Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BAB I
PENDAHULUAN
SNI-03-2847-2002 besarnya faktor reduksi lentur sebesar 0,8 sedangkan pada 2847:2013
besarnya faktor reduksi lentur sebesar 0,9.
Berdasarkan SNI 1726:2012 ada beberapa jenis sistem struktur untuk gedung salah
satunya adalah Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM). Sistem rangka pemikul momen
pada dasarnya merupakan rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, sedangkan
beban gempa dipikul sistem rangka melalui mekanisme lentur. Khusus untuk wilayah dengan
kategori desain seismik D, E, dan F hanya Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK) yang boleh digunakan.
Konsep desain SRPMK diterapkan untuk merencanakan agar kolom-kolom lebih kuat
dari pada balok-balok portal (strong column, weak beam). Dengan konsep perencanaan ini
diharapkan struktur akan memberikan respon inelastis terhadap beban gempa kuat yang
bekerja pada struktur dan mampu menjamin mekanisme sendi plastis pada elemen-elemen
struktur sehingga struktur tetap berdiri walaupun sudah berada pada ambang keruntuhan.
1.6. Peraturan
Peraturan-peraturan yang digunakan pada perencanaan Tugas Perancanagan Struktur
Beton Bertulang ini adalah:
1. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan non
Gedung (SNI 1726:2012).
2. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013).
3. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI
1727:2013).
4. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (PPPRG 1987).
5. Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Beradasarkan SKSNI T-15-1991-03 Seri
ke-4 (Ir. Gideon H. Kusuma, M.Eng.).
BAB II
ANALISIS
1
Dipakai rumus h (perkiraan pemilihan lebar balok induk).
2
1 1
b= h = 60 = 30 cm maka, digunakan b = 30 cm.
2 2
Jadi, dimensi balok induk I (BI 1) yang digunakan adalah 30/60 cm.
b. Balok induk II (BI 2):
1
Dipakai rumus 10 L (perkiraan pemilihan balok induk).
1
Dipakai rumus h (perkiraan pemilihan lebar balok induk).
2
1 1
b= h = 40 = 20 cm maka, digunakan b = 20 cm.
2 2
Jadi, dimensi balok induk II (BI 2) yang digunakan adalah 20/40 cm.
c. Balok anak (BA):
1
Dipakai rumus 12 L (perkiraan pemilihan balok anak).
1
Dipakai h (perkiraan pemilihan lebar balok anak).
2
1 1
b= h = 35 = 17,5 cm maka, digunakan b = 20 cm.
2 2
Jadi, dimensi balok anak (BA) yang digunakan adalah 20/35 cm.
d. Kolom (KL) = 50/50 cm.
e. Tebal pelat lantai (PL) = 12 cm.
f. Tebal pelat atap (PA) = 10 cm.
g. Tebal pelat bordes dan anak tangga (PT) = 12 cm.
h. Kemiringan tangga ():
18
=arc tan =31 .
30
d= 182 +302=34,986 cm .
0,5 18 30
t ekv = =7,717 cm .
34,986
Jadi, tebal pelat rata-rata adalah:
h=t+t ekv=12+7,717=19.717 cm .
7.717
30.000
12.000
18.000
34.986
dengan nilai 0,12 2400 kg /m3=288 kg/m2 . Beban tersebut tidak perlu
yang digunakan pada balkon tiap ruang kamar berupa pasangan batako berlubang
dengan tebal dinding 10 cm (HB 10) setinggi 1 m 1 120 kg/ m2=120 kg /m2
(beban merata).
Sumber: PPPRG 1987 (Disclaimer), halaman 2.
2
Beban hidup (HL), untuk pelat lantai 479 kg /m dan berat balkon yang menjorok
2
bebas keluar 300 kg/m .
2 2
Jadi, total beban hidup pada pelat lantai 479 kg /m dan 300 kg /m .
Sumber: SNI 1727-2013, halaman 26; PPPRG 1987 (Disclaimer), halaman 3.
3. Beban pada tangga
Beban mati (DEAD), akibat berat sendiri struktur dihitung dengan program SAP2000,
dengan nilai 0,12 2400 kg /m3=288 kg/m2 . Beban tersebut tidak perlu
3
Spesi 2 cm = 0,02 29 14 2400 kg/m =19.488 kg
3
Keramik 1 cm = 0,01 29 14 2400 kg/m =9.744 kg
3
Balok induk x (20/40) = (0,2 0,4 14 2400 kg /m )6=16.128 kg
3
Balok induk y (30/60) = (0,3 0,6 29 2400 kg/m ) 4=50.112 kg
3
Balok anak (20/35) = (0,2 0,35 11 2400 kg/m )5=9.240 kg
3
Balok balkon (20/40) = (0,2 0,4 29 2400 kg /m ) 2=11.136 kg
3
kolom ke atas = (0,5 0,5 1,8 2400 kg/m ) 24=25.920 kg
3
kolom ke bawah = (0,5 0,5 1,8 2400 kg/m ) 24=25.920 kg
2
Plafon = 29 14 11 kg/m =4.466 kg
2
Penggantung = 29 14 7 kg/m =2.842 kg
2
MEP = 29 14 40 kg /m =1 2. 760 kg
2
Dinding bata arah x = 3,6 ( 29 4 ) 250 kg /m =104 . 4 00 kg
2
Dinding bata arah y = 3,6 ( 14 6) 250 kg /m =75. 6 00 kg
2
dinding balkon arah y = 1 ( 29+24 ) 120 kg /m =2 .909 kg
+
Jadi, total beban mati lantai (WD) = 487 .593 kg .
Beban hidup lantai 2 s/d 4:
Beban hidup pada lantai = 479 kg/m2.
Beban balkon yang menjorok bebas keluar = 300 kg/m2.
Faktor reduksi = 0,3 (penggunaan gedung sebagai apartemen).
WL lantai=29 11 479 0,3=45.840 ,3 kg .
WLbalkon=( 29 1,5 300 0,3 ) 2=7.830 kg .
3
Pelat atap = 0,10 29 14,5 2400 kg /m =100.920 kg
3
Spesi 2 cm = 0,02 29 14,5 2400 kg /m =20.184 kg
3
Waterproofing = 0,01 29 14,5 2200 kg /m =9.251 kg
3
Balok induk x (20/40) = (0,2 0,4 14 , 5 2400 kg /m ) 6=16. 704 kg
3
Balok induk y (30/60) = (0,3 0,6 29 2400 kg/m ) 4=50.112 kg
3
Balok anak (20/35) = (0,2 0,35 11 2400 kg/m )5=9.240 kg
3
Balok konsol (20/40) = (0,2 0,4 29 2400 kg /m ) 2=11.136 kg
3
kolom ke bawah = (0,5 0,5 1,8 2400 kg/m ) 24=25.920 kg
2
Plafon = 29 14 11 kg/m =4.466 kg
2
Penggantung = 29 14 7 kg/m =2.842 kg
+
Jadi, total beban mati atap (WD) = 250 .775 kg .
Beban hidup atap:
Beban hidup pada atap = 96 kg/m2.
Beban balok atau gording tepi kantilever = 200 kg/m2.
Faktor reduksi = 0,3 (penggunaan gedung sebagai apartemen).
WL atap=29 11 96 0,3=9.187 , 2 kg .
WLkonsol= (29 1,75 200 0,3 ) 2=6.090 kg .
= 2 ,6 61 kN .
Berat total keseluruhan bangunan (Wt):
V W T =W T 1+W T 2
3 541.263,3+266.052,2
1.889.842 , 2 kg .
18 , 898 kN .
2
SDS = (Ss Fa)
3
2
= (0,977 1,1 09)
3
= 0,722 g.
S 1 Fv
SD1 = 2 )
3
0,359 1,682
= 2 )
3
= 0,403 g.
Berdasarkan tabel 9 SNI 1726:2012 diperoleh nilai R, Cd, dan 0 dengan mengetahui
bahwa struktur rangka beton bertulang pemikul momen khusus (SRPMK), adalah:
R = 8.
Cd = 5,5.
0 = 3.
Untuk T 12Tingkat :
Ta = 0,1 N
= 0,1 4
= 0,4 .
SD1
Tmax = 3 ,5
S DS
0,403
= 3 ,5 0,722
= 1,954.
Dengan kontrol:
SD1 0,403
= =0,126
CS2 = R 8 .
T 0,4
Ie 1,0
CS3 = 0,044 S DS I e
= 0,044 0,7221,0
= 0,032 .
Dengan syarat:
CS1 = 0,032 > 0,01 (OK!).
V = CS1 x VWT
= 0,0903 x (1.889.842,1)
= 170.652,742 kg.
= 16.776,507 kg.
266.052,2 3,6 170.652,742
541.263,3 14,4 541.263,3 10,8 541.263,3 7,2 541.263,3 3,6
Fe 1 =
= 8.388,253 kg.
Nilai Fe 1, Fe 2, Fe 3, dan Fe 4 dikerjakan pada joint masing-masing tingkat dengan membagi
terhadap jumlah kolom yang ditinjau sebagai beban lateral akibat gempa.