Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMBAHASAN
Jadwal kunjungan:
a. Kunjungan pertama
Kunjungan yang dilakukan pada 6-8 jam setelah ibu melahiran. Adapun tujuan dari
kunjungan pertama :
Mencegah perdarahan masa nifas karna atonia uteri
Mendeteksi dan merawat penyebab lain, apabila ada perdarahn berlanjut segera
lakukan rujukan
Memberikan konseling kepada ibuatau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karna atonia uteri
Inisiasi dini pemberian asi
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia, jika petugas
kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
pada 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan
stabil
b. Kunjungan kedua
Kunjungan kedua dilakukan 6 hari setelah persalinan ,kunjungan kedua ini bertujuan
untuk :
Memastikan involusi uterus berjalan normal yang ditandai denfan uterus
berkontraksi, fundus terletak pada pertengahan umbilikus degan simfisis pubis,
tidak ada perdarahan abnormal, dan lochea tidak berbau
Menilai adanya tana-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal
Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
Memastikan ibu menyusui bayi dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tand penyulit
Memberikan konseling pada ibu mengnai asuhan pada bayi, seperti perawatan tali
pusat ,menjaga suhu bayi agar tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari
c. Kunjungan ketiga
Dilakukan 2 minggu setelah ibu melahirkan, dengan tujuan:
Mengevaluasi perjalanan post partum dan kesejahteraan ibu
1
Mengevaluasi kesejahteraan bayi
Mengevaluasi kemajuan dan kenyamanan dalam kemampuan merawat dan
penerimaan peran sebagai orang tua
Mengexplorasi pengalaman persalinan ibu
Memudahkan akses dalam menerima pertanyaan dan masalah
Memberikan pendidikan ksehtan dan konseling yang dibutuhkan
d. Kunjungan ke empat
Merupakan kunjungan akhir yang dilaksanakan ibu nifas dan dilakukan 6 minggu setelah
ibu melahirkan dengan tujuan :
Mengevaluasi normalitas dan akhir puerperium
Mengidentifikasi kebutuhan ibu , termasuk kebutuhan kontrasepsi
Menejemen ibu nifas dan bayi baru lahir dikomunitas sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
pelaksanaan manajemen pada kasus-kasus kebidanan yang dilakukan dirumah sakit ataupun
pelayanan kesehatan. Manajemen tersebut meliputi pengkajian, perencanan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk memperoleh data subjektif dan objektif baik melalui ibu, bayi maupun
riwayat sosial ekonomi klien. Pada saat pengkajian harus ditanyakan riwayat kesehatan lengkap serta
pemeriksaan fisik dan panggul. Pengkajian yang dapat dilakukan pada ibu :
a. Anamnesa
Riwayat ibu
a) Nama dan umur
b) Tanggal dan tempat melahirkan
c) Penolong persalinan
d) Jenis persalinan
e) Masalah-masalah selama persalinan
f) Nyeri
g) Menyusui/tidak
h) Keluhan-keluhan saat ini, seperti kesedihan/defresi, pengeluaran
pervaginam/perdarahan/lokea, puting susu
i) Rencana masa datang, seperti kontrasepsi yang akan digunakan.
Riwayat bayi
a) Menyusu
b) Keadaan tali pusat
c) Vaksinasi
d) BAK/BAB
2
d) Kebiasaan minum, merokok dan menggunakan obat
e) Kepercayaan serta adat istiadat.
Selain pengkajian diatas, hal lain yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik dilakukan sesuai dengan jadwal kunjungan yang dilakukan dan kebutuhan ibu/bayi
pada saat kunjungan. Secara garis besar pemeriksaan fisik ketiga yang dilakukan pada ibu kunjungan
pertama dan kedua , berikut ini :
a) Tekanan darah
b) Suhu tubuh
c) Evaluasi payudara
d) Pengkajian abdomen
e) Pemeriksaan abdomen
f) Pemeriksaan perineum termasuk pengkajian lokea.
3
Pemeriksaan fisik pada kunjungan keempat meliputi beberapa hal berikut :
i. Tiroid. Pemeriksaan ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid perlu dilakukan pada ibu nifas,
mengingat tiroid sangat berperan dalam metabolisme yang akan memengaruhi nutrisi ibu
ii. Limfatik, yang meliputi servikal, aksila, dan inguinal
iii. Payudara, termasuk pengkajian yang berkaitan dengan menyusui berikut :
Apakah payudara disanggah secara adekuat
Apakah air susu cukup adekuat
Kesimetrisan payudara
Cedera puting susu, seperti pecah-pecah atau melepuh.
iv. Pemeriksaan abdomen, termasuk pengkajian diastasis rektus abdominalis (peregangan pada
otot lurus perut)
v. Perineum termasuk penyembuhan jahitan laserasi atau episiotemi, dan hilangkan hemtoma
vi. Pemeriksaan bimanual termasuk :
Pengkajian tonus vagina, dengan meminta ibu mengontraksikan otot disekitar jari
pemeriksaan
Pengkajian nyeri sisa dengan memberikan tekanan pada dinding posterior vagina
sejajar hymen.
Pengkajian adanya pembentukan sistokel atau rektokel
Pengkajian deplesi estrogen dengan penurunan rugasi dan atrofi jaringan vagina
Pengkajian ukuran uterus
Pengkajian adanya hemoroid residu
vii. Pemeriksaan tungkai terhadap adanya varikosa dan udema persisten.
PERENCANAAN
Langkah setelah pengkajian adalah membuat perencanaan yang digunakan sebagai acuan untuk
melakukan implementasi dan evaluasi. Perencanaan dibuat berdasarkan diagnosis atau permasalahan
yang muncul pada saat melakukan pengkajian, penentuan tujuan, dan kriteria hasil yang harus dapat
diukur.
Contoh :
4
PELAKSANAAN
EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah akhir untuk melihat kebersihan dari tindakan yang telah dilakukan dan
untuk menilai status kesejahteraan bak ibu nifas maupun bayi. Hal-hal yang perlu dievaluasi dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dikomunitas , adalah :
1) Persepsi ibu tentang persalinan dan kelahiran, kemampuan koping ibu, serta respon ibu
terhadap bayi.
2) Kondisi payudara meliputi kongesti, apakah ibu menyusui atau tidak, tindakan kenyamanan
apa yang akan dilakukan ibu untuk mengurangi ketidaknyamanan. Jika ibu menyusui, kaji
puting susu dan aerola ibu, apakah ada kolostrum atau air susu, dan juga lakukan pengkajian
mengenai proses menyusui
3) Asupan makanan dan cairan, mengkaji baik kualitas dan kuantitasnya
4) Nyeri, kram abdomen, dang fungsi bowel
5) Adanya kesulitan atau ketidaknyamanan dalam melakukan eliminasi, dan apakah mengalami
diuresis.
6) Jumlah, warna, dan bau perdarahan lokea.
7) Nyeri, pembengkakan, kemerahan pada perineum, dan lihat kerapatan jahitan jika ada
jahitan. Ibu mungkin memerlukan kaca cermin untuk memeriksanya sendiri tau meminta
suami memeriksakan untuknya.
8) Adanya hemoroid dan tindakan kenyamanan yang digunakan
9) Adanya udema, nyeri, dan kemerahan pada ekstrimitas bawah
10) Apakah ibu mendapatkan istirahat cukup baik pada siang dan malam hari.
11) Siapa orang yang membantu ibu dalam mengatur rumah tangga, dan bagaimana bantuan
tersebut diberikan.
12) Tingkat aktivitas saat ini, dalam hal perawatan bayi, tugas rumah tangga, dan latihan. Apakah
ibu telah mulai latihan senam kegel dan pengencangan abdomen
13) Bagaimana keluarga beradaptasi dengan adanya anggota keluarga baru (bayi) dirumah.
14) Tingkat kepercayaan diri ibu saat ini dalam kemampuannya merawat bayi.
Perlu diperhatikan, dalam melakukan asuhan adalah memberikan asuhan yang bersifat komprehensif
dengan memadukan antara kebutuhan ibu, keluarga, ,masyarakat, dan program pemerintah. Program
pemerintah untuk ibu nifas selain kunjungan adalah memberikan tablet tambah darah dan vitamin A
(2x24jam, dengan pemberian 1 tablet 100 UI/hari).
5
KELOMPOK POSTPARTUM
Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas,
yang bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul
selama masa nifas. Pengelompokan ibu dilakukan nifas dilakukan pada minggu pertama masa nifas,
yaitu setelah melakukan kunjungan pertama, sehingga upaya deteksi dini, mencegah, dan mengtaasi
permasalahan pada masa nifas dapat dilakukan sesegera mungkin serta kesejahteraan ibu dan bayi
bisa terwujud.
Tahapan atau langkah-langkah dalam pembentukan kelompok ibu nifas, sebgai berikut :
2. Kumpulkan data
Pengumpulan data dapat dilakukan bersamaan dengan kunjungan ibu nifas dan neonatus,
melalui posyandu, dasawisma, bidan setempat, ataupun melalui forum komunitas desa
(seperti PKK) . adapun data yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok ibu nifas meliputi
jumlah ibu nifas dan bayi, kebiasaan atau tradisi setempat, permasalahan-permasalahan pada
masa nifas dan bayi, sumber daya masyarakat, serta penentu kebijakan.
4. Buat perencanaan
Untuk membuat suatu perencanaan harus melihat daya yang telah terkumpul, buat usulan atau
proposal yang didalamnya memuat tentang latar belakang dan tujuan dari pembentukan
kelompok postpartum. Perencaan meliputi tiga kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembentukan kelompok postpartum, tempat dan waktu, anggaran, serta peserta.
5. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan mintalah orang yang dianggap sebagai model atau contoh bagi
masyarakat setempat, misalnya tokoh agama atau kepala desa untuk memimpin diskusi. Bidan
dapat berperan sebagai narasumber. Lakukan diskusi sampai terbentuk susunan organisasi ibu
nifas (kelompok postpartum), kemudian buat rencana tindaklanjut.
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4, pastikan bahwa tujuan
akhir dari pembentukan kelompok postpartum benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat, serta
nifas berjalan normal.
6
Asuhan neonatus dirumah
Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan melalui kunjungan ulang bersamaan dengan
kunjungan pada ibu. Kunjungan neonatus (KN) dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28hari.
Kunjungan pertama (KN 1) dilakukan pada hari pertama hingga ke-7 setelah bayi dilahirkan,
sedangkan kunjungan ke dua (KN 2) dilakukan pada hari ke-8 hingga hari ke-28.
Tujuan dari kunjungan neonatus, yaitu melakukan pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir, meninjau
penyuluhan dan pedeoman antisipasi bersama orang tua, mengidentifikasi gejala penyakit, serta
mendidik dan dukungan orang tua.
a. Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan dan panjang tubuh, serta lingkar
kepala
b. Rata-rata penimbangan berat badan bayi dalam 3bulan pertama adalah satu ons
perhari.
c. Bayi yang disusui, peningkatan berat badannya kurang lebih satu ons perhari. Selama
3-5 hari pertama, berat badan bayi akan hilang 5-10%. Penurunan berat badan
tersebut harus dicapai kembali pada hari ke-10.
d. Tingkat kesadaran, bunyi pernapasan, dan irama jantung
e. Pemeriksaan refleks, bayi baru lahir mempunyai dua kategori refleks yaitu sebagai
berikut:
Propriosetif adalah stimulasi yang berasal dari dalam organisme. Refleks propriosesif
dapat diperiksa setiap waktu, yang termasuk dalam refleks ini adalah motorik kasar
(refleks moro).
Eksterosseptif adalah stimulasi yang berasal dari luar organisasi. Refleks
eksteroseptif paling baik diuji ketika bayi tenang dan tersadar karena stimulasi oleh
sentuhan ringan. Refleks eksterosif meliputi refleks rooting, menggenggam, plantar
dan abdomen superfisial.
7
Selain pengkajian diatas, lakukan pengamatan apakah bayi tergolong sehat atau tidak.
Pada saat meakukan asuhan neonatus dirumah, berikan konseling kepada ibu mengenai hal-hal
berikut:
8
p. Berikan nasihat pada ibu,
q. Ajarkan cara pemberian ASI eksklusif
r. Menjaga bayi tetap hangat
s. Merawat tali pusat
t. Cara merangsang perkembangan.
Selama pemeriksaan fisik, observasi adanya ikatan orang tua dengan bayi.
A. Asuhan intranatal
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan yang aman yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten.Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong
persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan diluar fasilitas pelayanan kesehatan.
Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di failitas pelayanankesehatan.
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
1) Bidan meyakini bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman, puas terhadap
pelayanan masyarakat.
2) Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat di tingkatkan kualitasnya melalui
pendidikan,kesehatan dan intervensi berbentuk dukungan.
9
3) Asuhan yang berfokus pada keutuhan individu dan keluarganya baik emosi, fisik
dan sosial.
4) Asuhan di berikan secara terus menerus yang menekankan pada aspek keamanan
2) Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana yang menyenangkan.
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan
asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan mempertahatikan kebutuhan klien
selama proses persalinan berlangsung.
1) Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
3) Bidan melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
5) Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yanglama, dan
segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancarpersalinan,
diikuti dengan penjahitan perineum.
E. Persiapan
1. Persiapan bidan
10
Persiapan bidan meliputi :
a) Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama proses
persalinan.
b) Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk persalinan dan
kelahiran bayi.
d) Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya. Karena jika terjadi
keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih memadai dan membahayakan
keselamatan ibu dan bayinya. Apabila itu rujukan, siapkan dan sertakan dokumentasi
asuhan yang telah diberikan.
1) penerangan yang cukup, ruangan yang mudah didekati kiri maupun kanan dan cahaya
sedapat mungkin tertuju pada tempat persalinan. Tersedia ruangan yang bersih dan layak.
3) Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan jika diperlukan
saat melakukan rujukan atau tersedianya mobil yang bisa digunakan saat diperlukan
untuk merujuk.Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh
berlebihan,perlu disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan
memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan bebas dari
tiupan angin.
Apabila lokasi tempat tinggal ibu didaerah pegunungan atau yang beriklim dingin, sebaiknya
sediakan minimal 2 selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan
dan menjaga kehangatan tubuh bayi. Pada intinya untuk persiapan rumah dan lingkungan
dapat dibedakan menjadi berikut :
11
b) Tersedia ruangkan untuk proses persalinan
d) Terjamin kebersihannya
- Rumah
Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat
rumah diantaranya :
Perlengkapan yang harus disiapkan oleh keluarga untuk melakukan persalinan di rumah :
Tensimeter
Stetoskop
Partus set
Heackting set
Bahan satu kali pakai (injeksi oksitosin, lidokain, kapas, kasa, detol)
Set kegawatdaruratan
Bengkok
12
II. Persiapan ibu dan keluarga
Persalinan adalah saat yang menegangkan bahwa dapat menjadi saat yang
menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional
dan pengalaman yang menegangkan dapat dilakukan dengan asuhan
sayang ibu selama proses persalinan.
Waskom besar
Dua kain panjang, satu untuk ibu dan satu untuk ditaruh diatas alas
plastik atau karet.
BH menyusui
Pembalut
Satu handuk
Sabun
Dua waslap
Selimut bayi
1) Intranatal dirumah
13
kejadian penting lainnya. Ada tugas dan proses atau langkah-langkah yang harus dilalui
dalam memberikan asuhan persalinan kala 1.
14
Lakukan manajemen nyeri non farmakologi (masase punggung, relaksasi, dan
lain-lain);
Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi.Bidan dapat
mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan.
Tugas yang harus dilakukan bidan dalam asuhan kala II adalah sebagai berikut :
Cuci tangan dengan air mengalir sebelum dan setelah melakukan tindakan
Berikan minum yang mengandung gula, pada saat tidak ada his;
Lakukan observasi ketat denyut jantung janin setiap tidak ada his, jika terjadi
gawat janin percepat persalinan dengan melakukan episiotomi;
15
Apabila rektum ibu mengeluarkan feses, bersihkan dengan kain bersih;
Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal
kala II antara lain sebagai berikut :
Ingat tiga bersih, yaitu bersih alat, tempat persalinan, pengikat dan pemotong tali
pusat;
Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan menejemen
aktif kala III. Asuhan persalinan pada kala III merupakan hal penting, mengingat salah
satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan. Oleh karena itu, dalam asuhan kala III
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
tersedianya peralatan dan perlengkapan menejemen aktif kala III dan pencegahan
infeksi
16
tersedianya obat-obatan dan metode efektif untuk penyimpanan, serta sistem
rujukan untuk kegawatdaruratan obstetri yang efektif.
Asuhan persalinan kala III diberikan dengan tujuan untuk membantu mengeluarkan
plasenta dan selaput janin secara lengkap, mengurangi kejadian perdarahan pasca-salin,
memperpendek kala III, mencegah terjadinya komplikasi, dan mencegah terjadinya
retensio plasenta. Dalam hal ini bidan mepunyai tugas rutin, yaitu melakukan
penatalaksanaan aktif persalinan kala III (manajemen aktif kala III).
Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal
kala III adalah sebagai berikut :
Penyimpanan oksitosin harus didlam lemari es pada suhu 2-80C dan hindarkan dari paparan
cahaya secara langsung.
Pada suhu 300C oksitosin dapat bertahan selama 1 bulan, dan pada suhu 400C oksitosin
dapat bertahan selama 2 minggu.
Tidak dianjurkan untuk memberikan ergometrin atau metergin sebelum bayi lahir.
Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi dengan baik, keluar
darah dari vagina, serta tali pusat memanjang.
Pada saat melahirkan plasenta, jangan mendorong fundus dan menarik tali pusat secara
berlebihan.
Hentikan peregangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat tertahan.
Apabila merasa tidak yakin plasenta dapat dilahirkan dengan lengkap, ikuti prosedur tetap
penatalaksanaan plasenta rest, bila perlu rujuk.
asuhan persalinan yang mencakup pada wewenang satu sampai dua jam setelah plasenta
lahir. Pengawasan atau observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang menjadi perhatian
pada asuhan persalinan kala IV. Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi
perdarahan dan atonia uteri. Kehilangan darah biasanya terjadi karena pelepasan plasenta
dan robekan serviks atau pereinum. Jumlah darah yang keluar harus diukur (1 bengkok =
kurang lebih 500cc), apabila jumlah perdarahan lebih dari 500cc harus dicari
penyebabnya.
17
Hal-hal yang herus diperhatikan pada asuhan persalinan kala IV adalah sebagai berikut :
Kontraksi uterus
Perdarahan
Kandung kemih
Adanya luka
Tanda-tanda vital
Keadaan bayi
- Kegawatdaruratan Persalinan
Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat kasus dengan
singkat
18
DAFTAR PUSTAKA
- Meilani,niken.2009.kebidanan komunitas.yogyakarta:FITRAMAYA
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/asuhan-intranatal.html#ixzz36ZQ2mjPB
19