Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Rata-rata peningkatan jumlah penumpang pesawat Bandara Adisutjipto dari tahun 2009-2015
adalah sebesar 11%, hal ini menyebabkan Bandara Adisutjipto tidak kondusif lagi untuk dapat
menampung penumpang pesawat. Maka diperlukan bandara pengganti yaitu New Yogyakarta
International Airport yang berjarak 45 km dari pusat Kota Yogyakarta dan Kereta Api Bandara
sebagai moda transportasi penghubung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan moda
transportasi dengan mempertimbangkan ability to pay (ATP) dan willingness to pay (WTP)
penumpang menuju New Yogyakarta International Airport.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik stated preference (SP) terhadap 400
responden. Pengukuran ATP menggunakan metode household budget dan hasil penelitiannya menitik
beratkan pada kemauan membayar (WTP). Dan dianalisis dengan menggunakan model ordered
probit model dengan menggunakan software Limdep 7.0.
Hasil penelitian menunjukkan jarak ideal penumpang pesawat bersedia menggunakan kereta
api bandara apabila jarak bandara menuju kota adalah sebesar 37 km. Dengan ATP calon pengguna
jasa kereta api bandara New Yogyakarta International Airport adalah sebesar Rp. 101.512,- dan nilai
rata-rata WTP adalah sebesar Rp. 43.864,-. Tarif ideal kereta api bandara adalah sebesar Rp. 50.000,-
dengan ATP dan WTP penumpang sebesar 57,50% dan 50%. Dari berbagai alternatif yang
ditawarkan, tingkat WTP penumpang pesawat yang menyatakan pasti naik menggunakan Kereta Api
Bandara adalah sebesar 56,00% untuk alternatif 8, yaitu tarif sebesar Rp. 75.000,-, waktu perjalanan
45 menit, sistem tiket terintegrasi dengan pesawat, frekuensi keberangkatan setiap 45 menit dan
fasilitas kereta api yang baik. Serta analisis pemilihan moda transportasi dari/menuju New Yogyakarta
International Airport dengan menggunakan moda transportasi Kereta Api Bandara, Kendaraan
Pribadi, Bis Damri, dan Taxi berturut-turut sebesar 46,75%, 23,50%, 19,50%, dan 10,25%. Jika tarif
Taxi sebesar Rp.150.000,- maka ATP dan WTP sebesar 25,25% dan 10,25%. Jika tarif Kendaraan
Pribadi sebesar Rp. 100.000,- maka ATP dan WTP sebesar 34,75% dan 33,75%, dan jika tarif Kereta
Api Bandara sebesar Rp. 75.000,- maka ATP dan WTP sebesar 49,50% dan 80,50%. Serta jika tarif
Bis Damri sebesar Rp. 50.000,- maka ATP dan WTP sebesar 65,75% dan 100%.
Kata kunci : Ability To Pay (ATP), Willingess To Pay (WTP), Stated Preference, New Yogyakarta
International Airport, Kereta Api Bandara
= 0 + 11 + 22 + + .
/ =
dengan:
Ui : utilitas dari pilihan 1 Dimana:
X1 ... Xn : atribut-atribut produk ATP resp : ATP responden berdasarkan jenis
b1 ... bn : koefisien variabel bebas pekerjaan (Rp/Resp/Trip)
Irs : Pendapatan responden per bulan (Rp/Bulan)
Persamaan ordered probit didasarkan pada Pp : Persentase pendapatan untuk transportasi per
spesifikasi berikut. bulan dari pendapatan responden
Pt : Persentase untuk angkutan dari pendapatan
= +
untuk transportasi
= 0 0
Trs : Total panjang perjalanan per bulan per trip
= 1 0 < 1
(Trip/Resp/Bulan)
= 2 1 < 2
Dan dengan menggunakan metode travel cost
= > 1 individual ATP yang dapat diterima oleh pengguna jasa
dengan : adalah:
= nilai variabel independen %
Yi = tingkat prefensi responden dalam rangking =
ordinal (0 J)
X = variabel independen Dimana:
= utilitas random (random utility/random Ic : Penghasilan
terms) %TC : Percentase dari penghasilan untuk travel cost
= koefisien variabel D : Frekuensi perjalanan
= nilai-nilai yang membatasi variabel
dependent 3.4 Willingness To Pay (WTP)
Metode ini mengukur kesediaan masyarakat
Probabilitas yi = j adalah probabilitas dalam range dalam membayar tarif. Nilai WTP masing-masing
ke j, probabilitas bahwa yi = j adalah. responden yaitu berupa nilai maksimum rupiah yang
( = ) = ( . ) ( 1 . ) bersedia dibayarkan oleh responden untuk jasa kereta
api bandara, diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata
dengan : (mean) dari nilai WTP tersebut, dengan rumus:
1
F () = () untuk model normal
=
=1
Sehingga setelah dapat nilai maka dapat dihitung
probabilitas tingkat preferensi responden untuk yi = j Dimana:
atau Prob (yi = j) dengan persamaan: MWTP : Rata-rata WTP
N : Ukuran sampel
Prob (yi = 0) = (-.x) WTPi : Nilai WTP maksimum responden ke i
Prob (yi = 1) = (1 .x) - (-.x)
Prob (yi = 2) = 1 - (j-2 .x) - (1 .x)
4. METODE PENELITIAN
................
4.1 Data Sekunder
Prob (yi = j) = 1 - (j-1 .x)
Magister Sistem dan Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini ke bandara baru Yogyakarta. Serta besaran tarif
bersumber dari PT. Angkasa Pura I atau pihak kendaraan pribadi dihitung berdasarkan kendaraan
pengelola Bandar Udara Internasional Adisutjipto dan mobil yang digunakan dengan perbandingan biaya satu
pengelola Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta liter BBM mampu melayani jarak 10 km. Selanjutnya
maupun dari sumber-sumber lain. dilakuakan perhitungan biaya BBM di kali jarak yang
harus ditempuh dari pusat kota ke bandara baru
4.2 Data Primer Yogyakarta (pulang-pergi dan parkir).
Data primer dalam penelitian ini didapatkan
melalui teknik Stated Preference (SP). Teknik tersebut 4.3 Penyusunan Atribut
dilakukan dengan perpaduan dua metode dasar, yaitu Berdasarkan pengamatan di lapangan dan studi
survei kuesioner (questionnaire survey) dan survei terdahulu maka diambil lima atribut (tarif, waktu
wawancara (interview survey). perjalanan, sistem tiketing, frekuensi keberangkatan
Survei pengumpulan data primer dilakukan KA Bandara, dan fasilitas dalam KA Bandara) yang
dengan mengambil sampel sebanyak 400 responden. berpengaruh terhadap pemilihan moda dan masing-
Dilaksanakan dari tanggal 18 Juni 2016 sampai dengan masing atribut terdiri atas dua level yang mana ke lima
18 Juli 2016. Pelaksanaan survei dilakukan di terminal atribut tersebut merupakan variable independent. Pada
keberangkatan atau ruang tunggu domestik Bandara studi ini responden menyatakan pilihannya dengan
Adisutjipto, penumpang pesawat di ruang tunggu menggunakan teknik rating, yang dibagi menjadi lima
Stasiun Maguwo, masyarakat umum/home interview skala ordinal dan merupakan variable dependent.
dan terhadap pihak PT. Angkasa Pura I Yogyakarta dan Atribut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
PT. Kereta Api DAOP VI Yogyakarta. Dengan tujuan
untuk mengetahi karakteristik responden, ATP 4.4 Pembuatan Skenario/Alternatif Pilihan
responden, WTP responden, dan penentuan moda Dari atribut yang dipilih selanjutnya dibuat
transportasi yang dipilih dari/menuju New Yogyakarta beberapa skenario pemilihan terhadap responden.
International Airport. Dengan demikian, bila dikombinasikan seluruh atribut
Dalam penetuan tarif Kereta Api - New beserta levelnya maka akan diperoleh sebesar 32
Yogyakarta International Airport dilakukan skenario/alternatif kombinasi (2x2x2x2x2 atau 25 ).
pendekatan melalui sistem tarif yang terdapat di Kombinasi atribut sebanyak 32 alternatif tentu akan
Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara. Dimana menyulitkan responden dalam memilih. Oleh karena
bandara tersebut telah terintegrasi dengan moda Kereta itu kemudian dipilih atau dipecah menjadi bagian yang
Api Bandara dan besaran harga Rp. 100.000,- untuk lebih kecil atau melakukan pembuatan sepertiga
sekali perjalanan dengan jarak 40 km. Dan penentuan replikasi sebagian dari desain faktorial 25 melalui
tarif juga ditentukan dari besarnya UMK (Upah proses pembauran (confounding). Dengan mengikuti
Minimum Kota/Kabupaten). desain yang disarankan oleh Cochran and Cox (1957),
Bahwa besar UMK Kota Medan adalah sebesar yaitu menggunakan Plan 6A.2, desain kuesioner
Rp. 2.037.000,- sementara UMK Kota Yogyakarta direncanakan terdiri atas delapan alternatif pilihan
yaitu sebesar Rp. 1.452.400,-, dengan selisih 25% seperti yang terdapat pada Tabel 4.2.
maka ditentukan bahwa tarif Kereta Api Bandara New
Yogyakarta International Airport 75% dari tarif Kereta 4.5 Analisis Hasil Pengolahan Data
Api Bandara Kualanamu. Untuk lamanya waktu Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis
perjalanan dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata data secara garis besar adalah sebagai berikut :
kereta api di Indonesia adalah sebesar 60 km/jam. a. Setelah kuesioner telah terkumpul kemudian
Dengan jarak 45 km maka lama waktu tempuh adalah diinventarisir dan dilakukan proses penyuntingan.
sebesar 0,75 jam atau sekitar 45 menit dengan tipe b. Menganalisis karakteristik penumpang dan
perjalanan langsung ke bandara. Untuk tipe permasalahan yang dihadapi Kereta Api Bandara
perjalanan berhenti di stasiun antara maka Adisutjipto.
diasumsikan penambahan waktu sekitar 15 menit. c. Melakukan analisis ATP dan WTP penumpang
Sehingga waktu tempuh maksimal untuk tipe terhadap penggunaan Kereta Api dari/menuju
perjalanan berhenti di stasiun antara adalah 60 menit. New Yogyakarta International Airport. Dan
Besaran tarif bis damri menuju bandara baru dilakukan analisis menggunakan software
Yogyakarta ditentukan berdasarkan tarif yang berlaku LIMDEP ver 7.0 dengan menggunakan ordered
pada bis damri dari bandara Adisutjipto menuju probit model.
Magelang/Purworejo dengan besaran tarif sebesar Rp. d. Melakukan analisis pemilihan moda transportasi
50.000,-, dengan pertimbangan jarak yang sama (kereta api, bus damri, taxi, dan kendaraan
menuju letak bandara baru yaitu di Kulon Progo. pribadi) yang dipilih dari/menuju New Yogyakarta
Sedangkan besaran tarif taxi menuju bandara baru International Airport.
Yogyakarta dihitung berdasarkan biaya penumpang Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1
mulai dari masuk kedalam taxi dan biaya jarak per km,
setelah itu dilakukan perhitungan dari jarak pusat kota
5.3 Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness karyawan masih belum mendapatkan jawaban pasti
To Pay (WTP) dikarenakan proyek New Yogyakarta International
Dari hasil analissi diketahui ATP minimum Airport yang masih akan diselesaikan sampai dengan 4
responden adalah sebesar Rp. 1.200,- dan ATP tahun kedepan dari sekarang (Tahun 2016) atau dapat
maksimum adalah sebesar Rp. 750.000,-. ATP rata-rata mengacu pada Keputusan Direksi PT. Kereta Api
responden adalah sebesar Rp. 101.512,-. Sementara itu Indonesia (Persero) Nomor: KEP.U/LL/003/XI/1/KA-
WTP minimum responden adalah sebesar Rp. 5.000,- 2015 Tentang Syarat-Syarat Dan Tarif Angkutan
dan WTP maksimum responden adalah sebesar Rp. Kereta Api Penumpang, tarif reduksi terhadap pegawai
150.000,-. WTP rata-rata responden adalah sebesar Rp. perusahaan sebesar 50% - 75% dengan ketentuan
43.864,-. Dan prioritas pelayanan yang diharapkan masing-masing.
adalah ketepatan waktu pelayanan yaitu sebesar Perbandingan ATP dan WTP terhadap tarif
37,25%. Sementara hasil servei wawancara terhadap dapat dilihat pada Gambar 5.4. Hasil analisis
PT. Angkasa Pura 1 Yogyakarta dan PT. Kereta Api menunjukkan dalam kondisi seperti ini disebut dengan
DAOP VI Yogyakarta terkeit kebijakan tarif terhadap choiced riders yaitu pengguna mempunyai penghasilan
120
100
80
60
40
20
0
11.000 21.000 31.000 41.000 51.000 61.000 71.000 81.000 91.000 101.000 111.000
<11.00 >121.0
- - - - - - - - - - -
0 00
20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000 110.000 120.000
Frekuensi ATP 45 50 42 33 21 11 22 26 11 13 9 16 101
Frekuensi WTP 70 55 50 25 91 17 16 41 0 31 0 0 4
% Frekuensi ATP 11,25 12,50 10,50 8,25 5,25 2,75 5,50 6,50 2,75 3,25 2,25 4,00 25,25
% Frekuensi Kumulatif ATP 100,00 88,75 76,25 65,75 57,50 52,25 49,50 44,00 37,50 34,75 31,50 29,25 25,25
% Frekuensi WTP 17,50 13,75 12,50 6,25 22,75 4,25 4,00 10,25 0,00 7,75 0,00 0,00 1,00
% Frekuensi Kumulatif WTP 100,00 82,50 68,75 56,25 50,00 27,25 23,00 19,00 8,75 8,75 1,00 1,00 1,00
Dari Gambar 5.2 jika tarif yang ditetapkan Y = 0,277 + 0,754 (travel cost) + 0,341 (travel time) +
sebesar Rp. 100.000,- maka ATP responden 34,75% 0,741 (ticketing system) + 0,287 (headway) + 0,300
dan WTP responden 8,75%. Artinya penumpang (facility)
bandara yang bersedia menggunakan kereta api
bandara adalah sebanyak 8,75%. Akan tetapi jika tarif Untuk :
yang ditetapkan sebesar Rp. 75.000,- maka ATP yi = 0 (pasti tidak naik) : jika y* < 0
responden 44,00% dan WTP responden 19,00%. Ini yi = 1 (mungkin tidak naik) : jika 0 < y* 0,71
berarti bahwa 19% penumpang pesawat yang akan yi = 2 (ragu-ragu) : jika 0,71 < y* 1,42
menggunakan kereta api bandara. Jika tarif yang yi = 3 (mungkin naik) : jika 1,42 < y* 2,51
ditetapkan sebesar Rp. 50.000,- maka ATP responden yi = 4 (pasti naik) : jika y* > 2,51
57,50% dan WTP responden 50%. Dan apabila tarif
kereta api bandara ditetapkan sebesar Rp. 25.000,- Dari persamaan pemodelan yang dihasilkan,
maka ATP responden 76,25% dan WTP responden dapat dijelaskan bahwa; nilai konstanta 0,277
68,75%. Maka sebanyak 68,75% penumpang pesawat menunjukkan bahwa apabila dalam pengoperasian
yang akan menggunakan kereta api bandara. Kereta Api Bandara tidak dilakukan peningkatan
kualitas pelayanan, maka respon penumpang adalah
5.4 Analisis Preferensi Layanan Kereta Api mungkin tidak naik. Nilai koefisien tarif sebesar
Bandara 0,754, maka kesedian menggunakan kereta api bandara
Dari hasil yang telah didapatkan selanjutnya adalah sebesar 1,031 artinya ragu-ragu. Nilai
dilakukan analisis dengan menggunakan bantuan koefisien waktu perjalanan sebesar 0,341, maka
software Limdep versi 7.0 (Limited Dependent kesedian menggunakan kereta api bandara adalah
Variable) yang merupakan alat bantu econometric sebesar 0,618 artinya mungkin tidak naik. Nilai
analysis. Adapun hasil persamaan model yang didapat koefisien sistem tiket sebesar 0,741, maka kesedian
sebagai berikut. menggunakan kereta api bandara adalah sebesar 1,018
artinya ragu-ragu. Nilai koefisien frekuensi
keberangkatan kereta api sebesar 0,287 maka kesedian
Magister Sistem dan Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada
menggunakan kereta api bandara adalah sebesar 0,565 penumpang pesawat akan memilih menggunakan moda
artinya mungkin tidak naik. Dan nilai koefisien untuk transportasi Kereta Api Bandara yaitu sebesar 46,75%,
fasilitas dalam kereta api sebesar 0,300 maka kesedian Kendaraan Pribadi sebesar 23,50%, 78 orang atau
menggunakan kereta api bandara adalah sebesar 0,577 19,50% memilih Bis Damri, dan 10,25% memilih
artinya mungkin tidak naik. menggunakan Taxi. Analisis ATP dan WTP terhadap
Secara umum bentuk model yang dihasilkan tarif tertera pada Gambar 5.5.
memiliki tingkat rasionalitas yang cukup baik. Hal ini Jika tarif Taxi yang ditetapkan sebesar Rp.
dapat dilihat dari kesesuaian tanda koefisien pada 150.000,- maka ATP responden 25,25% dan WTP
masing-masing variabel model tersebut. responden 10,25%. Artinya adalah penumpang bandara
Dari hasil uji z dihasilkan adalah signifikan pada yang bersedia menggunakan Taxi dari/menuju New
taraf signifikansi 95%. Dengan demikian model yang Yogyakarta International Airport adalah sebanyak
dihasilkan signifikan. 10,25%. Dan jika tarif Kendaraan Pribadi yang
Dengan menggunakan tingkat signifikasi 95% ( ditetapkan sebesar Rp. 100.000,- maka ATP responden
= 0,05) dan derajat kebebasan (k) sebesar 5 maka nilai 34,75% dan WTP responden 33,75%. Ini berarti bahwa
X = 11.070. Untuk model yang dihasilkan, nilai X 33,75% penumpang pesawat yang akan menggunakan
hitung lebih besar dari pada X tabel (X (hitung) = kereta api bandara.
872.2030 > X (0,95 ; 5 = 11.070), dan memiliki Jika Jika tarif Kereta Api Bandara ditetapkan
signifikan = 0,000 artinya bahwa perbedaan variabel sebesar Rp. 75.000,- maka ATP responden sebesar
bebas (tarif, waktu perjalanan, sistem tiketing, 49,50% dan WTP responden sebesar 80,50%. Maka
frekuensi keberangkatan KA Bandara, dan fasilitas sebanyak 80,50% penumpang pesawat yang akan
dalam KA Bandara) mempunyai pengaruh yang menggunakan Kereta Api Bandara. Dan apabila tarif
signifikasn terhadap tingkat kemauan penumpang Bis Damri yang ditetapkan sebesar Rp. 50.000,- maka
menggunakan kereta api bandara sehingga model yang ATP responden sebesar 65,75% dan WTP responden
dihasilkan memiliki rasionalitas yang baik dengan taraf sebesar 100%. Hal ini menunjukan bahwa penumpang
signifikasi 95%. pesawat yang akan menggunakan Bis Damri sebagai
moda transportasi dari/menuju New Yogyakarta
5.5 Analisis Pemilihan Moda Transportasi International Airport adalah sebesar 100%.
Hasil analisis pemilihan moda transportasi
dari/menuju New Yogyakarta International Airport
200
160
120
80
40
0
<31.000 31.000 - 60.000 61.000 - 90.000 91.000 - 120.000 >121.000
Frekuensi ATP 137 65 59 38 101
Frekuensi WTP 0 78 187 94 41
% Frekuensi ATP 34,25 16,25 14,75 9,50 25,25
% Frekuensi Kumulatif ATP 100,00 65,75 49,50 34,75 25,25
% Frekuensi WTP 0,00 19,50 46,75 23,50 10,25
% Frekuensi Kumulatif WTP 100,00 100,00 80,50 33,75 10,25