Você está na página 1de 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masyarakat pada zaman modern seperti saat ini sangat mengapresiasi kecantikan
yang berhubungan dengan fisik. Banyak orang yang rela mengeluarkan puluhan bahkan
ratusan juta uang demi memiliki muka yang sesuai dengan standard kecantikan
menurut masyarakat. Padahal, standard yang dibuat oleh masyarakat sendiri bukanlah
hal yang seharusnya semua orang miliki. Akibatnya, orang-orang yang tidak memenuhi
standard kecantikan yang dibuat masyarakat tersebut akan melakukan berbagai cara,
salah satunya dengan operasi plastik.
Operasi plastik adalah suatu usaha medis yang dilakukan untuk mengoreksi atau
merestorasi bentuk dan fungsi suatu organ tubuh. Meskipun bedah kosmetik atau
estetika adalah jenis yang paling terkenal dari operasi plastik, tetapi operasi plastik juga
meliputi rekonstruksi wajah, tangan dan pengobatan luka bakar. Oleh karena itu, operasi
plastik didefinisikan sebagai seperangkat operasi yang berhubungan untuk mereka ulang
bentuk dengan tujuan pengobatan cacat bawaan atau bukan bawaan (termasuk
kecelakaan) dalam tubuh manusia.
Alasan yang mendasari seseorang untuk melakukan operasi plastic umumnya,
yaitu ada kepentingan medis, seperti pada orang obesitas yang harus menurunkan berat
badannya agar tidak terjadi penyumbatan pada saluran pernapasan, seseorang yang
mengalami kecelakaan dan diharuskan untuk memperbaiki struktur wajah atau tubuh
yang cacat, dan lain sebagainya. Namun seiring dengan perkembangan zaman operasi
plastik banyak dilakukan untuk kepentingan estetika, seperti sedot lemak,
memancungkan hidung, mengencangkan muka, mempertebal alis, memerahkan bibir
dan lain sebagainya. Akibatnya, muncul stereotype masyarakat bahwa operasi plastik
hanya bertujuan sebagai sarana untuk mempercantik diri.
Di Indonesia sendiri, praktik operasi dibidang estetika semakin marak sehingga
muncul kontroversi mengenai hukum jika melakukan operasi plastik itu sendiri. Dengan
adanya makalah ini, diharapkan dapat membuat suatu pandangan yang komprehensif
mengenai operasi plastik menurut hukum Islam.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1 Apa yang dimaksud dengan operasi plastki ?
2 Apa saja jenis-jenis operasi plastik?
3 Apa hukum agama islam tentang operasi plastik?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan tentang pengertian bedah plastic
2. Menjelaskan jenis-jenis bedah plastic
3. Menjelaskan hukum agama Islam tentang bedah plastic

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN OPERASI PLASTIK
Operasi plastik atau bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang
bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi
kedokteran. Bedah plastic berasal dari bahasa Yunani, yaitu plastikos yang berarti
membentuk atau memberi bentuk. Ilmu ini sendiri merupakan cabang dari ilmu bedah
yang bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi yang normal dan
menyempurnakan bentuk dengan proporsi yang lebih baik.

Jenis operasi plastik secara umum dibagi dua jenis, yaitu pembedahan untuk
rekonstruksi dan pembedahan untuk kosmetik (estetik). Perbedaan dari operasi rekonstruksi
dan estetik terletak pada tujuan prosedur pembedahan itu sendiri. Pada operasi rekonstruksi
ditujukan untuk mengembalikan bentuk, penampilan, dan fungsi menjadi lebih baik atau
lebih manusiawi setidaknya mendekati kondisi normal. Pada operasi Estetik, pembedahan
dilakukan pada pasien-pasien normal (sehat), tetapi menurut pasien tersebut bentuk tubuh
kurang bagus sehingga operasi ini ditujukan untuk mendapatkan bentuk tubuh yang
mendekati sempurna.

2.2 JENIS-JENIS OPERASI PLASTIK


2.2.1 OPERASI PLASTIK REKONSTRUKSI
Operasi plastik rekonstruksi adalah tindakan bedah yang ditujukan untuk
memperbaiki suatu keadaan yang tidak normal atau cacat supaya menjadi normal
atau mendekati normal. Cacat yang diperbaiki dapat berupa kelainan sejak lahir,
akibat kecelakaan atau cacat yang ditimbulkan setelah tindakan operasi. Tindakan
rekonstruksi ditujukan untuk memperbaiki penampilan supaya dapat meningkatan
kualitas hidupnya. Oleh karena itu, operasi plastik menjadi sebuah pilihan yang
dapat diambil untuk memperbaiki kecacatan tersebut. Kecacatan yang dimaksud,
yaitu cacat bawaan (bibir sumbing, daun telinga tidak ada, jari tangan dempet, luka
bakar pada muka, cacat bekas tumor dan lain sebagainya.

2.2.2 OPERASI PLASTIK ESTETIK


Operasi plastik estetik adalah tindakan bedah dengan tujuan untuk keperluan
estetik (keindahan). Operasi ini biasa dilakukan agar penampilan menjadi lebih
sempurna dan terlihat lebih menarik. Operasi Plastik Estetik yang biasa kalangan
masyarakat lakukan antara lain facelift (untuk mengencangkan kulit,), rhinoplasty
(untuk memperbaiki bentuk hidung), eyelid surgery (untuk mengangkat lemak serta
mengencangkan kulit dan otot di sekitar mata), cheek implant (untuk menambah
tinggi tulang pipi), liposuction (untuk menghilangkan lemak tubuh), breast
augmentation (untuk merubah ukuran payudara), dan lip augmentation (untuk
memperindah bentuk bibir).

2.3 PANDANGAN ISLAM MENGENAI OPERASI PLASTIK


2.3.1 OPERASI PLASTIK YANG DIPERBOLEHKAN (MUBAH)
Operasi plastik yang boleh dilakukan adalah operasi yang bertujuan untuk
memperbaiki tulang atau sel-sel yang rusak agar dapat berfungsi seperti sediakala.
Operasi ini biasanya dilakukan oleh orang yang mempunyai cacat fisik baik cacat
sejak lahir maupun cacat yang disebabkan oleh hal-hal tertentu. Seseorang yang
mempunyai cacat sejak lahir maupun cacat yang disebabkan oleh hal-hal tertentu
diperbolehkan melakukan operasi untuk memperbaiki keadaan fisik tersebut karena
orang yang mempunyai cacat biasanya tersisih dari kehidupan masyarakat yang
normal. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut operasi untuk memperbaiki
tubuh yang cacat agar menjadi lebih sempurna sangat dianjurkan. Alasannya yaitu
menolak bahaya dengan lebih mengutamakan manfaatnya.1

Maghfiroh, Nurul dan Heniyatun. 2015. Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad
Dalam Hukum Islam. Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang.

Adanya pernyataan bahwa operasi plastik hukumnya mubah atau boleh


dilakukan didasari oleh al-quran, hadist, dan qaidah fiqiyyah di bawah ini :

1 Nurul Maghfiroh dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad Dalam Hukum
Islam, Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang, 2015, hlm. 120.
QS. Al-Baqarah : 195

Dan nafkahkanlah harta hartamu dijalan Allah; janganlah kamu campakkan


dirimu kedalam kebinasaan dan berbuat ihsanlah kamu; sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.

Ijtihad : Allah melarang kita mengerjakan pekerjaan yang membawa kepada


kebinasaan.

HR. Ahmad, al-Turmudzi, Abu Dawud, dan Ibn Majah


Dari Usamat Bin Syarik. Rasulullah saw. Bersabda : Berobatlah wahai hamba
Allah karena sesungguhnya Allah azza wa jalla tidak menurunkan suatu
penyakit kecuali ia turunkan juga obatnya, kecuali mati dan pikun, atau dalam
berbagai riwayat kecuali satu penyakit, sahabat bertanya : ya Rasulullah,
penyakit apa itu? Nabi berkata : penyakit tua (pikun).

Ijtihad : Apabila operasi dilakukan untuk menghilangkan penyakit seperti luka


bakar atau kecelakaan, maka itu dibolehkan, karena itu termasuk berobat.

Dari qaidah fiqhiyyah


Setiap masalah hukumnya tergantung kepada maksudnya.

Ijtihad : Operasi plastik tergantung pada tujuannya. jika tujuannya bukan untuk
merubah ciptaan Allah maka tidak dilarang, seperti mengobati cacat di wajah
atau di bibir yang membuat dia mendapatkan masyaqqah atau kemudharatan
dalam berinteraksi dengan masyarakat. Tapi jika tujuannya adalah merubah
ciptaan Allah atau sekedar mempercantik saja bukan karena penyebab yang
mengharuskan, seperti mempercantik wajah dari rupa asli yang normal, atau
memancungkan hidung, maka tidak dibolehkan.

HR. Abu Dawud


Dari Abi al-Darda ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Bahwa Allah telah
menurunkan penyakit dan obatnya, maka berobatlah, dan janganlah berobat
dengan yang haram.
Dari dalil-dalil di atas, sebagian ulama berpendapat bahwa operasi ini tidak
bisa dikatakan mengubah ciptaan Allah dengan sengaja, karena operasi ini untuk
pengobatan, walaupun pada akhirnya bertambah cantik atau indah pada dirinya.
Adapun kalau ternyata orang tersebut mempunyai cacat yang mungkin menjijikkan
pandangan, misalnya karena ada daging tambah yang boleh menimbulkan sakit jiwa
dan perasaan, maka tidak berdosa bagi orang itu untuk berobat selagi dengan tujuan
menghilangkan kecacatan atau kesakitan yang boleh mengancam hidupnya. Karena
Allah tidak menjadikan agama buat kita ini dengan penuh kesukaran. (Syeikh Dr
Yusuf Al-Qaradawi).

2.3.2 OPERASI PLASTIK YANG DILARANG (HARAM)


A. Pendapat yang melarang secara mutlak, pendapat ini disampaikan oleh sebagian
ulama fiqih
QS. Al-Nisa : 119
Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-
angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka dan akan menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya,
dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
merubahnya. Siapa saja yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah,
maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (QS al-Nisa : 119).
Ijtihad: Operasi plastik bagaimanapun bentuknya termasuk merubah ciptaan
Allah. Berarti termasuk mengikuti syaitan. Dan kita dilarang untuk mengikuti
syaitan.

HR. Bukhari dan Muslim


Allah melaknat wanita yang membuat tato dan wanita yang meminta untuk
membuatnya, dan wanita yang menghilangkan bulu wajah, dan wanita yang
merenggangkan gigi agar keliahatan lebih cantik, dan wanita yang merubah ciptaan
Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ijtihad: Operasi plastik bagaimanapun bentuknya adalah dilarang karena
termasuk pada perbuatan yang dilaknat Allah.

Riwayat Ashabis Sunan.


Dari Asmaa, bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw. dan
berkata, Wahai Rasululllah, dua orang anak perempuan ku akan menjadi pengantin,
akan tetapi ia mengadu kepadaku bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa jika aku
sambung rambutnya?, maka Rasulullah pun menjawab, Sesungguhnya Allah
melaknat perempuan yang menyambung atau minta disambungkan (rambutnya).
Ijtihad : Haram hukumnya bagi orang yang menyambung rambutnya atau
sekarang dikenal dengan konde atau wig dan jauh dari rahmat Allah SWT.
BAB III
KESIMPULAN

Operasi plastik atau bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang
bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi
kedokteran. Secara umum, ada 2 jenis operasi plastic. Pertama, Operasi yang tidak
dikehendaki (Ghairu Ikhtiyariyah). Contohnya, operasi untuk anak yang bibir sumbing.
Kedua, Operasi yang sengaja dilakukan (Ikhtiyariyah). Contohnya, mempermancung
hidung. Operasi plastik dapat menimbulkan efek negatif. Efek negatif secara fisik salah
satunya yaitu rasa sakit setelah operasi sedangkan efek negatif secara psikologis salah
satunya yaitu dapat menyebabkan kecanduan operasi plastik untuk mempercantik bagian
tubuhnya yang lain.

Ulama memiliki berbagai pendapat tentang fenomena operasi plastik .Pendapat


yang melarang secara mutlak (haram). Operasi plastik yang diharamkan, adalah yang
bertujuan semata untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat
untuk pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya, operasi untuk memperindah
bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda
tua di wajah, dan sebagainya. Pendapat yang membolehkan dengan syarat dan aturan
tertentu, karena tujuannya untuk berobat (mubah). Operasi plastik yang mubah adalah yang
bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak lahir seperti bibir sumbing, atau cacat yang
datang kemudian akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak
akibat kebakaran atau kecelakaan.

Você também pode gostar