Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Target AKI dari Millenium Developmen Goals (MDGs) tahun 2015
adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan (SDKI 2015), rata-rata
Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran hidup.
Rata-rata kematian ini melonjak jauh disbanding hasil SDKI 2007, yang
mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 AKI sempat turun
tipis menjadi 226, namun pada tahun 2010 AKI justru merosot jauh ke angka
390/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal di
Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%,
eklampsia 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%.(Depkes RI,
2015).
1
dicapai yaitu sebesar 100%. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih
mencapai angka 86,8% pada April 2015, sedangkan pada tahun 2019,
Kemenkes menargetkan cakupan imunisasi mencapai 93%.(Kemenkes RI,
2015).
2
Dengan menganggap semua ibu memiliki resiko tinggi maka
dilakukan pengawasan kehamilan atau yang dikenal dengan ANC
(Antenatal Care).
Dengan.usaha ini ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu
dan bayi jelas menurun. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi
pengertian sedikit tentang kehamilan serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas (Salmah). Ini berarti dalam
antenatal careharus diusahakan agar wanita hamil sampai akhir
kehamilannya sekurang-kurangnya harus semuanya sehat atau lebih
sehat, dan jika ada kelainan harus dideteksi secara dini dan ditangani.
Oleh karena itu tenaga kesehatan, khususnya bidan, harus terampil dan
kompeten dalam memberikan asuhan antenatal pada ibu hamil
(Saifuddin).
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktifitas otot polos
miometrium yang relative tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan janin ntrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang
persalinan, otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara
koordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya
menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada periode
postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktifitas kontraksi
miometrium selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran sampai saat ini
masih belum jelas benar.
3
terdapat lima provinsi yang belum mencapai target tersebut yaitu Papua,
Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tengah. Kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil tidak hanya
dari sisi akses. Kualitas pelayanan yang diberikan juga harus ditingkatkan, di
antaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu hamil harus
diberikan saat kunjungan. Dalam hal ketersediaan sarana kesehatan, hingga
bulan Desember 2015, terdapat 9.754 puskesmas di seluruh Indonesia dengan
rasio 1,15 puskesmas per 30.000 penduduk.
4
Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia
menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2015. Namun demikian, terdapat penurunan dari 90,88% pada tahun
2013 menjadi 88,55% pada tahun 2015. Kebijakan Kementerian Kesehatan
dalam dekade terakhir menekankan agar setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan dalam rangka menurunkan kematian ibu dan kematian bayi.
Namun demikian, meskipun persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan tetapi
tidak dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan, dianggap menjadi salah
satu penyebab masih tingginya Angka Kematian Ibu.
Oleh karena itu mulai tahun 2015, penekanan persalinan yang aman
adalah persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019
menetapkan persalinan di fasilitasn pelayanan kesehatan sebagai salah satu
indikator upaya kesehatan ibu, menggantikan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan. Terdapat 79,72% ibu hamil yang menjalani persalinan
dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target Renstra
sebesar 75%. Namun demikian masih terdapat 18 provinsi (52,9%) yang
belum memenuhi target tersebut. Provinsi DI Yogyakarta memiliki capaian
tertinggi sebesar 99,81% dan Provinsi Papua memiliki capaian terendah
sebesar 26,34%.
5
(varneys midwiferi.2004)
Seorang wanita dapat meninggal karena persalian pasca persalinan
dalam waktu 1 jam setelah melahirkan oleh karena itu penilaian dan
penatalaksanaan yang cermat selama kala III dan kala IV persalinan sangat
penting.Memperkirakan kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk
menilai kondisi ibu setelah melahirkan. Upaya yang lebih penting adalah
dengan memeriksa ibu secara berkala dan lebih sering selama kala IV dan
menilai kehilangan darahya dengan cara memantau tanda vital,mengevaluasi
kondisi terkini,memperkirakan jumlah perdarahan lanjutan dan menilai tonus
uterus.Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan
oleh perdarahan pasca persalian dan terjadi dalam 4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Karena itu penting sekaliuntuk memantau ibu secara ketat
segera setelah setiap tahapan atau kala persalian diselesaikan.Jika tanda-tanda
vital dan tonus uterus masih dalam batas normal selama 2 jam pertama pasca
persalian,mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan pasca persalinan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek dari pengaturan
dalam mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri,pengaturan diet,pengaturan
miksi dan defekasi,perawatan payudara (mammae) yang ditujukan terutama
untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi,dll.
Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia dalam kurun waktu
delapan tahunterakhir secara umum mengalami kenaikan. Capaian indikator
KF3 yang meningkat dalam delapan tahun terakhir merupakan hasil dari
berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat termasuk
sektor swasta. Program penempatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk dokter
dan bidan terus dilaksanakan. Selain itu, dengan diluncurkannya Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010, puskesmas, poskesdes, dan
posyandu lebih terbantu dalam mengintensifkan implementasi upaya
kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas. Pelayanan
kesehatan ibu nifas termasuk di antaranya kegiatan sweeping atau kunjungan
rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa Provinsi
Kepulauan Riau memiliki capaian tertinggi diikuti oleh DI Yogyakarta
6
sebesar 98,49%, dan Jawa Barat sebesar 97,23%. Sedangkan provinsi dengan
cakupan kunjungan nifas terendah yaitu Papua sebesar 28,34%, diikuti oleh
Papua Barat sebesar 28,5%, dan Maluku sebesar 43,39%.(Kesehatan &
Indonesia, n.d.).
Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong
tinggi yaitu mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian
bayi pada tahun 1997. penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50%
kemtian bayi terjadi dalam perode neonatal yaitu dalam bulan pertama
kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur
hidup, kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir
dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat terjadi hipoksemia atau
hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah
perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan
tumbuh kembang. Contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan
nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam
paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan zat asam,
dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdaraha
otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang.
Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu
tubuh bayi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian
air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian oleh karena
diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan
stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi
dan anak. Neonatus pada minggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan
melahirkan.Berdasarkan hal yang tersebut diatas penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Normal.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan peluasan
pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
7
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode
kontrasepsi yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tentu mungkin
tidak dapat diterima.
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu didalam
paket pelayanan kesehatan reproduksi esensial perlu mendapat perhatian
yang serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana berkualitas,
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan
reproduksi serta hak reproduksi . Maka pelayanan pelayana keluarga
berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari
klien/ masyarakat.
Setelah melihat data diatas penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan secara
komprenhensif di Puskesmas. Alasan penulis memilih Puskesmas Mariat SP2
sebagai tempat asuhan kebidanan komprehensif yaitu karena penulis
ditempatkan atau ditugaskan di tempat tersebut sekaligus melaksanakan PKK
II. Pada asuhan kebidanan komprehensif yang penulis kaji pada Ny. M,
alasan penulis memilih Ny. M karena ibunya cukup kooperatif atas penjelasan
maksud dantujuan yang akan penulis lakukan juga atas seijin dari kepala
keluarga untuk kelancaran asuhan komprehensif ini.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat studi kasus
dengan
judul ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (KEHAMILAN,PERSA
LINAN, NIFAS , BBL DAN KB) PADA Ny. M, DI Puskesmas Mariat SP2.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk
melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan
KB suntik 3 bulan langsung kepada pasien secara optimal.
8
2. Tujuan Khusus
Langkah :
1. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori tentang kehamilan
fisiologis dan melakukan pengkajian pada Ny M G I P0 Ab0 usia
kehamilan 12 minggu, 20 minggu dan 28 minggu, janin tunggal,
hidup, intra uterin dengan kehamilan normal.
2. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori, menegakkan diagnosa,
mengidentifikasi masalah potensial, merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, mengevaluasi tindakan tentang persalinan
normal pada Ny M P1 Ab0 .
3. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori, menegakkan diagnosa,
mengidentifikasi masalah potensial, merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, mengevaluasi tindakan tentang masa nifas
pada Ny M P1 Ab0 .
4. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori, menegakkan diagnosa,
mengidentifikasi masalah potensial, merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, mengevaluasi tindakan tentang Bayi Baru
Lahir normal pada By. Ny M P1 Ab0 .
5. Mahasiswa dapat memahami tinjauan teori, menegakkan diagnosa,
mengidentifikasi masalah potensial, merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, mengevaluasi tindakan tentang KB suntik 3
bulan pada Ny M P1 Ab0 .
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang didapat dari latar belakang di atas yaitu
bagaimana cara penerapan dan penanganan Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, dan KB pada Ny. M di
Puskesmas Mariat SP2.
D. Metode Penilisan
Adapun tata cara yang digunakan dalam pengumpulan data, antara lain :
9
1. Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab langsung kepada klien maupun
keluarga.
2. Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung dan melihat tindakan yang
dilakukan untuk pasien.
3. Praktek Langsung
Dengan melakukan tindakan yang dilakukan kepada klien secara
langsung.
4. Studi Dokumen
Dengan melihat rekam medik klien yang meliputi catatan kesehatan
klien dan terapi yang diberikan pada klien.
5. Studi Pustaka
Dengan melihat pada teori-teori yang mengacu pada kasus yang
relevan.
E. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu dan teori dalam memberikan asuhan
kebidanan yang komprehensif pada ibu hamil, bersalin, BBL dan ibu
nifas sesuai dengan teori yang telah di dapat dikampus.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan
untuk pengembangan materi perkuliahan pada program pendidikan
dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan kehamilan
,persalinan,nifas dan bayi baru lahir.
10
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
D. Metode Penelitian
E. Manfaat
F. Sistematika Penulisan
Bab IV:Pembahasan
Bab V :Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,2009.p.213).
Menurut Bagus Ida mengatakan tanda pasti hamil adalah ada atau
terdapat gerakan janin dalam rahim (terlihat atau teraba gerakan janin dan
teraba bagian-bagian janin), terdengar denyut jantung janin (didengar
dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi atau EKG dan alat Doppler,
dilihat dengan ultrasonografi, pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu
rontgen melihat kerangka janin, ultrasonografi) (Bagus Ida, 2005. p.126).
12
Dengan disimpulkan bahwa Ibu hamil adalah seorang ibu dimulai
masa kehamilan atau mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu, di hitung dari hari
pertama haid terakhir dan dapat dilihat tanda pasti hamil yaitu ada
gerakan janin dalam rahim (terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba
bagianbagian janin), terdengar denyut jantung janin (didengar dengan
stetoskop laenec, alat kardiotokografi atau EKG dan alat Doppler, dilihat
dengan ultrasonografi, pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen
melihat kerangka janin, ultrasonografi
a. Perubahan pada kulit, Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hor-
mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
(Manuaba, 2010, 94).
13
b. Perubahan kelenjar, kelenjar ondok membesar sehingga leher ibu
berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada
anita hamil.
14
hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang
meningkat akibat stimulasi estrogen.
(Aprillia, 2010)
g. Perubahan pada sikap tubuh, sikap tubuh ibu menadi lordosis karena
perut yang membesar.
15
k. Perubahan sistem perkemihan, Karena pengaruh desakan hamil muda
dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi
dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan
kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan
metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan
bertambah.
(Manuaba, 2010; h. 94).
4. Diagnosa Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan
masuk ke dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah
ke dalam vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari tuba falopii.
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada
tempat yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri
16
sampai bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian
melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim,
peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai dengan
nidasi diperlukan waktu 6-7 hari.
Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi mudgah dan janin,
dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
= fertilisasi), nidasi dan plasentasi.
(Wiknjosastro,2005:125)
a. Tanda-tanda Kehamilan
1) Tanda-tanda presumtif
Amenore (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid
terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan
dan taksiran tanggal persalinan (TP), yang dihitung
dengan menggunakan rumus dari Naegle: TP = (HPHT +
7) dan (bulan HPHT - 3) dan (tahun HPHT + 1)
(Manuaba, 2000: 98).
17
o Pingsan
Hal ini terjadi karena adanya gangguan vasomotor/
hormonal. Bila tejadi pada sebelum kehamilan mungkin
akibat bendungan vena pada tungkai. Hal ini akan hilang
setelah 16 minggu.
o Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,
kemudian nafsu makan timbul kembali.
Lelah (fatigue)
Sulit untuk diterangkan mungkin karena adanya
peningkatan hormone progesterone, esterogen dan HCG
(Salmah, 2006: 72)
Sering miksi
Hal ini terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada trimester ke II pada umumnya keluhan ini
mulai menghilang karena uterus yang mulai membesar
keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester gejala
bias timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul
dan menekan kembali kandung kemih.
Konstipasi/obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormone steroid.
18
Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke
atas. Pada pipi dahi dan hidung kadang-kadang tampak
deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma
gravidarum. Areola mammae juga menjadi lebih hitam
karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah
leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea nigra di
garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (=linea grisea).
Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh hormone kortiko-
steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
Epulish
Karena suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi
pada bulan pertama (Wiknjosastro, 2005: 126)
Tanda Chadwick
Vulva dan vagina akibat hormone esterogen mengalami
perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi yang
19
mengakibatkan vagina dan vulva menjadi tampak lebih
merah, agak kebiruan (livide) (Wiknjosastro, 2005: 95)
Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
jelas ke jurusan pembesaran tersebut (Wiknjosastro, 2005:
126)
Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas
untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma
uteri, tanda Braxton Hicks tidak ditemukan (Wiknjosastro,
2005: 127)
Teraba Ballotment
Reaksi kehamilan positif
Ada beberapa macam reaksi seperti reaksi Galli Mainini,
reaksi Friedman, reaksi Asheim-Zondek, dan reaksi
imunologik, yang telah sering kita ketahui adalah reaksi
imunologik yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya
hormone HCG dalam kencing. Keuntungannya lebih cepat,
akurat dan dengan titer yang rendah reaksi telah positif
(Wiknjosastro, 2005: 128)
20
o Didengar dengan stetoskop-mooral Laennec (pada usia
kehamilan 18-20 minggu)
o Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
o Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
o Dilihat pada USG
o Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
(Wiknjosastro, 2005: 129)
21
a. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil sedikitnya
memerlukan 4 kali kunjungan selama periode antenatal:
1. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)
2. Satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 14-28)
3. Dua kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke 36).
(Saifuddin, 2002)
22
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir
daripada makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan
hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian
makanan berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7. Hindari halhal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari halhal yang membuat Anda berkeringat atau
kepanasan, yang dapat memicu rasa mual
Komplikasi jikaseseorangitumuntahterusmenerusadalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan
darah ketika penderita muntah.
Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari
22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam
yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus,
kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Penanganannya dapat berupa Siapkan fasilitas tindakan
gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum
ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan
temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan
meskipun tandatanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat
melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk
dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera
memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan
intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.
23
Perdarahan ringan membutuhkan waktu lebih dari lima menit
untuk membasahi pembalut atau kain bersih. Perdarahan berat
membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk membasahi
pembalut atau kain bersih.
Macammacam perdarahan pervaginamyaitu:
1) Abortus
Abortus Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
Macam-macamabortusyaitu:
a) Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi
masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens ditentukan bila pada wanita hamil
terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai
mules-mules sedikit atau tidak sama sekali, besarnya uterus
sesuai dengan usia kehamilan, serviks belum membuka, dan
tes kehamilan positif.Penanganan: tidak perlu pengobatan
khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik
berlebihan atau hubungan sek sual, jika: perdarahan berhenti
lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai
kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain.
b) Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan
bertambah.Penanganannya: bila ada tandatanda syok maka
24
atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode
digital dan kuretase. Setelah itu beri obatobat uterotonika dan
antibiotika.
c) Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri
atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri
eksternum.
Perdarahan yang terjadi pada abortus inkomplitus dapat banyak
sekali, sehingga dapat menyebabkan syok dan perdarahan tidak
akan berhenti sebwlum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.
Apabila abortus inkomplitus disertai syok karena perdarahan,
segera atasi syok, setelah keadaan menbaik baru dilakukan
pengeluaran sisa konsepsi.Penanganannya: bila ada tanda
tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin
dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obatobat
uterotonika dan antibiotika.
d) Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar,
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah mulai mengecil.
Diagnosis dapat dipermudah bila hasil konsepsi yang telah keluar
dapat diperiksa apakah sudah keluar semua dengan lengkap.
Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan
pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia
perlu diberi sulfas ferrosus (tablet Fe) atau transfusi.
25
e) Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan
atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar
terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau
tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga
diberikan uterotonika dan antibiotika.
2) Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar
kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi
apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu.
Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-
tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan
penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada
kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan yang berasal dari uterus
biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Pada kehamilan
ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks
uteri menimbulkan rasa nyeri, demikian pula cavum Douglas
menonjol dan nyeri pada perabaan.
Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik
dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan
ditandai oleh abdomen akut sampai gejala samar-samar, sehingga
sulit membuat diagnosis.
3) Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa
janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara
makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-
26
gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
c. Hipertensi Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
Gejala dan tanda yang selalu Gejala dan tanda yang Diagnosis kemungkinan
ada kadang-kadang ada
Tekana diastolik 90 mmHg Hipertensi kronik
pada kehamilan < 20 minggu
Tekana diastolik 90-110 Hipertensi kronik den
mmHg pada kehamilan < 20 superimposed pre-eklam
minggu ringan
Protein urin < ++
Tekana diastolik 90-110 Hipertensi dalam kehamila
mmHg (2 ppengukuran
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
Proteinurin -
Tekana diastolik 90-110 Pre-eklamsi ringan
mmHg (2 ppengukuran
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
Proteinurin ++
Tekana diastolok 110 mmhg Nyeri kepala (tidak hilang Pre-eklamsi berat
pada kehamilan > 20 minggu dengan analgesik biasa)
Proteinurin +++ Penglihatan kabur
Oliguria (< 400ml/24 jam)
Nyeri abdomen atas
(epigastrium)
Edema paru
Kejang Koma Eklamsia
Tekanan diastolik 90 mmHg Sama seperti pre-eklamsi berat
pada kehamilan > 20 minggu
27
Proteinurin ++
28
Mual/muntah
5) Peritonitis
Demam
Nyeri perut bawah
Bising usus (-)
Nyeri lepas
Perut kembung
Anoreksia
Mual/muntah
Syok
e. Selaput Kelopak Mata Pucat
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak
wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas
dari selsel ini tidak memadai untukmemberikan oksigen yang
dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan karena
volume darah meningkat kirakira 50% selama kehamilan. Darah terbuat
dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat
daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit
(volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan
ini dapat mengakibatkan anemia.Penanganannya: anemia dapat ditangani
dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh
langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester
I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan
kongenital, abortus/ keguguran.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca salin.Oleh
karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan
keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia
perlu segera mencari bantuan medis. Tanda-tandanya antara lain:
1) Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
2) pengeluaran sekret vagina yang baunya menusuk
3) Rasa sakit di bagian bawah abdomen/punggung
4) Sakit kepala hebat dan terus-menerus
5) Pembengkakan di wajah dan tangan
6) Demam,muntah,rasa sakit waktu berkemih
7) Payudara memerah,panas dan terasa sakit
29
4. Perubahan Psikologis kehamilan Trimester I
Perubahan psikologi yang terjadi pada kehamilan trimester
pertama:
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau malah mungkin dirahasiakannya.
f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
30
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
d. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh
sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang
lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi.
Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat
disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang
berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit
kepala.
e. Kram Perut
f. Meludah
31
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
a. Oksigen
b. Nutrisi
c. Personal Hygiene
d. Eliminasi
32
e. Seksual
f. Periksa kehamilan
g. Istirahat/tidur
h. Imunisasi
33
Telinga :Untuk mengetahui simetris, tidak ada secret, tidak ada serumen,
pendengaran baik.
Hidung :Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada perdarahan yang keluar
dari telinga, tidak ada sekret.
Mulut :Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak pecah-pecah, tidak ada
stomatitis, lidah bersih, tidak ada gigi berlubang, tidak ada caries
gigi.
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingitivis yang
mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu
perawatan mulut agar terlihat bersih (Sarwono, 2007:405)
Adanya caries gigi yang menandakan ibu kekurangan kalsium.
Saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis,
hiperemesis gravidarium. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi
sumber infeksi (Manuaba, 2000:140)
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dalam kehamilan biasanya kelenjar tyroid mengalami hiperfungsi
dan kadang disertai pembesaran ringan. Metabolisme basal dapat
meningkat 15-25 % walaupun tampak gejala-gejala yang dapat
menyerupai hiperfungsi glandula tyroid namun wanita hamil itu
tidak menderita hypertyroidismus (Wiknjosastro, 2005:256)
Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin disebabkan oleh
berbagai penyakit, misalnya peradangan akut / kronis di kepala,
orofaring, kulit kepala / daerah leher, selain itu kemungkinan
terjadi TBC, sifilis. Bila terdapat pembendungan vena jugularis,
menandakan adanya kelainan cardiovaskuler, kemungkinan besar
ibu mengidap penyakit jantung.
Dada :Simetris, pernafasan spontan, payudara tegang, ada
hiperpigmentasi pada areola mamae, putting susu umumnya
menonjol.
34
Abdomen :Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, umumnya ada
striae lividae, ada linea nigra, tidak ada bekas luka operasi.
Genitalia :Bersih, tidak ada kelainan, tidak ada varices, tidak oedema, tidak
terdapat fluor albus, tidak terdapat condilomata
Anus :Bersih, tidak ada haemoroid.
Ekstermitas :
Atas :Simetris, pergerakan bebas, tidak terdapat oedema, tidak pucat
pada kuku
jari.
Bawah :Simetris, pergerakan bebas, tidak ada oedema, tidak terdapat
varices.
Integumen :Bersih, lembab, turgor kulit baik.
b. Palpasi
Kepala :Tidak teraba benjolan yang abnormal.
Leher :Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba pembesaran
vena jugularis, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.
Payudara :Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, keluar
colostrum.
Abdomen :
Leopod I :(untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan untuk
mengetahui
bagian janin yang berada di fundus).
Leopod II :(untuk mengetahui letak punggung anak, sehingga denyut
jantung
janin dapat terdengar).
Leopod III :(untuk mengetahui bagian terdahulu janin : kepala /
bokong).
Leopod IV :(untuk mengetahui seberapa jauh bagian terdahulu janin
masuk
PAP, divergen / konvergen).
Ekstermitas :
Atas :Tidak teraba retensi air.
Bawah :Tidak teraba retensi air.
Integumen :Turgor kulit baik.
35
c. Auskultasi
Dada :Tidak terdengar ronchi, tidak terdengar wheezing.
Abdomen :
Terdengar bising usus, normal 15-35 x/menit.
Terdengar denyut jantung janin, frekuensi normal 120-160 x/menit, terdengar
di sebelah mana ibu.
d. Perkusi
Reflek patella positif.
Normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk.
Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda
eklamsia.
Bila reflek patella negatif, kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.
36
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut, untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa.
g) Alamat
Untuk mengetahui alamat apabila akan kunjungan rumah bila
diperlukan.
2) Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi, yang berkaitan dengan
masalah kehamilan, misalanya perut kenceng kenceng, sering kencing,
cepat lelah, punggung tersa pegal.
7) Riwayat kesehatan
Mencakup riwayat kesehatan dahulu, sekarang dan keluarga. Pada data
ini diperlukan untuk mengetahui a penya adanya penyakit yang diderita
37
pada saat ini, dahulu, dan pada keluarga yang dapat mempenaruhi pada
masa kehamilan ini.
8) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah status menikah syah atu tidak, karena bila ibu
hamil tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologinya
sehingga akan mempengaruhi dalam proses kehamilan.
9) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut dengan kontrasepsi jenis
apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi.
Pola aktifitas
Bagaimana aktifitas yang dilakukan ibu
Pola istirahat
Menggambarkan pola istrahat dan tidur pasien, istirahat sangt penting
untukibu hamil, yaitu untuk menjaga kondisi ibu saat hamil.
Personal hygine
Menggambarkan bagaimana kebersihan diri ibu.
38
DATA OBYEKTIF
Dalam menghadapi masa kehamilan, seorang bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam
keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen pengkajian data
obyektif adalah :
a) Vital sign
Meliputi suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah. Peningkatan
tekanan darah pada ibu hamil , merupakan tanda adanya keadaan
yang tidak normal, misalnya merupakan tanda dari preeklamsia
b) Status pasien
c) Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
d) Pemeriksaan obstetric
Menjelaskan tentang pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan
kehamilan ibu. Misalya pada pemeriksaan :
1) Inspeks : apakah pada wajah itu terdapat edema, cloasma
gravidarum, pucat atau tidak. Pada mammae ibu apakah
colostrum sudah keluar atau belum. Bagaimana kondisi
abdomen ibu apakah membesar sesuai usia kehamilan atau
tidak. Serta untuk mengkaji apakah terdapat kelainan pada
genetalia ibu.
2) Palpasi: berapa tinggi fundus uteri, apakah sesuai dengan usia
kehamilan atau tidak, apa yang teraba pada pemeriksaan
Leopold I, II, III, dan IV.
Leopold I : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat dalam
fundus
- Sifat kepala adalah keras, bundar, dan melenting.
- Sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan tidak
melenting.
- Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Leopold II : terutama untuk menentukan dimana letak
punggung anak dan bagian kecil anak.
Leopold III : menentukan apa yang terdapat dibagian bawah
perut ibu
39
Leopold IV : untuk menetukan seberapa masuknya bagian
bawah anak dalam rongga panggul . untuk primi umur
kehamilan 36 minggu sudah masuk penggul, untuk multi
belum masuk panggul. Jika kita rapatkan kedua tangan pada
permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang masih
teraba dari luar
- Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari
kepala turun kedalam rongga panggul.
- Kedua tangan sejajar, maka separuh dari kepal masuk ke
dalam rongga panggul.
- Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari
kepala masuk kedalam rongga panggul dan ukuran trbesar
dari kepala sudah masuk melewati pintu atas panggul.
3) Auskultasi : bagianmana keadaan denyut jantung janin frekuensi
dan iramanya. Normal DJJ 120 160 x/ menit.
4) Palpasi : bagaimana respon kaki terhadap reflek patella.
5) Pemeriksaan panggul luar : untuk mengetahui bagaimana
kondisi panggul ibu, apakah memungkinkan untuk ibu
melahirkan secara normal atau tidak.
40
Mengidentifikasi diagnose atau masalah yang mungkin akan terjadi, pada
langkah ini identifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi.
Pencegahan bila memungkinkan menunggu dan bersiap siap apabila hal
tersebut benar benar terjadi melakukan asuhan yang aman dan penting
sekali dalam hal ini.
Kebutuhan Tindakan Segera
Langkah ini merupakan kesinambungan dari manajemen kebidanan.
Identifikasi yang telah dilakukan untuk menetapkan tindakan segera oleh
tenaga kesehatan.
Merencanakan Asuahan Yang Menyeluruh
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak
hanya meliputi apa yang sudah terlihat dari kondisi pasien, tetapi juga apa
yang akan terjadi pada selanjutnya . perencanaan juga dapat berupa
penyuluhan, konseling selanjutnya. Perencanaan juga dapat berupa
penyuluhan, konseling dan rujukan masalah maslah social, ekonomi atau
psikososial.
Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanan rencana asuhan pada ibu. Pada langkah
ini tenaga kesehatan diharapkan dapat mengarahkan atau rencan secara
efisien dan aman.
Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan bidan, mengetahui keefektivan dari asuhan yang diberikan, ulang
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang
sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang
belum terlaksana.
B. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
41
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit (Affandi, 2007:37).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada ehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2002: 100).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa disertai adanya
penyulit.
42
Menurunnya kosentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan
mengakibatkan oksitosin meningkat sehingga persalinan dimulai.
Teori Prostaglandin
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan prostagladin dari F 2 atau E2
yang diberikan secara intravena dan extra abdominal menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.
43
2) Plasenta
3) Air Ketuban
d. Psikis
4. Tahap-tahap Persalinan
Tahap-tahap persalinan terdiri dari 4 kala
a. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir campur darah
(blood show), penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus (>
3 x 10 40) yang menyebabkan perubahan serviks.
Kala I dibagi 2 fase :
1) Fase laten
Berlangsung lambat, pembukaan sampai 3 cm, berlangsung 7
8 jam
2) Fase aktif
Berlangsung 6 jam. Dibagi 3 sub fase:
44
mengedan seperti buang air besar, yang ditandai anus terbuka.
Waktu ada his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,
perinium merenggang. Dengan bimbingan mengedan yang baik
kepala akan lahir diikuti seluruh badan janin.
1) Semburan darah
2) Tali pusat memanjang
3) Uterus membundar
Managemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:
45
b. Memberi dukungan pada persalinan, mendeteksi menatalaksana
komplikasi secara tepat waktunya.
1) Semua persalinan
harus dihadiri dan di pantau oleh petugas kesehatan terlatih.
2) Rumah bersalin dan
tempat rujukan dengan fasilitas yang memadai untuk menangani
kegawatdaruratan obstetri dan nenonatal harus tersedia 24 jam
3) Obat-obatan esensial
bahan dan perlengkapan harus tersedia bagi seluruh petugas terlatih
b. Wewenang Bidan Dalam Asuhan Persalinan
Wewenang bidan menurut KepMenkes No.
900/MENKES/SK/VII/2002 berbunyi sebagai berikut :
46
Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku
diwilayahnya;
Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan
berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan
ibu dan bayi atau janin.
3) Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan
pada masa pranikah termasuk remaja putri, prahamil, kehamilan,
persalinan, nifas, menyusui dan masa antara kehamilan (periode
interval).
Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, masa persalinan dan
masa nifas meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan
yang diberikan. Perhatian khusus diberikan pada masa sekitar
persalinan, karena kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam
masa tersebut
47
kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita
dan bayinya yang baru lahir.
7. Partograf
a. Definisi
Partograph adalah alat bantu untuk memantau Informasi klinik
tentang kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan
membuat keputusan klinik. Partograph adalah alat bantu yang
digunakan selama fase aktif persalinan.
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan.
Tujuan utama penggunan partograf adalah untuk mencatat hasil
observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat
dilaksanakan deteksi secara dini, setiap kemungkinan terjadinya partus
lama. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan
membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan,
kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran, serta menggunakan informasi yang tercatat, sehingga secara
dini mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat
keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan partograf
secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah mendapatkan asuhan
persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
b. Tujuan
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
2) Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal
3) Mencatat kondisi ibu dan janin
4) Untuk membuat keputusan klinik
48
5) Tekanan darah dan temperatur suhu tubuh setiap 4 jam.
6) Produksi urine, atau adanya aseton/ protein urin setiap 2-4 jam.
f. Molase
Adalah penyusupan antara tulang kronium, dalam partograph
ditandai dengan :
0: tulang kepala janin terpisah.
1: hanya bersentuhan.
2: saling tumpang tindih, dapat dipisah.
3: saling tumpang tindih, tidak dapat dipisah.
g. Parameter Partograph
Parameter : Frekuensi fase aktif
Tekanan darah : Setiap 4 jam
Suhu : Setiap 2 jam
Nadi : Setiap 30-60 menit
DJJ : Setiap 30 menit
Kontraksi : Setiap 3 menit
Pembukaan serviks : Setiap 4 jam *
Penurunan : Setiap 4 jam *
49
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar dan
informasi tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi
keadaan pasien.
Data ini difokuskan pada :
1) Data Subjektif
a) Biodata
Nama: Dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan
dalam melaksanakan tindakan.
Umur : Dikaji karena resiko dalam komplikasi persalinan
Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut klien Sehingga dapat
mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Suku/bangsa : Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang
dianut pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
Pendidikan : Pendidikan perlu dikajiuntuk mengetahui tingkat kemampuan
klien. Karena pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang.
Alamat : Untuk mengetahui pasien tinggal dimana
b) Keluhan Pasien
Ditujukan pada data yang terutama mengarah pada tanda dan gejala yang
berhubungan dengan persalinan.
1) Riwayat Kesehatan Pasien
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita atau
sedang menderita penyakit-penyakit meliputi hipertensi, jantung, TBC,
paru-paru, asma, diabetes mellitus, riwayat penyakit/ trauma tulang
punggung.
3) Riwayat Obstetri
a) Riwayat haid
50
Riwayat haid perlu dikaji untuk mengetahui apakah kehamilannya aterm
atau tidak melalui perhitungan HPHT
b) Riwayat persalinan yang lalu
Jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat kelahiran dengan
operasi atau tidak.
c) Riwayat jumlah gravida dan paritas
Multigravida dan multiparitas serta interval kehamilan lebih dari 2 tahun
d) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat ANC meliputi dimana periksa kehamilannya, berapakah dan
kapan perlu dikaji untuk mengetahui apakah ditemukan adanya kelainan
letak pada kehamilan 34 minggu.
e) Riwayat persalinan sekarang
Hal yang perlu dikaji meliputi sejauh ini berapa lama proses persalinan
berlangsung, apakah persalinan pada awalnya berlangsung normal atau
kemudian berhenti secara tiba-tiba, apakah kulit ketubannya sudah pecah
dan jika telah pecah berapa lama hal itu telah terjadi.
f) Pola kehidupan sehari-hari
Pola nutrisi
Nutrisi pasien perlu dikaji karena malnutrisi merupakan faktor resiko
terjadinya penyulit dalam persalinan.
Pola elimininasi
Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik frekuensi dan pola
sehari-hari
Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur.
Pola seksual
Dikaji apakah ada gangguan atau keluhan dalam hubungan seksual.
Pola aktifitas
Ibu yang biasa kerja keras kemungkinan bisa menyebabkan kelelahan pada
saat persalinan
Pola personal hygiene masalah dan lingkungan
Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa kali, bagaimana
kebersihan lingkungan apakah memenuhi syarat kesehatan.
Pola persepsi kesehatan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha yang akan
dilakukan ibu, apabila ibu mempunyai indikasi akan dilakukannya
persalinan dengan tindakan.
Pola pertahanan diri
51
Untuk mengkaji pertahanan diri yang dipakai dalam mengatasi perasaan
takut dan cemas karena adanya masalah dalam persalinan.
Keadaan sosial ekonomi
Untuk mengkaji hubungan sosial ibu dengan keluarga dan untuk mengkaji
kemampuan pasien berkaitan dengan biaya perawatan dan pengobatan
yang diberikan.
Data Psikologis
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan
dengan adanya masalah dalam persalinan
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan umum, kesadaran,
tanda-tanda vital (TD, nadi,suhu, dan RR) yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi adanya kelainan dalam persalinan. Sehingga bidan dapat
mengambil keputusan bila terjadi masalah dalam persalinan.
2) Status pasien
a) Kepala
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau
tidak.
b) Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak,
dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak.
c) Hidung
Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.
d) Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak.Dan ada
caries dentis atau tidak.
e) Telinga
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda- tanda infeksi telinga seperti
OMA atau OMP.
f) Leher
Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak
g) Ketiak
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
h) Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat
respirasi atau tidak.
i) Mammae
52
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau
tidak.
j) Abdomen
Diperiksa untuk mengetahui kepala janin dapat diraba diatas rongga pelvik
atau tidak, kontraksi uterus sering dan kuat atau tidak, uterus dapat
mengalami kontraksi tertarik dan bermolase ketat disekeliling janin atau
tidak serta ada cincin bandle (bandls ring) dapat terlihat atau tidak.
k) Pinggang
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak.
l) Genitalia
Dikaji apakah ada oedem vulva atau tidak, vagina panas dan kering atau
tidak, periksa adanya pembukaan pada servik dan berapa penipisan
(effecement pada serviks).
m) Punggung
Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak.
n) Anus
Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak.
o) Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan
atau tidak.
3) Pemeriksaan Obstetri
a) Pemeriksaan palpasi
Dilakukan untuk mengetahui letak janin
b) Denyut jantung janin
Diperiksa untuk memantau janin selalu dalam keadaan normal dengan djj
normal 120-160x/ menit, jika lebih dari 160 disebut fetal distress dan
waspadai terjadinya fetal death
c) His dan pengeluaran pervaginam
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah his adekuat dan untuk mengetahui
PPV (perdarahan pervaginam) ibu. Menurut Saifuddin (2002). Dikatakan
his adekuat bila frekuensinya 3x dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 30
detik.
d) Pemeriksaan dalam
Dilakukan untuk mengetahui pembukaan serviks dan penipisan serviks.
4) Pemeriksaan panggul
Untuk mengetahui gambaran secara garis besar bentuk dan ukuran
panggul, penilaian ukuran panggul normal meliputi distansia spinarum 23-
26 cm, distansia cristarum 26-29 cm, conjungtiva externa 18-20 cm,
53
ukuran lingkar panggul 80-90 cm sehingga dapat ditentukan ukuran
panggul pasien termasuk ukuran normal atau sempit , ukuran panggul ini
dapat mempengaruhi persalinan normal melalui pervaginam atau tidak.
54
b. Berkaitan dengan masalah
Pemberian informasi mengenai proses persalinan yang akan dihadapi dan
apa yang harus dilakukan saat proses persalinan berlangsung.
3. Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah
pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya
dibuat secara sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan
baik.
a. Memberikan informasi kepada ibu tentang sebab persalinan harus diakhiri.
b. Melakukan penatalaksanan pasca persalinan dengan baik sehingga
diharapkan dengan penatalaksanaan yang baik diagnose potensial tidak
muncul.
c. untuk pelaksanaan tindakan pada masalah kecemasa terhadap proses
persalinan yang akan dialami oleh ibu maka dilaksanakan dengan
memberikan informasi secara singkat tentang keadaan yang dialami ibu
dan tindakan yang akan dilakukan berkenaan dengan masalah yang ada,
selain itu juga perlu diberikan informasi mengenai hal- hal yang perlu
dilakukan rasa cemasnya dalam menghadapi proses persalinan.
4. Evaluasi
Penularan dari semua tindakan yang telah dilakukan, apakah implementasi
sesuai dengan perencanaan dan harapan dari asuhan kebidana yang
diberikan.
a. Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1) Bayi dalam keadaan baik, menangis kuat, warna merah muda.
2) Ibu dalam keadaan baik.
b. Berkaitan dengan masalah
1) Ibu merasa tenang dan tidak cemas lagi.
2) Ibu mengetahui gambaran pada proses persalinan yang normal.
3) Ibu mengetahui apa yang akan dilakukan pada saat proses persalinan
berlangsung.
C. Nifas Normal
1. Pengertian
55
Masa nifas ( Poerporium ) dimulai setelah kelahiran placenta dan
berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil, masa nifas berlangsung selama kira kira 6 minggu ( sarwono
prawirohadjo.2006).
Masa poerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genitalia
baru pulih kembali seperti sebelumnya kira kira dalam waktu 3 bulan
(sarwono prawirohadj 2005).
Jadi masa nifas yang akan dialam seorangi wanita yang telah hamil
dan menjalani proses persalinan, dan khususnya masa nifas ini dimulai
sejak pengeluaran uria atau placenta sampai dengan alat kandungannya
pulih kembali seperti semula atau sebelum hamil msa ini memerlukan
waktu sekitar 6 sampai 8 minggu.
a. Poerporium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan- jalan
dalam agama islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Poerporium intermedial
Yaitu kepulihan yang menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya
18 minggu.
c. Remote poerporium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu unyuk sehat sempurna bisa berminggu minggu,
berbulan bulan dan bertahun tahun.
56
a Perubahan fisik masa nifas
1 Rasa kram dan mules dibagian perut bawah akibat penciutan rahim
( involusi)
2 Keluarnya sisa sisa darah dari vagina ( lokhea )
3 Kelelahan karena proses persalinan
4 Pembentukan ASI sehingga payudara membesar
5 Kesulitan buang air besar ( BAB ) dan buang air kecil ( BAK )
6 Gangguan otot ( betis, dada, perut, panggul, dan bokong )
7 Perlukaan jalan lahir ( lecet atau luka jahitan )
57
trombosis degenerasi dan nekrisis, pada hari pertama endometrium
yang kira - kira setebal 2 5 mm, mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin, sedangkan tempat
placenta kira kira sebesar telapak tangan, setelah tiga hari
permukaan endometrium sebagian besar terjadi regenerasi
endometrium yang terjadi dari sisa sisa desidua basalis, jaringan
ditempat placenta juga mengalami trombosis sedangkan netrosis
terjadi pada lapisan atas stratum spongiosum.
5 Lokhea
58
Lokhea adalah keluarnya cairan dari vagina pada bagian
pertama masa nifas, lokhia tidaklain pada secret luka, yang brasal
dari luka dalam rahim terutama luka placenta.Maka sipat lokhia
berubah seperti secret dan lokhia berubah menurut tingkat
penyembuhan luka.
Perubahan warna pda lokhia disebabakan karena banyak
leucyt terdapat didalmnya, lokhia berbau amis dan lokhia yang
berbau busuk menandakan adanya infeksi, apabila lokhia tetap
berwarna merah setelah 2 minggu kemungkinan tertinggalnya sisa
placenta atau karena involuasi yang kurang sempurna yang sering
disebabakan letropeksio uteri.
Macam macam lokhia :
Lokhea rubra ( krueta )
Berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, sel sel
berisi desidua, verniks caseosa, lanugo, dan meconum, terdapat
pada hari ke satu sampai dengan ahti ke dua post partum.
Lokhea sanguelenta
Berwarna merah kuning berisi darah atau lender hari ke 3-7
post partum.
Lokhea serosa
Berwarna kuning kecoklatan terdapat pada hari ke 7-14 past
partum, cairan tidak berdarah lagi, mengandung lebih sedikit
darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan/ laserasi placenta.
Lokhea alba
Warna pucat, putih dan mengan dung leukosit, selaput lender
serviks dan serabut jaringan yang mati, setelah 2 minggu.
Perubahan warna darah lokhia
59
13 Merah Berbentuk bekuan, pengeluaran Jumlah bekuan sangat banyak
Berbau pembalut, basah merata.
meningkat Bila menyusui.
49 Pink Berbau, basah merata, warna pink atau
Darah encer merah.
>9 Putih
putih kekuning kuningan
jumlah sedikit
Saluran kencing
Dinding kandung kencimg memperlihatkan oedema dan
hyperaemia, kadang kadang oedema dari trigenam menimbulkan
obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensi urine, kandung kencimg
dalam poerporium kurang sensitive dan kapasitasnya
60
bertambah.Sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing
masih tinggal urine residual, sisa urine ini dan trauma pada dinding
kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi
dilatasi ureter dan belum normal dalam waktu 2 minggu.
61
banyaknya cairan yang diminum oleh ibu dan obat juga bisa
mempengaruhi banyaknya air susu misalnya billadonna dan atropin
dan terdapat beberapa yang melarang ibu menyusukan anaknya
misalnya:
Mastitis pururenta
Penyakit ibu
Keadaan ibu
Introsikasi
Anak premature
62
1 Suhu
Pada wanita inpartu suhu inpartus tidak lebih dari 37,2 C sesudah
partus dapat naik 0,5 C namun tidak lebih dari 38 C sesudah dua
belasjam suhu akan kembali pada keadaan normal, jika terjadi
kenaikan suhu kemungkinan akan terjadi infeksi.
2 Respirasi
Sistem respirasi pada post partum kembali normal.
3 Nadi
Nadi besar antara 60 80 denyutan /Menit segera setelah partus
dapat terjadi brikardi, pada masa nifas denyutan naf dapat lebih
labil dari pada suhu badan.
4 Tekanan darah
Pada beberapa kasus dapat terjadi hipertensi post partum, keadaan
ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu + 2 Bulan jika
tidak di dringi penyakit lain. ( DM, Jantung, Asma, dan lain lain )
63
5. Program dan kebijakan teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas, dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi,
menanganni masalah masalah yang terjadi.
64
3
2 Minggu Sama sepereti di atas ( 6 hari setelah
persalinan
persalinan )
6 Minggu Menanyakan pada ibu tentang
4 setelah penyulit penyulit yang ibu alami.
persalinan Memberikan konseling untuk KB
secara dini.
c. Masa letting go
Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya (Hari ke-10
akhir nifas).
65
c. Hal hal yang harus diperhatikan dalam masa nifas yaitu:
1) Ambulasi
Satu kebijaksanaan untuk selekas mungkin mebimbing pasien
untuk keluar dari tempat tidurnya, dan membimbing selekas
mungkin berjalan dan keuntungan dari ambulasi adalah :
Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
Ambulasi faal usus dan kandung kencing lebih baik
Ambulasi kemungkinan kita mengajar ibu memelihara
anaknya: memandikan, mengganti pakayan, memberikan
makan, dll, selama ibu masih di rumah sakit.
Lebih lanjut dengan keadaan Indonesia ( sosial ekonomi )
2) Diet
Diet harus mendapatkan perhatian, dalam nifas karena makan
yang baik mempercepat penyembuhan ibu dan makanan ibu juga
sangat mempengaruhi air susu.
3) Suhu
Harus diawasi terutama dari minggu pertama dari masa nifas
karena kenaikan suhu adalah tanda pertama infeksi, bila tidak ada
infeksi atau luka luka jalan lahir berarti wanita yang baru
melahirkan merasa sangat lega, suhu badan wanita inpartu dakti
leih dari 37,2 C, sesudah partus dapat naik lebih 0,5 C dari
kenaikan normal, tetapi tidak melebihi 38 C sesudah 12 jam
pertama melahirkan pertama melahirkan umumnya suhu badan
akan kembali normal, tetapi apabila suhu badan naik lebih dari 38
C terjadi infeksi.
4) Miksi
Tetap penderita di suruh kencing 6 jam post partum kalau 8
Jam post partum belum dapat kencing belum melebihi 100 CC,
maka di lakukan kateterisasi, tetapi apa bila kandung kencing
penuh tidak usah menunggu sampai 8 Jam, untuk kateterisasi.
66
5) Defekasi
Jika penderita pada hari ketia belum juga buang air besar,
maka di beri klysma air sabun / yycerino.
6) Putting susu
Putting susu harus di perhatikan kebersihannya dan rhagade
(luka pecah) harus segera di obati, karena kerusakan susu
merupakan porte dentree dan dapat menimbulkan mastitis, air susu
yang kering merupaka kerak dan dapat menerang kulit sehingga
timbul edema, maka sebaiknya putting susu di bersihkan dengan
air yang telah di masak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan
bayi.
8) Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang kurangnya dua
tahun, sebelum ibu hamil kembali, namun petugas kesehatan
dapat membantu merencanakan keluarganya, dengan
mengajarkannya tentang mencegah kehamilannya yang tidak di
dinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (Ovulasi) sebelum ia
mendapatkan haidnya selama meneteki, oleh karena itu metode
omenorelaktasi dapat di pakai sebelum haid petama kembali
untuk mencegah terjadinya, kehamilan baru, resiko cara ini 2 %
kehamilan.
67
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
menggunakan keontasepsi tetap lebih aman, terutama apabila
ibu sudah haid lagi,
Sebelum menggunakan metode KB dapat di jelaskan kepada
ibu :
o Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efekfitasnya,
o Kelebihan / keuntunganya
o Kekuranganannya
o Efeksamping
o Kapan metode inu dapat dapat mulai digunakan untuk
wanita paca salin yang menyusui.
Jika seseong ibu atau pasangan telah memiliki metode KB
tetentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam dua
minggu apakah ada yang ingin di tanyakan ibu/ pasangan itu
dan untuk melihat pakah metode itu bekerja dengan baik.
9) Follow up
Ruangan yang meliputi pemeriksaan bayi, dan keadaan ASI,
aktifitas-aktifitas di ruang follow up, menimbang berat bayi,
anamnesis, mengenai makanan bayai yang di berikan dan keluhan
yang timbul, mengecek keadaan ASI, meberi nasehar mengenai
makanan bayi, pemeriksaan bayi oleh dokter bagian anak,
pemberian imunisasi.
68
o Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
pendarahan.
o Menyebabkan depresi ketidak mapuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri.
2 Latihan
Diskusikan pentingnya pengembalian otot otot perut dan
punggul ibu kan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot
perutnya menjadi kuat sehingga rasa sakit pada punggungnya.
Bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat
membantu seperti :
o Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik
otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan
angkat dagu ke dada, tanhan satu hitungan sampai hitungan
5 rileks dan ulangi 10 kali.
o Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel)
o Berdiri dengan tungkai di rapatkabn, kencangkan otot-otot
pantat dan punggul dan tahan sampai 5 hitungan.
3 Gizi
Ibu menyusui harus :
1 Mengonsumsi tambahan 500 Kalori tiap hari
2 Makan dengan diet berimbang untuk menambah protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
3 Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi
setidaknya 40 hari pasca persalinan
4 Minum sedikitnya 30 liter air setiap hari (Anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
5 Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melelui ASInya.
4 Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering
Menggunakan BH yang menyokong payudara
Apabila putigsusu lecet oleskan kolestrum/ASI yang keluar
pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui.
69
Apa bila lecet berat dapat di istirshstkan selama 24 jam ASI
di keluarkan dan di minumkan dengan menggunakan sendok.
Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1
tablet setiap 4 6 jam.
Apa bila payu dara bengkak akinat pembendungan ASI,
lakukan:
Pengempesan payudara dengan menggunakan kain basah,
dan hangat selama 5 menit.
Urut parudara dari rah menuju puting/gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah Z dan menuju putting.
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara
sehingga putting susu menjadi lunak
Susukan bayi setiap 2 3 Jam sekali
Apa bila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan
dengan tangan
Letakan kain dingin pada payudara setelah menyusui
Payudara keringkan.
70
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang dilahirkan setelah 37
Minggu sampai 42 Minggu (260 sampai 294 hari). Bayi baru lahir adalah
bayi mulai sejak baru lahir sampai berumur 2 4 Minggu.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.
(Sudarti,2010)
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
pada bayi tersebut selama jam pertama kelahiran. Sebagian besar bayi
yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera
bayi yang baru lahir :
a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
sesegera mungkin.
c. Segera setelah melahirkan badan bayi :
- Sambil secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi
dengan handuk di atas perut ibu.
- Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir
dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
Periksa ulang pernapasan bayi.
(Prawirohardjo, 2006)
71
Perbedaan Hb janin dan orang dewasa :
b. Sistem Respirasi
Pernafasan bayi baru lahir tidak teratur, kedalamannya,
kecepatannya dan bervariasi 30 60 x/mnt.
Rangsangan gerakan nafas pertama kali karena tekanan mekanis
pada toraks sewaktu melalui jalan lahir sehingga terjadi kehilangan
setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru, sehingga sesudah
lahir cairan yang hilang diganti.
Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan CO2 merangsang
masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri,
menyebabkan foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
Kemoreseptor pada sinus karotis atau rangsangan dingin
didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan
pernafasan.
c. Imunitas
Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobulin
(suatu protein yang mengandung anti bodi) diantaranya: IgG,
Pembentukan sel plasma dan anti bodi gamma A,G dan gamma M.
IgA telah dibentuk saat kehamilan dua bulan dan baru dapat
ditemukan segera setelah lahir, IgM ditemukan pada kehamilan 5
bulan, produksinya meningkat setelah lahir.
d. Suhu Tubuh
Saat lahir suhu bayi sama dengan suhu ibu, tapi bayi memiliki
insulasi lemak, luas permukaan tubuh yang besar, sirkulasi yang relatif
buruk serta belum dapat berkeringat dan menggigil, maka suhu
lingkungan harus diatur 36,5 37,20C. untuk mengurangi kehilangan
72
panas dilakukan pengaturan suhu kamar, membungkus badan dan
kepala bayi, disimpan ditempat tidur hangat.
e. Nadi
Baru lahir denyut nadi 120-150 x/mnt, tergantung pada aktifitas.
Nadi dapat menjadi tidak teratur karena stimulasi fisik atau emosional
tertentu seperti gerakan involunter, menangis atau mengalami
perubahan suhu yang tiba-tiba.
f. Tekanan Darah
Tekanan darah pada bayi baru lahir rendah sehingga sulit untuk
diukur secara akurat dengan spignomanometer konvensional, 80-60 /
45-40 mmHg dan 100/50 mmHg sampai dengan hari ke sepuluh.
g. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup, absorpsi
air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Bila
dibandingkan dengan pencernaan orang dewasa pencernaan neonatus
lebih berat dan lebih panjang. Enzim pencernaan sudah terdapat pada
neonatus, kecuali amilase pancreas, aktivitas lipase terjadi pada janin
7 8 bulan.
h. Kelenjar Endokrin
Pada kehamilan 10 minggu kortikotropin telah ditemukan dalam
hipofisis, hormon ini diperlukan untuk mempertahankan granula supra
renalis. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar dibanding
orang dewasa, kelenjar tyroid sudah sempurna saat lahir dan sudah
mulai berfungsi sebelum lahir.
73
j. Susunan Syaraf
Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot
menjadi lebih sempurna, sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup
diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitive
terhadap cahaya. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan
yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan
usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.
Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir :
Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya
sesegera mungkin segera setelah melahirkan badan bayi.
Sambil secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan
handuk di atas perut ibu.
Dengan kain bersih dan kering atau kassa, lap darah atau lendir
dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa
ulang pernapasan bayi.
74
NILAI
PENGKAJIAN
0 1 2
75
mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program
tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang
berkualitas, ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.
6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu
didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum
76
menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati
dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan
detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih
jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
77
penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih
sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu
ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
78
6. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Prosedur Kerja
a. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
pemeriksaan
79
b. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal,
dan neonatal
c. Susunalat secara ergonomis
d. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
e. Memakai sarung tangan
f. Letakkan bayi pada tempat yang rata
Pengukuran anthopometri
a. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke
titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat
alas dan pembungkus bayi
b. Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari
kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur
harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan
bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang
disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa
80
hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat
terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi
akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior
dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
1. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
2. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal
ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang
khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga
kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
Mata
Hidung
81
a. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm.
b. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring
c. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah ,
hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
d. Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
Mulut
Telinga
82
e. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal
Leher
Klavikula
Tangan
Dada
83
a. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma
atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan
abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada
saat bernapas perlu diperhatikan
b. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak simetris
c. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
Abdomen
Genetalia
a. Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa
posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkan fimosis
b. Periksa adanya hipospadia dan epispadia
c. Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
d. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
e. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
f. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
84
kemungkinan adanyamekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi
saluran pencernaan
Tungkai
Spinal
Kulit
85
7. Jenis Imunisasi
a. BCG
Cara imunisasi :
tuberculin
Kontraindikasi
2) Infeksi HIV
3) Gizi buruk
4) Demam
5) Infeksi kulit
6) Pernah TBC
b. DPT
86
Tujuan : kekebalan aktif terhadap DPT
Cara imunisasi :
selang 4 6 minggu :
DPT I : 2 4 bulan
DPT II : 2 5 bulan
DPT III : 4 6 bulan
Kontraindikasi :
1) Sakit parah
2) Kejang, demam
4) Batuk rejan
c. Vaksin Poliomyelitis
Cara imunisasi :
87
2) Diberikan pada bayi usia 4 6 minggu
Kontraindikasi
1) Diare berat
3) Mengidap HIV
d. Vaksin Campak
Cara imunisasi :
Kontraindikasi
1) Demam
2) Kurang gizi
3) TBC
4) Gangguan kekebalan
e. Hepatitis B
88
Tujuan : kekebalan terhadap penyakit hepatitis
8. Jadwal Imunisasi
0 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 5 6 7 10 12
BCG I I I
HEP. B I I
DPT I I I
II II II
DT/TT DT DT TT TT
POLIO I II II II
89
IV IV IV V V
VI VI
CAMPAK I I II II II
E. Asuhan Kebidanan KB
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,
yang bersifat sementara dapat pula bersifat permanen yang merupakan
salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.
90
2) Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan
motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam
aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang
dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas,
dapat mencegah PMS bakterial.
Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus
HIV, hanya efektif 1-2 jam.
3) Diafragma
91
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi,
membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan,
ketidaknyamanan.
4) Cervical Cap
b. Metode Hormonal
1) Suntik KB
92
Depogeston.
3) Cara Kerja
Menghalangi ovulasi (masa subur).
Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental.
Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim.
Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
Mengubah kecepatan transportasi sel telur
4) Keuntungan
Efektifitasnya tinggi.
Cara pemberiannya sederhana.
Cukup aman.
Kesuburan dapat kembali.
Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui untuk KB suntik 3
bulan.
5) Efek Samping
Gangguan haid.
Mual, sakit kepala, penambahan berat badan.
Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
6) Cara Pemberian
Waktu Pemberian
Setelah melahirkan hari ke 3-5 pasca salin dan setelah ASI
berproduksi.
Setelah keguguran segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari
setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi.
Dalam masa haid hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
93
Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat dan aerah otot lengan atas.
7) Kontra Indikasi
Absolut
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui penyebabnya
Relatif
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat
sakit kepala, wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke
depan, wanita yang ingin hamil lebih cepat.
94
b) Kontraindikasi
Hamil atau di duga hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya, kanker payudara atau riwayat, miom uterus dan riwayat
stroke.
2. Pil Kombinasi (hormon estrogen dan progerteron)
a. Cara kerja
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik mengental sehingga
suit dilalui sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi
telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
b. Kegunaan
Memiliki efektivitas tinggi ( hampir menyerupai efektivitas tubektomi)
bila digunakan setiap hari ( 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun
pertama penggunaan, tidak mengganggu hubungan seksual, keuburan
segera kembali, dll.
c. Indikasi
Usia reproduksi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, pasca keguguran,
anemia karena haid berlabihan, siklus haid tidak teratur, dll.
d. Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan pervaginam
yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut, dll.
3. Susuk/implan
1. Pengertian
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang
disusupkan di bawah kulit.
95
2. Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi
levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik
yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang
lebih 30 microgram/hari.
3. Cara Kerja
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit,
maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke
dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari
bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar
kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul
tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara
efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat
bekerja secara efektip selama 3 tahun.
4. Cara Kerja Dalam Pencegahan Kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu
maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri
atas 3 mekanisme dasar yaitu, menghambat terjadinya ovulasi,
menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir
serviks, menipiskan lapisan endometrium.
5. Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 -
3%.
6. Keuntungan
a) Tidak menekan produksi ASI.
b) Praktis, efektif.
c) Tidak ada faktor lupa.
d) Masa pakai panjang.
e) Membantu mencegah anemia.
96
f) Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
g) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
7. Kekurangan
a) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih.
b) Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c) Implant mahal.
d) Implant sering mengubah pola haid.
e) Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
8. Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak.
Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk
pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.
9. Tahap Pasca tindakan
a) Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering
minimal selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
b) Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna
kebiru-biruan.Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau
pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c) Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian,
implant dapat dilepas.
10. Kontraindikasi.
a) Hamil atau diduga hamil.
b) Tumor.
c) Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis
97
11. Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu:
a) Gangguan haid.
b) Jerawat
c) Perubahan libido.
d) Keputihan
e) Peubahan berat badan
98
1. Sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim.
2. Bekerja dalam jangka waktu lama
3. Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan
d. Kerugian
a) Resiko infeksi panggul
b) Dismenorea (nyeri saat haid)
c) Menoragia pada bulan-bulan pertama
d) Peningkatan resiko perforasi (robek) rahim
e) Resiko kehamilan ektopik
f) IUD dapat lepas dengan sendirinya
e. Efek samping
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Peningkatan jumlah darah menstruasi
5. Metode Operasi ( Sterilisasi)
1. Pengertian
Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi
keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan
terhadap salah seorang dari pasangan suami istri atas permintaan yang
bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh
wanita maupun pria. Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita
atau MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada
pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi mantap pada
wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu
tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak
dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP
(Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan
pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
1. Cara kerja
99
a) Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
b) Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma.
2. Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan
kontrasepsi lain adalah :
a) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara
kontrasepsi lain
b) Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
c) Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan
merupakan cara kontrasepsi
d) Permanen
e) Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali
tindakan saja.
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah:
a) Tubektomi (MOW)
1) Sangat efektif dan permanen
2) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
3) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
4) Tidak mempengaruhi proses menyusui
5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6) Tidak menggangu hubungan seksual
b) Vasektomi (MOP)
1) Sangat efektif dan permanen
2) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
3) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
4) Tidak menggangu hubungan seksual
100
5) Tindakan bedah yang aman dan sederhana.
3. Kerugian
a) Tubektomi (MOW)
1) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
2) Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
b) Vasektomi (MOP)
1) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
2) Harus ada tindakan pembedahan minor.
4. Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a) Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan
kontap, artinya secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap
sebagai cara kontrasepsi.
b) Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya :
1) Calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan
telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan
jasmani.
2) Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling
sedikit umur sekitar 2 tahun.
3) Umur istri paling muda sekitar 25 tahun.
c) Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya
tidak ditemukan adanya hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani
kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu
kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk
dikontap atau tidak. Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus
mengikuti konseling (bimbingan tatap muka) dan menandatangani
formulir persetujuan tindakan medik (Informed Consent).
5. Yang dapat menjalani
a) Tubektomi (MOW)
1) Usia lebih dari 26 tahun
101
2) Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal
5 (lima) tahun
3) Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya.
4) Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
5) Ibu pasca persalinan.
6) Ibu pasca keguguran
b) Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko
tinggi.
6. Yang sebaiknya tidak menjalani
a) Tubektomi (MOW)
1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
2) Menderita tekanan darh tinggi
3) Kencing manis (diabetes)
4) Penyakit jantung
5) Penyakit paru-paru
6) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
7) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu
disembuhkan atau dikontrol)
8) Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
9) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan
10) Belum memberikan persetujuan tertulis
b) Vasektomi (MOP)
1) Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
2) Menderita kencing manis
3) Hidrokel atau varikokel yang besar
4) Hernia inguinalis
5) Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia.(24)
6. Metode Alami
102
1. Metode Kalender.
Sering juga dikenal sebagai metode ogino knaus dan mulai dipergunakan
sejak tahun 1930. Menurut ogino ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 14
sebelum haid yang akan datang, tapi dapat terjadi pada hari ke 12 dan hari
ke 16 sebelum haid. Jadi ke 5 hari itu merupakan masa yang terlarang
untuk koitus.
Karena sel sperma dapat hidup selama 3 hari dalam alat reproduksi wanita
maka di tambahkan hari ke 17 dan ke 18, kemudian ditambahkan 1 hari
lagi yaitu hari ke 11, untuk hidupnya sel ovum sehingga masa subur
menjadi 8 hari pada siklus 28 hari, yaitu pada hari ke 11 sampai hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender adalah pada wanita yang
siklus haidnya tidak teratur setiap 28 hari. Misalnya : Pada siklus haid
tidak teratur yang bervariasi antara 25 dan 32 hari, maka masa aman pre
ovulasi diperoleh dengan mengurangi 18 hari dari yang terpendek (25-18 =
7) dan masa aman post ovulasi dengan mengurangi 11 dari siklus yang
terpanjang (32-11 = 21) maka masa tidak subur adalah sebelum hari ke 7
dan sesudah hari ke 21.(24)
103
2. Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi.
3. Keuntungan
a) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan).
b) Segera efektif
c) Tidak mengganggu senggama
d) Tidak ada efek samping secara sistemik
e) Tidak perlu pengawasan medis
f) Tidak perlu obat atau alat
g) Tanpa biaya
4. Keuntungan non kontrasepsi
a) Untuk bayi
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat
ASI), sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal dan terhindar dari keterpaparan terhadap
kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alt minum yang terpakai.
b) Untuk ibu
Mengurangi perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko anemia, dan
meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi.
5. Keterbatasan
a) Perlu perawatan sejak perawatan kehamilanagar segera menyusui
dalam 30 menit pascapersalinan
b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
c) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan
6 bulan.
d) Tidak melindungi terhadap PMS termasuk virus B/HBV dan
HIV/AIDS
6. Indikasi
104
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan
dan belum mendapat haid setelah melahirkan.
7. Kontra indikasi
a) Sudah mendapat haid setelah bersalin
b) Tidak menyusui secara eksklusif
c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.(24)
3. Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas
lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih,
encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual)
diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi
(berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul
sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.(24)
4. Senggama Terputus (Coitus Interuptus).
1. Pengertian
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
2. Cara Kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan dari vagina sebelum ejakulasi sehingga
sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara
sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah
3. Keuntungan
1) Kontrasepsi
Yaitu efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak mengganggu produksi
ASI, dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada
105
efek samping, dapat digunakan setiap waktu, dan tidak membutuhkan
biaya.
2) Non Kontrasepsi
Yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam KB, untuk pasangan
memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
4. Keterbatasan
1. Efektifitas sangat tergantung pada kesetiaan pasangan untuk
melakukan senggama terputus (angka kegagalan 4-27 kehamilan/ 100
perempuan per tahun).
2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak
ejakulasi masih melekat pada penis.
3. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
5. Indikasi
1) Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB.
2) Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk
tidak memakai metode- metode lain.
3) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
4) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu
metode yang lain.
5) Pasangan yng membutuhkan metode pendukung.
6) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
6. Kontra indikasi
1. Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.
2. Suami yang sulit melakukan senggama terputus.
3. Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologi.
4. Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.
5. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
7. Konseling untuk klien
106
1. Meningkatkan kerja sama dan sebelum melakukan hubungan seksual
dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati pengguanaan merode
senggama terputus.
2. Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung
kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari
ejakulasi sebelumnya.
3. Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya
dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
5. Senggama tidak dianjurkan pada masa subur.(24)
107
dini yang telah tercatat selama 6 bulan. Masa aman post ovulasi adalah 3
hari setelah kenaikan suhu basal.
Metode suhu basal tidak dapat digunakan pada remaja dan dalam
klimakterium, karena sering siklus yang ovulatoir diselingi denga siklus
yang anovulatoir.(24)
108
oleh petugas kesehatan ( Bidan, dokter, perawat dan petugas kesehatan lain
) dengan menggunakan metode SOAP, dimana pada dasarnya sama dengan
komponen yang terdapat pada metode SOAPIER, hanya saja pada SOAP
untuk implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam P sedangkan
komponen Revisi tidak dicantumkan. SOAP merupakan catatan yang
bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip metode ini merupakan
proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan.
SOAP merupakan singkatan dari :
S : Subjektif
O : Objektif
109
Tanda gejala objektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan
( tanda KU, vital sign, Fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam,
laboratorium dan pemeriksaan penunjang ). Pemeriksaan dengan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang
jujur, informasi kajian teknologi ( hasil Laboratorium, sinar X, rekaman
CTG, dan lain-lain ) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan
akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan
ditegakkan.
A : Assesment
110
Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga
kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu
kehamilan / kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.
Antisipasi masalah lain / diagnosa potensial
P: Planning
111
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Data Subjektif
a. Status kesehatan
1) Datang pada tanggal 9 februari 2016
2) Alasan kunjungan yaitu ingin memeriksakan kehamilannya
3) Keluhan-keluhan yaitu pusing
b. Riwayat menstruasi
1) Haid pertama : umur 15 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
4) Dismenorhoe : tidak
5) Teratur/tidak : teratur
6) Lamanya : 7 hari
7) Sifat darah : encer
8) Keputihan : sedikit
112
c. Riwayat kehamilan sekarang
1) HPHT : 10-11-2015
2) Taksiran persalinan : 17-08-2016
3) Pergerakan anak di rasakan pertama kali pada :-
4) Pererakan dalam 12 jam terakhir :-
5) Keluhan-keluhan pada Trimester I : pusing
6) Kekhawatiran :-
f. Pola sehari-hari
113
b. BAB Padat Padat
frekuensi Kuning Kuning
konsistensi
warna
6. pola seksual - -
g. Imunisasi TT
TT 1 : umur 7 tahun
TT 2 : umur 13 tahun
TT 3 : Pra nikah
TT 4 : Hamil Ini
114
6) Epilepsi : negatif
7) Lain-lain : negatif
j. Riwayat sosial
1) Status perkawinan 2 tahun
2) Usia ibu saat menikah 25 tahun
3) Ibu dan keluarga menerima dengan sangat baik
4) Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami dan istri.
5) Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok
6) Tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan dalam
membantu persalinan adalah Puskesmas Mariat
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Kadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 MmHg
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,4 oC
Berat Badan : Sebelum hamil 43 kg. BB sekarang 43 kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 24 cm
b. Kepala
Edema Wajah : Tidak terdapat edema wajah
Cloasma gravidarum: tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Konjugtiva : Merah
a. Sclera : Putih bersih
b. Penglihatan : Normal
Telinga : Simetris dan bersih tidak ada secret
Mulut : Bersih, simetris, ada caries gigi, gigi tidak
berlubang, dan gusi tidak berdarah
c. Leher
KGB : Tidak terjadi pembesaran
Kelenjar tiroid : Tidak terjadi pembesaran
Vena jugularis : Tidak terjadi pembesaran
115
e. Abdomen
Bentuk : Simetris dan belum membesar
Bekas Luka : tidak ada bekas luka atau bekas oprasi.
Strie Gravidarum : tidak ditemukan strie gravidarum
Palpasi Leopold : Teraba Ballotement
f. Ekstremitas
Atas : Edema : Tidak ditemukan Edema pada ekstremitas atas
Varices : Tidak ada varices pada ekstremitas atas
Kuku : bersih dan normal
Bawah: Edema : Tidak ditemukan edema pada ekstremitas bawah
Varices : tidak ada varices pada ekstremitas bawah
Kuku : bersih dan normal
Reflek patella : (+/+) Kanan/Kiri
C. Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : HB : 11,8 gr/dl
Malaria : Negatif (-)
Sifilis : Negatif (-)
HIV : Negatif (-)
116
Palpasi Leopold teraba ballotemen
Masalah : pusing
G. Intervensi
Tanggal : 09 Februari 2016 Jam : 10.15 wit
1) Dx: Ny M GI P0 Ab0 UK 12 minggu dengan kunjungan pertama
kehamilan normal
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat
mengerti tentang kondisi ibu dan janinnya serta diharapkan
kehamilan normal sampai bayi lahir aterm dan keadaan ibu serta
bayi sehat.
Kriteria hasil:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : normal (110/70 130/90 mmHg)
Nadi : normal (60 100x/menit)
Pernafasan : normal (16 24x/menit)
Suhu : normal (36,5 37,5 oC)
DJJ : normal (120 160x/menit)
117
b) Beritahukan ibu hasil pemeriksaan dan kondisinya
R/ Merupakan langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan
komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai
pemahaman materi KIE yang optimal (sulistyawati, 2013).
118
g) Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya di Dokter
kandungan
R/ Mendeteksi adanya janin diawal minggu ke 5-6 gestasi dan
memberikan informasi tentang pertumbuhan janin dengan
menggunakan pengukuran kepala sampai kaki, panjang femur, dan
diameter biparietal, untuk memastikan usia gestasi dan
mengesampingkan retardasi pertumbuhan, juga untuk menentukan
ukuran dan lokasi plasenta dan dapat mendeteksi abnormalitas
janin (Doenges, 2001)
Evidence Based : Ada hubungan pemeriksaan kehamilan dengan
deteksi dini komplikasi pada kehamilan (Jurnal : Jepri Susanto.
Vol.1, No.3.2016).
119
j) Mengisi stiker P4K dan beri konseling
R/Stiker P4K diberikan untuk deteksi dini kehamilan risiko tinggi,
dimana stiker ini harus ditempel didepan rumah ibu hamil
Evidence Based : KSPR masih relevan digunakan untuk deteksi
dini faktor risiko ibu hamil (Widarta, dkk, 2015: Majalah Obstetri
& Ginekologi, Vol. 23)
120
terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggu dan berujung
lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika
stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi.
H. Implementasi
Jam 10.30 wit Jam 10.35 wit
a) Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu agar terjalin hubungan
baik dan ibu dapat kooperatif pada setiap tindakan yang dilakukan
Jam 10.35 wit Jam 10.40 wit
b) Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu dan
keluarga seperti : Usia kehamilan : 12 minggu
TTV : TD : 100/70 MmHg, Pernafasan : 20 x/menit, Nadi: 82
x/menit, Suhu : 36,4 oC
Jam : 10.40 wit Jam : 10.45 wit
c) Memberikan KIE pada ibu tentang nutrisi selama hamil seperti makan
lebih banyak dan sering dengan komposisi nasi, sayur, lauk, buah
buahan dan minum yang cukup, anjurkan juga untuk minum susu ibu
hamil. Untuk mencegah ibu anemi dan kurang gizi.
121
e) Memberi informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada
trimester I diantaranya:
Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah Berlebihan)
Perdarahan Pervaginam
- Abortus, terdiri dari :
- Abortus Imminens
- Abortus Insipiens
- Abortus Inkomplit
- Abortus Komplit
- Missed Abortion
- Kehamilan Mola
- Kehamilan Ektopik Terganggu
Hipertensi Gravidarum
Nyeri Perut Bagian Bawah
Apabila gangguan tersebut muncul secara mendadak segera meminta
pertolongan pada bidan, dokter, atau langsung ke rumah sakituntuk
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya.
Jam : 11.00 wit Jam : 11.05 wit
f) Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya di Dokter
kandungan.
Jam : 11.05 wit Jam : 11.10 wit
g) Mengidentifikasi kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan kartu
skor Poedji Rochjati.
Jam : 11.10 wit Jam : 11.15 wit
h) Mengisi buku KIA dan memberikannya pada Ibu.
122
kepala yang hebat, gerakan janin yang tidak terasa, nyeri perut yang
hebat.
Jam : 11.35 wit Jam 11.40 wit
l) Menganjrkan ibu memakai pakaian yang memenuhi kriteria ibu hamil
seperti :
Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan penekanan
pada bagian tertentu sehingga ibu tidak dapat bergerak bebas.
Longgar : memakai baju yang dapat bergerak bebas.
Tidak tebal : karena pakaian tebal akan menimbulkan rasa
panas dan keluarnya keringat sehingga tidak bebas bergerak.
Menarik : enak dipandang mata.
Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat,
maka di anjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat.
Jam : 11.45 wit Jam 11.50 wit
m) Cara mengatasi sakit kepala pada saat melahirkan :
Istirahat
Pijat
Kompres
Banyak mengonsumsi air panas
Konsumsi makan dengan porsi sedikit tapi sering.
Rutin melakukan aktifitas fisik seperti jalan kaki, aerobik, atau
olahraga yang bisa merelaksasi tubuh seperti yoga
Tidur tepat waktu tiap harinya
Hindari pemicu sakit kepala, seperti makanan yang
mengandung pemanis buatan, ikan asap, makan yang
difermentasi, bebauan yang menyengat, asap rokok, suara
bising, cahaya silau, serta cuaca panas atau dingin berlebihan.
I. Evaluasi
Tanggal : 09 februari 2016 Jam : 12.00 WIT
a) Ibu senang mengetahui akan keadaan diri dan janinnya.
b) Ibu mengatakan telah memahami dan akan memenuhi kebutuhan
nutrisi untuk masa kehamilan.
c) Ibu mengatakan telah memahami cara melakukan hygiene personal
ibu.
d) Ibu mengatakan akan beristirahat dan tidur yang cukup selama masa
kehamilan.
123
e) Ibu dapat mengatakan telah memahami tentang cara mendeteksi dini
adanya tanda-tanda bahaya kehamilan.
f) Ibu mengatakan akan segera memeriksakan keadaan diri dan
kehamilannya di Dokter spesialis kandungan.
g) Hasil perhitungan kartu Poedji Rochjati adalah 4
h) Hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan pada buku KIA.
i) Stiker p4k telah disi, ibu mengatakan akan memasangkan stiker
tersebut pada pintu depan rumah.
j) Ibu mengatakan akan meminum multivitamin sesuai dengan anjuran
dari petugas kesehatan.
k) Ibu mengatakan akan memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal yang
ditentukan di Puskesmas.
124
A. Pengkajian Kunjungan Ulang (20 minggu)
Tgl Kunjungan : 05 April 2016
Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Tempat Pengkaji : Puskesmas Mariat SP2
Jam Pengkaji : 10.00 WIT
C. Data Subjektif
1. Kunjungan Saat Ini : ( ) Kunjungan Pertama ( ) Kunjungan Ulang
Keluhan utama : tangan kram-kram
D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Komposmentis
b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 MmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36 oC
125
d. Kepala dan leher
Edema Wajah : Tidak terdapat edema di wajah
Cloasma gravidarum : Tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Konjugtiva : Merah
Sclera : Putih bersih
Penglihatan : Normal
Telinga : Simetris dan bersih tidak ada secret
Mulut : Bersih, simetris, ada caries gigi, gigi tidak
berlubang, dan gusi tidak berdarah
Leher :KGB : Tidak terjadi pembesaran
Kelenjar tiroid : Tidak terjadi pembesaran
Vena jugularis : Tidak terjadi pembesaran
Dada :Tidak dilakukan pemeriksaan
Mamae :Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Abdomen
Bentuk : Simetris dan mulai membesar
Bekas Luka : tidak ada bekas luka atau operasi
Strie Gravidarum : tidak terdapat strie gravidarum
Palpasi Leopold :
Leopold I : teraba bulat dan melenting (bokong) TFU = 22 cm
Leopold II : Teraba punggung kiri
Leopold III : Bagian terbawah janin teraba kepala.
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
(convergen).
Auskultasi DJJ : 141 kali/menit
e. Ekstremitas
Atas : Edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas atas
(kanan/kiri)
126
Varices : Tidak ada varices pada ekstremitas atas
(kanan/kiri)
Kuku : Bersih dan normal
Bawah : Edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas
bawah (kanan/kiri)
Varices : Tidak ada varices pada ekstremitas bawah
(kanan/kiri)
Kuku : Bersih dan normal
Reflek patella : (+/+) kanan/kiri
127
F. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Tindakan Antisipasi
H. Intervensi
Kriteria hasil:
Kesadaran : composmentis
128
1) Beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ Merupakan langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan
komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai
pemahaman materi KIE yang optimal (sulistyawati, 2013).
129
Evidence Based :Ada hubungan tanda bahaya kehamilan dengan
deteksi dini komplikasi kehamilan.(Jurnal : Desti Yulanda, Anita Dewi
L. Vol 6, No.1. 2014)
130
Evidence Based : Ada hubungan pemeriksaan kehamilan dengan
deteksi dini komplikasi pada kehamilan (Jurnal : Jepri Susanto. Vol.1,
No.3.2016).
9) Beritahu ibu cara mengatasi kram atau kesemutan pada saat hamil.
R/ Rasa kram dan kesemutan pada tangan saat hamil disebut juga
carpal tunnel syindrom. Gejala yang dirasakan antara lain mati rasa,
kesemutan, nyeri pada jari, telapak tangan dan pergelangan tangan.
Sensasinya datang dan pergi serta bertambah arah pada malam hari.
Kadang2 gejalanya terasa sampai ke lengan. Pada kasus yang parah
tangan akan terasa lemas dan sulit digerakkan. Gejala bisa hilang
secara bertahap setelah melahirkan.
I. Implementasi
131
Jam : 11.30 wit Jam : 11.35 wit
5. Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan
trimester II seperti: sakit kepala hebat, bengkak di wajah, tangan, dan
kaki, penglihatan kabur, gerakan janin tidak terasa, dll.
J. Evaluasi
Tanggal : 05 April 2016 Jam : 12.15 WIT
S : Ibu mengatakan telah diperiksa keadaan diri dan janinnya
dan merasa tenang setelah mengetahui hasil pemeriksaan.
Ibu mengatakan dapat menerima kehamilannya yang ke
pertama dan akan meminum obat yang diberikan. Ibu
132
mengatakan akan berkunjung 1 bulan lagi yaitu pada
tanggal 10 Mei 2016
O : Ibu telah memahami dan dapat menjelaskan kembali
kepada petugas kesehatan mengenai KIE tentang nutrisi
pada ibu hamil.
Ibu telah memahami dan dapat menjelaskan kembali
kepada petugas kesehatan tentang bahaya pada kehamilan
trimester II.
A : Ny M G1 P0 Ab0 UK 20 minggu dengan kunjungan
pertama kehamilan normal.
P : Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny M
G1 P0 Ab0 UK 20 minggu dengan kunjungan pertama
kehamilan normal.
A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas Isteri Suami
Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga
b. Status Kesehatan
1) Datang pada tanggal : 19-Agustus-2016
2) Keluhan Utama : sakit diperut menjalar tembus dibelakang
disertai keluarnya lendir darah dari jalan
lahir.
3) Riwayat kehamilan ini :
HPHT : 10-11-2015
Taksiran persalinan : 17-08-2016
133
Pererakan dalam 12 jam terakhir : 10 kali
Keluhan-keluhan yang dirasakan : nyeri perut
4) Pola ibu sehari-hari
5. pola aktifitas - -
6. pola seksual
1) Imunisasi TT
TT 1 : umur 7 tahun
TT 2 : umur 13 tahun
134
TT 3 : Pra nikah
TT 4 : Hamil Ini
5) Riwayat sosial
Status perkawinan 2 tahun
Usia ibu saat menikah 25 tahun
Ibu dan keluarga menerima dengan sangat baik
Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
c. Tanda vital
135
Pernafasan : 24 kali per menit
Suhu : 36 0C
d. TB : 150 cm
f. Payudara
Colostrum : ada
g. Abdomen
Pembesaran : ada
Palpasi Leopold
136
Leopold I : TFU : 36 cm 3 jari dibawah px, teraba tidak
bulat, tidak melenting dan lunak ( bokong ) di
bagian fundus uteri, LP : 280 cm
TBJ : 3.875 gr
Kekuatan : Sedang
h. Pinggang : nyeri
Ekstremitas
Kuku : bersih
137
k. Genetalia luar
Kelenjar bartholini : -
l. Anus
138
DS :
DO :
Palpasi uterus :
139
Leopold VI : Divergen (sudah masuk PAP)
Auskultasi :
Pemeriksaan Dalam :
Masalah :
- Tidak ada
140
IV. Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan
- Tidak ada
V. Intervensi :
2. Beritahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam batas
normal/baik.
R/ Merupakan langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan
komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai
pemahamanmateri KIE yang optimal (Sulistyawati,2013)
141
Evidence Based :Posisi meneran mempunyai hubungan yang
signifikan dengan rupture perineum. (Sri Handayani,Yili Triwahyuni :
Vol.8, No.2, 2016)
6. Beritahukan ibu untuk tidak menahan kencing dan kencing setiap ada
keinginan.
R/masukkan dan haluaran harus diperkirakan sama, tergantug pada derajat
hidrasi. Konsentrasi urine meningkat sesuai peningkatan haluaran urine
dan waspada terhadap dehidrasi. Penurunan janin dapat di ganggu bila
kandung kemih distensi (Doenges, 2001).
VI. Implementasi:
Tanggal : 19-08-2016
142
Menyapa ibu dengan ramah dan sopan.
Bersikap dan bertindak dengan tenang dan memberikan dukungan
penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu dan anggota
keluarganya.
Menganjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan
memberikan dukungannya.
143
Jam : 11.30 Jam : 11.32 wit
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela his.
Menganjurkan anggota keluarga sesering mungkin menawarkan
minum dan makanan ringan selama proses persalinan.
144
k. 1 buah Waskom placenta / plastik / pendil dalam untuk meletakkan
placenta
l. Cairan infuse, abocath, infus set sesuai kebutuhan
m. 1 buah bengkok / nierbekken
Persiapan penolong :
a. 1 buah topi / penutup kepala
b. 1 buah kaca mata pelindung
c. 1 buah masker
d. 1 buah celemek plastic
e. 1 buah sepatu boot / sandal penutup
f. 1 buah handuk pribadi /kain bersih untuk mengeringkan tangan
Persiapan ibu :
a. 1 buah baju
b. 1 buah kain ibu
c. 1 buah celana dalam ibu
d. 1 buah bra ibu
e. Pembalut secukupnya
f. 1 buah underpad
g. 1 buah gurita
h. 2 buah waslap
Persiapan bayi :
a. 1 buah baju bayi
b. 1 buah celana / popok bayi
c. 1 pasang kaos tangan
d. 1 pasang kaos kaki
e. 1 buah topi
f. 3 buah kain bersih
g. 1 buah handuk
h. Timbangan
i. Meja resusitasi
j. Lampu sorot 60 watt
k. Balon sungkup
l. Delee / slem seeker (pengisap lendir bayi)
m. Obat-obatan :
Salep mata antibiotik profilaksis
1 ampul Vit K1
1 buah vaksin Hepatitis B
1 buah spuit 1 cc
Perlindungan diri :
a. 3 buah tempat sampah : basah, kering, medis
b. 3 buah Waskom :
2 buah berisi larutan chlorine 0,5%
1 buah berisi air DTT
c. 1 buah wastafel + air mengalir
145
d. 1 botol sabun cuci tangan
8. Mengobservasi kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf.
Memantau kemajuan persalinan dan kesejahteraan ibu dan janin yaitu:
DJJ setiap 30 menit
Kontraksi setiap 30 menit
Tekanan darah dan pemeriksaan dalam setiap 4 jam
Nadi setiap 30 menit
Suhu dan urine setiap 2 jam
VII. Evaluasi
146
A : Ibu berumur 27 tahun inpartu fase aktif, kala I.
D O : TD : 120/80 mmHg, ND : 87x/mnt, RR : 24x/m, SB : 360C, VT : 8
cm, presentase kepala, Hodge II III.]
Masalah : Ibu merasa lemas
Kebutuhan : nutrisi dan istirahat.
P : Intervensi : - persiapan alat partus
- beritahukan ibu tentang keadaan umum ibu
- anjurkan ibu untuk makan dan minum
- bantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman untuk
mengedan
- anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
- anjurkan ibu untuk menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- beritahukan keluarga untuk memberikan dukungan.
- kolaborasi medis.
Implementasi : - alat partus telah siap
- Memberitahukan kepada ibu tentang keadaan umumnya.
- Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
- Membantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman saat
mengedan (posisi jongkok, miring, dan berdiri)
- Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
- Menganjurkan ibu menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- Memberitahukan keluarga untuk memberikan dukungan.
147
S : Ny. M G1 P0 A0 mengatakan perutnya terasa mules, keluar cairan dari
kemaluan dan ibu merasa lemas.
148
- Ibu sudah mengetahui posisi yang nyaman untuk mengedan.
- Ibu sudah mengerti cara bernafas yang benar saat timbul rasa
sakit.
149
- Menganjurkan ibu menarik nafas secara efektif jika timbul
his.
- Memberitahukan keluarga untuk memberikan dukungan.
DS :
Ny. M merasa ada dorongan yang semakin sering dan kuat untuk meneran,
ibu merasa seperti ingin BAB, ibu merasakan renggangan yang semakin
meningkat pada rectum dan vagina.
DO :
150
4. Porsio tidak teraba
5. Pembukaan serviks 10 cm
6. Selaput ketuban sudah pecah cairanya putih keruh
7. Denominator (petunjuk) letak belakang kepala oksiput, palpasi teraba
fontanella minor, sutura lamdoidea dan sutura sagitalis yang seperti
huruf Y.
8. Penurunan kepala di hodge IV
9. Tidak ada penumbungan bagian terkecil dari janin
10. Tidak ada molase
11. Menilai handscoen ada lendir bercampur darah
Assement
DS :
a. Ibu merasa ada dorongan yang semakin sering dan kuat untuk meneran
b. Ibu merasa seperti ingin BAB, ibu merasakan renggangan yang semakin
meningkat pada rectum dan vagina.
c. Ibu mengatakan hamil anak pertama dan ibu tidak pernah abortus.
DO :
a. Pembukaan serviks 10 cm
b. Perineum tampak menonjol
c. Vulva dan sfingter ani membuka
d. DJJ 140x/menit
Planning
1. Anjurkan ibu untuk miring kiri atau mengambil posisi yang nyaman bagi ibu
hingga kepala membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi jaringan perineal mengoptimalkan upaya
mengejan, memudahkan kemajuan persalinan, menurunkan ketidak nyamanan,
dan menurunkan kebutuhan terdapat penggunaan forsep. Relaksasi komplet di
151
antara kontraksi meningkatkan istirahat dan membantu membatasi
regangan/kelelahan otot (Doenges, 2001)
Implementasi
Tanggal : 09-08-2016
152
Jam : 13.30 Jam : 13.31 wit
1. Menganjurkan ibu untuk miring kiri atau mengambil posisi yang nyaman
bagi ibu hingga kepala membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
153
8. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)
dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan
lengan lahir
9. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
154
tersebut. Ikat tali pusat dengan benang DTT/stril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan kedu
dengan simpul kunci. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang
telah disediakan.
Evaluasi
1. Ibu telah baring miring kiri sesuai posisi yang nyaman bagi ibu.
2. Telah memimpin persalinan dengan baik dan efektif
3. Telah menolong kelahiran bayi, Jam 13.40 bayi lahir sepontan (normal),
letak belakang kepala, langsung menangis, setelah lendir dibersihkan dari
muka, mulut dan hidung hingga bersih bayi baru menangis, jenis kelamin
perempuan, apgar score 8/9, BB/PB 3300 gr/51 cm, LK/LD 31 cm/31cm.
anus ada, bayi tidak cacat, tidak ada molase, tidak ada caput, tidak ada
lilitan tali pusat, cairan ketuban putih keruh.
4. Telah melakukan penanganan bayi baru lahir.
DS :
DO :
TFU 3 jari di atas pusat, bentuk uterus globuler, kontraksi uterus keras, tali
pusat memanjang, keluar semburan darah.
Assesment :
155
Kala Pengeluaran Uri dan plasenta
DS :
DO :
Intervensi
156
Pasca Persalinan dan Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan
perenium yang menimbulkan perdarahan aktif.
Implementasi
Tanggal : 19-08-2016 jam : 14.15 WIT
1. Jam : 14.15 wit
Melakukan pemberian suntikan Oksitosin dalam 1menit pertama setelah
bayi lahir.
Letakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan
diperut bawa ibu dan minta ibu atau pendampingnya untuk membantu
memegang bayi tersebut.
Melakukan pemeriksaan uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus
Beritahu ibu bahwa petugas akan menyuntikkan oksitosi agar uterus
dapat berkontraksi dengan baik.
Dalam 1 menit pertama setelah bayi, segera suntikkan oksitosin 10 LU
IM Pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis).
157
3. Jam : 14.32 wit
Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras). Memeriksa
Kemungkinan Adanya Perdarahan Pasca Persalinan. Sambil tangan kiri
melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian maternal dan bagian
fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh
kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan memasukkan ke
dalam kantong plastik yang tersedia.
Evaluasi
Tanggal : 19-08-2016 jam : 14.40 WIT
1. Telah memberikan suntikka oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi
lahir.
2. Telah melakukan peregangan tali pusat terkendali untuk membantu
pengeluaran plasenta dengan benar dan baik.
3. Telah dilakukan masase uterus pada ibu sehingga uterus dapat berkontraksi
dengan baik.
4. Plasenta lahir pada jam : 14.32, lengkap dengan selaput dan kotiledonnya.
Bentuk : bulat dan pipih
Berat : 500 gram
Jumlah kotiledon : 20
Panjang talipusat : 70 cm
Insersion : sentralis
Perdarahan : 200 cc
Derajat Rupture : Derajat 2
158
DO :
Kesadaran : composmentis
Nadi : 80 x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36 0C
Assesment
DS :
DO :
Planning
159
Evidence Based :Ada hubungan antara berat badan lahir dengan derajat
laserasi jalan lahir. (Asmawahyunita, Yuni Noraini, Ristiati : Vol.5, No.02,
2014
160
6. Anjurkan ibu untuk memberian ASI Eksklusif pada bayi
R/ Kontak awal mempunyai efek positif pada durasi pemberian ASI, kontak
kulit dengan kulit dan mulainya tugas ibu meningkatkan ikatan. Beberapa
budaya (mis, Hispanic, Navajo, Filipino, Vietnam) menolak pemberian ASI
sampai aliran ASI ada (Doenges, 2001)
7. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). cuci dan bilas semua peralatan setelah
didekontaminasi. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang di sediakan
8. Bersihkan ibu menggunakan air DTT dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering. Memastikan ibu
merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.
10. Celupkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
11. Lengkapi partograf (halman depan dan belakang), priksa tanda-tanda vital dan
asuhan kala empat.
Implementasi
2. Pemantauan kala IV
a. Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
161
Pernafasan : 23 kali per menit
Suhu : 36 0C
b. PPV : 200cc
c. TFU : 2 jari dibawah pusat
d. Kontraksi uterus baik
Evaluasi
162
163
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS
NY. M P1 A0 DENGAN ASUHAN NIFAS 2 JAM
C. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan : Ibu mengatakan baru selesai melahirkan.
2. Pola ibu sehari-hari :
164
konsistensi Kuning
warna
2-3 jam 2 jam
3. pola istirahat dan tidur 8 jam 2 jam 4 jam
a. siang 4 jam
b. malam
2x sehari 3x sehari
4. personal hygiene 2x sehari 3x sehari 3x sehari
a. mandi 1x sehari 3x sehari 1x sehari
b. gosok gigi - 1x sehari -
c. keramas 2x sehari - 2x sehari
d. perawatan payudara 2x sehari
e. perawatan vulva Ibu rumah Ibu rumah
tangga Ibu rumah tangga
5. pola aktifitas tangga
- -
6. pola seksual -
D. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : stabil
d. Tanda vital
- TD : 110/80 mmhg
- Nadi : 80x/mnt
- Suhu : 370C
- Pernapasan : 25x/mnt
e. TB : 150 cm
f. BB : sebelum hamil 48 kg, BB
sekarang 60 kg.
g. LLA : 26,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesochepal,tidak ada
massa.
Rambut : lurus,panjang,hitam,tidak
ada
ketombe.
165
Mata : simetris,sklera
putih,konjungtiva
secret.
sariawan,gusi tidak
berdarah.
gendang telinga.
parotis,tiroid,vena
jugularis,limfe.
166
Ekstremitas Atas : simetris,reflek aktif,tidak
ada odema,jari-jari
lengkap.
Bawah : simetris,reflek aktif,tidak
ada oedema jari-jari
lengkap.
Jahitan dalam : 5C
Jahitan luar :-
167
Kala II :-
Kala III : 200 cc
Kala IV : 150 cc
Total : 350 cc
Lama persalinan
Kala I : 14 jam
Kala II : 15 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV :-
Tindakan lain : tidak ada
4. Assesment
Intrepretasi data dasar, masalah dan kebutuhan
Dx : Ny. M P1A0 post partum 2
jam normal.
Ds :
- Ibu mengatakan ini
persalinan yang pertama
- Ibu mengatakan
berumur 27 tahun
- Ibu mengatakan
persalinan telah selesai
2 jam yang lalu
- Ibu mengatakan nyeri di
sekitar klitoris
Do :
- KU baik
- Kesadaran
composmentis
- TD: 110/80 mmhg
- Nadi: 80x/mnt
- Suhu: 370C
- RR:25x/mnt
Masalah : tidak ada
Mandiri :
168
- Pemberian obat Asam
Mefenamat
- Amoxicillin
- Vit A.
Kolaborasi : tidak ada
Merujuk : tidak ada
III. PLANNING
1. Intervensi
Tanggal : 19-08-2016
Pukul : 16.50 WIT.
169
ikatan. Beberapa budaya seperti Hispanic, Navajo, Filipino,
Vietnam menolak pemberian ASI sampai aliran ASI.
2. Implementasi
Tanggal : 19-08-2016
Pukul : 16.50 WIT
170
e. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas apabila muncul
tanda-tanda keluar darah bau busuk,segera meminta ibu datang
kepelayanan kesehatan.
f. Memberikan informasi tentang KB,manfaat KB seperti Kb
suntik,pil,dll.
IV. Evaluasi
Tanggal : 19-08-2016
Pukul : 17.00 WIT
a. Ibu sudah mengetahui kondisinya dan bayinya saat ini.
b. Ibu sudah mengerti cara menyusui yang benar.
c. Ibu sudah mengerti tentang fisiologi masa nifas.
d. KU : baik
Kesadaran : composmentis
N : 80x/mnt
S : 370C
TD : 110/80 mmhg
e. Ibu sudah paham tentang tanda bahaya nifas.
f. Ibu mengatakan sudah mengerti dan akan mendiskusikan KB
bersama suaminya.
171
A. Pengkajian Asuhan Nifas 6 Hari
C. DATA SUBYEKTIF
3. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Pola ibu sehari-hari :
172
a. siang
b. malam
2x sehari 3x sehari 3x sehari
4. personal hygiene 2x sehari 3x sehari 3x sehari
a. mandi 1x sehari 1x sehari 1x sehari
b. gosok gigi - - -
c. keramas 2x sehari 2x sehari 2x sehari
d. perawatan payudara
e. perawatan vulva Ibu rumah Ibu rumah Ibu rumah
tangga tangga tangga
5. pola aktifitas
- - -
6. pola seksual
D. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : stabil
d. Tanda vital
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 360C
Pernapasan : 24x/mnt
e. TB : 150 cm
f. BB : sebelum hamil 48 kg, BB
sekarang 60 kg.
g. LLA : 26,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesochepal,tidak ada
massa.
Rambut : lurus,panjang,hitam,tidak
ada
ketombe.
173
Mata : simetris,sklera
putih,konjungtiva
secret.
sariawan,gusi tidak
berdarah.
gendang telinga.
parotis,tiroid,vena
jugularis,limfe.
174
Ekstremitas Atas : simetris,reflek aktif,tidak
ada odema,jari-jari
lengkap.
Bawah : simetris,reflek aktif,tidak
ada oedema jari-jari
lengkap.
Jahitan dalam : 5C
Jahitan luar :-
175
Dx : Ny. M P1A0 post partum 6
hari normal.
Ds :
- Ibu mengatakan ini
persalinan yang pertama
- Ibu mengatakan
berumur 27 tahun
- Ibu mengatakan
persalinan telah selesai
6 hari yang lalu
Do :
- KU baik
- Kesadaran
composmentis
- TD: 120/80 mmhg
- Nadi: 87x/mnt
- RR:24x/mnt
Mandiri :
- Pemberian obat Asam
Mefenamat
- Amoxicillin
- Vit A.
Kolaborasi : tidak ada
Merujuk : tidak ada
VII. PLANNING
1. Intervensi
Tanggal : 25 agustus 2016
Pukul : 10.15 WIT.
a. Beritahu ibu kondisi ibu dan bayinya,
176
R/ Mengidentifikasi area masalah/ kebutuhan yang memerlukan
informasi tambahan dan/ atau demonstrasi aktifitas keperawatan.
Juga membantu orang tua mengenali fariasi normal, dan dapat
menurunkan ansietas serta membantu mencegah penyebaran infeksi
ke bayi baru lahir.
177
ikatan. Beberapa budaya seperti Hispanic, Navajo, Filipino,
Vietnam menolak pemberian ASI sampai aliran ASI.
2. Implementasi
Tanggal : 25 Agustus 2016
Pukul : 10.15 WIT
a. Memberitahu ibu keadaan ibu dan bayinya saat ini : TD : ibu
120/80 MmHg, N: 87x / mnt, RR : 24x/menit, S: 36 0 C.
Kontraksinya baik serta keadaaan bayi baik yaitu BB/PB: 3300
kg/51 cm,warna kulit merah muda, tidak ada penyulit pada saat
bernafas.
b. Memberitahu ibu KIE fisiologi masa nifas
Ukuran uterus akan mengecil kembali dalam waktu 2 minggu.
Dari vagina akan mengeluarkan lochea :
c. Lochea rubra (dasah segar sisa plasenta) 1- 4 hari postpartum.
d. Lochea sanguelenta (kuning lendir darah) 4 7 hari postpartum.
e. Lochea serosa (kuning tidak berdarah) 7 14 hari postpartum.
f. Lochea alba (cairan putih) 2 - 6 minggu postpartum.
g. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar:
Badan bayi tegak lurus,seluruh tubuh bayi menempel pada perut
ibu,oleskan ASI pada areola rangsang mulut bayi terbuka dengan
menyentuhkan puting susu pada bibir bayi sete;ah bayi menyusu
puas sendawakan bayi dengan meletakkan bayi di pundak ibu dan
menepuk pelan-pelan pundak bayi.
h. Melakukan observasi KU,TD,N,R,S,kontraksi uterus,lochea.
Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas apabila muncul
tanda-tanda keluar darah bau busuk,segera meminta ibu datang
kepelayanan kesehatan.
Memberikan informasi tentang KB,manfaat KB seperti Kb
suntik,pil,dll.
178
i. Lakukan perawatan luka perineum pada saat mandi, setelah buang
air kecil, dan setelah buang air besar.
VIII. Evaluasi
Tanggal : 25-Agustus-2016
Pukul : 11.00 WIT
g. Ibu sudah mengetahui kondisinya dan bayinya saat ini.
h. Ibu sudah mengerti cara menyusui yang benar.
i. Ibu sudah mengerti tentang fisiologi masa nifas.
j. KU : baik
Kesadaran : composmentis
N : 87x/mnt
S : 360C
TD : 120/80 mmhg
k. Ibu sudah paham tentang tanda bahaya nifas.
l. Ibu mengatakan sudah mengerti dan akan mendiskusikan KB
bersama suaminya.
179
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BY. NY. M P1 A0
Orang Tua
Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga
2. Status kesehatan
a. Penyakit selama kehamilan :
- Perdarahan :-
- Preeklampsia :-
- Eklampsia :-
- Penyakit kelamin :-
- Lain lain : Demam, batuk dan flu
b. Kebiasaan waktu hamil :
- Makanan / Diet : nasi, sayur, dll.
- Obat-obatan / jamu :-
- Merokok / alkohol :-
- Lain-lain : minum air kelapa muda
c. Riwayat persalinan sekarang
1) Lahir tgl : 19-08-2016 Jam : 13.40 WIT
2) Jenis persalinan : Normal/spontan
180
3) Penolong persalinan : Bidan di RSUD Kabupaten Sorong
4) Lama persalinan
- Kala I : 14 jam
- Kala II : 15 menit
- Kala III : 15 menit
- Kala IV :-
5) Ketuban pecah : Spontan, warna : putih keruh
6) Komplikasi persalinan:
- Ibu :-
- Bayi :-
7) Keadaan saat lahir:
Nilai APGAR
181
C. Data Ojektif
1. Pemeriksaan umum
a. Suhu : 36,60c
b. Pernapasan : 43x/mnt
c. Nadi : 128x/mnt
d. Berat badan : 3300 gram
e. Panjang badan : 51 cm
f. Lingkar kepala : 31 cm
g. Lingkar dada : 31 cm
h. Warna kulit : merah muda
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
- Ubun-ubun : teraba lunak dan berdenyut
- Molase : normal dan tidak ada kelainan
- Caput succaedeneum : normal dan tidak ada kelainan
- Cepal haematom : normal dan tidak ada kelainan
- Kelainan yang lain : normal dan tidak ada kelainan
b. Telinga
- Bentuk : simetris/sejajar dengan kuantus mata
- Daun telinga : normal dan tidak ada kelainan
- Lubang telinga : ada
- Pengeluaran :-
c. Mata
Inspeksi : simetris, tidak ada pus, tidak ada
perdarahan pada kornea, kelopak sudah
terbuka, reflek pupil (+), reflek mengedip
(+).
d. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
e. Mulut
Inspeksi : tidak pucat, bibir dan palatum normal,
tidak sumbing, reflek rooting (+), reflek
sucking (+), reflek swaluing (+).
f. Leher
182
Inspeksi : tidak ada pembengkakan dan gumpalan,
reflek tonic neck (+).
g. Dada
Inspeksi : bentuk simetris, puting susu menonjol,
tidak ada kelainan bunyi nafas dan
jantung.
h. Abdomen
- Bentuk : simetris
- Penonjolan tali pusat : normal dan tidak ada kelainan
- Keadaan tali pusat : masih basah
- Perdarahan tali pusat : normal dan tidak ada kelainan
- Lembek : normal dan tidak ada kelainan
- Benjolan : normal dan tidak ada kelainan
- Pembesaran : normal dan tidak ada kelainan
j. Kelamin
- Perempuan
Inspeksi : labia mayora menutupi labia minora,
terdapat lubang vagina.
m. Kulit
- Verniks : normal dan tidak ada kelainan
- Warna : kemerahan
- Pembengkakan : normal dan tidak ada kelainan
- Bercak hitam : normal dan tidak ada kelainan
- Tanda lahir : normal dan tidak ada kelainan
183
- Lanugo : normal dan tidak ada kelainan
4. Eliminasi miksi :-
D. Assesment
1. Identifikasi diagnosa/masalah aktual
a. Dx : By. Ny. M dengan bayi
baru lahir normal cukup bulan sesuai
umur kehamilan.
Dasar subyektif : - ibu mengatakan bayinya lahir tanggal
19-08-2016, pukul 13.40 wit.
- Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu.
- Ibu mengatakan bayinya langsung
menangis pada saat lahir.
- Ibu mengatakan bayinya belum BAB.
- Ibu mengatakan bayinya sudah BAK.
Dasar obyektif : - Keadaan umum bayi baik
- Tanda vital :
- Nadi :
128x/mnt.
- Respirasi : 43x/mnt.
- Suhu : 36.60C.
- Berat badan :3300
gram
b. Masalah : tidak ada
184
c. Kebutuhan : tidak ada
E. Planning
1. Intervensi Jam : 15.45 wit
185
mengenali fariasi normal, dan dapat menurunkan ansietas serta
membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.
186
pandangan bayi, menrunkan kemampuan bayi untuk berinteraksi
dengan orang tua. Menurunkan resiko bayi baru lahir mengalami
hepatitis B atau menjadi kanker kronis.
2. Implementasi
Tanggal : 19-08-2016
Jam : 16.00 wit
Tempat : Puskesmas Mariat
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
a. Menjelaskan pada ibu bahwa pkeadaan bayinya baik, BB: 3300 gram,
PB: 51 cm, LK: 31 cm, LD: 31 cm.
b. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan cara
membungkus dengan kain, mengganti popok bayi setiap kali BAB dan
BAK.
c. Memberitahu ibu tentang teknik menyusui yang benar yaitu
mendekatkan bayi ke payudara ibu sambil kepala bayi disokong oleh
tangan ibu jari dan keempat jari, lalu masukkan ke dalam mulut bayi,
dimana mulut bayi harus menutupi areola. Biarkan bayi menyusu
sesukanya hingga bayi merasa kenyang, kemudian menekan payudara
dengan lembut setelah menyusui hingga aliran udara dapat masuk
melalui mulutnya sehingga bayi melepaskan hisapan dari puting susu.
d. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin,
apabila bayi tidur ibu bisa membangunkan bayi di tempat tidur.
e. Menjelaskan pada ibu cara merawat tali pusat bayi yaitu pada
saat mandi sabuni tali pusat bayi kemudian dikeringkan, jangan
biarkan tali pusat basah karena akan menyebabkan infeksi, tali pusat
tidak boleh diberikan ramuan atau obat apapun.
f. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi :
- Warna kulit biru
- Latargi (bayi tidur terus menerus tanpa bangun untuk menyusu).
- Hipotermi/hipertermi.
- Bayi sulit untuk menyusu/refleks hisap lemah.
- Kesulitan bernafas
- Tangisan melengking
- Gangguan gastrointestinal, yaitu tidak bertinja selama 3 hari
pertama, tinja hijau tua, berdarah, dan berlendir.
187
g. Menganjurkan ibu agar tiap bulan datang ke Posyandu untuk
imunisasi pada bayinya atau sesuai jadwal yang telah ditentukan.
h. Memberikan salep mata antibiotik profilaksis, bayi mendapatkan salep
mata antibiotik profilaksis dan HB-0 segera setelah kelahiran bayi.
3. Evaluasi
Hari/tanggal : 19-08-2016
Jam : 16.10 wit
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
a. Ibu mengetahui keadaan bayinya.
b. Ibu bersedia tetap menjaga kehangatan bayinya.
c. Ibu mengerti cara mmelakukan teknik menyusui yang benar.
d. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin.
e. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat bayinya, yaitu perawatan bersih
dan kering.
f. Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi dengan menyebutkan tanda-
tanda yang telah di beritahukan.
g. Ibu bersedia datang ke posyandu/puskesmas untuk mendaptkan
imunisasi bayinya.
188
A. Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) 6 Hari
Tgl Kunjungan : 25 agustus 2016
Nama Pengkaji : Nur Asmayani Asnur
Jam Pengkaji : 10.00 WIT
B. Data Subyektif
1. Identitas
Nama bayi : By. Ny. M
Tanggal lahir : 19-08-2016
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 3300
Panjang badan : 51 cm
Jenis persalinan : Spontan
Orang Tua
Nama : Ny. M Tn.K
Umur : 27 Tahun 29 Tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Bugis/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jl. Kenanga Jl. Kenanga
2. Status kesehatan
a. Penyakit selama kehamilan :
- Perdarahan :-
- Preeklampsia :-
- Eklampsia :-
- Penyakit kelamin :-
- Lain lain : Demam, batuk dan flu
-
b. Kebiasaan waktu hamil :
- Makanan / Diet : nasi, sayur, dll.
- Obat-obatan / jamu :-
- Merokok / alkohol :-
- Lain-lain : minum air kelapa muda
c. Riwayat persalinan sekarang
1) Lahir tgl : 19-08-2016 Jam : 13.40 WIT
2) Jenis persalinan : Normal/spontan
3) Penolong persalinan : Bidan dan Mahasiswa
4) Lama persalinan
- Kala I : 14 jam
189
- Kala II : 15 menit
- Kala III : 15 menit
- Kala IV :-
5) Ketuban pecah : Spontan, warna : putih keruh
6) Komplikasi persalinan:
- Ibu :-
- Bayi :-
7) Keadaan saat lahir:
Nilai APGAR
C. Data Ojektif
1. Pemeriksaan umum
190
a. Suhu : 36,60c
b. Pernapasan : 43x/mnt
c. Nadi : 128x/mnt
d. Berat badan : 3300 gram
e. Panjang badan : 51 cm
f. Lingkar kepala : 31 cm
g. Lingkar dada : 31 cm
h. Warna kulit : merah muda
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
- Ubun-ubun : teraba lunak dan berdenyut
- Molase : normal dan tidak ada kelainan
- Caput succaedeneum : normal dan tidak ada kelainan
- Cepal haematom : normal dan tidak ada kelainan
- Kelainan yang lain : normal dan tidak ada kelainan
b. Telinga
- Bentuk : simetris/sejajar dengan kuantus mata
- Daun telinga : normal dan tidak ada kelainan
- Lubang telinga : ada
- Pengeluaran :-
c. Mata
Inspeksi : simetris, tidak ada pus, tidak ada
perdarahan pada kornea, kelopak sudah
terbuka, reflek pupil (+), reflek mengedip
(+).
d. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
e. Mulut
Inspeksi : tidak pucat, bibir dan palatum normal,
tidak sumbing, reflek rooting (+), reflek
sucking (+), reflek swaluing (+).
f. Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan dan gumpalan,
reflek tonic neck (+).
g. Dada
191
Inspeksi : bentuk simetris, puting susu menonjol,
tidak ada kelainan bunyi nafas dan
jantung.
h. Abdomen
- Bentuk : simetris
- Penonjolan tali pusat : normal dan tidak ada kelainan
- Keadaan tali pusat : masih basah
- Perdarahan tali pusat : normal dan tidak ada kelainan
- Lembek : normal dan tidak ada kelainan
- Benjolan : normal dan tidak ada kelainan
- Pembesaran : normal dan tidak ada kelainan
i. Bahu, tangan dan lengan
- Gerakan : normal dan tidak ada kelainan
- Jumlah jari : jari tangan lengkap, reflek grasping (+).
j. Kelamin
- Perempuan
Inspeksi : labia mayora menutupi labia minora,
terdapat lubang vagina.
m. Kulit
- Verniks : normal dan tidak ada kelainan
- Warna : kemerahan
- Pembengkakan : normal dan tidak ada kelainan
- Bercak hitam : normal dan tidak ada kelainan
- Tanda lahir : normal dan tidak ada kelainan
- Lanugo : normal dan tidak ada kelainan
192
- Sucking : normal dan tidak ada kelainan
- Babinski : normal dan tidak ada kelainan
- Walking : normal dan tidak ada kelainan
- Galant :-
4. Eliminasi miksi :-
D. Assesment
1. Identifikasi diagnosa/masalah aktual
a. Dx : By. Ny. M dengan bayi
baru lahir normal cukup bulan sesuai
umur kehamilan.
Dasar subyektif : - ibu mengatakan bayinya lahir tanggal
19-08-2016, pukul 13.40 wit.
- Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu.
- Ibu mengatakan bayinya langsung
menangis pada saat lahir.
- Ibu mengatakan bayinya belum BAB.
- Ibu mengatakan bayinya sudah BAK.
Dasar obyektif : - Keadaan umum bayi baik
- Tanda vital :
- Nadi :
128x/mnt.
- Respirasi : 43x/mnt.
- Suhu : 36.60C.
- Berat badan :3300
gram
b. Masalah : tidak ada
c. Kebutuhan : tidak ada
193
Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Anthopometri
BB : 3300 gram
PB : 51 cm
LK : 31 cm
LD : 31 cm
E. Planning
1. Intervensi
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
Tujuan : setelah di lakukan asuhan kebidanan di
harapkan keadaan bayi tetap dalam
keadaan baik.
a. Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayinya.
R/ menghilangkan ansiets orang tua berkenaan dengan kondisi bayi
mereka. Membantu orang tua memahami rasional intervensi pada
periode awal bayi baru lahir. Mengidentifikasi area masalah/
kebutuhan yang memerlukan informasi tambahan dan/ atau
demonstrasi aktifitas keperawatan. Juga membantu orang tua
mengenali fariasi normal, dan dapat menurunkan ansietas serta
membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.
194
tubuh, bayi dapat mengalami kehilangan panas dramatik dari
kelembaban kepala tidak tertutup). Mencegah kehilangan panas
melalui konduksi dimana panas dipindahkan dari bayi baru lahir ke
objek atau permukaan yang lebih dingin dari pada bayi. Digendong
erat dekat tubuh orang tua dan kontak kulit dengan kulit menurunkan
kehilangan panas bayi baru lahir.
2. Implementasi
Tanggal : 25 agustus 2016
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
a. Menjelaskan pada ibu bahwa pkeadaan bayinya baik, BB: 3300 gram,
PB: 51 cm, LK: 31 cm, LD: 31 cm.
195
b. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan cara
membungkus dengan kain, mengganti popok bayi setiap kali BAB dan
BAK.
c. Memberitahu ibu tentang teknik menyusui yang benar yaitu
mendekatkan bayi ke payudara ibu sambil kepala bayi disokong oleh
tangan ibu jari dan keempat jari, lalu masukkan ke dalam mulut bayi,
dimana mulut bayi harus menutupi areola. Biarkan bayi menyusu
sesukanya hingga bayi merasa kenyang, kemudian menekan payudara
dengan lembut setelah menyusui hingga aliran udara dapat masuk
melalui mulutnya sehingga bayi melepaskan hisapan dari puting susu.
d. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin,
apabila bayi tidur ibu bisa membangunkan bayi di tempat tidur.
e. Menjelaskan pada ibu cara merawat tali pusat bayi yaitu pada
saat mandi sabuni tali pusat bayi kemudian dikeringkan, jangan
biarkan tali pusat basah karena akan menyebabkan infeksi, tali pusat
tidak boleh diberikan ramuan atau obat apapun.
f. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi :
- Warna kulit biru
- Latargi (bayi tidur terus menerus tanpa bangun untuk menyusu).
- Hipotermi/hipertermi.
- Bayi sulit untuk menyusu/refleks hisap lemah.
- Kesulitan bernafas
- Tangisan melengking
- Gangguan gastrointestinal, yaitu tidak bertinja selama 3 hari
pertama, tinja hijau tua, berdarah, dan berlendir.
g. Menganjurkan ibu agar tiap bulan datang ke Posyandu untuk
imunisasi pada bayinya atau sesuai jadwal yang telah ditentukan.
h. Memberikan salep mata antibiotik profilaksis, bayi mendapatkan salep
mata antibiotik profilaksis dan HB-0 segera setelah kelahiran bayi.
3. Evaluasi
Hari/tanggal : 19-08-2016
Dx : By. Ny. M dengan bayi baru lahir
normal.
a. Ibu mengetahui keadaan bayinya.
b. Ibu bersedia tetap menjaga kehangatan bayinya.
c. Ibu mengerti cara mmelakukan teknik menyusui yang benar.
196
d. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin.
e. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat bayinya, yaitu perawatan bersih
dan kering.
f. Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi dengan menyebutkan tanda-
tanda yang telah di beritahukan.
g. Ibu bersedia datang ke posyandu/puskesmas untuk mendaptkan
imunisasi bayinya.
197
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
PADA NY. M
A. Pengkajian
C. Data Subjektif
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 25 tahun. Dengan suami
sekarang 2 tahun
198
3. Riwayat Menstruasi
Manarche umur 12 tahun. Siklus 28 hari. Teratur/tidak.
Dismenorroe : ya/tidak. Banyaknya 2-3 kali ganti pembalut.
HPHT : - HPL : -
6. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita
ibu menatakan tidak pernah menderita penyakit sistemik seperti DBD,
Malaria, dll.
199
b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga
ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit yang sistemik.
c. riwayat penyakit sekarang
ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sistemik saat ini
e. Personal Hygene
Kebiasaan mandi : 2-3 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : setiap setelah buang air
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : 2-3 kali/hari
200
8. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Pengetahuan ibu tentang alat kontrsepsi
b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang
D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 MmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 36 oC
c. Berat Badan : Sebelum hamil 43 kg. BB 55 sekarang kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 25 cm
d. Kepala dan leher
Edema Wajah : Tidak terdapat edema wajah
Cloasma gravidarum : tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Konjugtiva : Merah
Sclera : Putih bersih
Penglihatan : Normal
Telinga : Simetris dan bersih tidak ada secret
Mulut : Bersih, simetris, ada caries gigi, gigi tidak
berlubang, dan gusi tidak berdarah
Leher :KGB : Tidak terjadi pembesaran
Kelenjar tiroid : Tidak terjadi pembesaran
Vena jugularis : Tidak terjadi pembesaran
Dada :Tidak dilakukan pemeriksaan
Mamae :Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Abdomen
Bentuk : Simetris.
Bekas Luka : tidak ada bekas luka atau bekas oprasi.
201
e. Ekstremitas
Atas : Edema : Tidak ditemukan Edema pada ekstremitas
atas
Varices : Tidak ada varices pada ekstremitas atas
Bawah : Edema : Tidak ditemukan edema pada ekstremitas
bawah
Varices : tidak ada varices pada ekstremitas bawah
Reflek patella : (+/+) Kanan/Kiri
f. Genitalia Luar (Tidak dilakukan pemeriksaan)
Tanda chadwick :-
Varices :-
Bekas Luka :-
Kelenjar bartholini :-
Pengeluaran :-
h. Anus (Tidak dilakukan pemeriksaan)
Hemoroid :-
2. Pemeriksaan Penunjang :
-
202
pernafasan : 22 x/menit,
Nadi :80 x/menit
Suhu : 36 oC
4. BB : 55 Kg
Masalah : -
Kebutuhan : -
3.5 Intervensi
Kriteria hasil:
Kesadaran : composmentis
Intervensi :
203
R/ Merupakan langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan
komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai
pemahaman materi KIE yang optimal (Sulistyawati, 2013).
2. Jelaskan kembali pada ibu/klien tentang keuntungan, kerugian, dan efek
samping kb suntik 3 bulan.
R/ Penjelasan kembali untuk meyakinkan pasien dengan kb yang akan
digunakan.
3. Persiapkan alat, obat, dan pasien untuk melakukan suntik kb 3 bulan.
R/ Persiapan peralatan dan pasien dengan posisi yang nyaman akan
memudahkan melakukan tindakan.
4. Lakukan suntik kb 3 bulan pada ibu/klien.
R/ Suntik 3 bulan merupakan metode yang diberikan secara intramuscular
setiap 3 bulan (Nina Siti Mulyani, 2013 )
5. Jelaskan pada ibu untuk kembali 3 bulan lagi atau pada tanggal yang telah
ditentukan untuk mendapatkan suntikan kembali.
R/ Kegagalan yang terjadi pada umumnya dikarenakan oleh
ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada jadwal yang telah ditetapkan
(Baziad, 2002).
3.6 Implementasi
204
Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause
b. Kerugian
Sering ditemukan gangguan haid seperti :
- Siklus haid yang memanjang / memendek
- Perdarahan yang banyak / sedikit
- Perdarahan tidak teratur / perdarahan bercak (spotting)
- Tidak haid sama sekali
- Sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan) tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
sebelum suntikan berikut
Permasalahan BB
Terlambatnya kesuburan setelah penghentian pemakaian
c. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping KB suntik yang biasa
terjadi, antara lain :
Amenore (tidak terjadi perdarahan / tidak haid)
Perdarahan / perdarahan bercak (spoting)
Meningkatnya / menurunnya BB
Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai :
Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala KET
Timbulnya abses / perdarahan tempat injeksi
Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat / kaburnya
penglihatan
Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid / 2x lebih
banyak dalam 1 periode masa haid
3. Mempersiapkan peralatan, obat dan pasien
a. Peralatan
Spuit 3 cc
Nidlle
Kapas alcohol
Bengkok
b. Obat
Obat KB (Depo progestin)
c. Pasien
Anjurkan pasien untuk mengambil posisi yang nyaman, yaitu
berbaring dalam posisi tengkurap.
4. Melakukan tindakan, yaitu member suntikan KB depo progestin
secara IM dalam dosis 3 cc, pada 1/3 bokong atas sebelah kiri/kanan.
205
5. Anjurkan pada ibu untuk kembali 3 bulan lagi pada tanggal yang telah
ditentukan untuk mendapatkan suntikan kembali (21 Januari 2017).
3.7 Evaluasi
Tanggal : 15 September 2016
Jam : 10.20 wit
S : Ibu telah mengerti dengan semua penjelasan petugas dan
dapat menjelaskannya kembali dengan baik.
O : - KU ibu baik
- Ibu telah disuntik kb 3 bulan secara IM
- Area penyuntikan tidak terjadi hematom dan perdarahan
A : Ny. M Akseptor KB Suntik 3 Bulan
P : Anjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal 13
Desember 2016.
206
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH
A. Identifiasi Masalah
B. Pembahasan Masalah
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada
pada Ny. M penulis menemukan persamaan dan tidak menemukan
kesenjangan antara konsep teori dengan kenyataan dilapangan.
1. Kehamilan
Penulis tidak menemukan kesulitan dalam mengumpulkan data
subjektif karena sikap kooperatif dari Ny. M dan keluarga. Dari data
subjektif pada Ny. M, penulis tidak menemukan adanya keluhan yang
berarti. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diperoleh melalui
anamnesis ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama dan tidak
pernah mengalami keguguran. Data mengenai diimunisasi TT sebanyak 2
kali. Pemberian imunisai TT sesuai dengan teori dari Pusdiknakes (2003)
Pada pemeriksaan kehamilan, ibu hamil akan mendapat imunisasi TT
setelah dinyatakan hamil, umumnya jarak pemberian imunisasi pertama
dengan imunisasi kedua adalah 1 bulan sehingga efektivitasnya tinggi.
Selanjutnya pada pemeriksaan payudara diperoleh data bahwa
kolostrum pasien sudah keluar. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Arif (2006) pada masa kehamilan payudara menjadi tegang
dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menghitam
207
karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum pada kehamilan
lebih 12 minggu.
Berdasarkan data subjektif data objektif dapat diambil
kesimpulan bahwa Ny. M usia 25 tahun G1P0A0 hamil 12-40 minggu
fisiologis. Dalam melaksanakan pengkajian terhadap Ny. M penulis tidak
menemukan terjadinya masalah potensial sehingga dapat menentukan
perencanaan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
2. Persalinan
Data yang diperoleh berupa ibu merasa mules-mules sebagai
tanda kelahiran. Hal ini sesuai dengan Handaya (2008) sebagai salah satu
tanda persalinan tiba adalah adanya rasa mules-mules yang sering,
teratur dan keluar lendir darah adanya his yang datang leih kuat,
sering dan teratur dan juga keluar lendir yang bercampur darah ( show)
yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Nifas
Menurut Depkes RI (2004:1-2) subjektif yaitu suatu informasi
yang diceritakan oleh ibu tentang apa yang dirasakannya, apa yang
sedang dialaminya dan apa yang telah dialaminya. Data subjektif juga
meliputi informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga
tentang status klien. Data subjektif dikumpulkan dengan cara berbicara
dengan ibu mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi ibu,
mengamati tingkah laku ibu apakah ibu terlihat sakit, nyaman atau
terganggu (kesakitan).
Hal ini telah sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan oleh
penulis dalam mengumpulkan data subjektif. Dalam kasus ini yaitu
asuhan nifas normal pada Ny. M, data subjektif yang diperoleh penulis
sudah lengkap dan penulis tidak mengalami hambatan dalam
pengumpulan data, hal yang terjadi adalah fisiologis dan kenyataan ini
telah sesuai dengan teori pada asuhan nifas normal yang dikemukakan
oleh Saifuddin (2002:124) yang mengemukakan bahwa dalam
208
pengambilan data subjektif yaitu dengan cara anamnesis yang meliputi :
Riwayat Ibu, Riwayat Sosial-Ekonomi : Respon ibu dan keluarga
terhadap bayi, kebiasaan minum, merokok, dan menggunakan obat. Dan
Riwayat Bayi
209
5. KB
Menurut UU no.10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan. Atau juga kb adalah suatu tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mengatur diameter interval kelahiran dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
Pengertian Kontasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra dan
konsepsi ,kontra yang artinya mencegah / menghalangi dan konsepsi
yaitu pertemuan antara seltelur yang matang dengan sel seperma .jadi
kontrasepsi dapat di artikan sebabagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebgai akibat pertemuan sel telur dan sel seperma.
Kontrassepsi dapat menggunakan berbgai macam cara, baik dengan
menggunakan hormone,alat ataupun melalui prosedur oprasi.
Tujuan kb itu sendiri untuk Mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera, menurunkan tingkat atau kematian ibu, bayi dan
anak, serta masalah kesehatan reproduksi yang berkualitas.
210
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada Ny. M, penulis dapat
mengetahui pelaksanaan Asuhan Kebidanan dengan kesimpulan bahwa
dalam pelaksanakan asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny. M tidak
menemukan perbedaan. Kesimpulan dari tiap langkah asuhan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
B. Saran
211
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada pada Ny. M maka pada
kesempatan ini penulis merasa perlu untuk memberikan beberapa saran antara
lain :
1. Klien
Disarankan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan,
bersalin dan melakukan pemeriksaan masa nifas, bayi baru lahir serta
melakukan KB ke tenaga kesehatan.
2. Instansi Pelayanan
Instansi pelayanan disarankan meningkatkan pelayanan kesehatan
melalui evaluasi dalam meningkatkan pelayanan kebidanan yang
terorganisir mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap
asuhan kehamilan khususnya ibu hamil sehingga komplikasi-komplikasi
dapat dicegah sedini mungkin.
3. Institusi Pendidikan
Instansi pendidikan disarankan meningkatkan sarana kepustakaan
sebagai wacana kreatifitas baca dan agar mahasiswa dapat mudah
memperoleh referensi.
4. Penulis
Sebagai calon tenaga kesehatan, maka mahasiswa disarankan untuk
dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar praktik
kebidanan, standar kompetensi bidan dan sesuai dengan kaidah yang
berlaku.
212