Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap golongan masyarakat dalam suatu negara
yang dijual kepada orang lain disebut produk nasional.Apabila produk nasional dinilai
dengan uang disebut pendapatan nasional.Produk nasional maupun pendapatan nasional
perlu dihitung untuk mengetahui kemajuan ekonomi dalam suatu negara.Produk
nasional terdiri atas bermacam-macam produk yang jenisnya berbeda-beda.Tidak ada
satuan alat ukur yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah produk yang
dihasilkan.Oleh sebab itu,alat ukur yang paling mudah adalah harga.Dengan menilai
setiap produk dengan harga, maka kita dapat mengetahui besarnya pendapatan nasional
dalam suatu negara.
Dalam rangka mencapai kemakmuran suatu negara,usaha peningkatan pendapatan
nasional merupakan suatu keharusan.Usaha peningkatan pendapatan nasional harus
disertai dengan pengendalian pertumbuhan penduduk.Apabila pertumbuhan penduduk
berlangsung tanpa kendali,peningkatan pendapatan per kapita tidak akan mencapai hasil
yang memuaskan, bahkan bisa terjadi pendapatan per kapita akan menurun.Oleh karena
itu,pertumbuhan penduduk harus dikendalikan agar tingkat pertumbuhannya tidak
melebihi pendapatan nasional.
Untuk menganalisa pendapatan nasional ada 2 variabel :
- Variabel indogen, yang nilainya dapat diperoleh setelah dihubungkan dengan variabel
dalam suatu model.
- Variabel exogen, merupakan variabel yang besarnya ditentukan oleh kekuatan diluar
model. Atau disebut juga sebagai variabel investasi
Model Analisis Dengan Variabel Investasi, Tabungan
Model analisis dengan variabel investasi, tabungan adalah pengeluaran yang akan
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan
kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen
barang modal.
Tujuan dan pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah
mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasian mesin dan pabrik.
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut yaitu :
- Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan deficit / surplus anggaran dan
sumber-sumber pembiayaannya.
- Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sector riil melalui
pengaruhnya terhadap pengeluaran konsumsi dan pembentukan modal tetap domestik
bruto (PMTDB) pemerintah.
- Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan
pemerintah terhadap ekskpansi bersih pada jumlah uang yang beredar
- Dampakl valuta asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan
pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Angka Pengganda
Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan /
pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan / pengurangan
dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan
nasional.
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen, yaitu:
a).Investasi
b)Konsumsi
c)pengeluaran pemerintah
d)eksport dan import.
Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto
riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau
berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang
lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil
per orang.
2. Inflasi
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang
berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan
harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut
tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan
inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan
salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang dihadapi
suatu negara. Bagi negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang terjadi
berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2
sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang
berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada
negara yang meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi, misalnya
Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi
tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation).
3. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun)
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang
mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
Perbedaan Antara Inflasi dan Pengangguran
Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki
pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan
mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran,
dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan
mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency
pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks
Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini
menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua
barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan tingkat
inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.
Perhitungan Pendapatan
Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah,
sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu
negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi
yang diberikan kepada perusahaan.
Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang
dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga
selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini
adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah
jadi).
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran
untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan
menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi
negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi
impor ( )
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen, yaitu:
a).Investasi
b)Konsumsi
c)pengeluaran pemerintah
d)eksport dan import.
Perubahan pendapatan agregat sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan
investasi . karena perubahan konsumsi tergantung pada perubahan dalam investasi, kita
dapat menghapus konsumsi dari persamaan. Perubahan dalam pendapatan agregat sama
dengan pengganda investasi kali perubahan investasi. Multiplier investasi berkaitan
dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal: kecenderungan marjinal
mengkonsumsi adalah 1 dikurang (satu dibagi dengan pengganda investasi)
Efek Penggandaan
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu
dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut memepunyai
angka yang tinggi, maka dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan
memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan
sebaliknya. Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat
yang disebut dengan koefisien multiplier.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat
tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
Y = K . I
Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Menurut A.P. Lehner inflasi adalah keadaan terjadi kelebihan permintaan (Excess
Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan (Anton H
Gunawan, 1991).Sementara itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikan
harga yang terus-menerus dari barang dan jasa secara umum.Menurut Boediono
(1995)inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-
menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecualiapabila
kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar
dari barang-barang lain. Inflasi diakibatkan oleh :
a. Demand-pull Inflation.
Inflasi ini bermula dari adanya permintaan total (agregat demand), sedangkan produksi
telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hamper mendekati kesempatan
kerja penuh.
b. Cost-Push Inflation
Cost plus inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi
yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan
dalam penawaran total (aggregate supplay) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.
Menurut Keynes terjadinya inflasi disebabkan oleh permintaan agregat
sedangkanpermintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansi bank sentral, namun
dapat puladisebabkan oleh pengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupun oleh
swasta danpengeluaran konsumsi pemerintah yang melebihi penerimaan (defisit
anggaran belanjaNegara) dalam kondisi full employment.
1. Deflasi , adalah daya beli uang yang mengalami peningkatan, karena jumlah
uang yang beredar relatif lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang
tersedia. Tujuan dari devaluasi adalah untuk meningkatkan ekspor barang,
neraca pembayaran menjadi surplus.
Y = f ( N, T, K, SDM, INF)
Peningkatan teknologi, sumber daya manusia dan infra struktur produksi akan
menyebabkan fungsi produksi meningkat sehingga agregat supply juga meningkat.
(Kajian Ekonomi dan Keuangan, 2003)