.
- Muscovite : coklat kehijauan, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah putus-putus, relief rendah, penggelapan sejajar.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk
dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam
sehingga terbentuk Kristal-kristal yang ukurannya relative besar dan holokristalin.
Dari komposisinya, dapat disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah
magma Asam.

15. PICRITE

14 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Vulcanic Klan Ultramafic
Lamprofir

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna ungu kebiruan gelap dengan
tekstur Hipokristalin,afanitik - porfiritik , tekstur khusus porfiritik, terdiri dari
Olivine yang mengisinya hamper 2/3 bagian sebagai fenokris, sisanya adalah
pyroxene dan plagioclase basa.

Pemerian Mineralogi :

- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,


bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- Pyroxene : Berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, terbagi jadi ortho
dan clino pyroxe tergantung sudut pemadamannya.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring, jenis anortid An90.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang Afanitik Porfiritik dan hipokristalin, batuan
terbentuk dari 2 fase, fase pertama terjadi pendinginan yang lambat sehingga
terbentik fenokris, fase kedua magama terinjeksi keluar besama kristal fenokris
dan proses pendinginan magma yang cepat sehingga tidak dapat membentuk
kristal sempurna, hasilnya terdapat feokris dan masa dasar. Karena komposisi
mineralnya adalah minelal olivine-pyroxen-Ca plagioclase, magmanya adalah
magma ultrabasa.

16. LIMBURGITE

15 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Vulcanic Klan Ultramafic
Lamprofir

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna hitam dengan tekstur
Hipokristalin,afanitik - porfiritik , tekstur khusus porfiritik, terdiri dari fenokris
klinopiroksin dan olivine, sedangkan biotit dan hornblende hadir sebagai massa
dasar.

Pemerian Mineralogi :
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- ClinoPyroxene : berwarna kuning kecoklatan, putih keruh,
bentuk anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, sudut
pemadaman miring.
- Biotite : coklat kehitaman, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah tegas, relief tinggi, penggelapan sejajar.
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang Afanitik Porfiritik dan hipokristalin, batuan
terbentuk dari 2 fase, fase pertama terjadi pendinginan yang lambat sehingga
terbentik fenokris, fase kedua magama terinjeksi keluar besama kristal fenokris
dan proses pendinginan magma yang cepat sehingga tidak dapat membentuk
kristal sempurna, hasilnya terdapat feokris dan masa dasar. Karena komposisi
mineralnya adalah minelal olivine-pyroxen, magmanya adalah magma ultrabasa.

17. BASALT

16 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Vulkanik Klan Gabbro

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu-abu kehitaman tektur
hipokristalin afanitik - porfiritik , tektur khusus Trakhitic. Terdiri dari mineral
olivine, pyroxene, plagioclase, hornblane.

Pemerian Mineralogi :
- Olivine : Warna hijau kekuningan, hijau pucat, ungu,
bentuk anhedral, relief tinggi, tidak memiliki belahan, terdapat banyak
pecahan tidak teratur, stuktur mesh, sudut pemadaman parallel.
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Pyroxene : Berwarna kuning kecoklatan, putih keruh, bentuk
anhedral - subhedral, belahan 2 arah saling tegak lurus, terbagi jadi ortho
dan clino pyroxe tergantung sudut pemadamannya.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring.
- Kuarsa : colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
Petrogenesis :
Dari teksturnya yang afanitik, batuan tersebut terbentuk dari proses
pendinginan magma yang cepat di permukaan bumi, sehingga terbentuk kristal-
kristal yang ukurannya relative kecil dan hipokristalin. Dari komposisinya, dapat
disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah magma basa.

18. DACITE

17 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Vulkanik Klan Granodiorit Adamelit
Granit
Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna abu abu terang. tektur afanitik
porfiritik tekstur khusus vitrofirik. Terdiri dari mineral Kuarsa dan Plagioklas
yang banyak dengan mineral lain yang lebih sedikit seperti orthoklas, hornblende,
dan biotite. Cirikhasnya plagioklas menjadi fenokris dan yang lain menjadi masa
dasar.

Pemerian Mineralogi :
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring jenis oligoklas dan andesine.
- Kuarsa : colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
- Ortoklas :colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak ada
belahan, tidak ada sudut pemadaman.
- Hornblande : hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Biotite : coklat kehitaman, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah tegas, relief tinggi, penggelapan sejajar.
Petrogenesis :
Dari teksturnya yang afanitik, batuan tersebut terbentuk dari proses
pendinginan magma yang cepat di permukaan bumi, sehingga terbentuk kristal-
kristal yang ukurannya relative kecil dan hipokristalin. Dari komposisinya, dapat
disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah magma Asam

19. RHYOLITE

18 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Beku Vulkanik Klan Granodiorit Adamelit
Granit

Sayatan Tipis :

Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna kemerahan. tektur tektur
afanitik porfiritik tekstur khusus vitrofirik . Terdiri dari mineral Kuarsa dan
Ortoklas yang banyak dengan mineral lain yang lebih sedikit seperti Plagioklas,
hornblende, muscovite dan biotite.

Pemerian Mineralogi :
- Ortoklas : Colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, tidak ada sudut pemadaman.
- Kuarsa : Colourless, relief rendah, bentuk anhedral, tidak
ada belahan, sudut pemadaman bergelombang.
- Hornblande : Hijau pucat, subheral, belahan 2 arah membentuk
sudut miring, penggelapan sejajar, relief sedang.
- Plagioclase : Tidak berwarna, berbentuk euhedral, punya
kembaran, sudut penggelapan miring jenis oligoklas dan andesine.
- Biotite : coklat kehitaman, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah tegas, relief tinggi, penggelapan sejajar.
- Masa dasar Gelas :warna abu-abu, isotropis, dengan keeping gips
berwarna violet.

Petrogenesis :
Dari teksturnya yang afanitik, batuan tersebut terbentuk dari proses
pendinginan magma yang cepat di permukaan bumi, sehingga terbentuk kristal-
kristal yang ukurannya relative kecil dan hipokristalin. Dari komposisinya, dapat
disimpulkan bahwa magma yang membentukkan adalah magma Asam.

19 | P a g e
II.PETROGRAFI BATUAN SEDIMEN

1. CALCAREOUS CLAYSTONE

Jenis Batuan : Batuan Sedimen


Sayatan Tipis :

Tipe Struktur (Structure


Type) : Berlapis
Klasifikasi (Classification) : Pettijohn, 1975

Kenampakan Mikroskopis :
Warna mineral kuning kecoklatan, warna interferensi abu- abu kecoklatan,
tekstur mud supported, bentuk rounded-subrounded, ukuran mineral (<0,004
0,05) mm, tersusun oleh fosil yang telah mengalami sparitisasi, mineral lempung
dan mineral karbonat, mineral opak .

Komposisi Mineral :
- Fosil (7D) 5 % : Dengan Warna kecoklatan, sebagian telah
mengalami sparitisasi, bentuk fosil rounded-subrounded, berukuran 0,1
0,2 mm, berupa fosil Planktonik .
- Mineral Karbonat (4E) 15% : Dengan warna kuning, relief rendah, ukuran
butir (0,01 0,02)mm, sebagian mengisi fosil.
- Mineral lempung (3C) 70% : Dengan warna abu-abu kehijauan
dengan warna interferensi kecoklatan, relief rendah.
- Mineral opak (1H) 10% : Dengan Warna hitam, ukuran (0,010,4)
mm, relief tinggi, bentuk anhedral serta kedap cahaya.

20 | P a g e
2. GRAINSTONE

Jenis Batuan : Batuan Sedimen


Sayatan Tipis :

Tipe Struktur : Berlapis


Klasifikasi : Dunham,1962

Kenampakan Mikroskopis :
Warna mineral kuning kecoklatan, warna interferensi abu- abu kecoklatan,
tekstur grain supported, bentuk rounded-subrounded, ukuran mineral ( 0,1 0,4)
mm, tersusun oleh fosil yang telah mengalami sparitisasi dan kalsit, mineral
karbonat, mineral opak .

Komposisi Mineral :
- Grain (Fosil,Kalsit) (3F,6G)80% : Dengan Warna kecoklatan, sebagian
telah mengalami sparitisasi, bentuk fosil rounded-subrounded, berukuran 1
0,2 mm.
- Mineral Karbonat (7A)15 % :Dengan Warna kuning, relief rendah,
ukuran butir (0,02 0,4) mm, sebagian mengisi fosil.
- Mineral opak (2C)5% : Dengan Warna hitam, ukuran
(0,010,2) mm, relief tinggi, bentuk anhedral serta kedap cahaya.

21 | P a g e
3. PACKESTONE

Jenis Batuan : Batuan Sedimen


Sayatan Tipis :

Tipe Struktur : Berlapis


Klasifikasi : Dunham,1962

Kenampakan Mikroskopis :
Warna mineral kuning kecoklatan, warna interferensi abu- abu kecoklatan,
tekstur grain supported, bentuk rounded-subrounded, ukuran mineral ( 0,1 0,4)
mm, tersusun oleh fosil yang telah mengalami sparitisasi dan kalsit, mineral
karbonat, mineral opak .

Komposisi Mineral:
- Grain (Fosil,Kalsit) (2C,1I) 75% :Dengan Warna kecoklatan, bentuk
fosil rounded-subrounded, berukuran 0,1 0,2 mm, berupa fosil
Planktonik.
- Mud (Mineral Karbonat) (3B) 15% :Dengan Warna kuning, relief rendah,
ukuran butir (0,02 0,2)mm, sebagian mengisi fosil.
- Mineral opak (2A) 10 % :Dengan Warna hitam, ukuran (0,01
0,2) mm, relief tinggi, bentuk anhedral serta kedap cahaya.

II. PETROGRAFI BATUAN METAMORF

1. MARMER

22 | P a g e
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Sayatan Tipis :

Klasifikasi : batuan metamorf , termal , calc silikat

Kenampakan Mikroskopis :
Sampel ini adalah granular batuan metamorf menengah - grained
didominasi oleh forsterit ( < 5 % vol ) , serpentine ( 15 % ) , kalsit ( 40 % ) dan
dolomit ( 40 % ) dengan phlogopite minor . Forsterit sebagian besar digantikan
oleh serpentin dan terdiri kristal bulat sampai 5 mm dipotong oleh urat
serpentine . Mana forsterit benar-benar diganti serpentine pameran tekstur jala
khas . Matriks sampel terdiri dari intergrowth granular dari kalsit anhedral dan
dolomit , di PPL dolomit yang dapat dibedakan dengan penampilan berawan .
kristal bulat kecil phlogopite , sampai dengan 0,5 mm juga hadir dalam matriks .

Komposisi Mineral :
Forsterit , Serpentine , Phlogopite , Kalsit , Dolomit

Petrogenesis :
Marmer ini mewakili regional, granulite kelas , metamorfosis dari dolomit
mengandung silika untuk menghasilkan himpunan forsterit + kalsit .
Metamorfosis retrograde dengan adanya cairan yang kaya air yang disebabkan
penggantian forsterit oleh serpentin dan mungkin pembentukan dolomit .

2. BLUESCHIST

Jenis Batuan : Batuan Metamorf


Sayatan Tipis :

23 | P a g e
Klasifikasi : batuan metamorf , metamorfosis regional, blueschist

Kenampakan Mikroskopis :
Sampel ini adalah media - grained sangat foliated batuan metamorf
didominasi oleh glaukofan ( 50 vol % ) dan epidot ( 40 vol % ) dengan
porphyroblasts garnet dan titanite minor , klorit , kuarsa dan muskovit . Garnet
terjadi sebagai euhedral porphyroblasts sampai 1 cm dengan inklusi memanjang
dari kuarsa dan glaukofan . matriks didominasi oleh kristal glaucophase subhedral
sampai 1 mm panjang dan bulat epidotes hingga 0,5 mm . matriks yang
komposisinya banded ke epidot - didominasi dan epidot - miskin band tebal
hingga 3 mm . Cluster kristal titanite bulat hingga 0,2 mm terjadi terutama dalam
band - kaya epidot . Vena klorit , muskovit dan kuarsa jarang memotong matriks
dan kristal orientasi berbeda dari kain meresap .

Komposisi Mineral :
Glaukofan , Epidot , Garnet , Titanite , Klorit , Kuarsa , Muskovit

Petrogenesis :
Spesimen ini merupakan daerah , facies blueschist , metamorfosis dari
protolith mafik. Kelimpahan epidot mungkin menyarankan protolith kaya zat
besi . Terjadinya klorit , muskovit dan kuarsa dalam urat menunjukkan pengenalan
cairan hidrotermal pada tahap akhir .

3. GNEISS

Jenis Batuan : Batuan Metamorf


Sayatan Tipis :

24 | P a g e
Klasifikasi : batuan metamorf, regional, gneiss

Kenampakan Mikroskopis :
Sampel ini adalah media-grained, foliated lemah, porphyroblastic batuan
metamorf didominasi oleh kuarsa; plagioklas, orthoclase, garnet, sillimanite,
andalusite, dan cordierite dengan zirkon minor. Matriks batu didominasi oleh
kuarsa, plagioklas, orthoclase dan biotit hingga 3 mm. Di tempat-tempat kuarsa
dan plagioklas memiliki tekstur granoblastic dekat. kristal biotit umumnya kurang
selaras, namun, di tempat-tempat mereka melacak pembelahan crenulation randa
dengan bukti untuk pemisahan mineral menjadi kain gneissose.

Komposisi Mineral :
Sillimanite, Garnet, Biotit, Muskovit, Andalusite, Cordierite, Kuarsa, Feldspar,
Kyanite, Pinite.

Petrogenesis :
Sampel ini merupakan Caledonian, zona kyanite, facies amphibolite,
batuan metamorf regional yang telah mengalami metamorfosis kontak signifikan
dengan Silurian Ross Mull granit. The protolith batu cenderung telah menjadi
semi-pelite yang bermetamorfosis ke facies amphibolite dan merupakan bagian
dari supergrup Moine. Randa gneissose banding, dengan crenulation belahan dada
diawetkan di biotit, dapat diamati di beberapa daerah. Hubungi metamorfosis
mengakibatkan urutan kompleks reaksi dengan meningkatnya suhu dan
menghasilkan Buchan zona mineral kumpulan: (1) pembentukan cordierite dan
muskovit dari kyanite, biotit dan kuarsa, (2) pembentukan biotit cordierite dan
baru dari garnet, untuk menghasilkan berjubah, garnet lapis baja, (3) pembentukan
andalusite dari kyanite, (4) pembentukan sillimanite dari andalusite dan dengan
reaksi dari biotit dan kuarsa.

4. SLATE

Jenis Batuan : Batuan Metamorf


Sayatan Tipis :

25 | P a g e
Klasifikasi : batuan metamorf , termal , migmatite

Kenampakan Mikroskopis :
spesimen ini adalah batuan metamorf granoblastic didominasi oleh
poikiloblasts dari cordierite dalam matriks kuarsa , biotit , orthopyroxene dan
spinel . poikiloblasts cordierite hadir sebagai kristal anhedral hingga 0,3 mm
dalam ukuran dan menunjukkan banyak subgrains dengan orientasi yang sedikit
berbeda . matriks didominasi oleh butir kuarsa granoblastic ~ 0,002 mm dalam
ukuran dan ringan , berorientasi secara acak , biotit . Di tempat-tempat kelompok
orthopyroxene dan spinel terjadi . Beberapa daerah sangat spinel kaya . matriks
dipotong oleh tipis ( < 0,1 mm ) pembuluh darah dari biotit . A 5 mm urat lebar
yang mengandung kuarsa grafis dan feldspar alkali terjadi . kristal biotit garis
margin vena dan menjadi lebih halus - grained ke dalam matriks . Sillimanite
terkonsentrasi sepanjang margin batin .

Komposisi Mineral :
Kuarsa , Biotit , Cordierite , Orthopyroxene , Spinel , Sillimanite

Petrogenesis :
sampel ini merupakan metamorfosis termal dari protolith batu tulis di
bawah piroksen tinggi untuk sillimanite hornfels kelas . pencairan sebagian telah
terjadi dan leucosomes kuarsa , feldspar alkali dan biotit dihasilkan .

5. QUARTZITE

Jenis Batuan : Batuan Metamorf


Sayatan Tipis :

26 | P a g e
Klasifikasi : batuan metamorf , metamorfosis regional, kuarsit

Kenampakan Mikroskopis :
Sampel ini adalah batuan metamorf granular halus didominasi oleh kuarsa
( 90 % ) dengan plagioklas minor ( 10 % ) . Quartz terjadi sebagai intergrowth
granular kristal anhedral hingga 0,1 mm dalam ukuran beberapa di antaranya
menunjukkan kepunahan undulose . batas butir antara kristal kuarsa termasuk
bergigi dan batas cekung - cembung . kristal plagioklas sebagian besar digantikan
oleh serisit .

Komposisi Mineral :
Kuarsa , Plagioklas

Petrogenesis :
Kuarsit adalah batuan metamorf didominasi oleh kuarsa dan biasanya
memiliki tekstur granoblastic . Spesimen ini merupakan bagian dari quartzites
Cambrian basal NW Skotlandia dari unit pipa -rock dengan skolithos berlimpah
liang . sampel bermetamorfosis ke kelas sangat rendah dan beberapa butir pasir
asli dapat diamati , bagaimanapun , batas-batas cekung - cembung dan dijahit
menunjukkan tekanan solusi dan migrasi batas-butir di bawah tekanan .

A. TEKSTUR BATUAN BEKU

27 | P a g e
1. Myrmekitic Texture ( Mirmekitik )
Teksur dimana terjadi intergrowth kuarsa dan plagioklas, yang ditunjukkan
dengan kuarsa yang tumbuh seperti cacing (wormlike) dalam plagioklas.
Tekstur ini biasa ditemukan pada granit.

2. Subophitic (Subofitik)
Tektur yang sama dengan ofitik tetapi plagioklas tidak dikelilingi oleh
piroksen secara penuh.

3. Coronas or reaction rims


Tekstur dimana suatu kristal dikelilingi oleh kristal lainnya akibat dari
ketidakstabilan kristal dan bereaksi dengan kristal sekelilingnya atau pelelehan.

28 | P a g e
4. Intergranular
Tekstur dimana terdapat mineral olivine, piroksesn atau oksida besi
disekeliling butiran plagioklas.

5. Intersertal
Mirip dengan intergranular, tetapi yang mengelilingi plagioklas adalah
gelas.

29 | P a g e
6. Hyalopilitic
Tekstur dimana massa dasar terdiri dari mikrolit plagioklas dalam gelas.

7. Trachytic (Trakitik)
Tekstur dimana butir plagioklas menunjukan orientas karena suatu aliran,
dan diantara butiran plagioklas terdapat gelas atau material criptokristalin.

8. Poikilitik

30 | P a g e
Tekstur yang ditandai dengan hadirnya inklusi mineral-mineral secara acak
dalam suatu mineral yang besar. Tekstur ini kadang hadir atau dijumpai pada
batuan intermediet.

9. Porfiritik
Tekstur yang khusus dimana terdapat campuran antara butiran kasar di
dalam massa dengan butiran yang lebih halus. Butiran yang relatif sempurna
dinamakan fenokrist (phenocrysts), sedangkan butiran yang lebih kecil disebut
massa dasar (groundmass). Tekstur porfiritik menunjukkan bahwa magma yang
sebagian membeku bergerak ke atas dengan cepat lalu mendingin dengan cepat
pula. Sehingga meghasilkan fenokris yang dikelilingi oleh massa dasar.

10. Mikroporfiritik
Tekstur ini memiliki kenampakan khas yang menyerupai tekstur khusus
porfiritik, namun yang membedakan adalah kenampakan tekstur
mikroporfiritik ini hanya dapat diamati melalui pengamatan mikroskopis.

31 | P a g e
11. Tekstur ofitik
Mineral plagioklas ditemukan dikelilingi oleh mineral piroksen. Tekstur
ini dapat dianalogikan seperti plagioklas euhedral sebagai fenokris pada masa
dasar piroksen dengan ukuran yang relatif lebih besar namun bentuknya
subhedral

12. Perthite dan Antiperthite


Tekstur ini secara umum menunjukkan kenampakan intergrowth
antara mineral ortoklas dan plagioklas. Perthite menampakkan
intergrowth ortoklas di dalam plagioklas dengan orientasi mineral ortoklas
cenderung sejajar bidang belahan mineral plagioklas. Sedangkan
antiperthite merupakan kebalikan dari perthite. Pembentukan tekstur ini
juga dapat dijelaskan melalui diagram fase hingga menuju titik euthetic.
Pada perthite mineral plagioklas terbentuk terlebih dahulu dan saat belum
sempurna mineral ortoklas terkristalisasi pada bidang belahan yang belum
sempurna terbentuk

32 | P a g e
B. TEKSTUR BATUAN SEDIMEN

Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut


butir sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan
sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah
dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya,
tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan
batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu
tekstur klastik dan non klastik.

a) Tekstur klastik

Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.

Fragmen/ Grain : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.

Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan


diendapkan bersama-sama dengan fragmen.

Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah


fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida
besi.

Besar butir kristal dibedakan menjadi :

33 | P a g e
>5 mm = kasar

1-5 mm = sedang

<1 mm = halus

Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebutmikrokristalin.

a.1. Ukuran Butir

Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth (1922), yaitu :

Ukuran Butir (mm) Nama Butir Nama Batuan


> 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen
64-256 Berangkal (Couble) berbentuk runcing
4-64 Kerakal (Pebble)
2-4 Kerikil (Gravel) Konglomerat : jika membulat
fragmen berbentuk membulat

1-2 Pasir Sangat Kasar(Very Coarse


Sand)
1/2-1 Pasir Kasar (Coarse Sand)
1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine Sand) Batupasir
1/8-1/4 Pasir halus (Medium Sand)
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus ( Very Fine
Sand)
1/256-1/16 Lanau (Silt) Batulanau
<1/256 Lempung (Clay) Batulempung
Besar butir dipengaruhi oleh :

1. Jenis Pelapukan

2. Jenis Transportasi

3. Waktu/jarak transport

4. Resistensi

a.2. Bentuk Butir

Tingkat kebundaran butir (roundness)

Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir,


jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral
yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar
dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene.
Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan

34 | P a g e
mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh
jarak transport butiran akan makin bundar.

Pembagian kebundaran :

1. Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper


equidimensional, sferoidal.

2. Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar,


ujung-ujung dan tepi butiran bundar.

3. Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan


ujung-ujung yang membundar.

4. Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan


ujung-ujung tajam.

5. Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

6. Very angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang


sangat tajam

Gambar 1. Bentuk butir

Sortasi (Pemilahan) Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir


penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar
butirnya maka, pemilahan semakin baik.

Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. beberapa


istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :

a. Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar

b. Sortasi sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam

c. Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen

35 | P a g e
Kemas (Fabric)

Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :

Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam


matrik).

Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain

Kemas terbuka Kemas tertutup

Sifat sentuhannya ada beberapa macam :

- Point contact, bila sentuhannya hanya pada satu titik saja.


- Long contact, bila bersentuhan pada sisi butiran yang panjang.
- Concave-convex contact, bila sisi batuan yang bersentuhan ada yang
cembung dan ada yang cekung.
- Sutured contact, bila sisi butiran yang bersentuhan berbentuk gerigi.

b). Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik

Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral
atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan
sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal
penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai
berikut :

1. Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid,


non-kristalin
2. Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid.
Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm

36 | P a g e
3. Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran
butir yang lebih besar, lebih dari 2mm.
4. Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan
ukuran yang sama besar.
5. Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar
Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:

- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm


- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm
- Berbutir halus, dengan ukuran <1mm

37 | P a g e
C. TEKSTUR BATUAN METAMORF

Merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk


dan orientasi butir mineral dan individual penyusun batuan metamorf. Penamaan
tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran
blastic tang ditambahkan pada istilah dasarnya. (Jacson, 1997).
1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi:
a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur
batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan
metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses
metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami
rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya
menggunakan akhiran blastik.
2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
1. Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
2. Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.

3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal


Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
1. Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu
sendiri.
2. Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri
dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
3. Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal
lain disekitarnya.

Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat


dibedakan menjadi:
1. Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
2. Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal
berbentuk anhedral.

38 | P a g e
4. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi:
1. Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
2. Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
3. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan
umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
4. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan
umumnya kristalnya berbentuk anhedral.

Selain tekstur yang diatas terdapat beberapa tekstur khusus lainnya diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Perfiroblastik, apabila terdapat mineral yang ukurannya lebih besar
tersebut sering disebutporphyroblasts.
b. Poikloblastik/Sieve texture, tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts
tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
c. Mortar teksture, apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat
padamassadasar material yang barasal dari kristal yang sama yang terkena
pemecahan (crhusing).
d. Decussate texture yaitu tekstur kristaloblastik batuan polimeneralik yang
tidak menunjukkan keteraturan orientasi.
e. Saccaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.
f. Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering disebut
berstekturhomeoblastik.

DAFTAR PUSTAKA

39 | P a g e
Adams. A. E, 1984 , Atlas of Sedimentary Rocks Under the Microscope,
ELBS, London.
MacKenzie W. S., Atlas of Igneous Rocks and Their Textures, England.
Yardley. B. W. D, 1998, Atlas of Metamorf Rocks and Their Texture,
LONGMAN, England.
http://mentarigeologi.blogspot.co.id/2015/11/petrografi-batuan-metamorf.html
http://eksplorium.com/wp-content/uploads/2013/11/1-PETROGRAFI-DAN-
GEOKIMIA-UNSUR-UTAMAr2.pdf
https://ptbudie.wordpress.com/2012/04/11/struktur-dan-tekstur-batuan-
metamorf/
http://toba-geoscience.blogspot.co.id/2012/06/petrografi-batuan-beku-klan-
diorit.html
http://sedimentologi2b.blogspot.co.id/2009/12/sedimentologi-tekstur-
sedimen.html
http://mentarigeologi.blogspot.co.id/2015/11/petrografi-batuan-beku.html

40 | P a g e

Você também pode gostar