Você está na página 1de 6

ANALISIS PROSES PEMBAKARAN BAHAN BAKAR GAS

ALAM(NATURAL GAS)
January 24, 2011agungkristantoLeave a commentGo to comments

Gas alam (Natural gas) tersusun oleh komponen utama gas metana
(CH4). Selain gas metana terkadang pada gas alam juga ditemui gas
etana, propana, butana, karbonmonoksida, nitrogen, helium, dan
hidrogen sulfida dalam jumlah kecil. Bahan bakar gas alam memiliki
beberapa kelebihan jika dibanding jenis bahan bakar padat dan cair,
yaitu :
1. Tersedia dalam jumlah yang sangat besar di dalam perut bumi.
2. Transportasi gas alam lebih mudah karena bisa melalui pipa-pipa
gas bawah tanah.
3. Menghasilkan pembakaran yang bersih, tidak menghasilkan hasil
pembakaran yang membahayakan bagi lingkungan, tidak menghasilkan
abu.
4. Dapat digunakan pada ruang bakar yang sederhana.
5. Harga bahan bakar gas lebih murah dibanding bahan bakar cair.
Pada contoh analisis proses pembakaran bahan bakar gas ini akan
digunakan gas alam lapangan Ohio Amerika Serikat yang memiliki
komposisi sebagai berikut (% volume) :
Hidrogen H2 = 1,82
Metana CH4 = 93,33
Etilena C2H4 = 0,25
Karbonmonoksida CO = 0,45
Karbondioksida CO2 = 0,22
Nitrogen N2 = 3,40
Oksigen O2 = 0,35
Hidrogen sulfida H2S = 0,18

Sifat-sifat penting yang akan kita hitung pada analisis ini adalah nilai
kalor bahan bakar, jumlah kebutuhan udara untuk pembakaran, jumlah
gas asap hasil pembakaran, komposisi gas asap, dan temperatur nyala
api.

Analisis proses pembakaran


Berdasarkan komposisi gas alam dapat diketahui bahwa di dalam gas
alam tersebut mengandung beberapa komponen yang mudah terbakar
yaitu CH4, C2H4, H2, CO, dan H2S.

Reaksi pembakaran pada gas metana adalah


CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + 37.705,49 kJ/m3
Dengan prosentase 93,33% volume gas metana, maka kalor yang
dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas metana adalah
37.705,49 x 0,9333 = 35.190,53 kJ
Reaksi pembakaran pada gas etilena adalah
C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O + 59.948,74 kJ/m3
Dengan prosentase 0,25% volume gas etilena, maka kalor yang
dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas etilena adalah
59.948,74 x 0,0025 = 149,87 kJ

Reaksi pembakaran pada gas hidrogen adalah


H2 + 0,5 O2 H2O + 12.079,17 kJ/m3
Dengan prosentase 1,82% volume gas hidrogen, maka kalor yang
dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas hidrogen adalah
12.079,17 x 0,0182 = 219,84 kJ

Reaksi pembakaran pada gas karbonmonoksida adalah


CO + 0,5 O2 CO2 + 11.945,04 kJ/m3
Dengan prosentase 0,45% volume gas karbonmonoksida, maka kalor
yang dihasilkan dari pembakaran 1 m3 gas karbonmonoksida adalah
11.945,04 x 0,0045 = 53,75 kJ

Reaksi pembakaran pada gas H2S adalah


H2S + 1,5 O2 SO2 + H2O + 23.957,14 kJ/m3
Dengan prosentase 0,18% volume gas H 2S, maka kalor yang dihasilkan
dari pembakaran 1 m3 gas H2S adalah
23.957,14 x 0,0018 = 43,12 kJ

Nilai Kalor total yang dihasilkan dari 1 m3 gas alam adalah


Qh = 35.190,53 + 149,87 + 219,84 + 53,75 + 43,12 = 35.657,11 kJ/m3

Dari reaksi pembakaran metana memperlihatkan bahwa 1 m 3 metana


membutuhkan 2 m3 oksigen, sehingga 0,9333 m3metana akan
membutuhkan :
2 x 0,9333 = 1,87 m3 O2

Dari reaksi pembakaran etilena memperlihatkan bahwa 1 m 3 etilena


membutuhkan 3 m3 oksigen, sehingga 0,0025 m 3 etilena akan
membutuhkan :
3 x 0,0025 = 0,0075 m3 O2

Dari reaksi pembakaran hidrogen memperlihatkan bahwa 1 m 3hidrogen


membutuhkan 0,5 m3 oksigen, sehingga 0,0182 m 3 hidrogen akan
membutuhkan :
0,5 x 0,0182 = 0,0091 m3 O2
Dari reaksi pembakaran karbonmonoksida memperlihatkan bahwa 1
m3 karbonmonoksida membutuhkan 0,5 m3 oksigen, sehingga 0,0045
m3 karbonmonoksida akan membutuhkan :
0,5 x 0,0045 = 0,00225 m3 O2

Dari reaksi pembakaran H2S memperlihatkan bahwa 1 m3 H2S


membutuhkan 1,5 m3 oksigen, sehingga 0,0018 m3 H2S akan
membutuhkan :
1,5 x 0,0018 = 0,0027 m3 O2

Karena di dalam gas alam sudah terdapat kandungan oksigen sebanyak


0,35% volume sehingga kebutuhan total oksigen adalah
1,87 + 0,0075 + 0,0091 + 0,00225 + 0,0027 0,0035 = 1,88 m3

Karena udara dimana oksigen berasal mengandung nitrogen dengan


perbandingan volume N2 : O2 = 3,762 : 1, maka terdapat nitrogen dengan
jumlah teoritis:
1,88 x 3,762 = 7,09 m3

Jumlah udara teoritis yang diperlukan untuk pembakaran adalah


1,88 + 7,09 = 8,97 m3/m3 gas.

Pada reaksi pembakaran, 1 m3 metana menghasilkan 1 m3 CO2 dan 2


m3 H2O sehingga 0,9333 m3 metana akan menghasilkan :
0,9333 m3 CO2
2 x 0,9333 = 1,8666 m3 H2O

Pada reaksi pembakaran, 1 m3 etilena menghasilkan 2 m3 CO2 dan 2


m3 H2O sehingga 0,0025 m3 etilena akan menghasilkan :
2 x 0,0025 = 0,0050 m3 CO2
2 x 0,0025 = 0,0050 m3 H2O

Pada reaksi pembakaran, 1 m3 hidrogen menghasilkan 1 m3 H2O sehingga


0,0182 m3 hidrogen akan menghasilkan :
0,0182 m3 H2O

Pada reaksi pembakaran, 1 m3 karbonmonoksida menghasilkan 1


m3CO2 sehingga 0,0045 m3 karbonmonoksida akan menghasilkan :
0,0045 m3 CO2

Pada reaksi pembakaran, 1 m3 H2S menghasilkan 1 m3 SO2 dan 1 m3H2O


sehingga 0,0018 m3 H2S akan menghasilkan :
0,0018 m3 SO2
0,0018 m3 H2O
Gas hasil pembakaran total adalah
0,9333 + 0,0050 +0,0045 = 0,9428 m3 CO2
1,8666 + 0,0050 + 0,0182 + 0,0018 = 1,8916 m3 H2O
0,0018 m3 SO2

Karena di dalam gas alam sudah mengandung 0,0022 m 3 CO2 dan 0,034
m3 N2, maka hasil pembakaran akan terdiri dari :
0,9428 + 0,0022 = 0,945 m3 CO2
1,8916 m3 H2O
0,0018 m3 SO2
7,09 + 0,034 = 7,12 m3 N2
Sehingga jumlah teoritis total gas hasil pembakaran Vcp = 9,96 m3

Prosentase gas hasil pembakaran adalah :


CO2 = 9,49%
H2O = 18,99%
SO2 = 0,02%
N2 = 71,51%

Kita asumsikan temperatur api adalah 1800C. Pada temperatur ini kalor
spesifik untuk unsur-unsur penyusun gas hasil pembakaran adalah
CO2 = 2,4226 kJ/m3
C
H2O = 1,9055 kJ/m3
C
N2 = 1,4705 kJ/m3
C

Karena prosentase SO2 sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Kontribusi


kalor spesifik untuk masing-masing gas ditentukan sebagai berikut :
CO2 = 2,4226 x 9,49% = 0,2298 kJ/m3
C
H2O = 1,9055 x 18,99% = 0,3618 kJ/m3
C
N2 = 1,4705 x 71,51% = 1,0515 kJ/m3
C
Total Ccp = 1,6431 kJ/m3
C

Temperatur api teoritis dapat dihitung sebagai berikut :


Qh = Vcp x Ccp x tc
35.657,11 x 103 = 9,96 x 1,6431 x 103
x tc
tc = 2178,827 C

Analisis perhitungan temperatur nyala api di atas adalah perhitungan


teoritis dengan mengasumsikan bahwa terjadi pembakaran sempurna.
Dalam praktiknya pembakaran yang terjadi adalah pembakaran tidak
sempurna sehingga perlu jumlah udara yang berlebih dibanding jumlah
udara teoritis yang dikenal dengan istilah excess air. Pada pembakaran
tidak sempurna terjadi rugi-rugi bahan bakar dan kalor serta terjadi
penurunan temperatur nyala api. Untuk meminimalkan rugi-rugi tersebut
maka harus menggunakan excess air. Besar excess air tergantung pada
jenis bahan bakar dan jenis pengapian. Untuk jenis bahan bakar gas alam
adalah 3 10%. Pada perhitungan ini diambil excess air sebesar 10%
sehingga menjadi :
Untuk excess air 10% = 8,97 x 0,10 = 0,897 m3

Jumlah kebutuhan udara sesungguhnya untuk pembakaran adalah


8,97 + 0,897 = 9,87 m3/m3 gas.

Karena udara dimana oksigen berasal mengandung nitrogen dengan


perbandingan volume N2 : O2 = 3,762 : 1, maka terdapat nitrogen dengan
jumlah sebenarnya:

9,87 x = 7,09 m3 = 7,799 m3

Hasil pembakaran akan terdiri dari :


0,9428 + 0,0022 = 0,945 m3 CO2
1,8916 m3 H2O
0,0018 m3 SO2
7,799 + 0,034 = 7,833 m3 N2

Sehingga jumlah sebenarnya total gas hasil pembakaran Vcp = 10,671 m3

Prosentase gas hasil pembakaran adalah :


CO2 = 8,86%
H2O = 17,73%
SO2 = 0,02%
N2 = 73,40%

Karena prosentase SO2 sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Kontribusi


kalor spesifik untuk masing-masing gas ditentukan sebagai berikut :
CO2 = 2,4226 x 8,86% = 0,2145 kJ/m3
C
H2O = 1,9055 x 17,73% = 0,3378 kJ/m3
C
N2 = 1,4705 x 73,40% = 1,0794 kJ/m3
C
Total Ccp = 1,6317 kJ/m3
C

Temperatur api sebenarnya dapat dihitung sebagai berikut :


Qh = Vcp x Ccp x tc
35.657,11 x 103 = 10,671 x 1,6317 x 103
x tc
tc = 2047,81 C

Referensi :
Deshmukh, Yeshvant V., 2005, Industrial Heating Principles,
Techniques, Materials, Applications, and Design, CRC Press.
Kitto, John B. & Stultz, Steven C., 2005, Steam/Its Generation and
Use 41st edition, The Babcock & Wilcox Company, Ohio, USA.
Rayaprolu, Kumar, 2009, Boilers for Power and Process, CRC Press.

Você também pode gostar