Você está na página 1de 2

SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU

Ada banyak definisi dari sukses. Beberapa menilai sukses adalah


ketika berhasil mencapai suatu tujuan yang hasilnya bisa dia nikmati
secara langsung untk dirinya pribadi dan mungkin keluarganya. Beberapa
yang lain menyandarkan indikasi kesuksesan bukan hanya pada dirinya,
melainkan juga pada orang lain ataupun lingkungan sekitarnya yang lebih
luas sebagai imbas dari usaha dan proses yang telah dikerjakan baik
sendiri maupun bersama tim. Lantas manakah diantara kedua definisi
tersebut yang paling benar untuk disebut sebagai kesuksesan?. Menurut
saya, keduanya benar. Namun, saya pribadi lebih sepakat dengan definisi
kedua : Sukses adalah ketika kita bersedia, ikhlas, istiqomah dan totalitas
mendayagunakan kemampuan yang telah Alloh instal dalam diri kita
untuk bermanfaat pada lingkup seluas yang kita bisa, yang tak lain adalah
tugas utama kita sebagai khalifah di muka bumi.

Ikhtiar untuk sukses sebagai khalifah di muka bumi ini bisa


dilakukan dengan beragai sarana, tak terbatas ruang dan gerak. Setiap
orang memilih sarananya, yang sesuai dengan potensi, keinginan dan
kebutuhan untuk menyalurkan kebermanfaatan. Saya sendiri memilih
dunia pendidikan sebagai sarana, dan cita cita saya adalah menjadi guru.
Cita cita ini telah resmi tertanam dalam benak saya sejak kelas 2
Madrasah Ibtidaiyah dan pengalaman pertama terjun di dunia pendidikan
adalah menjadi mentor English Club saat masih berusia 13 tahun, di
Pondok Pesantren Roudlotun Nasyiin, pesantren tempat saya belajar 6
tahun lamanya, hingga lulus Madrasah Aliyah.

Pengalaman menjadi tenaga pendidik tak berhenti di pesantren.


Saat menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, saya
turut berkecimpung sebagai relawan di Sekolah Rakyat, yaitu sebuah
bimbingan belajar gratis yang didirikan oleh teman teman dari organisasi
PMII untuk membantu anak anak dengan kondisi ekonomi keluarga yang
rendah khususnya di daerah Keputih, dalam memahami pelajaran sekolah.
Pada pelaksanaannya, kami tidak hanya membantu dalam hal akademik,
namun juga memfasilitasi mereka untuk menumbuhkan potensi lain yang
belum terungkap, seperti menulis kreatif, hadrah dan public speaking.
Saya menyempatkan tiga hari dalam seminggu, setelah maghrib, jam 7
9 malam, untuk mengahbiskan waktu di Sekolah Rakyat bersama anak
anak yang senyum dan tawanya menjadi pemicu semangat di hati saya
hingga saat ini.

Tahun terakhir sebagai mahasiswa di ITS Surabaya, di tengah


kesibukan menyelesaikan Tugas Akhir, para sahabat PMII mendapuk saya
sebagai tutor Kimia untuk adik adik peserta SuperCamp SBMPTN. Ini
adalah program besar yang tujuannya adalah membekali peserta SBMPTN
berpotensi dari keluarga kurang mampu, yang terseleksi, untuk bisa
tembus kampur favorit, khususnya ITS dan jurusan kedokteran. Rutin 5
hari dalam semingu selama dua bulan lamanya, saya menemani para
peserta mengerjakan latihan soal Kimia dan melakukan pembahasan.
Dengan izin Alloh, 80% dari para peserta diterima di jurusan dan PTN
impian masing masing.

Hingga saat ini, aktifitas harian saya selain sebagai ibu rumah
tangga, tak pernah jauh dari belajar dan mengajar. Semenjak tahun 2014,
saya resmi bergabung dengan Sekolah Citra Alam sebagai tenaga
pendidik unit SMA. Di Sekolah Citra Alam saya banyak belajar tentang
metodologi pembelajaran, pendidikan formal berbasis kurikulum alam
yang nyaman dan memerdekakan potensi, pendidikan dengan
pendekatan multiple intellegencies dan pelatihan cerdas emosi. Melalui
Sekolah Citra Alam ini pulalah, saya berkempatan menjadi salah satu
pemateri dalam konferensi Internasional di bidang metodologi pendidikan
yang diselenggarakan oleh EUREKA Institut of Educational Policy di
Moskow Rusia pada bulan Oktober 22 30 2016.

Kini telah 13 tahun lamanya saya merasakan nikmatnya berproses


di dunia pendidikan. Mendedikasikan waktu, pikiran dan tenaga demi
mengenalkan dan menumbuhkan cinta ilmu di hati para peserta didik.
Tentu semuanya tak berjalan dengan mulus, ada banyak rintangan dan
masalah yang ditemui. Namun, dengan niat dan komitmen yang sungguh
sungguh, saya bersyukur bisa tetap meyakinkan diri untuk konsisten
berikhtiar melalui jalur ini. Inilah kesuksesan terbesar saya,
mengistiqomahkan diri menjadi seorang pendidik. Meski sejatinya, sukses
terbesar bagi seorang pendidik adalah melihat peserta didiknya berhasil
mencapai tujuan melalui proses dan kesungguhan lahir dan batin.

Você também pode gostar