Você está na página 1de 212

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Target AKI dari Millenium Developmen Goals (MDGs) tahun 2015
adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan (SDKI 2015), rata-rata
Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran hidup.
Rata-rata kematian ini melonjak jauh disbanding hasil SDKI 2007, yang
mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 AKI sempat turun
tipis menjadi 226, namun pada tahun 2010 AKI justru merosot jauh ke angka
390/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal di
Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%,
eklampsia 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%.(Depkes RI,
2015).

Menurut Kemenkes RI tahun 2015, jumlah AKB di Indonesia


mencapai 34/1.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut lebih tinggi dari target
Millenium Development Goals (MDGs) yakti 25/1.000 kelahiran hidup.
Sehingga target MDGs untuk menurunkan rasio AKI menjadi 102/100.000
kelahiran hidup dan AKB menjadi 25/1.000 kelahiran hidup di tahun 2015
menjadi gagal.

Mengakhiri program MDGs, kemudian dilakukan kelanjutan dari


MDGs. Sustainable Development Goals (SDGs) yang menargetkan AKI di
tahun 2030 yaitu mencapai 70/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB
ditargetkan mencapai 25/1.000 kelahiran hidup. Apakah target SDGs tersebut
akan tercapai, akan dilihat pada tahun 2030 mendatang.

Pada tahun 2015 hasil pencapaian cakupan pelayanan kunjungan awal


(K1) nasional sebesar 85,45% dari target pencapaian 100%. Sedangkan untuk
cakupan kunjungan ke-4 (K4) nasional sebesar 85,45% yang artinya telah
mencapai target pencapaian sebesar 84%, sedangkan target yang harus

1
dicapai yaitu sebesar 100%. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih
mencapai angka 86,8% pada April 2015, sedangkan pada tahun 2019,
Kemenkes menargetkan cakupan imunisasi mencapai 93%.(Kemenkes RI,
2015).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.


Lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun
emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga. Pada
umumnya kehamilan berkembang dangan normal yang dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta penatalaksanaan setiap
kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan dengan normal
dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui
jalan lahir namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan
(Wiknjosastro).

Pada kehamilan terdapat perubahan seluruh tubuh wanita,


khususnya pada alat genetalia aksterna dan interna dan pada payudara.
Dalam hal ini hormon somatomammotropin, estrogen dan progesteron
mempunyai peranan penting. Perubahan-perubahan yang terjadi tidak
hanya secara fisik namun juga secara psikis.Wanita menjadi rentan dan
perlu pengawasan agar kehamilannya dapat berjalan dengan baik dan
normal (Salmah).
Tidak hanya calon ibu yang mengalami perubahan fisik maupun
psikologis, janin di dalam rahim juga mengalami perubahan, perubahan
yang di maksud adalah perubahan letak janin. Selama janin berada di
dalam rahim, janin melakukan sejumlah aktivitas sesuai perkembangan
kemampuannya dari bulan ke bulan. Karena itu, letak janin berubah-ubah.
Tubuhnya yang kecil dan ruang di dalam rahim yang luas
memungkinkan ia berakrobat bak pemain sirkus (Salmah).

2
Dengan menganggap semua ibu memiliki resiko tinggi maka
dilakukan pengawasan kehamilan atau yang dikenal dengan ANC
(Antenatal Care).
Dengan.usaha ini ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu
dan bayi jelas menurun. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi
pengertian sedikit tentang kehamilan serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas (Salmah). Ini berarti dalam
antenatal careharus diusahakan agar wanita hamil sampai akhir
kehamilannya sekurang-kurangnya harus semuanya sehat atau lebih
sehat, dan jika ada kelainan harus dideteksi secara dini dan ditangani.
Oleh karena itu tenaga kesehatan, khususnya bidan, harus terampil dan
kompeten dalam memberikan asuhan antenatal pada ibu hamil
(Saifuddin).
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktifitas otot polos
miometrium yang relative tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan janin ntrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang
persalinan, otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara
koordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya
menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada periode
postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktifitas kontraksi
miometrium selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran sampai saat ini
masih belum jelas benar.

Proses fisiologi kehamilan pada manusia yang menimbulkan inisiasi


partus dan awitan persalinan belum diketahui secara pasti. Sampai sekarang,
pendapat umum yang dapat diterima bahwa keberhasilan kehamilan pada
semua spesies mamalia, bergantung pada aktivitas progesterone untuk
mempertahankan ketenangan uterus sampai mendekati akhir kehamilan.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, Cakupan pelayanan


kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 telah memenuhi target. Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan sebesar 72%. Namun demikian,

3
terdapat lima provinsi yang belum mencapai target tersebut yaitu Papua,
Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tengah. Kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil tidak hanya
dari sisi akses. Kualitas pelayanan yang diberikan juga harus ditingkatkan, di
antaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu hamil harus
diberikan saat kunjungan. Dalam hal ketersediaan sarana kesehatan, hingga
bulan Desember 2015, terdapat 9.754 puskesmas di seluruh Indonesia dengan
rasio 1,15 puskesmas per 30.000 penduduk.

Dengan demikian, rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk sudah


mencapai rasio ideal 1:30.000 penduduk, namun penyebarannya masih belum
merata. Keberadaan puskesmas secara ideal harus didukung dengan
aksesibilitas yang baik. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan aspek
geografis dan kemudahan sarana dan prasarana transportasi. Dalam
mendukung penjangkauan terhadap masyarakat di wilayah kerjanya,
puskesmas juga sudah menerapkan konsep satelit dengan menyediakan
puskesmas pembantu. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks, dan dimana janin dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan
didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2005).

Secara umum persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir


dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Upaya lain yang dilakukan untuk
menurunkan kematian ibu dan kematian bayi yaitu dengan mendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis
kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan
persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I
sampai dengan kala IV persalinan. Keberhasilan program ini diukur melalui
indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan
PN) dan persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (cakupan PF).

4
Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia
menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2015. Namun demikian, terdapat penurunan dari 90,88% pada tahun
2013 menjadi 88,55% pada tahun 2015. Kebijakan Kementerian Kesehatan
dalam dekade terakhir menekankan agar setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan dalam rangka menurunkan kematian ibu dan kematian bayi.
Namun demikian, meskipun persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan tetapi
tidak dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan, dianggap menjadi salah
satu penyebab masih tingginya Angka Kematian Ibu.

Oleh karena itu mulai tahun 2015, penekanan persalinan yang aman
adalah persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019
menetapkan persalinan di fasilitasn pelayanan kesehatan sebagai salah satu
indikator upaya kesehatan ibu, menggantikan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan. Terdapat 79,72% ibu hamil yang menjalani persalinan
dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target Renstra
sebesar 75%. Namun demikian masih terdapat 18 provinsi (52,9%) yang
belum memenuhi target tersebut. Provinsi DI Yogyakarta memiliki capaian
tertinggi sebesar 99,81% dan Provinsi Papua memiliki capaian terendah
sebesar 26,34%.

Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput


janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus
reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.Ingat bahwa perubahan ini adalah
pada kondisi tidak hamil,bukan kondisi prahamil, seperti yang sering
dikatakan.Kondisi organ pra hamil hilang selamanya.Paling cocok mencolok
setelah pertama kali hamil dan melahirkan,tetapi juga pada setiap kehamilan
selanjutnya (varneys midwiferi.2004).Periode ini juga disebut
puerpirium,dan wanita yang mengalami puerperium disebut puerpera. Periode
pemulihan pascapartum berlangsung sekitar enam minggu.

5
(varneys midwiferi.2004)
Seorang wanita dapat meninggal karena persalian pasca persalinan
dalam waktu 1 jam setelah melahirkan oleh karena itu penilaian dan
penatalaksanaan yang cermat selama kala III dan kala IV persalinan sangat
penting.Memperkirakan kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk
menilai kondisi ibu setelah melahirkan. Upaya yang lebih penting adalah
dengan memeriksa ibu secara berkala dan lebih sering selama kala IV dan
menilai kehilangan darahya dengan cara memantau tanda vital,mengevaluasi
kondisi terkini,memperkirakan jumlah perdarahan lanjutan dan menilai tonus
uterus.Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan
oleh perdarahan pasca persalian dan terjadi dalam 4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Karena itu penting sekaliuntuk memantau ibu secara ketat
segera setelah setiap tahapan atau kala persalian diselesaikan.Jika tanda-tanda
vital dan tonus uterus masih dalam batas normal selama 2 jam pertama pasca
persalian,mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan pasca persalinan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek dari pengaturan
dalam mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri,pengaturan diet,pengaturan
miksi dan defekasi,perawatan payudara (mammae) yang ditujukan terutama
untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi,dll.
Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia dalam kurun waktu
delapan tahunterakhir secara umum mengalami kenaikan. Capaian indikator
KF3 yang meningkat dalam delapan tahun terakhir merupakan hasil dari
berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat termasuk
sektor swasta. Program penempatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk dokter
dan bidan terus dilaksanakan. Selain itu, dengan diluncurkannya Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010, puskesmas, poskesdes, dan
posyandu lebih terbantu dalam mengintensifkan implementasi upaya
kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas. Pelayanan
kesehatan ibu nifas termasuk di antaranya kegiatan sweeping atau kunjungan
rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa Provinsi
Kepulauan Riau memiliki capaian tertinggi diikuti oleh DI Yogyakarta

6
sebesar 98,49%, dan Jawa Barat sebesar 97,23%. Sedangkan provinsi dengan
cakupan kunjungan nifas terendah yaitu Papua sebesar 28,34%, diikuti oleh
Papua Barat sebesar 28,5%, dan Maluku sebesar 43,39%.(Kesehatan &
Indonesia, n.d.).
Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong
tinggi yaitu mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian
bayi pada tahun 1997. penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50%
kemtian bayi terjadi dalam perode neonatal yaitu dalam bulan pertama
kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur
hidup, kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir
dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat terjadi hipoksemia atau
hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah
perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan
tumbuh kembang. Contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan
nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam
paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam,
dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdaraha
otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang.
Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu
tubuh bayi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian
air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian oleh karena
diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan
stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi
dan anak. Neonatus pada minggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan
melahirkan.Berdasarkan hal yang tersebut diatas penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Normal.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan peluasan
pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk

7
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode
kontrasepsi yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tentu mungkin
tidak dapat diterima.
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu didalam
paket pelayanan kesehatan reproduksi esensial perlu mendapat perhatian
yang serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana berkualitas,
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan
reproduksi serta hak reproduksi . Maka pelayanan pelayana keluarga
berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari
klien/ masyarakat.
Setelah melihat data diatas penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan secara
komprenhensif di Puskesmas. Alasan penulis memilih Puskesmas Mariat SP2
sebagai tempat asuhan kebidanan komprehensif yaitu karena penulis
ditempatkan atau ditugaskan di tempat tersebut sekaligus melaksanakan PKK
II. Pada asuhan kebidanan komprehensif yang penulis kaji pada Ny. M,
alasan penulis memilih Ny. M karena ibunya cukup kooperatif atas penjelasan
maksud dantujuan yang akan penulis lakukan juga atas seijin dari kepala
keluarga untuk kelancaran asuhan komprehensif ini.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat studi kasus
dengan
judul ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (KEHAMILAN,PERSA
LINAN, NIFAS , BBL DAN KB) PADA Ny. M, DI Puskesmas Mariat SP2.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk
melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan
KB suntik 3 bulan langsung kepada pasien secara optimal.

8
2. Tujuan Khusus
Langkah :
1. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori tentang kehamilan
fisiologis dan melakukan pengkajian pada Ny M G I P0 Ab0 usia
kehamilan 12 minggu, 20 minggu dan 28 minggu, janin tunggal,
hidup, intra uterin dengan kehamilan normal.
2. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori, menegakkan diagnosa,
mengidentifikasi masalah potensial, merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, mengevaluasi tindakan tentang persalinan
normal pada Ny M P1 Ab0 .
3. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori, menegakkan diagnosa,
mengidentifikasi masalah potensial, merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, mengevaluasi tindakan tentang masa nifas
pada Ny M P1 Ab0 .
4. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori, menegakkan diagnosa,
mengidentifikasi masalah potensial, merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, mengevaluasi tindakan tentang Bayi Baru
Lahir normal pada By. Ny M P1 Ab0 .
5. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori, menegakkan diagnosa,
mengidentifikasi masalah potensial, merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, mengevaluasi tindakan tentang KB suntik 3
bulan pada Ny M P1 Ab0 .

C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang didapat dari latar belakang di atas yaitu
bagaimana cara penerapan dan penanganan Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, dan KB pada Ny. M di
Puskesmas Mariat SP2.

D. Metode Penilisan
Adapun tata cara yang digunakan dalam pengumpulan data, antara lain :

9
1. Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab langsung kepada klien maupun
keluarga.
2. Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung dan melihat tindakan yang
dilakukan untuk pasien.
3. Praktek Langsung
Dengan melakukan tindakan yang dilakukan kepada klien secara
langsung.
4. Studi Dokumen
Dengan melihat rekam medik klien yang meliputi catatan kesehatan
klien dan terapi yang diberikan pada klien.
5. Studi Pustaka
Dengan melihat pada teori-teori yang mengacu pada kasus yang
relevan.

E. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu dan teori dalam memberikan asuhan
kebidanan yang komprehensif pada ibu hamil, bersalin, BBL dan ibu
nifas sesuai dengan teori yang telah di dapat dikampus.

2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan
untuk pengembangan materi perkuliahan pada program pendidikan
dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan kehamilan
,persalinan,nifas dan bayi baru lahir.

3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan


Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak di pelayanan
kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya ibu dan bayi dan juga diharapkan dapat menjadi bahan
evaluasi dan informasi mengenai pelayanan kesehatan/kasus yang
terjadi.

10
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
D. Metode Penelitian
E. Manfaat
F. Sistematika Penulisan

Bab II: Tinjauan Pustaka

Bab III:Tinjauan Kasus

Bab IV:Pembahasan

Bab V :Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,2009.p.213).

Masa kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya


janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono,2008.p.89).

Seorang ibu dapat didiagnosa hamil adalah apabila didapatkan


tanda-tanda pasti kehamilan yaitu Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat
didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18, dapat dipalpasi
(yang harus ditemukan adalah bagian-bagian janin jelas pada minggu ke-
22 dan gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24) dan
juga dapat di Ultrasonografi (USG) pada minggu ke-6 (Kusmiyati et all
2008.p.97).

Menurut Bagus Ida mengatakan tanda pasti hamil adalah ada atau
terdapat gerakan janin dalam rahim (terlihat atau teraba gerakan janin dan
teraba bagian-bagian janin), terdengar denyut jantung janin (didengar
dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi atau EKG dan alat Doppler,
dilihat dengan ultrasonografi, pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu
rontgen melihat kerangka janin, ultrasonografi) (Bagus Ida, 2005. p.126).

12
Dengan disimpulkan bahwa Ibu hamil adalah seorang ibu dimulai
masa kehamilan atau mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu, di hitung dari hari
pertama haid terakhir dan dapat dilihat tanda pasti hamil yaitu ada
gerakan janin dalam rahim (terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba
bagianbagian janin), terdengar denyut jantung janin (didengar dengan
stetoskop laenec, alat kardiotokografi atau EKG dan alat Doppler, dilihat
dengan ultrasonografi, pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen
melihat kerangka janin, ultrasonografi

Kehamilan adalah pertemuan sel sperma dengan ovum yang diikuti


dengan fertilisasi atau konsepsi yang diikuti dengan nidasi (Manuaba,
2011: 98)
Kehamilan adalah masa mulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari) dihitung dengan hari
pertama haid terakhir (Saifuddin, 2010: 80)
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus yaitu
kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (42 minggu)
(Wiknjosastro, 2010: 125)

2. Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan


Perubahan yan teradi pada tubuh pada masa hamil, dimana sistem-
sistem tubuh menyesuaikan dengan keadaan hamil.

a. Perubahan pada kulit, Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hor-
mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
(Manuaba, 2010, 94).

13
b. Perubahan kelenjar, kelenjar ondok membesar sehingga leher ibu
berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada
anita hamil.

c. Perubahan payudara, Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu


Kebidanan (2009; h. 179), pada awal kehamilan perempuan akan
merasakan payudara menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua
payudara akan bertambah ukurannya dan vena vena dibawah kulit
akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan
tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari
areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.

d. Perubahan uterus, Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol


atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperpla-sia,
sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam
rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar,
lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan
janin.
(Manuaba, 2010)

e. Perubahan Ovarium, Ovulasi berhenti selama kehamilan dan


pematanga folikel ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum
kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan
hanya berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan
selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16
kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan
estrogen dan progesterone.

f. Perubahan vagina dan perineum, Perubahan yang terjadi pada vagina


selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan vaskularitas dan
hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum,
vulva, pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu
warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan

14
hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang
meningkat akibat stimulasi estrogen.
(Aprillia, 2010)

g. Perubahan pada sikap tubuh, sikap tubuh ibu menadi lordosis karena
perut yang membesar.

h. Perubahan sirkulasi darah, Volume darah semakin meningkat dan


jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga
terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin
meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin
dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai
anemia fisiologis.
(Manuaba, 2010; h. 93).

i. Perubahan respirasi, Kapasitas paru secara total menurun 4-5%


dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami
peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada
tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 1520% diatas
kebutuhan perempuan tidak hamil.
(Aprillia, 2010; h. 71-72).

j. Perubahan pencernaan, Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu


Kebidanan (2009; h. 185), seiring dengan makin membesarnya uterus,
lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada
penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi
akibat penurunan asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta
konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi
lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa
menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul.
Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat
konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena
pembesa-ran uterus.

15
k. Perubahan sistem perkemihan, Karena pengaruh desakan hamil muda
dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi
dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan
kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan
metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan
bertambah.
(Manuaba, 2010; h. 94).

3. Ketidaknyamanan selama Kehamilan


Menurut teori Rubin, perubahan psikologis terjadi pada trimester I
meliputi ambilaven, takut, fantasi, dan khawatir. Pada trimester II,
perubahan meliputi perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajai
perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak
egosentris dan berpusat pada diri sendiri. Pada trimester III, perubahan
yang terjadi meliputi memiliki perasaan aneh, sembrono, leboh introvert,
dan merefleksikan pengalaman masa lalu.

4. Diagnosa Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan
masuk ke dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah
ke dalam vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari tuba falopii.
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada
tempat yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri

16
sampai bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian
melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim,
peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai dengan
nidasi diperlukan waktu 6-7 hari.
Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi mudgah dan janin,
dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
= fertilisasi), nidasi dan plasentasi.
(Wiknjosastro,2005:125)

a. Tanda-tanda Kehamilan
1) Tanda-tanda presumtif
Amenore (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid
terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan
dan taksiran tanggal persalinan (TP), yang dihitung
dengan menggunakan rumus dari Naegle: TP = (HPHT +
7) dan (bulan HPHT - 3) dan (tahun HPHT + 1)
(Manuaba, 2000: 98).

Mual dan muntah (nausea and vomiting)


Mual dan muntah biasa terjadi mulai kehamilan 2-8
minggu. Penyebab mual muntah ini masih belum
diketahui tetapi mungkin karena perubahan hormonal
HCG, perubahan emosi ambivalen, penolakan kehamilan.

Mengidam (ingin makanan khusus)


Terjadi peningkatan hormone esterogen dalam tubuh ibu
sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat dan vaskularisasi.
Hal ini menyebabkan terjadinya hipersalivasi selain itu ibu
menjadi malas menelan karena emesis.

17
o Pingsan
Hal ini terjadi karena adanya gangguan vasomotor/
hormonal. Bila tejadi pada sebelum kehamilan mungkin
akibat bendungan vena pada tungkai. Hal ini akan hilang
setelah 16 minggu.
o Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,
kemudian nafsu makan timbul kembali.

Lelah (fatigue)
Sulit untuk diterangkan mungkin karena adanya
peningkatan hormone progesterone, esterogen dan HCG
(Salmah, 2006: 72)

Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri


Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan
progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli di
mammae. Glandula Montgomeri tampak lebih jelas.

Sering miksi
Hal ini terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada trimester ke II pada umumnya keluhan ini
mulai menghilang karena uterus yang mulai membesar
keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester gejala
bias timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul
dan menekan kembali kandung kemih.

Konstipasi/obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormone steroid.

18
Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke
atas. Pada pipi dahi dan hidung kadang-kadang tampak
deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma
gravidarum. Areola mammae juga menjadi lebih hitam
karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah
leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea nigra di
garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (=linea grisea).
Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh hormone kortiko-
steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

Epulish
Karena suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi
pada bulan pertama (Wiknjosastro, 2005: 126)

Pemekaran vena-vena (varises)


Selain karena herediter, juga karena dinding otot polos
vana melebar, akibat hormonal. Pembesaran uterus dan
akibat gravitasi bumi sehingga menekan vena-vena
(Salmah, 2006: 73)

2) Tanda-tanda kemungkinan hamil


Tanda Hegar
Terjadi karena SBR (Segmen Bawah Rahim) melunak
sehingga seolah olah serviks terpisah dari rahim (Manuaba,
2000: 99)

Tanda Chadwick
Vulva dan vagina akibat hormone esterogen mengalami
perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi yang

19
mengakibatkan vagina dan vulva menjadi tampak lebih
merah, agak kebiruan (livide) (Wiknjosastro, 2005: 95)

Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
jelas ke jurusan pembesaran tersebut (Wiknjosastro, 2005:
126)

Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas
untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma
uteri, tanda Braxton Hicks tidak ditemukan (Wiknjosastro,
2005: 127)

Teraba Ballotment
Reaksi kehamilan positif
Ada beberapa macam reaksi seperti reaksi Galli Mainini,
reaksi Friedman, reaksi Asheim-Zondek, dan reaksi
imunologik, yang telah sering kita ketahui adalah reaksi
imunologik yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya
hormone HCG dalam kencing. Keuntungannya lebih cepat,
akurat dan dengan titer yang rendah reaksi telah positif
(Wiknjosastro, 2005: 128)

3) Tanda pasti hamil (tanda positif)


o Gerakan janin yang dapat dirasa/ diraba pada usia kehamilan
12 minggu, juga bagian-bagian janin. Umumnya dapat
dirasakan oleh ibu pada saat usia kehamilan 18 minggu pada
primigravida, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16
minggu Denyut jantung janin:

20
o Didengar dengan stetoskop-mooral Laennec (pada usia
kehamilan 18-20 minggu)
o Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
o Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
o Dilihat pada USG
o Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
(Wiknjosastro, 2005: 129)

4) Beberapa Cara untuk Menentukan Tuanya Kehamilan dan BB


Janin dalam Kandungan
o Dihitung dari tanggal haid terakhir
o Ditambah 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup feeling
life (quickening)
o Menurut Spiegelberg dengan jalan mengukur TFU dari
simfisis, maka diperoleh:
22-28 minggu 24-25 cm diatas simpisis
28 minggu 26,7 cm diatas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
34 minggu 31 cm diatas simfisis
36 minggu 32 cm diata ssimfisis
38 minggu 33 cm diatas simfisis
40 minggu 37,7 cm diatas simfisis

o Menurut MC Donald adalah modifikasi Spiegelberg yaitu jarak


fundus-simfisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya
kehamilan dalam bulan (Salmah, 2006: 32)

5) Cara Menghitung TBJ (Taksiran Berat Janin)


o Kepala belum masuk PAP
TBJ = (TFU 13) x 155
o Kepala merapat PAP
TBJ = (TFU 12) x 155
o Kepala sudah masuk PAP
TBJ = (TFU 11) x 155

5. Standar Pelayanan Pada Masa Kehamilan

21
a. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil sedikitnya
memerlukan 4 kali kunjungan selama periode antenatal:
1. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)
2. Satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 14-28)
3. Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke 36).
(Saifuddin, 2002)

b. Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I


Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah
gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester
I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan
40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala
gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan
keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah
disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan
fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
1. Makan sedikit tapi sering
2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak

22
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir
daripada makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan
hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian
makanan berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7. Hindari halhal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari halhal yang membuat Anda berkeringat atau
kepanasan, yang dapat memicu rasa mual
Komplikasi jikaseseorangitumuntahterusmenerusadalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan
darah ketika penderita muntah.

Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari
22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam
yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus,
kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Penanganannya dapat berupa Siapkan fasilitas tindakan
gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum
ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan
temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan
meskipun tandatanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat
melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk
dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera
memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan
intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.

23
Perdarahan ringan membutuhkan waktu lebih dari lima menit
untuk membasahi pembalut atau kain bersih. Perdarahan berat
membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk membasahi
pembalut atau kain bersih.
Macammacam perdarahan pervaginamyaitu:
1) Abortus
Abortus Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
Macam-macamabortusyaitu:
a) Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi
masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens ditentukan bila pada wanita hamil
terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai
mules-mules sedikit atau tidak sama sekali, besarnya uterus
sesuai dengan usia kehamilan, serviks belum membuka, dan
tes kehamilan positif.Penanganan: tidak perlu pengobatan
khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik
berlebihan atau hubungan sek sual, jika: perdarahan berhenti
lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai
kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain.
b) Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan
bertambah.Penanganannya: bila ada tandatanda syok maka

24
atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode
digital dan kuretase. Setelah itu beri obatobat uterotonika dan
antibiotika.
c) Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri
atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri
eksternum.
Perdarahan yang terjadi pada abortus inkomplitus dapat banyak
sekali, sehingga dapat menyebabkan syok dan perdarahan tidak
akan berhenti sebwlum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.
Apabila abortus inkomplitus disertai syok karena perdarahan,
segera atasi syok, setelah keadaan menbaik baru dilakukan
pengeluaran sisa konsepsi.Penanganannya: bila ada tanda
tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin
dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obatobat
uterotonika dan antibiotika.

d) Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar,
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah mulai mengecil.
Diagnosis dapat dipermudah bila hasil konsepsi yang telah keluar
dapat diperiksa apakah sudah keluar semua dengan lengkap.
Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan
pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia
perlu diberi sulfas ferrosus (tablet Fe) atau transfusi.

25
e) Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan
atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar
terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau
tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga
diberikan uterotonika dan antibiotika.
2) Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar
kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi
apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu.
Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-
tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan
penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada
kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan yang berasal dari uterus
biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Pada kehamilan
ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks
uteri menimbulkan rasa nyeri, demikian pula cavum Douglas
menonjol dan nyeri pada perabaan.
Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik
dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan
ditandai oleh abdomen akut sampai gejala samar-samar, sehingga
sulit membuat diagnosis.

3) Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa
janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara
makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-

26
gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
c. Hipertensi Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
Gejala dan tanda yang selalu Gejala dan tanda yang Diagnosis kemungkinan
ada kadang-kadang ada
Tekana diastolik 90 mmHg Hipertensi kronik
pada kehamilan < 20 minggu
Tekana diastolik 90-110 Hipertensi kronik den
mmHg pada kehamilan < 20 superimposed pre-eklam
minggu ringan
Protein urin < ++
Tekana diastolik 90-110 Hipertensi dalam kehamila
mmHg (2 ppengukuran
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
Proteinurin -
Tekana diastolik 90-110 Pre-eklamsi ringan
mmHg (2 ppengukuran
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
Proteinurin ++

Tekana diastolok 110 mmhg Nyeri kepala (tidak hilang Pre-eklamsi berat
pada kehamilan > 20 minggu dengan analgesik biasa)
Proteinurin +++ Penglihatan kabur
Oliguria (< 400ml/24 jam)
Nyeri abdomen atas
(epigastrium)
Edema paru
Kejang Koma Eklamsia
Tekanan diastolik 90 mmHg Sama seperti pre-eklamsi berat
pada kehamilan > 20 minggu

27
Proteinurin ++

d. Nyeri Perut Bagian Bawah


Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang kemungkinan
merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus, dapat juga
disebabkan oleh sebab lain.
Nyeri perut bagian bawah dapat ditemukan pada Apendisitis,
Peritonitis, Kista ovarium, Sistitis, Pielonefritis akut, Peritonitis. Pada
keadaan-keadaan tersebut, nyeri perut mungkin disertai dengan berbagai
gejala dan tanda, seperti di bawah ini.
1) Kista Ovarium
Nyeri perut
Tumor adneksa pada periksa dalam
Massa tumor di perut bawah
Perdarahan vaginal ringan
2) Apendisitis
Nyeri perut bawah
Demam
Nyeri lepas
Perut membengkak
Anoreksia
Mual/muntah
Ileus paralitik
Lekositosis
3) Sistitis
Disuria
Sering berkemih
Nyeri perut
Nyeri retro/suprapubik
4) Pielonefritis akut
Disuria
Demam tinggi/menggigil
Sering berkemih
Nyeri perut
Nyeri retro/suprapubik
Nyeri pinggang
Sakit di dada
Anoreksia

28
Mual/muntah
5) Peritonitis
Demam
Nyeri perut bawah
Bising usus (-)
Nyeri lepas
Perut kembung
Anoreksia
Mual/muntah
Syok
e. Selaput Kelopak Mata Pucat
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak
wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas
dari selsel ini tidak memadai untukmemberikan oksigen yang
dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan karena
volume darah meningkat kirakira 50% selama kehamilan. Darah terbuat
dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat
daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit
(volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan
ini dapat mengakibatkan anemia.Penanganannya: anemia dapat ditangani
dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh
langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester
I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan
kongenital, abortus/ keguguran.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca salin.Oleh
karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan
keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia
perlu segera mencari bantuan medis. Tanda-tandanya antara lain:
1) Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
2) pengeluaran sekret vagina yang baunya menusuk
3) Rasa sakit di bagian bawah abdomen/punggung
4) Sakit kepala hebat dan terus-menerus
5) Pembengkakan di wajah dan tangan
6) Demam,muntah,rasa sakit waktu berkemih
7) Payudara memerah,panas dan terasa sakit

29
4. Perubahan Psikologis kehamilan Trimester I
Perubahan psikologi yang terjadi pada kehamilan trimester
pertama:
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau malah mungkin dirahasiakannya.
f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

5. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester I

a. Morning Sickness, mual dan muntah

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual


dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut
morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi
setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu
kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan
trimester kedua dan ketiga.

b. Sering buang air kecil

Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini


dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul

30
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.

c. Konstipasi atau Sembelit

Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena


peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan
ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat
hamil.

d. Sakit Kepala/Pusing

Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh
sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang
lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi.
Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat
disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang
berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit
kepala.

e. Kram Perut

Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat


menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini
sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.

f. Meludah

31
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.

6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester I

a. Oksigen

Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi


pusat pernafaasan, CO2 menurun dan O2 meningkat akan bermanaat bagi
janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, dimana keadaan CO2
menurun.

b. Nutrisi

Kalori 200 gr/dL, Protein 30 gr/hari untuk pertumbuhan dan


perkembangan bulan kehamilan serta kenaikan protein plasma dan HB
ibu hamil. Kenaikan berat badan antara 6-19 kg dan sebelum 20 minggu
adaln 2 kg/bulan.

c. Personal Hygiene

Harus selalu dijaga selama kehamilan, mandi untuk perawata kulit,


karena fungsi ekskresi meningkat (Keringat). Kebersiahan payudara
harus dijaga menggunakan minyak telon kemudian dibilas denga air
bersih.

d. Eliminasi

Pada trimester 1 ibu cenderung BAK karena rahim membesar dan


menekan kandung kemih sehingga sering BAK. Pengaruh progesterone,
gerakan peristaltik usus menurun sehingga terjadi konstipasi.

32
e. Seksual

Libido menurun karena sering mual dan muntah

f. Periksa kehamilan

Pada trimester 1 dijadwalkan untuk kunjungan ulang denga interval 4


minggu.

g. Istirahat/tidur

Ibu hamil dianjurkan menentuka pola istirahat dengan baik guna


menunjang kesehatan ibu dan janin.

h. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk


mencegah penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin.

6. Pemeriksaan Fisik Masa Kehamilan


a. Inspeksi
Rambut :Untuk mengetahui bersih, berwarna hitam, tidak mudah
rontok. Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi/
kelainan tertentu.
Kepala :Untuk mengetahui kebersihan, adakah benjolan yang
abnormal.
Wajah :Untuk mengetahui apakah ibu pucat, terdapat cloasma
gravidarium , tidak oedema.
Mata :Untuk mengetahui sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat.
Konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat menandakan
anemia. Sklera berwarna putih, bila kuning menandakan terinfeksi
hepatitis, bila merah kemungkinan ada conjungtivitis.

33
Telinga :Untuk mengetahui simetris, tidak ada secret, tidak ada serumen,
pendengaran baik.
Hidung :Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada perdarahan yang keluar
dari telinga, tidak ada sekret.
Mulut :Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak pecah-pecah, tidak ada
stomatitis, lidah bersih, tidak ada gigi berlubang, tidak ada caries
gigi.
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingitivis yang
mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu
perawatan mulut agar terlihat bersih (Sarwono, 2007:405)
Adanya caries gigi yang menandakan ibu kekurangan kalsium.
Saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis,
hiperemesis gravidarium. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi
sumber infeksi (Manuaba, 2000:140)
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dalam kehamilan biasanya kelenjar tyroid mengalami hiperfungsi
dan kadang disertai pembesaran ringan. Metabolisme basal dapat
meningkat 15-25 % walaupun tampak gejala-gejala yang dapat
menyerupai hiperfungsi glandula tyroid namun wanita hamil itu
tidak menderita hypertyroidismus (Wiknjosastro, 2005:256)
Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin disebabkan oleh
berbagai penyakit, misalnya peradangan akut / kronis di kepala,
orofaring, kulit kepala / daerah leher, selain itu kemungkinan
terjadi TBC, sifilis. Bila terdapat pembendungan vena jugularis,
menandakan adanya kelainan cardiovaskuler, kemungkinan besar
ibu mengidap penyakit jantung.
Dada :Simetris, pernafasan spontan, payudara tegang, ada
hiperpigmentasi pada areola mamae, putting susu umumnya
menonjol.

34
Abdomen :Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, umumnya ada
striae lividae, ada linea nigra, tidak ada bekas luka operasi.
Genitalia :Bersih, tidak ada kelainan, tidak ada varices, tidak oedema, tidak
terdapat fluor albus, tidak terdapat condilomata
Anus :Bersih, tidak ada haemoroid.
Ekstermitas :
Atas :Simetris, pergerakan bebas, tidak terdapat oedema, tidak pucat
pada kuku
jari.
Bawah :Simetris, pergerakan bebas, tidak ada oedema, tidak terdapat
varices.
Integumen :Bersih, lembab, turgor kulit baik.
b. Palpasi
Kepala :Tidak teraba benjolan yang abnormal.
Leher :Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba pembesaran
vena jugularis, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.
Payudara :Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, keluar
colostrum.
Abdomen :
Leopod I :(untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan untuk
mengetahui
bagian janin yang berada di fundus).
Leopod II :(untuk mengetahui letak punggung anak, sehingga denyut
jantung
janin dapat terdengar).
Leopod III :(untuk mengetahui bagian terdahulu janin : kepala /
bokong).
Leopod IV :(untuk mengetahui seberapa jauh bagian terdahulu janin
masuk
PAP, divergen / konvergen).
Ekstermitas :
Atas :Tidak teraba retensi air.
Bawah :Tidak teraba retensi air.
Integumen :Turgor kulit baik.

35
c. Auskultasi
Dada :Tidak terdengar ronchi, tidak terdengar wheezing.
Abdomen :
Terdengar bising usus, normal 15-35 x/menit.
Terdengar denyut jantung janin, frekuensi normal 120-160 x/menit, terdengar
di sebelah mana ibu.

d. Perkusi
Reflek patella positif.
Normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk.
Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda
eklamsia.
Bila reflek patella negatif, kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.

7. Konsep Manajemen Varney (Kehamilan)


a. Pengumpulan Data Dasar
DATA SUBYEKTIF
1) Biodata ibu
a) Nama Ibu
Nama jelas dan lengkap bila perlu nama panggilan agar tidak keliru
dalam pemberian asuhan.
b) Umur
Untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat
alat kandungan/alat reproduksi belum matang mental dan psikis belum
siap,. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa kehamilan
c) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektual , sehingga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikanya.
d) Pekerjaan
Gunananya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya karena ini juga berpengaruh terhadap gizi pasien tersebut.
e) Suku / bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari hari
f) Agama

36
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut, untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa.
g) Alamat
Untuk mengetahui alamat apabila akan kunjungan rumah bila
diperlukan.

2) Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi, yang berkaitan dengan
masalah kehamilan, misalanya perut kenceng kenceng, sering kencing,
cepat lelah, punggung tersa pegal.

3) Riwayat kehamilan sekarang


Yang perlu dikaji pada saat riwayat kehamilan sekarang adalah HPHT,
HPL, kapan mulai merasakan pergerakan jani, adakah terdapat tanda
tanda bahaya kehamilan ibu, kapan imunisasi TT, apakah ibu pernah
mengkonsumsi obat obatan atau jamu, apakah ibu mempunyai
kekhawatiran khusus, saat kehamilan, atau mempunyai keluhan.
4) Riwayat menstruasi
Yang perlu dikaji adlah umur menstruasi pertama kali, siklus menstruasi
teratur atau tidak, lama menstruasi, warna, jumlah dan keluhan selama
menstruasi.

5) Riwayat keadaan bayi baru lahir


Yang perlu dikaji adalah tahun lahir anak,jenis kelamin, barat badannya,
bagaimana ibu menyusui bayinya dan adakah terdapat masalah atau
pennyulit saat mengasuh bayi yang lalu .

6) Riwayat kehamilan dan persalian yang lalu


Yang perlu dikaji adalah tahun ibu hamil, berapa jumlah kehamilan,
apakah terdapat penyulit kehamilan,siapa yang menolong persalinan, apa
jenis persalinannya, dimana tempat persalinannya hal ini perlu dikaji
untuk mengetahui riwayat obstetrinya.

7) Riwayat kesehatan
Mencakup riwayat kesehatan dahulu, sekarang dan keluarga. Pada data
ini diperlukan untuk mengetahui a penya adanya penyakit yang diderita

37
pada saat ini, dahulu, dan pada keluarga yang dapat mempenaruhi pada
masa kehamilan ini.

8) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah status menikah syah atu tidak, karena bila ibu
hamil tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologinya
sehingga akan mempengaruhi dalam proses kehamilan.

9) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut dengan kontrasepsi jenis
apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi.

10) Pola pemenuhan kebutuhan


Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan apa, apakah ibu mempunyai pantangan
makanan. Hal ini penting dikaji karena kebutuhan gizi ibu hamil
dapat mempengaruhin perkembangan janinnya.
Eliminasi
Menggambarkan pola sekresi buang air besar dan kecil, normalnya ibu
hamil sering buang air kecil karena kandung kemih itu ditekan oleh
bayi.

Pola aktifitas
Bagaimana aktifitas yang dilakukan ibu
Pola istirahat
Menggambarkan pola istrahat dan tidur pasien, istirahat sangt penting
untukibu hamil, yaitu untuk menjaga kondisi ibu saat hamil.
Personal hygine
Menggambarkan bagaimana kebersihan diri ibu.

11) Riwayat psikologi sosial budaya dan spiritual


Untuk mengetahui bagaimana respon ibu, suami, keluarga tentang
kehamilan ibu. Karena wanita hamil banyak mengalami perubahan
psikologi, sementara ia menyesuaikan diri dengan keadaan sekarang ini.
12) Pengetahuan ibuyang perlu dikaji adalah jauh ibu mengerti tentang
pemeriksaan saat kehamilan, tablet besi, perawatan payudara, senam
hamil, tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan.

38
DATA OBYEKTIF
Dalam menghadapi masa kehamilan, seorang bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam
keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data
obyektif adalah :
a) Vital sign
Meliputi suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah. Peningkatan
tekanan darah pada ibu hamil , merupakan tanda adanya keadaan
yang tidak normal, misalnya merupakan tanda dari preeklamsia
b) Status pasien
c) Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
d) Pemeriksaan obstetric
Menjelaskan tentang pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan
kehamilan ibu. Misalya pada pemeriksaan :
1) Inspeks : apakah pada wajah itu terdapat edema, cloasma
gravidarum, pucat atau tidak. Pada mammae ibu apakah
colostrum sudah keluar atau belum. Bagaimana kondisi
abdomen ibu apakah membesar sesuai usia kehamilan atau
tidak. Serta untuk mengkaji apakah terdapat kelainan pada
genetalia ibu.
2) Palpasi: berapa tinggi fundus uteri, apakah sesuai dengan usia
kehamilan atau tidak, apa yang teraba pada pemeriksaan
Leopold I, II, III, dan IV.
Leopold I : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat dalam
fundus
- Sifat kepala adalah keras, bundar, dan melenting.
- Sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan tidak
melenting.
- Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Leopold II : terutama untuk menentukan dimana letak
punggung anak dan bagian kecil anak.
Leopold III : menentukan apa yang terdapat dibagian bawah
perut ibu

39
Leopold IV : untuk menetukan seberapa masuknya bagian
bawah anak dalam rongga panggul . untuk primi umur
kehamilan 36 minggu sudah masuk penggul, untuk multi
belum masuk panggul. Jika kita rapatkan kedua tangan pada
permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang masih
teraba dari luar
- Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari
kepala turun kedalam rongga panggul.
- Kedua tangan sejajar, maka separuh dari kepal masuk ke
dalam rongga panggul.
- Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari
kepala masuk kedalam rongga panggul dan ukuran trbesar
dari kepala sudah masuk melewati pintu atas panggul.
3) Auskultasi : bagianmana keadaan denyut jantung janin frekuensi
dan iramanya. Normal DJJ 120 160 x/ menit.
4) Palpasi : bagaimana respon kaki terhadap reflek patella.
5) Pemeriksaan panggul luar : untuk mengetahui bagaimana
kondisi panggul ibu, apakah memungkinkan untuk ibu
melahirkan secara normal atau tidak.

Intrepretasi Data Diagnosis Masalah Dan Kebutuhan


a) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan dengan nama ibu, gravida para, abortus, jumlah
kehmilan.
b) Masalah
Masalah yang muncul berdasarkan peryataan ibu maupun keluarga ibu.
c) Kebutuhan
Apakah ada kebutuhan, yang perlu diberikan pada ibu hamil, maupun ibu
belum mengetahuinya. Misalnya : kebutuhan ibu KIE tentang cara
mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan ibu berupa rasa sering ingin
kencing dan nyeri punggung.

Identifikasi Diagnosis, Kebutuhan Atau Masalah Potensial

40
Mengidentifikasi diagnose atau masalah yang mungkin akan terjadi, pada
langkah ini identifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi.
Pencegahan bila memungkinkan menunggu dan bersiap siap apabila hal
tersebut benar benar terjadi melakukan asuhan yang aman dan penting
sekali dalam hal ini.
Kebutuhan Tindakan Segera
Langkah ini merupakan kesinambungan dari manajemen kebidanan.
Identifikasi yang telah dilakukan untuk menetapkan tindakan segera oleh
tenaga kesehatan.
Merencanakan Asuahan Yang Menyeluruh
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak
hanya meliputi apa yang sudah terlihat dari kondisi pasien, tetapi juga apa
yang akan terjadi pada selanjutnya . perencanaan juga dapat berupa
penyuluhan, konseling selanjutnya. Perencanaan juga dapat berupa
penyuluhan, konseling dan rujukan masalah maslah social, ekonomi atau
psikososial.
Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanan rencana asuhan pada ibu. Pada langkah
ini tenaga kesehatan diharapkan dapat mengarahkan atau rencan secara
efisien dan aman.
Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan bidan, mengetahui keefektivan dari asuhan yang diberikan, ulang
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang
sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang
belum terlaksana.

B. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi

41
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit (Affandi, 2007:37).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada ehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2002: 100).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa disertai adanya
penyulit.

2. Etiologi Terjadinya Persalinan


Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui dengan
jelas, tetapi banyak fakta yang memegang peranan dan bekerja sama
sehingga terjadi persalinan. Mulanya berupa kombinasi dari faktor hormon
dan faktor mekanis.
Beberapa teori yang dikemukakan ialah :
Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan merenggang dan batas tertentu.
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan
dapat dimulai.
Teori Penurunan Progesterone
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 29 minggu dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu sehingga produksi progesterone mengalami penurunan yang
mengakibatkan otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya
otot rahim mulai berkontraksi setelah progesterone mencapai tingkat
penurunan tertentu.
Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kalenjar hipofise posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas
otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton hicks.

42
Menurunnya kosentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan
mengakibatkan oksitosin meningkat sehingga persalinan dimulai.
Teori Prostaglandin
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan prostagladin dari F 2 atau E2
yang diberikan secara intravena dan extra abdominal menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan


menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Tanda dan gejala inpartu termasuk :
a. Penipisan dan pembukaan serviks
b. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi
minmal 2 x dalam 10 menit)
c. Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina.

3. Pembagian Proses Persalinan


Faktor penting dalam persalinan adalah:
a. Power/ kekuatan
1) His
2) Tenaga mengedan
3) Kontraksi dinding perut
4) Kontraksi diafragma
5) Kontraksi ligamentum rotundum:
b. Passage
1) Jalan lahir lunak (Otot, Ligamentum)
2) Jalan lahir tulang
PAP (promontorium, sayap sakrum. linea innominata,
Arkus pubis, pinggir atas simpisis)
PBP (berbentuk segitiga, yang dibentuk oleh garis antara
kedua buah tuber isciadikum dengan ujung os sakrum).
c. Passanger
1) Bayi

43
2) Plasenta
3) Air Ketuban
d. Psikis

4. Tahap-tahap Persalinan
Tahap-tahap persalinan terdiri dari 4 kala
a. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir campur darah
(blood show), penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus (>
3 x 10 40) yang menyebabkan perubahan serviks.
Kala I dibagi 2 fase :
1) Fase laten
Berlangsung lambat, pembukaan sampai 3 cm, berlangsung 7
8 jam

2) Fase aktif
Berlangsung 6 jam. Dibagi 3 sub fase:

Akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan, jadi 4 cm


Dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan cepat
menjadi 9 cm
Deselarasi : berlangsung 2 jam, pembukaan lambat, 10 cm
dalam dalam waktu 2 jam.
Kala I pada primi berlangsung 13-14 jam, dimana serviks
mendatar dahulu baru dilatasi, sedang berlangsung 6 7 jam,
dan serviks mendatar serta membuka bersamaan.

b. Kala II (Pengeluaran Janin)


His terkoordinir, kuat, cepat, lebih lama kira-kira 3 x 10 40,
kepala janin sudah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan otot-otot dasar panggul dan menimbulkan rasa ingin

44
mengedan seperti buang air besar, yang ditandai anus terbuka.
Waktu ada his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,
perinium merenggang. Dengan bimbingan mengedan yang baik
kepala akan lahir diikuti seluruh badan janin.

c. Kala III (Pengeluaran Uri)


Fisiologi persalinan kala III

Pada persalinan kala III, otot uterus (myometrium)


berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.
Karena tempat melekatnya plasenta menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan
menebal kemudian lepas dari dinding uterus, setelah lepas, plasenta
akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.

Tanda-tanda pelepasan plasenta :

1) Semburan darah
2) Tali pusat memanjang
3) Uterus membundar
Managemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:

1) Pemberian suntik oksytosin


2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
3) Massase fundus uteri
d. Kala IV
Dimulai dari setelah plasenta lahir sampai 2 jam setelah
melahirkan.

5. Tujuan Asuhan Persalinan


Tujuan asuhan yang di berikan selama asuhan persalinan adalah :

a. Melindungi keselematan ibu dan bayi

45
b. Memberi dukungan pada persalinan, mendeteksi menatalaksana
komplikasi secara tepat waktunya.

6. Konsep dasar asuhan persalinan


a. Kebijakan Program
Setiap persalinan mengharapkan yang fisiologis tanpa ada komplikasi
ataupun penyulit apapun terhadap persalinan, tetapi pada
kenyataannya komplikasi tersebut tetap ada dan mengancam jiwa ibu
dan bayi. Oleh karena itu, setiap pertolongan persalinan harus
mempunyai kebijakan yaitu:

1) Semua persalinan
harus dihadiri dan di pantau oleh petugas kesehatan terlatih.
2) Rumah bersalin dan
tempat rujukan dengan fasilitas yang memadai untuk menangani
kegawatdaruratan obstetri dan nenonatal harus tersedia 24 jam
3) Obat-obatan esensial
bahan dan perlengkapan harus tersedia bagi seluruh petugas terlatih
b. Wewenang Bidan Dalam Asuhan Persalinan
Wewenang bidan menurut KepMenkes No.
900/MENKES/SK/VII/2002 berbunyi sebagai berikut :

1) Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan


untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetri dan neonatal
kepada setiap ibu hamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir (0-28
hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum
rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu.
2) Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus :
Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar
profesi;
Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang
dilakukannya;

46
Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku
diwilayahnya;
Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan
berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan
ibu dan bayi atau janin.
3) Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan
pada masa pranikah termasuk remaja putri, prahamil, kehamilan,
persalinan, nifas, menyusui dan masa antara kehamilan (periode
interval).
Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, masa persalinan dan
masa nifas meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan
yang diberikan. Perhatian khusus diberikan pada masa sekitar
persalinan, karena kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam
masa tersebut

Di dalam Asuhan Persalinan Normal terdapat 5 ( lima ) aspek


yang disebut juga sebagai lima benang merah yang perlu
mendapatkan perhatian yaitu :

Aspek pemecahan masalah yang dipergunakan untuk


menentukan pengambilan keputusan klinik.
Aspek sayang ibu yang juga berarti sayang bayi.
Aspek pencegahan infeksi
Aspek pencatatan (dokumentasi medik )
Aspek rujukan.
Kelima aspek ini akan selalu ada di dalam pelaksanaan
persalinan kala I hingga persalinan kala III dan kala IV.
c. Kompetensi bidan dalam asuhan persalinan
Kompetensi ke IV : Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,
memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani suatu

47
kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita
dan bayinya yang baru lahir.

7. Partograf
a. Definisi
Partograph adalah alat bantu untuk memantau Informasi klinik
tentang kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan
membuat keputusan klinik. Partograph adalah alat bantu yang
digunakan selama fase aktif persalinan.
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan.
Tujuan utama penggunan partograf adalah untuk mencatat hasil
observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat
dilaksanakan deteksi secara dini, setiap kemungkinan terjadinya partus
lama. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan
membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan,
kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran, serta menggunakan informasi yang tercatat, sehingga secara
dini mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat
keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan partograf
secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah mendapatkan asuhan
persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.

b. Tujuan
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
2) Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal
3) Mencatat kondisi ibu dan janin
4) Untuk membuat keputusan klinik

c. Catatan kondisi ibu


1) Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit (termasuk
pemantauan DJJ setiap 30 menit).
2) Nadi setiap 30 menit.
3) Dilatasi serviks setiap 4 jam.
4) Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam.

48
5) Tekanan darah dan temperatur suhu tubuh setiap 4 jam.
6) Produksi urine, atau adanya aseton/ protein urin setiap 2-4 jam.

d. Data dalam partograph


1) Informasi tentang ibu dan riwayat tentang kehamilan/persalinan
2) Kondisi janin.
3) Kemajuan persalinan.
4) Jam dan waktu.
5) Kontraksi uterus.
6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan.
7) Kondisi ibu.
8) Asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik.

e. Catatan tentang air ketuban


1)U : selaput ketuban utuh.
2)J : selaput ketuban sudah pecah, cairannya jernih.
3)M : selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan
mekonium.
4)D : selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan
darah.
5)K : selaput ketuban sudah pecah, cairannya tidak ada (kering).

f. Molase
Adalah penyusupan antara tulang kronium, dalam partograph
ditandai dengan :
0: tulang kepala janin terpisah.
1: hanya bersentuhan.
2: saling tumpang tindih, dapat dipisah.
3: saling tumpang tindih, tidak dapat dipisah.

g. Parameter Partograph
Parameter : Frekuensi fase aktif
Tekanan darah : Setiap 4 jam
Suhu : Setiap 2 jam
Nadi : Setiap 30-60 menit
DJJ : Setiap 30 menit
Kontraksi : Setiap 3 menit
Pembukaan serviks : Setiap 4 jam *
Penurunan : Setiap 4 jam *

8. Manajemen Varney Ibu bersalin


Penerapan Menejemen Kebidanan Varney

49
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar dan
informasi tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi
keadaan pasien.
Data ini difokuskan pada :
1) Data Subjektif
a) Biodata
Nama: Dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan
dalam melaksanakan tindakan.
Umur : Dikaji karena resiko dalam komplikasi persalinan
Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut klien Sehingga dapat
mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Suku/bangsa : Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang
dianut pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
Pendidikan : Pendidikan perlu dikajiuntuk mengetahui tingkat kemampuan
klien. Karena pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang.
Alamat : Untuk mengetahui pasien tinggal dimana
b) Keluhan Pasien
Ditujukan pada data yang terutama mengarah pada tanda dan gejala yang
berhubungan dengan persalinan.
1) Riwayat Kesehatan Pasien
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita atau
sedang menderita penyakit-penyakit meliputi hipertensi, jantung, TBC,
paru-paru, asma, diabetes mellitus, riwayat penyakit/ trauma tulang
punggung.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga


Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai
riwayat penyakit keturunan meliputi penyakit ipertensi, jantung, asma,
diabetes mellitus, dan riwayat keturunan kembar.

3) Riwayat Obstetri
a) Riwayat haid

50
Riwayat haid perlu dikaji untuk mengetahui apakah kehamilannya aterm
atau tidak melalui perhitungan HPHT
b) Riwayat persalinan yang lalu
Jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat kelahiran dengan
operasi atau tidak.
c) Riwayat jumlah gravida dan paritas
Multigravida dan multiparitas serta interval kehamilan lebih dari 2 tahun
d) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat ANC meliputi dimana periksa kehamilannya, berapakah dan
kapan perlu dikaji untuk mengetahui apakah ditemukan adanya kelainan
letak pada kehamilan 34 minggu.
e) Riwayat persalinan sekarang
Hal yang perlu dikaji meliputi sejauh ini berapa lama proses persalinan
berlangsung, apakah persalinan pada awalnya berlangsung normal atau
kemudian berhenti secara tiba-tiba, apakah kulit ketubannya sudah pecah
dan jika telah pecah berapa lama hal itu telah terjadi.
f) Pola kehidupan sehari-hari
Pola nutrisi
Nutrisi pasien perlu dikaji karena malnutrisi merupakan faktor resiko
terjadinya penyulit dalam persalinan.
Pola elimininasi
Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik frekuensi dan pola
sehari-hari
Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur.
Pola seksual
Dikaji apakah ada gangguan atau keluhan dalam hubungan seksual.
Pola aktifitas
Ibu yang biasa kerja keras kemungkinan bisa menyebabkan kelelahan pada
saat persalinan
Pola personal hygiene masalah dan lingkungan
Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa kali, bagaimana
kebersihan lingkungan apakah memenuhi syarat kesehatan.
Pola persepsi kesehatan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha yang akan
dilakukan ibu, apabila ibu mempunyai indikasi akan dilakukannya
persalinan dengan tindakan.
Pola pertahanan diri

51
Untuk mengkaji pertahanan diri yang dipakai dalam mengatasi perasaan
takut dan cemas karena adanya masalah dalam persalinan.
Keadaan sosial ekonomi
Untuk mengkaji hubungan sosial ibu dengan keluarga dan untuk mengkaji
kemampuan pasien berkaitan dengan biaya perawatan dan pengobatan
yang diberikan.
Data Psikologis
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan
dengan adanya masalah dalam persalinan
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan umum, kesadaran,
tanda-tanda vital (TD, nadi,suhu, dan RR) yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi adanya kelainan dalam persalinan. Sehingga bidan dapat
mengambil keputusan bila terjadi masalah dalam persalinan.
2) Status pasien
a) Kepala
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau
tidak.
b) Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak,
dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak.
c) Hidung
Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.
d) Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak.Dan ada
caries dentis atau tidak.
e) Telinga
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda- tanda infeksi telinga seperti
OMA atau OMP.
f) Leher
Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak
g) Ketiak
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
h) Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat
respirasi atau tidak.
i) Mammae

52
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau
tidak.
j) Abdomen
Diperiksa untuk mengetahui kepala janin dapat diraba diatas rongga pelvik
atau tidak, kontraksi uterus sering dan kuat atau tidak, uterus dapat
mengalami kontraksi tertarik dan bermolase ketat disekeliling janin atau
tidak serta ada cincin bandle (bandls ring) dapat terlihat atau tidak.
k) Pinggang
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak.
l) Genitalia
Dikaji apakah ada oedem vulva atau tidak, vagina panas dan kering atau
tidak, periksa adanya pembukaan pada servik dan berapa penipisan
(effecement pada serviks).
m) Punggung
Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak.
n) Anus
Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak.
o) Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan
atau tidak.
3) Pemeriksaan Obstetri
a) Pemeriksaan palpasi
Dilakukan untuk mengetahui letak janin
b) Denyut jantung janin
Diperiksa untuk memantau janin selalu dalam keadaan normal dengan djj
normal 120-160x/ menit, jika lebih dari 160 disebut fetal distress dan
waspadai terjadinya fetal death
c) His dan pengeluaran pervaginam
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah his adekuat dan untuk mengetahui
PPV (perdarahan pervaginam) ibu. Menurut Saifuddin (2002). Dikatakan
his adekuat bila frekuensinya 3x dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 30
detik.
d) Pemeriksaan dalam
Dilakukan untuk mengetahui pembukaan serviks dan penipisan serviks.

4) Pemeriksaan panggul
Untuk mengetahui gambaran secara garis besar bentuk dan ukuran
panggul, penilaian ukuran panggul normal meliputi distansia spinarum 23-
26 cm, distansia cristarum 26-29 cm, conjungtiva externa 18-20 cm,

53
ukuran lingkar panggul 80-90 cm sehingga dapat ditentukan ukuran
panggul pasien termasuk ukuran normal atau sempit , ukuran panggul ini
dapat mempengaruhi persalinan normal melalui pervaginam atau tidak.

2. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalah


Interpretasi dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan.
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnose yang berkaitan dengan
gravida , para, abortus , umur ibu, umur ibu, umur kehamilan keadaan
janin, dan perjalanan persalinan.
Dasar dari diagnosa tersebut :
1) Pernyataan pasien mengenai jumlah kehamilan
2) Pernyataan pasien mengenai jumlah persalinan
3) Pernyataan pasien mengenai pernah atau tidak mengalami abortus
4) Pernyataan ibu mengenai umurnya
5) Pernyataan ibu mengenai HPHT
6) Hasil pemeriksaan :
a) Palpasi ( leopold I,II,III,IV)
b) Auskultasi yaitu DJJ
c) Pemeriksaan dalam yang dinyatakan dengan hasil VT
7) Sudah dipimpin mengejan pada primigravida sedangkan pada multigravida
1 jam.
b. Masalah
Tidak ada
1. Diagnosa Potensial
Tidak ada
Antisipasi Masalah
Tidak ada
2. Perencanaan /Intervensi
Merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang
didukung dengan pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk
mengambil keputusan sesuai langkah selanjutnya.Perencanaan berkaitan
dengan diagnose kebidanan, masasal dan kebutuhan.
a. Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1) Pemberian informasi tentang persalinan yang normal
2) Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan pelaksanaan persalinan
normal yang aman.
3) Melakukan pengawasan yang meliputi KU, tensi, nadi, suhu, RR, his, DJJ,
bandle ring, PPV.
4) Penatalaksanaan pasca persalinan

54
b. Berkaitan dengan masalah
Pemberian informasi mengenai proses persalinan yang akan dihadapi dan
apa yang harus dilakukan saat proses persalinan berlangsung.
3. Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah
pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya
dibuat secara sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan
baik.
a. Memberikan informasi kepada ibu tentang sebab persalinan harus diakhiri.
b. Melakukan penatalaksanan pasca persalinan dengan baik sehingga
diharapkan dengan penatalaksanaan yang baik diagnose potensial tidak
muncul.
c. untuk pelaksanaan tindakan pada masalah kecemasa terhadap proses
persalinan yang akan dialami oleh ibu maka dilaksanakan dengan
memberikan informasi secara singkat tentang keadaan yang dialami ibu
dan tindakan yang akan dilakukan berkenaan dengan masalah yang ada,
selain itu juga perlu diberikan informasi mengenai hal- hal yang perlu
dilakukan rasa cemasnya dalam menghadapi proses persalinan.
4. Evaluasi
Penularan dari semua tindakan yang telah dilakukan, apakah implementasi
sesuai dengan perencanaan dan harapan dari asuhan kebidana yang
diberikan.
a. Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1) Bayi dalam keadaan baik, menangis kuat, warna merah muda.
2) Ibu dalam keadaan baik.
b. Berkaitan dengan masalah
1) Ibu merasa tenang dan tidak cemas lagi.
2) Ibu mengetahui gambaran pada proses persalinan yang normal.
3) Ibu mengetahui apa yang akan dilakukan pada saat proses persalinan
berlangsung.

C. Nifas Normal
1. Pengertian

55
Masa nifas ( Poerporium ) dimulai setelah kelahiran placenta dan
berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil, masa nifas berlangsung selama kira kira 6 minggu ( sarwono
prawirohadjo.2006).
Masa poerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genitalia
baru pulih kembali seperti sebelumnya kira kira dalam waktu 3 bulan
(sarwono prawirohadj 2005).
Jadi masa nifas yang akan dialam seorangi wanita yang telah hamil
dan menjalani proses persalinan, dan khususnya masa nifas ini dimulai
sejak pengeluaran uria atau placenta sampai dengan alat kandungannya
pulih kembali seperti semula atau sebelum hamil msa ini memerlukan
waktu sekitar 6 sampai 8 minggu.

2. Pembagian masa nifas


Masa nifas dibagi kedalam 3 priode yaitu :

a. Poerporium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan- jalan
dalam agama islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Poerporium intermedial
Yaitu kepulihan yang menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya
18 minggu.

c. Remote poerporium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu unyuk sehat sempurna bisa berminggu minggu,
berbulan bulan dan bertahun tahun.

3. Perubahan fisiologis pada masa nifas

56
a Perubahan fisik masa nifas
1 Rasa kram dan mules dibagian perut bawah akibat penciutan rahim
( involusi)
2 Keluarnya sisa sisa darah dari vagina ( lokhea )
3 Kelelahan karena proses persalinan
4 Pembentukan ASI sehingga payudara membesar
5 Kesulitan buang air besar ( BAB ) dan buang air kecil ( BAK )
6 Gangguan otot ( betis, dada, perut, panggul, dan bokong )
7 Perlukaan jalan lahir ( lecet atau luka jahitan )

b Perubahan system reproduksi


1 Involusi uterus
Involusi uterus adalah penurinan fundus / uterus menjadi
kembali seperti keadaan sebelum hamil, involusi terjadi karena sel
sel menjadi lebih kecil disebabakan lytoplasma yang berlebihan
dibuang, involusi juga disebabkan oleh proses autolysis yaitu
pemecahan zat protein dinding rahim, diabsorpsi kemudian
dibuang melalui air kencing.
Perubahan uterus pada masa post partum

Waktu Bobot uterus Diameter uterus Palpasi serviks

Pada akhir persalinan 900 gram 12,5 cm Lembut/ lunak


2 cm
Akhir minggu ke-1 450 gram 7,5 cm 1 cm
Akhir minggu ke-2 200 gram 5,0 cm menyempit
Akhir minggu ke-3 60 gram 2,5 cm

2 Involusi tempat placenta


Pelepasan placenta dan selaput janin dari dinding rahim
terjadi pada scratum spingionsum bagian atas, perubahan
perubahan yang terdapat pada endometrium ailah timbulnya

57
trombosis degenerasi dan nekrisis, pada hari pertama endometrium
yang kira - kira setebal 2 5 mm, mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin, sedangkan tempat
placenta kira kira sebesar telapak tangan, setelah tiga hari
permukaan endometrium sebagian besar terjadi regenerasi
endometrium yang terjadi dari sisa sisa desidua basalis, jaringan
ditempat placenta juga mengalami trombosis sedangkan netrosis
terjadi pada lapisan atas stratum spongiosum.

3 Perubahan pembuluh darah rahim


Dalam kehamilan mempunyai banyak pembuluh darah yang
besar tetapi setelah persalinan otot otot uterus berkontraksi
segera, pembuluh pembuluh darah yang berada diantara anyaman
otot otot uterus akan terjepit, ini akan menghentikan pendarahan
setelah placenta lahir.

4 Perubahan pada serviks dan vagina


Perubahan yang terdapat pada serviks segera postpartum
bentuknnya agak seperti corong, warnanya kehitaman karena
penuh pembuluh darah, konsistennya lunak, setelah janin lahir
tangan pemeriksa masih dapat masuk kedalam kavum uter, setelah
2 jamhanya dapat masuk 2-3 jari, setelah 1 minggu hannya dapat
masuk 1 jari dalam kavum utri, pada servik terbentuk sel sel
ototbaru, sobekan baru menjasdi sembuh karena hyperplasi dan
retraksi dari serviks.
Ostium externum tidak kembali seperti keadaan swebelum
hamil umumnya lebih besar dan tetap ada robekan- robekan
dipinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya hal ini
menyebabakan terbentuknya bibir depan dan belakang dari serviks.
Vagina yang sangat regang waktu persalinan, lambat laun
mencapai ukuran normal, pada minggu ke-3 post partum rugae
mulai nampak kembali.

5 Lokhea

58
Lokhea adalah keluarnya cairan dari vagina pada bagian
pertama masa nifas, lokhia tidaklain pada secret luka, yang brasal
dari luka dalam rahim terutama luka placenta.Maka sipat lokhia
berubah seperti secret dan lokhia berubah menurut tingkat
penyembuhan luka.
Perubahan warna pda lokhia disebabakan karena banyak
leucyt terdapat didalmnya, lokhia berbau amis dan lokhia yang
berbau busuk menandakan adanya infeksi, apabila lokhia tetap
berwarna merah setelah 2 minggu kemungkinan tertinggalnya sisa
placenta atau karena involuasi yang kurang sempurna yang sering
disebabakan letropeksio uteri.
Macam macam lokhia :
Lokhea rubra ( krueta )
Berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, sel sel
berisi desidua, verniks caseosa, lanugo, dan meconum, terdapat
pada hari ke satu sampai dengan ahti ke dua post partum.

Lokhea sanguelenta
Berwarna merah kuning berisi darah atau lender hari ke 3-7
post partum.
Lokhea serosa
Berwarna kuning kecoklatan terdapat pada hari ke 7-14 past
partum, cairan tidak berdarah lagi, mengandung lebih sedikit
darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan/ laserasi placenta.
Lokhea alba
Warna pucat, putih dan mengan dung leukosit, selaput lender
serviks dan serabut jaringan yang mati, setelah 2 minggu.
Perubahan warna darah lokhia

Hari Warna Normal Tidak Normal

59
13 Merah Berbentuk bekuan, pengeluaran Jumlah bekuan sangat banyak
Berbau pembalut, basah merata.
meningkat Bila menyusui.
49 Pink Berbau, basah merata, warna pink atau
Darah encer merah.
>9 Putih
putih kekuning kuningan
jumlah sedikit

6 Dinding perut dan peritoneum


Setelah persalinan dinding perut lomggar karena direnggang
begitu lama, tetapi buasanya pulih kembali dalam 6 minggu,
ligamen ligament dan diagpragma pelvis serta parsia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,
berangsur angsur menciut kembali seperti sedia kala. Untuk
memulihkan kembali jaringan jaringan penunjang alat genetia
tersebut. Jaga oto otot dinding perut dan pada panggul anjurkan
untuk melakukan latihan latihan tertentu. Pada hari ke 2 post
partum sudah dapat diberikan selulitis yang dapat menjalar sampai
terjadi keadaan sepsis.

c Perubahan pada system perkemihan


Setelah melahirkan, system urinarius kembali pada keadaan
sebelum hamil, perubahan ini merupakan perubhan yang retrogesif dan
efeknya banyak, menghabiskan tenaga dan berat badan.Dan hampir
segera setelah melahirkan diuresis untuk membersihkan dari kelebihan
cairan yang dikumpulkan oleh selama kehamilan.

Saluran kencing
Dinding kandung kencimg memperlihatkan oedema dan
hyperaemia, kadang kadang oedema dari trigenam menimbulkan
obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensi urine, kandung kencimg
dalam poerporium kurang sensitive dan kapasitasnya

60
bertambah.Sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing
masih tinggal urine residual, sisa urine ini dan trauma pada dinding
kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi
dilatasi ureter dan belum normal dalam waktu 2 minggu.

d Perubahan pada laktasi


Masing masing buaa terdiri dari 15 24 lobi, yang terletak di
air susu dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus
terdiri dari lobuli yang terdiri pula alini, alini menghasilkan air susu,
terhadap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu,
saluran saluran ini bersati menjadi saluran, untuk tiat lobus, saluran
ini disebut duktus lactipirosus yang ke pusat menuju putting susu,
dimana masing masing bermuara. Keadaan pada dua hari pertama
sama dengan keadaan dalam kehamilan pada waktu ini buah dada
belum mengandunh susu melainkan colostrums yang dapat dikeluarkan
dengan memijat areola mamae.
Colostrum adalah cairan kuning, cairan colostrums terdiri dari
albumin yang membeku kalo dipanaskan dengan air susu, colostrum
lebih banyak mengandung protein dan garam gulanya sama tetapi
lemaknya kurang. Ada pula yang mengantakan kolostrum terdapat
euglogulin yang mengandung anti bodys, maka colostrums ini
menambah kekebalan anak terhadap penyakait, progesterone dan
ekstrogen yang dihasilkan placenta merangsang pertumbuhan kelenjar
susu sedangkan progesterone merangsang pertumbuhan saluran
berlanju, kedua hormone ini menghentikan LTH ( Prolaktin ). Setelah
placenta lahir maka LTH merangsang laktasi lobus posterior hypofise
mengeluarkan oksitoksin yang merangsang pengeluaran air susu yang
dikeluarkan oleh reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan
putting susu oleh bayi, banyaknya air susu sangat tergantung
banyaknya cairan yang diminum ibu, dan sangat tergantung pada

61
banyaknya cairan yang diminum oleh ibu dan obat juga bisa
mempengaruhi banyaknya air susu misalnya billadonna dan atropin
dan terdapat beberapa yang melarang ibu menyusukan anaknya
misalnya:
Mastitis pururenta
Penyakit ibu
Keadaan ibu
Introsikasi
Anak premature

e Perubahan pada system gastrointestinal


Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal yang semua
saluran pencernaan dan absorpsi kembali aktif segara setelah
melahirkan. Kajian yang ditemukan adalah :
1 Rasa lapar
2 Tampak hemoroid
3 Bunyi usus akif
4 Lambat, sulit dan emungkinan terasa nyeri dalam pengosongan
usus.
5 Kontifasisering terjdi
6 Defekasi harus terjadi pada hari ke-3
7 Pemulihan dinding perut terjadi pada waktu 6 minggu

f Perubahan Pada System Mukulus


1 Kram tungkai dan kai dapat tetap berlanjut setelah persalinan, hal
ini dapat di kaitkan dengan metobolisme, kalsium, fosfor, dan
kurangnya drainase sisa metabolisme otot yang tidak seimbang.
2 Elastis dan tonus otot dapat berfungsi kembali.

g Perubahan Pada Skeletal


1 Pada masa masa nifas tulang punggung kembali pada masa normal
keseimbangan ugamen tulang sendi kembali normal.
2 Rasa sakit terjadi pada punggung terutama pada sendi sakroiliaka.
3 Lordosis sudah tidak lagi terjadi.

h Perubahan pada system kardiovaskuler


Perubahan pada pada tanda tanda vital ( TTV )

62
1 Suhu
Pada wanita inpartu suhu inpartus tidak lebih dari 37,2 C sesudah
partus dapat naik 0,5 C namun tidak lebih dari 38 C sesudah dua
belasjam suhu akan kembali pada keadaan normal, jika terjadi
kenaikan suhu kemungkinan akan terjadi infeksi.
2 Respirasi
Sistem respirasi pada post partum kembali normal.
3 Nadi
Nadi besar antara 60 80 denyutan /Menit segera setelah partus
dapat terjadi brikardi, pada masa nifas denyutan naf dapat lebih
labil dari pada suhu badan.
4 Tekanan darah
Pada beberapa kasus dapat terjadi hipertensi post partum, keadaan
ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu + 2 Bulan jika
tidak di dringi penyakit lain. ( DM, Jantung, Asma, dan lain lain )

4. Tujuan Asuhan Nifas


a. Menjaga kesehatan Ibu dan Bayinya, baikfisk maupun fsikologik.
b. Melaksanakan skerening yang komprehensif, mendeteksi masalah
mengobati atau merujuk bila terjadi kompukasi pada ibu maupun
bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
Nutrisi, Keluarga Berencana, Menyusui, pemberian imunisasi pada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana
Asuhan masa nifas di perlukan pada priode ini karena merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayinya, di perkirakan bahwa 60 % kematian
ibu terjadi akibat persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama.
Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua
pertiga kematian bayi kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah
persalinan dan 60 % kematian terjadi dalam waktu 7 hari, dengan
pematauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa masa nifas dapat
mencegah kematian ini.

63
5. Program dan kebijakan teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi,
menanganni masalah masalah yang terjadi.

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah Mencegah pendarahan masa nifas


Persalinan karena atonia uteri
Mendeteksi dan merawat penyebab
lain pendarahan :
Rujuk bila pendarahan berlanjut.
Menberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagai
mana cara mencegah pendarahan
masa nifas karena utonis uteri.
Pemberian ASI awal
Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir
2 6 hari setelah Memastikan involusi uterus berjalan
persalinan normal : uterus berkontraksi, pundus
di bawah ambikalis, tidak ada
pendarahan abnormal, tidak ada bau.
Menilai adanya tanda tanda
demam infeksi, atau pendarahan
abnormal.
Memastikan ibu mendapat cukup
makan, cairan dan istirahat.
Memberikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan
tanda tanda penyakit.
Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari hari.

64
3
2 Minggu Sama sepereti di atas ( 6 hari setelah
persalinan
persalinan )
6 Minggu Menanyakan pada ibu tentang
4 setelah penyulit penyulit yang ibu alami.
persalinan Memberikan konseling untuk KB
secara dini.

6. Perubahan psikologi pada masa nifas


a. Masa taking in
Perasaan ibu berpokus pada diinya setelah melahirkan sampai hari ke-2

b. Masa taking hold


Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul
perasaan sedih (Baby bloes) hari ke-3 10.

c. Masa letting go
Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya (Hari ke-10
akhir nifas).

7. Penanganan masa nifas


a. Penanganan masa nifas termasuk pengawasan kala IV, hal yang di
lakukan pada jam pertama nifas meliputi :
1) Pemeriksaan placenta
2) Pengawasan TFU
3) Pengawasan pendarahan pervaginam
4) Pengawasan konsintensi rahim
5) Pengawasan keadaan umum ibu.

b. Pemakaian gurita pada masa nifas dari sudut kedokteran di anggap


tidak perlu, tetapi tidak dilarang apabila ibu merasa lebih enak
memakainya, gurita perlu pada:
1) Penderita yang perutnya sangat longgar
2) Pada penderita yang tekanan utra abdomennya sangat menurun
setelah persalinan, misalnya pada hyramnion, kehamilan kembar,
3) Penderita dengan vitium cordis (Kelainan jantung)

65
c. Hal hal yang harus diperhatikan dalam masa nifas yaitu:
1) Ambulasi
Satu kebijaksanaan untuk selekas mungkin mebimbing pasien
untuk keluar dari tempat tidurnya, dan membimbing selekas
mungkin berjalan dan keuntungan dari ambulasi adalah :
Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
Ambulasi faal usus dan kandung kencing lebih baik
Ambulasi kemungkinan kita mengajar ibu memelihara
anaknya: memandikan, mengganti pakayan, memberikan
makan, dll, selama ibu masih di rumah sakit.
Lebih lanjut dengan keadaan Indonesia ( sosial ekonomi )
2) Diet
Diet harus mendapatkan perhatian, dalam nifas karena makan
yang baik mempercepat penyembuhan ibu dan makanan ibu juga
sangat mempengaruhi air susu.

3) Suhu
Harus diawasi terutama dari minggu pertama dari masa nifas
karena kenaikan suhu adalah tanda pertama infeksi, bila tidak ada
infeksi atau luka luka jalan lahir berarti wanita yang baru
melahirkan merasa sangat lega, suhu badan wanita inpartu dakti
leih dari 37,2 C, sesudah partus dapat naik lebih 0,5 C dari
kenaikan normal, tetapi tidak melebihi 38 C sesudah 12 jam
pertama melahirkan pertama melahirkan umumnya suhu badan
akan kembali normal, tetapi apabila suhu badan naik lebih dari 38
C terjadi infeksi.

4) Miksi
Tetap penderita di suruh kencing 6 jam post partum kalau 8
Jam post partum belum dapat kencing belum melebihi 100 CC,
maka di lakukan kateterisasi, tetapi apa bila kandung kencing
penuh tidak usah menunggu sampai 8 Jam, untuk kateterisasi.

66
5) Defekasi
Jika penderita pada hari ketia belum juga buang air besar,
maka di beri klysma air sabun / yycerino.

6) Putting susu
Putting susu harus di perhatikan kebersihannya dan rhagade
(luka pecah) harus segera di obati, karena kerusakan susu
merupakan porte dentree dan dapat menimbulkan mastitis, air susu
yang kering merupaka kerak dan dapat menerang kulit sehingga
timbul edema, maka sebaiknya putting susu di bersihkan dengan
air yang telah di masak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan
bayi.

7) Datangnya haid kembali


Datangnya haid kembali ibu yang tidak menyusukan anaknya
haidnya datang lebih cepat, dari ibu yang menyusukan anaknya,
pada ibu golongan pertama biasanya haid datang 8 minggu setelah
persalinan dan ibu golongan kedua haid sering kali tidak teratur
selama ia menyusui anaknya, tetapi kebanyakan haid lagi pada
bulan ke-4.

8) Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang kurangnya dua
tahun, sebelum ibu hamil kembali, namun petugas kesehatan
dapat membantu merencanakan keluarganya, dengan
mengajarkannya tentang mencegah kehamilannya yang tidak di
dinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (Ovulasi) sebelum ia
mendapatkan haidnya selama meneteki, oleh karena itu metode
omenorelaktasi dapat di pakai sebelum haid petama kembali
untuk mencegah terjadinya, kehamilan baru, resiko cara ini 2 %
kehamilan.

67
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
menggunakan keontasepsi tetap lebih aman, terutama apabila
ibu sudah haid lagi,
Sebelum menggunakan metode KB dapat di jelaskan kepada
ibu :
o Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efekfitasnya,
o Kelebihan / keuntunganya
o Kekuranganannya
o Efeksamping
o Kapan metode inu dapat dapat mulai digunakan untuk
wanita paca salin yang menyusui.
Jika seseong ibu atau pasangan telah memiliki metode KB
tetentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam dua
minggu apakah ada yang ingin di tanyakan ibu/ pasangan itu
dan untuk melihat pakah metode itu bekerja dengan baik.
9) Follow up
Ruangan yang meliputi pemeriksaan bayi, dan keadaan ASI,
aktifitas-aktifitas di ruang follow up, menimbang berat bayi,
anamnesis, mengenai makanan bayai yang di berikan dan keluhan
yang timbul, mengecek keadaan ASI, meberi nasehar mengenai
makanan bayi, pemeriksaan bayi oleh dokter bagian anak,
pemberian imunisasi.

d. hal hal yang harus diperhatikan oleh ibu


1 Istirahat
Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
Sarankan ibu untuk kembali kekegiatan kegiatan rumah
tangga bisa perlahan lahan, serta untuk tidur siang /
beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
o Mengurangi jumlah ASI yang di produksi

68
o Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
pendarahan.
o Menyebabkan depresi ketidak mapuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri.
2 Latihan
Diskusikan pentingnya pengembalian otot otot perut dan
punggul ibu kan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot
perutnya menjadi kuat sehingga rasa sakit pada punggungnya.
Bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat
membantu seperti :
o Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik
otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan
angkat dagu ke dada, tanhan satu hitungan sampai hitungan
5 rileks dan ulangi 10 kali.
o Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel)
o Berdiri dengan tungkai di rapatkabn, kencangkan otot-otot
pantat dan punggul dan tahan sampai 5 hitungan.
3 Gizi
Ibu menyusui harus :
1 Mengonsumsi tambahan 500 Kalori tiap hari
2 Makan dengan diet berimbang untuk menambah protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
3 Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi
setidaknya 40 hari pasca persalinan
4 Minum sedikitnya 30 liter air setiap hari (Anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
5 Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melelui ASInya.
4 Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering
Menggunakan BH yang menyokong payudara
Apabila putigsusu lecet oleskan kolestrum/ASI yang keluar
pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui.

69
Apa bila lecet berat dapat di istirshstkan selama 24 jam ASI
di keluarkan dan di minumkan dengan menggunakan sendok.
Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1
tablet setiap 4 6 jam.
Apa bila payu dara bengkak akinat pembendungan ASI,
lakukan:
Pengempesan payudara dengan menggunakan kain basah,
dan hangat selama 5 menit.
Urut parudara dari rah menuju puting/gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah Z dan menuju putting.
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara
sehingga putting susu menjadi lunak
Susukan bayi setiap 2 3 Jam sekali
Apa bila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan
dengan tangan
Letakan kain dingin pada payudara setelah menyusui
Payudara keringkan.

D. Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi
dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
hamil.Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini
berbagai faktor-faktor yang memperlambat kondisi seorang ibu hamil
perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak
kehamilan, dan buruknya hygiene. Disamping itu perlu dilakukan pula
pembinaan kesehatan prenatal yang memadai penanggulangan faktor-
faktor yang menyebabkan kematian prenatal yang meliputi: perdarahan,
hipertensi , infeksi, kelahiran preterm/ bayi baru lahir rendah, asfiksia,
hipotermi (Sarwono, 2001 : 132).
Bayi adalah individu baru lahir didunia, dalam keadaannya yang
terbatas, maka individu baru ini sangatlahlah membutuhkan peraawatan
dari prang lain.
Bayi baru lahir normal adalah janin yang lahir melalui proses
persalinan dan telah mampu hidup doluar kandungan.

70
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang dilahirkan setelah 37
Minggu sampai 42 Minggu (260 sampai 294 hari). Bayi baru lahir adalah
bayi mulai sejak baru lahir sampai berumur 2 4 Minggu.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.
(Sudarti,2010)
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
pada bayi tersebut selama jam pertama kelahiran. Sebagian besar bayi
yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera
bayi yang baru lahir :
a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
sesegera mungkin.
c. Segera setelah melahirkan badan bayi :
- Sambil secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi
dengan handuk di atas perut ibu.
- Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir
dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
Periksa ulang pernapasan bayi.
(Prawirohardjo, 2006)

2. Perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran


a. Sistem Sirkulasi
Setelah bayi lahir, bayi akan bernafas ini akan menjadikan
penurunan pada tekanan arteri pulmonalis, sehingga banyak darah
mengalir ke paru-paru, duktus arteriosus botali menutup 1-2 menit
setelah bayi bernafas. Dengan diguntingnya tali pusat maka akan
terjadi penurunan pada vena cava inferior, sehingga tekanan pada
atrium kanan berkurang sebaliknya tekanan pada atrium kiri
bertambah maka terjadi penutupan foramen ovale. O2 janin lebih
rendah dari pada orang dewasa. Untuk mengimbangi ini peredaran
janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi (18 gerak %) dan eritrocitnya
(5,5 juta/mm3).

71
Perbedaan Hb janin dan orang dewasa :

Hb janin dibuat dalam hati, Hb dewasa pada sumsum merah,


Hb janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2
daripada orang dewasa.
Hb janin baru diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4
bulan atau lebih.

b. Sistem Respirasi
Pernafasan bayi baru lahir tidak teratur, kedalamannya,
kecepatannya dan bervariasi 30 60 x/mnt.
Rangsangan gerakan nafas pertama kali karena tekanan mekanis
pada toraks sewaktu melalui jalan lahir sehingga terjadi kehilangan
setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru, sehingga sesudah
lahir cairan yang hilang diganti.
Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan CO2 merangsang
masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri,
menyebabkan foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
Kemoreseptor pada sinus karotis atau rangsangan dingin
didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan
pernafasan.

c. Imunitas
Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobulin
(suatu protein yang mengandung anti bodi) diantaranya: IgG,
Pembentukan sel plasma dan anti bodi gamma A,G dan gamma M.
IgA telah dibentuk saat kehamilan dua bulan dan baru dapat
ditemukan segera setelah lahir, IgM ditemukan pada kehamilan 5
bulan, produksinya meningkat setelah lahir.

d. Suhu Tubuh
Saat lahir suhu bayi sama dengan suhu ibu, tapi bayi memiliki
insulasi lemak, luas permukaan tubuh yang besar, sirkulasi yang relatif
buruk serta belum dapat berkeringat dan menggigil, maka suhu
lingkungan harus diatur 36,5 37,20C. untuk mengurangi kehilangan

72
panas dilakukan pengaturan suhu kamar, membungkus badan dan
kepala bayi, disimpan ditempat tidur hangat.

e. Nadi
Baru lahir denyut nadi 120-150 x/mnt, tergantung pada aktifitas.
Nadi dapat menjadi tidak teratur karena stimulasi fisik atau emosional
tertentu seperti gerakan involunter, menangis atau mengalami
perubahan suhu yang tiba-tiba.

f. Tekanan Darah
Tekanan darah pada bayi baru lahir rendah sehingga sulit untuk
diukur secara akurat dengan spignomanometer konvensional, 80-60 /
45-40 mmHg dan 100/50 mmHg sampai dengan hari ke sepuluh.

g. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup, absorpsi
air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Bila
dibandingkan dengan pencernaan orang dewasa pencernaan neonatus
lebih berat dan lebih panjang. Enzim pencernaan sudah terdapat pada
neonatus, kecuali amilase pancreas, aktivitas lipase terjadi pada janin
7 8 bulan.

h. Kelenjar Endokrin
Pada kehamilan 10 minggu kortikotropin telah ditemukan dalam
hipofisis, hormon ini diperlukan untuk mempertahankan granula supra
renalis. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar dibanding
orang dewasa, kelenjar tyroid sudah sempurna saat lahir dan sudah
mulai berfungsi sebelum lahir.

i. Keseimbangan air dan fungsi ginjal


Glomerolus mulai dibentuk pada janin umur 8 minggu. Pada
kehamilan 28 mg jumlahnya sekitar 350.000, ginjal janin mulai
berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan. Hingga umur tiga hari ginjal
bayi belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah 5 hari
ginjal mulai memproses air yang didapat dari luar.

73
j. Susunan Syaraf
Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot
menjadi lebih sempurna, sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup
diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitive
terhadap cahaya. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan
yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan
usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.
Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir :
Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
sesegera mungkin segera setelah melahirkan badan bayi.
Sambil secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan
handuk di atas perut ibu.
Dengan kain bersih dan kering atau kassa, lap darah atau lendir
dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa
ulang pernapasan bayi.

3. Penilaian Bayi untuk tanda tanda kegawatan


Penilaian bayi bertujuan untuk mengetahui derajat vitalitas dan
mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi
adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial dan
kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi seperti
pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks-refleks primitif
seperti menghisap dan mencari puting susu (Saifuddin, 2002;133)

Segera setelah bayi kita tentukan APGAR SCORE pada menit


pertama dan menit kelima, menit pertama menyatakan maka sebagian
besar dari bayi baru lahir mempunyai nilai terendah pada umur itu dan
perlu dipertimbangkan untuk melakukan resusitasi aktif, sedang nilai
Apgar lima menit berhubungan dengan kemungkinan terjadi gangguan
Neurologik kemudian hari, nilai Apgar tersebut adalah :

74
NILAI
PENGKAJIAN
0 1 2

Denyut Jantung Tidak ada Lambat < 100 > 100


Usaha Bernafas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis kuat
Tonus Otot Lembek Sebagian Ektremitas Bergerak aktif
lemas

Refleks Tidak ada Meringis Seluruh tubuh


Warna kulit Biru, Pucat Tubuh merah muda,
merah muda.
kaki dan tangan
biru.

Klasifikasi APGAR : Nilai 7 10 : Bayi normal.


Nilai 4 6 : Bayi asfiksia ringan sedang.
Nilai 7 10 : Bayi asfiksia berat.

4. Inisiasi Menyusu Dini


INISIASI Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).

Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam


keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui.
Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun,
dan mencegah anak kurang gizi.

Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef


yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan
penyelamatan kehidupan, karena inisiasi menyusu dini dapat
menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu
bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan
kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini
merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah,
sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan
pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat

75
mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program
tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang
berkualitas, ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.

Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini

1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak


menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi
terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya
akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.

2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses


melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti
biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.

3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa


menghilangkan vernix(kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan
kulit bayi.

4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit


bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala
bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu
diselimuti.

5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk


mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting
susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari
puting susu ibunya.

6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu
didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum

76
menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati
dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.

7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit


ibu sampai proses menyusu pertama selesai.

8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang,


diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.

9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung


memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi
menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal.
Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan
bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan
ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan
menyusui.

Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu

1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan


menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat
menyusu menurunkan risiko kematian
karena hypothermia (kedinginan).

2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan
detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih
jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.

3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada


antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan
kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.

4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang


kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang

77
penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih
sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.

5. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi,


sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.

6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu


pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI
mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu
hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.

7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu
ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.

8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan


merangsang keluarnyaoksitosin yang penting karena:

Menyebabkan rahim berkontraksi membantu


mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.

Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks,


dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.

Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang


(yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

5. Tanda - tanda bahaya pada bayi


a. Tidak dapat menyusu
b. Kejang
c. Mengantuk atau tidak sadar
d. Nafas cepat (>60 per menit)
e. Merintih
f. Retraksi dinding dada bawah (Retraksi)
g. Sianosis

78
6. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan


yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi
tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di
luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus
diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu
tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir


a. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
b. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
c. Pastikan pencahayaan baik
d. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan
diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu
pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
e. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

Peralatan dan perlengkapan


a. kapas
b. senter
c. termometer
d. stetoskop
e. selimut bayi
f. bengkok
g. timbangan bayi
h. pita ukur/metlin
i. pengukur panjang badan

Prosedur Kerja
a. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
pemeriksaan

79
b. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal,
dan neonatal
c. Susunalat secara ergonomis
d. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
e. Memakai sarung tangan
f. Letakkan bayi pada tempat yang rata

Pengukuran anthopometri
a. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke
titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat
alas dan pembungkus bayi
b. Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari
kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur
harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.

c. Ukur lingkar kepala


Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala
kembali lagi ke dahi
d. Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)

Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai kaki.


Kepala

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan
bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang
disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa

80
hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat
terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi
akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior
dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
1. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
2. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
Wajah

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal
ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang
khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga
kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

Mata

Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.


a. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
b. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
c. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
d. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih.
Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang
kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
e. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau
retina
f. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
g. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami
sindrom down

Hidung

81
a. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm.
b. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring
c. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah ,
hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
d. Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan

Mulut

a. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.


Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang
kecil menunjukkan mikrognatia
b. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak
yang berasal dari dasar mulut)
c. Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara
palatum keras dan lunak
d. Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya
terjadi akibatvEpisteins pearl atau gigi
e. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan
edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar
masuk (tanda foote)
f. Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)

Telinga

a. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya


b. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
c. Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas
dibagia atas
d. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low
set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-
robin)

82
e. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal

Leher

a. Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.


Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher
b. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad
fleksus brakhialis
c. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
d. Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.

Klavikula

Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi


yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa
kemungkinan adanya fraktur

Tangan

a. Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan


kedua lengan ke bawah
b. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis atau fraktur
c. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
d. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
e. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

Dada

83
a. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma
atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan
abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada
saat bernapas perlu diperhatikan
b. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak simetris
c. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

Abdomen

a. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan


gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
b. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
c. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali
atau tumor lainnya
d. Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,
omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten

Genetalia

a. Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa
posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkan fimosis
b. Periksa adanya hipospadia dan epispadia
c. Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
d. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
e. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
f. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

Anus dan rectum

Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara


umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar

84
kemungkinan adanyamekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi
saluran pencernaan
Tungkai

a. Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki


dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
b. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan
berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
c. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

Spinal

Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda


abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil
berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis
atau kolumna vertebra

Kulit

Perhatikan kondisi kuli bayi.


a. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
b. Periksa adanya pembekakan
c. Perhatinan adanya vernik kaseosa
d. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi
kurang bulan.

85
7. Jenis Imunisasi

a. BCG

Tujuan : kekebalan aktif terhadap TBC

Cara imunisasi :

1) Diberikan pada umur bayi 2 bulan sampai dengan 12 bulan

2) Jika diberikan pada bayi 3 bulan, terlebih dahulu dilakukan uji

tuberculin

3) Dosis yang diberikan sebanyak 0,05 ml disuntikan secara intracutan

di musculus deltoideus kanan atau paha kanan atas

4) BCG ulang tidak dianjurkan

Kontraindikasi

1) Reaksi uji tuberculin > 5 mm

2) Infeksi HIV

3) Gizi buruk

4) Demam

5) Infeksi kulit

6) Pernah TBC

b. DPT

86
Tujuan : kekebalan aktif terhadap DPT

Cara imunisasi :

1) Diberikan sebanyak 3 kali

2) Pemberian pertama sejak umur bayi 2 bulan, pemberian selanjutnya

selang 4 6 minggu :

DPT I : 2 4 bulan
DPT II : 2 5 bulan
DPT III : 4 6 bulan

3) Dosis yang diberikan sebanyak 0,5 ml IM

Kontraindikasi :

1) Sakit parah

2) Kejang, demam

3) Batuk, pilek, diare ringan

4) Batuk rejan

5) Gangguan kekebalan tubuh

c. Vaksin Poliomyelitis

Tujuan : kekebalan terhadap polio

Cara imunisasi :

1) Diberikan per oral

87
2) Diberikan pada bayi usia 4 6 minggu

3) Diberikan bersama BCG, hepatitis B dan DPT

4) Dosis yang diberikan sebanyak 2 tetes

Kontraindikasi

1) Diare berat

2) Suhu > 38,5 C

3) Mengidap HIV

d. Vaksin Campak

Tujuan : kekebalan terhadap campak

Cara imunisasi :

1) Pemberian sebanyak 1 kali

2) Diberikan pada umur bayi 9 bulan

3) Dosis yang diberikan sebanyak 0,5 ml subkutan/IM

Kontraindikasi

1) Demam

2) Kurang gizi

3) TBC

4) Gangguan kekebalan

e. Hepatitis B

88
Tujuan : kekebalan terhadap penyakit hepatitis

Cara imunisasi : diberikan sebanyak 3 kali interval yaitu :

1) 1 2 bulan (suntikan I ke II)

2) 5 bulan (suntikan II ke III)

3) Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian dasar

8. Jadwal Imunisasi

Jenis Umur (Bulan) Umur (Tahun)


Imunisasi

0 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 5 6 7 10 12

BCG I I I

HEP. B I I

II II II II III III III III III IV IV

DPT I I I

II II II

III III III IV IV

DT/TT DT DT TT TT

POLIO I II II II

III III III

89
IV IV IV V V

VI VI

CAMPAK I I II II II

E. Asuhan Kebidanan KB
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,
yang bersifat sementara dapat pula bersifat permanen yang merupakan
salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.

2. Macam macam Metode Kontrasepsi


a. Metode dengan menggunakan alat
Metode ini bekerja dengan cara menghalangi pertemuan antara sel
sperma dengan sel telur ketika melakukan hubungan seksual
(merintangi pembuahan). Diantaranya:
1) Kondom
Kondom (pria dan wanita) adalah metode yang mengumpulkan air
mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya
memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai
setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam
vagina yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh
terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung
sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.
Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi
yang mencegah PMS, infeksi GO, klamidia.
Kerugian
Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi
lateks pada orang yang sensitif.

90
2) Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan
motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam
aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang
dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas,
dapat mencegah PMS bakterial.
Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus
HIV, hanya efektif 1-2 jam.
3) Diafragma

Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan


mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma
terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel.
Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks
(leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan
minimal 6 jam setelah senggama.
Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan
kesehatan, melindungi dari PMS.
Kerugian

91
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi,
membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan,
ketidaknyamanan.
4) Cervical Cap

Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan


menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat
dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.
Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan
kesehatan, melindungi dari PMS.
Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi,
membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan,
ketidaknyamanan.

b. Metode Hormonal
1) Suntik KB

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya


kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.
2) Jenis Kontrassepsi Sutikan
Suntikan 1 bulan, berisi Estrogen dan Progesteron. Untuk
wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1
bulan karena akan mempengaruhi produksi Air Susu Ibu (ASI).
Contoh : cyclofem.
Suntikan 3 bulan , berisi Progesteron saja. Contoh :
Depoprovera,

92
Depogeston.

3) Cara Kerja
Menghalangi ovulasi (masa subur).
Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental.
Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim.
Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
Mengubah kecepatan transportasi sel telur

4) Keuntungan
Efektifitasnya tinggi.
Cara pemberiannya sederhana.
Cukup aman.
Kesuburan dapat kembali.
Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui untuk KB suntik 3
bulan.

5) Efek Samping
Gangguan haid.
Mual, sakit kepala, penambahan berat badan.
Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun

6) Cara Pemberian
Waktu Pemberian
Setelah melahirkan hari ke 3-5 pasca salin dan setelah ASI
berproduksi.
Setelah keguguran segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari
setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi.
Dalam masa haid hari pertama sampai hari ke-5 masa haid

93
Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat dan aerah otot lengan atas.

7) Kontra Indikasi
Absolut
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui penyebabnya
Relatif
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat
sakit kepala, wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke
depan, wanita yang ingin hamil lebih cepat.

c. Pil KB ( Kontrasepsi Oral)

Pil Progestin ( minipil)


1. Cara kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak
begitu kuat), endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir servik sehingga menghambat
penetrasi sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi
sperma terganggu.
2. Keuntungan
Sangat efektif, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi
ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan.
a) Idikasi
Usia reproduksi, yang telah memiliki anak atau belum, meginginkan suatu
metode kontrasepsi yang efektif selama menyusui., pasca persalinan dan
tidak menyusui dan pasca keguguran.

94
b) Kontraindikasi
Hamil atau di duga hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya, kanker payudara atau riwayat, miom uterus dan riwayat
stroke.
2. Pil Kombinasi (hormon estrogen dan progerteron)
a. Cara kerja
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik mengental sehingga
suit dilalui sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi
telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
b. Kegunaan
Memiliki efektivitas tinggi ( hampir menyerupai efektivitas tubektomi)
bila digunakan setiap hari ( 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun
pertama penggunaan, tidak mengganggu hubungan seksual, keuburan
segera kembali, dll.

c. Indikasi
Usia reproduksi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, pasca keguguran,
anemia karena haid berlabihan, siklus haid tidak teratur, dll.
d. Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan pervaginam
yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut, dll.
3. Susuk/implan
1. Pengertian
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang
disusupkan di bawah kulit.

95
2. Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi
levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik
yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang
lebih 30 microgram/hari.
3. Cara Kerja
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit,
maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke
dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari
bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar
kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul
tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara
efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat
bekerja secara efektip selama 3 tahun.
4. Cara Kerja Dalam Pencegahan Kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu
maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri
atas 3 mekanisme dasar yaitu, menghambat terjadinya ovulasi,
menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir
serviks, menipiskan lapisan endometrium.
5. Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 -
3%.
6. Keuntungan
a) Tidak menekan produksi ASI.
b) Praktis, efektif.
c) Tidak ada faktor lupa.
d) Masa pakai panjang.
e) Membantu mencegah anemia.

96
f) Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
g) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
7. Kekurangan
a) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih.
b) Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c) Implant mahal.
d) Implant sering mengubah pola haid.
e) Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
8. Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak.
Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk
pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.
9. Tahap Pasca tindakan
a) Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering
minimal selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
b) Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna
kebiru-biruan.Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau
pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c) Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian,
implant dapat dilepas.
10. Kontraindikasi.
a) Hamil atau diduga hamil.
b) Tumor.
c) Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis

97
11. Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu:
a) Gangguan haid.
b) Jerawat
c) Perubahan libido.
d) Keputihan
e) Peubahan berat badan

4. Metode IUD atau AKDR


IUD adalah alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim
dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang
menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi.
a. Kontraindikasi
Dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah :
1. Kehamilan
2. Sepsis
3. Aborsi postseptik dalam waktu dekat.
4. Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim.
5. Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
6. Penyakit tropoblastik ganas
7. Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
8. Penyakit radang panggul
9. PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise
(penurunan kekebalan tubuh)
10. TBC panggul
b. Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan
pertama
c. Keuntungan

98
1. Sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim.
2. Bekerja dalam jangka waktu lama
3. Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan
d. Kerugian
a) Resiko infeksi panggul
b) Dismenorea (nyeri saat haid)
c) Menoragia pada bulan-bulan pertama
d) Peningkatan resiko perforasi (robek) rahim
e) Resiko kehamilan ektopik
f) IUD dapat lepas dengan sendirinya
e. Efek samping
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Peningkatan jumlah darah menstruasi
5. Metode Operasi ( Sterilisasi)
1. Pengertian
Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi
keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan
terhadap salah seorang dari pasangan suami istri atas permintaan yang
bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh
wanita maupun pria. Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita
atau MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada
pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi mantap pada
wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu
tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak
dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP
(Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan
pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
1. Cara kerja

99
a) Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
b) Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma.
2. Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan
kontrasepsi lain adalah :
a) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara
kontrasepsi lain
b) Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
c) Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan
merupakan cara kontrasepsi

d) Permanen
e) Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali
tindakan saja.
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah:
a) Tubektomi (MOW)
1) Sangat efektif dan permanen
2) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
3) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
4) Tidak mempengaruhi proses menyusui
5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6) Tidak menggangu hubungan seksual
b) Vasektomi (MOP)
1) Sangat efektif dan permanen
2) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
3) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
4) Tidak menggangu hubungan seksual

100
5) Tindakan bedah yang aman dan sederhana.
3. Kerugian
a) Tubektomi (MOW)
1) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
2) Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
b) Vasektomi (MOP)
1) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
2) Harus ada tindakan pembedahan minor.
4. Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a) Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan
kontap, artinya secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap
sebagai cara kontrasepsi.
b) Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya :
1) Calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan
telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan
jasmani.
2) Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling
sedikit umur sekitar 2 tahun.
3) Umur istri paling muda sekitar 25 tahun.
c) Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya
tidak ditemukan adanya hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani
kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu
kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk
dikontap atau tidak. Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus
mengikuti konseling (bimbingan tatap muka) dan menandatangani
formulir persetujuan tindakan medik (Informed Consent).
5. Yang dapat menjalani
a) Tubektomi (MOW)
1) Usia lebih dari 26 tahun

101
2) Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal
5 (lima) tahun
3) Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya.
4) Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
5) Ibu pasca persalinan.
6) Ibu pasca keguguran
b) Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko
tinggi.
6. Yang sebaiknya tidak menjalani
a) Tubektomi (MOW)
1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
2) Menderita tekanan darh tinggi
3) Kencing manis (diabetes)
4) Penyakit jantung
5) Penyakit paru-paru
6) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
7) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu
disembuhkan atau dikontrol)
8) Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
9) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan
10) Belum memberikan persetujuan tertulis
b) Vasektomi (MOP)
1) Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
2) Menderita kencing manis
3) Hidrokel atau varikokel yang besar
4) Hernia inguinalis
5) Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia.(24)
6. Metode Alami

102
1. Metode Kalender.
Sering juga dikenal sebagai metode ogino knaus dan mulai dipergunakan
sejak tahun 1930. Menurut ogino ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 14
sebelum haid yang akan datang, tapi dapat terjadi pada hari ke 12 dan hari
ke 16 sebelum haid. Jadi ke 5 hari itu merupakan masa yang terlarang
untuk koitus.
Karena sel sperma dapat hidup selama 3 hari dalam alat reproduksi wanita
maka di tambahkan hari ke 17 dan ke 18, kemudian ditambahkan 1 hari
lagi yaitu hari ke 11, untuk hidupnya sel ovum sehingga masa subur
menjadi 8 hari pada siklus 28 hari, yaitu pada hari ke 11 sampai hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender adalah pada wanita yang
siklus haidnya tidak teratur setiap 28 hari. Misalnya : Pada siklus haid
tidak teratur yang bervariasi antara 25 dan 32 hari, maka masa aman pre
ovulasi diperoleh dengan mengurangi 18 hari dari yang terpendek (25-18 =
7) dan masa aman post ovulasi dengan mengurangi 11 dari siklus yang
terpanjang (32-11 = 21) maka masa tidak subur adalah sebelum hari ke 7
dan sesudah hari ke 21.(24)

2. MAL (Metode Amenore Laktasi).


1. Pengertian
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara
eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1) Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila
pemberian 8x sehari
2) Belum haid
3) Efektif sampai 6 bulan
4) Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.

103
2. Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi.
3. Keuntungan
a) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan).
b) Segera efektif
c) Tidak mengganggu senggama
d) Tidak ada efek samping secara sistemik
e) Tidak perlu pengawasan medis
f) Tidak perlu obat atau alat
g) Tanpa biaya
4. Keuntungan non kontrasepsi
a) Untuk bayi
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat
ASI), sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal dan terhindar dari keterpaparan terhadap
kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alt minum yang terpakai.
b) Untuk ibu
Mengurangi perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko anemia, dan
meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi.
5. Keterbatasan
a) Perlu perawatan sejak perawatan kehamilanagar segera menyusui
dalam 30 menit pascapersalinan
b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
c) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan
6 bulan.
d) Tidak melindungi terhadap PMS termasuk virus B/HBV dan
HIV/AIDS
6. Indikasi

104
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan
dan belum mendapat haid setelah melahirkan.
7. Kontra indikasi
a) Sudah mendapat haid setelah bersalin
b) Tidak menyusui secara eksklusif
c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.(24)
3. Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas
lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih,
encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual)
diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi
(berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul
sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.(24)
4. Senggama Terputus (Coitus Interuptus).
1. Pengertian
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
2. Cara Kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan dari vagina sebelum ejakulasi sehingga
sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara
sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah

3. Keuntungan
1) Kontrasepsi
Yaitu efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak mengganggu produksi
ASI, dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada

105
efek samping, dapat digunakan setiap waktu, dan tidak membutuhkan
biaya.
2) Non Kontrasepsi
Yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam KB, untuk pasangan
memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
4. Keterbatasan
1. Efektifitas sangat tergantung pada kesetiaan pasangan untuk
melakukan senggama terputus (angka kegagalan 4-27 kehamilan/ 100
perempuan per tahun).
2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak
ejakulasi masih melekat pada penis.
3. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
5. Indikasi
1) Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB.
2) Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk
tidak memakai metode- metode lain.
3) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
4) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu
metode yang lain.
5) Pasangan yng membutuhkan metode pendukung.
6) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
6. Kontra indikasi
1. Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.
2. Suami yang sulit melakukan senggama terputus.
3. Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologi.
4. Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.
5. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
7. Konseling untuk klien

106
1. Meningkatkan kerja sama dan sebelum melakukan hubungan seksual
dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati pengguanaan merode
senggama terputus.
2. Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung
kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari
ejakulasi sebelumnya.
3. Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya
dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
5. Senggama tidak dianjurkan pada masa subur.(24)

5. Metode Suhu Basal.


Dasar dari metode ini adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi
karena kadar progesteron naik. Kenaikan suhu antara 0,30,5oC.
Kenaikan suhu ini dapat terjadi segera atau secara berangsur-angsur dan
terus menerus, dengan bentuk tangga atau seperti gambaran gigi gergaji.
Kadang-kadang penurunan suhu mendahului kenaikan suhu.
Suhu basal harus diukur dengan termometer yang khusus dan dicatat pada
kartu grafik tertentu. Karena yang paling penting adalah nperubahan suhu
dan bukan nilai absolutnya, maka pengukuran harus dilakukan setiap hari,
yaitu pada pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur dan sebelum makan
atau minum.
Pengukuran ini secara oral (3 menit) atau rektal (1 menit). Kekurangan
dari cara ini adalah kita hanya dapat menentukan masa aman post ovulasi.
Karena itu sering dikombinasikan dengan metode kalender untuk
menentukan masa tidak subur pre ovulasi.
Jadi, pelaksanaannya masa aman pre ovulasi ditentukan dengan metode
kalender atau dengan mengurangi 6 hari dari kenaikan suhu yang paling

107
dini yang telah tercatat selama 6 bulan. Masa aman post ovulasi adalah 3
hari setelah kenaikan suhu basal.
Metode suhu basal tidak dapat digunakan pada remaja dan dalam
klimakterium, karena sering siklus yang ovulatoir diselingi denga siklus
yang anovulatoir.(24)

F. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


1. Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada
klien.
Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang
utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses
manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang
disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan
yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan
dengan tepat, efektif dan efisien.
Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat.
Manajemen kebidanan bagi bidan dapat juga diartikan sebagai alat yang
digunakan seorang bidan untuk memecahkan masalah kesehatan ibu dan
anak.

2. Metode Pendokumentasian Kebidanan


Suatu sistem pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi
dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan

108
oleh petugas kesehatan ( Bidan, dokter, perawat dan petugas kesehatan lain
) dengan menggunakan metode SOAP, dimana pada dasarnya sama dengan
komponen yang terdapat pada metode SOAPIER, hanya saja pada SOAP
untuk implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam P sedangkan
komponen Revisi tidak dicantumkan. SOAP merupakan catatan yang
bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip metode ini merupakan
proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan.
SOAP merupakan singkatan dari :

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data


klien melalui anamnese ( Apa yang dikatakan klien ).

Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari


pasien, suami atau keluarga ( identitas umum, keluhan, riwayat
menarche, riiwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit
keturunan, riwayat psikososial, pola hidup.)

Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien.


Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
Pada orang yang bisu, dibagian data dibelakang S diberi tanda 0
atau X ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan
diagnosa yang akan dibuat.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analaisa dan fisik


klien, hasil laboratorium, dan test diagnostic lain yang dirumuskan
dalam data focus untuk mendukung assessment (Apa yang dilihat dan
dirasakan oleh bidan setelah melakukan pemeriksaan ).

109
Tanda gejala objektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan
( tanda KU, vital sign, Fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam,
laboratorium dan pemeriksaan penunjang ). Pemeriksaan dengan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang
jujur, informasi kajian teknologi ( hasil Laboratorium, sinar X, rekaman
CTG, dan lain-lain ) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan
akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan
ditegakkan.

A : Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau


informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan ( Kesimpulan apa yang telah dibuat dari data S dan O ).
Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi
baru baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara
terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang
dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam
mengikuti perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan baru
cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang
tepat.
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
Diagnosa / masalah
Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai
kondisi klien : hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir .
Berdasarkan hasil analisa data yang didapat.

110
Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga
kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu
kehamilan / kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.
Antisipasi masalah lain / diagnosa potensial

P: Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan


evalusi berdasarkan Assesment ( Rencana apa yang akan dilakukan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut ).

SOAP untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi


dimasukkan dalam P sedangkan Perencanaan membuat rencana
tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga
mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan
tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai
kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter.

Didalam Planning dapat berisikan tentang :


Konsul
Tes diagnostic / laboratorium
Rujukan
Pendidikan konseling
Follow Up
Pendokumentasian asuhan kebidanan

111
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA KEHAMILAN

A. Pengkajian Kunjungan Pertama (12 minggu)

Tgl Kunjungan : 09 Februari 2016


Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Tempat Pengkaji : Puskesmas Mariat SP2
Jam Pengkaji : 10.00 WIT

B. Identitas Isteri Suami


Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga

1. Data Subjektif
a. Status kesehatan
1) Datang pada tanggal 9 februari 2016
2) Alasan kunjungan yaitu ingin memeriksakan kehamilannya
3) Keluhan-keluhan yaitu pusing

b. Riwayat menstruasi
1) Haid pertama : umur 15 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
4) Dismenorhoe : tidak
5) Teratur/tidak : teratur
6) Lamanya : 7 hari
7) Sifat darah : encer
8) Keputihan : sedikit

112
c. Riwayat kehamilan sekarang
1) HPHT : 10-11-2015
2) Taksiran persalinan : 17-08-2016
3) Pergerakan anak di rasakan pertama kali pada :-
4) Pererakan dalam 12 jam terakhir :-
5) Keluhan-keluhan pada Trimester I : pusing
6) Kekhawatiran :-

d. Keluhan yang dirasakan


1) Rasa letih :-
2) Mual muntah yang lama :-
3) Nyeri perut :-
4) Panas menggigil :-
5) Sakit kepala berat/terus-menerus :-
6) Penglihatan kabur :-
7) Rasa nyeri/panas aktu BAK :-
8) Pengeluaran cairan pervaginam :-
9) Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : -
10) Oedema :-

e. Riwayat kehamilan yang lalu


ANC TM 1 : 1x (9 minggu)

f. Pola sehari-hari

No Pola sehari-hari Sebelum hamil Saat hamil


1 Pola nutrisi 3-4x sehari 3x sehari
a. makan Nasi, sayur, ikan Nasi, sayur, ikan
frekuensi Tidak ada Tidak ada
jenis makanan
makanan pantangan 8-10x sehari 8-10x sehari
b. minum Air putih Air putih
frekuensi
jenis minum

2. pola eliminasi 8x sehari 8 sehari


a. BAK
frekuensi 0-1x sehari 0-1x sehari

113
b. BAB Padat Padat
frekuensi Kuning Kuning
konsistensi
warna

3. pola istirahat dan tidur 2-3 jam 2 jam


a. siang 8 jam 4 jam
b. malam

4. personal hygiene 2x sehari 2x sehari


a. mandi 2x sehari 2x sehari
b. gosok gigi 1x sehari 1x sehari
c. keramas - -
d. perawatan payudara 2x sehari 2x sehari
e. perawatan vulva

5. pola aktifitas Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga

6. pola seksual - -

g. Imunisasi TT
TT 1 : umur 7 tahun
TT 2 : umur 13 tahun
TT 3 : Pra nikah
TT 4 : Hamil Ini

h. Kontrasepsi yang pernah digunakan


HAMIL INI (ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi)

Riwayat penyakit sistemik yang pernah di derita


Ibu mengatakan tidak pernah menderita suatu penyakit yang
sistemik.

i. Riwayat penyakit keluarga


1) Jantung : negatif
2) Ginjal : negatif
3) Asma/TBC : negatif
4) Hipertensi : negatif
5) Diabetes : negatif

114
6) Epilepsi : negatif
7) Lain-lain : negatif

j. Riwayat sosial
1) Status perkawinan 2 tahun
2) Usia ibu saat menikah 25 tahun
3) Ibu dan keluarga menerima dengan sangat baik
4) Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami dan istri.
5) Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok
6) Tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan dalam
membantu persalinan adalah Puskesmas Mariat

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Kadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 MmHg
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,4 oC
Berat Badan : Sebelum hamil 43 kg. BB sekarang 43 kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 24 cm
b. Kepala
Edema Wajah : Tidak terdapat edema wajah
Cloasma gravidarum: tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Konjugtiva : Merah
a. Sclera : Putih bersih
b. Penglihatan : Normal
Telinga : Simetris dan bersih tidak ada secret
Mulut : Bersih, simetris, ada caries gigi, gigi tidak
berlubang, dan gusi tidak berdarah

c. Leher
KGB : Tidak terjadi pembesaran
Kelenjar tiroid : Tidak terjadi pembesaran
Vena jugularis : Tidak terjadi pembesaran

d. Dada :Tidak dilakukan pemeriksaan


Mamae :Tidak dilakukan pemeriksaan

115
e. Abdomen
Bentuk : Simetris dan belum membesar
Bekas Luka : tidak ada bekas luka atau bekas oprasi.
Strie Gravidarum : tidak ditemukan strie gravidarum
Palpasi Leopold : Teraba Ballotement

f. Ekstremitas
Atas : Edema : Tidak ditemukan Edema pada ekstremitas atas
Varices : Tidak ada varices pada ekstremitas atas
Kuku : bersih dan normal
Bawah: Edema : Tidak ditemukan edema pada ekstremitas bawah
Varices : tidak ada varices pada ekstremitas bawah
Kuku : bersih dan normal
Reflek patella : (+/+) Kanan/Kiri

g. Genitalia Luar (Tidak dilakukan pemeriksaan)


1) Vulva/vagina : -
2) Anus :-
3) Pemeriksaan laboratorium : -

C. Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : HB : 11,8 gr/dl
Malaria : Negatif (-)
Sifilis : Negatif (-)
HIV : Negatif (-)

D. Interpretasi data dasar, masalah dan kebutuhan


Dx : Ny. M, G1P0A0 Uk 12 minggu dengan kehamilan normal trimester
1
Ds : 1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
2. Ibu mengatakan haid terakhir pada tanggal : 11-10-2015
3. Ibu mengatakan pusing
Do : 1. KU: Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 100/70 MmHg, pernafasan : 20 x/menit, Nadi
: 82 x/menit, Suhu : 36,4 oC, HB : 11,8 gr/dl.

116
Palpasi Leopold teraba ballotemen
Masalah : pusing

E. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Tindakan Antisipasi

F. Identifikasi Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan


1. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya di dokter untuk
mencegah kemungkinan adanya komplikasi / masalah pada kehamilan.
2. Menganjurkan ibu untuk meminum obat-obatan maupun multivitamin
yang diberikan.

G. Intervensi
Tanggal : 09 Februari 2016 Jam : 10.15 wit
1) Dx: Ny M GI P0 Ab0 UK 12 minggu dengan kunjungan pertama
kehamilan normal
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat
mengerti tentang kondisi ibu dan janinnya serta diharapkan
kehamilan normal sampai bayi lahir aterm dan keadaan ibu serta
bayi sehat.
Kriteria hasil:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : normal (110/70 130/90 mmHg)
Nadi : normal (60 100x/menit)
Pernafasan : normal (16 24x/menit)
Suhu : normal (36,5 37,5 oC)
DJJ : normal (120 160x/menit)

a) Lakukan pendekatan teraupeutik pada ibu agar terjalin hubungan


baik dan ibu dapat kooperatif pada setiap tindakan yang dilakukan
R/ pentingnya dilakukan pendekatan karena peran
penyuluh/konselor dapat memberian bimbingan
antisipasidan meningkatkan tanggung jawab individu
terhadap kesehatan.

117
b) Beritahukan ibu hasil pemeriksaan dan kondisinya
R/ Merupakan langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan
komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai
pemahaman materi KIE yang optimal (sulistyawati, 2013).

c) KIE tentang gizi pada ibu hamil


R/ Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
(Doenges, 2001).
Evidence Based :Ada hubungan pengaruh gizi yang kurang pada
ibu hamil dengan kelahiran BBLR (Zulhaida Lubis, 2003 : Jurnal
Kebidanan Ilmiah).

d) KIE tentang personal hygiene terutama pada daerah genitalia


R/ Membantu mencegah kontaminan E. coli rectal mencapai
vagina. Dapat membantu mencegah transmisi PHS,
khususnyaCMV dan uetritis nongonokokal (Doenges, 2001).
Evidence Based : Ada hubungan yang signifikan antara personal
hygine terhadap kejadian keputihan (Ratna Indriyani, Yuli
Indriyawati, Iva Gamar Dian Pratiwi : Vol.2, N0.1, 2012)

e) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas


yang berlebihan.
R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin (Doenges, 2001)

f) Beri informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada


trimester I
R/ Membantu klien membedakan yang normal dan abnormal
sehingga membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada
waktu yang tepat. (Tanda-tanda dan gejala-gejala merigikan dapat
dipandang sebagai kejadian normal untuk kehamilan dan
bantuan mungkin tidak dicari (Doenges, 2001)

118
g) Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya di Dokter
kandungan
R/ Mendeteksi adanya janin diawal minggu ke 5-6 gestasi dan
memberikan informasi tentang pertumbuhan janin dengan
menggunakan pengukuran kepala sampai kaki, panjang femur, dan
diameter biparietal, untuk memastikan usia gestasi dan
mengesampingkan retardasi pertumbuhan, juga untuk menentukan
ukuran dan lokasi plasenta dan dapat mendeteksi abnormalitas
janin (Doenges, 2001)
Evidence Based : Ada hubungan pemeriksaan kehamilan dengan
deteksi dini komplikasi pada kehamilan (Jurnal : Jepri Susanto.
Vol.1, No.3.2016).

h) Identifikasi kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan kartu


skor Poedji Rochjati
R/Penilaian kartu skor Poedji Rochjati guna deteksi dini kehamilan
resiko tinggi dan untuk membantu membuat keputusan rencana
persalinan.
Evidence Based : Indikator keberhasilan bidan bahwa stiker harus
terpasang di setiap rumah ibu hamil yang ada di wilayahnya
(Sokhiyatun, Widagdo. L, Sriatmi.A, 2013 : Jurnal Manajemen
Kesehatan Indonesia)

i) Dokumentasi hasil pemeriksaan kehamilan pada buku KIA ibu


R/ Pendokumentasian penting dilakukan sebagai bukti pemeriksaan
dan sebagai tolak ukur untuk pemeriksaan dan tindakan tindakan
berikutnya.
Evidence Based : Ada hubungan antara fungsi pencatatan buku
KIA dengan pengetahuan ibu terhadap KIA (Sitiarani, dkk, 2014:
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.8)

119
j) Mengisi stiker P4K dan beri konseling
R/Stiker P4K diberikan untuk deteksi dini kehamilan risiko tinggi,
dimana stiker ini harus ditempel didepan rumah ibu hamil
Evidence Based : KSPR masih relevan digunakan untuk deteksi
dini faktor risiko ibu hamil (Widarta, dkk, 2015: Majalah Obstetri
& Ginekologi, Vol. 23)

k) Anjurkan ibu untuk meminum multivitamin 1x1 tablet/hari


R/ Materi referensi yang dapat dipelajari dirumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet samping (Doenges, 2001)
Evidence Based :Ada hubungan kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet Besi (FE) dengan kadar haemoglobin (HB).
(Sitti Rizki W. Malah, Ana B. Montol, Jufri Sineke, 2016 : Jurnal
Gizido Vol 8 No 2)

l) Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya sesuai dengan


jadwal yang telah ditentukan di Puskesmas.
R/ Ada hubungan pengetahuan ibu tentang risiko tinggi kehamilan
dengan kepatuhan kunjungan antenatal care (Sari,2011 : RSKIA
kota bandung)
Evidence Based : Ada hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan
ibu dengan frekuensi kunjungan antenatal care (ANC) (Erly Melisa
Ompusunggu, Iyone E.T Siagian, J M.L Umboh : Vol.1, No.1,
2013)

m) Anjurkan memakai pakaian yang memenuhi kriteria pada saat


hamil
R/ pakaian wanita hamil harus ringan dan menarik karena wanita
hamil tubuhnya akan bertambah menjadi besar. Nsepatu harus

120
terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggu dan berujung
lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika
stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi.

n) Anjurkan ibu untuk melakukan beberapa hal untuk mengatasi


masalah keluhan yang dirasakan
R/ perubahan hormon bisa menyebabkan sakt kepala sat hamil,
seperti sakit kepala tegang dan migrain.

H. Implementasi
Jam 10.30 wit Jam 10.35 wit
a) Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu agar terjalin hubungan
baik dan ibu dapat kooperatif pada setiap tindakan yang dilakukan
Jam 10.35 wit Jam 10.40 wit
b) Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu dan
keluarga seperti : Usia kehamilan : 12 minggu
TTV : TD : 100/70 MmHg, Pernafasan : 20 x/menit, Nadi: 82
x/menit, Suhu : 36,4 oC
Jam : 10.40 wit Jam : 10.45 wit
c) Memberikan KIE pada ibu tentang nutrisi selama hamil seperti makan
lebih banyak dan sering dengan komposisi nasi, sayur, lauk, buah
buahan dan minum yang cukup, anjurkan juga untuk minum susu ibu
hamil. Untuk mencegah ibu anemi dan kurang gizi.

Jam : 10 45 wit Jam 10.50 wit


d) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi
aktifitas yang berlebihan.
Menganjurkan ibu untuk tidur minimal 6-8 jam pada malam hari
dan 30 menit pada siang hari
Menganjurkan ibu mengurangi aktivitas-aktivitas berat
Jam : 10.50 wit Jam : 10.55 wit 10.60 wit

121
e) Memberi informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada
trimester I diantaranya:
Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah Berlebihan)
Perdarahan Pervaginam
- Abortus, terdiri dari :
- Abortus Imminens
- Abortus Insipiens
- Abortus Inkomplit
- Abortus Komplit
- Missed Abortion
- Kehamilan Mola
- Kehamilan Ektopik Terganggu
Hipertensi Gravidarum
Nyeri Perut Bagian Bawah
Apabila gangguan tersebut muncul secara mendadak segera meminta
pertolongan pada bidan, dokter, atau langsung ke rumah sakituntuk
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya.
Jam : 11.00 wit Jam : 11.05 wit
f) Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya di Dokter
kandungan.
Jam : 11.05 wit Jam : 11.10 wit
g) Mengidentifikasi kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan kartu
skor Poedji Rochjati.
Jam : 11.10 wit Jam : 11.15 wit
h) Mengisi buku KIA dan memberikannya pada Ibu.

Jam : 11.15 wit Jam : 11.20 wit


i) Memberikan stiker P4K untuk ditempel di depan pintu rumah Ibu,
agar mudah diketahui bahwa dirumah tersebut terdapat Ibu hamil.
Jam : 11.20 wit Jam : 11.25 wit
j) Menganjurkan ibu untuk meminum multivitamin Lexavit 1x1
tablet/hari guna pertumbuhan janin dan tambah darah pada ibu. Beri
terapi anti mual, asam folat agar keluhan ibu dapat teratasi, seperti :
Anemolat no. xx 1 dd 1 dan dasabion no. xx 1 dd 1.
Jam : 11.25 wit Jam : 11.30 wit
k) Menganjurkan ibu kontrol satu bulan lagi yaitu pada tanggal 01 maret
2016 atau bila ada keluhan seperti perdarahan pervaginam, sakit

122
kepala yang hebat, gerakan janin yang tidak terasa, nyeri perut yang
hebat.
Jam : 11.35 wit Jam 11.40 wit
l) Menganjrkan ibu memakai pakaian yang memenuhi kriteria ibu hamil
seperti :
Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan penekanan
pada bagian tertentu sehingga ibu tidak dapat bergerak bebas.
Longgar : memakai baju yang dapat bergerak bebas.
Tidak tebal : karena pakaian tebal akan menimbulkan rasa
panas dan keluarnya keringat sehingga tidak bebas bergerak.
Menarik : enak dipandang mata.
Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat,
maka di anjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat.
Jam : 11.45 wit Jam 11.50 wit
m) Cara mengatasi sakit kepala pada saat melahirkan :
Istirahat
Pijat
Kompres
Banyak mengonsumsi air panas
Konsumsi makan dengan porsi sedikit tapi sering.
Rutin melakukan aktifitas fisik seperti jalan kaki, aerobik, atau
olahraga yang bisa merelaksasi tubuh seperti yoga
Tidur tepat waktu tiap harinya
Hindari pemicu sakit kepala, seperti makanan yang
mengandung pemanis buatan, ikan asap, makan yang
difermentasi, bebauan yang menyengat, asap rokok, suara
bising, cahaya silau, serta cuaca panas atau dingin berlebihan.

I. Evaluasi
Tanggal : 09 februari 2016 Jam : 12.00 WIT
a) Ibu senang mengetahui akan keadaan diri dan janinnya.
b) Ibu mengatakan telah memahami dan akan memenuhi kebutuhan
nutrisi untuk masa kehamilan.
c) Ibu mengatakan telah memahami cara melakukan hygiene personal
ibu.
d) Ibu mengatakan akan beristirahat dan tidur yang cukup selama masa
kehamilan.

123
e) Ibu dapat mengatakan telah memahami tentang cara mendeteksi dini
adanya tanda-tanda bahaya kehamilan.
f) Ibu mengatakan akan segera memeriksakan keadaan diri dan
kehamilannya di Dokter spesialis kandungan.
g) Hasil perhitungan kartu Poedji Rochjati adalah 4
h) Hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan pada buku KIA.
i) Stiker p4k telah disi, ibu mengatakan akan memasangkan stiker
tersebut pada pintu depan rumah.
j) Ibu mengatakan akan meminum multivitamin sesuai dengan anjuran
dari petugas kesehatan.
k) Ibu mengatakan akan memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal yang
ditentukan di Puskesmas.

124
A. Pengkajian Kunjungan Ulang (20 minggu)
Tgl Kunjungan : 05 April 2016
Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Tempat Pengkaji : Puskesmas Mariat SP2
Jam Pengkaji : 10.00 WIT

B. Biodata Ibu Suami


Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga

C. Data Subjektif
1. Kunjungan Saat Ini : ( ) Kunjungan Pertama ( ) Kunjungan Ulang
Keluhan utama : tangan kram-kram

D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Komposmentis
b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 MmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36 oC

c. Berat Badan : Sebelum hamil 43 kg. BB sekarang 49 kg


Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 25 cm

125
d. Kepala dan leher
Edema Wajah : Tidak terdapat edema di wajah
Cloasma gravidarum : Tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Konjugtiva : Merah
Sclera : Putih bersih
Penglihatan : Normal
Telinga : Simetris dan bersih tidak ada secret
Mulut : Bersih, simetris, ada caries gigi, gigi tidak
berlubang, dan gusi tidak berdarah
Leher :KGB : Tidak terjadi pembesaran
Kelenjar tiroid : Tidak terjadi pembesaran
Vena jugularis : Tidak terjadi pembesaran
Dada :Tidak dilakukan pemeriksaan
Mamae :Tidak dilakukan pemeriksaan

d. Abdomen
Bentuk : Simetris dan mulai membesar
Bekas Luka : tidak ada bekas luka atau operasi
Strie Gravidarum : tidak terdapat strie gravidarum
Palpasi Leopold :
Leopold I : teraba bulat dan melenting (bokong) TFU = 22 cm
Leopold II : Teraba punggung kiri
Leopold III : Bagian terbawah janin teraba kepala.
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
(convergen).
Auskultasi DJJ : 141 kali/menit

e. Ekstremitas
Atas : Edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas atas
(kanan/kiri)

126
Varices : Tidak ada varices pada ekstremitas atas
(kanan/kiri)
Kuku : Bersih dan normal
Bawah : Edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas
bawah (kanan/kiri)
Varices : Tidak ada varices pada ekstremitas bawah
(kanan/kiri)
Kuku : Bersih dan normal
Reflek patella : (+/+) kanan/kiri

f. Genitalia Luar (Tidak dilakukan pemeriksaan)


Tanda chadwick : -
Varices : -
Bekas Luka : -
Kelenjar bartholini : -
Pengeluaran : -

h. Anus (Tidak dilakukan pemeriksaan)


Hemoroid : -

E. Interpretasi data dasar, masalah dan kebutuhan

Dx : Ny. M, G1P0A0 Uk 20 minggu dengan kehamilan normal trimester


II.
Ds : 1. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
2. Ibu mengatakan haid terakhir pada tanggal : 11-10-2015
Do :1. KU : Baik Kesadaran : Composmentis
2. TTV : TD : 110/70 MmHg Pernafasan : 20 x/menit
Nadi: 82 x/menit Suhu : 36 oC
Masalah : Tangan Kram-kram
Kebutuhan: Tidak Ada

127
F. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Tindakan Antisipasi

G. Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan

H. Intervensi

Dx : Ny M G1 P0 Ab0 UK 20 minggu dengan kunjungan ulang


kehamilan normal.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat


mengerti tentang kondisi ibu dan janinnya serta diharapkan
kehamilan normal sampai bayi lahir aterm dan keadaan ibu serta
bayi sehat.

Kriteria hasil:

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TD : normal (110/70 130/90 mmHg)

Nadi : normal (60 100x/menit)

Pernafasan : normal (16 24x/menit)

Suhu : normal (36,5 37,5 oC)

DJJ : normal (120 160x/menit)

Intervensi : Jam : 10.15 wit

128
1) Beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ Merupakan langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan
komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai
pemahaman materi KIE yang optimal (sulistyawati, 2013).

2) Berikan KIE tentang nutrisi pada ibu hamil


R/ Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan (Doenges,
2001).
Evidence Based :Ada hubungan pengaruh gizi yang kurang pada ibu
hamil dengan kelahiran BBLR (Zulhaida Lubis, 2003 : Jurnal
Kebidanan Ilmiah).

3) Berikan KIE tentang personal hygiene


R/ Membantu mencegah kontaminan E. coli rectal mencapai vagina.
Dapat membantu mencegah transmisi PHS, khususnyaCMV dan
uetritis nongonokokal (Doenges, 2001).

Evidence Based : Ada hubungan yang signifikan antara personal


hygine terhadap kejadian keputihan (Ratna Indriyani, Yuli Indriyawati,
Iva Gamar Dian Pratiwi : Vol.2, N0.1, 2012)

4) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas


yang berlebihan
R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan
pertumbuhan jaringan ibu/janin (Doenges, 2001)

5) Beri informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada trimester II


R/ Membantu klien membedakan yang normal dan abnormal sehingga
membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktu yang
tepat. (Tanda-tanda dan gejala-gejala merigikan dapat dipandang
sebagai kejadian normal untuk kehamilan dan bantuan mungkin
tidak dicari (Doenges, 2001)

129
Evidence Based :Ada hubungan tanda bahaya kehamilan dengan
deteksi dini komplikasi kehamilan.(Jurnal : Desti Yulanda, Anita Dewi
L. Vol 6, No.1. 2014)

6) Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya di Dokter


kandungan.
R/ Mendeteksi adanya janin diawal minggu ke 5-6 gestasi dan
memberikan informasi tentang pertumbuhan janin dengan
menggunakan pengukuran kepala sampai kaki, panjang femur, dan
diameter biparietal, untuk memastikan usia gestasi dan
mengesampingkan retardasi pertumbuhan, juga untuk menentukan
ukuran dan lokasi plasenta dan dapat mendeteksi abnormalitas janin
(Doenges, 2001)
Evidence Based : Ada hubungan pemeriksaan kehamilan dengan
deteksi dini komplikasi pada kehamilan (Jurnal : Jepri Susanto. Vol.1,
No.3.2016).

7) Anjurkan ibu untuk meminum multivitamin Lexavit 1x1 tablet/hari


guna pertumbuhan janin dan tambah darah pada ibu.
R/ Materi referensi yang dapat dipelajari dirumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet samping (Doenges, 2001) dan
Berfungsi untuk tambah darah pada ibu, pertumbuhan tulang ibu,
sebagai vitamin untuk tubuh ibu, dan untuk pertumbuhan janin
(Prawirohardjo, S. 2006).
Evidence Based :Ada hubungan kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet Besi (FE) dengan kadar haemoglobin (HB).(Sitti
Rizki W. Malah, Ana B. Montol, Jufri Sineke, 2016 : Jurnal Gizido
Vol 8 No 2)
8) Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan di Puskesmas.
R/ Ada hubungan pengetahuan ibu tentang risiko tinggi kehamilan
dengan kepatuhan kunjungan antenatal care (Sari,2011 : RSKIA kota
bandung).

130
Evidence Based : Ada hubungan pemeriksaan kehamilan dengan
deteksi dini komplikasi pada kehamilan (Jurnal : Jepri Susanto. Vol.1,
No.3.2016).

9) Beritahu ibu cara mengatasi kram atau kesemutan pada saat hamil.
R/ Rasa kram dan kesemutan pada tangan saat hamil disebut juga
carpal tunnel syindrom. Gejala yang dirasakan antara lain mati rasa,
kesemutan, nyeri pada jari, telapak tangan dan pergelangan tangan.
Sensasinya datang dan pergi serta bertambah arah pada malam hari.
Kadang2 gejalanya terasa sampai ke lengan. Pada kasus yang parah
tangan akan terasa lemas dan sulit digerakkan. Gejala bisa hilang
secara bertahap setelah melahirkan.

I. Implementasi

Dx : Ny M G1 P0 Ab0 UK 20 minggu dengan kunjungan ulang


kehamilan normal.

Jam : 10.50 wit Jam : 10.55 wit


1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu agar terjalin hubungan baik
dan ibu dapat kooperatif pada setiap tindakan yang dilakukan.
Jam : 11.00 wit Jam : 11.05 wit
2. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu dan
keluarga seperti usia kehamilan ibu 20 minggu, keadaan ibu normal
dan janin baik, letak terbawah janin kepala, DJJ 141x/menit, LILA 25
cm, BB 47 kg, TD 110/70 mmHg..
Jam : 11.10 wit Jam : 11.15 wit
3. Memberikan KIE pada ibu tentang nutrisi selama hamil seperti makan
porsi sedikit tapi sering dengan komposisi nasi, sayur, lauk, buah
buahan dan minum yang cukup serta istirahat yang cukup dan kurangi
aktivitas.
Jam : 11.20 wit Jam : 11.25 wit
4. Memberikan KIE tentang personal hygiene terutama daerah genitalia
dengan cara cebok yang benar yaitu air diguyurkan dari depan ke
belakang dan ganti celana dalam bila sudah terasa basah dan kotor.

131
Jam : 11.30 wit Jam : 11.35 wit
5. Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan
trimester II seperti: sakit kepala hebat, bengkak di wajah, tangan, dan
kaki, penglihatan kabur, gerakan janin tidak terasa, dll.

Jam : 11.40 wit Jam : 11.45 wit


6. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya ke dokter
kandungan.

Jam : 11.50 wit Jam : 11.55 wit


7. Menganjurkan ibu untuk tetap terus meminum obat yang telah
diberikan, seperti : Lexavit 1x1 tablet/hari guna pertumbuhan janin dan
tambah darah bagi ibu.

Jam : 12.00 wit Jam : 12.05 wit


8. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol 1 bulan lagi yaitu pada tanggal
10 Mei 2016 atau bila ada keluhan seperti perdarahan pervaginam,
sakit kepala yang hebat, gerakan janin yang tidak terasa, nyeri perut
yang hebat.

Jam : 12.05 wit Jam : 12.10 wit


9. Cara mengatasi kesemutan atau kram :
Beristirahat.
Atur posisi yang nyaman saat tidur.
Perbanyak minum air putih
Mengatur pola makan
Hindari kafein.
Hindari rokok dan asapanya.
Berolahraga
Relaksasi dengan air hangat
Jangan berdiri terlalu lama
Lakukan pijatan pada tangan dan kaki.

J. Evaluasi
Tanggal : 05 April 2016 Jam : 12.15 WIT
S : Ibu mengatakan telah diperiksa keadaan diri dan janinnya
dan merasa tenang setelah mengetahui hasil pemeriksaan.
Ibu mengatakan dapat menerima kehamilannya yang ke
pertama dan akan meminum obat yang diberikan. Ibu

132
mengatakan akan berkunjung 1 bulan lagi yaitu pada
tanggal 10 Mei 2016
O : Ibu telah memahami dan dapat menjelaskan kembali
kepada petugas kesehatan mengenai KIE tentang nutrisi
pada ibu hamil.
Ibu telah memahami dan dapat menjelaskan kembali
kepada petugas kesehatan tentang bahaya pada kehamilan
trimester II.
A : Ny M G1 P0 Ab0 UK 20 minggu dengan kunjungan
pertama kehamilan normal.
P : Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny M
G1 P0 Ab0 UK 20 minggu dengan kunjungan pertama
kehamilan normal.

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA INTRANATAL

A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas Isteri Suami
Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga

b. Status Kesehatan
1) Datang pada tanggal : 19-Agustus-2016
2) Keluhan Utama : sakit diperut menjalar tembus dibelakang
disertai keluarnya lendir darah dari jalan
lahir.
3) Riwayat kehamilan ini :

HPHT : 10-11-2015
Taksiran persalinan : 17-08-2016

133
Pererakan dalam 12 jam terakhir : 10 kali
Keluhan-keluhan yang dirasakan : nyeri perut
4) Pola ibu sehari-hari

No Pola sehari-hari Sebelum hamil Saat hamil


1 Pola nutrisi 3x sehari 3x sehari
a. makan Nasi, sayur, ikan Nasi, sayur, ikan
frekuensi Tidak ada Tidak ada
jenis makanan
makanan pantangan 8-10x sehari 8-10x sehari
b. minum Air putih Air putih
frekuensi
jenis minum

2. pola eliminasi 8x sehari 8 sehari


a. BAK
frekuensi 0-1x sehari 0-1x sehari
b. BAB Padat Padat
frekuensi Kuning Kining
konsistensi 2-3 jam 2 jam
warna

3. pola istirahat dan tidur 8 jam 4 jam


a. siang
b. malam
2x sehari 3x sehari
4. personal hygiene 2x sehari 3x sehari
a. mandi 1x sehari 1x sehari
b. gosok gigi - -
c. keramas 2x sehari 2x sehari
d. perawatan payudara
e. perawatan vulva Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga

5. pola aktifitas - -

6. pola seksual

1) Imunisasi TT
TT 1 : umur 7 tahun
TT 2 : umur 13 tahun

134
TT 3 : Pra nikah
TT 4 : Hamil Ini

2) Kontrasepsi yang pernah digunakan

HAMIL INI (ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi)

3) Riwayat penyakit sistemik yang pernah di derita

Ibu mengatakan tidak pernah menderita suatu penyakit yan sistemik.

4) Riwayat penyakit keluarga


Jantung :-
Ginjal :-
Asma/TBC :-
Hipertensi :-
Diabetes :-
Epilepsi :-
Lain-lain :-

5) Riwayat sosial
Status perkawinan 2 tahun
Usia ibu saat menikah 25 tahun
Ibu dan keluarga menerima dengan sangat baik
Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis

b. Status emosional : cemas

c. Tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 87 kali per menit

135
Pernafasan : 24 kali per menit

Suhu : 36 0C

d. TB : 150 cm

BB : sebelum hamil 43 kg, saat hamil 60 kg

e. Kepala dan leher

Edema wajah : Tidak ada

Cloasma gravidarum : tidak ada

Mata : Simetris, Bersih dan Tidak ada Sekret

Mulut : Gigi : bersih, ada lubang. Lidah : bersih, berwarna


merah muda.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar


thyroid dan vena jugularis

f. Payudara

Bentuk : Simetris kiri dan kanan

Puting susu : menonjol, dan terdapat aerola mammae

Colostrum : ada

g. Abdomen

Pembesaran : ada

Benjolan : Tidak ada benjolan

Bekas luka : Tidak ada bekas luka

Palpasi Leopold

136
Leopold I : TFU : 36 cm 3 jari dibawah px, teraba tidak
bulat, tidak melenting dan lunak ( bokong ) di
bagian fundus uteri, LP : 280 cm

Leopold II : Kanan : Teraba bagian yang keras dan datar.

Kiri : teraba bagian kecil-kecil janin

Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, dan melenting dan


sudah tidak dapat di goyang

Leopold VI : Divergen (sudah masuk PAP)

TBJ : 3.875 gr

Auskultasi DJJ : Punctum maksimum sebelah kiri

Frekuensi 137 kali per menit

His : Frekuensi : 3-4 dalam 10 menit

Durasi : >45 detik

Kekuatan : Sedang

h. Pinggang : nyeri

Ekstremitas

Kekakuan otot dan sendi : tidak ada

Edema : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Reflek patela : kanan (+) kiri (+)

Kuku : bersih

137
k. Genetalia luar

Tanda chadwick : ada

Varices : tidak ada

Bekas luka : tidak ada

Kelenjar bartholini : -

Pengeluaran : lendir darah

l. Anus

Hemoroid : tidak ada

2. Pemeriksaan Dalam, tanggal 19-08-2016, oleh Bidan N, Jam : 11.00 wit


a. Melihat dan menilai vulva dan vagina :
Di vulva tidak ada varises, tidak ada odema, tidak ada psikatrik ( bekas
luka persalinan yang lalu ), dan tidak ada infeksi. Di vagina tidak ada
massa atau tumor, tidak infeksi, dan tidak ada odema.
b. Promontorium dan kedua spina iskiadika tidak teraba
c. Porsio teraba lunak dan tipis
d. Pembukaan serviks 8 cm
e. Selaput ketuban (+)
f. Denominator (petunjuk) letak belakang kepala oksiput, palpasi teraba
fontanella minor, sutura lamdoidea dan sutura sagitalis yang seperti
huruf Y.
g. Penurunan kepala di hodge II - III
h. Tidak ada penumbungan bagian terkecil dari janin
i. Tidak ada molase
j. Menilai handcoen ada lendir bercampur darah

3. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

II. Interpretasi data dasar, masalah dan kebutuhan

Diagnosa : Ny. M G1 P0 A0 dengan inpartu, kala I fase aktif.

138
DS :

- Ibu mengatakan hari Haid terakhir tanggal 11-10-2015


- Ibu mengatakan merasakan sakit di bagian perut tembus ke belakang
sejak pukul 21.30 WIT

DO :

- Keadaan umun : baik


- Keadaan emosional : Cemas
- Kesadaran : compos mentis
- Tanda vital
o Tekanan darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 87 kali per menit
o Pernafasan : 24 kali per menit
o Suhu : 36 0C
Px fisik : keadaan umum ibu dan janin dalam keadaan normal

Inspeksi : Keluar cairan melalui jalan lahir (lendir darah)

Palpasi uterus :

Leopold I : TFU : 36 cm 3 jari dibawah prosessus xifoideus,


teraba tidak bulat, tidak melenting dan lunak
( bokong ) di bagian fundus uteri, LP : 89 cm

Leopold II : Kanan : Teraba bagian yang keras dan datar


(punggung)

Kiri : teraba bagian terkecil janin

Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, dan melenting dan


sudah tidak dapat di goyang

139
Leopold VI : Divergen (sudah masuk PAP)

Auskultasi :

- DJJ : (+) teratur


- Frekuensi : 137 x/menit

Pemeriksaan Dalam :

- Melihat dan menilai vulva dan vagina :


Di vulva tidak ada varises, tidak ada odema, tidak ada psikatrik
( bekas luka persalinan yang lalu ), dan tidak ada infeksi. Di vagina
tidak ada massa atau tumor, tidak infeksi, dan tidak ada odema.
- Promontorium dan kedua spina iskiadika tidak teraba
- Porsio teraba lunak dan tipis
- Pembukaan serviks 8 cm
- Selaput ketuban (+)
- Denominator (petunjuk) letak belakang kepala oksiput, palpasi
teraba fontanella minor, sutura lamdoidea dan sutura sagitalis yang
seperti huruf Y.
- Penurunan kepala di hodge II - III
- Tidak ada penumbungan bagian terkecil dari janin
- Tidak ada molase
- Menilai handcoen ada lendir bercampur darah

Masalah :

- Ibu merasa takut dan cemas


Kebutuhan :

- Mengatasi rasa cemas ibu


- Menganjurkan ibu meminum air mineral

III. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Tindakan Antisipasi

- Tidak ada

140
IV. Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan

- Tidak ada

V. Intervensi :

1. Berikan asuhan sayang ibu


R/ Praktik budaya dapat melarang adanya seorang pria selama persalinan
dan/atau melahirkan (Doenges,2001)
Evidence Based :Ada hubungan asuhan sayang ibu dengan lama
persalinan kala II. (Dian Puspita yani, Dewi Triloka Wulandari, 2014 :
Jurnal Edu Health, Vol.4, No.1)

2. Beritahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam batas
normal/baik.
R/ Merupakan langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan
komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai
pemahamanmateri KIE yang optimal (Sulistyawati,2013)

3. Lakukan pencegahan infeksi


R/ Menurunkan risiko yang memerlukan/menyebarkan agen
(Doenges,2001).
Evidence Based :Ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan APD
dengan perilaku perawat terhadap pencegahan infeksi. (Lia Fitri Yanti,
2014 : Jurnal Ilmiah Kesehatan)

4. Bantu ibu menemukan posisi yang nyaman


R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi jaringan perineal
mengoptimalkan upaya mengejan, memudahkan kemajuan persalinan,
menurunkan ketidaknyamanan, dan menurunkan kebutuhan terdapat
penggunaan forsep. Relaksasi komplet di antara kontraksi
meningkatkan istirahat dan membantu membatasi regangan/kelelahan
otot (Doenges, 2001).

141
Evidence Based :Posisi meneran mempunyai hubungan yang
signifikan dengan rupture perineum. (Sri Handayani,Yili Triwahyuni :
Vol.8, No.2, 2016)

5. Anjurkan ibu untuk makan dan minum


R/Ada efektifitas yang signifikan antara pemberian minuman isotonic
terhadap kualitas his pada ibu bersalin kala I fase aktif (Rahmawati,
2013 :Akademik Kebidanan Ngudi Waluyo)

6. Beritahukan ibu untuk tidak menahan kencing dan kencing setiap ada
keinginan.
R/masukkan dan haluaran harus diperkirakan sama, tergantug pada derajat
hidrasi. Konsentrasi urine meningkat sesuai peningkatan haluaran urine
dan waspada terhadap dehidrasi. Penurunan janin dapat di ganggu bila
kandung kemih distensi (Doenges, 2001).

7. Siapkan alat dan bahan


R/ Partus set merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk menolong
persalinan dan harus disiapkan sebelum proses persalinan.

8. Lakukan observasi kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf


R/ Ada hubungan signifikan antara pengetahuan bidan dengan
menggunakan penerapan partograf (Mobiliu, 2012 : Jurnal Health and
Sport)
Evidence Based :Ada hubungan signifikan antara pengetahuan bidan
dengan penggunaan penerapan partograf (Suwarly Mobiliu, Vol.5, No.3,
2012 : Kabupaten Bone Bolango).

VI. Implementasi:

Tanggal : 19-08-2016

Jam : 11.20 Jam : 11.22 wit

1. Memberikan asuhan sayang ibu.

142
Menyapa ibu dengan ramah dan sopan.
Bersikap dan bertindak dengan tenang dan memberikan dukungan
penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu dan anggota
keluarganya.
Menganjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan
memberikan dukungannya.

Jam : 11.22 Jam : 11.24 wit


2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam
keadaan normal / baik.
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Cemas
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 87x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36C
DJJ : Positif (+) 137x/menit

Jam : 11.24 11.26 wit


3. Melakukan pencegahan infeksi
Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam
mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan
menggunakan sabun dan air bersih mengalir.
Menggunakan peralatan steril atau DTT
Menggunakan sarung tangan saat diperlukan.
Menganjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka
sebelum dan setelah kontak dengan ibu dan/atau bayi baru lahir.

Jam : 11.26 Jam : 11.30 wit


4. Membantu ibu menemukan posisi yang nyaman.
Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama
persalinan dan melahirkan serta menganjurkan suami dan pendamping
lainnya untuk membantu ibu berganti posisi.
Memberitahu ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10 menit.

143
Jam : 11.30 Jam : 11.32 wit
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela his.
Menganjurkan anggota keluarga sesering mungkin menawarkan
minum dan makanan ringan selama proses persalinan.

Jam : 11.32 Jam : 11.34 wit


6. Memberitahukan ibu untuk tidak menahan kencing dan kencing setiap ada
keinginan.

Jam : 11.34 Jam : 11.36 wit


7. Menyiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan.
Perlengkapan partus set :
a. 1 buah bak instrument steril (partus set) berisi :
2 buah klem/koher/Kelly
1 buah koher
1 buah penjepit tali pusat
1 buah gunting episiotomy
1 pasang sarung tangan DTT
1 pasang sarung tangan panjang
1 buah kateter logam
Kassa secukupnya
1 buah bola tampon
b. 1 buah bak instrument steril (hecting set) berisi :
1 buah nald vooder
1 buah jarum hecting
1 buah gunting benang
1 buah pinset anatomis
1 buah pinset cirurgis
Tampon secukupnya
Kassa secukupnya
Benang jahit : catgut dan zeide
Betadine dalam tempatnya
c. Kapas DTT dalam tempatnya
d. 2 buah kom + tutup berisi air DTT dan kapas DTT
e. Spuit 3 cc
Obat-obatan : 1 ampul oxytocin/methergin, 1 ampul lidocaine 2%
f. Kapas alcohol dalam tempatnya
Air DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi) dalam tempatnya
g. Chlorin 0,5% dalam tempatnya
h. 1 buah leanek
i. Pemeriksaan vital sign : tensimeter, stetoskop, thermometer
j. 1 buah korentang dalam tempatnya

144
k. 1 buah Waskom placenta / plastik / pendil dalam untuk meletakkan
placenta
l. Cairan infuse, abocath, infus set sesuai kebutuhan
m. 1 buah bengkok / nierbekken
Persiapan penolong :
a. 1 buah topi / penutup kepala
b. 1 buah kaca mata pelindung
c. 1 buah masker
d. 1 buah celemek plastic
e. 1 buah sepatu boot / sandal penutup
f. 1 buah handuk pribadi /kain bersih untuk mengeringkan tangan
Persiapan ibu :
a. 1 buah baju
b. 1 buah kain ibu
c. 1 buah celana dalam ibu
d. 1 buah bra ibu
e. Pembalut secukupnya
f. 1 buah underpad
g. 1 buah gurita
h. 2 buah waslap
Persiapan bayi :
a. 1 buah baju bayi
b. 1 buah celana / popok bayi
c. 1 pasang kaos tangan
d. 1 pasang kaos kaki
e. 1 buah topi
f. 3 buah kain bersih
g. 1 buah handuk
h. Timbangan
i. Meja resusitasi
j. Lampu sorot 60 watt
k. Balon sungkup
l. Delee / slem seeker (pengisap lendir bayi)
m. Obat-obatan :
Salep mata antibiotik profilaksis
1 ampul Vit K1
1 buah vaksin Hepatitis B
1 buah spuit 1 cc
Perlindungan diri :
a. 3 buah tempat sampah : basah, kering, medis
b. 3 buah Waskom :
2 buah berisi larutan chlorine 0,5%
1 buah berisi air DTT
c. 1 buah wastafel + air mengalir

145
d. 1 botol sabun cuci tangan
8. Mengobservasi kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf.
Memantau kemajuan persalinan dan kesejahteraan ibu dan janin yaitu:
DJJ setiap 30 menit
Kontraksi setiap 30 menit
Tekanan darah dan pemeriksaan dalam setiap 4 jam
Nadi setiap 30 menit
Suhu dan urine setiap 2 jam

VII. Evaluasi

Tanggal : 19-08-2016 Jam: 11.38

1. Ibu mengetahui keadaan janinnya baik


2. Ibu sudah tidak merasa takut
3. Ibu sudah mengerti tentang tekhnik relaksasi
4. Ibu telah mengetahui dan memahami hasil dari observasi :
a. Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 87 kali per menit
Pernafasan : 24 kali per menit
Suhu : 36 0C
b. HIS : 3-4 kali dalam 10 menit (sedang) durasi
>45 dtk
c. VT : pembukaan 8 cm, portio lunak, ketuban(+),
letak kepala.
d. DJJ : 137 x/menit
5. Alat-alat telah disiapkan.

CATATAN PERKEMBANGAN KALA I

1. Kala I Fase aktif pembukaan 8

S : Ny. M G1 P0 A0 mengatakan perutnya terasa mules, keluar cairan dari


kemaluan dan ibu merasa lemas.

O : TD : 120/80 mmHg, ND : 87x/mnt, RR : 24x/m, SB : 360C, VT : 8 cm,


presentase kepala, Hodge II III.

146
A : Ibu berumur 27 tahun inpartu fase aktif, kala I.
D O : TD : 120/80 mmHg, ND : 87x/mnt, RR : 24x/m, SB : 360C, VT : 8
cm, presentase kepala, Hodge II III.]
Masalah : Ibu merasa lemas
Kebutuhan : nutrisi dan istirahat.
P : Intervensi : - persiapan alat partus
- beritahukan ibu tentang keadaan umum ibu
- anjurkan ibu untuk makan dan minum
- bantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman untuk
mengedan
- anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
- anjurkan ibu untuk menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- beritahukan keluarga untuk memberikan dukungan.
- kolaborasi medis.
Implementasi : - alat partus telah siap
- Memberitahukan kepada ibu tentang keadaan umumnya.
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
- Membantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman saat
mengedan (posisi jongkok, miring, dan berdiri)
- Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
- Menganjurkan ibu menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- Memberitahukan keluarga untuk memberikan dukungan.

Evaluasi : - ibu sudah mengetahui keadaannya sekarang

- Ibu sudah mau makan dan minum


- Ibu sudah mengetahui posisi yang nyaman untuk mengedan.
- Ibu sudah mengerti cara bernafas yang benar saat timbul rasa
sakit.

2. Kala I Fase Aktif Pembukaan 9 cm Jam : 12.00 wit

147
S : Ny. M G1 P0 A0 mengatakan perutnya terasa mules, keluar cairan dari
kemaluan dan ibu merasa lemas.

O : TD : 120/80 mmHg, ND : 80x/mnt, RR : 20x/m, SB : 360C, VT : 9 cm,


presentase kepala, Hodge II III.

A : Ibu berumur 27 tahun inpartu fase aktif, kala I.


D O : TD : 120/80 mmHg, ND : 80x/mnt, RR : 20x/m, SB : 360C, VT : 9
cm, presentase kepala, Hodge II III.]
Masalah : Ibu merasa lemas
Kebutuhan : nutrisi dan istirahat.
P : Intervensi : - persiapan alat partus
- beritahukan ibu tentang keadaan umum ibu
- anjurkan ibu untuk makan dan minum
- bantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman untuk
mengedan
- anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
- anjurkan ibu untuk menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- beritahukan keluarga untuk memberikan dukungan.
- kolaborasi medis.
Implementasi : - alat partus telah siap
- Memberitahukan kepada ibu tentang keadaan umumnya.
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
- Membantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman saat
mengedan (posisi jongkok, miring, dan berdiri)
- Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
- Menganjurkan ibu menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- Memberitahukan keluarga untuk memberikan dukungan.

Evaluasi : - ibu sudah mengetahui keadaannya sekarang

- Ibu sudah mau makan dan minum

148
- Ibu sudah mengetahui posisi yang nyaman untuk mengedan.
- Ibu sudah mengerti cara bernafas yang benar saat timbul rasa
sakit.

3. Kala I Fase Aktif pembukaan 10 cm (lengkap) Jam : 13.40 wit

S : Ny. M G1 P0 A0 mengatakan perutnya terasa mules, keluar cairan dari


kemaluan dan ibu merasa lemas.

O : TD : 120/80 mmHg, ND : 80x/mnt, RR : 28x/m, SB : 360C, VT : 10 cm,


presentase kepala, Hodge IV.

A : Ibu berumur 27 tahun inpartu fase aktif, kala I.


D O : TD : 120/80 mmHg, ND : 80x/mnt, RR : 28x/m, SB : 360C, VT : 10
cm, presentase kepala, Hodge IV
Masalah : Ibu merasa lemas
Kebutuhan : nutrisi dan istirahat.
P : Intervensi : - persiapan alat partus
- beritahukan ibu tentang keadaan umum ibu
- anjurkan ibu untuk makan dan minum
- bantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman untuk
mengedan
- anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
- anjurkan ibu untuk menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- beritahukan keluarga untuk memberikan dukungan.
- kolaborasi medis.
Implementasi : - alat partus telah siap
- Memberitahukan kepada ibu tentang keadaan umumnya.
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
- Membantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman saat
mengedan (posisi jongkok, miring, dan berdiri)
- Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

149
- Menganjurkan ibu menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- Memberitahukan keluarga untuk memberikan dukungan.

Evaluasi : - ibu sudah mengetahui keadaannya sekarang

- Ibu sudah mau makan dan minum


- Ibu sudah mengetahui posisi yang nyaman untuk mengedan.
- Ibu sudah mengerti cara bernafas yang benar saat timbul rasa
sakit.

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

DS :

Ny. M merasa ada dorongan yang semakin sering dan kuat untuk meneran,
ibu merasa seperti ingin BAB, ibu merasakan renggangan yang semakin
meningkat pada rectum dan vagina.

DO :

Perineum ibu tampak menonjol, vulva dan spingter ani membuka.

TTV : Tekanan darah : 120/80mmHg


Nadi : 80xpermenit
Pernafasan : 24kali permenit
Suhu : 36 0C

HIS : 5 kali dalam 10 menit (kuat) durasi 40-50 detik

DJJ : 140 x/menit teratur

Pemeriksaan dalam jam 13.30 wit :

1. Melihat dan menilai vulva dan vagina :


2. Di vulva tidak ada varises, tidak ada odema, tidak ada psikatrik ( bekas
luka persalinan yang lalu ), dan tidak ada infeksi. Di vagina tidak ada
massa atau tumor, tidak infeksi, dan tidak ada odema.
3. Promontorium dan kedua spina iskiadika tidak teraba

150
4. Porsio tidak teraba
5. Pembukaan serviks 10 cm
6. Selaput ketuban sudah pecah cairanya putih keruh
7. Denominator (petunjuk) letak belakang kepala oksiput, palpasi teraba
fontanella minor, sutura lamdoidea dan sutura sagitalis yang seperti
huruf Y.
8. Penurunan kepala di hodge IV
9. Tidak ada penumbungan bagian terkecil dari janin
10. Tidak ada molase
11. Menilai handscoen ada lendir bercampur darah

Assement

Kala Pengeluaran Janin

DS :

a. Ibu merasa ada dorongan yang semakin sering dan kuat untuk meneran
b. Ibu merasa seperti ingin BAB, ibu merasakan renggangan yang semakin
meningkat pada rectum dan vagina.
c. Ibu mengatakan hamil anak pertama dan ibu tidak pernah abortus.

DO :

a. Pembukaan serviks 10 cm
b. Perineum tampak menonjol
c. Vulva dan sfingter ani membuka
d. DJJ 140x/menit

Planning

1. Anjurkan ibu untuk miring kiri atau mengambil posisi yang nyaman bagi ibu
hingga kepala membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi jaringan perineal mengoptimalkan upaya
mengejan, memudahkan kemajuan persalinan, menurunkan ketidak nyamanan,
dan menurunkan kebutuhan terdapat penggunaan forsep. Relaksasi komplet di

151
antara kontraksi meningkatkan istirahat dan membantu membatasi
regangan/kelelahan otot (Doenges, 2001)

2. Pimpin persalinan dengan baik dan efektif / laksanakan bimbingan meneran


pada saat ibu merasa ada dorongan yang kuat untuk meneran
R/Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang teknik mengejan yang
benar dengan lama proses persalinan (Salmah, 2012)

3. Menolong Kelahiran Bayi


R/ Asuhan oersalinan normal mengacu pada asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi
(Depkes, 2004)

4. Penanganan Bayi Baru Lahir


R/ mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi, melindunggi
kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara, dan membatasi stres
akibat perpindahan lingkungan dari uterus yang hangat ke lingkungan yang
lebih dingin (kemungkinan 150 F [90 C] lebih rendah dari pada suhu
intrauterus). (catatan: karena besar area permukaan relatif dari kepala bayi baru
lahir dalam hubungan dengan tubuh, bayi dapat mengalami kehilangan panas
dramatik dari kelembaban kepala tidak tertutup). Mencegah kehilangan panas
melalui konduksi dimana panas dipindahkan dari bayi baru lahir ke objek atau
permukaan yang lebih dingin dari pada bayi. Digendong erat dekat tubuh orang
tua dan kontak kulit dengan kulit menurunkan kehilangan panas bayi baru lahi
(Doenges, 2001)

Implementasi

Tanggal : 09-08-2016

152
Jam : 13.30 Jam : 13.31 wit

1. Menganjurkan ibu untuk miring kiri atau mengambil posisi yang nyaman
bagi ibu hingga kepala membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

Jam : 13.31 Jam : 13.35 wit


2. Memimpin persalinan dengan baik dan efektif / laksanakan bimbingan
meneran pada saat ibu merasa ada dorongan yang kuat untuk meneran.
a. Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
b. Mendukung dan memberi semangat pada saat meneran dan
memperbaiki cara meneran jika caranya tidak sesuai.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
e. Menganjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu, berikan asupan cairan peroral (minum).
f. Menolong Kelahiran Bayi

Jam : 13.35 Jam : 13.40 wit


3. Setelah kepala tampak 5-6 cm membuka vulva, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat
saat kepala lahir. (minta ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas dan
dangkal.
4. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari
lendir dan darah
5. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin, lakukan tindakan
yang sesuai jika hal tersebut terjadi dan seger lanjutkan proses kelahiran
bayi, jika tali pusat melilit leher secara longgar lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi, jika tali pusat melilit leher secara kuat klem tali pusat di
kedua tempat dan potong diantara kedua klem tersbut.
6. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
7. Setelah kepala janin melakukan putaran paksi luar, janin menghadap paha
ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara
hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior / depan lahir, kemudian tarik
secara hati-hati ke atas sampai bahu posterior/belakang lahir

153
8. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)
dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan
lengan lahir
9. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)

Jam : 13.40 Jam : 13.45 wit


10. Penanganan Bayi Baru Lahir

Lakukan penilaian (selintas):


Apakah bayi menangis kuat atau bernafs tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerk dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap seger
lakukan tindakan resusitasi (langkah 25 ini berlnjut ke langkah-
langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia).
11. Keringkan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu.
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
(tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan, ganti handuk basah
dengan handuk kering, pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut
ibu.
12. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam
uterus (kehamilan tunggal)
13. Beri tahu ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin (agar uterus
berkontraksi baik).
14. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.
15. Dengan menggunakan klem jepit tali pusat ( dua menit setelah bayi lahir)
pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilicus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan penjepitan ke dua pada
2 cm distal dari klem pertama.
16. Dengan satu tangan angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan
pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara kedua klem

154
tersebut. Ikat tali pusat dengan benang DTT/stril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan kedu
dengan simpul kunci. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang
telah disediakan.

Evaluasi

Tanggal : 19-08-2016 jam : 14.00 WIT

1. Ibu telah baring miring kiri sesuai posisi yang nyaman bagi ibu.
2. Telah memimpin persalinan dengan baik dan efektif
3. Telah menolong kelahiran bayi, Jam 13.40 bayi lahir sepontan (normal),
letak belakang kepala, langsung menangis, setelah lendir dibersihkan dari
muka, mulut dan hidung hingga bersih bayi baru menangis, jenis kelamin
perempuan, apgar score 8/9, BB/PB 3300 gr/51 cm, LK/LD 31 cm/31cm.
anus ada, bayi tidak cacat, tidak ada molase, tidak ada caput, tidak ada
lilitan tali pusat, cairan ketuban putih keruh.
4. Telah melakukan penanganan bayi baru lahir.

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

DS :

Ibu Merasa Mules di perut

DO :

TFU 3 jari di atas pusat, bentuk uterus globuler, kontraksi uterus keras, tali
pusat memanjang, keluar semburan darah.

Assesment :

155
Kala Pengeluaran Uri dan plasenta

DS :

a. Ibu mengatakan merasa mulas diperut

DO :

a. TFU 3 jari di atas pusat.


b. Tali pusat makin memanjang
c. Adanya semburan darah tiba-tiba.
d. Adanya kontraksi uterus.

Intervensi

1. Lakukan pemberian suntikan Oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi


lahir.
R/ meningkatkan efek Vasokontriksi dalam uterus untuk mengontrol
perdarahan pascapartum setelah lahirnya bayi. (Doenges, 2001)

2. Peregangan Tali Pusat Terkendali


R/ pelepasan harus terjadi dalam 5 menit setelah kelahiran. Kegagalan untuk
lepas memerlukan pelepasan manual. Lebih banyak waktu diperlukan bagi
plasenta untuk lepas dan lebih banyak waktu dimana miometrium tetap rileks,
lebih banyak darah hilang. Membantu mendeteksi abnormalitas yang mungkin
berdampak pada keadaan ibu atau bayi baru lahir. (Doenges, 2001).
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Saat
uterus berkontraksi, pegang tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan
kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso cranial. Setelah plasenta
tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Pegang
plasenta dengan kedua tangan lalu putar searah jarum jam. Masase uterus
segera setelah plasenta lahir. Memeriksa Kemungkinan Adanya Perdarahan

156
Pasca Persalinan dan Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan
perenium yang menimbulkan perdarahan aktif.

3. Lakukan masase uterus agar uterus berkontraksi dengan baik.


R/ menghindari ransangan/trauma berlebihan pada fundus (Doenges, 2001).

Implementasi
Tanggal : 19-08-2016 jam : 14.15 WIT
1. Jam : 14.15 wit
Melakukan pemberian suntikan Oksitosin dalam 1menit pertama setelah
bayi lahir.
Letakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan
diperut bawa ibu dan minta ibu atau pendampingnya untuk membantu
memegang bayi tersebut.
Melakukan pemeriksaan uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus
Beritahu ibu bahwa petugas akan menyuntikkan oksitosi agar uterus
dapat berkontraksi dengan baik.
Dalam 1 menit pertama setelah bayi, segera suntikkan oksitosin 10 LU
IM Pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis).

2. Jam : 14.17 wit


Melakukan peregangan Tali Pusat Terkendali. Memindahkan klem pada
tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Saat uterus berkontraksi,
pegang tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati ke arah dorso cranial.
Mengeluarkan Plasenta
Meminta ibu tidak meneran sementara tangan kanan menarik tali
pusat ke arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir
hingga plasenta tampak pada vulva, Setelah plasenta tampak di vulva,
teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada
tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran
searah jarum jam hingga plasenta terpilin untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

157
3. Jam : 14.32 wit
Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras). Memeriksa
Kemungkinan Adanya Perdarahan Pasca Persalinan. Sambil tangan kiri
melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian maternal dan bagian
fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh
kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke
dalam kantong plastik yang tersedia.

Evaluasi
Tanggal : 19-08-2016 jam : 14.40 WIT
1. Telah memberikan suntikka oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi
lahir.
2. Telah melakukan peregangan tali pusat terkendali untuk membantu
pengeluaran plasenta dengan benar dan baik.
3. Telah dilakukan masase uterus pada ibu sehingga uterus dapat berkontraksi
dengan baik.
4. Plasenta lahir pada jam : 14.32, lengkap dengan selaput dan kotiledonnya.
Bentuk : bulat dan pipih
Berat : 500 gram
Jumlah kotiledon : 20
Panjang talipusat : 70 cm
Insersion : sentralis
Perdarahan : 200 cc
Derajat Rupture : Derajat 2

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV


DS :

Ibu merasa perutnya mulas

158
DO :

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 23 x/menit

Suhu : 36 0C

TFU : 2 jari dibawah pusat

Plasenta lahir lengkap, kontraksi uterus baik, perineum rupture (heacting C 5)

Assesment

Kala, 2 jam Post Partum

DS :

a. Ibu mengatakan ibu merasa mules diperut.

DO :

a. Perineum mengalami rupture derajat 2


b. Adanya kontraksi uterus.
c. Perdarahan Pervaginam 200 cc
d. TFU 2 jari dibawah pusat

Planning

1. Periksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum


R/ Mencegah terjadinya perdarahan aktif dan infeksi pada organ genitalia
(Prawirohardjo. 2007)

159
Evidence Based :Ada hubungan antara berat badan lahir dengan derajat
laserasi jalan lahir. (Asmawahyunita, Yuni Noraini, Ristiati : Vol.5, No.02,
2014

2. Perisa keadaan kontraksi uterus.


R/ Menilai kontraksi uterus dalam keadaan baik atau tidak, dengan
menjelaskan bahwa mulas yang dirasakan adalah hal yang normal, sehingga
ibu tidak merasa cemas bila merasa mulas. Mulas berarti kontraksi uterus
dalam keadaan baik dan dapat mempercepat proses involusi uterus (Doenges,
2001)

3. Lakukan pemantauan kala IV


R/ Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh
perdarahan pasca persalinan terjadi empat jam pertama setelah kelahiran bayi,
karena alas an ini sangatlah penting untuk memantau ibu secara ketat segera
setelah persalinan (JNPK-KR, 2007).
Evidence Based : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan
dengan penggunaan partograf dalam pemantauan kala IV ( Suwarly Mobiliu :
Vol.5, No.3, 2012)

4. Ajari ibu untuk melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.


R/ Masase perlahan meingkatkan kontraktilitas tetapi tidak seharusnya
menyebabkan ketidaknyamanan berlebihan. Multipara, listensi uterus
berlebihan, ransagan oksitosin, dan menyusui meningkatkan derajat afterpain
berkenaan dengan kontraksi miometrium. (Doenges, 2001)
Evidence Based :Terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap proses involusi
pada ibu post partum. (Anis Nur Laili : Vol.2, No.1, 2016)

5. Periksa perdarahan dan pengeluaran lochea.


R/ diagnose yang berbeda mungki diperlukan untuk menentukan penyebab
kekurangan cairan dan protocol asuhan. Uterus yang relaks atau menonjol
dengan peningkatan aliran lokhia dapat diakibatkan dari kelelahan
miometrium atau tertahannya jaringan plasenta. Segera setelah kelahiran,
fundus harus keras dan terlokalisasi pada umbilkus, dan kemudian involusi
kira-kira satu buku jari. (Doenges, 2001)

160
6. Anjurkan ibu untuk memberian ASI Eksklusif pada bayi
R/ Kontak awal mempunyai efek positif pada durasi pemberian ASI, kontak
kulit dengan kulit dan mulainya tugas ibu meningkatkan ikatan. Beberapa
budaya (mis, Hispanic, Navajo, Filipino, Vietnam) menolak pemberian ASI
sampai aliran ASI ada (Doenges, 2001)

7. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). cuci dan bilas semua peralatan setelah
didekontaminasi. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang di sediakan

8. Bersihkan ibu menggunakan air DTT dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering. Memastikan ibu
merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.

9. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

10. Celupkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
11. Lengkapi partograf (halman depan dan belakang), priksa tanda-tanda vital dan
asuhan kala empat.

Implementasi

Tanggal : 19-08-2016 jam : 14.40 WIT

1. Melakukan Penjahitan pada perineum yang mengalami laserasi atau


rupture. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan
perenium yang menimbulkan perdarahan aktif Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.

2. Pemantauan kala IV
a. Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 kali per menit

161
Pernafasan : 23 kali per menit

Suhu : 36 0C

b. PPV : 200cc
c. TFU : 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi uterus baik

3. Mengajari ibu untuk melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.


4. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
untuk dekontaminasi (10 menit). cuci dan bilas semua peralatan setelah
didekontaminasi. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang di sediakan.
5. Membersihkan ibu menggunakan air DTT dari sisa air ketuban, lendir dan
darah dan menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering.
Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
6. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
7. Mencelupkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
8. Melengkapi partograf (halman depan dan belakang), priksa tanda-tanda
vital dan asuhan kala empat.

Evaluasi

Tanggal : 19-08-2016 Jam : 14.45 WIT

1. Telah dilakukan penjahitan pada perineum C5


2. TTV dalam batas normal
3. PPV 200, dalam batas normal
4. TFU 2 jari dibawah pusat, dalam batas normal.
5. Kontraksi uterus baik
6. Ibu sudah bisa melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
7. Alat-alat sudah dicuci dan dibilas.
8. Ibu sudah dibersihkan dan pakaian ibu telah diganti.
9. Telah mendekotaminasi tempat bersalin.
10. Sarung tangan telah direndam dalam larutan klorin.
11. Partograf sudah dilengkapi dan melanjutkan asuhan kala IV

162
163
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS
NY. M P1 A0 DENGAN ASUHAN NIFAS 2 JAM

A. Pengkajian Asuhan Nifas 2 Jam

Tgl Kunjungan : 19 Agustus 2016.


Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Jam Pengkaji : 15.40 WIT

B. Identitas Isteri Suami


Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga

C. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan : Ibu mengatakan baru selesai melahirkan.
2. Pola ibu sehari-hari :

No Pola sehari-hari Sebelum hamil Saat hamil Post Partum


1 Pola nutrisi 3-4x sehari 3x sehari 3x sehari
a. makan Nasi, sayur, ikan Nasi, sayur, Nasi, sayur, ikan
frekuensi Tidak ada ikan Tidak ada
jenis makanan Tidak ada
makanan pantangan 8-10x sehari 8-10x sehari
b. minum Air putih 8-10x sehari Air putih
frekuensi Air putih
jenis minum

2. pola eliminasi 8x sehari 8 sehari


a. BAK 8 sehari
frekuensi 0-1x sehari 0-1x sehari
b. BAB Padat 0-1x sehari Padat
frekuensi Kuning Padat Kining

164
konsistensi Kuning
warna
2-3 jam 2 jam
3. pola istirahat dan tidur 8 jam 2 jam 4 jam
a. siang 4 jam
b. malam
2x sehari 3x sehari
4. personal hygiene 2x sehari 3x sehari 3x sehari
a. mandi 1x sehari 3x sehari 1x sehari
b. gosok gigi - 1x sehari -
c. keramas 2x sehari - 2x sehari
d. perawatan payudara 2x sehari
e. perawatan vulva Ibu rumah Ibu rumah
tangga Ibu rumah tangga
5. pola aktifitas tangga
- -
6. pola seksual -

D. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : stabil
d. Tanda vital
- TD : 110/80 mmhg
- Nadi : 80x/mnt
- Suhu : 370C
- Pernapasan : 25x/mnt
e. TB : 150 cm
f. BB : sebelum hamil 48 kg, BB
sekarang 60 kg.
g. LLA : 26,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesochepal,tidak ada
massa.
Rambut : lurus,panjang,hitam,tidak
ada
ketombe.

Wajah : oval,tidak ada cloasma

165
Mata : simetris,sklera
putih,konjungtiva

merah muda,tidak ada


secret.

Hidung : simetris,tidak ada


polip,tidak ada

secret.

Mulut : simetris,bibir lembab,tidak


ada

sariawan,gusi tidak
berdarah.

Telinga : simetris,tidak ada


serumen,ada

gendang telinga.

Leher : tidak ada pembesaran


kelenjar

parotis,tiroid,vena
jugularis,limfe.

Dada : tidak ada retraksi

Payudara : simetris,puting susu


menonjol,hiperpigmentasi
pada areola mamae
Abdomen : tidak ada luka bekas
operasi,kontraksinya baik,

166
Ekstremitas Atas : simetris,reflek aktif,tidak
ada odema,jari-jari
lengkap.
Bawah : simetris,reflek aktif,tidak
ada oedema jari-jari
lengkap.

Genetalia : terdapat ruptur di sekitar


klitoris

Jahitan dalam : 5C

Jahitan luar :-

Lochea : jenis : darah, warna : merah


tua,
jumlah : 4x ganti pembalut,
konsistensi : encer, bau :
khas darah.
Anus : tidak hemoroid

3. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan


Data penunjang :
Riwayat persalinan
Masa gestasi : 40 minggu
Komplikasi :-
Plasenta : Lengkap
a. Lahir : Spontan
b. Bentuk ukuran : Bulat
c. Tali pusat : Pendek
d. Warna ketuban : putih keruh
e. Kelainan :-
Perineum : utuh
a. Robekan di : sekitar klitoris
b. Jahitan dalam : 5C
c. Jahitan luar :-
Perdarahan
Kala I :-

167
Kala II :-
Kala III : 200 cc
Kala IV : 150 cc
Total : 350 cc
Lama persalinan
Kala I : 14 jam
Kala II : 15 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV :-
Tindakan lain : tidak ada

4. Assesment
Intrepretasi data dasar, masalah dan kebutuhan
Dx : Ny. M P1A0 post partum 2
jam normal.

Ds :
- Ibu mengatakan ini
persalinan yang pertama
- Ibu mengatakan
berumur 27 tahun
- Ibu mengatakan
persalinan telah selesai
2 jam yang lalu
- Ibu mengatakan nyeri di
sekitar klitoris

Do :
- KU baik
- Kesadaran
composmentis
- TD: 110/80 mmhg
- Nadi: 80x/mnt
- Suhu: 370C
- RR:25x/mnt
Masalah : tidak ada

I. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Tindakan Antisipasi


Tidak ada
II. Kebutuhan tindakan segera

Mandiri :

168
- Pemberian obat Asam
Mefenamat
- Amoxicillin
- Vit A.
Kolaborasi : tidak ada
Merujuk : tidak ada

III. PLANNING
1. Intervensi
Tanggal : 19-08-2016
Pukul : 16.50 WIT.

a. Beritahu ibu kondisi ibu dan bayinya,


R/ Mengidentifikasi area masalah/ kebutuhan yang memerlukan
informasi tambahan dan/ atau demonstrasi aktifitas keperawatan.
Juga membantu orang tua mengenali fariasi normal, dan dapat
menurunkan ansietas serta membantu mencegah penyebaran infeksi
ke bayi baru lahir.
b. Observasi KU,TD,N,R,S, kontraksi uterus,lokhea.
R/tekanan darah yang tinggi dapat menandakan terjadinya atau
berlanjutnya hipertensi, memerlukan magnesium sulfat (MgSO4)
atau pengobatan antihipertensi lain. Hipotensi dan takikardia
menunjukkan dehidrasi dan hipovolemia tetapi mungkin tidak
terjadi sampai volume darah sirkulasi telah menurun sampai 35%-
50%, di mana tanda vasokontriksi mungkin terlihat.

c. Kaji kesehatan fisik dan fisiologi masa nifas


Adanya perubahan pada kesejahteraan fisik atau emosional dapat
memndurkan asumsi peran otonom pada perawatan diri. Sampai
klien bergerak dari taking in ke fase taking hold, ia
memerlukan bantuan dalam perawatan diri dan perawatan bayi.

d. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.


R/ Kontak awal mempunai efek positif pada durasi pemberian ASI;
kontak kulit dengan kulit dan mulainya tugas ibu meningkatkan

169
ikatan. Beberapa budaya seperti Hispanic, Navajo, Filipino,
Vietnam menolak pemberian ASI sampai aliran ASI.

e. Beritahu informasi tanda bahaya masa nifas.


R/ evaluasi segera dan intervensi dapat mencegah / membatasi
perkembangan komplikasi seperti hemoragi, infeksi, perlambatan
pemulihan.

2. Implementasi
Tanggal : 19-08-2016
Pukul : 16.50 WIT

a. Memberitahu ibu keadaan ibu dan bayinya saat ini : TD : ibu


110/80 MmHg, N: 80x / mnt, RR : 25x/menit, S: 37 0 C.
Kontraksinya baik serta keadaaan bayi baik yaitu BB/PB: 3300
kg/51 cm,warna kulit merah muda, tidak ada penyulit pada saat
bernafas.
b. Memberitahu ibu KIE fisiologi masa nifas
Ukuran uterus akan mengecil kembali dalam waktu 2 minggu.
Dari vagina akan mengeluarkan lochea :
- Lochea rubra (dasah segar sisa plasenta) 1- 4 hari postpartum.
- Lochea sanguelenta (kuning lendir darah) 4 7 hari
postpartum.
- Lochea serosa (kuning tidak berdarah) 7 14 hari
postpartum.
- Lochea alba (cairan putih) 2 - 6 minggu postpartum.
c. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar:
Badan bayi tegak lurus,seluruh tubuh bayi menempel pada perut
ibu,oleskan ASI pada areola rangsang mulut bayi terbuka dengan
menyentuhkan puting susu pada bibir bayi sete;ah bayi menyusu
puas sendawakan bayi dengan meletakkan bayi di pundak ibu dan
menepuk pelan-pelan pundak bayi.

d. Melakukan observasi KU,TD,N,R,S,kontraksi uterus,lochea.

170
e. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas apabila muncul
tanda-tanda keluar darah bau busuk,segera meminta ibu datang
kepelayanan kesehatan.
f. Memberikan informasi tentang KB,manfaat KB seperti Kb
suntik,pil,dll.

IV. Evaluasi
Tanggal : 19-08-2016
Pukul : 17.00 WIT
a. Ibu sudah mengetahui kondisinya dan bayinya saat ini.
b. Ibu sudah mengerti cara menyusui yang benar.
c. Ibu sudah mengerti tentang fisiologi masa nifas.
d. KU : baik
Kesadaran : composmentis
N : 80x/mnt
S : 370C
TD : 110/80 mmhg
e. Ibu sudah paham tentang tanda bahaya nifas.
f. Ibu mengatakan sudah mengerti dan akan mendiskusikan KB
bersama suaminya.

171
A. Pengkajian Asuhan Nifas 6 Hari

Tgl Kunjungan : 25 Agustus 2016.


Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Jam Pengkaji : 10.00 WIT

B. Identitas Isteri Suami


Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga

C. DATA SUBYEKTIF
3. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Pola ibu sehari-hari :

No Pola sehari-hari Sebelum hamil Saat hamil Post Partum


1 Pola nutrisi 3-4x sehari 3x sehari 3x sehari
a. makan Nasi, sayur, ikan Nasi, sayur, Nasi, sayur, ikan
frekuensi Tidak ada ikan Tidak ada
jenis makanan Tidak ada
makanan pantangan 8-10x sehari 8-10x sehari
b. minum Air putih 8-10x sehari Air putih
frekuensi Air putih
jenis minum

2. pola eliminasi 8x sehari 8 sehari 8 sehari


a. BAK
frekuensi 0-1x sehari 0-1x sehari 0-1x sehari
b. BAB Padat Padat Padat
frekuensi Kuning Kuning Kining
konsistensi
warna
2-3 jam 2 jam 2 jam
3. pola istirahat dan tidur 8 jam 4 jam 4 jam

172
a. siang
b. malam
2x sehari 3x sehari 3x sehari
4. personal hygiene 2x sehari 3x sehari 3x sehari
a. mandi 1x sehari 1x sehari 1x sehari
b. gosok gigi - - -
c. keramas 2x sehari 2x sehari 2x sehari
d. perawatan payudara
e. perawatan vulva Ibu rumah Ibu rumah Ibu rumah
tangga tangga tangga
5. pola aktifitas
- - -
6. pola seksual

D. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : stabil
d. Tanda vital

TD : 120/80 mmhg

Nadi : 80x/mnt

Suhu : 360C

Pernapasan : 24x/mnt

e. TB : 150 cm
f. BB : sebelum hamil 48 kg, BB
sekarang 60 kg.
g. LLA : 26,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesochepal,tidak ada
massa.
Rambut : lurus,panjang,hitam,tidak
ada
ketombe.

Wajah : oval,tidak ada cloasma

173
Mata : simetris,sklera
putih,konjungtiva

merah muda,tidak ada


secret.

Hidung : simetris,tidak ada


polip,tidak ada

secret.

Mulut : simetris,bibir lembab,tidak


ada

sariawan,gusi tidak
berdarah.

Telinga : simetris,tidak ada


serumen,ada

gendang telinga.

Leher : tidak ada pembesaran


kelenjar

parotis,tiroid,vena
jugularis,limfe.

Dada : tidak ada retraksi

Payudara : simetris,puting susu


menonjol,hiperpigmentasi
pada areola mamae
Abdomen : tidak ada luka bekas
operasi,kontraksinya baik,

174
Ekstremitas Atas : simetris,reflek aktif,tidak
ada odema,jari-jari
lengkap.
Bawah : simetris,reflek aktif,tidak
ada oedema jari-jari
lengkap.

Genetalia : terdapat ruptur di sekitar


klitoris

Jahitan dalam : 5C

Jahitan luar :-

Lochea : jenis : darah, warna : merah


tua,
jumlah : 3x ganti pembalut,
konsistensi : encer, bau :
khas darah.
Anus : tidak hemoroid

3. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan


Data penunjang :
Riwayat persalinan
Masa gestasi : 40 minggu
Komplikasi :-
Plasenta : Lengkap
a. Lahir : Spontan
b. Bentuk ukuran : Bulat
c. Tali pusat : Pendek
d. Warna ketuban : putih keruh
e. Kelainan :-
f. Perineum : utuh
g. Robekan di : sekitar klitoris
h. Jahitan dalam : 5C
i. Jahitan luar :-
4. Assesment
Intrepretasi data dasar, masalah dan kebutuhan

175
Dx : Ny. M P1A0 post partum 6
hari normal.

Ds :
- Ibu mengatakan ini
persalinan yang pertama
- Ibu mengatakan
berumur 27 tahun
- Ibu mengatakan
persalinan telah selesai
6 hari yang lalu

Do :
- KU baik
- Kesadaran
composmentis
- TD: 120/80 mmhg
- Nadi: 87x/mnt
- RR:24x/mnt

Masalah : tidak ada

V. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Tindakan Antisipasi


Tidak ada
VI. Kebutuhan tindakan segera

Mandiri :
- Pemberian obat Asam
Mefenamat
- Amoxicillin
- Vit A.
Kolaborasi : tidak ada
Merujuk : tidak ada

VII. PLANNING
1. Intervensi
Tanggal : 25 agustus 2016
Pukul : 10.15 WIT.
a. Beritahu ibu kondisi ibu dan bayinya,

176
R/ Mengidentifikasi area masalah/ kebutuhan yang memerlukan
informasi tambahan dan/ atau demonstrasi aktifitas keperawatan.
Juga membantu orang tua mengenali fariasi normal, dan dapat
menurunkan ansietas serta membantu mencegah penyebaran infeksi
ke bayi baru lahir.

b. Observasi KU,TD,N,R,S, kontraksi uterus,lokhea.


R/tekanan darah yang tinggi dapat menandakan terjadinya atau
berlanjutnya hipertensi, memerlukan magnesium sulfat (MgSO4)
atau pengobatan antihipertensi lain. Hipotensi dan takikardia
menunjukkan dehidrasi dan hipovolemia tetapi mungkin tidak
terjadi sampai volume darah sirkulasi telah menurun sampai 35%-
50%, di mana tanda vasokontriksi mungkin terlihat.

c. Kaji kesehatan fisik dan fisiologi masa nifas


R/ Adanya perubahan pada kesejahteraan fisik atau emosional dapat
memndurkan asumsi peran otonom pada perawatan diri. Sampai klien
bergerak dari taking in ke fase taking hold, ia memerlukan bantuan
dalam perawatan diri dan perawatan bayi.

d. Beritahu ibu cara melakukan perawatan perineum


R/ Perineum itu daerah antar kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva
dan anus. Daerah perineum ini akan digunting oleh dokter sesaat sebelum
keluarnya kepala bayi guna memperbesar muara keluarnya kepala bayi.
Perawatan luka perineum ini sangat penting dilakukan setelah dilahirkan
sampai dengan kondisi perineum kembali seperti pada waktu hamil karena
rentan sekali terkena infeksi. Infeksi yang umum terjadi akibat tidak
benarna perawatan luka perineum yaitu terjadi di daerah vulva, perineum
maupun sampai kealam uterus.

e. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.


R/ Kontak awal mempunai efek positif pada durasi pemberian ASI;
kontak kulit dengan kulit dan mulainya tugas ibu meningkatkan

177
ikatan. Beberapa budaya seperti Hispanic, Navajo, Filipino,
Vietnam menolak pemberian ASI sampai aliran ASI.

f. Beritahu informasi tanda bahaya masa nifas.


R/ evaluasi segera dan intervensi dapat mencegah / membatasi
perkembangan komplikasi seperti hemoragi, infeksi, perlambatan
pemulihan.

2. Implementasi
Tanggal : 25 Agustus 2016
Pukul : 10.15 WIT
a. Memberitahu ibu keadaan ibu dan bayinya saat ini : TD : ibu
120/80 MmHg, N: 87x / mnt, RR : 24x/menit, S: 36 0 C.
Kontraksinya baik serta keadaaan bayi baik yaitu BB/PB: 3300
kg/51 cm,warna kulit merah muda, tidak ada penyulit pada saat
bernafas.
b. Memberitahu ibu KIE fisiologi masa nifas
Ukuran uterus akan mengecil kembali dalam waktu 2 minggu.
Dari vagina akan mengeluarkan lochea :
c. Lochea rubra (dasah segar sisa plasenta) 1- 4 hari postpartum.
d. Lochea sanguelenta (kuning lendir darah) 4 7 hari postpartum.
e. Lochea serosa (kuning tidak berdarah) 7 14 hari postpartum.
f. Lochea alba (cairan putih) 2 - 6 minggu postpartum.
g. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar:
Badan bayi tegak lurus,seluruh tubuh bayi menempel pada perut
ibu,oleskan ASI pada areola rangsang mulut bayi terbuka dengan
menyentuhkan puting susu pada bibir bayi sete;ah bayi menyusu
puas sendawakan bayi dengan meletakkan bayi di pundak ibu dan
menepuk pelan-pelan pundak bayi.
h. Melakukan observasi KU,TD,N,R,S,kontraksi uterus,lochea.
Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas apabila muncul
tanda-tanda keluar darah bau busuk,segera meminta ibu datang
kepelayanan kesehatan.
Memberikan informasi tentang KB,manfaat KB seperti Kb
suntik,pil,dll.

178
i. Lakukan perawatan luka perineum pada saat mandi, setelah buang
air kecil, dan setelah buang air besar.

VIII. Evaluasi
Tanggal : 25-Agustus-2016
Pukul : 11.00 WIT
g. Ibu sudah mengetahui kondisinya dan bayinya saat ini.
h. Ibu sudah mengerti cara menyusui yang benar.
i. Ibu sudah mengerti tentang fisiologi masa nifas.
j. KU : baik
Kesadaran : composmentis
N : 87x/mnt
S : 360C
TD : 120/80 mmhg
k. Ibu sudah paham tentang tanda bahaya nifas.
l. Ibu mengatakan sudah mengerti dan akan mendiskusikan KB
bersama suaminya.

179
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BY. NY. M P1 A0

A. Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) 2 Jam


Tgl Kunjungan : 19-08-2016.
Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Tempat Pengkaji : Puskesmas Mariat
Jam Pengkaji : 15.40 WIT
B. Data Subyektif
1. Identitas
Nama bayi : By. Ny. M
Tanggal lahir : 19-08-2016
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 3300
Panjang badan : 51 cm
Jenis persalinan : Spontan

Orang Tua
Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga

2. Status kesehatan
a. Penyakit selama kehamilan :
- Perdarahan :-
- Preeklampsia :-
- Eklampsia :-
- Penyakit kelamin :-
- Lain lain : Demam, batuk dan flu
b. Kebiasaan waktu hamil :
- Makanan / Diet : nasi, sayur, dll.
- Obat-obatan / jamu :-
- Merokok / alkohol :-
- Lain-lain : minum air kelapa muda
c. Riwayat persalinan sekarang
1) Lahir tgl : 19-08-2016 Jam : 13.40 WIT
2) Jenis persalinan : Normal/spontan

180
3) Penolong persalinan : Bidan di RSUD Kabupaten Sorong
4) Lama persalinan
- Kala I : 14 jam
- Kala II : 15 menit
- Kala III : 15 menit
- Kala IV :-
5) Ketuban pecah : Spontan, warna : putih keruh
6) Komplikasi persalinan:
- Ibu :-
- Bayi :-
7) Keadaan saat lahir:
Nilai APGAR

Score 1 menit 5 menit 10 menit


A: Appearance 2 2 2
colour (warna
kulit)
P: Pulse/Head 2 2 2
rate (frekuensi
jantung)
G: Grimace 2 2 2
(reaksi terhadap
rangsangan)
A: Activity 1 2 2
(tonus otot)
R: Respiration 1 1 2
(usaha nafas)
Jumlah 8 9 10

Caput succedanium: tidak ada


Cephal Haematum : tidak ada
Cacat bawaan : tidak ada
Resusitasi :
Pengisapan lendir : Tidak
Rangsangan : Tidak
Ambu bag : Tidak
Massase jantung : Tidak
Intubasi endotrakhea : Tidak
Oksigen : Tidak

181
C. Data Ojektif
1. Pemeriksaan umum
a. Suhu : 36,60c
b. Pernapasan : 43x/mnt
c. Nadi : 128x/mnt
d. Berat badan : 3300 gram
e. Panjang badan : 51 cm
f. Lingkar kepala : 31 cm
g. Lingkar dada : 31 cm
h. Warna kulit : merah muda

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
- Ubun-ubun : teraba lunak dan berdenyut
- Molase : normal dan tidak ada kelainan
- Caput succaedeneum : normal dan tidak ada kelainan
- Cepal haematom : normal dan tidak ada kelainan
- Kelainan yang lain : normal dan tidak ada kelainan

b. Telinga
- Bentuk : simetris/sejajar dengan kuantus mata
- Daun telinga : normal dan tidak ada kelainan
- Lubang telinga : ada
- Pengeluaran :-

c. Mata
Inspeksi : simetris, tidak ada pus, tidak ada
perdarahan pada kornea, kelopak sudah
terbuka, reflek pupil (+), reflek mengedip
(+).
d. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada
pernapasan cuping hidung.

e. Mulut
Inspeksi : tidak pucat, bibir dan palatum normal,
tidak sumbing, reflek rooting (+), reflek
sucking (+), reflek swaluing (+).

f. Leher

182
Inspeksi : tidak ada pembengkakan dan gumpalan,
reflek tonic neck (+).

g. Dada
Inspeksi : bentuk simetris, puting susu menonjol,
tidak ada kelainan bunyi nafas dan
jantung.
h. Abdomen
- Bentuk : simetris
- Penonjolan tali pusat : normal dan tidak ada kelainan
- Keadaan tali pusat : masih basah
- Perdarahan tali pusat : normal dan tidak ada kelainan
- Lembek : normal dan tidak ada kelainan
- Benjolan : normal dan tidak ada kelainan
- Pembesaran : normal dan tidak ada kelainan

i. Bahu, tangan dan lengan


- Gerakan : normal dan tidak ada kelainan
- Jumlah jari : jari tangan lengkap, reflek grasping (+).

j. Kelamin
- Perempuan
Inspeksi : labia mayora menutupi labia minora,
terdapat lubang vagina.

k. Tungkai dan kaki


- Gerakan : normal dan tidak ada kelainan
- Bentuk : normal dan tidak ada kelainan
- Jumlah jari : lengkap, reflek babinsky (+)

l. Punggung dan anus


- Pembengkakan : normal dan tidak ada kelainan
- Benjolan : normal dan tidak ada kelainan
- Cekungan : normal dan tidak ada kelainan
- Lubang anus : normal dan tidak ada kelainan

m. Kulit
- Verniks : normal dan tidak ada kelainan
- Warna : kemerahan
- Pembengkakan : normal dan tidak ada kelainan
- Bercak hitam : normal dan tidak ada kelainan
- Tanda lahir : normal dan tidak ada kelainan

183
- Lanugo : normal dan tidak ada kelainan

3. Sistem syaraf / refleks


- Moro : normal dan tidak ada kelainan
- Tonik neck : normal dan tidak ada kelainan
- Graps : normal dan tidak ada kelainan
- Rooting : normal dan tidak ada kelainan
- Sucking : normal dan tidak ada kelainan
- Babinski : normal dan tidak ada kelainan
- Walking : normal dan tidak ada kelainan
- Galant :-

4. Eliminasi miksi :-

5. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan

D. Assesment
1. Identifikasi diagnosa/masalah aktual
a. Dx : By. Ny. M dengan bayi
baru lahir normal cukup bulan sesuai
umur kehamilan.
Dasar subyektif : - ibu mengatakan bayinya lahir tanggal
19-08-2016, pukul 13.40 wit.
- Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu.
- Ibu mengatakan bayinya langsung
menangis pada saat lahir.
- Ibu mengatakan bayinya belum BAB.
- Ibu mengatakan bayinya sudah BAK.
Dasar obyektif : - Keadaan umum bayi baik
- Tanda vital :
- Nadi :
128x/mnt.
- Respirasi : 43x/mnt.
- Suhu : 36.60C.
- Berat badan :3300
gram
b. Masalah : tidak ada

184
c. Kebutuhan : tidak ada

2. Antisipasi / Identifikasi diagnosa / masalah potensial


Ds :-
Do : Bayi lahir tanggal 19-08-2016 pukul 13.40
wit. Jenis kelamin laki-laki.
Keadaan umum : Baik
A/S : 8/9
Tanda-tanda vital
Nadi : 128x/mnt
Pernapasan : 43x/mnt
Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Anthopometri
BB : 3300 gram
PB : 51 cm
LK : 31 cm
LD : 31 cm

3. Identifikasi kebutuhan segera


a. Mandiri : jaga kehangatan bayi dan jaga kebersihan
tali pusat.
b. Kolaborasi : tidak ada
c. Rujukan : tidak ada

E. Planning
1. Intervensi Jam : 15.45 wit

Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir


normal.
Tujuan : setelah di lakukan asuhan kebidanan di
harapkan keadaan bayi tetap dalam
keadaan baik.

a. Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayinya.


R/ menghilangkan ansiets orang tua berkenaan dengan kondisi bayi
mereka. Membantu orang tua memahami rasional intervensi pada
periode awal bayi baru lahir. Mengidentifikasi area masalah/
kebutuhan yang memerlukan informasi tambahan dan/ atau
demonstrasi aktifitas keperawatan. Juga membantu orang tua

185
mengenali fariasi normal, dan dapat menurunkan ansietas serta
membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.

b. Beritahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya.


R/ mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
melindunggi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara,
dan membatasi stres akibat perpindahan lingkungan dari uterus yang
hangat ke lingkungan yang lebih dingin (kemungkinan 15 0 F [90 C]
lebih rendah dari pada suhu intrauterus). (catatan: karena besar area
permukaan relatif dari kepala bayi baru lahir dalam hubungan dengan
tubuh, bayi dapat mengalami kehilangan panas dramatik dari
kelembaban kepala tidak tertutup). Mencegah kehilangan panas
melalui konduksi dimana panas dipindahkan dari bayi baru lahir ke
objek atau permukaan yang lebih dingin dari pada bayi. Digendong
erat dekat tubuh orang tua dan kontak kulit dengan kulit menurunkan
kehilangan panas bayi baru lahir.

c. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.


R/ kolostrum dan ASI mengandung ekretorius IgA dalam jumlah
tinggi, yang memberikan imunitas bentuk pasif serta makrofag dan
limfosit yang membantu mengembangkan respons inflamasi lokal.

d. Ajarkan ibu tentang perawatan tali pusat.


R/ meningkatkan pengeringan dan pemulihan, meningkatkannekrosis
dan pengelupasan normal, dan menghilangkan media lembab untuk
pertumbuhan bakteri.

e. Memberikan Vit. K, salep mata antibiotik profilaksis, HB-0.


R/ karena saluran usus bayi baru lahir steril pada saat lahir, dan karena
pemberian makan mungkin ditunda, bayi tidak mempunyai flora usus
yang diperlukan untuk meningkatkankoagulasi melalui aktivasi faktor-
faktor II, VII, IX, dan X. Membantu mencegah oftalmia neonatorum
yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yang mungkin ada
padajalanlahir ibu. Eritromisinsecara efektif menghilangkan baik
organisme gonorea dan klamidia. Profilaksis mata mengeruhkan

186
pandangan bayi, menrunkan kemampuan bayi untuk berinteraksi
dengan orang tua. Menurunkan resiko bayi baru lahir mengalami
hepatitis B atau menjadi kanker kronis.

2. Implementasi
Tanggal : 19-08-2016
Jam : 16.00 wit
Tempat : Puskesmas Mariat
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
a. Menjelaskan pada ibu bahwa pkeadaan bayinya baik, BB: 3300 gram,
PB: 51 cm, LK: 31 cm, LD: 31 cm.
b. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan cara
membungkus dengan kain, mengganti popok bayi setiap kali BAB dan
BAK.
c. Memberitahu ibu tentang teknik menyusui yang benar yaitu
mendekatkan bayi ke payudara ibu sambil kepala bayi disokong oleh
tangan ibu jari dan keempat jari, lalu masukkan ke dalam mulut bayi,
dimana mulut bayi harus menutupi areola. Biarkan bayi menyusu
sesukanya hingga bayi merasa kenyang, kemudian menekan payudara
dengan lembut setelah menyusui hingga aliran udara dapat masuk
melalui mulutnya sehingga bayi melepaskan hisapan dari puting susu.
d. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin,
apabila bayi tidur ibu bisa membangunkan bayi di tempat tidur.
e. Menjelaskan pada ibu cara merawat tali pusat bayi yaitu pada
saat mandi sabuni tali pusat bayi kemudian dikeringkan, jangan
biarkan tali pusat basah karena akan menyebabkan infeksi, tali pusat
tidak boleh diberikan ramuan atau obat apapun.
f. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi :
- Warna kulit biru
- Latargi (bayi tidur terus menerus tanpa bangun untuk menyusu).
- Hipotermi/hipertermi.
- Bayi sulit untuk menyusu/refleks hisap lemah.
- Kesulitan bernafas
- Tangisan melengking
- Gangguan gastrointestinal, yaitu tidak bertinja selama 3 hari
pertama, tinja hijau tua, berdarah, dan berlendir.

187
g. Menganjurkan ibu agar tiap bulan datang ke Posyandu untuk
imunisasi pada bayinya atau sesuai jadwal yang telah ditentukan.
h. Memberikan salep mata antibiotik profilaksis, bayi mendapatkan salep
mata antibiotik profilaksis dan HB-0 segera setelah kelahiran bayi.

3. Evaluasi
Hari/tanggal : 19-08-2016
Jam : 16.10 wit
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
a. Ibu mengetahui keadaan bayinya.
b. Ibu bersedia tetap menjaga kehangatan bayinya.
c. Ibu mengerti cara mmelakukan teknik menyusui yang benar.
d. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin.
e. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat bayinya, yaitu perawatan bersih
dan kering.
f. Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi dengan menyebutkan tanda-
tanda yang telah di beritahukan.
g. Ibu bersedia datang ke posyandu/puskesmas untuk mendaptkan
imunisasi bayinya.

188
A. Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) 6 Hari
Tgl Kunjungan : 25 agustus 2016
Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Jam Pengkaji : 10.00 WIT

B. Data Subyektif
1. Identitas
Nama bayi : By. Ny. M
Tanggal lahir : 19-08-2016
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 3300
Panjang badan : 51 cm
Jenis persalinan : Spontan

Orang Tua
Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga

2. Status kesehatan
a. Penyakit selama kehamilan :
- Perdarahan :-
- Preeklampsia :-
- Eklampsia :-
- Penyakit kelamin :-
- Lain lain : Demam, batuk dan flu
-
b. Kebiasaan waktu hamil :
- Makanan / Diet : nasi, sayur, dll.
- Obat-obatan / jamu :-
- Merokok / alkohol :-
- Lain-lain : minum air kelapa muda
c. Riwayat persalinan sekarang
1) Lahir tgl : 19-08-2016 Jam : 13.40 WIT
2) Jenis persalinan : Normal/spontan
3) Penolong persalinan : Bidan dan Mahasiswa
4) Lama persalinan
- Kala I : 14 jam

189
- Kala II : 15 menit
- Kala III : 15 menit
- Kala IV :-
5) Ketuban pecah : Spontan, warna : putih keruh
6) Komplikasi persalinan:
- Ibu :-
- Bayi :-
7) Keadaan saat lahir:
Nilai APGAR

Score 1 menit 5 menit 10 menit


A: Appearance 2 2 2
colour (warna
kulit)
P: Pulse/Head 2 2 2
rate (frekuensi
jantung)
G: Grimace 2 2 2
(reaksi terhadap
rangsangan)
A: Activity 1 2 2
(tonus otot)
R: Respiration 1 1 2
(usaha nafas)
Jumlah 8 9 10

Caput succedanium: tidak ada


Cephal Haematum : tidak ada
Cacat bawaan : tidak ada
Resusitasi :
Pengisapan lendir : Tidak
Rangsangan : Tidak
Ambu bag : Tidak
Massase jantung : Tidak
Intubasi endotrakhea : Tidak
Oksigen : Tidak

C. Data Ojektif
1. Pemeriksaan umum

190
a. Suhu : 36,60c
b. Pernapasan : 43x/mnt
c. Nadi : 128x/mnt
d. Berat badan : 3300 gram
e. Panjang badan : 51 cm
f. Lingkar kepala : 31 cm
g. Lingkar dada : 31 cm
h. Warna kulit : merah muda

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
- Ubun-ubun : teraba lunak dan berdenyut
- Molase : normal dan tidak ada kelainan
- Caput succaedeneum : normal dan tidak ada kelainan
- Cepal haematom : normal dan tidak ada kelainan
- Kelainan yang lain : normal dan tidak ada kelainan

b. Telinga
- Bentuk : simetris/sejajar dengan kuantus mata
- Daun telinga : normal dan tidak ada kelainan
- Lubang telinga : ada
- Pengeluaran :-
c. Mata
Inspeksi : simetris, tidak ada pus, tidak ada
perdarahan pada kornea, kelopak sudah
terbuka, reflek pupil (+), reflek mengedip
(+).
d. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada
pernapasan cuping hidung.

e. Mulut
Inspeksi : tidak pucat, bibir dan palatum normal,
tidak sumbing, reflek rooting (+), reflek
sucking (+), reflek swaluing (+).
f. Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan dan gumpalan,
reflek tonic neck (+).
g. Dada

191
Inspeksi : bentuk simetris, puting susu menonjol,
tidak ada kelainan bunyi nafas dan
jantung.
h. Abdomen
- Bentuk : simetris
- Penonjolan tali pusat : normal dan tidak ada kelainan
- Keadaan tali pusat : masih basah
- Perdarahan tali pusat : normal dan tidak ada kelainan
- Lembek : normal dan tidak ada kelainan
- Benjolan : normal dan tidak ada kelainan
- Pembesaran : normal dan tidak ada kelainan
i. Bahu, tangan dan lengan
- Gerakan : normal dan tidak ada kelainan
- Jumlah jari : jari tangan lengkap, reflek grasping (+).
j. Kelamin
- Perempuan
Inspeksi : labia mayora menutupi labia minora,
terdapat lubang vagina.

k. Tungkai dan kaki


- Gerakan : normal dan tidak ada kelainan
- Bentuk : normal dan tidak ada kelainan
- Jumlah jari : lengkap, reflek babinsky (+)

l. Punggung dan anus


- Pembengkakan : normal dan tidak ada kelainan
- Benjolan : normal dan tidak ada kelainan
- Cekungan : normal dan tidak ada kelainan
- Lubang anus : normal dan tidak ada kelainan

m. Kulit
- Verniks : normal dan tidak ada kelainan
- Warna : kemerahan
- Pembengkakan : normal dan tidak ada kelainan
- Bercak hitam : normal dan tidak ada kelainan
- Tanda lahir : normal dan tidak ada kelainan
- Lanugo : normal dan tidak ada kelainan

3. Sistem syaraf / refleks


- Moro : normal dan tidak ada kelainan
- Tonik neck : normal dan tidak ada kelainan
- Graps : normal dan tidak ada kelainan
- Rooting : normal dan tidak ada kelainan

192
- Sucking : normal dan tidak ada kelainan
- Babinski : normal dan tidak ada kelainan
- Walking : normal dan tidak ada kelainan
- Galant :-

4. Eliminasi miksi :-

5. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan

D. Assesment
1. Identifikasi diagnosa/masalah aktual
a. Dx : By. Ny. M dengan bayi
baru lahir normal cukup bulan sesuai
umur kehamilan.
Dasar subyektif : - ibu mengatakan bayinya lahir tanggal
19-08-2016, pukul 13.40 wit.
- Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu.
- Ibu mengatakan bayinya langsung
menangis pada saat lahir.
- Ibu mengatakan bayinya belum BAB.
- Ibu mengatakan bayinya sudah BAK.
Dasar obyektif : - Keadaan umum bayi baik
- Tanda vital :
- Nadi :
128x/mnt.
- Respirasi : 43x/mnt.
- Suhu : 36.60C.
- Berat badan :3300
gram
b. Masalah : tidak ada
c. Kebutuhan : tidak ada

2. Antisipasi / Identifikasi diagnosa / masalah potensial


Ds :-
Do : Bayi lahir tanggal 19-08-2016 pukul 13.40
wit. Jenis kelamin perempuan
Keadaan umum : Baik
A/S : 8/9
Tanda-tanda vital
Nadi : 128x/mnt
Pernapasan : 43x/mnt

193
Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Anthopometri
BB : 3300 gram
PB : 51 cm
LK : 31 cm
LD : 31 cm

3. Identifikasi kebutuhan segera


a. Mandiri : jaga kehangatan bayi dan jaga kebersihan
tali pusat.
b. Kolaborasi : tidak ada
c. Rujukan : tidak ada

E. Planning
1. Intervensi
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
Tujuan : setelah di lakukan asuhan kebidanan di
harapkan keadaan bayi tetap dalam
keadaan baik.
a. Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayinya.
R/ menghilangkan ansiets orang tua berkenaan dengan kondisi bayi
mereka. Membantu orang tua memahami rasional intervensi pada
periode awal bayi baru lahir. Mengidentifikasi area masalah/
kebutuhan yang memerlukan informasi tambahan dan/ atau
demonstrasi aktifitas keperawatan. Juga membantu orang tua
mengenali fariasi normal, dan dapat menurunkan ansietas serta
membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.

b. Beritahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya.


R/ mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
melindunggi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara,
dan membatasi stres akibat perpindahan lingkungan dari uterus yang
hangat ke lingkungan yang lebih dingin (kemungkinan 15 0 F [90 C]
lebih rendah dari pada suhu intrauterus). (catatan: karena besar area
permukaan relatif dari kepala bayi baru lahir dalam hubungan dengan

194
tubuh, bayi dapat mengalami kehilangan panas dramatik dari
kelembaban kepala tidak tertutup). Mencegah kehilangan panas
melalui konduksi dimana panas dipindahkan dari bayi baru lahir ke
objek atau permukaan yang lebih dingin dari pada bayi. Digendong
erat dekat tubuh orang tua dan kontak kulit dengan kulit menurunkan
kehilangan panas bayi baru lahir.

c. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.


R/ kolostrum dan ASI mengandung ekretorius IgA dalam jumlah
tinggi, yang memberikan imunitas bentuk pasif serta makrofag dan
limfosit yang membantu mengembangkan respons inflamasi lokal.

d. Ajarkan ibu tentang perawatan tali pusat.


R/ meningkatkan pengeringan dan pemulihan, meningkatkannekrosis
dan pengelupasan normal, dan menghilangkan media lembab untuk
pertumbuhan bakteri.

e. Memberikan Vit. K, salep mata antibiotik profilaksis, HB-0.


R/ karena saluran usus bayi baru lahir steril pada saat lahir, dan karena
pemberian makan mungkin ditunda, bayi tidak mempunyai flora usus
yang diperlukan untuk meningkatkankoagulasi melalui aktivasi faktor-
faktor II, VII, IX, dan X. Membantu mencegah oftalmia neonatorum
yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yang mungkin ada
padajalanlahir ibu. Eritromisinsecara efektif menghilangkan baik
organisme gonorea dan klamidia. Profilaksis mata mengeruhkan
pandangan bayi, menrunkan kemampuan bayi untuk berinteraksi
dengan orang tua. Menurunkan resiko bayi baru lahir mengalami
hepatitis B atau menjadi kanker kronis.

2. Implementasi
Tanggal : 25 agustus 2016
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
a. Menjelaskan pada ibu bahwa pkeadaan bayinya baik, BB: 3300 gram,
PB: 51 cm, LK: 31 cm, LD: 31 cm.

195
b. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan cara
membungkus dengan kain, mengganti popok bayi setiap kali BAB dan
BAK.
c. Memberitahu ibu tentang teknik menyusui yang benar yaitu
mendekatkan bayi ke payudara ibu sambil kepala bayi disokong oleh
tangan ibu jari dan keempat jari, lalu masukkan ke dalam mulut bayi,
dimana mulut bayi harus menutupi areola. Biarkan bayi menyusu
sesukanya hingga bayi merasa kenyang, kemudian menekan payudara
dengan lembut setelah menyusui hingga aliran udara dapat masuk
melalui mulutnya sehingga bayi melepaskan hisapan dari puting susu.
d. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin,
apabila bayi tidur ibu bisa membangunkan bayi di tempat tidur.
e. Menjelaskan pada ibu cara merawat tali pusat bayi yaitu pada
saat mandi sabuni tali pusat bayi kemudian dikeringkan, jangan
biarkan tali pusat basah karena akan menyebabkan infeksi, tali pusat
tidak boleh diberikan ramuan atau obat apapun.
f. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi :
- Warna kulit biru
- Latargi (bayi tidur terus menerus tanpa bangun untuk menyusu).
- Hipotermi/hipertermi.
- Bayi sulit untuk menyusu/refleks hisap lemah.
- Kesulitan bernafas
- Tangisan melengking
- Gangguan gastrointestinal, yaitu tidak bertinja selama 3 hari
pertama, tinja hijau tua, berdarah, dan berlendir.
g. Menganjurkan ibu agar tiap bulan datang ke Posyandu untuk
imunisasi pada bayinya atau sesuai jadwal yang telah ditentukan.
h. Memberikan salep mata antibiotik profilaksis, bayi mendapatkan salep
mata antibiotik profilaksis dan HB-0 segera setelah kelahiran bayi.

3. Evaluasi
Hari/tanggal : 19-08-2016
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
a. Ibu mengetahui keadaan bayinya.
b. Ibu bersedia tetap menjaga kehangatan bayinya.
c. Ibu mengerti cara mmelakukan teknik menyusui yang benar.

196
d. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin.
e. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat bayinya, yaitu perawatan bersih
dan kering.
f. Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi dengan menyebutkan tanda-
tanda yang telah di beritahukan.
g. Ibu bersedia datang ke posyandu/puskesmas untuk mendaptkan
imunisasi bayinya.

197
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
PADA NY. M

A. Pengkajian

Tgl Kunjungan : 15 September 2016


Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Tempat Pengkaji : Puskesmas Mariat SP2
Jam Pengkaji : 10.00 WIT

B. Biodata Ibu Suami


Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga

C. Data Subjektif

1. Kunjungan Saat Ini : ( ) Kunjungan Pertama ( )


Kunjungan Ulang
Keluhan utama : Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan.

2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 25 tahun. Dengan suami
sekarang 2 tahun

198
3. Riwayat Menstruasi
Manarche umur 12 tahun. Siklus 28 hari. Teratur/tidak.
Dismenorroe : ya/tidak. Banyaknya 2-3 kali ganti pembalut.
HPHT : - HPL : -

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu


G0 PI A0 Ah1
Usia Penyulit Anak Nifas
Hamil Tanggal Jenis Penolon
Kehamil kehamilan &
ke Partus partus g JK BB PB ASI Penyulit
an persalinan
19-08- 33
1 40 Normal Bidan - L 51 -
2016 00

5. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Jenis Mulai Memakai Berhenti/Ganti Cara


No
Kontrasepsi
Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Keluhan
Ibu
mengatakan
hanya ingin
15-
Suntik 3 Puskes menunda
1 09- Bidan - - - -
bulan mas kehamilan
2016
untuk
sementara
waktu

6. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita
ibu menatakan tidak pernah menderita penyakit sistemik seperti DBD,
Malaria, dll.

199
b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga
ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit yang sistemik.
c. riwayat penyakit sekarang
ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sistemik saat ini

7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


a. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi : 3-4 kali/hari 8-10 kali/hari
Macam : nasi, sayur, ikan air putih
Jumlah : 1 piring sekali makan 1gelassekali
minum
Keluhan : Tidak ada keluhan

b. Pola Eliminasi BAB BAK


Frekuensi : 2kali/seminggu 8-10 kali/hari
Warna : kuning jernih-
kekuningan
Bau : khas feses khas urin
Konsistensi : padat cair

c. Pola Aktivitas :aktivitas ibu rumah tangga


Kegiatan Sehari-hari :Ibu rumah tangga
Istirahat/tidur : 7-8 jam/hari
Seksualitas : Frekuensi :-
Keluhan :-

e. Personal Hygene
Kebiasaan mandi : 2-3 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : setiap setelah buang air
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : 2-3 kali/hari

200
8. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Pengetahuan ibu tentang alat kontrsepsi
b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang
D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 MmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 36 oC
c. Berat Badan : Sebelum hamil 43 kg. BB 55 sekarang kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 25 cm
d. Kepala dan leher
Edema Wajah : Tidak terdapat edema wajah
Cloasma gravidarum : tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Konjugtiva : Merah
Sclera : Putih bersih
Penglihatan : Normal
Telinga : Simetris dan bersih tidak ada secret
Mulut : Bersih, simetris, ada caries gigi, gigi tidak
berlubang, dan gusi tidak berdarah
Leher :KGB : Tidak terjadi pembesaran
Kelenjar tiroid : Tidak terjadi pembesaran
Vena jugularis : Tidak terjadi pembesaran
Dada :Tidak dilakukan pemeriksaan
Mamae :Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Abdomen
Bentuk : Simetris.
Bekas Luka : tidak ada bekas luka atau bekas oprasi.

201
e. Ekstremitas
Atas : Edema : Tidak ditemukan Edema pada ekstremitas
atas
Varices : Tidak ada varices pada ekstremitas atas
Bawah : Edema : Tidak ditemukan edema pada ekstremitas
bawah
Varices : tidak ada varices pada ekstremitas bawah
Reflek patella : (+/+) Kanan/Kiri
f. Genitalia Luar (Tidak dilakukan pemeriksaan)
Tanda chadwick :-
Varices :-
Bekas Luka :-
Kelenjar bartholini :-
Pengeluaran :-
h. Anus (Tidak dilakukan pemeriksaan)
Hemoroid :-

2. Pemeriksaan Penunjang :
-

3.2 Interpretasi data dasar, masalah dan kebutuhan

Dx : Ny. M, dengan Akseptor KB Suntik 3 Bulan


Ds : 1. Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan lanjutan
2. Ibu mengatakan dirinya tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
dan
Penyakit ginekologi.
Do : 1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 110/80 MmHg,

202
pernafasan : 22 x/menit,
Nadi :80 x/menit
Suhu : 36 oC
4. BB : 55 Kg
Masalah : -
Kebutuhan : -

3.3 Identifikasi Diagnosa Potensial dan Tindakan Antisipasi

3.4 Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan

3.5 Intervensi

Dx : Ny M dengan akseptor kb 3 bulan

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat


mengerti tentang kb suntik 3 bulan yang digunakan.

Kriteria hasil:

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TD : normal (110/70 130/90 mmHg)

Nadi : normal (60 100x/menit)

Pernafasan : normal (16 24x/menit)

Suhu : normal (36,5 37,5 oC)

Intervensi :

1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu.

203
R/ Merupakan langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan
komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai
pemahaman materi KIE yang optimal (Sulistyawati, 2013).
2. Jelaskan kembali pada ibu/klien tentang keuntungan, kerugian, dan efek
samping kb suntik 3 bulan.
R/ Penjelasan kembali untuk meyakinkan pasien dengan kb yang akan
digunakan.
3. Persiapkan alat, obat, dan pasien untuk melakukan suntik kb 3 bulan.
R/ Persiapan peralatan dan pasien dengan posisi yang nyaman akan
memudahkan melakukan tindakan.
4. Lakukan suntik kb 3 bulan pada ibu/klien.
R/ Suntik 3 bulan merupakan metode yang diberikan secara intramuscular
setiap 3 bulan (Nina Siti Mulyani, 2013 )
5. Jelaskan pada ibu untuk kembali 3 bulan lagi atau pada tanggal yang telah
ditentukan untuk mendapatkan suntikan kembali.
R/ Kegagalan yang terjadi pada umumnya dikarenakan oleh
ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada jadwal yang telah ditetapkan
(Baziad, 2002).

3.6 Implementasi

Tanggal : 15 September 2016 Jam : 10.30 wit

Dx : Ny M Dengan akseptor KB suntik 3 bulan.

1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu dan


keluarga seperti :
TTV : TD : 110/80 MmHg Pernafasan : 22 x/menit
Nadi : 80 x/menit Suhu : 36oC

2. Menjelaskan keuntungan dan kerugian kb suntik


a. Keuntungan
Sangat efektif
Pencegahan kehamilan jangka panjang
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak ada pengaruh terhadap ASI
Sedikit efek samping
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

204
Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause
b. Kerugian
Sering ditemukan gangguan haid seperti :
- Siklus haid yang memanjang / memendek
- Perdarahan yang banyak / sedikit
- Perdarahan tidak teratur / perdarahan bercak (spotting)
- Tidak haid sama sekali
- Sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan) tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
sebelum suntikan berikut
Permasalahan BB
Terlambatnya kesuburan setelah penghentian pemakaian
c. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping KB suntik yang biasa
terjadi, antara lain :
Amenore (tidak terjadi perdarahan / tidak haid)
Perdarahan / perdarahan bercak (spoting)
Meningkatnya / menurunnya BB
Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai :
Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala KET
Timbulnya abses / perdarahan tempat injeksi
Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat / kaburnya
penglihatan
Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid / 2x lebih
banyak dalam 1 periode masa haid
3. Mempersiapkan peralatan, obat dan pasien
a. Peralatan
Spuit 3 cc
Nidlle
Kapas alcohol
Bengkok
b. Obat
Obat KB (Depo progestin)
c. Pasien
Anjurkan pasien untuk mengambil posisi yang nyaman, yaitu
berbaring dalam posisi tengkurap.
4. Melakukan tindakan, yaitu member suntikan KB depo progestin
secara IM dalam dosis 3 cc, pada 1/3 bokong atas sebelah kiri/kanan.

205
5. Anjurkan pada ibu untuk kembali 3 bulan lagi pada tanggal yang telah
ditentukan untuk mendapatkan suntikan kembali (21 Januari 2017).

3.7 Evaluasi
Tanggal : 15 September 2016
Jam : 10.20 wit
S : Ibu telah mengerti dengan semua penjelasan petugas dan
dapat menjelaskannya kembali dengan baik.
O : - KU ibu baik
- Ibu telah disuntik kb 3 bulan secara IM
- Area penyuntikan tidak terjadi hematom dan perdarahan
A : Ny. M Akseptor KB Suntik 3 Bulan
P : Anjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal 13
Desember 2016.

206
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH

A. Identifiasi Masalah

1. Bagaimana Dengan Antenatal Care Pada NY. M ?

2. Bagaimana Dengan Intranatal Care Pada NY. M ?

3. Bagaimana Dengan Postnatal Pada NY. M ?

4. Bagaimana Dengan Bayi Baru Lahir Pada NY. M ?

B. Pembahasan Masalah
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada
pada Ny. M penulis menemukan persamaan dan tidak menemukan
kesenjangan antara konsep teori dengan kenyataan dilapangan.
1. Kehamilan
Penulis tidak menemukan kesulitan dalam mengumpulkan data
subjektif karena sikap kooperatif dari Ny. M dan keluarga. Dari data
subjektif pada Ny. M, penulis tidak menemukan adanya keluhan yang
berarti. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh melalui
anamnesis ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama dan tidak
pernah mengalami keguguran. Data mengenai diimunisasi TT sebanyak 2
kali. Pemberian imunisai TT sesuai dengan teori dari Pusdiknakes (2003)
Pada pemeriksaan kehamilan, ibu hamil akan mendapat imunisasi TT
setelah dinyatakan hamil, umumnya jarak pemberian imunisasi pertama
dengan imunisasi kedua adalah 1 bulan sehingga efektivitasnya tinggi.
Selanjutnya pada pemeriksaan payudara diperoleh data bahwa
kolostrum pasien sudah keluar. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Arif (2006) pada masa kehamilan payudara menjadi tegang
dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menghitam

207
karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum pada kehamilan
lebih 12 minggu.
Berdasarkan data subjektif data objektif dapat diambil
kesimpulan bahwa Ny. M usia 25 tahun G1P0A0 hamil 12-40 minggu
fisiologis. Dalam melaksanakan pengkajian terhadap Ny. M penulis tidak
menemukan terjadinya masalah potensial sehingga dapat menentukan
perencanaan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.

2. Persalinan
Data yang diperoleh berupa ibu merasa mules-mules sebagai
tanda kelahiran. Hal ini sesuai dengan Handaya (2008) sebagai salah satu
tanda persalinan tiba adalah adanya rasa mules-mules yang sering,
teratur dan keluar lendir darah adanya his yang datang leih kuat,
sering dan teratur dan juga keluar lendir yang bercampur darah ( show)
yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

3. Nifas
Menurut Depkes RI (2004:1-2) subjektif yaitu suatu informasi
yang diceritakan oleh ibu tentang apa yang dirasakannya, apa yang
sedang dialaminya dan apa yang telah dialaminya. Data subjektif juga
meliputi informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga
tentang status klien. Data subjektif dikumpulkan dengan cara berbicara
dengan ibu mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi ibu,
mengamati tingkah laku ibu apakah ibu terlihat sakit, nyaman atau
terganggu (kesakitan).

Hal ini telah sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan oleh
penulis dalam mengumpulkan data subjektif. Dalam kasus ini yaitu
asuhan nifas normal pada Ny. M, data subjektif yang diperoleh penulis
sudah lengkap dan penulis tidak mengalami hambatan dalam
pengumpulan data, hal yang terjadi adalah fisiologis dan kenyataan ini
telah sesuai dengan teori pada asuhan nifas normal yang dikemukakan
oleh Saifuddin (2002:124) yang mengemukakan bahwa dalam

208
pengambilan data subjektif yaitu dengan cara anamnesis yang meliputi :
Riwayat Ibu, Riwayat Sosial-Ekonomi : Respon ibu dan keluarga
terhadap bayi, kebiasaan minum, merokok, dan menggunakan obat. Dan
Riwayat Bayi

Dalam asuhan nifas normal pengumpulan data subjektif


sangatlah penting, karena dengan mengetahui keluhan-keluhan yang
dirasakan klien bisa mendeteksi lebih awal hal-hal apa saja yang
mungkin bisa terjadi pada klien. Apabila klien dalam keadaan normal
atau fisiologis maka untuk memberikan asuhan pada masa nifas menjadi
wewenang bidan untuk memberikan asuhan yang sesuai dengan standar
asuhan nifas normal, dalam Standar Kompetensi Inti Bidan yang ke-5
yang dinyatakan oleh ICM (1999) yaitu bidan memberikan asuhan pada
ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap
budaya setempat.

4. Bayi Baru Lahir


Berdasarkan hasil anamnesis penulis menemukan kenyataan
bahwa data subjektif yang dikumpulkan diantaranya ibu mengatakan
bahwa bayi lahir spontan, bayi langsung menangis kuat segera setelah
lahir. Berdasarkan hasil anamnesis tersebut dapat dikemukakan bahwa
bayi baru lahir dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Saifuddin (2002:352) penilaian awal bayi baru lahir dengan
tiga hal saja yaitu apakah bayi menangis kuat, apakah warna kulit bayi
kemerahan dan bagaimana pergerakan bayi tersebut. Bila bayi menangis
kuat segera setelah lahir, berwarna kemerahan dan bergerak aktif maka
dapat dipastikan bahwa bayi dalam kondisi stabil. Dengan data subjektif
tersebut penulis menemukan bahwa baik dari riwayat persalinan maupun
keadaan bayi baru lahir memiliki persamaan dengan indikator bayi baru
lahir normal.

209
5. KB
Menurut UU no.10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan. Atau juga kb adalah suatu tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mengatur diameter interval kelahiran dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
Pengertian Kontasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra dan
konsepsi ,kontra yang artinya mencegah / menghalangi dan konsepsi
yaitu pertemuan antara seltelur yang matang dengan sel seperma .jadi
kontrasepsi dapat di artikan sebabagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebgai akibat pertemuan sel telur dan sel seperma.
Kontrassepsi dapat menggunakan berbgai macam cara, baik dengan
menggunakan hormone,alat ataupun melalui prosedur oprasi.
Tujuan kb itu sendiri untuk Mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera, menurunkan tingkat atau kematian ibu, bayi dan
anak, serta masalah kesehatan reproduksi yang berkualitas.

210
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada Ny. M, penulis dapat
mengetahui pelaksanaan Asuhan Kebidanan dengan kesimpulan bahwa
dalam pelaksanakan asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny. M tidak
menemukan perbedaan. Kesimpulan dari tiap langkah asuhan dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Dapat melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny. M usia 27 tahun G1P0A0


hamil 12-40 minggu di Puskesmas Mariat SP2, melalui pendekatan
manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam catatan SOAP.
2. Dapat melaksanakan asuhan persalinan pada Ny. M usia 27 tahun
G1P0A0 hamil 12-40 minggu minggu di Puskesmas Mariat SP2, melalui
pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam catatan
SOAP.
3. Dapat melaksanakan asuhan nifas pada Ny. M usia 27 tahun P1A0 di
rumah pasien melalui pendekatan manajemen kebidanan dan
didokumentasikan dalam catatan SOAP.
4. Penulis dapat melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir Ny. M di rumah
pasien melalui pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan
dalam catatan SOAP.
5. Dapat melaksanakan asuhan akseptor KB pada Ny. M usia 27 tahun P1A0
di Puskesmas Mariat SP, melalui pendekatan manajemen kebidanan dan
didokumentasikan dalam catatan SOAP.

B. Saran

211
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada pada Ny. M maka pada
kesempatan ini penulis merasa perlu untuk memberikan beberapa saran antara
lain :

1. Klien
Disarankan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan,
bersalin dan melakukan pemeriksaan masa nifas, bayi baru lahir serta
melakukan KB ke tenaga kesehatan.

2. Instansi Pelayanan
Instansi pelayanan disarankan meningkatkan pelayanan kesehatan
melalui evaluasi dalam meningkatkan pelayanan kebidanan yang
terorganisir mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap
asuhan kehamilan khususnya ibu hamil sehingga komplikasi-komplikasi
dapat dicegah sedini mungkin.

3. Institusi Pendidikan
Instansi pendidikan disarankan meningkatkan sarana kepustakaan
sebagai wacana kreatifitas baca dan agar mahasiswa dapat mudah
memperoleh referensi.

4. Penulis
Sebagai calon tenaga kesehatan, maka mahasiswa disarankan untuk
dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar praktik
kebidanan, standar kompetensi bidan dan sesuai dengan kaidah yang
berlaku.

212

Você também pode gostar