Você está na página 1de 39

KUMPULAN ASKEB ANC, INC, PNC, BAYI, DAN KB

OLEH

LENI HELMINA
P00312016087

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D IV KEBIDANAN
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Kumpulan asuhan kebidanan pada masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana dengan sebaik mungkin. Pada kesempatan
ini juga kami berterima kasih kepada ibu Hj. Syahrianti,S.SiT, M.Kes sebagai Dosen pembimbing..
Kami sangat berharap kumpulan asuhan kebidanan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai asuhan kebidaan pada masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi dan keluarga berencana, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya.
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Kendari,28 februari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KEBIDANAN PADA MASA KEHAMILAN
B. KONSEP KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
C. KONSEP KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
D. KONSEP KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
E. KONSEP KEBIDANA PADA KELUARGA BERENCANA
BAB III TINJAUAN KASUS
A. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE
C. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE
D. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
E. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
BAB IV PEMBAHASAN
A. ANC
B. INC
C. PNC
D. BBL
E. KB

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan
muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan
posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi
semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik. Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan
prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar
praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat melaksanakan
pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan
sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga
tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman
mengenai dasar dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting
sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang merupakan salah satu dari praktik kebidanan
tentunya seorang bidan memiliki hak dan kewajiban. Dalam hal ini asuhan kebidanan adalah bantuan
yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan
cara
a. Bertahap dan sistematis
b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
Dua hal dasar yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi dengan
apa yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal. Memperoleh perlindungan
hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan Standar Operasional
Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak bidan yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang
hukum serta menyangkut aspek legal atas dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun
daerah. Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan
mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat
kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika
bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan pelayanan
kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka
pemecahan ,masalah dari klien tersebut. Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman
mengenai ilmu manajemen secara umum, teori teori manajemen, fungsi fungsi manajemen, dan
bahkan manajemen skill.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu
manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka
dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang bidan agar
bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada kliennya. Oleh karena itu, kami menyusun
makalah ini dengan judul MANAJEMEN KEBIDANAN selain sebagai tugas kelompok juga dapat
dijadikan referensi bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep manajemen kebidanan yang berkualitas?
2. Bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan?
3. Bagaimana pembahasan kesenjangan antara teori dan kasus dalam asuhan kebidanan?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis, analisis dan
sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan disetiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi/anak balita.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan yang efektif
sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence based.
b. Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan kebidanan yang diberikan di
sarana pelayanan kesehatan.

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk Depkes
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengawasi para bidan Indonesia apakah bidan Indonesia
sudah melakukan manajemen kebidanan sesuai dengan standar.

2. Untuk Institusis
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan wawasan/pengetahuan kepada mahasiswa,
apakah mahasiswa sudah memahami manajemen kebidanan.
3. Untuk Mahasiswa
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menggali/mencari informasi untuk memperluas
wawasan/pengetahuan tentang manajemen kebidanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita pada
umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas serta peran
baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat
periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi. Oleh karena itu berbagai
dukungan dan bantuan sangat penting di butuhkan bagi seorang ibu untuk mendukung selama
kehamilannya (Prawiroharjo, 2009).

2. Fisiologi kehamilan
Proses kehamilan dalam referensi Prawirohardjo (2009) yaitu memantapkan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari
a. Konsepsi
Konsepsi di defenisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal
kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur
dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam
uterus.
1) Ovum
Ovum merupakan sel tersebar pada badan manusia. Setiap bulan satu ovum atau kadang-
kadang lebih matur, dengan sebuah penjamu mengelilingi sel pendukung. Jumlah oogonium
pada wanita pada bayi baru lahir bisa mencapai 750.000, pada umur 6-15 tahun 439.000,
umur 16-25 tahun 159.000, Umur 26-35 tahun 59.00,umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan
pada masa menopause akan menghilang. (Prawirihardjo,2009).
2) Sperma
Proses pembentukan spermatoza merupakan proses yang kompleks.
a. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus.
b. Menjadi spermatosit pertama.
c. Menjadi spermatosit kedua.
d. Menjadi spermatid.
e. Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca
indra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat
mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup
selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Prawirohardjo, 2009).
b. Fertilisasi
Fertilisasi adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antar sel mani dan sel telur. Fertilisasi
terjadi di ampula tuba.
c. Implantasi / Nidasi
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya sel telur yang telah di buahi ke dalam endometrium.
3. Pertumbuhan janin
Pertumbuhan janin terdapat beberapa fase, yaitu :
a. Fase 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin Anda memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm.
Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang
yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk (Kesehatan, 2009).

b. Fase 4-8 minggu


Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua
organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan
(Kesehatan, 2009).
c. Fase 8-12 minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya
berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus
berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di
dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti
menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.(Kesehatan,
2009).
d. Fase 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat
ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis
dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh
kasar dan berwarna.(Kesehatan,2009).
e. Fase 16-20 minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi
susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan
terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera
pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai
nampak (Kesehatan,2009).
f. Fase 20-24 minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya
mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-
pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu
untuk tidur.(Kesehatan, 2009).

g. Fase 24-28 Minggu


Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai
bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang,
baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak
jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini
merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.
(Kesehatan, 2009).
h. Fase 28-32 minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun
matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya
sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia,
si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.( kesehatan, 2009).
i. fase 32-36 minggu
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah mempersiapkan diri bagi kelahirannya
ke dunia. Ia kerap berlatih bernapas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur
tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya
akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi
kapan saja.
( Kesehatan, 2009).

4. Peruhahan fisiologis kehamilan


1) Sistem reproduksi
a. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan
(livide). Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna portio pun tampak livide. Pembuluh-
pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini karena oksigenasi dan nutrisi
pada alat genitalia interna akan meningkat (Prawirohardjo, 2009).
b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon estrogen. Serviks
banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung
kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka
konsistensi serviks menjadi lunak (Prawirohardjo, 2009).
c. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram, menjadi 1000 gr, dengan
ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, ukuran muka belakang 22 cm. pembesaran ini
disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi dalam kehamilan muda terbentuk juga
sel-sel yang baru.(Prawirihardjo, 2009).
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum gravidatum sampai terbentuknya
plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Corpus luteum gravidatum berdiameter kira-
kira 3 cm. corpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat-laun
fungsi ini diambil oleh plasenta. Diperkirakan corpus luteum adalah tempat sintesis dari
relaxin dalam awal kehamilan. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga
pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm (Prawirohardjo, 2009).

2) Sistem payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI
pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatotropin.

3) Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang
membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat-alat yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah
secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akn
bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac
output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
4) Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak
dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus
tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam (Prawirohardjo, 2009)
5) Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi
gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69-
70%. Pada kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urine,
terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesteron
(Prawirohardjo, 2009).
6) Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini
disebabkan oleh peningkatan melanophore stimulating hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung,
dikenal sebagai kloasma gravidarum.

7) Matabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin
tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
a. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
b. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
c. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40gram untuk pembentukan tulang janin
d. Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
e. Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
f. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
5. Diagnosis kehamilan
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitukehamilan triwulan pertama
(antara 0 sampai 12 minggu), kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan
triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu). (prawirohardjo,2009).
Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda
dan gejala hamil.
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraf dan ovulasi
b) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan naegle dapat ditentukan perkiraan
persalinan.
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis).
a) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
b) Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning sickness.
c) Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
3) Mastodinia (rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar. Faskularisasi
bertambah asinus dan duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron)
4) Quickening (persepsi gerakan janin pertama biasanya di sadari oleh wanita pada kehamilan 18-
20 minggu)
5) Sering miksi.
a) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
b) Pada triwulan kedua sudah menghilang.
6) Ngidam (wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu).
7) Pingsan
a) Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan.
b) Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.
8) Konstipasi atau obstifasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
9) Pigmentasi kulit.
a) Sekitar pipi: chloasma gravidarum.
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada
kulit.
b) Dinding perut : striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam.
c) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar
montgomery menonjol dan pembuluh darah menifes ekitar payudara.
10) Epulis. Hipertropi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan pertama
11) Varices atau penampakan pembuluh darah vena.
terdapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea,kaki dan betis.

b. Tanda mungkin hamil


Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditemukan dengan jalan :
1) mengalami perubahan pada ukuran , bentuk, dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak
bentuknya globular. Teraba balotemen,tanda ini muncul pada minggu Perubahan pada uterus.
Uterus ke-16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion yang cukup
banyak. Balotemen adalah tanda ada benda terapung atau melayang dalam cairan.
2) Perubahan-perubahan pada serviks
a.Tanda hegar yaitu segmen bawah rahim melunak, tanda hegar terdapat pada dua pertiga
kasus dan biasanya muncul pada minggu ke enam dan kesepuluh serta terlihat lebih awal
pada perempuan yang hamilnya berulang. Tanda ini sulit diketahui pada pasien gemuk atau
dinding abdomen yang tegang, (Rukiyah dkk, 2009)
b. Tanda chadwicks, biasanya muncul pada minggu ke delapan dan terlihat lebih jelas pada
wanita yang hamil berulang tanda ini berupa perubahan warna. Warna pada vagina dan
vulva menjadi lebih merah dan agak kebiruan timbul karena adanya vaskularisasi pada
daerah tersebut. (Rukiyah dkk, 2009).
c. Tanda piscasek, uterus membesar secara simetris
menjauhi garis tengan tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian
yang lebih besar tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan.
Sejalan dengan berjalanbertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan menjadi
lebih simetris. Tanda piscasek, dimana uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol ke jurusan pembesaran tersebut (Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2009)
3) Suhu basal
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2-37,8 derajat celcius adalah salah
satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering di pakai dalam pemeriksaan kemandulan.
c. Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan :
1) Gerakan janin dalam rahim
a. Terlihat/ teraba gerakan janin.
b. Teraba bagian-bagian janin
2) Denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetokop laenec, alat kardiotokograpi,alat doppler.
b. Dilihat dengan ultrasonograf.
c. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin,
ultrasonografi (prawirohardjo, 2009).
3) Tanda Braxton-Hiks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil.
Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri,
maka tanda ini tidak di temukan.

6. Diagnosis Banding Kehamilan


Pembesaran perut wanita tidak selamanya suatu kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosis
banding diantaranya :
a. Hamil palsu (pseudocyesis) atau kehamil an spuria
b. Tumor kandungan atau mioma uteri
c. Kista ovarium
d. Hematometra
e. Kandung kemih yang penuh

7. Tanda Bahaya Kehamilan


a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Pandangan kabur
d. Nyeri abdomen yang hebat
e. Bengkak pada muka atau tangan
f. Bayi tidak bergerak seperti biasanya
8. Pengawasan Antenatal
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya barbagai kelainan yang menyertai
hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janindalam rahim ibunya adalah satu kesatuan yang
saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan janin (Wordpress, 2009). Adapun tujuan dari pengawasan antenatal
antara lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan janin.
c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persiapan persalinan yang cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun
janinnya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.

9. Perhitungan Tapsiran Persalinan


a. Metode 1 : metode kalender (untuk HPHT)
Hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk tanggal ditambahkan 7 hari. Untuk bulan dikurangi 3
bulan dan untuk tahun ditambahkan 1 tahun. Misalnya, HPHT tanggal 12 april 1980, maka untuk
hari 12 + 7 = 19 jadi tanggal 19, untuk bulan April : 4 3 = 1 jadi bulan januari, untuk tahun
ditambah 1 tahun 1980 + 1 = 1981 jadi tahun 1981. Jadi HPHT nya adalah 19 januari 1981
(Admin, 2009).
b. Metode II : metode bulan
Bila ibu hamil mempunyai siklus haid 28 hari ( 4 minggu), bayi akan lahir tepat 40 minggu
atau setelah 10 bulan purnama, bila HPHTnya pada waktu bulan purnama (Admin,2009).
c. Metode III : metode roda kehamilan
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan roda kehamilan atau restrogram (bila ada)
(Admin, 2009).
d. Metode IV : untuk umur kehamilan
Hitung berapa bul sudah berlalu sejak HPHT sampai saat pertama kali memeriksakan
kehamilan, misalnya HPHT pada tanggal 6 April dan ibu memeriksakan diri pada tanggal 12
juni, maka kehamilannya pada waktu itu telah berumur 2 bulan lebih sedikit. Umur kehamilan
diperhitungkan dan di bandingkan dengan ukuran uterus, untuk melihat apakah janin tumbuh
semakin besar pada saat kunjungan ulang (Admin, 2009).

10. Standar pengawasan antenatal


Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu
setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periodeantenatal (Saifudin,
2009).
a. Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.
1) 1 kali pada triwulan pertama
2) 1 kali pada triwulan kedua
3) 2 kali pada trwulan ketiga (saifudin, 2009).
b. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T :
1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian imunisasi tetanus toxoid
Antige Interval Lama %
n perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
TT2 pertama 3 tahun* 80
TT3 4 minggu setelah TT1 5 tahun 95
TT4 6 bulan setelah TT2 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT3 25 tahun 99
1 tahun setelah TT4

5) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan


6) Test terhadap penyakit menular seksual
7) Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
8) Test Laboraturium
9) Tatalaksana Kasus
10) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
11. Pemeriksaan Kebidanan
1) Pemeriksaan Abdomen
a) Inspeksi
Dilihat pembesaran perutnya apakah membesar dengan arah memeanjang atau melebar, keadaan
pusat, pigmentasi di linea alba/nigra, adakah striae gravidarum atau bekas operasi.
b) Palpasi
Palpasi dilakukan untuk menentukan : besarnya rahim, tuanya kehamilan menentukan letaknya
janin dalam rahim. Cara melakukan palpasi ialah menurut leopold yang terdiri dari atas 4 bagian.
Leopold 1
Pemeriksaan leopold 1 adalah untuk menentukan tuanya kehamilan dengan mengukur tinggi
fundus uteri serta menentukan bagian apa yang terdapat didalam fundus.
Leopold II
Pemeriksaan leopold II dilakukan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dikiri atau kanan
ibu (ekstremitas dan punggung).
Leopold III
Leopold III adalah untuk menentukan bagian terendah janin dan mengetahui apakah bagian
tersebut sudah masuk atau belum masuk ke dalam pintu atas panggul(konvergen,sejajar,divergen).
Leopold IV
Leopold IV adalah untuk menentukan seberapa besar bagian terendah janin yang sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul dengan menggunakan penjarian.

2) Pemeriksaan aogenital
Pemeriksaan ini dilakukan dengan diinfeksi dan dilihat apakah ada flour albus, varises, oedema,
tumor tau kelainan lainnya yang dapat mempengaruhi proses persalinan dan apabila ada kelainan
dari anogenital.
3) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urine dilakukan antara lain untuk mengetahui kadar urine protein ibu agar kadar gula
dalam urine. Klasifikasi proteinuria :
a. Negatif : urine jernih
b. Positif 1 : ada keruhan
c. Positif 2 : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
d. Positif 3 : Lebih keruh dan endapan lebih jelas
e. Positif 4 : sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal
Untuk kadar glukosa iklasifikasikan :
a. Negatif : biru
b. Positif 1 : hijau
c. Positif 2 : kuning kehijauan
d. Positif 3 : jingga
e. Positif 4 : merah bata
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil biasanya yaitu golongan darah dan pemeriksaan
hemoglobin untuk mengetahui anemia atau tidak, menurut saifudin (2010) disebut bahwa anemia
apabila pada kehamilan 1 dan 3 kadar hemoglobinnya rendah dibawah 11gr% atau <10,5gr% pada
trimester 2, hal ini dikarnakan pada bulan ke 5-6 terjadi kebutuhan peningkatan zat besi pada janin
untuk proses pertumbuhan tulang janin, selain itu juga memang dalam kehamilan terjadi proses
hemodilusi yang dapat menyebabkan Hb menjadi turun, menurut shaifudin (2010) klasifikasi Hb
ibu hamil yaitu 11gr% normal, 9-10gr% anemia ringan, 7-8gr% anemia sedang, dan <7gr%
anemia berat.

B. KONSEP KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam jalan
lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir
(Sarwono, 2001). Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Rustam Mochtar, 1998). Persalinan normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 42 minggu ) lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2001)

2. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan. Terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah
merupakan teori-teori yang komplek antara lain ditemukan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh prostaglandin, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.

a. Teori penurunan hormonal


1 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron
bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi lebih tua
Yang akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan
kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot sehingga
mengganggu sirkulasi utero placenta.
d. Teori iritasi mekanik
e. Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
f. Induksi partus (Induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan : rangsang laminaria, amniotomi, dan oksitosin
drips.
(Rustam Mochtar, 1998).

3. Tahapan Persalinan (KALA I, II, III,IV)

Kala I
Mulainya kontraksi uterus hingga mencapai pembukaan lengkap. Kala I dibagi menjadi 2 fase ;
a. Fase Laten
1. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara
bertahap

2. Pembukaan servik hingga 3 cm


3. Berlangsung 8 jam
b. Fase Aktif
Cervik membuka dari 4 cm 10 cm. biasanya dengan kecepatan 1cm atau lebih tiap 5 cm.
Fase ini dapat dibagi menjadi 3 macam :
1. Fase Akselerasi
Dari pembukaan 3-4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
2. Fase Dilatasi Maksimal
Dari pembukaan 4-9 cm yang dicapai dalam 2 jam
3. Fase Deselerasi
Dari pembukaan 9-10 cm selama 2 jam

Kala II
Dimulai dari pembukaan sampai bayi lahir. Lamanya pada primi 1 dan pada multi jam.
Adapun tanda dan gejala kala II :
1) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
2) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
3) Perineum menonjol
4) Vulva vagina dan spingter anal membuka
Yang harus dipantau dalam kala II
1. Kelahiran bayi ( penilaian cepat akan warna, tangisan, gerakan )
2. Nadi ibu
3. TFU
4. Kontraksi uterus
5. Janin ke 2

Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atau dasar hasil VT yang menunjukkan:
1. Pembukaan cervik lengkap
2. Terlihatnya kepala bayi diintroitus vagina.

Kala III
1. Dimulainya setelah bayi lahir dengan lahirnya plasenta yang berlangsung 6-15 menit
2. Management aktif kala III
a. pemberian oxytosin
b. Massage fundus uteri
c. PTT
3. Tanda keluarnya plasenta
a. Semburan darah tiba-tiba
b. Tali pusat memanjang
c. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
d. Keuntungan management aktif kala III
e. Kala III meningkat
f. Mengurangi jumlah krhilangan darah
g. Mengurangi kejadian retensio plasenta
Yang harus dipantau pada kala III
1. Kontraksi uterus
2. Tanda pelepasan plasenta
3. Perdarahan

Kala IV
1. Masa 2 jam setelah plasenta lahir
2. Yang perlu diobservasi
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Suhu
d. Tinggi fundus uteri

e. Kontraksi

f. Perdarahan pervaginam

4. Tujuan Asuhan Persalinan


Memberikan asuhan yang memadai selama kehamilan dalam upaya mencapai pertolongan yang
bersih dan aman dengan memberikan aspek sayang ibu dan bayi.

5. Tanda-TandaPersalinan
Tanda Dan Gejala Persalinan
1. His ( kontraksi rahim ) makin terjadi dan kuat
2. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah
3. Pada pemeriksaan dalam diketahui perlunakan, perdarahan dan pembukaan servik

6. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.

Selain hal tersebut, persalinan juga dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

a) Power ( Tenaga )

His ( kontraksi otot rahim ),

His Pembukaan, dimana his yang menimbulkan pembukaan pada servik.

His Pengeluaran, his yang mendororng anak keluar, biasanya disertai dengan keinginan
mengejan.

b) Passage ( Jalan Lahir )


Terdiri atas tulang panggul dan jaringan-jaringan lunak.

C. KONSEP KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


1. Pengertian nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, dimulai dari selesai persalinan sampai alat-
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 - 8 minggu.
Nifas di bagi dalam 3 periode, yaitu :
a. Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan atau tahunan
2. Tujuan asuhan masa nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi

2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atu merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga


berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

4. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana.

Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas

a. Involusi uteri

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali


seperti sebelum hamil.
Involusi TFU Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr

Plasenta 2 jari bawah pusat 750 gr


lahir
Pertengahan pusat-symphisis 500 gr
1 minggu
Tidak teraba diatas symphisis 350 g
2 minggu
Bertambah kecil 50 gr
6 minggu
Sebesar normal 30 gr
8 minggu

Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil, karena sitoplasmanya yang berlebihan
dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim dipecah,
diabsorpsi kemudian dibuang dengan air kencing.
Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta terdapat gambaran sebagai berikut :
a. Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15 cm, permukaan kasar
dimana pembuluh darah bermuara

b. Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose disamping pembuluh darah tertutup
karena kontraksi rahim

c. Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan akhir
puerperium sebesar 2 cm

d. Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan lochea

e. Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang
berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium

f. Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium

b. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
a. lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium selama 2 hari post partum
b. Lochea sanguilenta
Berwana merah kuning berisi darah dan lendir hari 3-7 post partum
c. Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari 7-14 post partum
d. Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu post partum
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar caian seperti nanah berbau busuk
f. Lochea Locchiostatis
Lochea yang tidak lancar keluarnya

c. Serviks

Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman.
Konsistensinya lunak setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam
dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

d. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke
belakang dan menjadi retrofleksi. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan
dan gymnastik post partum.

Perubahan sistem tubuh yang lain


1. Sistem Urinaria
Diuresis terjadi berhubungan dengan pengurangan volume darah, hal ini berlangsung sampai 2-
3 hari post partum. Tonus ureter berangsur kembali pada panjang semula dan kandung kemih
kembali sebagai organ dalam pelvik.
2. Sistem Pencernaan
Setelah plasenta lahir estrogen menurun sehingga tonus otot seluruhnya berangsur pulih
kembali, tapi konstipasi mungkin terjadi dan mengganggu hari-hari pertama post partum. Hal
ini mungkin berhubungan dengan kurangnya aktivitas dan refleks defekasi terhambat karena
nyeri perineum.
3. Sistem Sirkulasi
Volume darah menurun kembali pada keadaan sebelum hamil ( kembali pada vislositas semula)
tonus otot ddinding pembuluh darah dan tekanan darah kembali pada tingkat normal / semula.
4. Sistem Pernafasan
Ventilasi penuh dari lobus basal paru kembali seperti semula (sebelumnya tidak bebas) akibat
adanya penekanan / dorongan pembesaran uterus.
5. Sistem Endoktrin
Setelah plasenta lahir, sirkulasi hormon estrogen dan progesteron menurun dan negatif feed
back mekanism mengatifkan dan mendorong mengeluarkan hormon FSH dan LH untuk
memulai kembalisiklus menstruasi. Pembesaran glandula tiroida menurun pada keadaan semula
dan basal metabolisme kembali pada keadaan normal.
6. Sistem Muskulosketel
Pelvik bagian lunak (sendi, ligamen) kembali pada keadaan normal sekitar 3 bulan. Tonus otot
abdomen dan otot dasar panggul, berangsur pulih secara menyeluruhbila dengan bantuan senam
/ latihan.
5. Perawatan pasca persalinan
Dianjurkan melakukan mobilisasi dini setelah 2 jam postpartum.
Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan :
1. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
2. Mempercepat involusi alat kandungan
3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat pekemihan
4. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran
sisa metabolisme.
Faktor lain yang harus diperhatikan dan dicermati dalam perawatan pasca persalinan yaitu :
1. Diet
Makanan harus begizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
2. Miksi
Sebaiknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang mengalami sulit BAK
karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spesma oleh musculus sfingter selama
pesalinan, juga oleh kaena adanya adema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila
kandung kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan kateterasi.
3. Defekasi
Harus dilakukan 3-4 hari postpartum. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi terjadi
BAB keras dapat diberikan obat laksans peroral atau perektal. Jika masih belum bisa dilakukan.
4. Perawatan payudara
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keas dan
kurang sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Bila bayi meninggal laktasi harus segera dihentikan dengan cara

2. Pembalutan mammae sampai tertekan

3. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH sebagai tablet lynoral dan perlodel

4. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada
kelenjar mammae yaitu :

a. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah

b. Keluaran cairan susu jorong dari ductus lakteferi disebut colostrums berwarna kuning putih
susu.

c. Hipervaskulaisasi pada permukaan dan bagian dalam diman vena-vena bedilatasi sehingga
tampak jelas.

d. Setelah pengaruh supresi estrogen dan progestron hilang maka timbul pengauh hormon
laktogenetik ( LH ) atau prolaktin yang akan merangsang air susu keluar. Produksi akan banyak
sesudah 2-3 hari potpartum.

Bila bayi mulai disusui isapan pada putting susu meupakan rangsangan psikis yang secara
reflektois mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan sebagai efek
positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna. Ibu dan bayi dapat ditempatkan didalam satu
kamar ( roming in atau pada tempat yang terpisah).
Keuntungan rooming in adalah :
a. Mudah menyusukan bayinya
b. Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi
c. Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus anaknya.
5. Pemeriksaan pasca persalinan

Pemeriksaan pasca persalinan dilakukan pada hari ke- 3 dan ke- 7 dan minggu ke- 6, Pemeriksaan
pasca persalinan meliputi :
1. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, keluhan yang dirasakan .
2. Keadaan Umum
Kesadaran, keadaan emosi, selera makan, dan lain-lain.
3. Payudara
Keadaan puting dan pengeluaran
4. Perut
Dinding perut
5. Perineum, kandung kemih, rektum
6. Sekret yang keluar
Lochea, flour albus

6. Senggama

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu dareah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tampa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti
dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu
siap.

TANDA BAHAYA MASA NIFAS


Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa paska persalinan (memasuki masa nifas). Oleh
karena itu sangat penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenal tanda- tanda bahaya
masa nifas sehingga ibu dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat tanda- tanda bahaya
masa nifas yang disebutkan di bawah ini:

a) Pengeluaran vagina yang baunya membusuk

b) Rasa sakit di bagian bawah abdomen/ puggung


c) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik
d) Gangguan masalah penglihatan/ penglihatan kabur
e) Pembengkakan di wajah atau tangan
f) Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan
g) Payudara yang berubah mennjadi merah, panas atau terasa sakit
h) Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
i) Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan pada kaki
j) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri
k) Merasa sangat letih atau nafas terengah- rengah

D. KONSEP KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


1. Definisi
Bayi baru lahir dibagi menjadi 2 :
Bayi normal/sehat adalah bayi lahir dengan berat badan antara 2500-4000 gram dengan
lama kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu yang memerlukan perawatan biasa.
Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia
dan perdarahan.
Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggung jawab
penuh terhadap keselamatan Ibu dan bayi. Sedangkan kelahiran abnormal yang
memerlukan pertolongan spesialis, bayi bila di rumah sakit yng dilengkapi dengan unit
kesehatan bayi hendaknya ditangani oleh dokter anak. (Sinopsis Obstetri : 119)

2. Tujuan umum asuhan kebidanan pada bayi baru lahir


a. Mempertahankan pernafasan
Dengan meletakan kepala lebih rendah dari badan segera lakukan penghisapan lendir. Pada
bayi normal dalam beberapa detik sampai satu menit akan segera bernafas.
b. Mencegah infeksi
Dengan mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan perlengkapan yang digunakan untuk
merawat bayi haruslah bersih
c. Mempertahankan suhu
Suhu tubuh bayi harus dipertahankan dan dijaga kehangatannya karena bila suhu
lingkungan lebih rendah maka metabolisme dan konsumsi oksigen pada bayi akan
meningkat
d. Mengenal tanda tanda sakit
Kondisi pada bayi baru lahir dapat berubah cepat. Oleh karena itu perlu dipehatikan, seperti
pada warna kulit yang kuning pada hari pertama, kesukaran bernafas, kenaikan atau
penurunan suhu badan, badan biru atau pucat, perut kembung dan minum kurang, muntah,
kejang kejang terjadi dalam waktu 12 jam pertama, BAK / BAB atau tidak pada 12 jam
pertama dan penurunan berat badan yang banyak

3. Alat-Alat Untuk Perawatan Bayi


a.penghisap lendIr

b. tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi

c.alat resusitasi

d. obat-obatan

e.alat pemotong, pengikat dan antiseptic tali pusat

f. tanda pengenal bayi/identifikasi yang sama dengan ibu

g. tempat tidur bayi dan incubator bayi

h. stopwatch dan thermometer


4. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
a. System pernafasan
Pernafasan pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul akibat
aktivitas normal dari susunan saraf pusat seperti sentuhan, perubahan suhu dari dalam uterus ke
luar uterus yang semuanya mengarahkan diafragma serta alat-alat pernafasan lainnya.
b. Eliminasi
BAB yang pertama keluar berwarna kehitam-hitaman dan lengket yang disebut
mekonium.Mekonium mulai keluar dalam 24 jam setelah lahir dan berlangsung sampai hari
ke-2 atau ke-3.
c. Kulit
Biasanya diliputi verniks kaseosa terutama di daerah lipatan tubuh. Makin muda usia kelahiran
bayi, kulit bayi semakin lembek dan tampak transparan.
d. Tali pusat
Tali pusat diperiksa dan dilihat kelengkapan arteri dan vena. Tali pusat harus kering dan bila ada
perdarahan harus dikencangkan.
e. Berat badan
Pada hari ke-2 dan ke-3 berat badan bayi baru lahir biasanya akan menurun. Hal ini disebabkan
karena pemasukan cairan dan pengeluaran dari tubuh bayi tidak seimbang.
f. Suhu (panas)
Mekanisme pengaturan panas pada bayi belum stabil mudah mendapat pengaruh dari luar. Pusat
pengaturan panas dalam otak baru berkembang pada bulan terakhir masa fetus.

5. Penatalaksanaan Bayi baru lahir


a. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir,
pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi sebagai berikut : Cuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan kontak dengan bayi, memakai sarung tangan yang bersih saat
memandikan bayi pertama sekali, pastikan semua peralatan telah didisenfeksi tingkat tinggi atau
steril, pastikan semua pakaian yang akan digunakan oleh bayi dalam keadaan bersih, pastikan
semua barang yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih.
b. Penilaian bayi
Keadaan umum bayi baru lahir dinilai pada menit ke-1 dan ke-5 sesudah lahir. Penilaiannya
dengan menggunakan Apgar score. Bayi baru lahir normal, nilai Apgarnya antara Apgar score.
Bayi baru lahir normal, nilai Apgarnya antara 7-10. Nilai Apgar 4-6 menandakan bayi menderita
asfiksia sedang-ringan, sedangkan nilai Apgar 0-3 menandakan bayi menderita asfiksia berat.
Dan bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan
resusitasi lanjut.

Nilai Apgar
Yang dinilai 0 1 2 Jumlah
Appearance Biru, pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) Ekstremitas kemerah-
biru merahan
Pulse rate Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100
(frekuensi 100
nadi)
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
(reaksi mimic
rangsangan)
Activity Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
(tonus otot) fleksi
Respiratory Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangi
(pernapasan) teratur s

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30). Nilai kondisi bayi
dengan 5 pertanyaan berikut :
Apakah air ketuban jernih atau tidak ? Apakah bercampur mekonium ?
Apakah bayi bernafas spontan ?
Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?
Apakan tonus otot bayi baik ?
Apakah ini kehamilan cukup bulan ?

c. Pencegahan kehilangan panas

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat
kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir
dapat terjadi melalui mekanisme kehilangan panas, yaitu :

1. Evaporasi yaitu cara kehilangan panas yang terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh bayi karena bayi tidak cepat dikeringkan atau terjadi setelah bayi dikeringkan.

2. Konduksi yaitu kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin.

3. Konveksi yaitu kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih
dingin.
4. Radiasi yaitu kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
Cara pencegahan kehilangan panas pada bayi :
1. Keringkan bayi dengan seksama
2. Selimuti bayi dengan selimut/kain yang bersih, kering dan hangat

3. Tutup bagian kepala bayi

4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

5. Jangan segera menimbang bayi tanpa alas atau memandikan bayi baru lahir

6. Tempatkan bayi dilingkungan hangat


d. Rangsangan taktil
Jika bayi baru lahir tidak mulai bernafas secara memadai setelah tubuhnya dikeringkan dan
lendirnya dihisap, maka berikan rangsangan taktil secara singkat. Rangsangan taktil dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Gosok punggung, tubuh, kaki/tangan bayi dengan lembut sebanyak 1 atau 2 kali.
2. Dengan lenbut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi sebanyak 1 atau 2 kali.

e. Asuhan tali pusat


Dalam melakukan asuhan tali pusat, prinsipnya harus bersih dan kering. Setelah plasenta dilahirkan
dan kondisi ibu dianggap stabil, maka lakukan pengikatan tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi
dengan menggunakan benang desinfeksi tinggat tinggi atau klem plastik tali pusat.
f. Memulai pemberian ASI
Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang produksi ASI, memperkuat reflex menghisap
bayi, mempererat keterikatan antara ibu dan bayinya, memberikan kekebalan pasif segera kepada
bayi melalui kolostrum, merangsang kontraksi uterus. Pastikan pemberian ASI dimulai dalam 1 jam
setelah bayi lahir.

7. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir :


a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit
b. Kehangatan terlalu panas ( >380C atau terlalu dingin <360C )

c. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat memar)

d. Pemberian makanan hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah

e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernafasan sulit.

f. Tinja/kemih tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender atau darah
pada tinja.

g. Aktivitas menggigil atau tangis tak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk,
lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus-menerus.

E.ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA


A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak. Untuk
menghindari kehamilan yang bersifat sementara digunakan kontrasepsi sedangkan untuk
menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi.
B. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan umum
1) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2) Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadu dasar bagi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk
Indonesia.
Tujuan khusus
1) Pengaturan kelahiran
2) Pendewasaan usia perkawinan
3) Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
4) Mencegah kehamilan karena alasan pribadi
5) Menjarangkan kehamilan
6) Membatasai jumlah anak

C. Macam-Macam Jenis Alat Kontrasepsi

a. Metode Kalender (Pantang Berkala)


Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang
dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual
pada masa subur/ovulasi.

b. Kontrasepsi Oral (Pil KB)


Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin dengan estrogen atau
progestin saja. Pil KB mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi (pelepasan sel
telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh
sperma.

Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:


1) Resiko kanker jenis tertentu
2) Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
3) Ketegangan premenstruasi
4) Perdarahan tidak teratur
5) Anemia
6) Kista payudara
7) Kista ovarium
8) Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
9) Infeksi tuba falopii.

c. Suntikan
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini
dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu
(Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak
mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah
haid yang keluar.
Cara Kerja KB Suntik
1) Menghalangi ovulasi (masa subur)
2) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Efek Samping
1) Siklus haid kacau
2) Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
3) Jarang terjadi perdarahan yang banyak.
4) Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
5) Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit kepala, nyeri pada
payudara, "moodiness", timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual.

d. Kondom
Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke
dalam vagina. Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin seksual.

e. Susuk / Implan
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut sebagai
alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuk susuk
ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya
sebesar batang korek api. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa
hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi
sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan
menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3
tahun (Implanon).
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
1) Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
2) Perempuan pada usia reproduksi (20 30 tahun).
3) Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4) Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5) Perempuan pasca persalinan.
6) Perempuan pasca keguguran.
7) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
8) Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
9) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

Keuntungan kontrasepsi Susuk/Implan yaitu :


1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
3) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5) Bebas dari pengaruh estrogen.
6) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
7) Tidak mengganggu ASI.
8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

f. Alat Kontasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)


IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam
rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan
cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan mencegah sel telur yang
telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama
2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.
Cara Kerja
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi

Keuntungan
1) Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125 170 kehamilan).
2) Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
3) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa
aman terhadap risiko kehamilan
5) Tidak ada efek samping hormonal
6) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
7) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus.
8) Dapat digunakan sampai menopause
9) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10) Membantu mencegah kehamilan ektopik
11) Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian :
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan
pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan.
g. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah anak yang
dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau memutuskan
saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu pula dengan wanita memutuskan atau
memotong saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi
kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.
Manfaat:
1) Sangat efektif, karena merupakan metode kontrasepsi permanen.
2) Tidak mempengaruhi proses pemberian ASI
3) Tidak bergantung pada faktor senggama
4) Akan lebih bermanfaat bagi anda yang memiliki riwayat kehamilan beresiko karena
akan terhindar dari keadaan tersebut
5) Dilakukan dengan pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, serta
7) Tidak mempengaruhi keadaan fungsi seksual karena tidak ada efek pada produksi
hormone ovarium.

Keterbatasan:
1) Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak dapat dipulihkan
kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
2) . Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih metode ini. Ini bisa
terjadi jika anda belum memiliki keyakinan yang benar-benar mantap memilih metode
ini.
3) Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek setelah dilakukan
pembedahan
4) Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
5) Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah jika yang dilakukan
adalah proses laparoskopi
6) Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

Você também pode gostar