Você está na página 1de 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
bimbingan-Nya lah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya .
Makalah yang berjudul Audit Siklus Pengeluaran-Pengujian Pengendalian ini
dibuat untuk memenuhi tugas di mata kuliah Seminar Pemeriksaan Akuntansi.
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu penyelesaian tugas ini, diantaranya:
1. Dosen Seminar Pemeriksaan Akuntansi yang telah memberikan pengarahan demi
kesempurnaan tugas ini.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moril maupun materil bagi
kami.
3. Pihak-pihak lain yang tidak sempat kami tuliskan satu per satu, yang telah
membantu kami dalam penyelesaian tugas ini.

Namun demikian, kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan
maka kami memohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan di
hati para pembaca. Oleh karena itu, kami mengharapkan berbagai saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tulisan ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan
penyuaun khususnya.

Pamulang, Maret 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 Siklus Pengeluaran


2.2 Tujuan Audit Terhadap Siklus Pengeluaran3
2.3 Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan
StrategiAudit........6
2.4 Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Interen
8
2.5 Pengujian Pengendalian-Transaksi Pembelian
2.6 Pengujian Pengendalian-Transaksi Pengeluaran Kas

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat tentang informasi keuangan yang andal menyebabkan

timbulnya profesi akuntan publik. Profesi ini berkembang sejalan dengan

perkembangan kebutuhan masyarakat tentang jasa pihak yang kompeten dan dapat

dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang disajikan

oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Untuk menilai kewajaran

pertanggungjawaban keuangan diperlukan pengetahuan yang disebut auditing.

Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran

pertanggungjawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam

profesi akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan masyarakat

keuangan dapat memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi yang andal

bagi masyarakat dalam mengambil keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi

secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan uraian diatas, maka diperlukan

perancangan program audit terhadap siklus pengeluaran perusahaan. Pengujian

pengendalian ditujukan oleh akuntan publik untuk menguji efektivitas pengendalian

dengan kliennya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan dari audit siklus pengeluaran?
2. Bagaimana pemahaman atas bisnis dan industri klien akan mempengaruhi

keputusan tentang materialitas dan risiko inheren?


3. Bagaimana aplikasibilitas dari aspek-apek pengendalian internal untuk siklus

pengeluaran?
4. Bagaimanakah pertimbangan yang berlaku untuk pengevaluasian aktivitas

pengendalian dalam transaksi pembelian?


5. Bagaimanakah pertimbangan yang berlaku untuk pengevaluasian aktivitas

pengendalian dalam transaksi pengeluaran kas?


1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan dari audit siklus pengeluaran
2. Untuk memahami bagaimana bisnis dan industri klien akan mempengaruhi

keputusan tentang materialitas dan risiko inheren.


3. Untuk mengetahui aplikasibilitas dari aspek-aspek pengendalian internal

untuk siklus pengeluaran.


4. Untuk mengetahui pertimbangan yang berlaku untuk pengevaluasian aktivitas

pengendalian dalam transaksi pembelian.


5. Untuk mengetahui pertimbangan yang berlaku untuk pengevaluasian aktivitas

pengendalian dalam transaksi pengeluaran kas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Siklus Pengeluaran

2
Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan

akuisisi dan pembayaran barang serta jasa, transaksi besar yang membentuk siklus

pengeluaran dalam perusahaan terdiri dari:

1. Transaksi Pembelian
2. Transaksi Pengeluaran Kas
2.2 Tujuan Audit Terhadap Siklus Pengeluaran

Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang

transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan.

Asersi-asersi ini dapat mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit

yang terlihat pada tabel 1.1 dibawah. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran

mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk

membahas semua situasi yang dihadapi klien.

Kategori Asersi Kelompok Transaksi Tujuan Audit Spesifik


atau Saldo
Eksistensi atau Transaksi Mencatat pembelian barang,
Keterjadian jasa, dan aktiva produktif yang
diterima selama periode berjalan
(EO1).
Mencatat transaksi pengeluaran
kass yang dilakukan selama
periode berjalan kepada pemasok
dan kreditor (EO2)
Saldo Mencatat hutang usaha yang
mencerminkan jumlah hutang
perusahaan per tanggal neraca

3
(EO3)
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (C1) dan
pengeluaran kas (C2) yang
dilakukan selama periode
berjalan telah dicatat.
Saldo Hutang Usaha meliputi semua
jumlah yang terutang kepada
pemasok barang dan jasa per
tanggal neraca (C3)
Hak dan Kewajiban Transaksi Perusahaan bertanggung jawab
atas hutang yang berasal dari
pencatatan transakasi pembelian
(R1)
Saldo Hutang usaha merupakan
kewajiban perusahaan per
tanggal neraca (R2)
Penilaian atau Transaksi Semua transaksi pembelian
Alokasi (VA1) dan pengeluaran kas
(VA2) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan
dijurnal, diikhtisarkan, serta
diposting dengan benar.
Saldo Hutang usaha dinyatakan dalam
jumlah benar (VA3) .
Saldo beban yang berkaitan
telah sesuai GAAP (VA 4)
Penyajian dan Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan
Pengungkapan pengeluaran kas (PD2)
mendukung penyajiannya dalam
laporan keuangan termasuk
klasifikasi dan

4
pengungkapannya yang
berkaitan.
Saldo Hutang usaha (PD3) dan beban
terkait (PD4) telah diidentifkasi
dengan benar dalam laporan
keuangan.
Pengungkapan yang memadai
yang telah dibuat berkaitan
dengan komitmen, kewajiban
kontijen, dan penjamin serta
hutang pihak yang mempunyai
hubungan yang istimewa (PD5)

2.3 Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri untuk Mengembangkan Strategi Audit
1. Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien

Pemahaman atas pemicu ekonomi dalam siklus pengeluaran biasanya


sangat penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan
perusahaan eceran. Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri
jasa, hutang usaha mungkin tidak memiliki peran yang signifikan dan resiko
terjadinya salah saji yang material tidaklah besar.

Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam
memahami resiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan
membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang :

Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan


Resiko inheren dalam siklus pengeluaran

5
Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat
menentukan resiko pengendalian bisnis
Pemberian jasa bernilai tambah

2. Materialitas

Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan


mencerminkan jumlah seta volume transaksi dalam siklus ini dimana resiko
terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Pengalokasian materialitas
ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi
sesuai dengan pertimbangannya. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bisa
bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan. Satu industri dapat
memproses transaksi bernilai millyaran dollar selama suatu siklus operasi,
sementara yang lainnya mungkin lebih kecil. Sistem akuntansi yang
terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran menurut kelompok
beban dan besarnya transaksi, serta memudahkan perhitungan observasi,
jumlah total dan rata ratanya.

3. Risiko Inheren

Dalam menilai resiko inherenuntuk aseri asersi siklus pengeluara,


auditor harus mempertimbangkan faktor faktor yang penting yang bisa
mempengaruhi asersi asersi diseluruh laporan keuanga, serta faktor faktor
yang hanya berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-
faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalasajikan asersi-
asersi siklus pengeluaran meliputi:

Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat


membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma
industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak
tercapai akibat faktor-faktor ekonomi global, nasional, atau

6
regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak
perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau
manajemen yang tidak baik.
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa
membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang
lebih tinggi pada saat perusahaan sedang mengalami masalah
likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.

Kedua faktor diatas cenderung menyebabkan tingginya risiko kurang saji


daripada lebih saji pengeluaran dan hutang.

Siklus pengeluaran cenderung menanggung resiko kecurangan yang


dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor
faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dala asersi siklus
pengeluaran mencangkup berikut ini :

volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi.


Pembelian dan pengeluaran kas biasa dilakukan tanpa otorisasi
Pembelian aktiva dapat diselewengkan
Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan
dengan hal-hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau
dikapitalisasi.
4. Risiko Prosedur Analitis
Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-
akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitis
merupakan unsur siklus deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal
mendeteksi kekeliruan yang material.
Prosedur analitis yang hanya berfokus pada pembelian dan hutang usaha akan
memberikan informasi yang sangat dapat diandalkan. Apabila perusahaan
sedang berkembang, maka merupakan hal yang biasa untuk memperkirakan
pembelian, persediaan dan hutang tumbuh pada tingkat yang konsisten

7
2.4 Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Interen
1. Lingkungan Pengendalian

Faktor lingkungan pengendalian seperti integritas dan nilai etis


menjadi sangat penting dalam siklus pengeluaran. Agen pembelian mungkin
mendapat tekanan dari penjual yang ingin, termasuk menawarkan
pembayaran kembali melakukan transaksi bisnis yang lebih besar dengan
pemasok tersebut.

Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggung jawab atas


penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untu
menentukan:

Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja


riview perusahaan
Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen di riview
Keputusan yang didasarkan atas lapotan itu
Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang
berasal dari laporan utama
2. Penilaian Resiko Manajemen

Penilaian resiko manajamen yang berkaitan dengan aktivitas siklus


pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal hal berikut :
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas
untuk transaksi pembelian
kontijensi yang berkaitan dengan komitmen pembelian
terus terjadinya pelengkapan yang penting dan stabilitas
pemasok yang penting
pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran
berganda
atensi perusahaan terhadap resiko kecurangan yang dilakukan leh
pegawai

8
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Informasi)

Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang


metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan
dalam peprosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus
dipahami auditor meliputi :
bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali
bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang
dan jasa diterima atau barang dikembalikan
catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang
digunakan dalam akuntansi untuk beerbagai tahapan dari setiap
siklus pembelian
proses yang mengawali terjadinyapembayran atas barang dan
jasa

4. Pemantauan

Beberapa jenis aktiva pemantauan secara terus menerus atau


periodik dalam komponen ini apat memberikan manajemen informasi tentang
keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dala mengurangi resiko
salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran.
Aktivitas pemantauna yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan,
apabila berlaku, mencangkup :
(1) umpan balik yang terus menerus dari pesok perusahaan menyangkut setiap
masalah pembayaran atau masalah pengiriman dimasa depan,
(2) komunikasi auditor eksternal tentang kondis yang dapat dilaporkan atau
kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan, yang
ditemukan selama audit sebelumya, dan
(3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebiajakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluran.

9
5. Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian

Berdasarkan infornasi dari pemahaman semata, penilaian awal auditor


atas pengendalian haruslah maksimum. Auditor dapat melaksanakan beberapa
pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur untuk
mendapatkan pemahaman yang diperlukan.
Untuk asersi siklus pengeluaran dimana auditor tidak merencanakan untuk
menilai resiko pengendalian pada tingkat yang rendah, auditor harus
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkanguna mengidentifikasi jenis jenis
salah saji potensial yang dapat teerjadi dan melangkah ke tahap perancangan
pengujian substantif.

2.5 Aktivitas Pengendalian Transaksi Pembelian

Aktivitas pengendalian dari suatu perusahaan yang relevan dengan tujuan


audit spesifik untuk transaksi pembelian, dengan mengidentifikasi beberapa dokumen
dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pembelian secara
kredit. Pembahasan tentang fungsi-fungsi ini juga mencakup bagaimana prosedur
pengendalian terjali sedemikian rupa untuk mengurangi resiko salah saji dalam
asersi-asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi pembelian. Diantara
aktivitas pengendalian yang dibahas adalah pemisahan tugas, pengedalian fisik,
pengendalian manajemen, dan pengendalian akuntansi komputer. Pertimbangan akan
diberikan kepada prosedur yang digunakan auditor untuk memperoleh dan
memdokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta melakukan
pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir atas resiko
pengendalian untuk transaksi pembelian.

1. Dokumen dan Catatan yang Umum

10
Sejumlah dokumen dan catatan unum yang tercakup dalam siklus
pengenluaran akan dibahas secara singkat berikut ini. Secara khusus, sistem
EDP dapat mengubah bentuk dokumen atau file transaksi. Sebagai contoh
struktur file yang akan dibahas dibawah ini merupakan salah satu struktur
yang lebih tradisional. Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data base,
catatan transaksi akan disimpan dalam suatu proses data base dan auditor
perlu memahami tabel-tabel utama yang menggerakkan akses ke informasi
dalam sistem ini, serta bagaimana tabel-tabel tersebutberkaitan satu sama lain.
Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut akan sering dittemukan
dalam sebagian besar sistem akuntansi:

A. Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang


diajukan oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen
pembelian.
B. Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada
penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana
tertulis dalam pesanan tersebut.
C. Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang
menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
D. Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang
yang dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin
pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.
E. Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok,
jumlah yang harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian
yang telah diterima. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi
pencatatan dan pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian
memerlukan paket voucher yang lengkap sebelum menyetujui
pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salinan permintaan
pembelian, pesanan pembelianan, laporan penerimaan, faktur penjualan,

11
dan voucher yang sesuai-semua dokumentasi yang mendukung transaksi
pembelian.
F. Laporan pengecualian. Laporan yang berisi transaksi-transaksi yang
diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjutdengan pengendalian aplikasi
komputer.
G. Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses
dalam suatu batch atau selama sehari.
H. Register voucher. Catatan akuntasi formal yang mencatat kewajiban yang
telah mendapat persetujuan untuk dibayar.
I. File induk pemasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi
informasi tentang penjual dan pemasok yang telah disetujuiuntuk
memberikan jasa dari serta melakukan pembayaran dkepadanya.
J. File pesanan pembelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian
yang telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum
diterima.
K. File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas
persediaan yang diterima dari pemasok.
L. File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai
voucher yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini
digunakan untuk mencetak register voucher dan memuktahirkan file utang
usaha, persediaan serta buku besar.
M. File induk utang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher
yang belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh
pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali
hutang usaha.
N. File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-
transaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi
komputer.
2. Fungsi-fungsi

Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:

a. Pengajuan pembelian.

12
Suatu transaksi diawali dengan proses pemberian persetujuan atas
transaksi yang akan dilakukan dengan pihak ketiga yang independen.
Banyak perusahaan memisahkan subfungsi- subfungsi untuk transaksi
dalam jumlah dolar tertentu. Permitaan yang diajukan oleh perusahaan
untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:
i. Pencantuman nama pemasok yang telah disetujui.
Proses menyetujui pemassok yang akan mengirimkan barang
dan jasa yang dibutuhkan perusahaan merupakan pengendalian
yang penting, terutama dalam sistem akuntansi yang
mengandalkan pada pengendalian komputer.
ii. Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.
Permintaan pembelian merupakan awal dari jejak transaksi
yang mendokumentasikan bukti dalam mendukung asersi
manajemen seperti eksistensi atau kejadian transaksi
pembelian. Permintaan pembelian menyediakan bukti tentang
tujuan audit yang spesifik. Pengendalian penting yang harus
dipertimbangkan perusahaan adalah bahwa seluruh permintaan
memenuhi kebijakan otorisasi yang ditetapkan oleh
perusahaan.
iii. Pembuatan besarnya pesanan pembelian.
Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan
pembelian hanya setelah menerima permintan pembelian yang disetujui
dengan benar. Pembuatan pesanan pembelian merupakan kelanjutan dari
proses pemrakarsaan transaksi. Peran pembelian adalah untuk memastikan
sumber pasokan terbaik dan untuk baran-barang yang penting, mendapatkan
harga penawaran yang paling kompetitif.

Pesanan pembelian juga menjadi bagian dari jejak transaksi untuk


mendokumentasikan bukti yang mendukung asersi eksistensi atau kejadian
pada transaksi pembelian. Pengecekan independen selanjutnya atas disposisi

13
pesanan pembelian untuk review status semua pesanan pembelian terbuka dan
belum terpenuhi berkaitan asersi kelengkapan pada transaksi pembelian.

b. Penerimaan barang dan jasa.


Pesanan pembelian yang sah merupakan otorisasi bagi departemen
penerimaan untuk menerima barang yang dikirim oleh pemasok.
Penerimaan barang dan jasa ini biasanya mebuktikan bahwa suatu
transaksi dan penetapan kewajiban telah terjadi. Personil departemen
penerimaan harus membandingkan barang yang diterima dengan
uraian yang tercantum dalam pesanan pembelian, menhitung barang,
dan memerikasa kemungkinan adanya barang yang rusak. Penerimaan
barang dan jasa atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang
mencakup:
Penerimaan barang
Penyimpanan barang yang diterima untuk perusahaan.
Pengenbalian barang ke pemasok.
i. Pembuatan laporan penerimaan
Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap
pesanan yang diterima, untuk mendokumentasikan bahwa
kewajiban telah ditetapkan. Laporan penerimaaan barang
merupakan dokumen penting dalm mendukung asersi eksistensi
atau kejadian untuk transaksi pembelian. Informasi yang ada
dalam laporan penerimaan akan diteruskan ke bagian utang
usaha melalui salinan laporan penerimaan atau secara elektronis.
ii. Penyimpanan barang yang diterima sebagai persediaan
Pemisahan fungsi penyimapanan barang yang diterima sebagai
persediaan dari fungsi lainnya yang terlibat dalam pembelian
dapat mengurangi terjadinya resiko pembelian yang tidak
diotorisasi atau penyalahgunaan barang. Perusahaan harus
menyimpan barang di tempat yang aman dengan akses yang
terbatas dan diawasi secara memadai.
c. Pencatatan kewajiban

14
Penerimaan barang dan jasa biasanya menetapkan suatu kewajiban bag
perusahaan untuk menyelesaikan transaksi. Akuntansi akrual
mensyaratkan penetapan kewajiban. Pengakuan formal oleh
perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi:
Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat

Pengendalian atas pencatatan aseri dan asersi/tujuan audit spesifik


yang berkaitan meliputi hal-hal berikut:

Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucher dengan


faktur penjual serta laporan penerimaan barang dan pesanan
pembelian yang bersangkutan.
Membandingkan tanngal laporan penerimaan dengan tanggal
pencatatan voucher. Kedua tanggal itu harus berada pada periode
akuntansi yang sama.
Melaksanakn pengecekan yang independen atas keakuratan
matematis dari setiap voucher dan faktur pemasok
pendukungnya.
Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan dan
diikhtisarkan secara tepat dalam catatan akuntansi.
Menetapkan bahwa voucher mencerminkan kewajiban
perusahaan dengan cara menunjuk seseorang untuk meberi
persetujuan atas pembayaran voucher.
Meberikan kode atas distribusi akun, dengan menunjukkan akun
aktiva atau beban yang harus didebet, ke voucher tersebut.
Dokumen pendukung harus segara distempael, dilubangi, atau
dibubuhi tanda lainnya agar dokumen tersebut tidak bisa
digunakan lagi untuk mengajukan permintaan pembayaran.

15
Sebagian besar pengendalian itu akan membandingkan keakuratan
pencatatan dengan data yang dimasukkan ketika transaksi dimulai
atau barang dan jasa diterima.

d. Pembuatan voucher dan pencatatan kewajiban


Setelah menerima faktur dari penjual, biasnya personil depatemen
utang uaha akan memasukkan data transaksi melalui terminal.
Program edit akan menegecek hal-hal seperti validitas nomor
pemasok, kecocokan antar kuantitas dalam voucher dengan yang
diterima, menguji keakuratan matematis pada faktur penjual
danvoucher, membandinhkan klasifikasi akun pada voucher dengan
klasifikasi akun pada pesanan pembelian.

2.6 Aktivitas Pengendalian Transaksi Pengeluaran Kas


1. Dokumen dan Catatan yang Umum

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi


pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut:

a. Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang
ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee.
b. Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau
selama hari bersangkutan.
c. File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan
cek kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk
memposting ke file induk hutang usaha dan buku besar.
d. Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal
mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya.
2. Fungsi-fungsi
Fungsi pengeluaran kas adalah memproses di mana perusahaan akan
memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa. Fungsi
pengeluaran kasa biasanya meliputi pembayaran kewajiban secara simultan
dan pencatatan pengeluaran kas. Fungsi-fungsi aktivitas pengendalian yang

16
berlaku, dan asersi yang relevan/ tujuan audit spesifik akan dijelaskan dalam
bagian berikut. Contoh prosedur pengendalian diikhtisarkan dalam gambar
berikut:

Fungsi Salah saji yang Pengendalian komputer, Tujuan audit


potensial pengendalian manual (cetak atas saldo
miring) akun

Pengeluaran Cek mungkin Komputer memperhitungan C2 D


kas belum dicatat. serangkaian cek bernomor
urut. C2 P
Komputer membandingkan
total cek yang telah jatuh
C2 P
tempo etapi belum dibayar.
Akses ke blangko cek dan cap
tandatangan harus diawasi
Cek mungkin tidak Komputer mencetak laporan C2 D
dicatata dengan cek yang telah jatuh tempoh
tepat tetapi belum dibayar. C2 D
Total run-to-run
membandingkan saldo awal
kas dikurangi pengeluaran
kas, dengan saldo akhir kas
serta saldo awal hutang usaha
dikurangi pengeluaran dengan
saldo akhir hutang usaha.
Cek mungkin Komputer membandingkan EO2D;
EO2D.
diterbitkan untuk informasi dalam cek dengan
pembelian yang pesanan pembelian dan
tidak diotorisasi informasi penerimaan dan
EO2P
otorisasi lainnya.

17
Komputer melakukan
pengujian yang terbatas atas
pengeluaran yang besar dan
cek harus ditandatangani
secara manual.
Voucher mungkin Komputer mempunyai sebuah EO2D
dibayar dua kali field yang mengidentfikasi
bahwa voucher telah dibayar
dan nomor voucher tidak
dapat digunakan lagi
Cek mungkin Komputer membandingkan VA2D
diterbitkan dengan jumlah cek dengan jumlah
jumlah yang salah voucher yang bersangkutan
Cek mungkin Pengendalian manual VA2P
diubah setelah mengharuskan bahwa
ditandatangani penandatanganan cek
VA2D
mengirimkan cek
Rekonsiliasi bank secara
independen
Kekeliruan dapat Komputer membandingkan EO2D;
terjadi dalam informasi dalam ikhtisar cek VA2D;
PD2 D
pencatatan cek. dengan informasi dalam
voucher yang bersangkutan
EO2D;
Rekonsiliasi bank secara C2D;
independen. VA2D;
PD2 D.
Pengendalian manajemen
Pengeluaran kas Tingkat manajemen yang EO2D;
VA2D;
mungkin dilakukan tepat memonitor kas secara
untuk pembelian harian, termasuk jumlah cek
yang tidak yang ditulis setiap hari,

18
diotorisasi atau kewajaran jumlahnya, dan
dilakukan dengan jumlah yang didebetkan ke
jumlah yang salah. hutang usaha setiap hari.
Ket:

P = Pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan


sumber daya yang tidak diotorisasi.

D = Pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan


sumber daya yang tidak diotorisasi.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Umumnya transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam
perusahaan terdiri dari:
1) Transaksi Pembelian
2) Transaksi Pengeluaran Kas

19
Terdapat beberapa tujuan dari audit siklus pengeluaran dari kelompok
transaksi dan saldo, dari kategori-kategori asersi. Asersi-asersi tersebut adalah
eksistensi atau kejadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau
alokasi, penyajian dan pengungkapan.

Pemahaman tentang bisnis industry klien akan memudahkan kita untuk


menilai seberapa besar tingkat materialitas, risiko inheren, dan resiko prosedur
analitis dari siklus pengeluaran.

20

Você também pode gostar