Você está na página 1de 6

Kancil dan Harimau

Satu waktu, ada Kancil yang tinggal di hutan. Meskipun ia masih kecil, ia tidak
takut dengan hewan besar lainnya yang ingin memakannya. Dia begitu cerdas, ia
selalu berhasil menyingkirkan mereka. Suatu hari, seekor harimau yang berkeliaran
untuk mencari makanan. Dia belum makan berhari-hari. Dia benar-benar lapar.
Sementara ia berjalan di hutan, ia melihat seekor Kancil. Harimau tersebut ingin
memakannya.

Sang harimau perlahan merunduk, merangkak, mendekati Kancil, lalu ... "Gotcha!"
kata harimau. Dia menangkap Kancil tersebut. "Halo, Kancil! Aku benar-benar
lapar sekarang. Kamu akan menjadi makan siang saya! "Ujar harimau. Kancil tidak
ingin menjadi makan siangnya. Dia mencoba tenang. Dia melihat ke sekeliling dan
melihat beberapa kotoran kerbau. Dia punya ide. "Maaf, harmau. Saya tidak bisa
menjadi makan siang kamu sekarang. Sang Raja telah memerintahkan saya untuk
menjaga kuenya, "kata Kancil dengan tenang. "Kue-Nya?" Kata harimau ingin
tahu. "Ya, itu dia. Ini sangat lezat. Raja tidak ingin orang lain untuk memakannya,
sehingga ia memerintahkan saya untuk menjaganya, "kata Kancil, menunjuk ke
kotoran kerbau tersebut. "Bisakah aku merasakannya?" Tanya harimau. "Tentu saja
tidak bisa. Sang Raja akan menjadi sangat marah, "kata Kancil menolak. "Hanya
satu gigitan kecil, Kancil! Sang Raja tidak akan tahu, "kata harimau. "Yah, oke,
harimau. Tapi pertama-tama biarkan aku berjalan jauh, sehingga Raja tidak akan
menyalahkan ku, "kata Kancil. "Baiklah, Kancil. Kamu bisa pergi sekarang "
Kancil berlari dengan cepat lepas dari pandangan. Hariamau kemudian mengambil
seteguk besar dari 'kue'. "Phoooey!" Dia meludah keluar. "Yuck, itu bukan kue.
Itulah kotoran kerbau. "

Harimau berlari melalui hutan. Dia menangkap lagi Kancil tersebut. "Kancil, kau
menipuku. Tapi sekarang kamu akan menjadi makan siang ku " sang Kancil
melihat ke sekitar dan melihat sarang tawon di pohon. "Maaf, harimau. Saya tidak
akan menjadi makan siang mu sekarang. Sang Raja telah memerintahkan saya
untuk menjaga drum-nya, "kata Kancil dengan tenang. "Drum-Nya?" Kata harimau
ingin tahu. "Ya, itu dia. Ini memiliki suara terbaik di dunia. Raja tidak ingin orang
lain untuk memukulnya, "kata Kancil menunjuk sarang tawon tersebut. "Bisakah
aku memukul drum Raja?" Tanya harimau. "Tentu saja tidak bisa. Sang Raja akan
menjadi sangat marah, "kata Kancil menolak. "Hanya satu pukulan kecil, Kancil!
Sang Raja tidak akan pernah tahu, "kata harimau. "Yah, baiklah, harimau. Tapi
pertama-tama biarkan aku berjalan jauh, sehingga Raja tidak akan menyalahkan
saya, "kata Kancil. "Baiklah, Kancil. kamu bisa pergi sekarang " Kancil berlari
dengan cepat lepas dari pandangan. Sang Harimau kemudian mengulurkan tangan
dan memukul sarang tawon. Bzzzzzzz ...! "Aduh ... aduh! Itu bukan drum. Ternyata
itu adalah sarang tawon! "
Harimau tersebut lari. Tapi tawon terus mengikuti dia. Dia pergi ke sungai. Dia
melompat terjun dan menyelam di bawah air selama yang ia bisa. Akhirnya tawon
tersebut pun pergi. Kemudian dia melompat keluar. Dia berlari melalui hutan
sampai ia menemukan Kancil itu lagi. "Kancil, kau menipu lagi. Tapi sekarang
kamu akan menjadi makan siang ku" Sang Kancil melihat ke sekitar dan melihat
seekor ular kobra. Ular itu melingkar tidur di tanah. "Maaf, hariamau. Saya tidak
akan menjadi makan siang kamu sekarang. Sang Raja telah memerintahkan saya
untuk menjaga sabuknya, "kata Kancil dengan tenang. "Sabuk-Nya?" Kata harimau
ingin tahu. "Ya. Ada itu. Ini adalah sabuk terbaik di dunia. Raja tidak ingin orang
lain untuk memakainya, "kata Kancil menunjuk ular kobra. "Dapatkah saya
memakainya?" Tanya harimau. "Tentu saja tidak bisa. Sang Raja akan menjadi
sangat marah, "kata Kancil menolak. "Hanya untuk satu saat, Kancil! Sang Raja
tidak akan pernah tahu, "kata harimau. "Yah, baiklah, harimau. Tapi pertama-tama
biarkan aku berjalan jauh, sehingga Raja tidak akan menyalahkan saya, "kata
Kancil. "Baiklah, Kancil. Anda bisa pergi sekarang " Kancil berlari dengan cepat
lepas dari pandangan. Harimau kemudian mengambil ular itu dan melingkarkanya
di sekitar dirinya. Kobra itu pun terbangun. Kobra itu pun meremas harimau
tersebut dan menggigitnya. SSssssstt! "Oouch! Aduh! Ooow! Itu bukan ikat
pinggang! Itu kobra! Tolong! Kancil! Tolong "Tapi! Kancil sudah jauh. Dia tertawa
keras-keras. Kancil itu aman dari harimau sekarang.
Si Kancil dan Si Siput
Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk
dibuka. Aaa....rrrrgh, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup
cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan
menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si
Kancil berteriak dengan sombongnya, Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang
paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi
kecerdasan.

Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit.


Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. Hai kancil !, sapa si
siput. Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?, tanya si
siput. Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau
aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar, jawab si kancil dengan
sombongnya.

Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini, kata
si Siput. Hahahaha......., mana mungkin ledek Kancil. Untuk membuktikannya,
bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?, tantang si Siput. Baiklah, aku
terima tantanganmu, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk
mengadakan perlombaan lari besok pagi.

Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia


meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur
perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.

Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk
lomba lari. Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku, tanya si
kancil. Tentu saja sudah, dan aku pasti menang, jawab si siput. Kemudian si
siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk
memastikan sudah sampai mana si siput.

Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah
beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. Siput....sudah
sampai mana kamu?, teriak si kancil. Aku ada di depanmu!, teriak si siput.
Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia
memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.Aku ada
didepanmu!

Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan
berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas
dan nafasnya tersengal-sengal.
Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat
gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi.
Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.

Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat
garis finish. Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!,
teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan
mengakui kekalahannya. Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan
pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik, kata si siput. Iya,
maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi, kata si kancil.
Si Kancil Dan Buaya
Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan.
Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan
terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan. Dia ingin
berjemur di bawah terik matahari. Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah
sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di perutnya,..krucuk
krucukkrucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia membayangkan betapa enaknya kalau
ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana
cara menyeberanginya ya? Dia berfikir sejenak. Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan
berteriak: Buaya.buaya. ayo keluar.. Aku punya makanan untukmu!! Begitu Kancil
berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sugai yang dalam itu.

Sekali lagi Kancil berteriak, Buayabuaya ayo keluar mau daging segar nggak?

Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, Huaahhh siapa yang teriak-teriak
siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja. Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan
nanti kamu. Kata buaya kedua yang juga muncul.

Wah. bagus kalian mau keluar, mana yang lain? kata Kancil kemudian. Kalau cuma dua
ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa! Kancil berteriak lagi.
Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan, kata buaya.
Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-
buaya di sungai ini, makanya harus keluar semua.

Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil
teman-temannya untuk keluar semua. Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo
kita keluaaaar.! buaya pemimpin berteriak memberikan komando. Tak berapa lama,
bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.

Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya
pada baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana, Nanti aku akan menghitung satu
persatu.

Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi
sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
Oke, sekarang aku akan mulai menghitung, kata Kancil yang segera melompat ke punggung
buaya pertama, sambil berteriak, Satu.. dua.. tiga.. begitu seterusnya sambil terus
meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang
sungai. Hatinya tertawa, Mudah sekali ternyata.

Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, Hai buaya bodoh, sebetulnya
tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa
sepotong daging pun? Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh
jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf
kalau aku mengerjai kalian, kata Kancil.

Ha!.huaahh sialan Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Aws kamu ya.. kalau
ketemu lagi saya makan kamu, kata buaya-buaya itu geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari
ketimun.

Você também pode gostar