Você está na página 1de 3

Analisis Sosial (ANSOS)

Perceraian dan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

Sebagai akibat dari kehamilan di luar nikah

1. KASUS

Sebanyak 976 Pelajar Yogyakarta Hamil di Luar Nikah

Oleh: Wilujeng Kharisma

26 Januari, 2016 - 17:33

PENDIDIKAN

YOGYAKARTA, (PRLM).- Sepanjang 2015 lalu, jumlah persalinan bayi oleh remaja
berusia 10-18 tahun di DI Yogyakarta masih tinggi. Berdasarkan data dari Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY, 1.078 remaja puteri yang semestinya masih
berstatus pelajar melahirkan bayi.

Dari angka 1.078 remaja puteri yang melahirkan di 2015 itu, masih menurut catatan
PKBI DIY, 976 diantaranya berasal dari kehamilan yang tak diinginkan.

Daerah yang paling mendominasi yakni Bantul dengan 276 kasus. Ironis bagi wilayah
yang dicap sebagai kota pendidikan.

Ketua PKBI DIY, Urip Bahagia di Yogyakarta, Selasa (26/1/2015) menuturkan, berdasar
Undang-Undang (UU) nomor 1/1974 tentang perkawinan, syarat minimal untuk pria
melangsungkan pernikahan yakni 18 tahun. Sedangkan, untuk wanita yakni 16 tahun.
Jika masih di bawah umur, menurutnya dapat mengajukan dispensasi ke Pengadilan
Agama setempat.

Kalau pasangan di bawah umur mau melangsungkan pernikahan, bisa meminta


dispensasi kawin karena di bawah umur. Sesuai UU kan begitu, ucapnya.
Meskipun demikian, kata dia, rata-rata pasangan remaja yang meminta dispensasi kawin
berusia 14 tahun. Pasangan remaja yang meminta dispensasi lantaran hamil sebelum
nikah.

Jika tidak hamil kan tidak mungkin mengajukan (dispensasi). Ini yang menandakan
bahwa fenomena hamil duluan memang terjadi di DIY, tuturnya.

Sementara itu, Sosiolog, Drs Haryanto mengatakan, menikah karena terlebih dulu hamil
dapat menimbulkan beberapa efek negatif. Salah satunya yaitu Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT), baik ke anak maupun istri. Sehingga besarnya angka perceraian
berbanding lurus dengan jumlah pasangan remaja yang menikah karena terlebih dulu
hamil.

Mereka ini secara psikologis belum matang, mereka seharusnya masih diperhatikan
orang-tuanya. Itulah kenapa KDRT sering terjadi, khususnya untuk pasangan remaja itu
yang berujung perceraian, katanya.

Menurut observasinya pada tahun 2013, fenomena remaja hamil di luar nikah
dikarenakan kurangnya perhatian dari keluarga. Pun rata-rata, remaja yang hamil di luar
nikah itu berasal dari keluarga yang tergolong broken home, atau dari keluarga yang
orangtua-nya tak memiliki waktu untuk memperhatikan anaknya.

Kalau opsi kedua. Biasanya itu orangtuanya pulang malam, dan tidak ada waktu untuk
memperhatikan anaknya. Bahkan 43 persen dari 71 responden, sang anak melakukan seks
dengan pasangannya di rumah. Ini kan dampak dari sang orangtua tidak memperhatikan
sang anak, sehingga adabnya hilang, ujarnya.

Haryanto menjelaskan, solusi untuk mengatasi fenomena ini yang paling efektif adalah
dengan meningkatkan pengawasan dan perhatian ke sang anak. Selain itu, para orangtua
sebaiknya menanamkan pengetahuan agama ke sang anak sejak kecil. (Wilujeng
Kharisma/A-88)**
2. ANALISIS
A. Analisis Pohon Masalah
a. Masalah Inti
Berdasarkan artikel yang telah dijelaskan sebelum nya, maka dapt kita
ketahui bahwa yang menjadi permasalahan adalah adanya kehamilan diluar
nikah yang dilakukan oleh para remaja. Jogja sebagai kota pelajar seharusnya
mampu memberikan contoh yang baik untuk para pelajar diluar jogja. Relita yang
terjadi di kota Jogjakarta ini justru tinggi nya tingkat kehamilan di luar nikah yang
biasa nya dilakukan oleh para remaja yang notabene nya secara hukum Indonesia
belum mencukupi umur untuk melakukan hal tersebut.
b. Akar Masalah

c. Akibat dari Masalah


B. Analisis Pohon Tujuan
a. Berikan Sentuhan
b. Tujuan yang Ingin Dicapai
C. Analisis Pohon Alternatif
a. Rincian program yang dilaksanakan untuk menyelesaikan akar masalah

Você também pode gostar