Você está na página 1de 9

FINANCIAL ACCOUNTING THEORY

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

OLEH:

GAYATRI PERWITASARI
NIM 166020310111017

PROGRAM PASCA SARJANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
FINANCIAL ACCOUNTING THEORY

A. Perkembangan Teori Akuntansi


Pada kondisi ideal, akuntansi dapat menunjukkan arus kas dan probabilitas
suatu perusahaan, akan tetapi pada kenyataannya terdapat suatu kejadian yang
disebut dengan asimetri informasi, yaitu suatu kondisi dimana ada satu pihak
memiliki informasi yang lebih baik dari pada pihak yang lain. Asymmetric
information akan memunculkan masalah salah pilih (adverse selection) karena
investor tidak mengetahui dengan pasti mana perusahaan baik dan mana yang buruk.
Manajer suatu perusahaan biasanya menyembunyikan beberapa informasi yang
sensitif perusahaan agar kinerjanya dianggap baik.
Teori akuntansi bukanlah teori yang hanya terdiri atas satu teori yang dapat
diterima secara universal. Tiap peneliti memiliki perspektif yang berbeda mengenai
peran dan kebutuhannya akan teori akuntansi. Beberapa peneliti memandang bahwa
teori akuntansi harus dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena
utama terkait akuntansi, sedangkan peneliti lain memandang bahwa teori akuntansi
harus dapat digunakan untuk menentukan pendekatan-pendekatan yang seharusnya
digunakan dalam akuntansi. Untuk itu, secara garis besar terdapat 3 jenis teori
akuntansi:
1. Inductive Accounting Theory
Awal pengembangan teori akuntansi bergantung pada proses induksi. Dimana
proses induksi disini berarti pengembangan gagasan atau teori dilakukan melalui
observasi terhadap praktik yang sesungguhnya dilakukan oleh akuntan.
2. Predictive Accounting Theory
Pada pertengahan 1970 terjadi perubahan sudut pandang oleh para peneliti
akuntansi, dimana mereka mulai berfokus pada suatu teori yang dapat
menjelaskan (describe) dan memprediksikan praktik akuntansi yang sebelumnya
lebih terarah pada teori akuntansi yang menentukan (prescribe) pendekatan yang
harus dilakukan. Dapat dikatakan perubahan sudut pandang ini terjadi dari yang
dulunya descriptive research menjadi predictive research.
Penelitian akuntansi sendiri secara umum dibagi menjadi positive research dan
normative research. Dimana penelitian yang bertujuan menjelaskan dan
memprediksikan fenomena penting diklasifikasikan ke dalam positive research
dan teori yang terkait disebut sebagai positive theory. Sehingga predictive
accounting theory umumnya disebut pula positive theory. Menurut Henderson,
Peirson, and Brown (1992, p. 326) positive theory dimulai dengan beberapa
asumsi dan deduksi logis yang memungkinkan munculnya suatu prediksi. Jika
prediksi tersebut cukup akurat terhadap hasil pengamatan dari fakta yang
sesungguhnya terjadi, maka prediksi tersebut dianggap mampu menjelaskan
mengapa hal-hal tersebut terjadi.
3. Prescriptive (Normative) Accounting Theory
Normative Accounting Theory didasari oleh norma (nilai/keyakinan) dari peneliti
teori tersebut, bukan berdasarkan observasi. Oleh karena itu Normative
Accounting Theory tidak dapat dievaluasi berdasarkan praktik akuntansi yang
sesungguhnya. Dan faktanya bahwa teori ini mungkin menyajikan sudut pandang
lain dari praktik akuntansi pada umumnya.

B. Kompleksitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Pelaporan


Lingkungan akuntansi bersifat sangat kompleks dan menantang. Kompleksitas
dalam lingkungan akuntansi disebabkan karena produk akuntansi adalah informasi
yang merupakan komoditas kuat dan penting. Alasan utama kompleksitas ini adalah
karena tidak adanya konsep akuntansi yang sempurna dan standar. Akibatnya,
individu tidak akan memiliki reaksi yang sama meskipun informasi yang diperoleh
sama. Misalnya, setiap investor memiliki pertimbangan dalam melakukan investasi.
Ada investor yang lebih memilih penilaian asset dan kewajiban berdasar value-in-use
dengan alas an akan membantu untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa
depan. Investor lain mungkin lebih suka akuntansi nilai wajar dengan pertimbangan
mewakili pelayanan manager. Lainnya mungkin kurang setuju terhadap segala
bentuk akuntansi nilai sekarang karena dianggap tidak dapat diandalkan atau hanya
karena telah terbiasa menggunakan informasi biaya historis. Alasan lain
kompleksitas informasi adalah karena informasi akuntansi lebih dari mempengaruhi
keputusan individu. Informasi akuntansi selain mempengaruhi keputusan, juga akan
mempengaruhi kinerja pasar seperti pasar sekuritas dan pasar tenaga kerja
manajerial. Hal ini merupakan hal penting untuk efisiensi dan keadilan ekonomi
sehingga pasar bekerja dengan baik.

C. Standar Informasi Akuntansi


Informasi akuntansi harus dapat digunakan dalam berbagai macam keadaan
baik diluar usaha maupun di dalam suatu usaha. Untuk itu, di dalam penggunannya,
harus dibuat adanya suatu tujuan, poenatapan keputusan, dan penentuan serta
pengontrolan sumberdaya untuk mencapai kesempurnaan. Komite telah mendasikan
empat standar bagi informasi akuntansi, yaitu :
1. Relevan
Sebagai informasi dalam menentukan suatu kerelevanan, maka harus terdapat
adanya kesesuaian dalam hal permintan dan penyusunan dalam mendesain hasil
suatu metode. Penekanan dalam hal ini yaitu bahwa informasi ataupun peraturan
komunikasi menekankan pengaruh potensial dalam penyusunannya yang sesuai
dengan pelaksanaannya.
2. Dapat diuji
Keterujian merupakan atribut dari informasi yang mengikuti kualifikasi dari
individu atau kelompok yang bekerja secara independen untuk mengembangkan
pengukuran yang penting atau kesimpulan dari hasil bukti, data, atau pencatatan
yang sama. Standar ini tidak selalu mengharuskan suatu hasil yangidentik.
Pembuktian diperlukan sebagai dasar untuk memahami aturan kriteria,
pengklasifikasian, dan penilaian dari item yang dipertimabngkan dan konsistensi
dari aplikasi kriteria tersebut. Intinya yaitu perhatian mengenai ketersediaan dan
kecukupan dari bukti untuk menguji validitas data tersebut.
3. Bebas dari bias
Sangat tidak mungkin bagi informasi akuntansi untuk memiliki tingkat relevansi
yang tinggi tanpa terdapat bias yang mempengarui satu informasi akuntansi
dengan informasi akuntansi dengan lainnya. Bias ini bisa merupakan
ketidakcocokan dari teknik yang digunakan atau merupakan persoalan alamiah.
Namun demikian sebaiknya umtuk menghindari atu memperkecil bias yang
terjadi dalam suatu informasi akuntansi.
4. Dapat diukur
Pengukuran suatu data akan menambah kegunaannya. Pengukuran merupakan
dasar bagi pengidentifikasian, pengakuan, dan pemberian label pada tujuan
tersebut. Pengukuran dalam akuntansi biasanya menggunakan satuan nilai
moneter.
D. Peran Riset Akuntansi
Teori membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada di balik
praktik akuntansi. Teori akuntansi juga mempunyai peran penting dalam
pengembangan akuntansi yang sehat. Pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari
dua sisi pengertian, yaitu sebagai pengetahuan profesi yang dipraktikan didalan
dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di
perguruan tinggi. Kedua sisi tersebut adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan untuk
memperoleh hasil terbaik dari implementasi ilmu akuntansi yang sesuai dengan
kebutuhan dari pengguna informasi. Agar tercapainya tujuan teori yang sehat untuk
tujuan akhir pada pengimplementasian, maka perlu dilakukan riset-riset terhadap
fenomena yang terjadi dalam dunia akuntansi. Terdapat dua cara yang dapat
digunakan untuk melihat peranan penelitian akuntansi, yaitu:
1. Melihat pengaruh penelitian terhadap praktek akuntansi
Misalnya, Esensi dari Pendekatan Keputusan Manfaat berdasarkan kerangka
konseptual adalah untuk membantu investor memperoleh informasi dalam
membuat keputusan investasi yang baik dan tepat.
2. Meningkatkan pemahaman atas lingkungan akuntansi
Sebagai contoh, penelitian yang fundamental menjadi model dari pemecahan
konflik. Dalam memahami model teori agency, kita memperoleh peningkatan
pemahaman mengenai kepentingan manajer dalam pelaporan keuangan, serta
peranan perencanaan kompensasi eksekutif dalam memotivasi dan mengendalikan
operasi manajemen perusahaan, selain itu juga mengenai cara menggunakan
informasi akuntansi.

E. Pentingnya Akuntansi dalam Mengurangi Asimetri Informasi


Akuntansi berperan mengurangi asimetri informasi. Asimetri informasi
merupakan kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak
manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan
stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi. Teori asimetri menyatakan
bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi
yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai
informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya
mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor)
karena itu bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan infestor.
Investor, yang merasa mempunyai informasi yang lebih sedikit akan berusha
menginterpretasikan perilaku manajer. Terdapat dua macam asimetri informasi, yaitu:
1. Adverse Selection
Yaitu suatu kondisi dimana terdapat beberapa orang, seperti manajer dan orang
orang dalam lainnya, yang mempunyai lebih banyak informasi yang
menguntungkan dibandingkan investor pihak luar. Pada kasus ini, manajer dapat
bertindak oportunis dengan membuat bias informasi keuangan yang dirilis kepada
investor lainnya dengan menunda atau merilis informasi secara selektif di awal
untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Taktik ini dapat mempengaruhi keputusan
yang akan diambil oleh investor biasa.
2. Moral hazard
Terjadi ketika ada satu pihak dalam sebuah hubungan kontraktual melakukan
tindakan yang tidak diketahui oleh pihak lainnya. Misalnya, manajer melakukan
tindakan di luar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan
sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan

F. Permasalahan Fundamental Dalam Teori Akuntansi Keuangan


Permasalahan sangatlah berhubungan dengan menyajikan informasi untuk
manajer dan berguna dalam mengambil keputusan yang sangat berhubungan dengan
keberadaan perusahaan. Informasi tersebut diantaranya mengetahui nilai pasar dari
aset dan kewajiban, tingkat nilai pasar yang selalu berubah-rubah, informasi yang
sewaktu-waktu bias dan informasi yang dapat memanipulasi dari historical cost.
Masalah fundamental pada teori akuntansi menjelaskan mengenai desain dan
implementasi konsep serta standar yang berhubungan dengan informasi
untukinvestor dan evaluasi kinerja manajer dalam informasi akuntansi mengenai
pertimbangan manfaat-biaya, tingkat materialistis, praktek industri, dan
konservatisme. Berikut ini merupakan penjelasan dari kendala-kendala tersebut:
1. Pertimbangan Manfaat Biaya
Suatu informasi yang baik relevan, andal, dapat dibandingkan dengan perusahaan
lain, serta konsisten merupakan sebuah informasi yang dibutuhkan oleh para
manejemen. Manfaat yang diperoleh seharusnya menjadi leih besar dibandingkan
dengan biaya untuk penyusunan laporannya. Oleh karena itu biaya yang
dihasilkan untuk sebuah informasi harus diukur secara lebih detail mengenai biaya
tersebut apakah lebih besar dari manfaatnya atau malah sebaliknya, hal inilah
yang menjadi sebuah masalah.
2. Materialitas
Setiap bukti yang diperoleh akan memiliki dampak terhadap operasi keuangan
pada perusahaan. Item yang memiliki sifat material akan bersifat mempengaruhi
dan mengubah dari hasil penilaian untuk digunakan dalam mengambil keputusan
oleh investor. Oleh karena itu bukti yang bersifat material harus selalu ditentukan.
3. Praktik Industri
Setiap industri memiliki berbagai macam sifat-sifat yang berbeda dalam
penerapannya, oleh karena itu setiap perusahaan memerlukan penyimpangan dari
teori yang biasanya digunakannya.
4. Konservatisme
Konservatisme merupakan tindakan berhati-hati yang dilakukan dalam
menghadapi ketidak pastian yang berada pada perusahaan dan resiko lingkungan
bisnis yang cukup dipertimbangkan. Hal ini terjadi disaat keadaan yang sedang
berada ditengah-tengah, oleh karena itu seorang manajer diharapkan dapat
memilih dari metode yang memungkingkan dalam penetapan laba dan aset yang
terlalu tinggi paling kecil.

G. Reaksi Jawaban Pada Permasalahan Fundamental


Permasalahan fundamental yang akan dihadapi oleh manajemen dan investor
memiliki dua reaksi yang berbeda. Reaksi pertama yaitu membiarkan kekuatan pasar
yang akan menentukan seberapa banyak informasi perusahaan yang harus
dibutuhkan. Para investor dan pengguna laporan keuangan sebagai pihak yang hanya
menerima informasi dan manajer yang menyediakan inforamsi tersebut. Setelah itu
kekuatan demand dan supply yang akan menentukan seberapa banyak informasi yang
dibutuhkan dalam menghasilkan informasi. Reaksi kedua yaitu menggunakan
regulasi untuk melindungi, dengan persyaratan jika sebuah informasimerupakan
sebuah komoditas yang kompleks dan dimana kekuatan pasar gagal mengendalikan
masalah pada moral hazard dan adverse selection. Oleh karena itu peran dari standar
setting akan menunjukan bentuk yang akan menentukan regulasi prinsip akuntansi
umum.

H. Relevansi Teori Akuntansi Keuangan dengan Praktek Akuntansi


Kerangka kerja yang dideskripsikan hanya menyediakan suatu cara untuk
mengorganisir studi kita mengenai teori akuntansi keuangan. Dan mencoba
membuktikan bahwa teori tersebut relevan dengan praktek akuntansi. Hal ini
terpenuhi dengan dua cara. Pertama, berbagai riset dan teori yang mendasari
akuntansi keuangan diuraikan dan diterangkan dalam bahasa sederhana, dan
keterkaitan mereka ditunjukkan oleh banyak rekomendasi untuk praktik akuntansi.
Pendekatan yang kedua untuk menunjukkan keterkaitan akan pemasalahan tugas.
Suatu usaha nyata telah dibuat dalam memilih masalah penting yang relevan untuk
menggambarkan dan memotivasi konsep itu.

DAFTAR PUSTAKA

Deegan, C., 2004, Financial Accounting Theory. McGraw-Hill, Australia


Scott, William R., 2006, Financial Accounting Theory, Prentice-Hall International
Toronto, Canada

Você também pode gostar