Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nama : Nicolas
NIM : 07-038
Tanda tangan :
PENDAHULUAN
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2005, hipertensi menempati urutan
ke-4 penyakit terbanyak setelah penyakit saluran pernapasan bagian atas, infeksi akut lain dan
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah diukur dengan sfigmomanometer yang telah
dikalibrasi dengan tepat (80% dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat
nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama 5 menit sampai 30
menit setelah merokok atau minum kopi. Hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah
melampaui tekanan darah normal. Berdasarkan The Joint National Committee on Prevention,
detection, evaluation and treatment of high blood pressure (JNC) VII tahun 2003, tekanan darah
disebut normal apabila tekanan sistolik < 120 mmHg dan tekanan diastolik < 80 mmHg.
Berdasarkan hasil dari beberapa randomized clinical drug trials, hipertensi telah didefenisikan
dan diklasifikasikan berdasarkan tingkatan tekanan darah. Klasifikasi ini telah ditetapkan oleh
The Seventh Report of The Joint National.
Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu
dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat
hipertensi dalam keluarga.
Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien yang berumur
di atas 60 tahun, 50 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam millimeter
merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan
tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh
setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah
berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi. Dengan makin meningkatnya
harapan hidup penduduk Indonesia, maka dapat diperkirakan bahwa insidensi penyakit
degeneratif akan meningkat pula. Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat
morbiditas dan mortalitas tinggi adalah hipertensi. Hipertensi pada usia lanjut menjadi lebih
penting lagi mengingat bahwa patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak
seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda. Pada usia lanjut aspek diagnosis
selain ke arah hipertensi dan komplikasi, pengenalan berbagai penyakit yang juga diderita oleh
orang tersebut perlu mendapatkan perhatian oleh karena berhubungan erat dengan
penatalaksanaan secara keseluruhan.
Menurut Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, Dr. PH, hipertensi merupakan penyakit
yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini.
Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi. Menurut hasil Riskesdas
Tahun 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Keadaan ini
tentunya sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat.
Menkes menambahkan, hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat
dan mengendalikan faktor risiko. Caranya, pertahankan berat badan dalam kondisi normal. Atur
pola makan, dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah lemak serta perbanyak
konsumsi sayur dan buah. Lakukan olahraga dengan teratur. Atasi stres dan emosi, hentikan
kebiasaan merokok, hindari minuman beralkohol, dan periksa tekanan darah secara berkala.
Dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi berbagai upaya telah dilakukan, yaitu
penyusunan berbagai kebijakan berupa pedoman dalam pengendalian hipertensi. Pencegahan
dan penanggulangan hipertensi sesuai dengan kemajuan teknologi dan kondisi daerah (local area
specific). Memperkuat logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor risiko penyakit jantung
Diagnosis
Seperti lazimnya penyakit lain, hipertensi essensial di tegakkan berdasarkan anamnesis
(konsultasi dokter), pemeriksaan jasmani, pemeriksan lab, maupun penunjang. Peningkatan
tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya tanda klinis terjadinya hipertensi essensial
sehingga di perlukan pengukuran tekanan darah secara akurat. Faktor- faktor yang dapat
memperngaruhi tekanan darah adalah faktor pasien, alat dan tempat pengukuran. Agar akuran
sebaiknya di lakukan pengukuran setelah pasien beristirahat dengan cukup, minimal setelah 5
menit berbaring. Pengukuran dapat di lakukan dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri
sebanyak 3-4 kali. Gudeline terkini untuk terapi hipertensi menekankan pada kontrol tekanan
darah optimal. Tekanan darah direkomendasikan dibawah 140/90 mmHg untuk pasien lanjut
usia, dan kurang dari 130/85 mmHg untuk penderita yang lebih muda atau usia pertengahan dan
pasien diabetes yang dalam masa pengobatan.
Komplikasi
Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita
hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal
karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal
ginjal, target kerusakan akibat hipertensi antara lain:
Pengobatan
Obat antihipertensi kerja panjang yang mempunyai efek penurunan tekanan darah selama
24 jam lebih disukai daripada obat jangka pendek disebabkan oleh beberapa faktor:
Menurut Hendrick L Blum, terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Lingkungan
Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara
stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Peningkatan aktivitas saraf
simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress
berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Angka kejadian di
2. Perilaku
Joint National Commite On Detection, Evaluation anda Treatment of High Blood Pressure
menurut Bustan (2000), antara lain : a. Menurunkan BB (berat badan). Menurunkan berat badan
bila status gizi berlebih. Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap
tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevalensi dan
kontol hipertensi. b. Pembatasan konsumsi garam dapur. Mengurangi asupan natrium. Apabila
diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti hipertensi oleh dokter. c.
Kurangi alkohol Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol. Kafein dapat memacu jantung
bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada detiknya. Sementara
konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi. d.
Menghentikan rokok. Merokok menyebabkan peninggian tekanan da rah. Peokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri
renal yang mengalami ateriosklerosis. e. Olahraga teratur. Meningkatkan aktivitas fisik. Orang
yang beraktivitas rendah berisiko terkena hipertenssi 30-50 % daripada yang aktif. Oleh karena
itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit sebanyak > 3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari
hipertensi. f. Diet rendah lemak jenuh. g. Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan
buah). h. Setelah umur 30 tahun, periksa tekanan darah setiap tahun. i. j. Jangan merokok/
minum alkohol. Kurangi berat badan bila berlebihan. k. Lakukan latihan aerobik. l. Pelajari cara-
cara mengendalikan stress. (Ricky, 2008).
3. Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat
pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases). Padahal
hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, otak, syaraf, kerusakan hati dan ginjal
sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
4. Herediter
B. Data Demografi
1. Luas Wilayah
2. Batas Wilayah
Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi
Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat.
Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren
Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur.
Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kelurahan Malaka Sari dan Kelurahan
Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur .
B. DEMOGRAFI
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa selama Tahun 2010 adalah 471.134 jiwa,
terdiri dari : 238.170 KK ; 308.590 penduduk Laki-laki ; 162.544 penduduk perempuan ,
dengan perincian sebagai berikut :
2. Struktur Penduduk
Struktur penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa selama Tahun 2010, sebagian besar
adalah penduduk usia muda dengan komposisi sebagai berikut :
KELOMPO
WNI WNA JUMLAH
K
NO
JUMLA JUMLA
UMUR LK PR LK PR TOTAL
H H
1 0 - 4 21.991 26.078 48.069 - - - 48.069
2 5 - 9 35.577 26.188 61.765 - - - 61.765
3 10 - 14 23.731 14.505 38.236 - - - 38.236
4 15 - 19 17.334 18.102 35.436 - - - 35.436
5 20 - 24 16.815 15.505 32.320 - - - 32.320
6 25 - 29 19.039 15.623 34.662 - - - 34.662
7 30 - 34 13.021 10.066 23.087 - - - 23.087
8 35 - 39 10.143 8.917 19.060 - - - 19.060
9 40 - 44 10.164 6.455 16.619 - - - 16.619
10 45 - 49 7.343 5.658 13.001 - - - 13.001
11 50 - 54 5.407 6.960 12.367 - - - 12.367
12 55 - 59 4.424 4.216 8.640 - - - 8.640
13 60 - 64 2.669 2.325 4.994 - - - 4.994
14 65 - 69 2.268 2.220 4.488 - 6 6 4.494
15 70 - 74 721 652 1.373 - - - 1.373
16 > 75 644 651 1.295 - - - 1.295
191.291 164.121 355.412 - 6 6 355.418
Struktur penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa selama tahun 2010, berdasarkan
program, dikelompokkan menjadi Balita, Ibu Hamil, Lansia, sebagai berikut :
4. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa selama tahun 2010, baik yang Lahir,
Datang, Mati maupun Pindah / LAMPID ( Lahir, Mati, Pindah, Datang ) dapat dilihat dalam
table berikut :
Berdasarkan Agama
PERSENTASE
AGAMA JUMLAH
(%)
Islam 46,196 93.7
Kristen Protestan 1,526 3.1
Katolik 1,052 2.1
Hindu 400 0.8
Budha 112 0.2
49,286 100.0
POLA PENYAKIT
Pola Penyakit terpilih di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa ( berasal dari Pasien yang
berkunjung ke Puskesmas Kelurahan Pondok kelapa ), yaitu 20 penyakit terbanyak
sebagai berikut :
KODE
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
PENYAKIT
1 1302 Infeksi Akut Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 2,373
17 0105 Tifoid 92
19 0103 Disentri 56
1. Tempat Peribadatan
TEMPAT
JUMLAH
PERIBADATAN
Masjid 30
Mushollah / Langgar 36
Gereja 3
Kuil / Wihara / Pure -
2. Tempat Pendidikan
3. Tempat-Tempat Umum
JENIS JUMLAH
Kader Jumantik 165
Kader Posyandu 144
Kader Aktif 131
Kader KKR 80
2. Sarana Kesehatan
JENIS JUMLAH
Rumah Sakit -
Puskesmas 1
Dokter Praktek 23
Bidan Praktek 14
Dukun Beranak 3
Sinshe -
Mantri 1
Pos Kesehatan -
Posyandu 18
UPGK -
Klinik Kesehatan 2
BKIA 2
Rumah Bersalin 1
Apotek 5
BAB II
DIAGNOSIS MASALAH
Masalah Kesehatan : Hipertensi.
HASIL WAWANCARA
N %
1. Arti Hipertensi 11 55
2. Penyebab Hipertensi 19 95
5. Gejala Hipertensi 11 55
7. Komplikasi Hipertensi 14 70
9. Pencegahan Hipertensi 10 50
Keterangan :
1 10/10 0 0%
2 9/10 3 15 %
3 8/10 2 10 %
4 7/10 3 15 %
5 6/10 5 25 %
6 5/10 3 15 %
7 4/10 4 20 %
8 3/10 0 0%
9 2/10 0 0%
10 1/10 0 0
Total 20 100 %
Keterangan :
Tingkat pengetahuan dilihat dari nilai rata rata responden
Nilai rata rata = Jumlah nilai responden
Jumlah responden
=0(100)+3(90)+2(80)+3(70)+5(60)+3(50)+4(40)+0(30)+0(20)+0(10)
20
=0 + 270 + 160 + 210 + 300 + 150 + 160 + 0 + 0 + 0
1. Pelaksanaan Intervensi
-. Hari / Tanggal : Jumat, 18 November 2011
-. Waktu : 09.00 10.00 WIB
-. Tempat : Puskesmas Kelurahan Cibubur
2. Peserta yang hadir : 20 orang (Pria 3 orang, perempuan 17 orang)
3. Materi
-. Pengertian
-. Kategori
-. Faktor resiko
-. Gejala
-. Komplikasi
-. Penanganan
SDM
-. Dokter muda : 1 orang
-. Petugas Kesehatan : 1 orang
-. Biaya Operasional :
Fotocopi Rp. 150,- X 30 = Rp. 4.500,-
Flipchart = Rp. 100.000,-
Konsumsi Rp. 3000,- X 30 = Rp. 90.000,-
Transport = Rp. 5.000,-
TOTAL = Rp. 204.500,-
BAB V
EVALUASI
A. INPUT
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda Ni Made Gitaria Sylvana R,
S.Ked ) sebagai narasumber dengan dibantu 1 orang petugas kesehatan sebagai
pengawas.
Telah ditentukan diagnosis masalah kesehatan melalui kuesioner yaitu gastritis
Penyuluhan diberikan dengan menggunakan sarana berupa flipchart.
B. PROSES
C. OUTPUT
Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai Gastritis hasil pretest rata - rata dari 20
responden adalah 62,5. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata dari 25
responden adalah 83,2. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar
20,7. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai Gastritis yang diberikan telah berhasil
menambah pengetahuan responden. Jadi selisih nilai pretest dan post test warga RT 08/RW 04
Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur adalah :
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat RT 06/RW 14, Kelurahan Pondok
Kelapa, Jakarta Timur mengenai hipertensi masuk dalam kategori kurang (62,5%).
Saran
Kepada Masyarakat RT 06/ RW 14, Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur :
Supaya dapat menyebarkan informasi yang telah didapat kepada warga lain
ataupun kepada anggota keluarga yang beresiko terkena Hipertensi.
Agar masyarakat mengikuti pola hidup yang sehat dan pengaturan pola
makan yang tepat sesuai dengan penyuluhan yang sudah disampaikan.
Kepada Petugas Kesehatan :
Supaya lebih memahami tentang Hipertensi dan pentingnya pengaturan pola
makan yang tepat sehingga bisa selalu mengingatkan masyarakat mengenai
hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah dan menangani
penyakit Hipertensi.
Melakukan penyuluhan dan sosialisasi secara teratur mengenai Hipertensi
dalam setiap kesempatan, misalnya saat Posyandu ibu ataupun lansia,
sehingga masyarakat semakin memahami tentang Hipertensi dan agar para
petugas dapat selalu mengingatkan tentang pentingnya keteraturan
memeriksakan tekanan darah, minum obat, berolahraga, dan mengatur pola
makan.
BAB VII
LAMPIRAN
KUISIONER
HIPERTENSI
INDENTITAS
USIA :
ALAMAT :
PENDIDIDIKAN :
PEKERJAAN :
B. Kurangnya istirahat
A. 140 / 90 mmHg
B. 70 / 50 mmHg
D. 120 / 80 mmHg
A. >130/90 mmHg
B. <120/80 mmHg
C. >110/70 mmHg
D. <130/70 mmHg
A. Mudah lelah
B. Batuk
D. Muntah muntah
B. Periksa tensi
C. Periksa kencing
D. Periksa hati
7. Menurut Anda, apa bahaya yang dapat ditimbulkan akibat penyakit hipertensi?
8. Menurut Anda, organ apa saja yang tidak terkena dampak dari Hipertensi?
STATUS UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 32
A. Mata
B. Ginjal
C. Jantung
D. Kulit
D. Menjaga pola hidup sehat dengan mengatur pola makan, berolahraga, kontrol tekanan
darah teratur
A. OBH
B. CTM
C. Captopril
D. Parasetamol