Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
yang tidak dapat dihindari yaitu terjadinya arus globalisasi yang ditandai dengan
sehingga hubungan antar bangsa yang tiada batas melanda seluruh dunia hingga pada
perdagangan dan ekonomi seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), Asia Pacific
perubahan dan perkembangan yang melanda dunia (Tjandra Yoga Aditama dan Tri
Hastuti, 2006:2).
memperhatikan hal-hal yang terkait dengan penyediaan lingkungan kerja yang sehat,
nyaman dan aman, tidak hanya bagi para pekerjanya namun bagi semua pihak yang
terkait dengan aktivitas bisnisnya. Banyak hal yang sudah dilakukan oleh para
kesehatan di tempat kerja, mulai dari hal-hal kecil seperti kampanye kebersihan,
sampai kepada suatu hal yang membutuhkan dana cukup tinggi, seperti pembuatan
Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan suatu pengelolaan
lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja yang sistematis melalui penerapan ISO
menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 5500 orang meninggal, setara dengan satu
orang setiap 15 detik, dan setiap 15 detik 160 pekerja mengalami kecelakaan kerja, berarti
dalam satu hari hampir satu juta pekerja menderita akibat kecelakaan kerja (ILO World
Selama periode Januari hingga Nopember 2007 telah tercatat 65.474 kasus kecelakaan
kerja di seluruh Indonesia. Kecelakaan kerja di luar tempat kerja sebesar 60% dan
kecelakaan di tempat kerja sebesar 40%. Dari data tersebut dijelaskan sebanyak 5326
orang cacat tetap, 58. 697 orang sembuh tanpa cacat dan 1451 orang meninggal dunia.
2007 di Indonesia setiap harinya pekerja yang tewas akibat kecelakaan kerja
mencapai empat orang. Seorang pekerja tewas akibat kecelakaan kerja adalah tinggi,
karena nilai sebuah nyawa tidak bisa digantikan dengan apapun (Ahmad Anshori, 2008:1).
sedikit, baik berupa kerugian yang bersifat ekonomi, dalam bentuk kerusakan,
hilangnya waktu kerja, biaya perawatan dan pengobatan, menurunnya jumlah mutu dan
produksi, maupun kerugian yang berupa penderitaan karena cedera, cacat atau bahkan
pengendalian risiko dari kegiatan, produk barang dan jasa harus dipertimbangkan
pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan
and Risk Assessment Determining Control (HIRADC - Identifikasi Bahaya & Penilaian
Risiko Penerapan Kontrol). Pelatihan dilaksanakan dan wajib untuk semua staf sehingga
para karyawan staf dapat mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko, serta menerapkan
kontrol yang sesuai untuk risiko yang ditemui ditempat kerja masing-masing sehingga
dapat meminimalisir potensi kerugian di area kerja (PT. Freeport Indonesia, 2008:1)
PT. SK Keris adalah perusahaan yang bergerak dalam pembuatan Polyester Filament
Yarn (PFY) dan Polyethylene Terephthalate (PET) yang berada di Kota Tangerang Banten
dengan jumlah tenaga sebanyak 890 orang. Menurut data perusahaan, selama tahun 2007
telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 8 kasus dengan 1 orang meningggal dunia ( di
Utility Unit), tahun 2008 sebanyak 6 kasus dan pertengahan tahun 2009 sebanyak 3 kasus
yang terjadi di tempat kerja. Kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan penderitaan bagi
pekerja itu sendiri tetapi juga kerugian yang sangat berdampak bagi perusahaan itu sendiri,
sebab peningkatan kecelakaan kerja di tempat proses produksi menyebabkan antara lain
terhalangnya proses produksi yang dikarenakan oleh pengurangan tenaga kerja, kemudian
hilangnya hari kerja dikarenakan harus beristirahat karena sakit dan proses pencarian
tenaga kerja baru yang sangat memakan waktu dimana PT. Keris berproduksi 24 jam/hari.
Setiap tempat kerja di mana dilakukan suatu proses kerja mengandung risiko
atau bahaya yang berasal manusia, mesin, alat kerja, dan material lainnya. Untuk
menghilangkan atau mengurangi kasus ataupun kerugian yang terjadi maka dilakukan
serangkaian kegiatan identifikasi bahaya dan penilaian risikonya dengan metode yang
ada di perusahaan tersebut kemudian dilakukan penilaian tingkat risiko bahayanya dan
judul tentang Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2009. Dalam penelitian ini akan diberikan gambaran
tentang pelaksanaan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di Unit Utility PT. SK.
Keris Banten sebagai langkah untuk perbaikan. Dalam pelaksanaan identifikasi bahaya
dan penilaian risiko ini mengacu pada Permenaker RI No. Per.05/Men/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Occupational Health and Safety
Assessment Series (OHSAS) 18001:1999 serta kebijakan perusahaan tentang Health Safety
Lingkungan atau Usaha Pemantauan Lingkungan (UKL atau UPL). Dokumen PIL
ditetapkan pada bulan Agustus 1993 dan disetujui oleh Menteri Perindustrian
Republik Indonesia.
kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia,
menyebabkan kecelakaan.
3. Stress
7. Penyalahgunaan
2.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
yang berkaitan dengan bisnis organisasi. Hal ini mencakup struktur organisasi ativitas
yang terencana, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya
pelanggan perusahaan.
(SMK3) adalah memberi perlindungan kepada pekerja, karena pekerja adalah aset
perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya dari berbagai jenis
hukum dari badan pemerintah, seringnya menghadapi masalah dengan tenaga kerjanya
sebuah perusahan telah menunjukkan itikad baiknya dalam mematuhi peraturan dan
ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja.
dan penuh komitmen maka nilai uang yang keluar tersebut jauh lebih kecil
22).
Salah satu bentuk nyata dari penerapan SMK3 adalah adanya prosedur yang
yang terjadi akan terorganisir, terarah dan berada dalam koridor teratur. Dengan
manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam bentuk kata- kata tetapi juga
harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan
dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan (Rudi Suardi, 2007:25).
dalam menerapkan SMK3, jika organisasi yang bersangkutan memiliki personel yang
cukup mampu untuk mengorganisasikan dan mengarahkan orang. Selain itu, organisasi
tentunya sudah memahami dan berpengalaman dalam menerapkan standar SMK3 ini
kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Hal ini penting
sebab merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan
Sumber daya ini mencakup orang atau personel, perlengkapan, waktu dan
dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi di
luar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Perlengkapan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan data. Waktu yang
pernyataan komitmen manajemen melalui ceramah, surat edaran atau pembagian buku2
kerugian pada perusahaan melalui pengelolaan risiko yang akurat. Dalam manajemen
risiko, penilaian risiko sangat berpengaruh dalam menentukan akibat atau pemaparan
potensi bahaya, sebab melalui penilaian risiko, maka kecelakaan akibat kerja dapat
Menurut Rudi Suardi (2007:69), manajemen risiko merupakan inti dari Sistem
panjang.
identifikasi bahaya tempat kerja atau tempat yang berpeluang mengalami kerusakan.
Cara sederhana untuk memulai menentukan bahaya dapat dilakukan dengan membagi
1. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya (Tabel 2.1)
2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.
Tabel 2. Daftar Bahaya Potensial
terhadap tingkat risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Rudi Suardi,
menggunakan skala berdasarkan tingkat potensinya. Berikut ini adalah beberapa faktor
5. Durasi paparan
9. Kondisi lingkungan
Cara menentukan peluang dalam menilai risiko dijelaskan pada Tabel berikut.
Tabel Menentukan Peluang
Peluang
Sering Dapat terjadi kapan saja
Sangat Sering Dapat terjadi secara berkala
Sedang Dapat terjadi pada kondisi
Jarang tertentu Dapat terjadi, tapi jarang
Sangat Jarang Memungkinkan tidak pernah terjadi
Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen K3 (2007).
1. Potensi pada reaksi berantai, dimana sebuah bahaya jika tidak dihilangkan,
2. Konsentrasi Substansi
3. Volume Material
5. Ketinggian, akibat yang dihasilkan dari benda yang jatuh ditentukan dari benda itu
7. Berat, untuk kejadian tertimpa benda sangat dipengaruhi berat benda tersebut.
8. Tingkat gaya dan energi. Misalnya semakin tinggi volume listrik semakin
Bahaya Potensial dibagi menjadi 5 jenis bahaya seperti pada Tabel berikut ini.
Level atau tingkatan risiko ditentukan oleh hubungan antara nilai hasil
kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja yang
tinggi.
Sistem Manajemen PT. SK Keris
mencakup pokok dan sasaran bisnis manajemen dan Faktor Bisnis Manajemen yang
Keris.
dikembangkan dalam periode waktu yang cukup lama dan didapat dari
pengalaman praktis manajemen dan upaya penelitian. Oleh karena itu semua anggota
SK. Group harus belajar asas dasar tersebut secara menyeluruh dan menjadi cakap
dalam aplikasinya. Perannya akan menjadi alat dasar perusahaan yang melekat kuat
Penggantian
Engineering/Rekayasa
Administrasi
Organisasi
menghentikan peralatan atau prasarana yang dapat menimbulkan bahaya atau dengan
kata lain peralatan tersebut tidak digunakan lagi (Rudi Suardi, 2007:85).
yang tingkat risikonya lebih rendah atau tidak ada. Ciri khas tahap ini adalah
melibatkan pemikiran yang lebih mendalam bagaimana membuat lokasi kerja yang
Pada tahap ini dilakukan isolasi terhadap area berbahaya dari pekerja atau
dari orang yang ingin memasuki area tersebut (Rudi Suardi, 2007:87).
berikut:
diselingi istirahat satu jam (jam kerja efektifnya adalah 7 jam). Pabrik
dengan cara membentuk suatu keorganisasian yang mengurusi dan mewadahi urusan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam hal ini disebut Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang terdiri dari:
Sarana pengaman diri adalah pilihan terakhir yang dapat kita lakukan untuk
mencegah bahaya (Rudi Suardi, 2007:89). Alat pelindung diri mencakup semua
pakaian dan aksesoris yang digunakan pekerja yang didesain untuk menjadi
pembatas sumber bahaya. Beberapa perlindungan yang disediakan oleh beberapa jenis
Personal Protective Equipment seperti yang tertera pada Tabel 7 berikut ini:
Tabel Daftar PPE (Personal Protective Equipment)
Bagian Tubuh Bahaya APD
(1) (2) (3)
Helm keras (hard hats), helm empuk
(bump caps), topi, harnet
Benda-benda
Kepala jatuh, ruang
yang sempit,
rambut
terjerat
Debu, kersik,
partikel-
Mata
partikel
beterbangan,
radiasi, laser,
bunga api las
24
(2) (3)
Pelindung wajah
Welding Mask
Debu, kersik,
Mata partikel- partikel
beterbangan, radiasi,
laser, bunga api las
Tepi-tepi dan
ujung yang
Tangan
tajam, zat
kimia korosif,
temperatur
tinggi/rendah
Rubber Boots
Terpeleset, benda
Kaki tajam di lantai,
benda jatuh,
percikan logam
cair
Kotoran dan
Krim pelindung
Kulit bahan korosif
ringan/kuat dan
zat pelarut
Full-body harnes
berikut:
Prosedur kerja bertujuan sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap bentuk
pengendalian bahaya dan risiko, agar penerapan pengendalian bahaya potensial dapat
berjalan secara efektif, melalui koridor-koridor yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
2.3.2.4.2 Komunikasi
Agar para pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali yang
kita terapkan, mereka harus juga diberikan pelatihan atau penjelasan yang memadai
2.3.2.4.4 Pengawasan
2.3.2.4.5 Pemeliharaan
untuk memastikan keefektfan penggunaan alat pengendali ini (Rudi Suardi, 2007:94).
waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi. Dalam tahap ini digunakan
dengan perencanaan (Rudi Suardi, 2007:94). Dalam menjawab pertanyaan yang ada,
disusun oleh 28 orang karyawan. Tujuan utama dari Sistem Keselamatan dan
Berupa luka atau sakit bahkan kematian akibat hubungan kerja dan
penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh kondisi kerja yang buruk.
38
1. Kerugian langsung adalah kerusakan pada barang atau alat yang terjadi
kemerosotan moral pekerja, yang dihasilkan oleh sisi negatif dalam suatu
Polusi udara, tanah dan kontaminasi air, kebisingan, getaran akibat mesin
meminimalkan kerusakan
terhadap kejadian kecelakaan dan menetapkannya dalam cara/sikap yang sempurna dan
efektif.
Perjanjian Kerja Bersama PT. SK Keris mencakup beberapa hal penting yang
berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain, perlengkapan kerja,
perlindungan dan keselamatan kerja, aminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kecelakaan diluar jam kerja, bantuan biaya perawatan akibat
kesehatan berkala,
40
4
Kerangka teori secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
SMK3 dan
Permenaker
05/Men/1996
Kecelakaan Evaluas elemen 2.1 Pengendalian
Kerja i tentang
Manajemen
Risiko
Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan ada dua, yaitu proses produksi Poly-
(PFY).
1. Proses Slurry
3. Polymerisasi Kondensasi
2. Proses Melter
3. Proses Take Up
Utility Unit adalah satu dari 6 unit yang berada di divisi produksi. Unit
2. Penghasil air berupa industrial water dan pure water (Water Treatment)
Lantai terbuat dari beton yang di cat epoxy, kondisinya kering tetapi
Kondisi lantai yang basah tidak mempengaruhi kegiatan di unit ini karena
untuk dilewati ditandai dengan adanya Safety line berwarna terang (kuning dan
hitam).
secara otomatis dan dipantau/dijaga oleh operator yang selalu stand by. Setiap
operator. Keadaan mesin terhadap tinggi badan dan jangkauan mekanik atau
tahun dilakukan Overhaul dan pembersihan panel listrik di Unit ini. Akan
Unit ini mengunakan crane sebagai alat angkat Air Compressor Machine
dan kereta dorong sebagai alat angkat untuk Cooling Tower parts.
digunakan serta perlengkapan pemadam kebakaran. Berikut ini adalah daftar alat
adalah sarung tangan, ear plug, helmet dan safety shoes. APD seperti respirator,
Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pemadam Api Berat (APAB), Hidran Air
dan Foam Tank. Disetiap daerah yang dinilai dapat memicu api dilengkapi
pemeriksaan terhadap alat pemadam tersebut dan dilakukan pelatihan setiap tahun
APAR berisi Powder dan Gas, APAB berisi Gas, Foam tank
berisi busa dan hidran berisi air. Sumber air hidran berasal dari utility. Agar
dengan detector, jenis detector yaitu smoke detector dan heat detector. Bila
ada api di lokasi detector, maka detector ini akan mengirim sinyal ke Control
dan hydrant.
kemudian menurun menjadi 7 kasus pada tahun 2006, meningkat lagi menjadi 11
kasus tahun 2007, menurun menjadi7 kasus tahun 2008 dan terdapat 3 kasus
hingga pertengahan tahun 2009 (Gambar 5). Kasus kecelakaan yang terjadi ada 2
jenis yaitu kasus kecelakaan di tempat kerja dan kasus kecelakaan lalu
lintas
(kecelakan akibat hubungan kerja). Angka kejadian kecelakaan kerja
Gambar Angka Kejadian Kecelakaan Kerja di PT. SK KERIS Tahun 2005 2009
kasus pada tahun 2007, 1 kasus pada tahun 2008 dan kasus hingga pertengahan
Gambar Angka Kejadian Kecelakaan Kerja di Utility PT. SK KERIS Tahun 2005
2009
Selama periode 2005 2009, kasus kecelakaan kerja di PT. SK Keris
tempat kerja). Kasus kematian yang lain disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
Oleh karena itu, identifikasi bahaya dan penilaian risiko sangat penting untuk
dilakukan di unit ini mengingat unit ini adalah penghasil sumber energy listrik
dibagi atas 3 jenis yaitu, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan yang berhubungan
mesin dan kecelakaan yang bukan disebabkan karena hubungan mesin. Pada
tahun 2005, 2006 dan 2008, kasus kecelakaan kebanyakan akibat kecelakaan lalu
lintas. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2009, kecelakaan akibat hubungan mesin
lebih dominan.
Brikut ini adalah gambar jenis kecelakaan kerja di PT. SK. Keris Tahun
2005 2009
Gambar Jenis Kecelakaan Kerja di PT. PT. SK Keris Tahun 2005 2009.
Dilihat dari segi pertolongannya, jenis kecelakaan di Utility
terbagi atas 33% Lost Time Injury, 17% kematian, 17% recordable
accident dan
ini.
Gambar Persentase Jenis Kecelakaan Kerja di Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2005 2009
4.2.1.5 Audiometri
tingkat kebisingan yang tinggi bahkan melebihi batas NAB (Nilai Ambang Batas)
Keris baik karyawan produksi maupun karyawan kantor seperti hasil audiometri
berikut.
Gambar Pengukuran Audiometri Seluruh Karyawan PT. SK Keris Tahun 2008
dan 20,11% normal. sedangkan di unit utility sendiri 57% adalah normal, 30,6 %
Gambar Pengukuran Audiometri Karyawan Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2008
4.2.1.6 Pengukuran Kebisingan
mesin tersebut. Kebisingan setiap mesin di utility sudah melampaui NAB (Nilai
Generator, Air Compressor dan yang terakhir adalah Turbo Chiller. Pengendalian
akibat kebisingan yang telah dilakukan adalah adanya APD berupa ear plug.
17.00 (daily)
arus listrik. elektrik bertugas setiap hari mulai jam 08.00 17. 00 (daily)
4.2.2.3 Operator
shift.
area Water Treatment, Diesel Generator, Air Compressor, Cooling Water, Boiler
hingga Waste Water Treatment. Berikut ini adalah daftar identifikasi bahaya
Unit Utility.
Pengendalian Risiko
dilihat pengendalian yang sudah ada (existing control), apabila masih kurang
maka perlu dibuat pengendalian tambahan (additional control) seperti pada tabel
berikut ini.
Tabel Pengendalian Risiko
No Identifikasi Aktivitas Tingkatan Existing Additional Control
Risiko Control
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2 orang Crusher/pekerja Alat Pelindung Engineering Control:
mengangkat sak/karung Diri seperti Pemasangan hand-rail
juga menggunakan drum helmet dan dan conveyor
yang dipotong untuk 1.2
safety shoes
memasukkan batu bara ke Risiko
penggilingan, menaiki Rendah
tangga yang tidak memiliki
pegangan
2 1 orang crusher Alat Pelindung Administrative
memecahkan batu bara Diri seperti Control: melakukan
dengan palu persis di atas sarung tangan pemecahan batu bara
mesin penggiling batu bara 12
dahulu di tempat lain
yang sedang berputar Risiko Tinggi
kemudian pecahannya
dimasukkan ke dalam
penggilingan
3 Pada waktu-waktu tertentu Alat Pelindung Administrative
saat bekerja, pekerja tidak 18 Diri seperti Control:
menggunakan masker Risiko Tinggi respirator dan Inspeksi/pengawasan
penutup hidung dan mulut masker K3
4 Operator menaiki tangga Alat Pelindung Administrative
tanpa hand-rail dengan 18 Diri seperti Control:
tinggi 3 meter menuju Major helmet dan Safety sign/warning
mesin Coal Boiler safety shoes
1 2 orang Crusher/pekerja Alat Pelindung Engineering Control:
mengangkat sak/karung Diri seperti Pemasangan hand-rail dan
juga menggunakan drum helmet dan conveyor
yang dipotong untuk 1.2
safety shoes
memasukkan batu bara ke Risiko
penggilingan, menaiki Rendah
tangga yang tidak memiliki
pegangan
5 Balok yang terbuat dari besi Alat Pelindung Administrative Control:
menghalangi jalan tangga 3.6 Diri seperti Safety sign/warning
menuju lantai 2 gedung Air Risiko helmet dan
Compressor. Jarak antara Sedang safety shoes
palang besi dengan tangga Administrative
kira-kira 1,5 meter Control: safety
line pada balok
besi
6 Semua aktivitas dalam Alat Pelindung Administrative Control:
gedung terpapar oleh bising 18 Diri seperti ear- Meluangkan waktu untuk
yang dihasilkan oleh mesin Risiko plug keluar gedung dalam
Tinggi beberapa saat pada waktu
renggang bekerja
7 Iklim di tempat kerja Engineering Admnistrative Control:
cenderung panas Control: Meluangkan waktu untuk
Exhaust Fan, keluar gedung dalam
18
ventilation and beberapa saat pada waktu
Risiko
opened doors renggang dlm
Tinggi
bekerja, penyediaan
air minum yang
cukup di dalam
8 Banyaknya debu akibat dari Alat Pelindung ruangan
proses kerja mesin Diri seperti Administrasi Control:
masker. adanya pengawasan
15
Administrative penggunaan masker.
Risiko
Control Seperti
Tinggi
adanya
kebersihan
setiap hari
9 Mengisi Oli Alat Pelindung
Diri seperti Admnistrative Control:
safety shoes. adanya Instruksi Kerja
9 Administrative yang benar dan adanya
Risiko Control seperti
pengawasan
Sedang adanya
kebersihan
setiap hari
10 Menggerinda permukaan Alat
mesin 0.6 Diri Pelindung
seperti adanya Instruksi Kerja
Risiko sarung tangan Administrative
yang benar dan Control:
adanya
Rendah pengawasan
11 Pemasangan kembali mesin Alat Pelindung Administrative Control:
3.6
Diri seperti adanya Instruksi Kerja
Risiko
sarung tangan yang benar dan adanya
Sedang
pengawasan
12 Membersihkan Cylinder Alat Pelindung Administrative Control:
Head Air Compressor, 3.6
Diri seperti adanya Instruksi Kerja
maka engine parts diangkat Risiko sarung tangan yang benar dan adanya
dengan menggunakan crane Sedang
dan safety shoes pengawasan
13 Memperbaiki kebocoran Engineering Administrative Control:
pipa pada ruangan bergas Control seperti adanya Instruksi Kerja
6
Fire Alarm, yang benar dan adanya
Risiko
Heat Detector, pengawasan
Sedang
Hydrant dan
APAR
14 Membersihkan Panel Parts Alat Pelindung Administrative Control:
dengan vacuum cleaner 36 Diri seperti adanya Instruksi Kerja
Ekstrim sarung tangan yang benar dan adanya
dan goggles pengawasan
15 Mengisi chemical (PAC) ke Engineering Administrative Control:
dalam tank. 0.2 Control adanya adanya Instruksi Kerja
Meninggalkan/meletakkan Risiko pembatasan yang benar dan adanya
karung di atas tank Rendah area dengan pengawasan
penampungan pagar
16 Tangga dan dasar kayu Alat Pelindung Substitusi Control seperti
pada tank PAC, NaOH dan 4.5 Diri seperti menganti dasar kayu
HCl sangat rapuh. dan jalan Risiko helmet dan dengan dasar yang lebih
tersebut tidak memiliki Sedang safety shoes kokoh dan kuat serta
pegangan (hand-grip) memasang hand-grip
17 Pekerja yang berhubungan Alat Pelindung Administrative Control:
langsung dengan bahan 9 Diri seperti adanya Instruksi Kerja
kimia PAC (Poly Risiko sarung tangan, yang benar dan adanya
Aluminium Chloride) Sedang respirator dan pengawasan
safety shoes
18 Pekerja yang berhubungan Alat Pelindung Administrative Control:
langsung dengan bahan 18 Diri seperti adanya Instruksi Kerja
kimia NaOH (Sodium Risiko sarung tangan, yang benar dan adanya
Hydroxide) Tinggi respirator dan pengawasan
safety shoes
19 Pekerja yang berhubungan Alat Pelindung Administrative Control:
langsung dengan bahan 18 Diri seperti adanya Instruksi Kerja
kimia HCl (Hydrocloric Risiko sarung tangan, yang benar dan adanya
Acid) Tinggi respirator dan pengawasan
safety shoes
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang telah
2. Tingkatan risiko mulai dari yang terbanyak adalah tingkat risiko tinggi,
DAFTAR PUSTAKA
Artia Tamado Sitorus, 2009, Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Tahun 2009 (Studi Kasus di Unit Utility PT. SK. Keris
Banten), Skripsi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
DK3N, 1993, Pedoman Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Audit K3),
Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi DATI I.
ILO, 2009, World Day For Safety and Health at Work 2009.
James E Dooley, 1990, Risk Analisys For Health and Environmental, Canada:
Halifax.
Tjandra Yoga dan Tri Hastuti, 2006, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta: UI
Press.
Disusun Oleh:
Verananda Kusuma Ariyanto (3335140351)
Kelas C
Dosen Pengampu:
Ir. Tri Wibowo S. Purnomo, M.Eng.