Você está na página 1de 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi sangatlah penting karena dengan

sistem akuntansi kita akan tahu bagaiman prosedur akuntansi, kesalahan pencatatan,

membandingkan jurnal, dan Sistem akuntansi terdiri dari berbagai jaringan prosedur

yang di buat menurut pola terpadu untuk melaksanakan berbagai kegiatan pokok yang

melibatkan berbagai fungsi dalam suatu perusahaan/instansi pemerintahan. Sistem

akuntansi yang baik dapat membantu pihak managemen pemerintahan yang terdiri dari

investor,pihak bank, kreditur, instansi pemerintah, dan masyarakat dalam memperoleh

informasi yang benar dan dapat dipercaya untuk mengawasi, mengendalikan berbagai

kegiatan dan menjadi alat dalam mengambil keputusan yang penting dan bermanfaat

bagi perusahaan/instansi pemerintah. Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan/

magang pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu

instansi pemerintah yang bergerak di bidang pemerintahan di Sumatera Selatan. Dalam

perannya sebagai badan pemerintah dibawah pimpinan Pemerintah Provinsi Sumatera

Selatan mempunyai tugas untuk membantu kepala daerah dalam memelihara

ketahanan pangan dalam upaya pemerintah membentuk manusia di Indonesia yang

berkualitas, mandiri, dan sejahtera melalui perwujudan ketersediaan pangan yang

cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam serta tersebar merata di seluruh Indonesia

dan terjangkau oleh daya beli masyarakat, dalam mengelola pangan di Provinsi

Sumatera Selatan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan memiliki


1
Anggaran yang terbagi menjadi dua yaitu, Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dari kedua anggaran tersebut akan di gunakan

untuk mencapai program- program yaitu ketersediaan dan kerawanan pangan,

Konsumsi dan keamanan pangan serta manajemen ketahanan pangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagai ketersediaan pangan membutuhkan dana dan

dimana dana-dana tersebut di ambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang merupakan pengeluaran kas maka

haruslah kita pahami prosedur penerimaan dan pengeluaran kas sesuai dengan urutan

pekerjaan yang biasanya membutuhkan beberapa orang dan tata cara serta sistem

dalam melakukan prosedur peneriman dan pengeluaran kas agar tidak terjadinya

penyimpangan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menggunakan suatu cara dan sistem

pengeluaran kas agar dapat di terima dan telah di anggap baik, tapi kenyataannya

pengeluaran kas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan selalu masih ada perbedaan

dalam perhitungan yang dilakukan. Hal ini menunjukan bahwa harus ada sedikit

pembenahan pada menangani tata cara serta sistem dalam prosedur pengeluaran kas,

karena hal tersebut sangat mempengaruhi dalam penghematan pengeluaran pada

Provinsi Sumatera Selatan.


Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan Merupakan Salah

satu instansi pemerintahan yang juga membutuhkan sistem akuntansi sebagai alat

untuk mengawasi kegiatan Badan. Dalam melaksanakn pengeluaran kas perlu adanya

prosedur yang baik sehingga tercapainya koordinasi antar semua unsur yang

mendukung proses pencatatan pengeluaran kas yang baik dan benar.

2
Berdasarkan uraian diatas, maka untuk laporan magang ini penulis memilih

judul Prosedur pengeluaran Kas Pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Selatan.

1.2.

Fokus Pengamatan
Berdasarkanhasil pengamatan dan ruang lingkup yang penulis tempati selama

melaksanakan magang, dan agar pengamatan ini lebih terarah, maka penulis

memfokuskan laporan praktek kerja lapangan/magang ini tentang Prosedur

Pengeluaran kas Pada Belanja Langsung.

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Tujuan dari penulisan laporan magang ini, yaitu :
a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan menggapai gelar

Sarjana Muda Ekonomi pada Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas

Sriwijaya.
b. Untuk Menjelaskan gambaran mengenai pekerjaan yang dilakukan selama

menjalankan Praktek Kerja Lapangan / Magang.


c. Untuk Melaporkan hasil magang tentang prosedur pengeluaran kas.
d. Untuk tambahan informasi Kepada Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Selatan.

1.3.2. Adapun tujuan dari peraktek kerja lapangan / magang ini, yaitu :
a. Melatih mahasiswa untuk dapat bertanggung jawab akan tugas yang di

berikan.
b. Sebagai sarana mahasiswa untuk mengembangkan keahllian,

keterampilan dan kreatifitas yang ada

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan magang ini adalah :
1.4.1.1. Bagi Mahasiswa

3
a. Agar lebih mengerti secara lebih jelas mengenai prosedur pengeluaran

kas pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan.


b. Sebagai gambaran tentang yang harus di lakukan bila nanti terjun ke

dunia kerja
c. Untuk menambah ilmu pengetahuanserta pengalaman kerja dalam

prosedur Pengeluaran Kas pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Selatan.

1.4.1.2. Bagi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

Sebagai Informasi yang berupa saran yang membangun untuk

meningkatkan hasil pendapatan daerah.

1.4.1.3. Bagi masyarakat dapat memberikan informasi tentang

prosedur pengeluaran kas.


1.4.1.4. Bagi pembaca sebagai reverensu bagi mahasiswa angkatan

berikutnya untuk membuat laporan akhir dan dapat di jadikan

pengetahuan bagi pembacanya.

1.4.2. Manfaat yang di harapkan dari praktek kerja lapangan ini adalah :
1.4.2.1. Bagi mahasiswa
a. Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang di dapat dari kuliah ke tempat dimana Mahasiswa

melaksanakan praktek kerja lapangan/magang.


b. Memberikan pengetahuan pada penulis tentang hal-hal yang harus di

lakukan dalam prosedur pengeluaran kas.


c. Agar mahasiswa lebih mengerti dan mengetahui gambaran pada

pengeluaran kas serta mengerti dan mengetahui tujuan dari

penggunaan kas tersebut yang ada pada Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Sumatera Selatan.

4
d. Agar menambah wawasan atas pelaksanaan kerja dan prosedur yang

ada pada Badan Ketahana Pangan Provinsi Sumatera Selatan.


e. Untuk menambah wawasan serta pengalaman mahasiswa di dalam

Praktek Kerja Lapangan.

1.4.2.2. Bagi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan


a. Dapat memanfaatkan mahasiswa praktek kerja/magang untuk

membantu dan menunjang aktivitas instansi.


b. Terbentuknya pengembangan teknologi perkantoran untuk untuk

melaksanakan aktivitas instansi.


c. Dapat dijadikan masukan bagi Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Selatan dalam mengelola keuangan termasuk pada

Pengeluaran Kas.

1.4.2.3. Bagi Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya


a. Dapat menjalin hubungan kerja sama dengan Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Sumatera Selatan kerja yang terampil, siap pakai,

dan benar-benar mampu bekerja.


b. Turut serta membantu mengembangkan, menyebarluaskan ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai wujud peran serta lembaga

terhadap kemajuan teknologi.


c. Sebagai tolak ukur keberhasilan lemabaga didalam pelaksanaan

kurikulum dengan lapangan dunia kerja.

1.5. Sistematika Laporan


Penulisan laporan ini tersusun dalam 4 (empat) BAB, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab I ini penulis menyajikan tentang Latar Belakang, Fokus

Pengamatan, Tujuan Penulisan, Manfaat penulisan, dan Sistematik Laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Dalam Bab II ini penulis khusus menyajikan data dan informasi mengenai

gambaran perusahaan yang terjadi objek pengamatan dalam penulisan,

5
Laporan, hal ini ditunjukan bagi pembaca agar dapat mengetahui lebih

mendalam mengenai perusahaan yang bersangkutan.

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG


Pada Bab III ini penulis membahas lebih dalam mengenai apa saja yang

berhubungan dengan penulisan laporan ini, yaitu mengenai Prosedur

Pengeluaran Kas pada Badan Ketahanan Pangan Sumantera selatan beserta

penjelasannya.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


Pada Bab terakhir ini penulis membuat suatu kesimpulan dan saran tentang

Prosedur Pengeluaran Kas pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Selatan.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM BADAN KETAHANAN PANGAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN

2.1. Sejarah Organisasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

Sebagai awal dari penulisan laporan ini akan dijabarkan sejarah berdirinya kantor Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan yang terletak di Jalan Kolonel.H.Burlian,KM 6,5

Palembang. Sejarah berdirinya Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dimulai

pada tahun 1987. Pada tahun 1987 dengan menempati bagian dari Gedung Dinas Tanaman

Pangan, saat itu masih berstatus Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Pertanian Provinsi

Sumatera Selatan. Dimana Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) saat itu Bapak Ir. H. Rahman Daud

Rusdi. Pada bulan April tahun 1989 Kantor Wilayah Departemen Pertanian mendapat pinjaman

gedung dari Pemerintah Daerah Tk. I Provinsi Sumatera Selatan. Gedung Kanwil dibangun pada

tahun 1990. Kantor Wilayah Departemen Pertanian Provinsi Sumatera Selatan memiliki gedung

sendiri dengan beberapa kali terjadi pergantian Kepala Kantor Wilayah. Pada Era Otonomi

Daerah, Tahun 2000/2001 Kanwil Departemen Pertanian tidak diberlakukan lagi, sesuai dengan

Peraturan Daerah (Perda) No. 12 Tahun 2000, diganti menjadi Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Selatan dengan Kepala Badan pertamanya Ir. H. Syamsuddin Sailellah.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan mempunyai tugas pokok dan fungsi

diantaranya membantu gubernur dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang ketahanan pangan

yang telah melakukan koordinasi dengan dinas atau instansi pada daerah lainnya, sedangkan

7
dalam pelaksanaan dan tugas sehari-harinya Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

bertugas untuk mengatur dan pelaksanaan pemantauan distribusi dan harga pangan strategis.

2.2. Visi, Misi dan Tujuan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

2.2.1 Visi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

Menjadi institusi yang handal dalam mewujudkan masyarakat Sumatera Selatan

tahan pangan, sehat dan sejahtera.

2.2.2 Misi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan


1. Memantapkan ketersediaan pangan dengan mengoptimalkan pemanfaatan

sumberdaya yang dimiliki secara bijaksana dan berkelanjutan serta mencegah

dan menanggulangi kerawanan pangan.


2. Mengendalikan distribusi pangan untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga

pangan serta terjangkaunya daya akses pangan masyarakat.


3. Mempercepat penerapan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang

dan aman menuju masyarakat yang sehat dan cerdas.


4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan usaha pangan

dengan menerapkan teknologi pangan tepat guna.


5. Mendorong peningkatan kemampuan aparat dalam manajemen ketahanan

pangan.

2.2.3 Tujuan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan


1. Meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan dengan mengoptimalkan

sumber daya yang milikinya atau dikuasainya secara berkelanjutan.


2. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan

pangan.
3. Mengembangkan sistem distribusi, harga, dan cadangan pangan untuk

memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi

masyarakat.

8
4. Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang

dan aman guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras

perkapita.
5. Mengembangkan sistem penanganan keamanan pangan segar.

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu instansi atau lembaga

pemerintahan dalam rangka menjalankan usahanya untuk mencapai tujuannya. Struktur

organisasi yang baik, tugas serta tanggunng jawabnya dapat dilihat dengan jelas sehingga akan

mempermudah orang orang yang ada didalam suatu instansi atau lembaga pemerintahan

melaksanakan tugasnya masing masing.

Struktur organisasi yang dimiliki oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Selatan merupakan struktur garis, karena wewenang dan tanggung jawab masih jelas dari atas ke

bawah.

Untuk dapat menjalankan tugas yang dibebankan, berikut digambarkan struktur

organisasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014.

9
10
2.4. Pembagian Tugas dan Fungsi

1. Kepala Badan

Tugas Kepala Badan :

Mempunyai tugas membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintah Provinsi di

bidang pengendalian, pengkajian dan pengembangan ketahanan pangan.

Kepala Badan mempunyai fungsi, yaitu :

a. Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perencanaan, kepegawaian dan

keuangan.
b. Pengakajian terhadap penyediaan pangan, distribusi pangan sistem kewaspadaan

pangan dan gizi serta penganekaragaman konsumsi pangan.


c. Pengaturan dan pelaksanaan pemantauan distribusi dan harga pangan strategis.
d. Pengaturan dan pelaksanaan pemantauan penganekaragaman konsumsi pangan.
e. Pengendalian mutu dan keamanan pangan.
f. Penyiapan bahan koordinaso penyediaan pangan, distribusi pangan, sistem

kewaspadaan pangan dan gizi serta penganekaragaman konsumsi pangan.


g. Pelayanan teknis dan administrasi kepada instansi terkait dalam rangka peningkatan

ketahanan pangan di provinsi.


h. Pelaksanaan tugas-tugas dekonsentrasi dan/atau pembantuan yang akan

dilimpahkan/diberikan oleh pemerintah.


i. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, keuangan,

kepegawaian, perlengkapan dan peralatan.


j. Pengakajian dan perumusan kebijaksanaan ketersediaan dan cadangan pangan.
k. Pengkoordinasian, pengembangan dan pemantauan terhadap penyediaan, pengadaan

dan distribusi/penyaluran yang bersifat strategis.


l. Pengkoordinasian, pengembangan, dan pengendalian terhadap upaya pencegahan dan

penangulangan gejala kekurangan pangan dalam rangka kewaspadaan.


m. Penyusunan neraca bahan makanan sebagai bahan koordinasi penyusunan program

pengadaan pangan.
11
n. Pengendalian usaha dan pasar hasil pertanian.
o. Pengkoordinasian pengembanganh dan pemantauan terhadap upaya

penganekaragaman konsumsi serta keamanan pangan.


p. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi dan fungsional.
q. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan

fungsinya

2. Sekretariat

Tugas sekretariat :

Mempunyai tugas melaksanakan urusan umum, perlengkapan, hokum, organisasi, dan

tatalaksana, kepegawaian, pendidikan dan latihan, koordinasi penyusunan program,

perencanaan, dan keuangan.

Sekretariat mempunyai Fungsi, yaitu :

a. Pengelolaan ursan rumah tangga dinas, perlengkapan, surat menyurat, kehumasan dan

protokoler.
b. Pengelolaan administrasi.
c. Perumusan rencana, program dan kerjasama serta anggaran.
d. Pelaksanaan evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan serta urusan

kepegawaian.
e. Pengelolan hokum dan perundang- undangan yang berlaku bagi kepentingan dinas.
f. Pengelolaan kesekretariatan Dewan Ketahanan Pangan.
g. Pengelolaan data dan sistem informasi ketahanan pangan.
h. Pengevaluasian pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketahanan pangan serta

LAKIP.
i. Pelaksanaan kordinasi dengan unit kerja terkait dalam melaksanakan tugasnya.
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a) Subbagian Umum dan Kepegawaian

Tugas Subbagian umum dan Kepegawaian :

12
a. Melaksanakan urusan surat masuk dan surat keluar, kearsipan, rumah tangga,

perlengkapan, humas, dan protokoler, serta penyiapan bahan penyusunan rencana

kebutuhan pegawai, mutasi, gaji berkala, pendidikan dan latihan, cuti, kesejahteraan

pegawai, kehadiran dan administrasi kepegawaian lainnya.


b. Melaksanakan pengendalian kearsipan, surat menyurat dan penggandaan.
c. Melaksanakan pengendalian administrasi barang inventaris milik / kekayaan Negara

dan daerah.
d. Mempersiapkan bahan dan rencana kesejahteraan pegawai.
e. Membuat daftar kepegawaian dan Daftar Urutan Kepangkatan (DUK).
f. Melaksanakan administrasi penggunaan dan pemakaian kendaraan dinas, rumah

dinas, dan fasilitas kantor lainnya.


g. Melaksanakan pengaturan tatalaksana organisasi, urusan rumah tangga dan

keamanan kantordan rumah dinas.


h. Melaksanakan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)/SIMAK-BMN

(Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara).


i. Mempersiapkan dan memproses bahan usulan kenaikan pengkat, sumpah/janji

pelantikan, penghargaan, pengajian, pelanggaran disiplin, pemberhentian, cuti dan

mutasi pegawai.
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya
k. Membuat rencana kerja dan program kerja subbagian Umum dan Kepegawaian.

b) Subbagian Perencanaan
Tugas Subbagian Perencanaan :
a. Melakukan penyusunan rencana program dan anggaran bidang ketahanan pangan

serta menyiapkan bahan kebijakan teknis di bidang perencanaan program dan

anggaran.
b. Menyiapkan bahan koordinasi program / kegiatan ketahanan pangan.
c. Mengumpulkan data dan bahan yang berkaitan dengan kebijakan program / kegiatan

ketahanan pangan.

13
d. Menyiapkan dan menyusun usulan program dan kegiatan tahunan bidang ketahanan

pangan.
e. Menyiapkan bahan koordinasi dan menyusun statistic pangan dan pengembangan

Sistem Informasi Ketahanan Pangan (SIKAP).


f. Melaksanakan dan menyusun laporan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan bidang

ketahanan pangan serta LAKIP.


g. Melakukan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan program/kegiatan ketahanan

pangan.
h. Menyiapkan bahan dan fasilitas rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan.
i. Melakukan koordinasi dengan bidang bidang pada ketahanan pangan serta unit kerja

terkait dalam pelaksanaan tugas.


j. Melakukan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c) Subbagian Keuangan

Tugas Subbagian Keuangan :

a. Menyusun rencanan anggaran belanja pegawai, menyelenggarakan pelayanan

administrasi keuangan, menyelenggarakan pembukuan keuangan, membuatb

laporan keuangan dan melaksanakan akuntansi, menyiapkan dan memelihara

dokumen keuangan serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai

dengan ketentuan peraturan yg berlaku.


b. Menyusun program dan rencana keuangan untuk belanja pegawai berdasarkan

ketentuan yg berlaku.
c. Mempelajari, menelaah serta mendistribusikan peraturan keuangan.
d. Mengkoordinir, merekap dan menindak lanjuti Laporan Hasil Pemeriksa.
e. Menyiapkan dan mengusulkan Surat Keputusan Pejabat Pengelola Keuangan.
f. Menyelenggarakan pembukuan dan administrasi keuangan serta membuat laporan

fungsional sesuai dengan ketentuan.


g. Menyimpan dan memelihara dokumen keuangan sesuai dengan ketentuan dan

peraturan yang berlaku.


h. Melaksanakan akuntansi SKPD berupa laporan realisasi anggaran, neraca dan

catatan atas laporan keuangan.

14
i. Menyusun laporan bulanan, semesteran dan tahunan keuangan sesuai d=engan

peraturan yang berlaku, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas badan.


j. Membuat daftar gaji dan membayarkan gaji pegawai.
k. Melaksanakan rekonsiliasi laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dengan instansi

terkait.
l. Mempersiapkan dan mengusulkan penggunaan/kuasa pengguna anggaran/barang,

pejabat penguji dan penerbit Surat Perintah Membayar (SPM), bendahara

pengeluaran dan penerimaan (Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah).


m. Melakukan pembuatan SPP dan penerbitan SPM Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah/Anggaran Pendapatan Belanja Negara, taksasi perjalanandinas, verifikasi

pertanggungjawaban keuangan dan membuat pengesahan pertanggungjawaban

bendahara.
n. Mengusulkan dan membuat revisi anggaran (Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah/Anggaran Pendapatan Belanja Negara)


o. Melakukan koordinasi dengan Bidang-bidang dan unit kerja terkait dalam

pelaksanaan tugas.
p. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fingsinya.

3. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

Tugas di Bidang ketersediaan dan Kerawanan Pangan :

Menyiapkan bahan kebijakan teknis di bidang ketersediaan dan kerawanan pangan daerah

serta melakukan koordinasi dengan dinas/instansi/unit kerja terkait dalam rangka

mewujudkan ketersediaan panggan yang cukup, merata dan terjangkau oleh masyarakat

serta antisipasi dan penanggulangan terjadinnya kerawanan pangan.

Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai Fungsi :

15
a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan,

pemantauan, evaluasi, dan pemantapan ketersediaan pangan serta penyiapan

penyusunan kebijakan teknis pengembangan ketersediaan pangan.


b. Pelaksanaan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan,

pemantauan, evaluasi dan pemantapan cadangan/stok pangan daerah.


c. Pelaksanaan koordinasi, kerjasama dalam pelaksanaan dan pengembangan sistem

kewaspadaan pangan.
d. Pelaksanaan intervensi bantuan dalam rangka antisipasi, penanganan dan

penanggulangan kerawanan pangan.


e. Pelaksanaan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pemantauan,

evaluasi, pencegahan dan penaggulangan kerawanan pangan dan gizi, serta

penyiapan penyusunan kebijakan teknis pencegahan dan penanggulangan

kerawanan pangan.
f. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait untuk pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

a) Subbidang Ketersediaan
Tugas Subbidang Ketersediaan Pangan :
a. Melakukan koordinasi penyusunan rencana pengkajian, pengembangan,

pemantauan, pembinaan dan evaluasi ketersediaan dan kebutuhan pangan, serta

penyiapan bahan kebijakan teknis untuk mewujudkan pemantapan ketersediaan

pangan yang cukup baik jumlah, jenis dan mutunya.


b. Melakukan perhitungan ketersediaan dan kebutuhan pangan wilayah.
c. Melakukan pengkajian, monitoring dan pengembangan ketersediaan pangan.
d. Menyiapkan bahan kebijakan teknis di bidang ketersediaan dan cadangan pangan

pemerintah dan masyarakat.


e. Melakukan pemantauan dan evaluasi cadangan pangan pemerintah dan masyarakat.
f. Mengembangkan dan mengatur cadangan pangan pemerintah dan masyarakat.
g. Menyiapkan bahan kerjasama dalam penyediaan pangan.
h. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa Neraca Bahan Makanan (NBM).
i. Melakuakan upaya peningkatan mutu beras.

16
j. Menyusun laporan pelaksanaan dan kegiatan dan bertanggungjawab kepada Kepala

Bidang Ketersediaan dan kerawanan pangan.


k. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

b) Subbidang Kerawanan Pangan dan Gizi


a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian,

pemantauan, evaluasi, pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan, serta

penyusunan bahan kebijakan teknis pencegahan dan penanggulangan kerawanan

pangan.
b. Mengkaji, mengidentifikasi, menyusun rencana antisipasi dan penanggulangan

kerawanan pangan.
c. Menyiapkan bahan perumusan sistem antisipasi, penanganna dan penanggulangan

kerawanan pangan dan gizi.


d. Melakuakan evaluasi dan perumusan langkah-langkah kegiatan penanggulangan

kerawanan pangan.
e. Melakukan pemberdayaan masyarakat daerah rawan pangan.
f. Menyiapkan bahan kerjasama dalam pelaksanaan dan pengembangan Sistem

Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).


g. Melakukan investigasi dan intervensi daerah rawan pangan.
h. Menyusun laporan pelaksanaan dan kegiatan dan bertanggungjawab kepada Kepala

Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan.


i. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasana sesuai dengan tugas dan

fingsinya.

4. Bidang Distribusi dan Harga Pangan

Tugas Bidang Distribusi dan Harga Pangan :

melaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantau,

dan pemantapan distribusi dan akses pangan serta pengendalian/stabilitas harga pangan.

Bidang Distribusi dan Harga Pangan mempunyai Fungsi :


17
a. Perumusan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantau dan

pemantapan distribusi pangan, harga pangan dan akses pangan.


b. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan dan analisis distribusi pangan serta akses

pangan.
c. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka kelancaran distribusi pangan antar wilayah

dan antar waktu.


d. Pelaksanaan pemantau dan analisa perkembangan harga pangan.
e. Pelaksanaan intervensi pemberian bantuan atau subsidi pangan untuk masyarakat

miskin karena gejolak harga.


f. Pelaksanaan koorinasi dengan unit kerja terkait untuk melaksanakan tugasnya
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasna sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

a) Subbidang Distribusi Pangan


Tugas Subbidang Distribusi pangan :
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian/analisa

pengembangan, pemantau, pengendalian dan evaluasi untuk penyusunan kebijakan

teknis distribusi pangan dan akses.


b. Menyiapkan bahan rumusan rencana pelaksanaan, pembinaan, pengkajian,

monitoring, dan evaluasi distribusi dan akses pangan.


c. Menyiapkan bahan koordinasi pengendalian dan kelancaran distribusi pangan

antara wilayah dan antar waktu.


d. Melakukan kooridinasi dan rencanan pelaksanaan kerjasam perdagangan dan

pengembangan pasar produk pangan.


e. Melakukan penyaiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pemantauan

evaluasi distribusi pangan, akses pangan dan jaringan informasi pasar.


f. Melakuakan penyiapan bahan penyusunan rumusan kebijakan teknis dibidang

distribusi pangan, akses pangan dan informasi pasar.


g. Melakukan pemantauan , pembinaan dan evaluasi peran kelembagaan
h. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait.

b) Subbidang Pengendalian Harga Pangan

Tugas Subbidang Pengendalian Harga Pangan :

18
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian,

pengembangan, pemantauan, evaluasi dan analisis harga pangan.


b. Melakukan penyusunan bahan rencana, rumusan kegiatan dan pelaksanaan

pemantau, monitoring, pengendalian, dan analisa harga pangan.


c. Menyiapkan bahan rencana pelaksanaan langkah-langkah upaya

pengendalian/stabilisasi harga pangan.


d. Menyiapkan bahan rencana dan pelaksanaan metodologi pengkajian dan

pemantauan harga pangan.


e. Membuat laporan dan bertanggungjawab kepada kepala Bidang Distribusi dan

Harga Pangan.
f. Menyiapkan rumusan kebijakan teknis rencana dan pelaksanaan pemantauan,

pengendalian, dan evaluasi harga pangan.


g. Melakuakan koordinasi, pemantauan dan pengendaliuan harga serta intervensi

subsidi harga pangan untuk masyarakat miskin.


h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

5. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan

Tugas di Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan :

Melaksanakan penyiapan bahan pengkajian, pengembangan, koordinasi, perumusan

kebijakan, pemantauan, pemantapan konsumsi dan keamanan pangan.

Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan pengkajian pola konsumsi pangan, promosi keaneka ragaman

pangan, dan keamanan pangan.


b. Penyiapan bahan koordinasi dan perumusan kebijakan teknis di bidang

penganekaragaman dan keamanan pangan.


c. Pelaksanaan koordinasi pengembangan diversifikasi pangan masyarakat.
d. Pelaksanaan koordinasi, pemantau, pemantapan dan evaluasi pengembangan pola

kosumsi pangan.

19
e. Penyusunan pelaksanaan tugas dan kegiatan bidang konsumsi dan keamanan

pangan.
f. Pelaksanaan pembinaan Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah (OKKPD)

provinsi/kabupaten/kota.
g. Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan

organisasi kemasyarakatan dalam upaya promosi, sosialisasi, penyuluhan

diversifikasi dan keamanan pangan.


h. Pelaksanaan kooridnasi dengan unit kerja terkait .
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

a) Subbidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan


Tugas Subbidang Konsumsi dan Pengaanekaragaman Pangan :
a. Melakukan penyusunan rencanan dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan,

promosi, pemantauan, evaluasi dan pemantapan penganekaragaman pangan.


b. Melakuakan penyiapan bahan, penyusunan rencana, pelaksanaan pengkajian,

pemantau, evaluasi konsumsi pangan serta penyusunan kebijakan teknis pola

konsumsi pangan.
c. Melakukan penyusunan rencana, pelaksanaan analisa, pembinaan, penyusunan

kebijakan teknis, pemberdayaan masyarakat agribisnsi pangan, promosi, sosialisasi

di bidang pangan.
d. Melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan organisasi kemasyarakatan

dalam upaya percepatan penganekaragaman konsumsi/diversifikasi pangan.


e. Memantau mengkaji, mengembangkan dan mensosialisasikan pola konsumsi

pangan masyarakat yang beragam, bergizi dan seimbang.


f. Menyiapkan bahan dan analisis Pola Pangan Harapan (PPH)
g. Melakukan pemantauan dan pengembangan usaha pangan olahan, pangan lokal,

pangan tradisonal, dan pangan nusantara.

20
h. Melakukan gerakan pemberian makanan beragam, bergizi, seimbang dan aman bagi

ibu hamil, ibu menyusui, balita dan anak sekolah.


i. Melaksanakan pengumpulan data status gizi masyarakat dalam rangka perbaikan

pola dan menu makan masyarakat.


j. Melakukan pengembangan diversifikasi pangan melalui pemanfaatan lahan

pekarangan, kebun sekolah dan kebun PKK.


k. Melaksanakan analisa prefrensi pangan masyarakat.
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai denga tugas dan

fungsinya.

b) Subbidang Keamanan Pangan


Tugas Subbidang Keamanan Pangan :
a. Melakuakan penyiapan data dan analisis situasi keamanan pangan wilayah.
b. Menyiapkan bahan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pemantauan, dan evaluasi,

serta pemantapan, keamanan dan mutu panganmasyarakat, menyiapkan data

kepegawaian untuk kepentingan kenaikan pangkat pegawai.


c. Melakuakan penyuluhan tentang penerapan standar mutu pangan dan gizi.
d. Melakukan upaya peningkatan peran partisipasi masyarakat dalam penerapan mutu

dan keamanan pangan masyarakat.


e. Maksanakan pemantauan kegiatan pengawasan mutu dan keamanan pangan segar

oleh Otoritas Kompentensi Keamanan Pangan Daerah (OKKPD)

Provinsi/Kabupaten/Kota.
f. Melaksanakan pengujian mutu dan keamanan pangan olahan dan pangan segar.
g. Melaksanakan pengumpulan data kasusu keracunan pangan.
h. Menyabarkan informasi keamanan pangan.
i. Menyusun dan melaporkan pelaksanaan kegiatan dan bertanggungjawab kepala

Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan.


j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

1. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi

21
Tugas di Bidang Pengembangan Sumber daya Manusia dan Teknologi :

Melakukan perencanaan, koordinasi, pembinaan, monitoring pelaksanaan di bidang

peningkatan sumber daya manusia dan pengkajian teknologi pangan.

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi mempunyai Fungsi :

a. Pengkoordinasian pembinaan, pengawasan, serta rencana peningkatan mutu

Sumber Daya Manusia dan pengkajian teknologi.


b. Pengkajian dan pengembangan teknologi pangan.
c. Pelaksanaan pembinaan kelembagaan ketahanan pangan masyarakat dan aparat.
d. Perumusan paket teknologi tepat guna di bidang ketahanan pangan.
e. Pelaksanaan koordinasi penilaian dan pemberian penghargaan di bidang ketahanan

pangan.
f. Pengkoordinasian pemberdayaan masyarakat di bidang ketahanan pangan.
g. Penyebarluasan informasi hasil kajian dan pengembangan teknologi pangan kepada

masyarakat.
h. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait.
i. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

a) Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia


Tugas Subbidang Pengembangan Sumber daya Manusia :
a. Melakuakan pembinaan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, pemantauan,

analisa kebutuhan sumber daya manusia untuk pemantapan ketahana pangan.


b. Mengkaji, mengembangkan pola/sistem pendidikan dan latihan aparat, petani dan

masyarakatpelaku agribisnis pangan.


c. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan ketahanan pangan dan menjalin kerjasama

pendidikan dan pelatihan.


d. Melaksanakan penilaian dna pemberian penghargaan ketahanan pangan.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

serta tindak lanjut pelatihan.


f. Melakukan pemberdayaan masyarakat dibidang ketahanan pangan.
g. Melaporkan tentang pelaksanaan kegiatan dan bertanggungjawab kepada Kepala

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pengkajian Teknologi.


22
h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

b) Subbidang Pengkajian Teknologi Pangan :


Tugas Subbidang Pengkajian Teknologi Pangan :
a. Merencanakan, mengidentifikasi, merumuskan jenis dan paket teknologi pangan

yang tepat guna dan bermutu dalam upaya memantapkan ketahanan pangan.
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengkajian teknologi pangan.
c. Memonitor dan mengkaji peran kelembagaan petani untuk ketahanan pangan.
d. Melakukan penerapan dan pengembangan hasil teknologi pangan kepada

masyarakat.
e. Menyebarluaskan informasi hasil kajian teknologi pangan kepada masyarakat.
f. Melaporkan pelaksanaan kegiatan dan beratnggungjawab kepada Kepala Bidang

Pengembangan Sumber Daya Alam dan Pengkajian Teknologi


g. Melakukan identifikasi jenis dan paket teknologi opanagn tepat guna dan bermutu

untuk pemantapan ketahanan pangan.


h. Melakukan kerjasama pengkajian teknologi dengan perguruan tinggi atau lembaga-

lembaga penelitian baik pemerintah maupun swasta.


i. Melaporkan pelaksanaan kegiatan dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pengkajian Teknologi.


j. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oelh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2.5. Aktivitas Instansi

Berdasarkan peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 12 Tahun 2001 dijelaskan tentang

tugas dan fungsi pokok Badan Ketahanan Pangan ( BKP ) Provinsi Sumatera Selatan adalah

sebagai pelaksana pemerintah daerah di bidang ketahanan pangan dan mengadakan koordinasi

dengan instansi lain atau mengadakan koordinasi lintas wilayah dan lintas sector untuk

perencanaan dan pengendalian dalam melakukan penanganan ketahanan pangan untuk

mewujudkan dan membentuk manusia di Indonesia yang berkualitas, mandiri, dan sejahtera

23
melalui perwujudan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam serta

tersebar merata di seluruh Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

BAB III

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Deskripsi Fokus Pengamatan


Untuk menunjang kegiatan operasional suatu instansi pemerintah atau perusahaan

diperlukan adanya kas sehingga terjaminya kelancaran kegiatan operasional dalam suatu

instansi pemerintah atau perusahaan tergantung dengan jumlah kas yang dimiliki instansi

pemerintah atau perusahaan tersebut.


Kas (cash) merupakan segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang

dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai

nominalnya. Dari segi akuntansi kas adalah sesuatu baik yang berbentuk uang maupun

bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban

pada nilai nominalnya. Kas apabila diminta dapat segera dikeluarkan.


Pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan kas terbagi menjadi

dua, yaitu kas di Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan. Kas di Bendaharan

Pengeluaran adalah kas yang dikuasai, dikelola dan dibawah tanggung jawab bendahar

pengeluaran yang berasal dari sisa uang persediaan (UP) yang belum

24
dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Jumlah

uang Kas di Bendahara Pengeluaran yang harus dilaporkan di neraca adalah sisa UP yang

terdiri dari uang kas di berangkas dan di bank (rekening koran). Jika ada satker yang pada

tahun selanjutnya tidak mendapatkan lagi alokasi anggaran (satker dilikuidasi/inaktif) ,

maka satker yang bersangkutan tetap berkewajiban menyetorkan sisa uang kas di

Bendahara Pengeluaran dan membukukan melalui aplikasi SAI serta melaporkan ke

Wilayah (UAPPA/B-W) dan Eselon I (UAPPA/B-E1) yang mengalokasikan anggaran.


Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di

bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara

Penerimaan yang (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Saldo kas ini mencerminkan saldo

yang berasal dari pungutan yang sudah diterim oleh Bendahara Penerimaan selaku wajib

pungut yang belum disetorkan ke kas negara per tanggal neraca. Jika ada satker yang pada

tahun selanjutnya tidak mendapatkan lagi alokasi anggaran (satker dilikuidasi/inaktif) ,

maka satker yang bersangkutan tetap berkewajiban menyetorkan sisa uang kas di

Bendahara Penerimaan dan membukukan melalui aplikasi SAI serta melaporkan ke

Wilayah (UAPPA/B-W) dan Eselon I (UAPPA/B-E1) yang mengalokasikan anggaran.


Prosedur merupakan alur atau tahap yang dilalui dalam melakukan kegiatan,

kegiatan ini biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu instansi atau lebih yang dibuat

untuk menjamin secara seragam. Adapun prosedur menurut Zaki Baridwan (2009)

memiliki pengertian yaitu suatu urutan-urutan pekerjaan yang melibatkan beberapa orang

atau lebih yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap

transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Jadi, prosedur merupakan urutan

kegiatan yang terdiri dari kegiatan berikut in yang dilakukan untuk mencatat informasi

dalam formulir, buku jurnal dan buku besar.

25
Tugas pokok dan fungsi utama adanya suatu instansi pemerintah daerah adalah

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat (public servant) yang tidak berorientasi

kepada laba atau keuntungan sehingga cenderung seolah-olah seperti hanya menggunakan

atau menghabiskan dana atau belanja daerah, oleh karena itu prosedur pengeluaran kas

pada instansi pemerintah dan perusahaan sangatlah berbeda begitu pula pada Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan.

3.2 Analisa dan Pembahasan Masalah Prosedur Pengeluaran Kas pada Badan

Ketahanan Pangan Sumatera Selatan


Sistem akuntansi dan ilmu akuntansi tidak dapat dipisahkan karena keduanya

mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya. Sistem akuntansi disusun oleh

perusahaan/pemerintah guna memenuhi kebutuhan atau informasi kerja bagi pihak

manajemen merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam

melakukan kegiatan perusahaan/pemerintah agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan

prosedur dan cara-cara yang telah di tetapkan.


Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk

mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan

serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan,

dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan SKPKD

(Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah) dan/atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah).
Dalam prosedur pengeluaran kas, kekhawatiran akan adanya penyalahgunaan kas

atau pengeluaran uang yang tidak dipergunakan untuk kepentingan pemerintah dapat

diminimalisir. Setiap terjadinya pengeluaran kas, pemegang kas menyiapkan bukti

pengeluaran kas dan bukti pendukungnya, kemudian menyerahkan bukti tersebut ke bagian

akuntansi untuk dijurnal dalam jurnal pengeluaran kas dan kemudian di arsipkan.

26
Pengeluaran yang relatif besar dan tidak praktis dapat dibayar dengan

menggunakan cek. Pembayaran dengan uang tunai dapat dilakuakan jika dalam

pemerintahan dibentuk dana kas kecil atau dana cadangan. Kas kecil adalah sejumlah

dana yang tersedia digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran kecil dalam

aktivitas sehari-hari, seperti foto kopi atau membeli perlengkapan kantor yang mendesak

pemakaiannya (Sugiri,2005 : 17).


Sistem dan prosedur pengeluaran kas terdiri atas 4 sub sistem yaitu:
1. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Uang Persediaan (UP).
2. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Ganti Uang Persediaan (GU).
3. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Tambahan Uang Persediaan(TU).
4. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas-Pembebanan Langsung (LS).
Dalam prosedur pengeluaran kas di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Selatan ada yang namanya Belanja Langsung. Pengertian Belanja menurut PP No.24 tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Belanja adalah semua pengeluaran dari

rekening Kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No13 Tahun 2006

tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Belanja Daerah didefinisikan kewajiban

pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.


Belanja Langsung adalah belanja yang Eksistensinya dipengaruhi secara langsung

oleh adanya kegiatan yang direncanakan (Terperogram). Macam-macam Belanja Langsung

pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan :

27
No No Rekening Uraian
A Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 1.21.01.01.01. Penyediaan Jasa Surat menyurat
2 1.21.01.01.02. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya air dan Listrik
3 1.21.01.01.03. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan kantor
4 1.21.01.01.06. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan

Dinas/Operasional
5 1.21.01.01.07. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
6 1.21.01.01.08. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
7 1.21.01.01.10. Penyediaan Alat Tulis Kantor
8 1.21.01.01.11. Penyediaan Barang Cetak dan Penggadaan
9 1.21.01.01.12. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan

Kantor
10 1.21.01.01.15. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
11 1.21.01.01.17. Penyediaan Makan dan Minum
12 1.21.01.01.18. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1 1.21.01.02.05. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional

2 1.21.01.02.07. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

3 1.21.01.02.08. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

4 1.21.01.02.09. Pengadaan Mebelur

5 1.21.01.02.12. Pengadaan Baju Seragam

6 1.21.01.02.22. Pemeliharan Rutin/Berkala Gedung kantor

C Program Peningkatan Ketahanan Pangan


1 1.21.01.23.01. Penanganan Daerah Rawan Pangan

2 1.21.01.23.02. Pengembangan Cadangan Pangan Daerah

3 1.21.01.23.03. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

28
4 1.21.01.23.04. Data Informasi Perencanaan dan Evaluasi Ketahanan Pangan

5 1.21.01.23.05. Pengembangan Sistem Informasi

6 1.21.01.23.06. Pemantapan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan Pokok

7 1.21.01.23.07. Pengkajian Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan Pokok

8 1.21.01.23.08. Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan

D Program Peningkatan

Kesejahteraan Petani
1 1.21.01.24.01. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani

2 1.21.01.24.02. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

E Program Lumbung Pangan


1 1.21.01.25.01. Pembangunan Lumbung Desa

2 1.21.01.25.02. Promosi Produk Pangan Olahan dan Lomba Cipta Menu Makanan

3 1.21.01.25.03. Peningkatan Mutu Pangan Pokok ( Beras )

Prosedur pencairan dana APBD pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Selatan dimulai dengan membuat dokumen pelaksanaan anggaran. Setelah itu bendahara umum

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan membuat SPD (Surat Penyediaan Dana)

sebanyak 3 lembar. SPD tersebut dikirim ke Biro Keuangan untuk diperiksa dan ditandatangani

29
sehingga menjadi SP2D (Surat Perintah Pembayaran Dana) sebanyak 3 lembar. SP2D yang telah

ditandatangani disimpan sebagai arsip oleh Biro Keuangan sebanyak 1 lembar dan sisanya

dikirim kembali ke Badan Ketahanan Pangan. SP2D yang telah dikirim kembali akan disimpan

oleh Badan Ketahanan Pangan sebanyak 1 lembar dan sisanya dijadikan acuan untuk membuat

laporan daftar SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dan SPM (Surat Perintah Membayar)

masing-masing sebanyak 2 lembar. Data SPP dan data SPM ditandatangani oleh bendahara.

Kemudian daftar SPP dan daftar SPM dijadikan arsip bendahara masing-masing 1 lembar,

sisanya dikirim ke Biro Keuangan. Biro keuangan akan menyetujui daftar SPM dan menerbitkan

SP2D sebanyak 2 lembar, 1 lembar SP2D dijadikan arsip dan 1 lembar dijadikan dokumen

pencairan dana untuk diberikan ke Bank Sumsel Babel. Setelah dana cair akan diberikan

langsung ke pihak yang bersangkutan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.2 dan 3.3 dibawah ini.

30
Gambar 3.2 Prosedur Pencairan Dana APBD

BADAN KETAHANAN PANGAN BIRO KEUANGAN

Mulai SPD
3
SPD
2 2
SPD
1
Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
Di Periksa dan Di
tanda tangani

SP2D yang
SP2Dtelah
yangditanda
SPD telahtangani
ditanda 1
1
SPD SP2D yang
tangani 2
2 2 telah ditanda
SPD
tangani 3
3
N

SP2D yang
N SP2Dtelah
yangditanda
telahtangani
ditanda 2
tangani 1

Membuat
Laporan
Daftar SPP
dan SPM

Data SPP

Data SPM

Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

Gambar 3.3 Prosedur Pencairan Dana APBD

31
Badan Ketahanan Pangan Biro Keuangan S

Data SPD u
2
Data SPM
m

Data SPP be
Menyetujui Daftar
SPM dan
r:
Menerbitkan
Data SPM
SP2D

Daftar SPP dan


SPM di tanda
tangani
SP2D
Bendahara
2
SP2D
N
1

Bank BRI

Data SPP
1 Pihak yang
Data SPM Bersangkutan
1
Data SPP
2 SELESAI
Data SPM
2

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

Keterangan : DPA = Dokumen pelaksana SPD = Surat Penyediaan Dana

SPP = Surat Permintaan Pembayaran SPM = Surat Perintah Membayar

SP2D = Surat Perintah Pembayaran Dana

Prosedur pengeluaran kas perlu di rancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-

pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan atau instansi saja
32
dicatat dalam pembukuan. Pada dasarnya untuk menghasilkan sistem pengendalian yang baik,

prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal sebagai berikut :

1. Semua pengeluaran Kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih
dahulu
2. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yangt
menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta mencatat pengeluaran kas.
3. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil
dilakukan melalui dana kas kecil

Pengeluaran kas pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan terjadi karena

adanya kebutuhan belanja rutin seperti yang tertera di halaman sebelumnya, adapun yang

berkaitan mengenai prosedur pengeluaran kas antara lain :

3.2.1. Prosedur Pembayaran Gaji Pegawai


Pada sistem ini pembayaran gaji pegawai merupakan permintaan dan pertanggung

jawaban pengeluaran kas dana kecil. Penyelenggaraan dana kas untuk memungkinkan

pengeluaran kas dengan tunai dapat diselenggarakan dengan cara Prosedur pembayaran secara

tunai,yaitu :
a. Bagian keuangan haruslah mempunyai daftar gaji pegawai.
b. Gaji pegawai biasanya dilakukan oleh keuangan atau bagian tata usaha.
c. Bagian tata usaha atau bagian yang mengeluarkan uang tunai pada pengeluaraan kas

haruslah disetujui oleh Kepala Dinas.


d. Pegawai yang bersangkutan harus ada tanda terima
e. Kalau pegawai yang bersangkutan berhalangan maka yang mengambil harus memakai

surat kuasa.

3.2.2. Prosedur Pembelian Barang dan Prosedur Pembayaran Kebutuhan Lainnya


1. Prosedur Pembayaran Secara Tunai
a. Bagian Keuangan yang diwakili bendahara pembantu pengeluaran kas membuat

surat permintaan atas ke Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

33
b. Bagian Keuangan (Bendahara Pembantu Barang) mengeluarakan sejumlah uang ke

bagian Bendahara Barang, untuk membayar pembelian barang. Jumlah pembelian

haruslah di setujui oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan
c. Bagian Bendahara Barang langsung membayar ke penagih sesuai barang yang dibeli

dan penagih menyiapkan nota tagihan, agar penagih tersebut bias mengecek barang

yang di pesan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan


2. Prosedur Pembayaran secara Kredit
a. Pengakuan kewajiban Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan atas

faktur penjualan, surat pesanan barang dari pembelian barang yang diterima oleh

bagian keuangan yaitu Bendahara Pembantu Pengeluaran Kas Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan dokumen-dokumen yang di bayar

tersebut, kasir mencatat dan membukukan dalam buku pembantu hutang.


b. Apabila ada tagihan dari supplier atau pemasok baru dilaksanakan prosedur

pembayaran kas. Penagihan mengajukan tagihan melalui Bendahara Barang dengan

membawa nota tagihan. Bendahara Barang Kemudian memeriksa dan

membandingkan nota tagihan tersebut dengan faktur dari pemasok (rangkap dua

lembar pertama) dan laporan pembelian barang. Setelah itu di periksa dan di

cocokan, maka bendahara membuat memo permintaan pembayaran (rangkap dua ,

lembar pertama ) dan di serahkan ke penagih.


c. Penagih dengan membawa nota tagihan ke bagian keuangan ( Bendahara Pembantu

Pengeluaran ). Setelah itu bagian keuangan menyerahkan cek atau dana besarnya

sesuai dengan yang tercantum di nota tagihan untuk diminta tanda tangan dari Kepala

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan.


d. Setelah cek di setujui cek di serahkan kepada penagih dan bagian keuangan

menerima kwitansi pembayarannya. Pada kwitansi tersebut juga terdapat tanda

tangan Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dan juga terdapat

tanda tangan Bendahara Pembantu Pengeluaran Kas.


34
3.2.3. Formulir-formulir yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas, yaitu :
1. Bukti kas keluar merupakan dokumen yang berfungsi sebagai perintah pengeluaran

kas kepada bagian keuangan yang tercantum dalam dokumen tersebut dan sebagai

surat pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur serta sebagai dokumen sumber

dari pencatatan berkurangnya hutang.


2. Cek, perintah kepada Bank dari orang yang menandatanganinya untuk pembayaran sejumlah

uang yang tertera pada lembaran tersebut kepada si Pembawa atau orang yang namanya

disebut dalam cek


3. Permintaan Nota Pembelian Barang, berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang

memerlukan kas kepada bagian kas keluar untuk membuat bukti bahwa kas telah dikeluarkan

dan pengeluaran tersebut sesuai dengan tujuan yang tertera dalam dokumen permintaan kas.
4. Kuitansi adalah tanda bukti pembayaran terhadap perorangan/pihak ketiga harus sebgai

berikut:
a) Kuitansi LS ditujukan kepada PPK dan di sebutkan nama Satuan Kerja sesuai

dengan yang tercantum pada DIPA;


b) Kuitansi LS oleh pihak ketiga/rekanan ditanda tangani oleh yang berhk

menerima uang dan dibawa tanda tangan harus ditulis nama jelas dan

dibubuhi stampel resmi dari badan usaha yang bersangkutan dan setuju di

bayar ditanda tangani oleh KPA/PPK, sebagaimana tercantum dalam format 9

merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini;


c) Kuitansi UP hanya ditujukan ke KPA/PPK dan di sebutkan nama satuan

kerjanya sesuai dengan yang tercantum pada DIPA;


d) Kuitansi UP oleh pihak penerima ditandatangani oleh yang berhak menerima

uang dan dibawah tanda tangan harus ditulis nama jelas dan lunas bayar

ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran serta setuju dibayar

ditandatangani oleh PPK atas nama KPA sebagaimana tercantum dalam

format 10 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini;

35
e) Penulisan dalam kuitansi harus dengan angka dan huruf. Jumlah pembayaran

yang ditulis antara angka dan huruf harus sama;


f) Uraian pembayaran harus singkat dan jelas. Kesalahan penulisan/ejaan tidak

menggugurkan keabsahan kuitansi sepanjang tidak mengakibatkan pengertian

lain;
g) Kuitansi yang bernilai diatas Rp 1.000.000 (satu juta rupiah ) bermaterai Rp

6000 (enam ribu rupiah). Sedangkan kuitansi yang bernilai antara Rp 250.000

(dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000 (satu juta

rupiah) bermaterai Rp 3.000 (tiga ribu rupiah).


5. Memo Permintaan Barang, berfungsi untuk memesan barang dan mengetahui jumlah

barang yang di pesan.


6. Daftar Pengeluaran, termasuk dokumen pertanggung jawaban pembukuan kas.

Didalamnya terdapat penggunaan kas yang menggunakan kode mata pasal, jumlah

yang diserahkan, sisa bulan lalu dan penggunaan bulan ini.


7. Faktur memuat tanggal pengiriman barang , nama , alamat, dan NPWP merupakan

uraian jumlah dan jenis barang , total harga serta uraian yang di tentukan
8. Bon adalah lembaran yang berisiska rincian dan harga barang dari pihak ketiga yang

dibubuhi tanda tangan , nama terang dan stempel perushaan, bon berguna sebagai

pendukung Kwitansi

Berdasarkan prosedur pengeluaran kas, maka langkah-langkah yang seharusnya

dilakukan instansi untuk pengeluaran kas adalah sebagai berikut :


1. Menerima dokumen pendukung yang di teliti oleh bagian pengeluaran kas,

kemudiaan dicatat jurnal dan buku pembantu.


2. Bagian pengeluaran kas menandatangani cek, memeriksa faktur pembelian dan

dokumen pendukungnya serta mengecap lunas faktur pembelian cek diserahkan

kepada kreditur.
3. Setelah memeriksa semua dokumen, kemudian bagian operasional mengkonfirmasi

dengan bukti-bukti pendukung. Jika semua sesuai maka bagian jabatan fungsional

36
meneruskan kepada bagian keuangan (Bendahara Pembantu Pengeluaran Kas).

Bagian keuangan meneliti faktur pembelian serta menghitung jumlahnya. Kemudian

bagian keuangan menyerahkan kepada bagian bendahara barang untuk meneliti

kembali apakah cocok, bila sesuai maka bagian keuangan menyampaikan kepada

Kepala Badan, setelah diotorisais oleh Kepala Badan bagian keuangan melakukan

pembayaran.

37
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data-data dan analisa yang dikemukakan pada bab sebelumnya, pada bab IV

ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan Prosedur Pengeluaran

Kas pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan.

4.1 Kesimpulan
1. Prosedur Pengeluaran Kas yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Selatan ini sudah baik, karena selama penulis melaksanakan magang dan

melihat secara langsung di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan

terdapat adanya pembagian tugas dalam melakukan pendataan serta pencatatan

pengeluaran kas pada belanja langsung .


2. Pencatatan, Pembukuan dan Penutupan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

dilakukan berdasarkan atas Bukti Kwitansi yang ada.


3. Dalam pencatatan jurnal pengeluaran kas dilakukan dengan menggunakan

Pembukuan pada buku pengeluaran kas dan menggunakan sistem aplikasi komputer

dapat mempermudah dan mempercepat melakukan jurnal serta membuat laporan

keuangan.

4.2 Saran
1. Agar lebih dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka perlu diadakannya

pelatihan-pelatihan bagi pegawai Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

38
Selatan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat bermutu dan menjadi lebih

baik lagi.
2. Pengawasan kinerja pegawai agar bias bertanggung jawab dalam menyelesaikan

tugasnya dengan tepat waktu.

3. Menambah tempat untuk menyimpan dokumen-dokumen berdasarkan susunan tahun,

melakukan penyusunan data sesuai dengan dokumen yang ada.

39

Você também pode gostar