Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH
LENI HELMINA
P00312016087
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Kumpulan asuhan kebidanan pada masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana dengan sebaik mungkin. Pada kesempatan
ini juga kami berterima kasih kepada ibu Hj. Syahrianti,S.SiT, M.Kes sebagai Dosen pembimbing..
Kami sangat berharap kumpulan asuhan kebidanan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai asuhan kebidaan pada masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi dan keluarga berencana, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya.
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KEBIDANAN PADA MASA KEHAMILAN
B. KONSEP KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
C. KONSEP KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
D. KONSEP KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
E. KONSEP KEBIDANA PADA KELUARGA BERENCANA
BAB III TINJAUAN KASUS
A. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE
C. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE
D. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
E. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
BAB IV PEMBAHASAN
A. ANC
B. INC
C. PNC
D. BBL
E. KB
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan
muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan
posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi
semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik. Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan
prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar
praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat melaksanakan
pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan
sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga
tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman
mengenai dasar dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting
sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang merupakan salah satu dari praktik kebidanan
tentunya seorang bidan memiliki hak dan kewajiban. Dalam hal ini asuhan kebidanan adalah bantuan
yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan
cara
a. Bertahap dan sistematis
b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
Dua hal dasar yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi dengan
apa yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal. Memperoleh perlindungan
hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan Standar Operasional
Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak bidan yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang
hukum serta menyangkut aspek legal atas dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun
daerah. Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan
mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat
kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika
bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan pelayanan
kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka
pemecahan ,masalah dari klien tersebut. Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman
mengenai ilmu manajemen secara umum, teori teori manajemen, fungsi fungsi manajemen, dan
bahkan manajemen skill.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu
manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka
dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang bidan agar
bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada kliennya. Oleh karena itu, kami menyusun
makalah ini dengan judul MANAJEMEN KEBIDANAN selain sebagai tugas kelompok juga dapat
dijadikan referensi bagi pembaca.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep manajemen kebidanan yang berkualitas?
2. Bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan?
3. Bagaimana pembahasan kesenjangan antara teori dan kasus dalam asuhan kebidanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis, analisis dan
sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan disetiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi/anak balita.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan yang efektif
sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence based.
b. Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan kebidanan yang diberikan di
sarana pelayanan kesehatan.
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk Depkes
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengawasi para bidan Indonesia apakah bidan Indonesia
sudah melakukan manajemen kebidanan sesuai dengan standar.
2. Untuk Institusis
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan wawasan/pengetahuan kepada mahasiswa,
apakah mahasiswa sudah memahami manajemen kebidanan.
3. Untuk Mahasiswa
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menggali/mencari informasi untuk memperluas
wawasan/pengetahuan tentang manajemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita pada
umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas serta peran
baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat
periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi. Oleh karena itu berbagai
dukungan dan bantuan sangat penting di butuhkan bagi seorang ibu untuk mendukung selama
kehamilannya (Prawiroharjo, 2009).
2. Fisiologi kehamilan
Proses kehamilan dalam referensi Prawirohardjo (2009) yaitu memantapkan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari
a. Konsepsi
Konsepsi di defenisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal
kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur
dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam
uterus.
1) Ovum
Ovum merupakan sel tersebar pada badan manusia. Setiap bulan satu ovum atau kadang-
kadang lebih matur, dengan sebuah penjamu mengelilingi sel pendukung. Jumlah oogonium
pada wanita pada bayi baru lahir bisa mencapai 750.000, pada umur 6-15 tahun 439.000,
umur 16-25 tahun 159.000, Umur 26-35 tahun 59.00,umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan
pada masa menopause akan menghilang. (Prawirihardjo,2009).
2) Sperma
Proses pembentukan spermatoza merupakan proses yang kompleks.
a. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus.
b. Menjadi spermatosit pertama.
c. Menjadi spermatosit kedua.
d. Menjadi spermatid.
e. Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca
indra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat
mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup
selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Prawirohardjo, 2009).
b. Fertilisasi
Fertilisasi adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antar sel mani dan sel telur. Fertilisasi
terjadi di ampula tuba.
c. Implantasi / Nidasi
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya sel telur yang telah di buahi ke dalam endometrium.
3. Pertumbuhan janin
Pertumbuhan janin terdapat beberapa fase, yaitu :
a. Fase 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin Anda memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm.
Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang
yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk (Kesehatan, 2009).
2) Sistem payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI
pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatotropin.
3) Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang
membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat-alat yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah
secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akn
bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac
output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
4) Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak
dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus
tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam (Prawirohardjo, 2009)
5) Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi
gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69-
70%. Pada kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urine,
terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesteron
(Prawirohardjo, 2009).
6) Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini
disebabkan oleh peningkatan melanophore stimulating hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung,
dikenal sebagai kloasma gravidarum.
7) Matabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin
tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
a. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
b. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
c. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40gram untuk pembentukan tulang janin
d. Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
e. Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
f. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
5. Diagnosis kehamilan
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitukehamilan triwulan pertama
(antara 0 sampai 12 minggu), kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu). (prawirohardjo,2009).
Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda
dan gejala hamil.
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraf dan ovulasi
b) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan naegle dapat ditentukan perkiraan
persalinan.
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis).
a) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
b) Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning sickness.
c) Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
3) Mastodinia (rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar. Faskularisasi
bertambah asinus dan duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron)
4) Quickening (persepsi gerakan janin pertama biasanya di sadari oleh wanita pada kehamilan 18-
20 minggu)
5) Sering miksi.
a) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
b) Pada triwulan kedua sudah menghilang.
6) Ngidam (wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu).
7) Pingsan
a) Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan.
b) Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.
8) Konstipasi atau obstifasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
9) Pigmentasi kulit.
a) Sekitar pipi: chloasma gravidarum.
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada
kulit.
b) Dinding perut : striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam.
c) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar
montgomery menonjol dan pembuluh darah menifes ekitar payudara.
10) Epulis. Hipertropi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan pertama
11) Varices atau penampakan pembuluh darah vena.
terdapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea,kaki dan betis.
2) Pemeriksaan aogenital
Pemeriksaan ini dilakukan dengan diinfeksi dan dilihat apakah ada flour albus, varises, oedema,
tumor tau kelainan lainnya yang dapat mempengaruhi proses persalinan dan apabila ada kelainan
dari anogenital.
3) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urine dilakukan antara lain untuk mengetahui kadar urine protein ibu agar kadar gula
dalam urine. Klasifikasi proteinuria :
a. Negatif : urine jernih
b. Positif 1 : ada keruhan
c. Positif 2 : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
d. Positif 3 : Lebih keruh dan endapan lebih jelas
e. Positif 4 : sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal
Untuk kadar glukosa iklasifikasikan :
a. Negatif : biru
b. Positif 1 : hijau
c. Positif 2 : kuning kehijauan
d. Positif 3 : jingga
e. Positif 4 : merah bata
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil biasanya yaitu golongan darah dan pemeriksaan
hemoglobin untuk mengetahui anemia atau tidak, menurut saifudin (2010) disebut bahwa anemia
apabila pada kehamilan 1 dan 3 kadar hemoglobinnya rendah dibawah 11gr% atau <10,5gr% pada
trimester 2, hal ini dikarnakan pada bulan ke 5-6 terjadi kebutuhan peningkatan zat besi pada janin
untuk proses pertumbuhan tulang janin, selain itu juga memang dalam kehamilan terjadi proses
hemodilusi yang dapat menyebabkan Hb menjadi turun, menurut shaifudin (2010) klasifikasi Hb
ibu hamil yaitu 11gr% normal, 9-10gr% anemia ringan, 7-8gr% anemia sedang, dan <7gr%
anemia berat.
2. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan. Terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah
merupakan teori-teori yang komplek antara lain ditemukan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh prostaglandin, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
Kala I
Mulainya kontraksi uterus hingga mencapai pembukaan lengkap. Kala I dibagi menjadi 2 fase ;
a. Fase Laten
1. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara
bertahap
Kala II
Dimulai dari pembukaan sampai bayi lahir. Lamanya pada primi 1 dan pada multi jam.
Adapun tanda dan gejala kala II :
1) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
2) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
3) Perineum menonjol
4) Vulva vagina dan spingter anal membuka
Yang harus dipantau dalam kala II
1. Kelahiran bayi ( penilaian cepat akan warna, tangisan, gerakan )
2. Nadi ibu
3. TFU
4. Kontraksi uterus
5. Janin ke 2
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atau dasar hasil VT yang menunjukkan:
1. Pembukaan cervik lengkap
2. Terlihatnya kepala bayi diintroitus vagina.
Kala III
1. Dimulainya setelah bayi lahir dengan lahirnya plasenta yang berlangsung 6-15 menit
2. Management aktif kala III
a. pemberian oxytosin
b. Massage fundus uteri
c. PTT
3. Tanda keluarnya plasenta
a. Semburan darah tiba-tiba
b. Tali pusat memanjang
c. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
d. Keuntungan management aktif kala III
e. Kala III meningkat
f. Mengurangi jumlah krhilangan darah
g. Mengurangi kejadian retensio plasenta
Yang harus dipantau pada kala III
1. Kontraksi uterus
2. Tanda pelepasan plasenta
3. Perdarahan
Kala IV
1. Masa 2 jam setelah plasenta lahir
2. Yang perlu diobservasi
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Suhu
d. Tinggi fundus uteri
e. Kontraksi
f. Perdarahan pervaginam
5. Tanda-TandaPersalinan
Tanda Dan Gejala Persalinan
1. His ( kontraksi rahim ) makin terjadi dan kuat
2. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah
3. Pada pemeriksaan dalam diketahui perlunakan, perdarahan dan pembukaan servik
a) Power ( Tenaga )
His Pengeluaran, his yang mendororng anak keluar, biasanya disertai dengan keinginan
mengejan.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atu merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
a. Involusi uteri
Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil, karena sitoplasmanya yang berlebihan
dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim dipecah,
diabsorpsi kemudian dibuang dengan air kencing.
Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta terdapat gambaran sebagai berikut :
a. Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15 cm, permukaan kasar
dimana pembuluh darah bermuara
b. Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose disamping pembuluh darah tertutup
karena kontraksi rahim
c. Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan akhir
puerperium sebesar 2 cm
d. Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan lochea
e. Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang
berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium
b. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
a. lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium selama 2 hari post partum
b. Lochea sanguilenta
Berwana merah kuning berisi darah dan lendir hari 3-7 post partum
c. Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari 7-14 post partum
d. Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu post partum
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar caian seperti nanah berbau busuk
f. Lochea Locchiostatis
Lochea yang tidak lancar keluarnya
c. Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman.
Konsistensinya lunak setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam
dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
d. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke
belakang dan menjadi retrofleksi. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan
dan gymnastik post partum.
3. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH sebagai tablet lynoral dan perlodel
4. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada
kelenjar mammae yaitu :
b. Keluaran cairan susu jorong dari ductus lakteferi disebut colostrums berwarna kuning putih
susu.
c. Hipervaskulaisasi pada permukaan dan bagian dalam diman vena-vena bedilatasi sehingga
tampak jelas.
d. Setelah pengaruh supresi estrogen dan progestron hilang maka timbul pengauh hormon
laktogenetik ( LH ) atau prolaktin yang akan merangsang air susu keluar. Produksi akan banyak
sesudah 2-3 hari potpartum.
Bila bayi mulai disusui isapan pada putting susu meupakan rangsangan psikis yang secara
reflektois mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan sebagai efek
positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna. Ibu dan bayi dapat ditempatkan didalam satu
kamar ( roming in atau pada tempat yang terpisah).
Keuntungan rooming in adalah :
a. Mudah menyusukan bayinya
b. Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi
c. Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus anaknya.
5. Pemeriksaan pasca persalinan
Pemeriksaan pasca persalinan dilakukan pada hari ke- 3 dan ke- 7 dan minggu ke- 6, Pemeriksaan
pasca persalinan meliputi :
1. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, keluhan yang dirasakan .
2. Keadaan Umum
Kesadaran, keadaan emosi, selera makan, dan lain-lain.
3. Payudara
Keadaan puting dan pengeluaran
4. Perut
Dinding perut
5. Perineum, kandung kemih, rektum
6. Sekret yang keluar
Lochea, flour albus
6. Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu dareah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tampa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti
dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu
siap.
c.alat resusitasi
d. obat-obatan
Nilai Apgar
Yang dinilai 0 1 2 Jumlah
Appearance Biru, pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) Ekstremitas kemerah-
biru merahan
Pulse rate Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100
(frekuensi 100
nadi)
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
(reaksi mimic
rangsangan)
Activity Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
(tonus otot) fleksi
Respiratory Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangi
(pernapasan) teratur s
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30). Nilai kondisi bayi
dengan 5 pertanyaan berikut :
Apakah air ketuban jernih atau tidak ? Apakah bercampur mekonium ?
Apakah bayi bernafas spontan ?
Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?
Apakan tonus otot bayi baik ?
Apakah ini kehamilan cukup bulan ?
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat
kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir
dapat terjadi melalui mekanisme kehilangan panas, yaitu :
1. Evaporasi yaitu cara kehilangan panas yang terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh bayi karena bayi tidak cepat dikeringkan atau terjadi setelah bayi dikeringkan.
2. Konduksi yaitu kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin.
3. Konveksi yaitu kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih
dingin.
4. Radiasi yaitu kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
Cara pencegahan kehilangan panas pada bayi :
1. Keringkan bayi dengan seksama
2. Selimuti bayi dengan selimut/kain yang bersih, kering dan hangat
5. Jangan segera menimbang bayi tanpa alas atau memandikan bayi baru lahir
c. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat memar)
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernafasan sulit.
f. Tinja/kemih tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender atau darah
pada tinja.
g. Aktivitas menggigil atau tangis tak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk,
lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus-menerus.
c. Suntikan
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini
dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu
(Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak
mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah
haid yang keluar.
Cara Kerja KB Suntik
1) Menghalangi ovulasi (masa subur)
2) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Efek Samping
1) Siklus haid kacau
2) Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
3) Jarang terjadi perdarahan yang banyak.
4) Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
5) Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit kepala, nyeri pada
payudara, "moodiness", timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual.
d. Kondom
Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke
dalam vagina. Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin seksual.
e. Susuk / Implan
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut sebagai
alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuk susuk
ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya
sebesar batang korek api. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa
hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi
sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan
menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3
tahun (Implanon).
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
1) Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
2) Perempuan pada usia reproduksi (20 30 tahun).
3) Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4) Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5) Perempuan pasca persalinan.
6) Perempuan pasca keguguran.
7) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
8) Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
9) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
Keuntungan
1) Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125 170 kehamilan).
2) Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
3) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa
aman terhadap risiko kehamilan
5) Tidak ada efek samping hormonal
6) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
7) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus.
8) Dapat digunakan sampai menopause
9) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10) Membantu mencegah kehamilan ektopik
11) Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
Kerugian :
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan
pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan.
g. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah anak yang
dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau memutuskan
saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu pula dengan wanita memutuskan atau
memotong saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi
kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.
Manfaat:
1) Sangat efektif, karena merupakan metode kontrasepsi permanen.
2) Tidak mempengaruhi proses pemberian ASI
3) Tidak bergantung pada faktor senggama
4) Akan lebih bermanfaat bagi anda yang memiliki riwayat kehamilan beresiko karena
akan terhindar dari keadaan tersebut
5) Dilakukan dengan pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, serta
7) Tidak mempengaruhi keadaan fungsi seksual karena tidak ada efek pada produksi
hormone ovarium.
Keterbatasan:
1) Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak dapat dipulihkan
kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
2) . Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih metode ini. Ini bisa
terjadi jika anda belum memiliki keyakinan yang benar-benar mantap memilih metode
ini.
3) Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek setelah dilakukan
pembedahan
4) Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
5) Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah jika yang dilakukan
adalah proses laparoskopi
6) Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS.