Você está na página 1de 11

PETA KONSEP SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN

MAKNA PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI DI SEKOLAH


Heri Tjahjono
Jurusan Geografi FIS UNNES, e-mail: heriridlo@yahoo.com

Abstract
The aplication of curricullum which is based on Competence Standart (SK) and
Competence Based (KD) demands the student to be independent, in order for them to
be able to develop their ability in their ways of thinking and to be independenly active.
There fore, teachers as motivators need to create a condusive atmosphere in teaching
and learning activities. For example they may apply new teaching methods which
allow the student to think creatively, actively and independently. The newest teaching
and learning methods or models suggest the teachers to apply a conceptual map within
the material given. Through a conceptual map, both the students and the teacher will
be assisted to get the meaning of the related material. Besides, it can also give a
systematical guidance based on geography subject according to the topic, sub topic
and other related topics in order to keep the material going on the right track. The
concept map may be applied to analyze students acquisition toward the learned
concept in more detailed than a test, such as the amount of the acquired concept, the
depth, the extention, and the entive of acquisition of a topic. The point is, the concept
map may function as an effective evaluation device.

Kata kunci: peta konsep, makna pembelajaran, geografi.

PENDAHULUAN masyarakat dan tuntutan perkembangan


Ilmu sosial dalam dunia pendidikan masyarakat yang makin mengglobal
dasar dan menengah di Indonesia muncul (mendunia) sehingga kompleksitas
bersamaan dengan diberlakukannya masyarakat makin tajam. Untuk
Kurikulum SD, SMP dan SMA tahun 1975 menghadapi dan menjelaskan kompleksitas
sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS masyarakat, maka diperlukan berbagai
merupakan program pendidikan pada macam cara, sehingga menimbulkan cara
tingkat dasar dan menengah yang paling pandang yang berbeda, walaupun dengan
banyak disorot. Keraguan mengenai satu tujuan yang sama yaitu supaya dapat
program pendidikan IPS, ternyata bukan menjelaskan makna kompleksitas
monopoli bangsa kita. Di negara maju pun kehidupan dalam masyarakat.
rupanya hal seperti itu terdapat juga. Seperti Pendidikan IPS lahir dari keinginan
diungkapkan oleh Barth dan Shermis para pakar pendidikan untuk membekali
(1980) bahwa dari semua materi pengajaran para siswa supaya dapat menghadapi dan
dalam pendidikan umum di Amerika menangani kompleksitas kehidupan di
Serikat maka IPS termasuk materi yang masyarakat yang seringkali berkembang
paling membingungkan dan kurang secara tidak terduga dan membawa dampak
memuaskan. yang luas. Luasnya dampak kehidupan akan
Keraguan tentang IPS bukan hanya dapat menimbulkan masalah yang dapat
dari kekaburan IPS belaka, melainkan juga disebut sebagai masalah sosial. Untuk
menyangkut bahan ajar IPS yang umumnya dapat menghadapi serta menjelaskan
diangkat dari masyarakat, yang mana kehidupan yang kompleks tersebut, tidaklah
masyarakat kita sangat kompleks. IPS harus dapat dihadapi secara terpisah-pisah tetapi
dapat menggambarkan kekomplekan harus memakai pendekatan terpadu dan

7
8 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

menggunakan suatu konsep atau peta melalui pemahaman tentang segi


konsep yang jelas. Bar.R.D., dkk (1978) metodologis ilmu sosial, tradisi (3) adalah
menegaskan bahwa untuk menghadapi inkuiri reflektif (reflective inquiry) yang
masalah kompleksitas kehidupan, maka didasarkan pada pemikiran reflective
para siswa harus mampu memadukan (reflective thinking) dari John Dewey.
informasi dari ilmu-ilmu sosial, bahkan Menurut Edwin Fenton (1967) tujuan
tidak menutup kemungkinan diperlukan dari pendidikan IPS yaitu: (1) pemerolehan
bahan yang berasal dari ilmu alam dan pengetahuan; (2) pengembangan keteram-
humaniora. Selain itu diperlukan suatu peta pilan inkuiri; dan (3) pengembangan sikap-
konsep yang jelas sehingga pembelajaran sikap dan nilai-nilai. Tujuan tersebut
menjadi lebih bermakna. sebenarnya didasarkan pada taksonomi
tujuan pendidikan menurut Benyamin S.
OBJEK KAJIAN DAN TUJUAN IPS Bloom mengenai tujuan kognitif (cognitive
IPS mempunyai kajian yang berobyek domain) dan klasifikasi David R.
pada manusia dan dunia sekelilingnya. Krathwohl mengenai tujuan pendidikan
Pokok kajian IPS adalah tentang hubungan afektif (affective domain). Dua tujuan
antarmanusia dalam kehidupan nyata. pertama pendidikan IPS oleh Fenton
Kompleksitas kehidupan yang dihadapi termasuk aspek kognitif (pengetahuan,
oleh siswa nantinya bukan hanya kemampuan, keterampilan), dan yang
kompleksitas akibat adanya tuntutan terakhir termasuk aspek afektif (sikap dan
perkembangan ilmu dan teknologi, tetapi nilai).
juga kompleksitas kemajemukan Untuk mengkonkritkan tujuan
masyarakat kita, sehingga menurut Dunfee pengajaran IPS di sekolah, maka dapat
and Sagl, (1966) kajian IPS bukan hanya dilihat dalam ranah kognitif, afektik dan
mengembangkan pengetahuan dan psikomotorik. Dalam ranah kognitif hal-hal
keterampilan yang berhubungan dengan tentang manusia dan dunianya harus dapat
manusia saja, melainkan juga tentang dinalar supaya dapat dijadikan sebagai alat
tindakan empatik yang melahirkan untuk pengambilan keputusan yang rasional
pengetahuan tersebut. dan tepat. Kajian IPS bukanlah hafalan
Hakikat IPS adalah tentang manusia belaka, melainkan yang dapat mendorong
dan dunianya. Manusia selalu hidup daya nalar yang kreatif. Secara afektif,
bersama dengan sesamanya. Mereka harus perolehan pengetahuan dan pemahaman
mampu mengatasi rintangan yang mungkin dapat mendorong tindakan berdasarkan
timbul dari sekelilingnya maupun dari nalar, sehingga dapat dijadikan alat
akibat hidup bersama. IPS memperkenalkan berkiprah dengan tepat dalam hidup. Secara
kepada siswa bahwa manusia dalam hidup psikomotorik, tujuan pengajaran IPS sangat
bersama dituntut adanya tanggung jawab luas, karena keterampilan yang harus
sosial. dikembangkan harus mencakup
Menurut Barr dkk (1977) tujuan IPS keterampilan yang dibutuhkan untuk
adalah menyiapkan para siswa supaya memperoleh pengetahuan dan nilai serta
menjadi warga negara yang baik. Barth dan sikap. Menurut Banks (1986), secara
Shermis (1980) menunjukkan bahwa ringkas keterampilan dalam pengajaran IPS
sebenarnya bukan hanya ada satu telaah meliputi: (1) keterampilan dasar, (2)
dalam IPS, melainkan ada tiga yang mereka keterampilan akademik/keterampilan studi,
sebut sebagai tradisi dalam IPS. Tradisi (1) (3) keterampilan ilmiah (khususnya ilmu-
pewarisan budaya (Citizenship transmis- ilmu sosial), (4) keterampilan sosial.
sion), tradisi (2) adalah tradisi ilmu sosial IPS mempunyai kaitan yang erat
(Social science tradition), dapat diperoleh dengan ilmu ilmu sosial. Salah satu definisi
Heri Tjahjono, Peta Konsep 9

Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial


(menurut Dunfee dan Sagl)

Kebutuhan Dasar Manusia

Kegiatan Dasar Manusia

Produksi dan Pemeliharaan Komunikasi Estetika Pemerintaha Pendidikan


Konsumsi dan dan n dan dan
Perlindungan Transportasi Organisasi Rekreasi

Ilmu-Ilmu Sosial

Antropologi Ekonomi Geografi Sejarah Ilmu Politik Psikologi social Sosiologi

Fakta Konsep Generalisasi

Ilmu Pengetahuan Sosial

yang sangat terkenal adalah yang HAKEKAT IPS GEOGRAFI


dipopulerkan oleh Edgar Bruce Wesley, Hasil Semlok para pakar geografi di
yang berbunyi: The social studies are the Semarang tahun 1988 merumuskan bahwa
social sciences simplified for pedogical Geografi adalah ilmu yang mempelajari
purposes .Dari definisi di atas dapat persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dikatakan bahwa IPS sebenarnya adalah dengan sudut pandang kelingkungan atau
ilmu-ilmu sosial yang disiapkan untuk kewilayahan dalam konteks keruangan.
kepentingan pendidikan di sekolah dasar Geografi sebagai ilmu harus dapat
dan menengah, dalam hal ini ada yang mengungkapkan bagaimana fenomena alam
menurunkannya dengan jalan berpengaruh terhadap kehidupan manusia
menyederhanakan (simplification), atau (fenomena sosial) dan sebaliknya
penyesuaian (adaptations) atau melalui bagaimana kehidupan manusia telah
modification (perubahan). mempengaruhi geosfer.
Skema di bawah menunjukkan bahwa Pada kenyataannya geosfer yang
Ilmu Pengetahuan sosial merupakan bagian dikaji berupa sumber daya alam dan sumber
yang tidak terpisahkan dari ilmu-ilmu daya manusia dalam geosfer, serta
sosial. Hakikatnya Ilmu pengetahuan sosial keterkaitannya yang timbal balik dengan
adalah ilmu-ilmu sosial yang mendasarkan diri pada identitas geografi,
disederhanakan, disesuaikan dan baik secara teori maupun penerapannya
dimodifikasi guna kepentingan tujuan melalui pendekatan keruangan, lingkungan,
pendidikan/pengajaran. dan kompleks wilayah.
10 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

Pendekatan keruangan merupakan 2) interaksi antara fenomena fisik dan


pendekatan dalam penyelidikan geografi fenomena manusianya;
yang menitikberatkan pada kaitan gejala di 3) mendiskripsi perubahan pola tempat-
suatu tempat dengan gejala yang sama atau tempat dan menjelaskan bagaimana pola
berbeda disuatu tempat atau tempat lain. tersebut terbentuk;
Pendekatan lingkungan merupakan cara 4) pemahaman tentang kenampakan fisik
pengamatan suatu gejala yang berada di dan kultural di permukaan bumi;
suatu tempat, dalam hal ini gejala sosial, 5) mempunyai manfaat untuk menata dan
dengan mencari hubungan atau kaitannya mengelola wilayah.
dengan gejala alam di tempat yang sama. Batasan geografi hasil Semlok
Sedangkan Pendekatan komplek wilayah Semarang 1988 menyebutkan bahwa yang
merupakan cara pengamatan dengan menjadi sasaran atau objek kajian geografi
memusatkan perhatian pada suatu wilayah adalah fenomena geosfer. Yang dimaksud
tertentu. dengan geosfer adalah sfera atau lapisan
Ada sepuluh faktor yang mendukung yang terdapat pada bumi, terletak pada
dan membentuk identitas geografi, yang permukaan, di atas permukaan bumi dan di
sangat erat kaitannya dengan kajian bawah permukaan bumi. Lapisan tersebut
sumberdaya alam (faktor fisik) dan berpengaruh langsung maupun tidak
sumberdaya manusia (factor social). langsung terhadap kehidupan di bumi.
Sepuluh (10) faktor utama yang mutlak Objek geografi dibedakan menjadi
tidak boleh diabaikan dalam kajian geografi dua, yaitu (1) fenomena geosfer, dan (2)
adalah jarak, lokasi, relasi, interrelasi, sudut pandang, yang berupa keruangan,
aksesibilitas, proses, pola, interdependensi, kelingkungan dan kewilayahan. Dalam
interaksi, dan integrasi. bahasa ilmu, fenomena geosfer disebut
Geografi tidak dapat lepas dari objek material, sedang sudut pandang
lingkungan fisik dan sosial. Geografi yang disebut objek formal. (Bintarto, 2000)
hanya mempelajari bentangan alam, Geosfer terdiri atas: atmosfer, litosfer
lingkungan alam, dan penyebaran (termasuk pedosfer), hidrosfer dan biosfer
sumberdaya alam tanpa memperhatikan (termasuk antroposfer). Karakteristik dan
segi sosial atau unsur manusianya terasa sifat dari sfera-sfera tersebut berbeda-beda
ada bagian obyek material yang ada yang relatif statis dan ada yang sangat
ditinggalkan, karena unsur sosial selalu dinamis. Litosfer umumnya bersifat relatif
mengikuti dan memberi corak pada statis; dikatakan relatif statis karena pada
lingkungan alam, dapat merubah pola waktu tertentu menjadi sangat dinamik,
penyebaran persamaan dan perbedaan misalnya saat terjadi gempa bumi atau
geosfer. Oleh karena itu, dalam penyajian terjadi letusan gunungapi. Atmosfer,
materi geografi di sekolah harus diberikan hidrosfer, dan biosfer umumnya bersifat
secara terpadu/ terintegrasi antara geografi dinamik, dalam arti setiap waktu dapat
fisik dan geografi sosial karena keduanya mengalami perubahan.
merupakan satu kesatuan yang utuh. Geografi dalam pembelajaran di SD/
Berdasarkan batasan geografi yang MI termasuk dalam kelompok mata
dianut oleh kebanyakan pakar geografi di pelajaran IPS, terintegrasi bersama sejarah,
Indonesia, dapat diketahui bahwa ruang sosiologi, dan ekonomi. Begitu juga pada
lingkup ilmu geografi tidak hanya jenjang SMP/MTs, geografi juga masih
mempelajari tempat saja, tetapi mencakup: masuk dalam kelompok mata pelajaran IPS.
1) tempat beserta segala isinya, baik Sedangkan pada pendidikan menengah
fenomena fisik maupun fenomena diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
manusianya; Melalui pelajaran IPS peserta didik
Heri Tjahjono, Peta Konsep 11

diarahkan untuk dapat menjadi warga pendidikan yang penting untuk membantu
negara Indonesia yang demokratis, dan siswa belajar dan membantu pendidik
bertanggung jawab serta menjadi warga mengorganisasikan bahan pelajaran adalah
dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS peta konsep (concept mapping). Melalui
disusun secara sistematis, komprehenship, peta konsep, siswa dan pendidik terbantu
dan terpadu dalam proses pembelajaran untuk melihat makna (meaning) dari bahan
menuju kedewasaan dan keberhasilan pelajaran.
dalam kehidupan masyarakat, dan Secara spesifik tujuan dari pembuatan
diharapkan dengan pendekatan tersebut peta konsep geografi dapat dijabarkan
anak didik dapat memperoleh pemahaman sebagai berikut.
yang lebih luas dan mendalam pada bidang 1) memberikan arahan dalam mempelajari
ilmu yang berkaitan. geografi secara utuh baik fisik maupun
Mata pelajaran geografi membangun sosial dalam konteks keruangan,
dan mengembangkan pemahaman peserrta kewilayahan, dan kelingkungan yang
didik tentang variasi dan organisasi spasial membedakan dengan ilmu lainnya serta
masyarakat, tempat, dan lingkungan pada mempunyai makna dalam kehidupan
muka bumi. Peserta didik didorong untuk sehari-hari.
memahami aspek dan proses fisik yang 2) dapat menjadi acuan untuk
membentuk pola muka bumi, karakteristik pengembangan kurikulum geografi,
dan persebaran spasial ekologis di khususnya bagi guru yang disesuaikan
permukaan bumi. Selain itu, peserta didik dengan standart kompetensi dan
dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk kompetensi dasar, sehingga tidak berada
menelaah bahwa kebudayaan dan di luar jalur materi geografi dengan
pengalaman akan mempengaruhi persepsi menyesuaikan tingkat jenjang
manusia tentang tempat dan wilayah. sekolahnya.
3) sebagai acuan untuk penulisan buku-
TUJUAN DAN MANFAAT PETA buku pelajaran geografi dengan bahasan
KONSEP GEOGRAFI yang dapat lebih mudah dipahami oleh
Tujuan pembuatan peta konsep siswa.
geografi (concept mapping of geography) 4) untuk memudahkan reviewer dalam
secara umum adalah untuk meningkatkan meng-audit buku-buku pelajaran sesuai
kualitas pendidikan dan mempermudah dengan jalur ilmu geografi dan
proses pembelajaran geografi di sekolah kurikulum yang telah dibuat.
mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. 5) mempermudah bagi guru untuk
Secara khusus dapat memberikan arahan memperoleh data geografi baik
materi pelajaran secara sistematis langsung maupun tidak langsung guna
berdasarkan keilmuan geografi sesuai topik, memperjelas bahan ajar di kelas
sub topik dan sub-sub topik secara maupun di luar kelas.
berkaitan sehingga tetap pada jalur Menurut Teori Belajar Ausubel
materinya. diperkenalkan adanya pengatur awal
Joseph D. Novak dan Gowin, D.B., (advance organizer) yang mengarahkan
(1985) menjelaskan bahwa dalam proses individu pada materi yang akan dipelajari.
pendidikan atau pembelajaran yang Adanya peta konsep diharapkan dapat
berkualitas diperlukan adanya strategi yang berfungsi sebagai pengatur awal dalam
ampuh (powerfull) untuk membantu siswa pendidikan untuk mempelajari materi
belajar dan membantu pendidik geografi.
mengorganisasikan bahan pelajaran Penggunaan peta konsep sebagai alat
(learning material). Salah satu alat instruksional menunjukkan adanya
12 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

GAMBAR PETA KONSEP GEOGRAFI


A. PETA KONSEP BIDANG STUDI GEOGRAFI (MAKRO)

GEOGRAFI
mempunyai

Objek Objek
Material formal
berupa meliputi

keruangan kelingkungan kewilayahan

Atmosfer Litosfer Hidrosfer Biosfer

berupa berupa berupa berupa

Cuaca Iklim Bentuk Batuan Air di Air di Fauna Flora Antroposfer


muka dan daratan lautan
bumi Tanah

karakteristiknya ditunjukkan dalam Sebagai pendekatan


Geografi regional
dengan bantuan
mempunyai
Kartografi Penginderaan Sistem Konsep
Jauh Informasi esensial
Geografis
berupa

Lokasi Jarak Pola Morfologi Aglomerasi

Keterjangkauan Nilai Interaksi Deferensi Keterkaitan


kegunaan interdefendensi areal keruangan

peningkatan pemahaman siswa terhadap perluasan penguasaan materi (diferensiasi


materi pelajaran yang dipelajarinya. progresif), dan kebulatan penguasaan suatu
Spaulding (1989) menemukan bahwa topik (penyesuaian integratif). Peta konsep
peranan peta konsep ternyata tidak berbeda dalam hal ini dapat berfungsi sebagai alat
dengan peranan definisi tertulis dalam evaluasi yang efektif. Keunikan peta konsep
meningkatkan hasil belajar. sebagai alat evaluasi adalah dapat langsung
Peta konsep dapat digunakan untuk ditemukannya miskonsepsi pada peta
menganalisis penguasaan siswa terhadap konsep siswa (Ross, et.al., 1991).
konsep yang dipelajari secara lebih rinci Secara lebih rinci manfaat peta
dari pada tes. Rincinya pemaparan konsep dalam hubungannya dengan
pemahaman konsep yaitu dalam hal pendidikan dan pembelajaran adalah: (a)
menunjukkan jumlah konsep yang dikuasai, mempermudah dalam mengorganisasikan
kedalaman penguasaaan materi (hierarki), pengetahuan (knowledge), (b) memotivasi
Heri Tjahjono, Peta Konsep 13

B. PETA KONSEP UNTUK TOPIK-TOPIK GEOGRAFI (MIKRO)


1. Peta Konsep Tentang Biosfer

Biosfer

mengkaji
Ruang kehidupan
makluk hidup
mencakup

Ruang kehidupan Ruang kehidupan Ruang kehidupan


Flora Fauna Manusia

mempunyai
mempunyai
Pola penyebaran
dipengaruhi oleh faktor
Letaknya dibedakan
iklim edafik topografi
Di daratan Di lautan
mencakup
mencakup

Pola lokal Pola Global Curah Tipe Suhu Ketinggian


hujan iklim udara tempat
contoh mencakup
Di Indonesia bagian barat

Di Indonesia bagian tengah

Di Indonesia bagian timur

Pola
penyebaran
flora dan
fauna di
dunia

siswa untuk mengeksplorasi tentang apa terlewatkan, (h) dapat menggambarkan


yang sudah diketahuinya, (c) sebagai rute secara akurat tentang konsep dan prinsip
belajar siswa, (d) sebagai acuan dalam kunci yang ada dalam kurikulum sehingga
membuat kerangka (out line) buku akan membantu guru dalam menyiapkan
pelajaran, (e) membantu proses belajar, perencanaan pengajaran beserta alat
karena pengetahuan yang sudah dimiliki evaluasinya (Heri, 2006)
dan yang baru diperoleh segera
diintegrasikan secara eksplisit, (f) JALINAN ANTAR KONSEP BIDANG
membantu pemahaman guru dan siswa STUDI GEOGRAFI
dalam melakukan pemahaman materi Hubungan antara dua nama atau
pelajaran secara utuh, (g) Untuk melakukan label sebagai konsep harus memberikan
assesment agar bagian-bagian penting tidak makna. Hubungan itu perlu diperjelas
14 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

2. Peta Konsep Tentang Antroposfer

Antroposfer
mengkaji
Ruang kehidupan manusia
menekankan pada
Fenomena untuk mengetahui
Kependudukan
mencakup

Kuantitas penduduk Kualitas penduduk

Permasalahan
Kependudukan
Jumlah penduduk Persebaran dan kepadatan
penduduk dilihat melalui
diketahui melalui
Data kependudukan
Sensus Registrasi Survei digunakan sebagai
penduduk penduduk penduduk sifatnya dasar untuk
mengambil
dilakukan secara dinamis
Kebijakan
dijelaskan
kependudukan
defacto dejure oleh
Teori Malthus
dapat dilihat dari
mencatat
Pendidikan Kesehatan Pendapatan
kelahiran kematian migrasi perceraian perkawinan
dapat digunakan mengukur
dapat dihitung dapat dihitung mencakup
Kemajuan Tingkat
Bangsa Kesejahteraan
Migrasi masuk
Angka kelahiran menurut

Migrasi keluar
Angka kematian menurut
Angka kelahiran umum
Angka kelahiran kasar

Angka kematian kasar

Angka kematian bayi

/emigran
/imigran
kelompok umur

kelompok umur

Laju
digunakan
pertumbuhan
menghitung
penduduk
dihitung dengan
untuk menghitung dua cara

Secara Secara
Migrasi Netto
geometris eksponensial

dapat mempengaruhi untuk menentukan

Pertumbuhan dihitung Persamaan Laju pertumbuhan


penduduk dengan seimbang penduduk Indonesia

dengan kata, seperti dipelajari, berupa dikehendaki.


keberadaannya atau dapat berbentuk, untuk Peta konsep bidang studi geografi
memberikan pemahaman yang tidak harus berdasarkan materi yang
menimbulkan penafsiran di luar jalur yang dikembangkan dalam kurikulum di sekolah,
Heri Tjahjono, Peta Konsep 15

Data kependudukan dapat dipetakan menjadi


dikelompokkan sebagai Peta Tematik
penduduk
Komposisi penduduk
contoh
dibedakan berdasarkan
Peta
kepadatan
Unsur Unsur Unsur Unsur penduduk
Biologis Sosial geografis ekonomis
contoh contoh contoh contoh digunakan untuk
mengambil
menurut tingkat pendidikan

menurut tingkat pendapatan


menurut jenis kelamin
Komposisi penduduk

Komposisi penduduk

Kebijakan
Komposisi penduduk

menurut tempat tinggal


Komposisi penduduk

Komposisi penduduk
Kependudukan
menurut umur

digambarkan dalam
Usia diagram
produktif
Piramida penduduk
untuk
bentuknya
Beban mencakup
ketergantungan
Penduduk / Piramida Piramida Piramida
dependency ratio ekspansif stasioner konstruktif

baik mulai dari sekolah menengah umum biosfer, atau antroposfer.


sampai sekolah dasar. Dalam 2) Kemudian tentukanlah subtopik dan
pengembangan peta konsep khususnya sub-sub topik sebagai bagian dari topik
bidang sudi geografi tidak terikat dari yang dipilih
materi yang ada di sekolah, tetapi dapat 3) Susunlah dalam suatu hirarki dari sub-
lebih jauh mencakup pengetahuan yang sub topik tersebut
lebih luas (umum), sehingga dapat 4) Buatlah hubungan dari subtopik dan
digunakan untuk lembaga-lembaga sub-sub topik yang merupakan konsep-
pengajaran. Seseorang yang telah dapat konsep dengan garis tegak atau
mengkaitkan konsep-konsep menunjukkan menyamping/mendatar.
orang tersebut telah faham benar dengan 5) Tentukanlah kata penghubung dari
konsep tersebut. karena peta konsep konsep-konsep yang terhubung dengan
menggambarkan bagaimana konsep-konsep proposisi.
saling terkait atau berhubungan, dan tidak Contoh tentang peta konsep geografi
mungkin seseorang dapat menghubungkan secara makro, peta konsep biosfer, dan
sesuatu (konsep) apabila orang tidak Antroposfer, yang merupakan bagian dari
mengerti benar akan konsep tersebut. materi ilmu geografi di sekolah.
Langkah-langkah dalam menyusun
/membuat peta konsep sebagai berikut. SIMPULAN DAN SARAN
1) Pilihlah topik atau tema dari konsep Simpulan
yang akan dibuat, contoh topik tentang Adanya perkembangan dunia
16 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 37, NO. 1, JUNI 2008

Persebaran
penduduk
mempunyai
dipengaruhi Faktor
Pola Persebaran
Persebaran
berupa mencakup
Pola Pola Pola Faktor Budaya Faktor Faktor
Memanjan Tersebar menggerombo dan teknologi fisiografis Biologi
mempengaruhi mempengaruhi
Kepadatan
penduduk
dibedakan menjadi

Kepadatan Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk


penduduk Ariitmatik agraris psikologis
dapat dipetakan sebagai

pembelajaran selalu diikuti oleh adanya dalam meningkatkan makna pembelajaran.


perkembangan kurikulum, strategi belajar, Oleh karena itu, disarankan bagi guru,
metode maupun konsep pembelajaran. siswa dan pihak yang berkepentingan untuk
Berdasarkan kajian yang telah disampaikan, memahami peta konsep sebaik mungkin,
dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Peta sehingga makna pembelajaran IPS geografi
konsep dapat memberikan arahan dalam secara menyeluruh, terpadu dapat dikuasai.
mempelajari geografi secara utuh baik fisik
maupun sosial dalam konteks keruangan, DAFTAR PUSTAKA
kewilayahan, dan kelingkungan yang Barr, R.D. et.al. 1978. The Nature Of the
membedakan dengan ilmu-ilmu lainnya, Social Studies. Palm Springs, CA:
serta dapat meningkatkan makna ETC Publications.
pembelajaran, (2) Selain itu peta konsep Barth, J.L dan Shermis, S.S. 1980. Social
dapat menjadi acuan untuk pengembangan Studies Goals: The Historikal
kurikulum geografi di sekolah khususnya Perspective, Journal of Research and
bagi guru yang disesuaikan dengan standart Development in Education.
kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD), Dunfee, M. dan Sagl, H. 1966. Social
sehingga tidak berada di luar jalur materi Studies Through Problem Solving.
geografi dengan menyesuaikan tingkat New York:Holt, Rinehart and
jenjang sekolahnya, (3) Peta konsep akan Winston.
mempermudah guru untuk memperoleh Bunnet, R, B. 1988. General Geography.
data geografi baik langsung maupun tidak Longan Singapore Publisher Pte Ltd.
langsung guna memperjelas bahan ajar di Bintarto. 2000. Filsafat Dan Perkembangan
kelas maupun di luar kelas, (4) Adanya peta Paradigma Geografi memasuki
konsep diharapkan dapat berfungsi sebagai Millenium ke III, Pidato Ilmiah
pengatur awal dalam pendidikan geografi Seminar, Fakultas Geografi
untuk mempelajari materi geografi secara Universitas Gadjah Mada,
terpadu dan lebih bermakna. Yogyakarta.
Bintarto dan Surastopo. l987. Metode
Saran Analisa Geografi, LP3S, Jakarta.
Demikian pentingnya peta konsep Novak, J.D. and Gowin, D.B. (1985).
Heri Tjahjono, Peta Konsep 17

Learning How to Learn, Cambrige: Tantangan Dan Harapan, Makalah,


Cambrige University Press. Seminar Dan Lokakarya Nasional
Ross, B. and Munby H.(1991). Concept Dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan
mapping and misconceptions; a study Ikatan Geografi Indonesia, 21-22
of high school students understanding November 2000, Universitas negeri
of acids and bases, International semarang.
Journal of Science Education. Tjahjono, Heri dan Muchtar. 2006. Peta
Suharyono. 2000. Geografi Dalam Konsep Geografi, Pusat Perbukuan
Pendidikan Dan Pengajaran; Realita, Nasional, Jakarta.

Você também pode gostar