Você está na página 1de 3

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan DM, yaitu:


a. Faktor Genetik
Resiko seseorang untuk menderita DM tipe 2 lebih besar jika orang
tersebut mempunyai orangtua yang menderita DM (ADA, 2013). Orang yang
memiliki riwayat keluarga menderita DM beresiko lima kali lebih besar menderita
DM tipe 2 dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga
menderita DM (Wuwungan et al., 2012).
b. Obesitas
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sunjaya, menemukan bahwa
individu yang mengalami obesitas mempunyai resiko 2,7 kali lebih besar untuk
terkena diabetes melitus dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami
masalah obesitas. Obesitas sentral berdasarkan lingkar pinggang lebih berperan
sebagai faktor resiko DM dibandingkan dengan obesitas umum berdasarkan
Indeks Masa Tubuh (IMT) (Farida et al., 2010).
c. Aktifitas Fisik
Meskipun faktor keturunan memiliki pengaruh dalam menentukan
seseorang berisiko terkena DM atau tidak, gaya hidup juga memiliki peran besar
terhadap risiko terjadinya DM Tipe 2. Penelitian yang dilakukan di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang menunjukkan bahwa salah
satu faktor yang berhubungan dengan kejadian DM Tipe 2 yaitu aktivitas fisik
olahraga (Wicaksono, 2011). Oleh karena itu, pencegahan diabetes bagi yang
berisiko dapat dilakukan dengan membiasakan hidup sehat dan berolahraga secara
teratur (Adib, 2011).
d. Usia
Terdapat hubungan antara umur penderita dengan kejadian DM tipe 2.
Orang yang berumur 45 tahun delapan kali lebih beresiko menderita DM tipe 2
dibandingkan orang yang berumur kurang dari 45 tahun (Wuwungan et al, 2012).
Umur berhubungan secara bermakna dengan DM dimana umur 55-64 tahun
adalah kelompok yang paling beresiko. Semakin tua semakin tinggi
kecenderungan terkena DM (Nainggolan et al, 2013).
e. Hipertensi
Hipertensi adalah satu faktor penyebab terjadinya terkena penyakit DM.
Hipertensi dan DM merupakan masalah kesehatan yang berkaitan erat dan
keduanya perlu mendapatkan penanganan secara seksama. Hipertensi merupakan
salah satu faktor utama kematian akibat diabetes dan penyakit kardiovaskular
(Nainggolan et al, 2013). Hipertensi diduga merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam terjadinya komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular pada DM
(Kurniawan I, 2010).
f. Jenis Kelamin
Perempuan lebih banyak menderita DM dibandingkan dengan laki-laki
(Efendi, 2012).

Patogenesis
Semua tipe Diabetes Melitus, sebab utamanya adalah hiperglikemi atau
tingginya gula darah dalam tubuh yang disebabkan sekresi insulin, kerja dari
insulin atau keduanya (Ignativicius & Workman, 2006).
Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu (ADA, 2012):
a. Rusaknya sel-sel pancreas. Rusaknya sel beta ini dapat dikarenakan
genetik, imunologis atau dari lingkungan seperti virus. Karakteristik ini
biasanya terdapat pada DiabetesMelitus tipe 1.
b. Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.
c. Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.
Apabila di dalam tubuh terjadi kekurangan insulin, maka dapat
mengakibatkan (Ignativicius dan Workman, 2006; Smeltzer et al, 2008):
a. Menurunnya transpor glukosa melalui membran sel, keadaan ini
mengakibatkan sel-sel kekurangan makanan sehingga meningkatkan
metabolisme lemak dalam tubuh. Manifestasi yang muncul adalah
penderita Diabetes Melitus selalu merasa lapar atau nafsu makan
meningkat atau yang biasa disebut poliphagia.
b. Meningkatnya pembentukan glikolisis dan glukoneogenesis, karena proses
ini disertai nafsu makan meningkat atau poliphagia sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya hiperglikemi. Kadar gula darah tinggi
mengakibatkan ginjal tidak mampu lagi mengabsorpsi dan glukosa keluar
bersama urin, keadaan ini yang disebut glukosuria. Manifestasi yang
muncul yaitu penderita sering berkemih atau poliuria dan selalu merasa
haus atau polidipsi.
c. Menurunnya glikogenesis, dimana pembentukan glikogen dalam hati dan
otot terganggu.
d. Meningkatkan glikogenolisis, glukoneogenesis yang memecah sumber
selain karbohidrat seperti asam amino dan laktat
e. Meningkatkan lipolisis, dimana pemecahan trigliserida menjadi gliserol
dan asam lemak bebas
f. Meningkatkan ketogenesis (merubah keton dari asam lemak bebas
g. Proteolisis, dimana merubah protein dan asam amino dan dilepaskan ke
otot.

Você também pode gostar