Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Koartasio aorta adalah suatu penyakit jantung bawaan berupa penyempitan pada
arkus aorta distal atau pangkal aorta desendens torakalis, diatas duktus arteriosus (pre-
ductal), didepan duktus arteriosus (juxta ductal) atau dibawah duktus arteriosus (post
ductal). Pada neonatus sering disertai hipoplasi segmen isthmus atau arkus aorta bagian
distal, akibat aliran yang kurang melalui arkus selama masa janin. Pada anak yang lebih
besar ditemukan kolateral antara aorta bagian proksimal koartasio aorta dengan bagian
intrakranial, hipoplasia arkus aorta, defek septum ventrikel (DSV), duktus arteriosus
persisten (DAP) dan kelaianan katup jantung.4 Terdapat variasi yang luas pada koartasio
aorta terutama mengenai anatomi, patofisiologi, manifestasi klinis, pilihan terapi, dan
dan juga berhubungan dengan adanya kelainan penyerta lain. Manifestasi klinis juga
beragam mulai dari gagal jantung pada bayi baru lahir maupun hipertensi asimptomatik
atau murmur yang tidak menimbulkan gejala pada anak yang lebih besar. Pilihan terapi
meliputi terapi bedah dan intervensi transkateter.2 Koartasio aorta yang tidak dikoreksi
berhubungan dengan kematian pada usia muda yang disebabkan komplikasi hipertensi.
Saat ini memungkinkan untuk melakukan koreksi koartasio aorta pada saat awal bayi.1
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. ANATOMI
Jantung terletak dalam ruang mediastinum dada, yaitu diantara paru. Pericardium
yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan: lapissan dalam (pericardium visceralis) dan
lapisan luar (pericardium parietalis). Kedua lapisan pericardium ini dipisahkan oleh
sedikit cairan pelumas, yang mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung.
vertebralis, dan ke bawah pada diaphragma. Perlekatan ini menyebabkan jantung terletak
jantung. Pericardium juga melindungi terhadap penyebaran infeksi atau neoplasma dari
organ-organ sekitarnya ke jantung. Jantung terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar
adalah atrium, sedangkan dua ruangan pemompa di bagian inferior adalah ventrikel.
Atrium kanan membentuk batas kanan dari jantung (Tortora, 2012) dan menerima darah
dari vena kava superior di bagian posterior atas, vena kava inferior, dan sinus koroner di
bagian lebih bawah (Ellis, 2006). Atrium kanan ini memiliki ketebalan sekitar 2 3 mm
(0,08 0,12 in.). Dinding posterior dan anteriornya sangat berbeda, dinding posteriornya
halus, sedangkan dinding anteriornya kasar karena adanya bubungan otot yang disebut
pectinate muscles. Antara atrium kanan dan kiri ada sekat tipis yang dinamakan septum
interatrial. Darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan melewati suatu katup
4 5 mm (0,16 0,2 in.) dan bagian dalamnya dijumpai bubungan - bubungan yang
dibentuk oleh peninggian serat otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Ventrikel
kanan dan ventrikel kiri dipisahkan oleh septum interventrikular. Darah mengalir dari
ventrikel kanan melewati katup pulmonal ke arteri besar yang dinamakan trunkus
pulmonal. Darah dari trunkus pulmonal kemudian dibawa ke paru paru. Atrium kiri
memiliki ketebalan yang hampir sama dengan atrium kanan dan membentuk hampir
keseluruhan pangkal dari jantung. Darah dari atrium kiri mengalir ke ventrikel kiri
melewati katup bikuspid (mitral) atau katup AV kiri. Ventrikel kiri merupakan bagian
tertebal dari jantung, ketebalan sekitar 10 15 mm (0,4 0,6 in.) dan membentuk apeks
dari jantung. Sama dengan ventrikel kanan, ventrikel kiri mempunyai trabeculae carneae
dan chordae tendineae yang menempel pada muskulus papilaris. Darah dari ventrikel kiri
ini akan melewati katup aorta ke ascending aorta. Sebagian darah akan mengalir ke arteri
2. Fisiologi Jantung
Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua
vena besar, vena cava, satu mengembalikan darah dari level datas jantumg dan satu
mengembalikan dari level dibawah jantug. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah
kembali dari jarinagn tubuh, dimana O2 telah diambil darinya dan CO2 ditambahkan
kedalamnya. Darah yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari atrium kanan kedalam
ventrikel kanan, yang memompanya keluar menuju arteri pulmunalis yang segera
membentuk dua cabang, satu berjalan ke masing-ffmasing dari kedua paru. Karena itu,
sisi kanan jantug menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya kedalam
sirkulasi paru.
Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstra dan menyerap pasokan
segar O2 sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis yang datang dari
kedua paru. Darah kaya O2 yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya mengalir kedalam
ventrikel kiri, rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh kecuali
paru, jadi, sisi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya kedalam
sirkulasi sistemik. Satu arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah
organ tubuh. 4
Berbeda dari sirkulasi paru, dimana semua darah mmengalir , sirkulasi sistemik
dapat dipandang sebagai sejajar. Sebagian darah dari darah yang dipompa oleh ventrrikel
kiri mengalir ke otot, sebagian keginjal, keotak dan sebagainya sehingga seluruh bagian
tubuh mendapat darah segar. Sel jaringan dalam organ tersebut menyeap O2 ari arah dan
prosesnya sel membentuk CO2 sebagai produk sisa yang ditambahkan kedalam darah.
Tetesan darah yang sekarang hilang kandungan o2nya sebagian dan mengalami
peningkatan kandungan CO2 kmbali ke sisi kanan jantung dan kembali memomponya ke
paru-paru 4
C. DEFENISI
Koartasio aorta adalah suatu penyakit jantung bawaan berupa penyempitan pada
arkus aorta distal atau pangkal aorta desendens torakalis, diatas duktus arteriosus (pre-
ductal), didepan duktus arteriosus (juxta ductal) atau dibawah duktus arteriosus (post
ductal). Pada neonatus sering disertai hipoplasi segmen isthmus atau arkus aorta bagian
distal, akibat aliran yang kurang melalui arkus selama masa janin. Pada anak yang lebih
besar ditemukan kolateral antara aorta bagian proksimal koartasio aorta dengan bagian
Korktasio aorta adalah obstruksi pada aorta akibat penyempitan aorta yang
sebagian besar terletak di distal percabangan a.subclavia sinistra. Lokasi koarktasio aorta
hampir selalu ditempat selalu ditempat masuknya duktus arteriosus tetapi dapat juga di
D. ETIOLOGI
Seperti pada penyakti jantung bawaan yang lain, etiologi koartasio aorta adalah
multifaktorial, walaupun genetik berperan pada sindrom tertentu tetapi diduga etiologi
koartasio aorta berhubungan dengan dua teori yaitu teori jaringan duktus (ductal tissue
Jaringan yang berasal dari duktus arteriosus menginvasi aorta desenden hanya
distal dari istmus aorta. Ketika duktus arterious menyempit, maka koartatio terjadi.
Hal yang mendukung teori ini adalah bahwa koarktasio neonatus terjadi hanya setelah
penutupan duktus (tipe infantil), dan biasanya memiliki gejala yang lebih berat.
Obstruksi terlihat sebagai sebuah lekukan (posterior shelf) pada sisi postero-lateral
aorta descenden pada lokasi yang berlawanan dengan perlekatan duktus arteriosus.
Namun teori ini gagal menerangkan kejadian koarktasio aorta pada beberapa tempat
lainnya.1
2. Teori Reduced-flow
yaitu aliran yang berkurang pada lokasi yang terkena. Pada fetus yang normal,
ventrikel kiri mengkontraksikan 30% dari kombinasi output ventrikel namun istmus
aorta yaitu proksimal aorta descenden antara LSCA (Left Subclavian artery) dan
PDA, hanya menerima 10% menyebabkan diameter yang lebih kecil daripada aorta
descenden. Jika kemudian aliran ventrikel kiri berkurang, maka penyempitan lebih
lanjut dari istmus kembali terjadi. Teori ini menerangkan hubungannya dengan tipe
obstruksi ventrikel kiri lainnya. Penelitian oleh Fishman dkk. mendukung teori ini,
model biri-biri dari sindrom hipoplastik ventrikel kiri (HPLS) dan stenosis aorta
kongenital dilakukan dengan mempengaruhi pre dan after load dari ventrikel kiri.
Preload yang normal menghasilkan dari pertumbuhan ventrikel kiri namun mengikat
aorta ascenden menyebabkan katup aorta stenosis hipoplasia dan sangat tebal
hubungan antara limfedema dan koarktasio aorta pada sindrom Turner, ketika terjadi
obstruksi limfatik jugular pada fetus menekan dan mengurangi aliran ke aorta
pada ventrikel kiri, menyebabkan tekanan dinding yang meningkat, hipertrofi ventrikel
Pada fetus, gangguan hemodinamik yang terjadi ringan dikarenakan hanya 10%
dari cardiac output yang melewati istmus. Namun setelah lahir, akibat penutupan duktus
peningkatan tekanan pada diastolik akhir dari ventrikel kiri, dilatasi miokard, gejala dari
gagal jantung. Pada obstruksi berat akan terjadi disfungsi miokard, pengurangan stroke
volume dan terjadi syok kardiogenik. Mekanisme kompensasi untuk membantu dan
renin angiotensin, dan aktivasi sistem simpatis. Namun mekanisme ini mungkin tidak
efektif pada miokard neonatus yang masih imatur, dikarenakan berkurangnya reseptor
saraf adrenergik dan komplians ventrikel kiri yang lebih rendah dibandingkan miokard
dewasa.7
Pada bayi dan anak yang lebih tua dengan adanya obstruksi yang kronis dan
berkelanjutan, maka mekanisme lainnya turut diaktivasi yaitu hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa abnormalitas vaskular yang terjadi pada ventrikel kiri dengan Koartasio aorta
dengan pembuluh darah proksimal dan distal dari obstruksi. Neonatus dan anak dengan
terhadap norepinephrin pada pembuluh darah proksimal dari letak obstruksi. Aktivitas
renin plasma meningkat dan reflek baroreseptor diatur pada tekanan darah yang lebih
tinggi. Kondisi ini akan menetap cukup lama setelah dilakukan repair operasi dan
berkontribusi pada hipertensi sistemik, dan kematian disebabkan penyakit koroner dan
serebrovaskular.7
F. DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Klinis
a. Anamnesis
Penderita koarktasio aorta tipe penyempitan isthmus aorta pada minggu-
minggu awal kehidupan akan malas minum, takipneu, letargi, dan berkembang
progresif kearah gagal jantung kongestif. Koarktasio aorta tipe diskret pada anak-
lebih sempit sehingga anak mengeluh lemah, sakit dada, sakit kepala, dan
claudicatio intemitten.1
b. Pemeriksaan Fisik
Bayi dan anak
kardiakoutput yang rendah, akan menunjukkan skin mottling, capillary refill time
yang memanjang dan sianosis perifer. Sianosis sentral hanya berhubungan dengan
lesi jantung yang sianosis. Adanya pulsasi femoralis pada hari 1 atau ke dua tidak
belum menutup. Jika bayi memiliki kardiak ouput yang sangat rendah dan tidak
prekordium biasanya aktif, kecuali otot jantung telah terdepresi. Pada bayi dengan
Bunyi murmur sistolik ejeksi yang lembut yang menyebar hingga punggung dapat
pula tanda dari gagal jantung dan perfusi yang buruk dapat terlihat yang sering
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan usia yang lebih tua berdasarkan
pulsasi daerah lengan. Pulsasi arteri femoralis secara normal lebih awal dengan
fisik yang lebih terpercaya adalah pengukuran tekanan darah pada keempat
tungkai. Tanda yang lainnya adalah tekanan vena jugularis dan ukuran hepar yang
normal. Sering juga ditemukan tanda tidak langsung dari hipertrofi ventrikel kiri
yaitu daerah apek yang bergeser. Pada pemeriksaan aukultasi bunyi jantung ke-
satu dan ke-2 biasanya normal, namun dapat disertai dengan suara jantung ke-4
dari daerah apek jika ventrikel kiri tidak compliance. Murmur dari Koartasio aorta
didengar paling baik pada daerah fossa infraclavikular kiri yang menyebar ke
pungung di daerah scapula kiri. Bersifat kontinyu, puncak pada sistol dan
berlanjut hinggu diastol, murmur kontinyu ini disebabkan oleh arteri kolateral
yang besar, yang dapat menyediakan aliran darah yang cukup ke segmen bawah
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Elektrokardiogram
Sebagian besar Koartasio aorta akan menunjukkan dominasi ventrikel
kanan yang normal pada bayi, dengan deviasi aksis kanan yang ekstrim,
kemudian terjadi hipertrofi ventrikel kiri, terdapat dominasi ventrikel kiri dan
strain pada beberapa bayi, hal ini disebabkan oleh subendokardial iskemia. Selain
itu dikarenakan Koartasio aorta sering disertai gejala lainnya maka abnormalitas
Pada neonates dengan koartasio aortarctation aorta severe, pada EKG akan
Koarktasio aorta sering didiagnosis melalui rontgen toraks. Pada bayi dan
anak rontgen toraks biasanya tampak normal. 2 tanda patognomonis dari rontgen
toraks adalah lekukan pada iga (rib notching) dan gambaran tanda 3 pada aorta
ekstrinsik pada iga. Biasanya hal ini terjadi pada batas bawah iga ke-3 hingga iga
ke-8.
Hal ini secara bervariasi terjadi pada 75% dewasa namun jarang terjadi,
pada anak biasanya pada usia lebih dari 5 tahun. Lekukan dari tanda 3 atas
menggambarkan arteri subklavia kiri atau aorta tepat proksimal dari segmen yang
c. Ekokardiogram
luasnya Koartasio aorta, fungsi dan hipertrofi ventrikel kiri, hubungannya dengan
menyebabkan shelf di dinding posterior arkus serta hipoplastik arkus aorta distal.
turbulensi sistolik dan diastolik di aorta desendens seperti gigi gergaji (seesaw).1
Gambar 5
menunjukkan peak systolic gradient 67 mmHg pada tempat koartasio aorta, aliran
antegrade diastolic yang rendah dan disertai hipoplasi aorta descendens dibagian
abdominal
mendiagnosis kelainan jantung kongenital pada bayi dan anak, MRI terbatas untuk
anak yang lebih kecil karena perlunya sedasi dan anestesi. Teknik terbaru yang
memadukan dengan fase velocity mapping dapat digunakan untuk melengkapi alat
diagnostik meliputi kelaian morfologi dan informasi fisiologi Koartasio aorta. MRI
juga merupakan alat yang sempurna untuk pemeriksaan post operatif, tidak saja dapat
menemukan patologi utama dan aliran kolateral, namun juga dapat memeriksa
patologi sekunder, contohnya cangan aorta untuk dilatasi bila terdapat katup aorta
bikuspid.8
e. MRA (Magnetic Resonance Angiography)
MRA adalah visualisasi karakteristik pembuluh darah dengan
evaluasi penyakit oklusi arteri dan untuk penyaringan aneurisma intracranial dan
dikonfirmasi atau diverifikasi dengan CTA, Studi berbasis kateter atau USG
Doppler. 9
Lesi Kongenital Baik digambarkan Dengan MRA, dimana pada koartasio
aorta muncul sebagai penyempitan dari distal aorta ke arteri subclavia kiri. Pada
G. DIAGNOSIS BANDING
1. Gagal Jantung
pengisian cukup (Paul Wood, 1958). Gagal jantung juga dikatakan sebagai suatu
insidensi aritmia yang tinggi, dan penurunan harapan hidup (Jay Chon,
1988)..Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah
2. Insufisiensi Aorta
kiri sewaktu relaksasi ventrikel. Pada prinsipnya jaringan perifer dan ventrikel kiri
bersaing untuk mendapatkan darah yang keluar dari ventrikel selama sistolik.2.12
3. Stenosis Aorta
Stenosis aorta menghalangi aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta pada waktu
beban tekanan ventrikel kiri meningkat. Sebagai akibatnya ventrikel kiri menjadi
disertai regurgitasi fungsional katup mitral dan pada fase lanjut dapat disertai
kongesti paru-paru.2.12
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan bayi yang muncul dengan gagal jantung meliputi pemberian infuse
obat inotropik, diuretic, dan perawatan suportif lainnya. Angiplasti balon telah dilakukan,
terutama pada bayi yang sakit kritis namun koreksi bedah merupakan tindakan yang
paling sering dilakukan. Tindakan balon dan pemasangan stent pada anak besar dengan
koarktasio aorta juga tekah dilakukan, tetapi tindakan operasi tetap menjadi tatalaksana
I. KAJIAN ISLAM
J. KESIMPULAN
Kajian Islam
Al-Quran dan hadits merupakan pegangan hidup manusia. Di dalamnya, terdapat petunjuk
tentang berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk bidang medis. Di dalam al-Quran dan
hadits, kita dapat menemukan penggambaran yang akurat mengenai struktur anatomi, fisiologi,
prosedur operasi, pengobatan, pencegahan, maupun kesehatan dari segi spiritual. Salah satunya
adalah penjelasan tentang jantung, darah, sistem sirkulasi, dan betapa pentingnya hal-hal
tersebut.
Dalam surat Al-Qaaf: 16 kita bisa lihat bagaimana deskripsi tentang dekatnya Allah dengan
manusia. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Urat leher
yang dimaksudkan dalam ayat tersebut ialah pembuluh darah yang terdapat di leher yaitu Vena
Jugular.
Pertanyaan yang kemudian timbul dari ayat ini ialah mengapa harus menganalogikan kedekatan
Allah dengan pembuluh darah? Lalu kenapa harus yang di leher? Sebegitu pentingkah pembuluh
darah tersebut?
Jika kita lihat secara anatomis, vena jugular membawa darah dari bagian kepala (otak,
kranium/tempurung kepala, wajah) dan leher untuk kembali ke jantung jadi bisa disimpulkan
Bisa kita lihat dari ayat ini kalau pencipta Al-Quran (Allah SWT) benar-benar mengetahui
betapa pentingnya darah, pembuluh darah, serta sirkulasi darah di seluruh tubuh. Jika Allah tidak
mengetahui pentingnya darah, pasti analogi yang digunakan bukanlah pembuluh darah yang
notabenenya berfungsi untuk mengalirkan darah. Lalu jika Allah tidak mengetahui sirkulasi
darah di seluruh tubuh, buat apa Allah men-spesifikasi-kan analoginya dengan pembuluh darah
di leher?
Pembuluh darah besar lainnya yang disebutkan dalam Quran ialah Al-Aatiin (aorta). Aorta
merupakan pembuluh darah besar yang mengalirkan darah langsung dari jantung untuk
disebarkan ke seluruh tubuh. Dalam Surat Al Haqqah ayat 45 dan 46 Allah berfirman:
Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami
Maksud dari ayat tersebut ialah jika Rasulullah SAW berdusta terhadap Allah maka sanksi yang
akan diberikan ialah pemotongan pembuluh darah yang keluar dari jantungnya (aorta) sehingga
Aorta memiliki aliran darah yang cepat karena tekanannya langsung berasal dari kontraksi
jantung, selain itu volume darahnya masih sangat banyak (hanya punya 1 percabangan kecil
yaitu koroner) oleh karena itu ketika aorta dipotong maka konsekuensinya ialah akan terjadi
pendarahan yang sangat hebat lalu syok dan dengan mudahnya dapat menimbulkan kematian.
Ayat ini menjelaskan bahwa: 1. Darah dipandang sebagai suatu kendaraan untuk hidup, 2.
Arteri yang langsung berasal dari jantung (aorta) penting untuk mempertahankan hidup.
Jantung
Jantung disebutkan beberapa kali di Al-Quran dan hadits. Perbedaan keadaan jantung
(seringkali kata heart diartikan sebagai hati dalam teks Indonesia) digambarkan di Al-Quran
menjadi tiga: keadaan jantung orang mukminin, kafirun, dan munafiqun. Orang-orang mukminin
digambarkan memiliki jantung yang hidup, orang kafir memiliki jantung yang mati, sedangkan
Dua tipe jantung yang dijelaskan dalam Quran yaitu jantung secara spiritual dan fisik.
Para ulama menyatakan terdapat 2 tipe dari jantung spiritual: syubhat (keragu-raguan karena
suatu hal yang dalilnya masih dalam pembicaraan atau masih ada perselisihan, maka lebih baik
menghindari hal tersebut sebagai bentuk kehati-hatian) dan syahwat/nafsu yang ketika berlebihan
maka akan membawa keburukan. Emosi, tingkah laku, pengetahuan, penyakit, keinginan,
kejujuran, aksi dan reaksi semuanya berakar pada jantung. Dengan demikian, peranan jantung di
dalam Islam tidak hanya dipandang secara fisiologi tetapi juga dari sisi psikologi.
Al-Quran dan hadits menganalogikan jantung sebagai pengatur emosi sehingga menjadikan
jantung memiliki banyak karakteristik yang pada kedokteran modern dianggap berasal dari otak.
Selain memandang jantung dari sisi psikologis, Islam juga memandang jantung dari segi
There is in the body a clump of flesh if it becomes good, the whole body becomes good and if
it becomes bad, the whole body becomes bad. And indeed it is the heart.
-Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka
akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya.
Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa ternyata jantung merupakan kumpulan otot (segumpal
daging) dan bukannya cair seperti darah ataupun padat dan keras seperti tulang.
Terdapat juga hadits yang menggambarkan tentang proses operasi jantung, ekstraksi
Ketika aku sedang berada di belakang rumah bersama saudaraku (saudara angkat)
menggembalakan anak kambing, tiba-tiba aku didatangi dua orang lelaki-mereka mengenakan
baju putih- dengan membawa baskom yang terbuat dari emas penuh dengan es (zam-zam).
Kedua orang itu menangkapku, lalu membedah dadaku. Keduanya mengeluarkan hatiku dan
Kemudian keduanya membersihkan dan menyucikan hatiku dengan air itu sampai bersih.
Pendeskripsian mengenai proses operasi ini membutuhkan keilmuan di bidang anatomi jantung,
Penyakit kardiovaskular
Walaupun tidak dijelaskan secara eksplisit di Al-Quran dan hadits, gaya hidup yang diajarkan
arteriosklerosis dengan cara meningkatkan aktivitas spiritual, makan tidak berlebihan (cukup),
kegiatan fisik yang cukup, mengurangi marah dan dengki, menghindari sifat rakus, dan tidak
Muslim melakukan shalat wajib 5x sehari, terdiri dari gerakan berdiri, sujud, dan duduk. Ketika
melakukan shalat, Allah menyuruh kita untuk tidak melakukannya dengan bermalas-malasan.
Orang yang melakukan shalat secara bermalas-malasan tidak akan mendapatkan keuntungan
apapun baik dari sisi spiritual maupun fisik untuk kesehatannya. Jumlah sujud bervariasi dari
waktu sahalat satu dengan yang lain sehingga jumlah gerakan fisik pun menjadi turut berbeda.
Terdapat peningkatan jumlah sujud dari pagi-malam sesuai dengan aktivitas yang dilakukan
manusia. Ketika siang-sore seseorang biasanya makan dengan porsi lebih banyak, dengan
melakukan aktivitas yang cukup pada saat tersebut dapat membantu mempercepat pencernaan
makanan dan dalam jangka panjang dapat mengurangi peluang terbentuknya trombus. Rasulullah
SAW menasehati kita untuk tidak segera tidur dan melakukan aktivitas yang berlebihan setelah
makan.
Gerakan ketika shalat juga dapat mencegah terjadinya pembentukan thrombosis pada vena dalam
(Deep Vein Thrombosis). Gerakan berdiri dan duduk yang dilakukan berulang-ulang sepanjang
hari dapat mengaktifkan muscle pump (otot rangka yang membantu memberikan tekanan ke
pembuluh darah untuk mengembalikan darah ke jantung) di bagian kaki (seperti gastrocnemius
dan soleus) yang mampu meningkatkan venous return (kembalinya darah dari vena ke jantung)
ketika berdiri dan memindahkan darah dari vena perifer (tepi) ke vena sentral sehingga dapat
Selain itu Rasulullah SAW juga menyarankan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan-
makanan seperti ikan yang rendah lemak dan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, dan
Kolesterol yang tinggi dapat memicu timbulnya kerusakan pada pembuluh darah, seperti
Allah melarang kita untuk memakan daging babi dan alkohol. Dengan mengkonsumsi daging
babi, seseorang beresiko terkena penyakit seperti trichinella dan taeniasis, selain itu kandungan
lemak dan kalorinya juga tinggi. Walaupun Allah mengakui adanya manfaat dari alkohol, tapi
dikonsumsi. Alkohol dapat mengakibatkan efek buruk pada banyak organ, seperti liver, usus,
Jadi, dengan mengikuti gaya hidup yang disarankan oleh Quran dan hadits dapat mengurangi
Al-Quran dan hadits tidak hanya bersifat religious dan spiritual tapi juga keilmiahan.
Jantung digambarkan di Quran dan hadits sebagai organ secara psikologi dan fisik.
Jantung, darah dan pembuluhnya, dan sistem sirkulasi sudah tercantum dengan begitu
apiknya dengan pemahaman tingkat tinggi di Al-Quran jauh sebelum penelitian para ilmuwan.
Banyak terdapat cara untuk menghindari penyakit kardiovaskular yang sudah diketahui sejak
dulu kala bahkan sebelum para ilmuwan mengetahui penyakit tersebut terlebih patomekanisme
penyakit itu.