Você está na página 1de 33

STATUS UJIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 22 AGUSTUS 2011 22 OKTOBER 2011

Hari / Tanggal Intervensi : Jumat, 30 September 2011

Masalah kesehatan : Hipertensi

Wilayah masalah : RT 06/ RW 14 Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan


Duren Sawit, Jakarta Timur

Hari / Tanggal Ujian :

Tempat Ujian : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Nama : Nicolas

NIM : 07-038

Tanda tangan :

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat. Banyak


orang yang menderita penyakit tersebut, tetapi tidak menyadarinya. Penyakit ini berjalan terus
seumur hidup dan sering tanpa adanya keluhan yang khas selama belum ada komplikasi pada
organ tubuh. Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan melainkan hanya
dapat dikontrol, maka diperlukan kedisiplinan. Dalam mengontrol hipertensi kita dapat
memanfaatkan pengobatan secara farmakologi dengan menggunakan obat-obatan sintesis di
puskesmas yang di berikan secara gratis. Sehingga pasien dituntut juga untuk rajin kontrol ke
puskesmas dan dilakukan pemeriksaan dan mengambil obat untuk hipertensinya.

Di Indonesia berdasarkan hasil survei INA-MONICA (Multinational Monitoring of


Trends and Determinants In Cardiovascular Disease) tahun 1988 angka hipertensi mencapai
14,9%, jumlah penderita hipertensi terus meningkat hingga 16,9% pada survei 5 tahun kemudian.
Gaya hidup modern telah membuat hipertensi menjadi masalah besar. Di Indonesia saja
prevalensi hipertensi cukup tinggi 7% sampai 22%. Bahkan berdasarkan hasil penelitian,
penderita akan berujung pada penyakit jantung 75%, stroke 15%, dan gagal ginjal 10%.

Penelitian juga menunjukkan prevalensi hipertensi juga meningkat dengan bertambahnya


usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8%-
28,6% penduduk yang berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Bila ditinjau
perbandingan antara perempuan dan laki-laki, ternyata perempuan lebih banyak menderita
hipertensi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan
11,6% untuk perempuan. Prevalensi di Sumatra Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan.
Sedangkan daerah perkotaan di Jakarta didapatkan 14,6% pria dan 13,7% perempuan. (Faktor
Resiko Terjadinya Hipertensi Yudini,2006).

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2005, hipertensi menempati urutan
ke-4 penyakit terbanyak setelah penyakit saluran pernapasan bagian atas, infeksi akut lain dan

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 2
penyakit-penyakit lain dengan jumlah penderita mencapai 16.054. Faktor yang berpengaruh
memacu terjadinya hipertensi diantaranya adalah faktor genetik, jenis kelamin, umur, obesitas
dan konsumsi garam dan alkohol. Tekanan darah yang meningkat dapat berpengaruh pada
pembuluh darah jantung. Bila berlangsung lama akan terjadi gagal jantung yang disusul dengan
sesak nafas. Akibat yang lebih parah lagi adalah terjadinya stroke karena aliran darah tidak
lancar, maka suplai oksigen yang dibawa oleh sel-sel darah merah menjadi terlambat. Sehingga
otak kekurangan oksigen dan mengakibatkan kelumpuhan pada bagian tubuh yang kerjanya
dipengaruhi oleh bagian otak yang mengalami vasokontriksi. (Pertamawati Kartakusumah dan
Sriningsih. Harian Suara Merdeka, Edisi Senin 22 Oktober 2001). Faktor lain yang berpengaruh
terhadap hipertensi yaitu perilaku dari pasien tersebut yaitu pengetahuan pasien terhadap
penyakitnya, sikap pasien yang mencakup pola makan, kepatuhan minum obat, dan prakteknya.
Selain itu yang terpenting juga jenis obat yang dikomsumsi oleh penderita hipertensi, apakah
berpengaruh terhadap pengobatannya dan efeks samping dari obat tersebut.

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah diukur dengan sfigmomanometer yang telah
dikalibrasi dengan tepat (80% dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat
nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama 5 menit sampai 30
menit setelah merokok atau minum kopi. Hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah
melampaui tekanan darah normal. Berdasarkan The Joint National Committee on Prevention,
detection, evaluation and treatment of high blood pressure (JNC) VII tahun 2003, tekanan darah
disebut normal apabila tekanan sistolik < 120 mmHg dan tekanan diastolik < 80 mmHg.
Berdasarkan hasil dari beberapa randomized clinical drug trials, hipertensi telah didefenisikan
dan diklasifikasikan berdasarkan tingkatan tekanan darah. Klasifikasi ini telah ditetapkan oleh
The Seventh Report of The Joint National.

Klasifikasi JNC 7 sebagai klasifikasi hipertensi yang digunakan di Indonesia

Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)


Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 3
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 160 Atau 100
Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena penderita umumnya meninggal
dengan komplikasi akibat hipertensi dan tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum
memeriksakan tekanan darahnya.
Berdasarkan penyebabnya, hipetensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi essensial/primer
dan hipertensi sekunder. Hipertensi essensial/primer adalah jenis hipertensi yang penyebabnya
masih belum dapat diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini.
Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak lagi ditujukan bagi penderita hipertensi
essensial. Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara
lain kelainan pada pemakaian obat-obatan seperti pil KB, kortikosteroid, simpatomimetik amin
(efedrin, fenilefrin, fenilpropanolamin, amfetamin), siklosporin, dan eritropoetin. Sampai saat ini
penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan
oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal,
gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling
umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif
hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan
yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis
kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi.

Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu
dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat
hipertensi dalam keluarga.
Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien yang berumur
di atas 60 tahun, 50 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 4
140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang
bertambah usianya. Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh
karena interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga
akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh
karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan
berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena
kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade
ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai dekade kelima dan keenam
kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan umur akan menyebabkan
beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan
aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut
sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana
aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.
Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung
dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar
High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen
dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada
premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang
selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami,
yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.
Suku
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang kulit
hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopressin
lebih besar.
Obesitas
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan
kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998),

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 5
prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30
(obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi
18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal
menurut standar internasional).(9) Berdasarkan pembagian IMT dan BBI maka ika
didapatkan IMT 13,7-22,5 tergolong normal, IMT 22,6-27,5 tergolong preobese, IMT
27,6-33,1 tergolong obese. Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan
hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi
insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan
perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin
plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan
peningkatan tekanan darah secara terus menerus.
Pola asupan garam dalam diet
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola
konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6
gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium
di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler
ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga
berdampak kepada timbulnya hipertensi, karena itu disarankan untuk mengurangi
konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida
(garam dapur), penyedap masakan monosodium glutamate (MSG), dan sodium karbonat.
Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram
per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena
budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan
MSG.
Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan
dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal
yang mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S
Bowman dari Brigmans and Womens Hospital,Massachussetts terhadap 28.236 subyek
yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 6
perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang
merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8
tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada
kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari.

Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam millimeter
merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan
tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh
setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah
berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi. Dengan makin meningkatnya
harapan hidup penduduk Indonesia, maka dapat diperkirakan bahwa insidensi penyakit
degeneratif akan meningkat pula. Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat
morbiditas dan mortalitas tinggi adalah hipertensi. Hipertensi pada usia lanjut menjadi lebih
penting lagi mengingat bahwa patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak
seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda. Pada usia lanjut aspek diagnosis
selain ke arah hipertensi dan komplikasi, pengenalan berbagai penyakit yang juga diderita oleh
orang tersebut perlu mendapatkan perhatian oleh karena berhubungan erat dengan
penatalaksanaan secara keseluruhan.
Menurut Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, Dr. PH, hipertensi merupakan penyakit
yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini.
Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi. Menurut hasil Riskesdas
Tahun 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini
tentunya sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat.
Menkes menambahkan, hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat
dan mengendalikan faktor risiko. Caranya, pertahankan berat badan dalam kondisi normal. Atur
pola makan, dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah lemak serta perbanyak
konsumsi sayur dan buah. Lakukan olahraga dengan teratur. Atasi stres dan emosi, hentikan
kebiasaan merokok, hindari minuman beralkohol, dan periksa tekanan darah secara berkala.
Dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi berbagai upaya telah dilakukan, yaitu
penyusunan berbagai kebijakan berupa pedoman dalam pengendalian hipertensi. Pencegahan
dan penanggulangan hipertensi sesuai dengan kemajuan teknologi dan kondisi daerah (local area
specific). Memperkuat logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor risiko penyakit jantung

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 7
dan pembuluh darah termasuk hipertensi. Meningkatkan surveilans epidemiologi dan sistem
informasi pengendalian hipertensi. Mengembangkan SDM dan sistem pembiayaan serta
memperkuat jejaring serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan.
Seperti semua penyakit degeneratif pada usia lanjut, hipertensi biasanya tidak memberi
gejala apapun atau gejala yang timbul samar-samar (insidious) atau tersembunyi (occult).
Seringkali yang terlihat adalah gejala akibat penyakit, komplikasi, atau penyakit yang menyertai.
Diagnosis seringkali juga didapatkan pada waktu mengadakan asesmen geriatri atau general
check-up. Yang penting apabila adanya hipertensi sudah terdeteksi dengan tata cara pemeriksaan
yang baik dan benar, pemeriksaan menyeluruh pada penderita dapat dikerjakan. Berbagai
pemeriksaan penunjang dan laboratorium yang penting misalnya fungsi ginjal dan saluran kemih
(diantaranya ada tidaknya pembesaran prostat), jantung, fungsi hati, paru, kadar elektrolit darah,
di samping pemeriksaan laboratorium rutin.

Diagnosis
Seperti lazimnya penyakit lain, hipertensi essensial di tegakkan berdasarkan anamnesis
(konsultasi dokter), pemeriksaan jasmani, pemeriksan lab, maupun penunjang. Peningkatan
tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya tanda klinis terjadinya hipertensi essensial
sehingga di perlukan pengukuran tekanan darah secara akurat. Faktor- faktor yang dapat
memperngaruhi tekanan darah adalah faktor pasien, alat dan tempat pengukuran. Agar akuran
sebaiknya di lakukan pengukuran setelah pasien beristirahat dengan cukup, minimal setelah 5
menit berbaring. Pengukuran dapat di lakukan dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri
sebanyak 3-4 kali. Gudeline terkini untuk terapi hipertensi menekankan pada kontrol tekanan
darah optimal. Tekanan darah direkomendasikan dibawah 140/90 mmHg untuk pasien lanjut
usia, dan kurang dari 130/85 mmHg untuk penderita yang lebih muda atau usia pertengahan dan
pasien diabetes yang dalam masa pengobatan.
Komplikasi
Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita
hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal
karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal
ginjal, target kerusakan akibat hipertensi antara lain:

Otak: menyebabkan stroke


Mata: menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 8
Jantung: menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk infark kantung), gagal
jantung

Ginjal: menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal

Pengobatan

Pengobatan hipertensi beralaskan beberapa prinsip :

Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan kausal


Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan
memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi
Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat antihipertensi
selain dengan perubahan gay hidup
Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan kemungkinan
besar untuk seumur hidup.

Obat antihipertensi kerja panjang yang mempunyai efek penurunan tekanan darah selama
24 jam lebih disukai daripada obat jangka pendek disebabkan oleh beberapa faktor:

Kepatuhan lebih baik dengan dosis sekali sehari


Harga obat terjangkau
Pengendalian tekanan darah perlahan lahan dan persisten
Mendapatkan perlindungan terhadap faktor resiko seperti kematian mendadak serangan
jantung dan stroke yang disebabkan oleh peninggian tekanan darah pada saat bangun
setelah tidur malam hari

Menurut Hendrick L Blum, terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Lingkungan

Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara
stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Peningkatan aktivitas saraf
simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress
berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Angka kejadian di

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 9
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

2. Perilaku

Joint National Commite On Detection, Evaluation anda Treatment of High Blood Pressure
menurut Bustan (2000), antara lain : a. Menurunkan BB (berat badan). Menurunkan berat badan
bila status gizi berlebih. Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap
tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevalensi dan
kontol hipertensi. b. Pembatasan konsumsi garam dapur. Mengurangi asupan natrium. Apabila
diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti hipertensi oleh dokter. c.
Kurangi alkohol Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol. Kafein dapat memacu jantung
bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada detiknya. Sementara
konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi. d.
Menghentikan rokok. Merokok menyebabkan peninggian tekanan da rah. Peokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri
renal yang mengalami ateriosklerosis. e. Olahraga teratur. Meningkatkan aktivitas fisik. Orang
yang beraktivitas rendah berisiko terkena hipertenssi 30-50 % daripada yang aktif. Oleh karena
itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit sebanyak > 3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari
hipertensi. f. Diet rendah lemak jenuh. g. Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan
buah). h. Setelah umur 30 tahun, periksa tekanan darah setiap tahun. i. j. Jangan merokok/
minum alkohol. Kurangi berat badan bila berlebihan. k. Lakukan latihan aerobik. l. Pelajari cara-
cara mengendalikan stress. (Ricky, 2008).

3. Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat
pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases). Padahal
hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, otak, syaraf, kerusakan hati dan ginjal
sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

4. Herediter

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 10
Faktor bawaan dari orang tua penting dalam menentukan apakah akan menderita tekanan darah
tinggi atau tidak. Kemungkinan menderita tekanan darah tinggi kurang lebih 1:3 jika salah saru
orang tua menderita tekanan darah tinggi atau pernah mendapat stroke sebelum usia 70 tahun.
Resiko ini meningkat menjadi 3:5 jika kedua orang tua menglaminya. Riwayat keluarga yang
menunjukan adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor resiko yang paling kuat bagi
seseorang untuk mengidap hipertensi di masa yang akan datang. Tekanan darah kerabat tingkat
pertama (orang tua saudara kandung) yang dikoreksi terhadap umur dan jenis kelamin tampak
pada semua tingkat tekanan darah.(Susalit et al. 2003). Peran faktor genetik terhadap hipertensi
primer dibuktikan dengan berbagai faktor yang dijumpai. Adanya bukti bahwa kejadian
hipertensi lebih banyak dijumpai pada pasien kembar monozigot dari pada heterozigot . jika
salah satu diantaranya menderita hipertensi. Menyokong pendapat bahwa genetik mempunyai
pengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Keluarga yang mempunyai riwayat hipertensi,
mempunyai kecenderungan yang besar bagi keturunanya menderita hipertensi. Sebanyak 60%
penderita hipertensi didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarganya. (Tjokronegoro, 2001). .
Pada 70-80 % kasus hipertensi primer didapat riwaya hipertensi pada kedua orang tua dugaan
terhadap hipertensi primer makin kuat. (Tjokronegoro, 2001).

B. Data Demografi

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 11
A. GEOGRAFI

1. Luas Wilayah

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 12
Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa terletak di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa,
Kecamatan Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur. Yang berlokasi di Jl. H. Dogon Timur
No. 1 RT. 016 / RW. 002.
Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa mencakup seluruh wilayah
Kelurahan Pondok Kelapa dengan luas wilayah 572.15 Ha , yang terdiri dari 14 RW dan 165
RT.

2. Batas Wilayah

Batas-batas wilayah Kelurahan Pondok Kelapa adalah sebagai berikut :

Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi
Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah Kelurahan Jatibening, Kecamatan Bekasi


Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat.

Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren
Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur.

Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kelurahan Malaka Sari dan Kelurahan
Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur .

B. DEMOGRAFI

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa selama Tahun 2010 adalah 471.134 jiwa,
terdiri dari : 238.170 KK ; 308.590 penduduk Laki-laki ; 162.544 penduduk perempuan ,
dengan perincian sebagai berikut :

JUMLAH JUMLAH PENDUDUK TETAP WNI


NO RW
RT KK LK PR JUMLAH
1 001 11 19.754 28.865 17.168 46.033
2 002 21 28.084 42.765 22.586 65.351
3 003 13 18.258 39.046 20.829 59.875
4 004 12 15.742 34.325 18.533 52.858
5 005 11 17.544 30.121 15.772 45.893
6 006 12 19.975 26.995 16.356 43.351
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 13
7 007 16 27.914 24.421 10.749 35.170
8 008 12 19.312 19.252 9.420 28.672
9 009 13 18.955 15.802 6.716 22.518
10 010 9 11.866 13.602 6.560 20.162
11 011 12 15.776 10.702 5.787 16.489
12 012 9 13.022 9.460 4.989 14.449
13 013 8 8.075 6.056 3.103 9.159
14 014 6 3.893 7.178 3.976 11.154
238.170 308.590 162.544 471.134

2. Struktur Penduduk

Struktur penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa selama Tahun 2010, sebagian besar
adalah penduduk usia muda dengan komposisi sebagai berikut :

KELOMPO
WNI WNA JUMLAH
K
NO
JUMLA JUMLA
UMUR LK PR LK PR TOTAL
H H
1 0 - 4 21.991 26.078 48.069 - - - 48.069
2 5 - 9 35.577 26.188 61.765 - - - 61.765
3 10 - 14 23.731 14.505 38.236 - - - 38.236
4 15 - 19 17.334 18.102 35.436 - - - 35.436
5 20 - 24 16.815 15.505 32.320 - - - 32.320
6 25 - 29 19.039 15.623 34.662 - - - 34.662
7 30 - 34 13.021 10.066 23.087 - - - 23.087
8 35 - 39 10.143 8.917 19.060 - - - 19.060
9 40 - 44 10.164 6.455 16.619 - - - 16.619
10 45 - 49 7.343 5.658 13.001 - - - 13.001
11 50 - 54 5.407 6.960 12.367 - - - 12.367
12 55 - 59 4.424 4.216 8.640 - - - 8.640
13 60 - 64 2.669 2.325 4.994 - - - 4.994
14 65 - 69 2.268 2.220 4.488 - 6 6 4.494
15 70 - 74 721 652 1.373 - - - 1.373
16 > 75 644 651 1.295 - - - 1.295
191.291 164.121 355.412 - 6 6 355.418

3. Struktur Penduduk Berdasarkan Program

Struktur penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa selama tahun 2010, berdasarkan
program, dikelompokkan menjadi Balita, Ibu Hamil, Lansia, sebagai berikut :

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 14
USIA JUMLAH
Balita 0 - 60 Bln 2829
Ibu Hamil 941
Lansia 45 - 59 Th 3139
60 - 69 Th 952
70 Th 62
7923

4. Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa selama tahun 2010, baik yang Lahir,
Datang, Mati maupun Pindah / LAMPID ( Lahir, Mati, Pindah, Datang ) dapat dilihat dalam
table berikut :

LAHIR DATANG MATI PINDAH


NO RW
LK PR LK PR LK PR LK PR
1 001 29 29 32 33 15 3 29 35
2 002 24 27 24 25 13 12 30 31
3 003 24 23 27 27 19 15 111 32
4 004 16 23 19 22 9 16 26 27
5 005 18 23 28 29 15 7 27 32
6 006 20 18 26 32 11 9 20 22
7 007 20 26 22 27 10 10 21 27
8 008 24 18 28 25 16 8 29 29
9 009 25 23 25 21 10 5 22 26
10 010 19 18 21 22 9 10 29 22
11 011 22 24 22 25 13 5 78 22
12 012 22 22 23 46 9 7 23 24
13 013 37 28 32 15 7 2 30 24
14 014 19 20 21 18 11 9 20 22
JUMLAH 319 322 350 367 167 118 495 375

Dapat digambarkan dengan angka :


- jumlah penduduk yang Lahir : 641 orang ,
- jumlah penduduk yang Meninggal : 285 orang ,
- jumlah penduduk yang Datang : 717 orang ,
- jumlah penduduk yang Pindah : 870 orang.
5. Potensi Penduduk

Berdasarkan Mata Pencaharian


MATA PERSENTASE
JUMLAH
PENCAHARIAN (%)

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 15
Petani - -
Karyawan Swasta / TNI /
19,203 38.5
PNS
Pedagang 7,078 14.2
Nelayan - -
Buruh Tani - -
Pertukangan 923 1.9
Pengangguran 347 0.7
Fakir Miskin 134 0.3
Pensiunan 4,173 8.4
Lain-lain 17,995 36.1
49,853 100.0

Berdasarkan Agama
PERSENTASE
AGAMA JUMLAH
(%)
Islam 46,196 93.7
Kristen Protestan 1,526 3.1
Katolik 1,052 2.1
Hindu 400 0.8
Budha 112 0.2
49,286 100.0

POLA PENYAKIT

Pola Penyakit terpilih di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa ( berasal dari Pasien yang
berkunjung ke Puskesmas Kelurahan Pondok kelapa ), yaitu 20 penyakit terbanyak
sebagai berikut :

KODE
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
PENYAKIT

1 1302 Infeksi Akut Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 2,373

2 1301 Tonsilitis 1,603

3 21 Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 1,502

4 2002 Penyakit Kulit Alergi 1,306

5 1303 Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 1,205

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 16
6 1504 Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga lainnya 1,197

7 2001 Penyakit Kulit Infeksi 1,159

8 1503 Ginggivitis dan Penyakit Periodontal 1,107

9 1502 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 800

10 0104 Infeksi Penyakit Usus yang lain 640

11 12 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 436

12 0102 Diare (termasuk tersangka Kolera) 269

Penyakit Rongga Mulut, Kelenjar Ludah, Rahang dan


13 1505 243
lainnya

14 1005 Penyakit Mata lain-lain 166

15 1501 Karies Gigi 110

16 11 Penyakit pada Telinga dan Mastoid 94

17 0105 Tifoid 92

18 0406 Cacar Air 73

19 0103 Disentri 56

20 16 Penyakit pada Saluran Kencing 57

Dari 20 Penyakit terbanyak di Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa, ISPA ( 1302 )


merupakan penyakit yang terbanyak. Setelah itu Penyakit Tonsilitis / Radang Amandel
( 1301 ), kemudian Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat ( 21 ), yang
merupakan penyakit terbanyak pada USILA.

D. FASILITAS UMUM TERKAIT

1. Tempat Peribadatan
TEMPAT
JUMLAH
PERIBADATAN
Masjid 30
Mushollah / Langgar 36
Gereja 3
Kuil / Wihara / Pure -

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 17
69

2. Tempat Pendidikan

TEMPAT WARUNG SCREENING


JUMLAH UKS PMR
PENDIDIKAN SEHAT KESEHATAN
TK 21 21 - 21 21
SD Negeri 12 12 - 12 12
SD Swasta - - - - -
Madrasah
- - - - -
Ibtidaiyah
SLTP Negeri 4 4 4 4 4
SLTP Swasta - - - - -
Madrasah
- - - - -
Tsanawiyah
SLTA Negeri 1 1 1 1 1
SLTA Swasta 4 4 4 4 4
Aliyah Negeri - - - - -
Aliyah Swasta - - - - -
SLB - - - - -
Perguruan Tinggi 2 2 - 2 2
44 44 9 44 44

3. Tempat-Tempat Umum

Sarana Olah Raga


Tenis Bulu
Sepak Bola Bola Volley Bola Tenis Bola Basket
Meja Tangkis
2 15 6 6 20 2
Rumah Makan Restoran Jasa Boga Catering Warung Makan Padang
16 15 35
Pasar Tradisional /
Hotel / Bioskop Salon Kecantikan
Swalayan
19 0 52
E. FASILITAS KESEHATAN

1. Peran Serta Masyarakat

JENIS JUMLAH
Kader Jumantik 165
Kader Posyandu 144
Kader Aktif 131
Kader KKR 80

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 18
Dokter Kecil 450
Jumlah Posyandu 18
Jumlah RW Posyandu 12
Jumlah Posyandu Purnama 15
Jumlah Posyandu Mandiri 3
Jumlah RW Posyandu 12
RW Siaga 7
RW TOGA 3
Kelompok USILA 3

2. Sarana Kesehatan

JENIS JUMLAH
Rumah Sakit -
Puskesmas 1
Dokter Praktek 23
Bidan Praktek 14
Dukun Beranak 3
Sinshe -
Mantri 1
Pos Kesehatan -
Posyandu 18
UPGK -
Klinik Kesehatan 2
BKIA 2
Rumah Bersalin 1
Apotek 5

BAB II

DIAGNOSIS MASALAH
Masalah Kesehatan : Hipertensi.

Wilayah Masalah : RT 06/RW 14 Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit.

Sasaran : Warga RT 06/ RW 14 umur 30 tahun keatas pada Kelurahan


Pondok Kelapa.

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 19
Jumlah sasaran : 50 orang.

Jumlah sample : 20 orang.

HASIL WAWANCARA

Tabel 1. Pengetahuan secara umum

No. Pengetahuan Sebelum Intervensi

N %

1. Arti Hipertensi 11 55

2. Penyebab Hipertensi 19 95

3. Tekanan darah ideal 10 50

4. Tekanan darah pada hipertensi 8 40

5. Gejala Hipertensi 11 55

6. Pemeriksaan untuk mengetahui Hipertensi 19 95

7. Komplikasi Hipertensi 14 70

8. Organ yang terkait pada Hipertensi 7 35

9. Pencegahan Hipertensi 10 50

10. Pengobatan Hipertensi 16 80

Rata - rata 6,25 625

Keterangan :

1. 11 dari 20 responden (55%) mengetahui yang dimaksud dengan hipertensi adalah


tekanan darah tinggi.
2. 19 dari 20 responden (95%) mengetahui penyebab hipertensi yaitu merokok,
kegemukan, keturunan, konsumsi makanan asin.

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 20
3. 10 dari 20 responden (50%) mengetahui nilai tekanan darah normal yaitu 120/80
mmHg.
4. 8 dari 20 responden (40%) mengetahui nilai tekanan darah pada hipertensi yaitu >
130/90 mmHg.
5. 11 dari 20 responden (55%) mengetahui gejala hipertensi yaitu tengkuk leher tegang
dan pusing.
6. 19 dari 20 responden (95%) mengetahui pemeriksaan untuk mengukur tekanan darah
yaitu pemeriksaan tensi.
7. 14 dari 20 responden (70%) mengetahui bahaya yang ditimbulkan akibat hipertensi
yaitu penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal.
8. 7 dari 20 responden (35%) mengetahui organ yang tidak terkena dampak dari
hipertensi adalah kulit.
9. 10 dari 20 responden (50%) mengetahui cara mencegah hipertensi yaitu menjaga pola
hidup sehat dengan mengatur pola makan, berolahraga dan kontrol tekanan darah
teratur.
10. 16 dari 20 responden (80%) mengetahui obat hipertensi yaitu captopril.

Tabel 2. Hasil Pre Test


Pre test
No.
Nilai
1. 90
2. 70
3. 90
4. 60
5. 40
6. 60
7. 50
8. 40
9. 70
10. 80
11. 50
12. 40
13. 60

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 21
14. 70
15. 40
16. 80
17. 60
18. 50
19. 90
20. 60
Rata-Rata 62,5

Tabel 3. Jumlah Responden Dilihat Dari Jawaban Yang Benar


No Jumlah Jawaban yang Benar/ N %
Jumlah Soal

1 10/10 0 0%

2 9/10 3 15 %

3 8/10 2 10 %

4 7/10 3 15 %

5 6/10 5 25 %

6 5/10 3 15 %

7 4/10 4 20 %

8 3/10 0 0%

9 2/10 0 0%

10 1/10 0 0

Total 20 100 %

Keterangan :
Tingkat pengetahuan dilihat dari nilai rata rata responden
Nilai rata rata = Jumlah nilai responden
Jumlah responden
=0(100)+3(90)+2(80)+3(70)+5(60)+3(50)+4(40)+0(30)+0(20)+0(10)
20
=0 + 270 + 160 + 210 + 300 + 150 + 160 + 0 + 0 + 0

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 22
20
=1250 / 20 = 62,5

Tabel 4. Kriteria Penilaian


No. Nilai Kategori
1. < 65 Kurang
2. 65 75 Sedang
3. > 75 Baik

Keterangan :Pengetahuan Warga RT 06/RW 14 Kelurahan Pondok Kelapa Kecamatan


Duren Sawit masih kurang.
BAB III

PERENCANAAN PERUMUSAN MASALAH

1. Rencana Intervensi : penyuluhan tentang hipertensi.


2. Tujuan Umum : meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14,
Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur terhadap
penyakit Hipertensi.
3. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14, Kelurahan Pondok Kelapa,
Jakarta Timur tentang pengertian dari hipertensi.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14, Kelurahan Pondok Kelapa,
Jakarta Timur tentang tekanan darah ideal dari hipertensi.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14, Kelurahan Pondok Kelapa,
Jakarta Timur tentang tekanan darah pada hipertensi.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14, Kelurahan Pondok Kelapa,
Jakarta Timur tentang gejala pada hipertensi.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14, Kelurahan Pondok Kelapa,
Jakarta Timur tentang organ yang terkait dari hipertensi.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14, Kelurahan Pondok Kelapa,
Jakarta Timur tentang pencegahan pada hipertensi.
4. Sasaran : Warga RT 08/ RW 04 pada Kelurahan Cibubur

5. Jumlah Sasaran : 50 orang.

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 23
6. Target Peserta : 20 orang.
7. Rencana Kegiatan
-. Hari / Tanggal : Jumat, 18 November 2011.
-. Waktu : 09.00 WIB.
-. Tempat : Puskesmas Kelurahan Cibubur
8. SDM
-. Dokter muda : 1 orang.
-. Petugas Kesehatan : 1 orang.
-. Biaya Operasional :
Fotocopi Rp. 150,- X 30 = Rp. 4.500,-
Flipchart = Rp. 100.000,-
Konsumsi Rp. 3000,- X 30 = Rp. 90.000,-
Transport = Rp. 10.000,-
TOTAL = Rp. 204.500,-
-. Materi : menggunakan flipchart.
9. Evaluasi : membandingkan nilai pre test dan post test.

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 24
BAB IV

PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH

1. Pelaksanaan Intervensi
-. Hari / Tanggal : Jumat, 18 November 2011
-. Waktu : 09.00 10.00 WIB
-. Tempat : Puskesmas Kelurahan Cibubur
2. Peserta yang hadir : 20 orang (Pria 3 orang, perempuan 17 orang)
3. Materi
-. Pengertian
-. Kategori
-. Faktor resiko
-. Gejala
-. Komplikasi
-. Penanganan
SDM
-. Dokter muda : 1 orang
-. Petugas Kesehatan : 1 orang
-. Biaya Operasional :
Fotocopi Rp. 150,- X 30 = Rp. 4.500,-
Flipchart = Rp. 100.000,-
Konsumsi Rp. 3000,- X 30 = Rp. 90.000,-
Transport = Rp. 5.000,-
TOTAL = Rp. 204.500,-

BAB V
EVALUASI

A. INPUT
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda Ni Made Gitaria Sylvana R,
S.Ked ) sebagai narasumber dengan dibantu 1 orang petugas kesehatan sebagai
pengawas.
Telah ditentukan diagnosis masalah kesehatan melalui kuesioner yaitu gastritis
Penyuluhan diberikan dengan menggunakan sarana berupa flipchart.
B. PROSES

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 25
i. Kegiatan penyuluhan yang dijalankan sudah sesuai dengan perencanaan dan
berlangsung sekitar 30 menit. Penyuluhan diberikan oleh 1 orang dokter muda, Ni
Made Gitaris Sylvana R, S.Ked dan diawasi oleh seorang petugas kesehatan
dilakukan di Puskesmas Kelurahan Cibubur. Jumlah peserta kurang dari target
yang direncanakan. Setiap peserta penyuluhan diberikan konsumsi yang
dibagikan setelah post test dilaksanakan.
ii. Masalah yang terjadi adalah ruangan sempit.
iii. Pemecahan masalah : peserta ada yang mendengarkan dengan berdiri. Dokter
muda dan petugas kesehatan meminta peserta untuk lebih tenang sehingga
penyuluhan dapat berlangsung dengan baik.

C. OUTPUT

Tabel 5. Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test

Pre test Post test


No.
Nilai Nilai
1. 90 100
2. 70 80
3. 90 80
4. 60 100
5. 40 80
6. 60 100
7. 50 80
8. 40 90
9. 70 60
10. 80 80
11. 50 90
12. 40 80
13. 60 100
14. 70 80
15. 40 80
16. 80 90
17. 60 70
18. 50 70
19. 90 60
20. 60 80
21. 100
22. 90
23. 70
24. 80

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 26
25. 90
Rata-rata 1250/20 = 62,5 2080/25 = 83,2

Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai Gastritis hasil pretest rata - rata dari 20
responden adalah 62,5. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata dari 25
responden adalah 83,2. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar
20,7. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai Gastritis yang diberikan telah berhasil
menambah pengetahuan responden. Jadi selisih nilai pretest dan post test warga RT 08/RW 04
Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur adalah :

{(Post testPretest ) / pretest } x 100% = {(83,262,5)/62,5}x100%


= 33,12 %

Tabel 6. Peningkatan Pengetahuan Dilihat Dari Jawaban Tiap Soal


Pretest Posttest Kenaikan
No. Pertanyaan
N % N % N %
1. Apakah yang dimaksud 11 55% 23 92% 12 37%
dengan gastritis
2. Gastritis sering juga 19 95% 25 100% 6 5%
disebut
3. Organ yang terkait dengan 10 50% 18 72% 8 22%
gastritis yaitu
4. Yang dikatakan Hipertensi 8 40% 15 60% 7 20%
adalah tekanan darah
5. Yang merupakan gejala 11 55% 23 92% 12 37%
hipertensi
6. Pemeriksaan yang 19 95% 24 96% 5 1%
digunakan untuk
mengetahui tekanan darah
7. Apa bahaya yang dapat 14 70% 18 72% 4 2%
ditimbulkan akibat
penyakit hipertensi
8. Organ apa saja yang tidak 7 35% 24 96% 17 61%
terkena dampak dari

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 27
Hipertensi
9. Bagaimana cara mencegah 10 50% 19 76% 9 26%
untuk terkena penyakit
hipertensi
10. Obat yang merupakan 16 80% 20 80% 4 0%
obat hipertensi adalah
TOTAL 125/20 208/25

6,25 8,32 2,07

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14, Kelurahan Pondok
Kelapa, Jakarta Timur mengenai hipertensi masuk dalam kategori kurang (62,5%).

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 28
sedangkan setelah dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat meningkat menjadi
kategori baik (83,2%). Hal ini menandakan penyuluhan mengenai Hipertensi yang
diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.

Saran
Kepada Masyarakat RT 06/ RW 14, Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur :
Supaya dapat menyebarkan informasi yang telah didapat kepada warga lain
ataupun kepada anggota keluarga yang beresiko terkena Hipertensi.
Agar masyarakat mengikuti pola hidup yang sehat dan pengaturan pola
makan yang tepat sesuai dengan penyuluhan yang sudah disampaikan.
Kepada Petugas Kesehatan :
Supaya lebih memahami tentang Hipertensi dan pentingnya pengaturan pola
makan yang tepat sehingga bisa selalu mengingatkan masyarakat mengenai
hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah dan menangani
penyakit Hipertensi.
Melakukan penyuluhan dan sosialisasi secara teratur mengenai Hipertensi
dalam setiap kesempatan, misalnya saat Posyandu ibu ataupun lansia,
sehingga masyarakat semakin memahami tentang Hipertensi dan agar para
petugas dapat selalu mengingatkan tentang pentingnya keteraturan
memeriksakan tekanan darah, minum obat, berolahraga, dan mengatur pola
makan.

BAB VII
LAMPIRAN

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 29
No. Kuisioner :

KUISIONER

HIPERTENSI

INDENTITAS

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 30
NAMA :

USIA :

JENIS KELAMIN :P/L

ALAMAT :

PENDIDIDIKAN :

PEKERJAAN :

1. Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan hipertensi?

A. Gula darah tinggi

B. Kolesterol dalam darah tinggi

C. Tekanan darah rendah

D. Tekanan darah tinggi

2. Menurut Anda, apa saja penyebab hipertensi?

A. Olahraga yang berlebihan, kekurangan gizi

B. Kurangnya istirahat

C. Hubungan seksual yang berganti ganti pasangan

D. Merokok, kegemukan, keturunan, konsumsi makanan asin

3. Menurut Anda, berapa nilai ukuran tekanan darah yang normal?

A. 140 / 90 mmHg

B. 70 / 50 mmHg

C. 160 / 110 mmHg

D. 120 / 80 mmHg

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 31
4. Menurut Anda, Yang dikatakan Hipertensi adalah tekanan darah yang?

A. >130/90 mmHg

B. <120/80 mmHg

C. >110/70 mmHg

D. <130/70 mmHg

5. Menurut Anda, yang merupakan gejala hipertensi adalah

A. Mudah lelah

B. Batuk

C. Tengkuk leher tegang dan pusing

D. Muntah muntah

6. Menurut Anda, pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui tekanan darah?

A. Periksa darah lengkap

B. Periksa tensi

C. Periksa kencing

D. Periksa hati

7. Menurut Anda, apa bahaya yang dapat ditimbulkan akibat penyakit hipertensi?

A. Kanker, diare dan sakit sendi

B. Penyakit jantung, penyakit stroke dan penyakit ginjal

C. Gatal gatal, pingsan dan hilang ingatan

D. Susah buang air besar, pengeroposan tulang

8. Menurut Anda, organ apa saja yang tidak terkena dampak dari Hipertensi?
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 32
A. Mata

B. Ginjal

C. Jantung

D. Kulit

9. Menurut Anda, bagaimana cara mencegah untuk terkena penyakit hipertensi?

A. Minum obat secara teratur

B. Banyak makan sayur dan buah

C. Alkohol, rokok, garam, kopi, makanan berlemak.

D. Menjaga pola hidup sehat dengan mengatur pola makan, berolahraga, kontrol tekanan
darah teratur

10. Menurut Anda, obat yang merupakan obat hipertensi adalah

A. OBH

B. CTM

C. Captopril

D. Parasetamol

STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 33

Você também pode gostar