Você está na página 1de 8

TERAPI KOMPLEMENTER

ANALISIS JURNAL

Oleh:

Indah Dwi Haryati NIM 132310101005


Nur Winingsih NIM 132310101020
Insiyah Noryza A.S. NIM 132310101037
Tri Buana Ratna S. NIM 132310101053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini


diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain,
seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam.
Definisi CAM (Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk
penyembuhan yang bersumber pada berbagai system, modalitas dan praktek
kesehatan yang didukung oleh teori dan kepercayaan (Hamijoyo, 2003).
Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional atau pengobatan
rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan
ekstrak tumbuhan. Herbalism adalah juga dikenal sebagai pengobatan berkenaan
dengan penggunaan tumbuhan untuk pengobatan, medis secara herbal, obat herbal,
herbology, dan phytotherapy. Kadang-kadang lingkup dari obat bahan tumbuhan
yang dipergunakan diperluas termasuk produk-produk jamur dan lebah, mineral-
mineral, kulit/kerang-kulit/kerang dan bagian binatang tertentu.
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke
pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular di
perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang
memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis
(sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit adalah
suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh
kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana
dalam subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer
untuk pengobatan nyeri. Di negara tersebut ada 395% terlihat warga yang
mengunjungi klinik pengobatan komplementer,69 pasien (46,6%) dengan nyeri
punggung, nyeri lutut 65 (43,9%), dan 28 (32,4%) lainnya nyeri tungkai (Peleg,
2011).
Pada jurnal yang berjudul Pengaruh Jambu di Glukosa Darah dan Profil lipid
pada Subyek Manusia Sehat: Studi Controlled Acak yang dimana pohon jambu itu
sendiri merupakan pohon tropis kecil yang banyak ditanam untuk buahnya yang
biasa dikenal dengan gizi, obat dan nilai-nilai farmakologi. buah jambu biji
termasuk di antara super-buah-buahan dengan profil rendah kalori dengan serat
tinggi, kaya vitamin antioksidan yaitu, Vitamin C, Lutein, Beta karoten juga
sebagai mineral.Baru-baru ini ekstrak jambu air buah menunjukkan efikasi
mengesankan meningkatkan dislipidemia pada model binatang. Meskipun buah
Jambu diketahui mengandung gula gratis, namun jus buah menunjukkan efek
hipoglikemik di Streptozotocin. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa buah
jambu biji tanpa kulit lebih efektif dalam menurunkan gula darah serta serum
kolesterol total, trigliserida dan LDLC. Hal ini meningkatkan tingkat HDLC juga.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Judul Jurnal


Jurnal yang penulis angkat pada makalah ini berjudul Effect of Guava in
Blood Glucose and Lipid Profile in Healthy Human Subjects: A Randomized
Controlled Study. Penulis Suchitra Kumari, dkk.

2.2Tujuan Penelitian
Jurnal ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jambu biji matang
(dengan kulit atau tanpa kulit) tentang kulit buah pada glukosa darah dan profil
lipid pada manusia sehat.

2.3Hasil Analisis Jurnal


Jambu (Psidium guajava Linn.) adalah buah yang dikenal mengandung gizi
serta dapat digunakan sebagai obat dan terdapat nilai-nilai farmakologi. Jambu biji
memiliki kadar rendah kalori dan tinggi serat, kaya akan vitamin dan anioksidan
seperti viamin C, Lutein, Beta karoten dan juga mineral. Dalam jurnal dilakukan
uji coba untuk melihat manfaat jambu biji matang (dengan kulit atau tanpa kulit)
tentang kulit buah pada glukosa darah dan profil lipid pada manusia sehat kepada
45 MBBS siswa yaitu 31 laki-laki dan 14 perempuan dengan usia antra 18 sampai
25 tahun yang melakukan diet rutin. Secara acak siswa dikelompokkan kedalam
tiga grub yaitu grub A, grub B, dan grub C. Subjek mengalami gangguan kronis
seperti diketahui penderita diabetes, hipertensi dengan dislipidemia, kecanduan
alkohol atau merokok akan dikeluarkan dari penelitian. Penelitian dilakukan
selama 4 bulan yaitu bulan Mei sampai Agustus 2015 dan dilakukan dalam dua
tahap yang pertama baseline yang kedua 6 minggu suplementasi.
45 subyek yang sehat kemudian diacak menggunakan excel sheet dan diperoleh
nomoer acak daftar peserta sesuai dengan jumlah random dan diperoleh 15 peserta
terdaftar di grub A, 15 lainnya di dalam grub B dan sisanya 15 peserta di grub C.
Seplementasi lima belas peserta grub A diberikan 400g jambu biji matang dengan
kulit dan lima belas dari grub B diberikan jambu biji matang tanpa kulit sebanyak
400g dibawah pengawasan langsung selama 6 minggu. 15 dari grub C diperlakukan
sebagai kelompok kontrol tanpa suplementasi apapun. Setelah 6 minggu dilakukan
suplementasi selanjutkan dilanjutkan tahap kedua yaitu penyelidikan glukosa
plasma puasa dan profil lipid, dilakukan bersama dengan tinggi badan, berat badan,
BMI dan BP, pengukuran dilakukan pada ketiga grub.
Data dari ketiga grub penelitian memiliki BMI, sistolik tekanan darah (SBP) serta
tekanan darah diastol (DBP) kurang lebih sama. Tidak ada perbedaan yang
signifikan nilai rata-rata dari High Density Lipoprotein (HDLC) dan Very Low
Density Lipoprotein (VLDLc) pada awal penelitian sebelum suplementasi buah
jambu biji. Pada kelompok kontrol setelah 6 minggu mengalami peningkatan pada
SBP yang signifikan secara statistik, namun FBP, TC, TAG yang berubah
mengungkapkan fakta bahwa diet hostel biasa tidak mempengaruhi hasil studi,
bahkan pada grub A dan B. Temuan ini mengesampingkan efek pembaur dari
rutinitas diet hostel dan nutrisi pada hasil studi. Suplementasi buah jambu biji
matang dengan kulit menyebabkan berkurangnya BMI serta SBP dan DBP pada
grub A. FPG ditemukan meningkat secara signifikan setelah suplemen buah jambu
biji. TC mengalami peningkatan signifikan di TAG, tingkat LDLC dengan
penurunan serum HDLC menunjukkan ke arah fakta bahwa buah jambu biji
dengan kulit memiliki efek hyperglycaemic seiring dengan bertambahnya TC,
TAG serta LDLC. Di grub B, suplemen jambu matang tanpa kulit mengakibatkan
penurunan yang signifikan pada BMI serta SBP dan DBP. Ada penurunan tingkat
FPG, serum TC, TAG, tingkat LDLC menurun secara signifikan menunjukkan
bahwa jambu tanpa kulit memiliki efek menguntungkan pada tingkat lipid dan
gulla darah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buah jambu biji tanpa kulit lebih
efektif untuk menurunkan gula darah serta kolesterol total serum, trigliserida dan
LDLC. Hal ini meningkatkan tingkat HDLC, dan dapat menjadi suplemen
makanan dalam meningkatkan tekanan darah, gula darah dan parameter lipid
serum. Pada penderita diabetes, peran jambu biji ini dapat mengatur gula darah
dan mencegah dislipidemia.
Psidium guajava mengandung sumber vitamin C tertinggi dari buah
lainnya. Fungsi dari vitamin C dalam metabolisme kolesterol antara lain
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, meningkatkan High Density
Lipoprotein-Cholesterol (HDL-C), memperlancar pencernaan, serta menyintesis
kolagen. Selain vitamin C, Psidium guajava juga mengandung likopein yang
memberikan efek protektif untuk kanker, diabetes mellitus, kardiovaskular, stres
oksidatif, aterosklerosis, hipertensi, dan lainnya. Flavonoid atau biofcavonoid
berperan sebagai antioksidan potensial pencegah pembentukan radikal bebas,
perlengketan sel darah merah, dan kerusakan HDL-C.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat


ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang
lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam.
Salah satu contoh terpi komplementer dengan menggunakan Jambu. Jambu
(Psidium guajava Linn.) adalah buah yang dikenal mengandung gizi serta dapat
digunakan sebagai obat dan terdapat nilai-nilai farmakologi. Hasil penelitian
mengatakan bahwa buah jambu biji tanpa kulit lebih efektif untuk menurunkan
gula darah serta kolesterol total serum, trigliserida dan LDLC. Hal ini
meningkatkan tingkat HDLC, dan dapat menjadi suplemen makanan dalam
meningkatkan tekanan darah, gula darah dan parameter lipid serum. Pada
penderita diabetes, peran jambu biji ini dapat mengatur gula darah dan mencegah
dislipidemia.

3.2 Saran

Buah jambu biji memiliki banyak manfaat diantara efektif untuk


menurunkan gula darah serta kolesterol total serum, trigliserida dan LDLC, hal ini
meningkatkan tingkat HDLC, dan dapat menjadi suplemen makanan dalam
meningkatkan tekanan darah, gula darah dan parameter lipid serum. Pada
penderita diabetes, peran jambu biji ini dapat mengatur gula darah dan mencegah
dislipidemia, sehingga dapat di jadikan acuan melakukan terapi untuk kesehatan.
Perawat juga dapat melakukan kerjasama dengan ahli gizi tentang manfaat
mengkonsumsi jambu biji dalam perawatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Ghasiani, Ulima Mazaya & Carolia, Novita. 2016. Psidium guajava sebagai
Antihipertensif dan Antihiperlipidemia: Efek pada Penurunan Tekanan
Darah dan Pengontrolan Profil Lipid. [serial online]
http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/02/26-1.pdf [diakses pada
tanggal 4 Desember 2016]

Hamijoyo, L. 2003. Complementary medicine in Reumatology. [serial online]


http://medikaholistik.Com. [Diakses pada tanggal 6 Desember 2016 : ]
Kumari. Suchitra, Rakavi. R., Mangaraj. Manaswini. 2016. Effect of Guajava in
Blood Glucose and Lipid Profile in Healthy Human Subjects: A Randomized
Controlled Study. [serial online]
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5071920/pdf/jcdr-10-
BC04.pdf [diakses pada tanggal 5 Desember 2016]
Peleg, R. 2011. Patients Visiting the Complementary Clinic for Pain : a Cross
Sectional. [serial online] Study.http://www.biomedcentral.com/1472-
6882/11/36 [diakses pada tanggal 5 Desember 2016]

Você também pode gostar